BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1.
Sejarah Singkat Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera
Utara. Departemen Perindustrian dan Perdagangan sebelumnya merupakan Departemen terpisah dan memiliki kantor sendiri. Departemen Perindustrian bergabung dengan Departemen Perdagangan pada tahun 1955 merupakan keputusan Presiden Republik Indonesia. Sejarah berdirinya Kantor Perdagangan yaitu pada tahun 1963. Pada tahun 1963 Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Provinsi Sumatera Utara disebut dengan Perdagangan Dalam Negri Sumatera Utara yang didalamnya menyangkut : a. Yayasan Lembaga Jaminan Kredit Cabang Medan b. Jawatan Pusat Penerimaan Cabang Medan c. Yayasan Harga Pokok Indonesia Cabang Medan d. Infeksi Harga Pokok I Provinsi Sumatera Utara e. Yayasan Lembaga Tembakau Indonesia Cabang Medan Inspikasi Perdagangan Dalam Negeri pada saat itu dipimpin oleh Abul Malik Mirza, pada tahun 1965 Lembaga Yayasan yang dibawah naungan inspikasi Perdagangan Luar Negeri ini dipimpin oleh Soenkono Sampar sampai bulan Oktober 1969. Pada Oktober 1969 trsebut Perwakilan Urusan Perdagangan Luar Negeri menjadi Kantor Perwakilan Departemen Perdagangan Provinsi Sumatera Utara yang pada saat itu dipimpin oleh Drs.Muchtar sampai bulan Februari tahun 1975.
30
Universitas Sumatera Utara
Pada bulan Februari tahun 1975 Drs. Muchtar diganti dengan Drs. Asyari Darus dan Kantor tersebut berganti nama menjadi Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Provinsi Sumatera Utara ( Kantor Wilayah Departemen Pendustrian Dan Perdagangan ) dan pada tahun 1978 Kabinet Pembanguan III Departeman Perdagangan bergabung dengan Koperasi sehingga menjadi Departeman Perdagangan dan Koperasi Provinsi Sumatera Utara yang dikepalai oleh A.D.Matondang,SH. Dan pada kabinet Pembanguna IV tahun 1981 Departeman Perdagangan dan Koperasi Provinsi Sumatera Utara dipisah menjadi seperti semula dan pada bulan September diganti oleh Drs. Kushadi Kusdinar. Pada bulan Juni 1983 Drs. Kushadi Kusdinar berakhir jabatannya dan diganti oleh Drs. Donnie Djatnika sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Provinsi Sumatera Utara dan setelah itu pada bulan Desember 1987 diganti oleh Drs. Moehammad Guenawan. Beliau menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan Provinsi Sumatera Utara hingga pension pada tanggal 13 Juni 1990, selanjutnya jabatan tersebut dipegang oleh Drs. Iwan Purnama hingga 1996. Departemen Perdagangan dan Departemen Perindustrian digabung menjadi satu yang dipimpin oleh Drs. Kanrad Purba sebagai pejabat sementara hingga Juni 1996. Pada tanggal 29 Juli 1996 dilantik Drs. Iskandar Sabirin sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Perdagangan dan Departemen Perindustrian Provinsi Sumatera Utara dan pada Juni 2000 Drs. Iskandar Sabirin diganti oleh Ir. Himanuddin Nasution
sampai pada akhirnya beliau meninggal dunia dan
digantikan Drs. T. Azwar Aziz, dan Instansi Kanwil Departemen Perdagangan dan Departemen Perindustrian Provinsi Sumatera Utara berdasarkan keputusan
31
Universitas Sumatera Utara
Gubernur Sumatera Utara NO.020.256.K tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 yang dipimpin oleh Kepala Dinas yaitu Drs. T. Azwar Aziz dan Wakil Kepala Dinas Drs. T. Zulkarnaen Damanik,MM sampai pada tanggal 28 Oktober 2005 Wakil Kepala Dinas dilantik menjadi Bupati Simalungun. Tanggal 2 Mei 2006 Wakil Kepala Dinas diganti oleh Rommel Sembiring, MSc yang sebelumnya sebagai Kepala Subdis Bina Perdagangan Dalam Negeri. Pada tanggal 2 Februari 2007 terjadi mutasi Kepala Dinas diganti oleh Drs.H.Mohd.Hasbi Nasution
yang
sebelumnya bertugas sebagai Kepala Biro Sosial Setdapropsu. III.2. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara. Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara memakai struktur organisai garis, dikatakan garis karena dalam organisasi terseebut wewenang dan tanggung jawab berada dalam satu garis lurus Setiap struktur organisasi menunjukkan kerangka dasar dari pelaksanaan badan usaha berupa cara bagaimana pencapaian tujuan organisasi, wewenang, tanggung jawab, pembagian tugas yang efisien, hubungan antara fungsi-fungsi dan sebagainya. Dengan adanya bagan struktur prganisasi tersebut, maka diharapkan masing-masing bagian dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan wewenang, tanggung jawab yang diberikan sehingga tujuan organisasi atau perusahaan dan dapat tercapai dengan baik. Perusahaan sebagai suatu wadah kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu yang didalam pelaksanaannya akan saling berhubungan dengan beberapa
32
Universitas Sumatera Utara
pembagian yang menyangkut kepada pembagian wewenang, tanggung jawab, sistem komunkasi dan bagaimana sistem pengawasan yang dijalankannya. Dengan demikian akan dapat diketahui dengan jelas kedudukan para karyawan apa yang akan di lakukan, kepada siapa dia harus bertanggung jawab atas pelaksanaannya pekerjaan tersebut, sehingga dari bagian organisasi tersebut akan diperoleh gambaran aktivitas-aktivitas secara keseluruhan dan juga menunjukkan secara jelas harus dari wewenang dan tanggung jawab yang sesuai dengan fungsi dan jabatan. a.Kepala Dinas 1) Mengkoordinasikan dan memberikan pengarahan pada pelaksanaan tugas dan kegiatan sesuai kebijakan dan ketentuan yang ditetapkan sebagai acuan tugas jabatan fungsional Kabag, Kasubdis, Metrologi. 2) Membagi tugas kepada masing-masing bagian agar tidak terjadi timpang tindih dalam pelaksanaan tugas. 3) Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada masing-masing bagian agar dapat mencapai keserasian dan hasil kerja yang sesuai dengan yang diharapkan. 4) Memonitor pelaksanaan tugas masing-masing bagian untuk menghindari terjadinya penyimpangan atau kekeliruan. 5) Mengevaluasi hasil kerja kegiatan masing-masing bagian. b.
Wakil Kepala Dinas
1) Membantu Kepala Dinas dalam memonitor pelaksanaan tugas masing-masing bagian.
33
Universitas Sumatera Utara
2) Mengganti tugas Kepala Dinas, apabila Kepala Dinas sedang tidak berada ditempat. 3) Penerapan standar pelaksana kewenangan daerah kabupaten / kota, standar pelaksanaan tugas-tugas dinas dalam perencanaan kegiatan dan kebutuhan dinas. 4) Peningkatan kapabilitas personil, kinerja, disiplin pegawai seta sistem kerja dinas. c. Jabatan Fungsional Kelompok fungsional mempunyai tugas-tugas yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan jabatan fungsioanal masing-masing berdasarkan ketentuan undang-undang yang berlaku. d.
Kepala Bagian Tata Usaha
1) Melaksanakan perencanaan kegiatan tata usaha sesuai dengan yang diharapakan sebagai acuan tugas pokok Kasubbag. 2) Memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada masing-masing Kasubbag agar dapat dicapai keserasian dan hasil kerja sesuai dengan apa yang diharapkan. 3) Mengevaluasi hasil kegiatan masing-masing
Kasubbag untuk
mengetahui kesesuaian dengan rencana kerja yang ditetapkan. 4) Membagi tugas-tugas tata usaha kepada Kasubbag agar tidak terjadi timpang tindih dalam pelaksanaan dan penyelesaiannya. 5) Mengkoordinir urusan pegawai. 6) Melakukan urusan kaitan dengan keuangan rutin
34
Universitas Sumatera Utara
7) Melakukan urusan berkaitan dengan disiplin pegawai / hukuman disiplin. 8) Melakukan analisa data. 9) Melakukan urusan data-data. Bagian Tata Usaha membawahi beberapa Sub Bidang yang terdiri dari: a) Subbag Pegawai 1) Merencanaan pelaksanaan kegiatan Subbag Kepegawaian untuk acuan pelaksanaan tugas bawahan. 2) Memberikan tugas kepada bawahan untuk menghindari terjadinya timpang tindih dalam pelaksanaan tugas. 3) Memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan agar tecapai keserasian hasil kerja yang diharapkan. 4) Membuat konsep usul mutasi jabatan pegawai. 5) Menyusun konsep usulan kenaikan pangkat, gaji berkala, pensiun, yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku untuk minta persetujuan atasan b) Subbag Keuangan 1) Merencanakan pelaksanaan kegitan Subbag Keuangan sebagai acuan dalam membagi gaji. 2) Membagi tugas kepada bawahan untuk menghindari terjadinya timpang tindih dalam pelaksanaan tugas. 3) Memberi petunjuk untuk mengawasi dan memeriksa pelaksanaan dan tugas bawahan agar dapat terjadi kegiatan yang efisien dan serasi.
35
Universitas Sumatera Utara
4) Mengatur dan mengawasi sirkulasi keungan. 5) Bertanggung jawab langsung terhadap pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara. c) Subbag Organisasi dan Hukum Melaksanakan urusan tentang tata laksana dan organisasi hukum. d) Subbag Umum 1) Merencanakan kegiatan Subbag Umum sebagai acuan pelaksanaan tugas bawahan. 2) Membagi tugas bawahan memberi petunjuk, mengawasi serta memberi pelaksanaannya agar tercapai kegiatan yang diinginkan. 3) Mengoreksi konsep pengadaan, penggunaan, inventaris ATK serta barang dan perlengkapan rumah tangga kantor agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. 4) Memberi petunjuk dan mengawasi petugas keamanan dan kebersihan kantor. 5) Mengawasi dan memeriksa pembelian barang kebutuan kantor, memeriksa penggunaan ruang, peralatan, kendaraan dinas agar sesuai dengan kerja yang di tetapkan. 6) Urusan surat menyurat 7) Kearsipan 8) Perpustakaan urusan pegawai.
36
Universitas Sumatera Utara
e.
Subdis Rencana dan Program Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang Penyusunan Rencana dan Program Industri, Penyusunan Program Perdagangan, Iklim usaha dan lingkungan serta Evaluasi dan Pelaporan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Kepala Sub Dinas Rencana dan Program mempunyai fungsi /tugas sebagai berikut: 1. Merencanakan pelaksanaan kegiatan Subdis perencanaan sesuai dengan ketentuan sebagai acuan tugas kepada Kepala Seksi. 2. Memberi tugas kepada Kepala Seksi dan mewmberikan petunjuk pelaksanaan tugasnya agar tercapai kegiatan yang efisien dan serasi. 3. Mengevaluasi hasil kegiatan Kepala Seksi. 4. Meneliti usulan, permasalahan dan saran dari subdis guna bahan usulan kebijaksanaan dan pengembangan industri dan perdagangan. 5. Melaksanakan pengumpulan data dan pengolahan data. 6. Menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan program tahunan. 7. Mengevaluasi laporan pelaksanaan program. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai dimaksud diatas, Kepala Sub Dinas Rencana dan Program dibantu oleh :
Kepala Seksi Penyusunan Rencana dan Program Industri.
37
Universitas Sumatera Utara
Kepala
Seksi
Penyusunan
Rencana
dan
Program
Perdagangan
Kepala Seksi Iklim Usaha dan Lingkungan
Kepala Seksi Evaluasi dan Laporan.
f. Subdis Bina Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan ( IKHH ) Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam bidang pemberian bimbingan sarana, usaha, produksi, pembinaan industri kecil dan menengah serta promosi dan investasi industri kimia, agro, dan hasil hutan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Kepala Sub Dinas Bina Industri Kimia, agro dan hasil hutan mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Mensosialisasikan pelaksanaan perizinan usaha di bidang industri. 2) Membina dan mengembangkan keterampilan dan kemempuan penyusunan industri. 3) Promosi investasi industri. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai dimaksud diatas, Kepala Sub Dinas Bina IKAHH dibantu oleh :
Kepala Seksi Bimbingan Sarana.
Kepala Seksi Bimbingan Usaha
Kepala Seksi Bimbingan Produksi
Kepala Seksi Industri, Menengah, Promosi dan Investasi
38
Universitas Sumatera Utara
g. Subdis Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika dan aneka ( ILMEA ) Subdis Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka mempunyai
tugas
yaitu
menangani,
mensosialisasikan
guna
peningkatan pengembangan hasil dari berbagai industri, baik industri besar maupun industri kecil serta mengontrol perindustrian agar pelaksanaan industri berjalan sesuai dengan prosedur masing-masing, mensosialisasikan
pelaksanaan
kebijaksanaan
pembinaan
dan
pengembangan di industri logam, mesin, dan elektronika, penyusunan petunjuk teknis dan peningkatan keterampilan serta kemempuan pengusaha industri, penyiapan usaha dan promosi industri. Dalam pelaksanaan tugas tersebut Kepala Sub Dinas Kepala Seksi Bimbingan mempunyai fungsi sebagai berikut :
Penyusunan dan penyempurnaan standar-standar pelaksanaan kewenangan daerah kabupaten / kota serta standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas di bidang Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka.
Pelaksanaan,
pengkoordinasian
dan
pengendalian
pembangunan jangka menengah dan tahunan, kerjasama dengan pihak terkait di bidang Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka sesuai standar yang ditetapkan.
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas Sesuai dengan tugas dan fungsinya.
39
Universitas Sumatera Utara
Pemberian masukan kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas Sesuai dengan tugas dan fungsinya
Pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas Sesuai standar yang ditetapkan
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai dimaksud diatas, Kepala Sub Dinas Bina Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka dibantu oleh :
Kepala Seksi Bimbingan Sarana.
Kepala Seksi Bimbingan Usaha
Kepala Seksi Bimbingan Produksi
Kepala Seksi Industri, Menengah, Promosi dan Investasi
h. Subdis Bina Perdagangan Dalam Negeri 1) Menyiapkan pembinaan sarana perdagangan dan izin usaha perdagangan. 2) Mensosialisasikan usaha perdagangan, pemantauan dan penyaluran barang dan jasa serta pembinaan usaha perdagangan. 3) Mempromosikan dagang. i. Subdis Bina Perdagangan Luar Negeri Subdis Bina Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas sebagai berikut : 1) Mensosialisasikan pembinaan ekspor 2) Memantau dan mengevaluasi kegiatan ekspor 3) Menyebarkan informasi perdagangan internasional
40
Universitas Sumatera Utara
4) Mempromosikan dagang luar negeri 5) Menyiapkan perizinan bidang ekspor 6) Menyebarkan informasi perdagangan internasional 7) Mempromosikan dagang luar negeri 8) Menyiapkan perizinan bidang ekspor Subdis Bina Perdagangan Luar Negeri mempunyai fungsi sebagai berikut : (1) Menyiapkan pembinaan ekspor dibidang ekspor (2) Menyiapkan pembinaan ekspor serta pelaksaan kegiatan ekspor daerah (3) Menyebarkan informasi perdagangan internasional (4) Pengawasan terhadap barang ekspor (5) Mempromosikan barang dagangan ke luar negeri (6) Mementau pengawasan barang impor di daerah j. Balai metrologi 1) Mengelola Standar ukur, cap, tanda, dan tera ulang pada sarana kemetrologian. 2) Memeriksa dan mengkaji standart tingkat II untuk alat ukur, takar, timbang dan perlengkapan. 3) Mengawasi
barang-barang
dalam
kemetrologian
kepada
masyarakat. 4) Menganalisa dan mengevaluasi data yang berkaitan dengan kemetrologian. 5) Penyuluhan tentang kemetrologian kepada masyarakat.
41
Universitas Sumatera Utara
III.3. Visi dan Misi Dalam rencana strategi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan visi dan misi sebgai berikut : A. Visi Terwujudnya usaha industri dan perdagangan yang maju dan mandiri ditandai timbul dan kembangnya keaneka ragaman usaha didukung sumber daya manusia berkualitas dan potensi sumber daya alam berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. B. Misi -
Menciptakan iklim usaha yang kondusif yang mampu mendorong
dan
memberikan
konstribusi
dalam
membangun perekonomian daerah Sumatera Utara. -
Memperdalam struktur komoditas dengan memperluas struktur ekspor dari produk primer kepada produk hilir.
-
Mendorong dan mmngembangkan ekonomi kerakyatan melalui ekonomi kerakyatan melalui penumbuhan agro industri berbasis sumber daya alam dan teknologi ramah lingkungan .
-
Meningkatkan kualitas aparat Pembina sehingga mampu meningkatkan efisiensi, produktivitas, profesionalisme dan peran serta pelaku dunia usaha yang mendukung adanya koordinasi secara sinergis dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
42
Universitas Sumatera Utara
-
Mengembangkan lembaga dan sarana perdagangan dan distribusi dalam negeri yang efektif untuk tercapainya pelaku usaha yang professional, dalam mendukung peningkatan dan pengembangan produksi dalam negeri serta perlindungan konsumen.
-
Meningkatkan
mutu
jasa
pelayanan
industri
dan
perdagangan Pencapaian sasaran akan sangat bergantung pada koordinasi dari aktivitas elemen-elemen dari Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara yang telah disahkan melalui Perda No.3 Tahun 2001 Tanggal 31 Juli 2001 Tentang Dinas – Dinas Daerah Propinsi Sumatera Utara dan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 060.256.K tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara memiliki tugas pokok membantu Gubernur Sumatera Utara dalam melaksanakan kewenangan otonomi, tugas dekontrasi dan tugas pembantu di bidang Perindustrian dan Perdagangan. III. 4. Bidang Kegiatan Perusahaan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara didirikan dengan maksud dan tujuan untuk dapat mewujudkan usaha industri dan perdagangan yang efisien, maju dan mandiri.
43
Universitas Sumatera Utara
Usaha-usaha industri dan perdagangan tersebut adalah : A.Industri a. Industri Kimia dan Agro dan Hasil Hutan Jenis-jenis industri yang menjadi wewenang pembinaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah melindungi komponen bahan baku, perabot perlengkapan dari kayu, makanan ternak, tepung tapioca, pengkalengan hasil laut, sirup, pulpkertas, dan barang-barang dari kertas, minuman keras, es balok, pembekuan ikan, umbi-umbian dan sejenisnya, rokok putih dan rokok kretek, perabot dan perlengkapan rumah tangga dari bambu atau rotan, pengeringan buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman ringan, macaroni, mie spagetty, minuman dan sejenisnya, minyak goreng,kelapa segar/ kopra, pengergajian kayu, bahan kimia industri, barang dari plastik, gelas, semen, kapur, kayu lapis dan percetakan. b. Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka Jenis-jenis industri dan komoditi yang menjadi wewenang pembinaannya adalah :
Industri Logam, mesin, dan perekayasaan yaitu mesin pengelola hasil pertanian dan perkebunan, industri paku dan kawat duri, baut dan mur, kawat logam, industri jasa pemeliharaan atau rekomendasi mesin-mesin berat seperti reperasi alat-alat berat, industri kontruksi baja siap pakai untuk
44
Universitas Sumatera Utara
bangunan, industri penggulungan baja seperti kawat baja, kawat paku, industri besi.
Industri rekondisi mesin-mesin/ alat-alat berat dan kendaraan bermotor roda empat lebih meliputi alat-alat berat dan sejenisnya, hasil rekondisi, industri kendaraan bermotor hasil rekondisi, rekondisi mesin-mesin alat pengangkut pemindah.
Industri perakitan sepeda motor yaitu industri karoseri yang meliputi kereta sorong, karoseri roda empat atau lebih.
Industri elektronika dan aneka yaitu industri komponen elektronika seperti pembuatan motor listrik, industri peralatan perlengkapan listrik serta bahan keperluan listrik, komponen elektronika, industri kabel listrik tegangan rendah dan menengah, remot control, industri alat listrik untuk keperluan alat rumah tangga, lampu kendaraan bermotor, lampu industri mesin pendingin dan alat listrik.
Industri tekstil yaitu celana jeans, celana katun, jaket, rok, blus, blus jeans, kemeja biasa, bermacam-macam kain yang difinising.
B. Perdagangan a. Perdagangan Dalam Negeri Bidang kegiatannya adalah meliputi pengadaan sembilan bahan pokok seperti beras, gula, ikan, minyak goreng, susu, kacang dan sebagainya. b. Perdagangan Luar Negeri
45
Universitas Sumatera Utara
Bidang kegiatannya meliputi pengadaan komoditi utama ekspor yaitu minyak kelapa sawit, karet alam, kopi, udang beku, sarung tangan karet, furniture, ikan laut dalam kaleng.
III. 5. Pola Pendanaan
Pendanaan Dinas dilakukan dengan mengajukan proposal anggaran setiap satu tahun sekali, pendanaan diberikan dalam bentuk tunai maupun alat operasional yang dikeluarkan oleh Pemprov Sumut, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut serta donasi dari JICA ( Japan International Corporation Agency ) sesuai dengan ketentuan MoU.
Sumber dana bersifat tetap.
Mengenai pola pengumpulan dana, sesuai dengan keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor: 060.256.K Tahun 2002 tentang tugas, fungsi dan tata kerja dinas perindustrian dan perdagangan serta organisasi dan tata krja unit pelaksana teknis, maka tiap-tiap dinas dapat mengusahakan pencarian dana yang menunjang operasional dinas, dalam hal ini dinas perindustrian dan perdagangan memiliki UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) yang berkedudukan di beberapa wilayah ( Rantau parapat, Medan, Siantar, Sibolga ) yang mengadakan sertifikasi dan kelayakan mutu/ uji barang.
46
Universitas Sumatera Utara
III.6. Perencanaan Kebijakan Lembaga Dimulai dengan perencanaan (tertuang pada Renstra-Rencana Strategis 2006-2009) yang kemudian dijadikan program kerja jangka 1 tahun, salah satu contoh adalah mengadakan seminar mengenai “Bagaimana Memulai Ekspor” yang dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman UKM Sumut akan ekspor luar negeri, kegiatan diputuskan melalui serangkaian analisa mengenai kebutuhan dan hasil analisa pasar yang dilakukan Disperindag. Monitoring dilakukan secara bersama antara BPEN, dan JICA. Sedangkan evaluasi disampaikan dalam bentuk laporan pertanggung jawaban. III.7. Hubungan Disperindag Dengan Masyarakat Hubungan Dinas dengan masyarakat bersifat pelayanan langsung.Dalam pengurusan surat-surat : Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda (SPPT), surat keterangan asal (SKA), surat permohonan, kuisioner sertifikasi produk, fotokopi kelengkapan dokumen seperti, akte notaris pendirian perusahaan, SIUP, NPWP, sertifikasi ISO 9000, dokumen sistem mutu, dan surat perjanjian antar importir dan pabrikan..Dinas secara langsung melakukan Operasi Pasar untuk menghalau terjadinya lonjakan kenaikan harga. Membantu untuk mendapatkan kredit cepat kepada unit usaha kecil, agar menaikkan kehidupan masyarakat Sumut khususnya..
47
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA
IV.1. Hasil Penelitian. Sesuai dengan yang telah dikemukakan pada BAB .I. bahwa penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara dua variabel yaitu pendidikan dengan prestasi kerja dengan melakukan penelitian pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara. Dengan pendidikan sebagai variabel bebas (X) dan prestasi kerja sebagai variabel terikat (Y). Sebagai objek penelitian adalah pegawai yang bekerja pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara sebanyak 48 orang dari keseluruhan populasi sejumlah 240 orang pegawai. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan maka usaha pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, penyebaran kuesioner, dan studi kepustakaan. Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup yaitu responden diharuskan memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Setiap jawaban yang diberikan akan di beri
nilai/skor
dan
selanjutnya akan dianalisa dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu rumus koefisien Product Moment dan Koefisien Determinan dan uji hipotesis. Selanjutnya akan disajikan distribusi frekwensi jawaban responden yang diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Data-data tersebut akan disusun
dalam
bentuk
tabel-tabel
distribusi
frekwensi
yang
kemudian
diinterpretasikan.
48
Universitas Sumatera Utara
IV.1.1. Identitas Responden. Berdasarkan kuesioner yang disebarkan kepada para responden maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. No
Jenis Kelamin
Frekwensi
Persentase (%)
1
Pria
34
70.83%
2
Wanita
14
29.17%
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari keseluruhan responden yang berjumlah 48 orang, responden yan berjenis kelamin pria sebanyak 34 orang (70.83%), dan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 14 orang (29,17%). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pegawai pria lebih banyak dibanding dengan pegawai wanita. Dan hal ini sesuai dengan hasil observasi langsung yang dilakukan penulis pada Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara. Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Responden No Usia Responden Frekwensi Persentase (%) 1
20-29 Tahun
-
-
2
30-39 Tahun
9
18,75%
3
40-49 Tahun
25
52,08%
4
50-59 Tahun
14
29,17%
5
> 60 Tahun
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
49
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang berumur 30-39 tahun Sebanyak 9 orang ( 18,75%), responden yang berumur 40-49 tahun sebanyak 25 orang (52,08%), responden yang berumur 50-59 tahun berjumlah 14 orang (29,17%). Berdasarkan gambaran diatas dapat diketahui bahwa pegawai yang bekerja di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara masih dikatakan usia produktif. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No
Pendidikan
Frekwensi
Persentase (%)
1
SMA/Sederajat
27
56,25%
2
Sarjana Muda
4
8,33 %
3
S1
13
27,09 %
4
S2
4
8,33 %
5
S3
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMA/Sederajat yaitu sebanyak 27 orang (56,25%), selanjutnya S1 sebanyak 13 orang (27,09%), untuk pendidikan Sarjana Muda dan S2 sama-sama berjumlah 4 orang (8,33%). Jadi dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara ini adalah SMA.
50
Universitas Sumatera Utara
Tabel .5. Distribusi Responden Berdasarkan Pangkat/Golongan No
Pangkat/Golongan
Frekwensi
Persentase (%)
1
Gol Ia – Id
-
-
2
Gol IIa – IId
11
22,91%
3
Gol IIIa - IIId
28
58,33%
4
Gol IVa – IVd
9
18,76%
48
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai golongan IIa – Iid berjumlah 11 orang (22,91%), responden yang mempunyai golongan IIIa – IIId berjumlah 28 orang (58,33%), responden yang berada pada golongan IVa – IVd berjumlah 9 orang (18,76%). Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya golongan IIIa – IIId dan IIa – IId menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki cukup memadai untuk melaksanakan tugas/pekerjaan dengan lebih baik.
IV.1.2. Uraian Kuesioner IV.1.2.a. Variabel X (Tingkat Pendidikan Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindag Sumut). Pendidikan ditetapkan sebagai variabel
bebas dalam penelitian ini.
Dimana untuk mendapatkan jawaban mengenai pendidikan di Kantor Dina Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara diajukan 8 buah pertanyaan yang tersusun dari nomor 1 sampai nomor 9. setiap pertanyaan diberi 5 alternatif jawaban yaitu a, b, c, d, dan e.
51
Universitas Sumatera Utara
Dibawah ini disajikan data-data jawaban responden terhadap keseluruhan pertanyaanvariabel bebas (X) berdasarkan kuesioner yang disebarkan. A. Tingkat Pendidikan Formal Tabel 6. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kesesuaian pendidikan Formal Yang Dimiliki Dengan Bidang Tugas/Pekerjaan. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sesuai
13
27,08%
2
Sesuai
23
47,92%
3
Cukup Sesuai
11
22,92 %
4
Tidak Sesuai
1
2,08 %
5
Sangat Tidak Sesuai -
Jumlah
-
48
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 23 responden(47,92%) menjawab bahwa pendidikan formal yang dimiliki sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan, kemudiansebanyak 13 orang responden (27,08) menjawab sangat sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan. Sebanyak 11 orang responden (22,92%) menjawab cukup sesuai, 1 orang (2,08%) menjawab tidak sesuai, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya pendidikan formal yang dimiliki responden/pegawai cukup sesuai dengan bidang tugasnya/pekerjaannya.
52
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Tidaknya Pendidikan Formal Yang Dimiliki Membantu Menyelesaikan Tugas Dengan Lebih Baik. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sering
10
20,83%
2
Sering
28
58,33%
3
Cukup Sering
8
16,67%
4
Tidak Sering
2
4,17%
5
Sangat Tidak Sering
Jumlah
48
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai sebanyak 28 orang responden (58,33%) menjawab bahwa pendidikan formal yang dimiliki sering membantu menyelesaikan tugas dengan lebih baik, sebanyak 10 orang responden (20,83%) menjawab sangat sering membantu, 8 orang responden (16,67%) menjawab cukup sering membantu, dan 2 orang responden (4,17%) menjawab tidak sering. Dan tidak ada yang menjawab sangat tidak sering. Berdasarkan gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa umumnya pendidikan formal yang dimiliki responden/pegawai dapat membantu menyelesaikan tugas dengan lebih baik.
53
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Tidaknya Pendidikan Formal Yang Dimiliki Membantu Memecahkan Masalah Yang Timbul Dalam Tugas/Pekerjaan. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sering
8
16,67%
2
Sering
23
47,91%
3
Cukup Sering
15
31,25 %
4
Tidak Sering
2
4,17%
5
Sangat Tidak sering
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 23 orang responden (47,91%) menjawab bahwa pendidikan formal yang dimiliki dapat membantu memecahkan masalah yang timbul dalam tugas/pekerjaan,15 orang responden (31,25%) menjawab cukup sering membantu, kemudian 8 orang responden (16,67%) menjawab sangat sering. Dan sisanya 2 orang responden (4,17%) menjawab tidak sering. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya pendidikan formal yang dimiliki responden/pegawai cukup dapat membantu memecahkan masalah yang timbul dalam tugas/pekerjaan.
54
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Tidaknya Pendidikan Formal Yang Dimiliki Membantu Meningkatkan Prestasi Kerja. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
8
16,67%
2
Setuju
26
54,17%
3
Cukup Setuju
13
27,08 %
4
Tidak Setuju
1
2,08%
5
Sangat Tidak Setuju
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 26 orang responden (54,17%) menjawa bahwa pendidikan formal yang dimiliki dapat membantu meningkatkan kemampuan kerja, 13 orang responden(27,08%) menjawab cukup setuju, 8 orang responden (16,67%) menjawab sangat setuju. Dan sisanya hanya 2 orang responden (2,08%) menjawab tidak setuju. Dari gambaran diatas dapat disimpulkan
bahwa
pada
dasarnya
pendidikan
formal
yang
dimiliki
responden/pegawai dapat membantu meningkatkan prestasi kerja.
55
Universitas Sumatera Utara
B. Tingkat Pendidikan Non Formal Tabel 10. Distribusi Jawaban Responden Tentang Sering Tidaknya Mengikuti Pendidikan Non Formal Yang Berupa Kursus, Latihan Jabatan, Seminar Dan Lainnya. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sering
3
6,25%
2
Sering
16
33,33%
3
Cukup Sering
19
39,58 %
4
Tidak Sering
8
16,67%
5
Sangat Tidak sering
2
4,17%
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hampir semua responden pernah mengikuti pendidikan non formal yang berupa kursus, latihan jabatan, seminar, dan lainnya. Namun demikian dari tabel terlihat bahwa ada 19 orang responden (39,58%) menjawab cukup sering, 16 orang responden (33,33%) menjawab sering, namun ada juga yang menjawab tidak sering yaitu sebanyak 8 orang responden (16,67%), 3 orang respenden (6,25%) menjawab sangat sering, dan sisanya 2 orang responden (4,17%) menjawab sangat tidak sering.
56
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Tidaknya Pendidikan Non Formal Yang Dimiliki Membantu Menyelesaikan Tugas/Pekerjaan Dengan Lebih Baik. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sering
4
8,33%
2
Sering
22
45,83%
3
Cukup Sering
21
43,76 %
4
Tidak Sering
1
2,08%
5
Sangat Tidak sering
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 22 orang responden (45,83%) menjawab bahwa pendidikan non formal yang dimiliki dapat membnatu menyelesaikan tugas/pekerjaan dengan lebih baik, 21 orang responden (43,76%) menjawab cukup sering, 4 orang responden (8,33%) menjawab sangat sering, dan sisanya 1 orang responden (2,08%) menjawab tidak sering. Hal ini menunjukkan bahwa
pada
dasarnya
pendidikan
non
formal
yang
di
miliki/diikuti
responden/pegawai cukup dapat membantu menyelesaikan tugas/pekerjaan dengan lebih baik.
57
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Tidaknya Pendidikan Non Formal Yang Dimiliki Membantu Memecahkan Masalah Yang Timbul Dalam Tugas/Pekerjaan. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sering
5
10,42%
2
Sering
22
45,83%
3
Cukup Sering
18
37,05 %
4
Tidak Sering
3
6,25%
5
Sangat Tidak sering
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 22 orang responden(45,83%) menjawab bahwa pendidikan non formal yang dimiliki dapat membantu memecahkan masalah yang timbul dalam tugas/pekerjaan, 18 orang responden (37,05%) menjawab cukup sering membantu, 5 orang responden (10,42%) menjawab sangat sering, dan sisanya 3 orang responden (6,25%) menjawab tdak sering membantu. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya pendidikan non formal yang dimiliki responden/pegawai cukup dapat membantu memecahkan masalah yang timbul dalam tugas/pekerjaan.
58
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Tidaknya Pendidikan Non Formal Yang Dimiliki Dapat Meningkatkan Prestasi Kerja. No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Setuju
15
31,26%
2
Setuju
17
35,41%
3
Cukup Setuju
12
25 %
4
Tidak Setuju
4
8,33%
5
Sangat Tidak Setuju
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 17 orang responden (35,41%) yang menjawab setuju bahwa pendidikan non formal yang dimiliki dapat membantu meningkatkan prestasi kerja, 15 orang responden (31,26%) menjawab sangat setuju, 12 orang responden (25%) menjawab cukup setuju, dan sisanya 4 orang responden (8,33%) menjawab tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan non formal yang dimiliki responden/pegawai dapat membantu meningkatkan prestasi kerja. IV.1.2.b. Variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai Dinas Kantor DISPERINDAG Sumut). Prestasi kerja ditetapkan sebagai variabel terikat dalam penelitian ini. Dimana untuk mendapat jawaban mengenai prestasikerja pegawai di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara diajukan pertanyaan sebanyak 8 buah, setiap pertanyaan diberi alternatif a, b, c, d, dan e.
59
Universitas Sumatera Utara
Dibawah ini disajikan data jawaban terhadap keseluruhan pertanyaan variabel terikat (Y) berdasarkan kuesioner yang disebarkan. A. Hasil Kerja Tabel 14. Distribusi Jawaban Responden Tentang Mampu Tidaknya Mencapai Hasil Kerja (Kualitas)Yang Sesuai Dengan Standart Kerja No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Mampu
8
16,67%
2
Mampu
27
56,25%
3
Cukup Mampu
13
27,08 %
4
Tidak Mampu
-
-
5
Sangat Tidak Mampu
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai mampu mencapai hasil kerja sesuai dengan standart kerja. Hal ini dibuktkan dengan adanya jawaban responden yang menyatakan mampu mencapai hasil kerja sesuai dengan standart ada 27 orang responden (56,25%), 13 orang responden (16,67%) menyatakan cukup mampu, sisanya 8 orang responden (16,67%) menjawab sangat mampu. Dan tidak ada yang menyatakan tidak mampu.
60
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Distribusi Jawaban Responden Tentang Teliti Tidaknya Dalam Melaksanakan Tugas Yang Diberikan No Kategori Frekwensi Persentase (%) 1
Sangat Teliti
13
27,08%
2
Teliti
22
45,84%
3
Cukup Teliti
13
27,08 %
4
Tidak Teliti
-
-
5
Sangat Tidak Teliti
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008 Tabel
diatas
menunjukkan
bahwa
pegawai
selalu
teliti
dalam
melaksanakan setiap tugas dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan adanya jawaban yang menyatakan teliti dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan ada 22 orang responden (45,84%), yang menjawab sangat teliti dan cukup teliti sebanyak 13 orang responden (27,08%), dan tidak satupun yang menjawab tidak teliti. Tabel 16. Distribusi Jawaban Responden Tentang Hasil Yang Diperoleh Melebihi Target Yang Telah Ditentukan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sering
5
10,41%
2
Sering
21
43,77%
3
Cukup Sering
17
35,41 %
4
Tidak Sering
4
8,33%
5
Sangat Tidak Sering
1
2,08
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
61
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa tidak semua pegawai pernah melaksanakan pekerjaan mencapai hasil kerja dari target yang telah ditentukan. Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden yang menyatakan tidak pernah mencapai hasil melebihi target sebanyak 4 orang responden (8,33%), dan ada juga 1 orang responden (2,08%) menjawab sangat tidak pernah, sedangkan 21 orang responden (43,77%) menjawab sering , 17 orang responden (35,41) menjawab cukup sering, dan 5 orang responden (10,41%) menjawab sangat sering. B. Mutu Kerja. Tabel 17. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan Pegawai Menyelesaikan Pekerjaan Sesuai Dengan Standart Kerja Yang Telah Ditentukan No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Mampu
8
16,67%
2
Mampu
29
60,41%
3
Cukup Mampu
11
22,92 %
4
Tidak Mampu
-
-
5
Sangat Tidak Mampu
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standart kerja. Hal ini dibuktkan dengan adanya jawaban responden yang menyatakan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standart ada 29 orang responden (60,41%), 11 orang responden (22,92%) menyatakan cukup mampu, sisanya 8 orang responden (16,67%) menjawab sangat mampu. Dan tidak ada yang menyatakan tidak mampu.
62
Universitas Sumatera Utara
Tabel 18. Distribusi Jawaban Responden Tentang Sesuai Tidaknya Pekerjaan Yang Diberikan Dengan Kemampuan Yang Ada No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sesuai
9
20,84%
2
Sesuai
27
56,25%
3
Cukup Sesuai
12
25 %
4
Tidak Sesuai
-
-
5
Sangat Tidak Sesuai -
-
Jumlah
48
100%
Sumber: Hasil Penelitian 2008 Tabel diatas menunjukkan tugas dan pekerjaan yang diberikan telah sesuai dengan kemampuan kerja pegawai. Hal ini terbukti melalui jawaban responden yang menyatakan sesuai sebanyak 27 orang responden (56,25%), yang menjawab cukup sesuai sebanyak 12 orang responden (25%), 9 orang responden (18,75%) menjawab sangat sesuai, dan tidak satu orang pun yang menjawab tidak sesuai.
Tabel 19. Distribusi Jawaban Responden Tentang Mutu Dari Hasil Kerja.
Usaha Meningkatkan
No
Kategori
Frekwensi
Persentase (%)
1
Sangat Sering
10
20,84%
2
Sering
24
50%
3
Cukup Sering
13
27, %
4
Tidak Sering
1
2,08%
5
Sangat Tidak Sering
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
63
Universitas Sumatera Utara
Tabel diatas menunjukkan bahwa para pegawai pernah berusaha meningkatkan mutu hasil kerja sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa responden yang menjawab sering sebanyak 24 orang responden (50%), yang menjawab cukup sering sebanyak 13 orang responden (27,08%), dan yang menjawab sangat sering sebanyak 10 orang responden (20,84%), dan hanya 1 orang responden (2,08%) yang menjawab tidak sering.
C. Ketepatan Waktu. Tabel 20. Distribusi Jawaban Responden Tentang Disiplin Tidaknya Tentang Jam Kerja Yang Ditetapkan No Kategori Frekwensi Persentase (%) 1
Sangat Disiplin
8
16,67%
2
Disiplin
26
54,17%
3
Cukup Disiplin
13
27,08 %
4
Tidak Disiplin
1
2,08%
5
Sangat Tidak Disiplin
-
-
48
100%
Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2008
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai selalu disiplin mengikuti jam yang ditetapkan (misalnya waktu dimulai pekerjaan, waktu istirahat, sampai berakhirnya pekerjaan). Hal ini dibuktikan dengan jawaban responden dimana 26 orang (54,7%) menjawab disiplin, 13 orang responden (27,08%) menjawab cukup disiplin, 8 orang responden (16,67%) menjawab sangat disiplin, dan hanya 1 orang yang menjawab tidak disiplin.mengikuti jam kerja yang telah ditetapkan.
64
Universitas Sumatera Utara
Tabel
21. Distribusi Jawaban Responden Tentang Memanfaatkan Waktu Kerja Yang Ada.
No
Kategori
1
Sangat Mampu
2
Mampu
27
56,25%
3
Cukup Mampu
15
31,25 %
4
Tidak Mampu
-
-
5
Sangat Tidak Mampu
-
-
48
100%
Jumlah
Frekwensi
Kemampuan
6
Persentase (%) 12,5%
Sumber: Hasil Penelitian 2008 Tabel diatas menunjukkan bahwa kebanyakan responden mampu memanfaatkan semua waktu kerja yang ada yakni 27 orang responden (56,25%), 15 orang (31,25%) menjawab cukup mampu, dan sisanya 6 orang (12,5%) menjawab sangat mampu, dan tidak satupun yang menjawab tidak mampu memanfaatkan waktu kerja yang ada. IV.2. Analisa Data. Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses memperoleh dan meningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Melalui pendidikan seseorang dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap tahu, mengenal dan mengembangkan metode berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan dihadapi dalam kehidupan dikemudian hari. Pada umumnya orang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai wawasan yang lebih luas terutama penghayatan akan arti pentingnya produktivitas. Pendidikan disini dapat berarti pendidikan formal maupun pendidikan non formal.
65
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas semakin meningkat dalam era pembangunan dewasa ini yang mana banyak menuntut peran serta sumber daya manusia yang memiliki kemampuan profesional sebagai pelaksana pembangunan. Dalam penelitian ini penulis mengukur tingkat pendidikan pada Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara (Variabel X) yaitu dengan melihat dari tingkat: a. Tingkat Pendidikan Formal. b. Tingkat Pendidikan Non Formal. Dan untuk melihat keberhasilan prestasi kerja pegawai (Variabel Y) yaitu dengan mengukur dari: a. Hasil Kerja Pegawai. b. Mutu Kerja Pegawai. c. Ketepatan Waktu Pegawai. Untuk itu berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat analisis dari hasil penelitian untuk mengetahui tingkat pendidikan terhadap prestasi kerja pegawai pada lingkungan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara. IV.2. 1. Tingkat Pendidikan IV.2. 1. a. Tingkat Pendidikan Formal. Dari hasil penelitian pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara para pegawainya memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Dilihat dari pendidikan formal yang mereka miliki sesuai dengan bidang tugas/pekerjaan yang kemudian mereka juga berpendapat bahwa pendidikan formal yang mereka miliki sering membantu dalam memecahkan tugas dengan lebih baik. Pendidikan
66
Universitas Sumatera Utara
formal yang dimiliki para pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara yang dapat membantu dalam memecahkan masalah yang timbul dalam tugas/pekerjaan mereka, dan juga menurut pendapat mereka setuju dengan adanya pendidikan formal yang mereka miliki dapat membantu meningkatkan prestasi kerja para pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara tersebut. IV.2. 1.b. Tingkat Pendidikan Non Formal. Tingkat pendidikan non formal juga memegang peranan penting dalam proses peningkatan prestasi kerja pegawai. Pendidikan non formal berfungsi melengkapi kekurangan-kekurangan dalam sikap, kemampuanm serta kemauan. Dilihat dari penyebaran kuesioner yang disebarkan oleh penulis, dapat dilihat bahwa para pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan cukup sering mengikuti pendidikan non formal yang berupa kursus, latihan jabatan, seminar, dan lainnya yang berhubungan dengan tugas/pekerjaan mereka dan pendidikan non formal yang mereka ikuti terhadap membantu para pegawai dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah yang timbul dalam tugas/pekerjaan dengan menjadi lebih baik. Dan juga dari beberapa pendapat yang peneliti tanyakan dari para pegawai bahwa mereka setuju kalau pendidikan non formal yang mereka miliki dapat membantu meningkatkan prestasi kerja pegawai di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan.
67
Universitas Sumatera Utara
IV.2.2. Prestasi Kerja Pegawai. IV.2. 2. a. Hasil Kerja. Pada analisa data ini dapat dilihat bahwa para pegawai mampu mencapai hasil kerja (kualitas) yang sesuai dengan standart kerja. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kualtas pegawai yang mereka miliki. Dan juga para pegawai yang peneliti wawancarai, mereka selalu teliti dalam melaksanakan setiap tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, serta dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan. Para pegawai sering melaksanakan pekerjaan mencapai hasil kerja melebihi target yang telah ditentukan. IV.2. 2. b. Mutu Kerja. Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara ini, dapat diketahui bahwa dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Para pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standart kerja yang telah ditentukan. Disini dapat kita lihat bahwa dengan adanya tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan/instansi, tugas dan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang ada. Para pegawai di Dinas Perindustrian dan Perindustrian Sumatera Utara ini, dan dengan adanya tugas dan tanggung jawab yang diberikan selama ini para pegawai sering atau mampu berusaha untuk meningkatkan mutu hasil kerja tersebut. IV.2. 2. c. Ketepatan Waktu. Dilihat dari ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan, para pegawai dalam bekerja disiplin mengenai jam kerja yang ditetapkan (misalnya:dimulainya pekerjaan, waktu istirahat, sampai berakhirnya jam kerja).
68
Universitas Sumatera Utara
Namun berdasarkan observasi yang dilakukan penulis dapat diketahui bahwa sebagian pegawai kadang ada yang tidak disiplin dalam hal ketepatan waktu yang ada dikantor, baik pegawai yang datang terlambat kekantor. Hal ini dikarenakan tidak adanya sanksi/larangan yang tegas dari atasan. Selain itu atasan pun kadang datang terlambat sehingga menjadi contoh bagi bawahannya. Kemudian dapat diketahui juga bahwa para pegawai sudah mampu memanfaatkan waktu kerja yang ada dengan seefesien mungkin dengan baik. Namun dapat dilihat bahwa masih ada pegawai yang tidak dapat menyelesaikan tugas/pekerjaannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Ini disebabkan antara lain karena tugas yang terlampau banyak sehingga pegawai tidak dapat menyelesaikan tugas/pekerjaannya dengan tidak tepat waktu. Selain itu kurangnya kemampuan kerja pegawai dalam bidang tugas/pekerjaan yang diberikan kepadanya. IV.2.3. Koefisien Korelasi Product Moment. Untuk mengetahui tingkat hubungan antara pendidikan dengan prestasi kerja pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara. Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Sugiono, 2003:212) cara perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut: N . xy ( x)( y )
rxy
=
rxy
= angka indeks korelasi “r” product moment
N
= populasi
{N . x ( x) }{N . y ( y ) 2
2
2
69
2
Universitas Sumatera Utara
x
= jumlah seluruh skor x
y
= jumlah seluruh skor y
xy
= jumlah hasil kali antara skor x dan skor y.
Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Nilai rxy yang positif menunjukkan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain. b. Nilai rxy yang negatif menunjukkan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti dengan meningkatnya nilai variabel yang lain. c. Nilai rxy yang sama dengan nol (0) menunjukkan kedua variabel tidak mempunyai hubungan artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah. Sesuai dengan data-data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dalam proses penelitian, maka akan diperoleh perhitungan sebagai berikut: rxy
=
=
N . xy ( x)( y )
{N . x ( x) }{N . y ( y ) 2
2
2
2
48 . 44425 – ( 1433)(1473) √ { 48 . 43495 – (1433)2} {48 . 45865 – (1473)2
70
Universitas Sumatera Utara
=
2132400 – 2110809 √ (2087760 – 2053489) (2201520 – 2169729)
=
21591 √ (34271 . 31791)
=
21591 √1089509361
=
21591 33007,71669
=
0,65411
=
0,654
Dengan demikian diperoleh rxy = 0,654, sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa jika koefisien korelasi bernilai positif, hal itu berarti antara kedua variabel yang diuji terdapat hubungan yang searah, artinya salah satu variabel diikuti dengan naiknya variabel yang lain. Dengan demikian penelitian yang dilakukan penulis tidak bertentangan dengan hipotesis yang dirumuskan semula yakni: “Terdapat Hubungan Positif AntaraTingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara)”. Dan jika dibandingkan dengan nilai kritik dari r product moment dimana untuk
71
Universitas Sumatera Utara
n = 48 maka r = 0,284, dimana α = 5% yang berarti tingkat kesalahan maksimal 5 % atau tingkat kebenaran minimal 95 % maka akan diperoleh perbandingan sebagai berikut: 0,654 > 0,284 Maka diperoleh hasil: r xy > r
Hal itu berarti bahwa variabel X (Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara ) dan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara) terdapat korelasi yang meyakinkan. IV.2.4. Interpretasi Korelasi. Untuk mengetahui kategori besar kecilnya hubungan diantara variabel yang
ada,
maka
penulis
menggunakan
standart
penafsiran
menurut
Sugiyono(1994:149) yakni sebagai berikut: Tabel 22. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien
Tingkat hubungan
0,000 – 0,199
Sangat rendah
0,200 – 0,399
Rendah
0,400 – 0,599
Sedang
0,600 – 0,799
Tinggi
0,800 – 1,000
Sangat tinggi
]Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai rxy = 0,654 berada pada nilai penafsiran 0,600 s/d 0,799. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa
72
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara variabel X (Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara ) dan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara)
dikategorikan
“Hubungan Tinggi”.
IV.2.5. Koefisien Determinant. Koefisien
determinan
digunakan
untuk
mengetahui
sekaligus
membuktikan hipotesis, yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien determinan tersebut adalah sebagai berikut :
KD = rxy 2 x 100 %
Maka diperoleh : KD
= r xy2 x 100 % = (0,654)2 x 100 % = 0, 427716 x 100 % = 0,43x 100 % = 43%
Dengan demikian, pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel X (Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara ) dan variabel Y (Prestasi Kerja Pegawai Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara) adalah sebesar 82 %. Hal itu juga berarti bahwa selebihnya 18
73
Universitas Sumatera Utara
% dipengaruhi oleh faktor- faktor lain diluar cakupan penelitian ini seperti kepemimpinan, motivasi, insentif, dan lainnya.
2.3. Uji Hipotesis. Untuk uji hipotesis, digunakan sebagai berikut: T=
r √n-2 √1-r2
=
0,654√48-2 √1-(0,654)2
=
0,654 x 6,782 √1-0,43
=
4,44 0,75
=
5,92
Apabila nilai t hitung dikondultasikan dengan nilai t tabel pada taraf signifikan 95% atau Alpha 5%, maka t hitung sebesar 5,92 dan t tabel yaitu 2,021, berarti t hitung > t tabel yaitu 5,92 > 2,021. dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan “Ada Pengaruh Yang Positif Antara Tingkat Pendidikan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara”
74
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan. Dari keseluruhan penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1.
Pendidikan pegawai di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara sudah cukup tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan formal pegawai yang cukup tinggi dan banyaknya pegawai yang sudah mengikuti pendidikan non formal seperti kursus, seminar, latihan jabatan, penataran, dan lain-lain. Ini dapat dilihat dengan adanya pendidikan non formal ini telah banyak membantu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan/masalah-masalah yang timbul dalam pekerjaan para pegawai dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara.
2.
Prestasi kerja pegawai di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara sudah cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kemampuan pegawai untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan sebaik mungkin. Baik itu berdasarkan tepatnya melaksanakan pekerjaan, mampu mencapai hasil kerja (kualitas) yang sesuai dengan standart kerja, teliti dalam melaksanakan tugas yang diberikan, dan mampu memanfaatkan semua waktu kerja yang ada, serta menciptakan jiwa disiplin dalam bekerja.
3.
Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi diketahui bahwa r hitung sebesar 0,654 yang nilainya lebih besar dari r tabel sebesar 0,284 pada taraf
75
Universitas Sumatera Utara
signifikas 5 %atau alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y adalah tinggi. 4.
Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (N) adalah 43% yang berarti bahwa tingkat pendidikan pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara memberikan fungsinya terhadap peningkatan prestasi kerja pegawai di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara.
5.
Dalam Pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa t hitung 5,92 lebih besar dari t tabel sebesar 2,021 dengan N = 48 pada taraf signifikan 95 % atau alpha 5%. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara tingkat pendidikan pegawai terhadap peningkatan prestasi kerja pegawai di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara.
6.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan pegawai terhadap peningkatan prestasi kerja pegawai di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Sumatera Utara.dapat dilihat besarnya pengaruh yang dihitung dengan rumus koefisien korelasi product moment dan koefisien determinant sebesar 82 % dan selebihnya 18 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar cakupan penelitian.
76
Universitas Sumatera Utara
IV.2. Saran. Dengan berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan maka dicoba memberikan saran kepada pihak Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut: 1. Pendidikan pegawai baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal sebaiknya lebih ditingkatkan guna lebih meningkatkan kemampuan kerja. 2. Pendidikan non formal (pelatihan) yang sesuai dengan bidang kerja dan yang khususnya mengenai kesadaran lingkungan hidup agar lebih ditingkatkan lagi. 3. Dalam pemberian batas waktu pekerjaan, jumlah pekerjaan dan beban kerja sebaiknya diusahakan agar sesuai dengan kemampuan pegawai. 4. Fasilitas kerja yang ada di Kantor Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara agar lebih diperbanyak dan dilengkapi.
77
Universitas Sumatera Utara