Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1.
Alasan Pemilihan Lokasi Lokasi yang tepat untuk merancang Museum Ciliwung berada di Jalan Condet Raya, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
LOKASI TAPAK
Gambar 2.1 Peta Lokasi Penemuan Situs-situs Prasejarah Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
8
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Alasan pemilihan lokasi di daerah ini ditinjau dari beberapa faktor, yaitu: Terletak bersebelahan dengan Sungai Ciliwung dan di sekitar daerah tersebut terdapat lokasi penemuan situs-situs peninggalan zaman prasejarah. (lihat gambar 2.1) Lokasinya di daerah Condet, yang notabene merupakan Kawasan Konservasi Alam dan Kawasan Cagar Budaya. Lokasi tapak sesuai dengan peruntukkan lahannya, yaitu Suka Sarana Pendidikan (Spd). (Lihat gambar 2.3)
2.2.
Tinjauan Lokasi Proyek 2.2.1. Spesifikasi Proyek
Judul
:
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
Lokasi
:
Jln. Condet Raya, Kel. Gedong, Kec. Pasar Rebo, Jakarta Timur
Luas Tapak, Sempadan Sungai
:
18.887 m2, 1.185 m2
KDB, KLB
:
40%, 1,6
Land Use
:
Suka Sarana Pendidikan (Spd)
Luas Lantai Dasar
:
7.555 m2
Luas Keseluruhan Lantai
:
30.219 m2
Jumlah Lantai Maksimal
:
4 lantai
GSB, GSS
:
10 meter, 8 meter
Sifat Proyek
:
Perancangan dan Pengembangan
Sasaran
:
Pelajar, Mahasiswa, Peneliti, dan Masyarakat Umum
Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
9
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Peta Propinsi DKI Jakarta
LUAS AREA SEMPADAN SUNGAI 1.185 m2
Peta Kecamatan Pasar Rebo
LUAS TAPAK BANGUNAN 1.185 m2
Gambar 2.2 Peta Lokasi Tapak di Jalan Condet Raya
Gambar 2.3 Peta Rencana LRK 2.2.2. Kondisi, Batas Tapak, dan Situasi di Sekitar Tapak Proyek Kondisi tapak berkontur landai dengan beda ketinggian ±12 meter dari permukaan tapak paling bawah terhadap jalan Condet Raya. Batas-batas tapak, antara lain:
Sebelah utara
:
TPU Pejaten 2
Sebelah selatan
:
pemukiman
Sebelah timur
:
Jalan Condet Raya
Sebelah barat
:
Sungai Ciliwung
Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
10
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Sungai Ciliwung
TPU Pejaten 2
Pemukiman
Jalan Condet Raya Kondisi tapak berkontur landai
Gambar 2.4 Kondisi dan Batas Tapak
Gedung Laboratorium Tari dan Karawitan Condet
Gelanggang Remaja
LOKASI SITE Rindam Jaya
Global Islamic School
Sungai Ciliwung
Jalan Condet Raya
Jalan Gedong
Jalan TB Simatupang
Gambar 2.5 Situasi di Sekitar Tapak Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
11
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
2.3.
“MEMORY at PLACE”
Tinjauan Judul Proyek 2.3.1. Deskripsi Judul Judul skripsi yang telah ditentukan adalah
Perancangan dan
Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta. Museum menurut
Undang-undang Republik Indonesia No. 11
Tahun 2010 Pasal 18 ayat (2) Tentang Cagar Budaya adalah lembaga yang berfungsi, melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi berupa benda, bangunan, dan/atau struktur yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau yang bukan Cagar Budaya, dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Museum Ciliwung termasuk dalam kategori on-site museum atau di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Museum Situs, yaitu museum yang didirikan di dalam kawasan situs purbakala, sehingga keterkaitan koleksi dengan situsnya mudah di pahami. Cakupan bidang kerja museum situs di arahkan
untuk
mengumpulkan,
meneliti,
merawat,
mengamankan,
menyebarluaskan informasi, dan menyajikan benda-benda (artefak) dari situs purbakala. Dalam kaitannya dengan penafsiran koleksi dan melakukan edukasi serta layanan kepada masyarakat, maka peran museum situs menjadi signifikan karena dapat memberi gambaran atau mengarahkan pengunjung sebelum mereka mengunjungi atau memahami nilai penting kearifan nenek moyang dimasa lampau secara langsung dilapangan. Sumber diperoleh dari: http://disbudpar.jatimprov.go.id/museum/117-pedoman -penyelenggaraan-museum-situs.html.
2.3.2. Fungsi Utama Museum Menurut Internacional Council of Museum (ICOM) 2005, museum pada dasarnya memiliki fungsi sebagai:
Pengumpulan, pengamanan, penyimpanan, dan pendokumentasian warisan alam dan budaya sebagai koleksi (Documentation).
Konservasi7 dan preservasi8 koleksi (Conservation).
7
Namun menurut Adishakti (2007) istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, yaitu Charter for the Conservation of Places of Cultural Significance, Burra, Australia, yang lebih dikenal dengan Burra Charter. Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
12
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Penelitian koleksi (Research).
Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum
melalui
koleksi
(Exhibition).
Pengenalan dan penghayatan melalui edukasi dan visualisasi (Education).
2.3.3. Jenis Museum Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melalui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum 2009), yakni sebagai berikut:
Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, terdapat 2 jenis: -
Museum Umum
-
Museum Khusus
Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat 3 jenis: -
Museum Nasional
-
Museum Propinsi
-
Museum Lokal
Jenis museum berdasarkan penyelenggaraannya, terdapat 2 jenis: -
Museum Pemerintah
-
Museum Swasta
Jenis museum berdasarkan bentuk bangunannya, terdapat 3 jenis: -
Museum Tertutup (Indoor).
-
Museum Terbuka (Outdoor).
-
Kombinasi dari kedua bentuk di atas.
2.3.4. Landasan Kebijakan Tiga landasan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (Konsep Penyajian Museum 2011), yaitu:
Landasan Ideal, yaitu Pancasila.
Disini dinyatakan bahwa konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik. Sumber diperoleh dari http://agy-aprillyanto.blogspot.com/2011/04/pengertian-konservasi.html. 8 Preservasi adalah tindakan atau proses penerapan langkah-langkah dalam mendukung keberadaan bentuk asli, keutuhan material bangunan/struktur, serta bentuk tanaman yang ada dalam tapak. Tindakan ini dapat disertai dengan menambahkan penguat-penguat pada struktur, disamping pemeliharaan material bangunan bersejarah tersebut. Sumber diperoleh dari http://www.bandungheritage.org/index.php?option=com_content &view=article&id=35:definisipengertian-dalam-pelestarian-bangunanlingkungan-&catid=1:latest&Itemid=2. Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
13
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Landasan Konstitusional, yaitu: -
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1) dan (2)
-
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 32
-
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Pasal 18 ayat (2) Tentang Cagar Budaya
Landasan Operasional, yaitu: -
Nilai budaya Indonesia.
-
Kebudayaan nasional yang dibina dan diarahkan pada penerapan nilainilai kepribadian bangsa yang berlandaskan Pancasila.
-
Kebudayaan bangsa yang berkepribadian dan berkesadaran nasional.
-
Usaha-usaha pembauran bangsa yang lebih ditingkatkan di segala bidang kehidupan.
-
Tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa.
2.3.5. Zona Fungsi Kegiatan pada Museum Menurut Gail Dexter Lord dan Barry Lord (The Manual of Museum Planning 2001, 2:283-284), berdasarkan fungsi kegiatannya, secara garis besar museum terdiri dari empat zona yang mewakili semua jenis ruang dalam maupun ruang luar museum, yaitu:
Zona Publik-non Koleksi (P-nK) Yaitu zona yang meliputi aktivitas yang bersifat umum tetapi tidak memiliki keterkaitan dengan ruang pameran/koleksi museum, pelaku kegiatannya ialah pengunjung museum, peneliti, dan pengelola.
Zona Publik-Koleksi (P-K) Yaitu zona yang meliputi aktivitas permuseuman dan masih bersifat publik, pelaku kegiatannya ialah pengunjung museum, peneliti, dan pengelola.
Zona Koleksi-non Publik (K-nP) Yaitu zona yang meliputi aktivitas permuseuman namun tertutup untuk publik, pelaku kegiatannya ialah peneliti dan pengelola.
Zona non Koleksi-non Publik (nK-nP) Yaitu zona yang meliputi aktivitas pengelolaan dan tertutup untuk publik, pelaku kegiatannya ialah pengelola.
Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
14
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
2.3.6. Analisa Program Ruang dengan Metode Zona Fungsi Ruang Museum Analisa program ruang menggunakan metode zona fungsi ruang museum pada Winnipeg Art Gallery, yang merupakan bangunan yang di desain khusus yang beredar pada tahun 1967 oleh arsitek Kanada Gus da Rosa (The Manual of Museum Planning 2001, 2:286). Metode zona fungsi ruang tersebut dilakukan dengan cara menentukan persentase pada setiap zona fungsi kegiatan dan berpatokan pada koleksi museum yang akan dipamerkan.
Publik-Koleksi (P-K)
Publik-non Koleksi (P-nK)
Total Publik
37%
25%
62%
Koleksi-non Publik (K-nP)
non Koleksi-non Publik (nK-nP)
Total non-Publik
18%
20%
38%
Total Koleksi
Total non-Koleksi
Total
55%
45%
100%
Gambar 2.6 Metode Zona Fungsi dengan Cara Menentukan Persentase Pada Tiap Zona Fungsi Kegiatan
2.3.7. Kebijakan Penyajian atau Pameran Tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam kaitan kegiatan penyajian museum menurut Konsep Penyajian Museum 2011, adalah:
Faktor pengunjung museum
Faktor kebijakan dan perencanaan
Faktor metode penyajiannya
Menurut Konsep Penyajian Museum 2011, pameran adalah inti dari pengalaman yang ditawarkan museum kepada masyarakat. Berdasarkan pengertian dan jangka waktu pelaksanaan, serta jenis dan sifatnya pameran museum dibagi menjadi tiga, yaitu: Pameran Tetap Ialah pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu sekurangkurangnya selama tiga tahun. Tema pameran sesuai visi dan misi museum. Idealnya koleksi yang disajikan di ruang pameran tetap adalah 25% - 40% dari koleksi yang dimiliki museum. Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
15
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Langkah-langkah penyusunan gagasan Tata Ruang Pameran Tetap di museum, adalah Alur cerita (Storyline), serta Alur penyajian dan alur pengunjung Empat pendekatan untuk konsep alur yang digunakan dalam mengarahkan isi pameran, yaitu Pendekatan Kronologi, Pendekatan Taksonomik, Pendekatan Tematik, dan Pendekatan Gabungan
Pameran Khusus atau Pameran Temporer Ialah pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu antara satu minggu sampai dengan tiga bulan, dengan mengambil tema khusus, dengan tujuan untuk mengundang lebih banyak pengunjung ke museum, dan untuk mengenal, serta jenis koleksi yang disajikan.
Pameran Keliling Ialah pameran yang diselenggarakan di luar museum pemilik koleksi dalam jangka waktu tertentu, dengan tema khusus, dan bertujuan untuk memperkenalkan suatu khasanah budaya daerah yang satu kepada daerah lainnya, sehingga memperoleh hubungan antar suku bangsa atau budaya.
2.4.
Studi Banding Mengenai Museum Geologi Bandung Museum Geologi terletak di Bandung, Jawa Barat dan didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan tersebut: (lihat Gambar 2.8 dan 2.9) Lantai Satu Terbagi menjadi tiga ruang utama : Ruang Orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur.
Ruang Orientasi Berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian.
Ruang Sayap Barat Dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang:
Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
16
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. (lihat gambar 2.12)
Lantai Dua Terbagi menjadi tiga ruangan utama: Ruang Barat, Ruang Tengah dan Ruang Timur.
Ruang Barat Ruang Barat digunakan oleh staf museum.
Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengah Irian Jaya.
Ruang Timur Terbagi menjadi tujuh ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
Gambar 2.7 Denah Museum Geologi Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
17
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Gambar 2.8 Sistem Tata Pamer pada Museum Geologi
Gambar 2.9 Pemanfaatan cahaya untuk labeling koleksi yang bisa disentuh (touch collection) pada sudut Pameran Asal Mula Terbentuknya Bumi
Gambar 2.10 Penggunaan media Touchscreen (film dan animasi) pada sudut Pameran Gunung Api Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
18
Perancangan dan Pengembangan Kawasan Museum Ciliwung Jakarta
“MEMORY at PLACE”
Gambar 2.11 Penggunaan media film dan animasi pada sudut Pameran Mesozoikum
Gambar 2.12 Antrean pengunjung Museum Geologi yang yang mayoritas dari siswa-siswi SLTP dan SLTA Sumber diperoleh dari Majalah Museografia 2009, 3:41-61 dan http://sw3sta.word press.com/category/tugas-kkl/museum-geologi-bandung/.
2.5.
Kesimpulan Studi Banding Dari studi banding yang telah diuraikan pada sub judul sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai berikut: Penggunaan media film dan animasi sangat diperlukan untuk menarik minat pengunjung. Selain itu, penggunaan media ini merubah paradigma terhadap museum yang dulunya merupakan sebuah tempat yang seram dan membosankan menjadi tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Sistem tata pameran museum yang tertata dengan baik dari segi pengelompokkan jenis-jenis pameran. Tommy Kurniady
41210110028
Teknik Arsitektur
FTPD
SKRIPSI 67
19