BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
2.1. DESKRIPSI PROYEK
Pemilihan lokasi proyek berada di Jln Gudang air No. 14 C Kampung Dukuh, Jakarta
Timur, karena lokasi tersebut sesuai Implementasi kebijakan provinsi DKI
Jakarta, maka penulis ingin mengembangkan daerah tersebut menjadi suatu kawasan panti yang bersinergi terhadap para penghuni panti maupun masnyarakat sekitar.Selain itu pemilihan lokasi tapak tersebut memang sudah pernah difungsikan sebagai panti jompo bagi lanjut usia terlantar. Data Tapak Luas Lahan yang
= 23.900 m2
KDB
= 50 %
KLB
=4
Lebar Jln.
= 6 meter
1 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
2.1.2 Pengertian Judul Proyek Untuk judul penulisan skripsi ini adalah Perencanaan Panti Bagi Lanjut Usia Terlantar, sebelum masuk ke pembahasan perancangan arsitektur mengenai penulisan ini, sebaiknya kita mengenal dulu apa itu perencanaan, panti lanjut usia. Bukan kita mengartikan satu persatu kata tersebut, tetapi pada sebaiknya kita harus tahu satu persatu kata, agar kita mendapatkan pengertian secara utuh dengan penggabungan kata tersebut, karena pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Perencanaan ialah
: Membentuk/merancang sesuatu yang dinginkan
Panti ialah
: Wadah/tempat tinggal pelayanan
Usia Lanjut ialah
: Orang yang sudah sangat tua ( sudah lama hidup) Menurut Kementerian Kesehatan Repbublik Indonesia, Usia lanjut ialah yang sudah berumur diatas 60 tahun.
Dapat disimpulkan bahwa Perencanaan Panti Bagi Orang Lanjut Usia adalah Merancang sebagai wadah tempat tinggal dengan berbagai fasilitasnya, termasuk kesehatan, yang sifatnya permanen (menetap), untuk warga yang sudah berumur diatas 60 tahun keatas yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang disesuaikan dengan perkembangan individu dimasa tua, sehingga dirancang sedemikian rupa sesuai dengan keinginan dan kebutuhan lanjut usia
2 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
2.2. TINJAUAN MENGENAI LANJUT USIA 2.2.1 Pengertian Lanjut Usia Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi,1999). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. 2.2.2. Ciri – Ciri Lanjut Usia Sama seperti setiap periode lainya dalam rentang kehidupan sesorang, usia lanjut di tandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu, Efek – efek tersebut menentukan, sampai sejauh tertentu, apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan peyesuaian diri secara baik atau burukakan tetapi, ciri – ciri usia lanjut cenderung manuju dan membawa penyesuain diri yang buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada ke bahagiaan. Secara garis besar ciri –ciri Lanjut Usia antara lain ditandai dengan perubahan fisik dan psikologi tertentu cenderung menuju peyesuaian diri yang buruk, sulit menggingat, pergerakan yang kurang dan lain sebagainya. 2.2.3 Masalah Umum bagi Usia Lanjut Beberapa Masalah Umum yang Unik Bagi usia Lanjut, Keadaan fisik lemah tak berdaya, sehingga harus tergantung pada orang lain Status ekonominya sangat terancam, sehingga cukup beralasan untuk melakukan berbagai perubahan besar dalam pola kehidupan Menentukan kondisi hidup yang sesuai dengan perubahan status ekonomi dan kondisi fisik Mencari teman baru menggantikan suami atau istri yang meninggal atau pergi jauh atau cacat Menggembangkan kegiatan baru untuk menggisi waktu luang yang semakin bertambah Belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa Mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat, yang secara khusus direncakan untuk orang dewasa
3 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk orang berusia lanjut dan memiliki kemauan untuk mengganti kegiatan yang lebih cocok Menjadi ‘’korban ‘’ atau dimanfaatkan oleh para penjual obat, buaya darat, dan kriminalitas karena mereka tidak sanggup lagi untuk mempertahankan diri.
2.2.4 Perubahan Mental Pada Usia lanjut a. Proses Belajar Orang yang berusia lanjut lebih berhati – hati dalam belajar, memerlukan waktu yang lebih banyak untuk dapat mengintegrasikan jawaban mereka, kurang mampu mempelajari hal – hal baru yang tidak mudah diintegrasikan dengan pengalaman masa lalu, dan hasilnya kurang tepat dibandingkan orang yang lebih mudah.
b. Berfikir dan Memberi Argumntasi Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai kesimpulan, baik dalam alasan indukatif. Sebagian dari hal ini, merupakan akibat dari sikap ysng terlalu hati – hati dalam menggungkapkan alasan grandasinya cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
C. Kreatifitas Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berfikir kreatif bagi orang berusia lanjut cenderung berkurang. Dengan demikian prestasi kreatifitas dalam menciptakan hal – hal penting pada orang berusia lanjut secara umum relatif kurang dibandingkan mereka yang lebih muda.
d. Daya ingat Orang yang berusia lanjut umumnya cenderung lemah dalam menggingat hal hal yang baru di pelajari dan sebaliknya baik terhadap hal – hal yang lama dipelajari. Sebagian dari ini disebabkan oleh fakta bahwa tidak mereka selalu termotifasi dengan kuat untuk menggingat
ingat sesuatu, sebagian disebabkan oleh kurangnya
pendengaran yang kurang jelas serta apa yang didengarnya berbeda dengan apa yang diucapkanya. 4 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
e. Menggingat kembali Kemampuan dalam menggingat ulang banyak dipengaruhi oleh faktor usia dibanding pemahaman terhadapa objek yang diungkapkan kembali. Banyak orang berusia lanjut yang menggunakan tanda – tanda, terutama simbol visual, suara, dan gerakan (kinesthetic), untuk membantu kemampuan meraka dalam menggingat kembali. f. Menggenang Kecenderungan untuk menggenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu meningkat semakin tajam dengan bertambahnya usia seberapa besara kecenderungan seseorang dalam menggingat kembali masa lalunya terutama tergantung pada kondisi kehidupan seseorang pada usia lanjut makin kecil waktu yang digunakan untuk menggenang masa lalu dan sebaliknya.
g. Rasa Humor Pendapat umum yang sudah klise tetapi banyak dipercanya orang, bahwa orang berusia lanjut kehilangan rasa humor dan keinginanya terhadap hal – hal yang lucu. Pendapat seperti ini benar dalam hal kemampuan mereka untuk membaca komik berkurang, dan perhatian terhadap komik yang dapat mereka baca bertambah dengan bertambahnya usia.
h. Perbendaharaan Kata Menurunya perbendaharaan kata yang dimiliki orang lanjut usia menurun sangat kecil, karena mereka secara konstan menggunakan sebagian besar kata yang pernah dipelajari pada masa anak – anak dan remajanya. Sedangkan untuk belajar kata kata usia lanjut lebih jarang dilakukan.
i. Kekerasan Mental Kekerasan mental sangat bersifat tidak universal bagi usia lanjut, apabila kekerasan sejalan dengan bertambahnya usia lanjut lebih lambat dan lebih sulit dalam belajar dari pada yang pernah dilakukan sebelumnya dan mereka percanya bahwa nilai – nilai
5 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
dan cara – cara lama dalam melakukan sesuatu lebih baik dari pada cara dan nilai – nilai yang baru.
2.2.5 Sikap Sosial Terhadap Usia Lanjut Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap sosial, baik terhadap lanjut usia maupun terhadap orang berusia lanjut maupun dan karena kebayakan pandapat klise tersebut tidak meyenangkan, maka sikap sosial tempaknya cenderung menjadi tidak meyenangkan.
2.3. TINJAUAN KE PANTI 2.3.1 Pengertian Panti Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata panti diartikan sebagai tempat merawat dan menampung jompo, Fasilitas untuk panti jompo diatur dalam Peraturan Perundang- Undangan dan Penyelenggaraan Penyandang Cacat Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 yang mencangkup akses ke dan dari dalam bangunan, pintu, tangga, lift, tempat parkir, toilet dan beberapa lainnya dalam aksebilitas pada bangunan umum. Dalam Departemen Sosial manula dimasukkan kedalam kategori penyandang cacat, mental maupun fisik. 2.3.2 Tinjauan Kenyamanan Bangunan Panti Nyaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah segar, sehat. Sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan.Dan kenyamanan sebuah bangunan diatur dalam Undang- Undang RI No. 28 Tahun 2002 Tanggal 16 Desember 2002, Bagian Keempat Pasal 26 ayat 1 sampai dengan ayat 7. Syarat minimal kenyamanan sebuah bangunan Panti Jompo, meliputi kenyamanan ruang gerak, dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran, dan tingkat kebisingan.
6 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
1. Kenyamanan Ruang Gerak Untuk kamar tidur untuk satu orang adalah 7m², dan kamar tidur untuk dua orang yaitu 12m². Menurut Ernst Neufert untuk ruang kumpul atau ruang duduk dengan aktifitas, nonton, membaca atau melakukan hobi seperti kerajinan tangan, luas ruang bersama untuk tiap orang diperhitungkan minimal 1,9 m². Sedangkan selain dimensi ruang, diatur juga mengenai penataan ruang untuk memberikan kenyamanan bergerak dalam ruang. Dalam sebuah ruang kumpul biasanya terdapat sofa/kursi, meja, dan rak televisi/ buku, jarak yang dibutuhkan antara sofa/kursi dengan meja minimal adalah 45,7 cm dan maksimalnya 91,4 cm agar manula dengan kursi roda dapat bergerak diantaranya dengan nyaman.
2. Kenyamanan Hubungan Antar Ruang kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang atau organisasi ruang dan kenyamanan yang diperoleh dari kemudahan mencapai ruang lain atau bangunan lain melalui sirkulasi ruang horizontal maupun vertikal. Sebaiknya ruang tidur, kamar mandi, ruang makan, dan ruang kumpul jaraknya tidak terlalu berjauhan. Karena ruang- ruang tersebut adalah ruang yang sering dipergunakan oleh manula dalam beraktifitas.
Tidur R.R.Tidur
Kamar Mandi
R. Makan
R. Kumpul
Gambar hubungan antar ruang diwisma panti Lanjut Usia Menurut Julius Panero, bagi sirkulasi horizontal ukuran yang dibutuhkan adalah: 1. Lebar minimal koridor yang dibutuhkan untuk satu jalur adalah 91,4 cm, koridor dengan lebar sekian dapat dilalui oleh manula dengan kursi roda. Sedangkan lebar minimal koridor untuk dua jalur adalah 42 inci (106,7 cm), sedangkan untuk lebar maksimal adalah 60 inci (152,4 cm), dengan lebar tersebut
7 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
dapat dilalui oleh manula dengan kursi roda, manula dengan alat bantu jalan maupun manula dengan keadaan normal. 2. Sedangkan dimensi pintu untuk manula dalam berbagai kondisi baik normal maupun berkursi roda yaitu dengan lebar pintu selebar 32 inci (81,3 cm), dengan ketinggian 210 cm. 3. Untuk ukuran tangga yang diperlukan dengan dua jalur adalah 68 inci (172,7 cm). Dengan ukuran pelangkah selebar 30 cm, penaik 16 cm dan pada setiap pinggiran anak tangga diberi garis warna yang berbeda. Juga dilengkapi dengan reilling dikedua sisi tangga. Untuk tinggi reilling sendiri yaitu 30-34 inci (76,286,4 cm). Sedangkan untuk jarak reilling dengan dinding minimal 2 inci atau 5,1 cm, dan tebal reillingnya sendiri berdiameter 1,5 inci atau 3,8 cm. 4. Panjang maksimal untuk ramp ini adalah 30 kaki atau setara dengan 9 m. Dengan kemiringan 1:12. Ramp ini juga wajib dilengkapi dengan 2 reilling dengan ketinggian yang berbeda. Untuk reilling bawah setinggi 18-20 inci atau setara dengan 45,7-50,8 cm, sedang untuk reilling atas setinggi 33-34 inci atau setara dengan 83,8-86,4 cm. Reiling bagian bawah diperuntukkan untuk mempermudah manula atau orang cacat dengan kursi roda. 3. Kenyamanan Kondisi Udara Suhu dan kelembaban yang tepat agar mendapatkan kenyamanan. Suhu yang nyaman untuk tubuh kita adalah antara antara 18° C-25 °C. Sedangkan mengenai kelembapan suatu ruang tergantung dari derajat kelembapan udara diluar dan tujuan penggunaan ruang itu sendiri. Kelembapan yang nyaman ada disekitar 40%70%. Menurut Ernst Neufert tingkat suhu udara dalam ruang sangat tergantung pada kegiatan penghuninya dan jenis pakaian yang dikenakan. 4. Kenyamanan Pandangan Kenyamanan pandangan dapat diwujudkan melalui gubahan massa bangunan, rancangan bukaan, tata ruang dalam dan ruang luar bangunan, serta dengan memanfaatkan potensi ruang luar bangunan, ruang terbuka hijau alami atau buatan, termasuk pencegahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar. Selain itu pemilihan warna dan material baik terhadap elemen interior seperti dinding, lantai, 8 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]
dan atap maupun terhadap furnitur, juga pencahayaan dapat menjadi penentu bagaimana mewujudkan pandangan yang nyaman. 5. Kenyamanan Kondisi Tingkat Getaran dan Kebisingan Untuk frekuensi
getaran bangunan gedung biasanya antara 5-50 Hz. Jika
frekuensi tersebut telah memasuki batas 20-30 Hz, maka getaran tersebut telah dapat didengar sebagai bunyi. Selain ketentuan kenyamanan yang telah dibahas diatas, banyak hal yang perlu diperhatikan agar dapat menciptakan kenyamanan yang maksimal. Salah satunya adalah pemilihan warna, material, pola baik pada elemen maupun furniture, semua hal tersebut butuh perlakuan khusus karena user dari panti ini adalah manula dengan kebutuhan khusus.
2.3.3. Panti Lanjut Usia di Jakarta Dari hasil study ke panti lanjut Usia penulis mendapatkan gambaran tentang panti bagi lanjut usia, dari hasil tinjauan ke site panti di Kampung Dukuh Jakarta dapat disampaiakn pada awalnya site merupakan lahan yang di rencanakan sebagai Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 dengan luas tanah adalah 23.900 m² termasuk di dalamnya terdapat lahan kosong yang pada mulanya dipersiapkan sebagai panti bagi lanjut usia terlantar , lahan parkir seluas ± 7.000 m². Kondisi lahan dari Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Kampung Dukuh sendiri terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Cipinang yang memiliki bentuk leter S dan Selain itu hasil survey sampai saat ini masih terdapat 16 kepala keluarag dimana mereka adalah pegawai Departemen sossial yang masih aktif maupun yang sudah pensiunan dan memanfaatkan sejumlah bangunan yang kondisinya masih layak huni
I.
Dari hasil studi di lokasi dapat kami
urainkan bebrapa gedung/ maupun saran yang terdapat pada panti werda, antara lain :
9 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
1.
Wisma Panti Werdha ;
2.
Ruang kantor ;
3.
Musholah ;
4.
Rumah dinas Kampung dukuh Jakarta timur
[email protected]
II Data yang didapat dari hasil survey lapangan adalah : Alamat
: Jalan gudang air No. 14 C Kampung Dukuh, Jakarta Timur
Tupoksi
: Pelayanan Kesejahteraan Bagi Lansia Terlantar
Daya tampung
: 300 Jiwa
Luas Lahan
: 23.900 m²
2.3.4 Fasilitas Panti Lanjut Usia Terlantar Dari hasil pengecekan di lokasi Ex. Panti masih terdapat fasilitas antara lain, Bangunan wisma panti,Bangunan Kantor Pengelola, Mussolah dan rumah dinas staf dan karyawan Panti. Gambaran Kondisi Panti saat ini.
10 Perencanaan Panti Bagi Lansia Terlantar di Jakarta
[email protected]