BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Paradigma
Metode Penelitian
Teori Penelitian
1. Maryam Najafian & Saeed Ketabi
Advertising Social Semiotic Representation: A Critical Approach
A Critical Approach
Qualitative
Semiotic Representation
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Penelitian Saya The signs in Pada these two ads penelitian ini are too si peneliti ambiguous, meneliti dua too 'polysemic' iklan dari (multiple in brand yang their sama yaitu jam meanings) to tangan “OMEGA” decide on one dengan model 'true' meaning “Michael of the ads. schumacher”
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Publikasi Jurnal International Journal of Industrial Marketing ISSN 21623066 2011, Vol. 1, No. 1
12
These factors, which have to do with the social
dan “Cindy crawford” yang dilihat dari pengemasan context of ads iklan dan and of their nuansa dari readers, "make latarbelakang any reading of model yang an ad as a self- dipakai dalam contained iklan. system of Sedangkan, iklan yang signs with a saya teliti determinable hanya meneliti ideological satu iklan effect very yaitu biskuat difficult to versi pelari justify as dengan brand 'true'" yang sama (Bignell, dari beberapa 2002: varian iklan biskuat dengan versi yang berbeda yang sudah ada dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
hanya mengangkat adanya makna nilai perjuangan yang terdapat pada iklan biskuat versi pelari tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Paradigma
Metode Penelitian
Teori Penelitian
2. Maryam Najafian and Azzizollah Dabaghi
Hidden Language of Advertising: A Semiotic Approach
Critical discourse analysis
Qualitative
A Semiotic Approach
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Penelitian Saya The main penelitian ini conclusion that untuk can be drawn menyelidiki from this study ideologi atau is that, with the bahasa use of signs and tersembunyi colors, dalam iklan jam tangan advertisers can 'OMEGA' dari better majalah communicate “TIME” yang with consumers diterbitkan pada and make the tahun 2002. product more Pengiklan popular percaya bahwa among them in cara yang order to achieve sangat penting untuk sebuah ever-lasting iklan yang purchases and berhasil adalah popularity. penggunaan Exist regularity can be found in the
http://digilib.mercubuana.ac.id/
gaya fotografi. Ini mungkin memainkan
Publikasi Jurnal International Journal of Industrial Marketing
15
phenomenon of advertising, organizing sets of marks, constraining choice, and this option is part of the social meaning. This sets the signs do not make one, comprehensive and coherent meaning, and the meaning of certain signs are always relative to the specific type of reader, on certain occasions. In the case of this scheme, a semiotic
http://digilib.mercubuana.ac.id/
peran utama dalam menangkap perhatian target pasar yang dituju seperti laki-laki, perempuan, orang dewasa atau remaja. "Seperti struktur linguistik, struktur visual yang menunjukkan interpretasi tertentu pengalaman dan bentukbentuk interaksi sosial. Perbedaannya dengan penelitian saya adalah penelitian saya
16
analysis occupies an important place in the general framework of critical discourse analysis ad. Here, the attention is on the signs as a carrier of ideological significance.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
meneliti iklan dalam bentuk audio visual dan hanya menitik beratkan pada makna dari isi pesan di dalam iklan biskuat versi pelari.
17
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Paradigma
Metode Penelitian
Teori Penelitian
3. Pooja trips & Priya Gupta
Semiotic analysis of Indian television. Advertisements and its impact on consumers : an exploratory study
Constructivist
Used quantitative methods to analyze the data as well as qualitative methods of interpretation
Semiotic : an exploratory study
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil Penelitian
Perbedaan dengan Penelitian Saya We found that Penelitian ini age and gender mengukur dan have a mengetahui significant and tepat varied impact sasarankah atas on iklan pada media televisi the choices di india dengan made in kaitannya connection with terhadap semiotics used interpretasi in television yang diterima commercials oleh India. However, masyarakat india yang belonging to ditinjau lewat ethnic or linguistic group struktur demografis. does not have Sedangkan, any particular penelitian saya group lebih a significant mengangkat hal impact on the “semangat preferences perjuangan” itu
Publikasi Jurnal ESSACHESS. Journal for Communication Studies, vol. 8, no. 1(15) / 2015: 71-90 eISSN 1775352X
18
made in terms of choice of the theme, atmosphere, colors, moods, emotions etc. The main pattern that emerges is that some semiotic have a higher impact and varied in the sex and age of the population.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sendiri yang justru menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat karena terkandung nilai-nilai positif sosial yang disampaikan dan terkandung dalam iklan tersebut
19
Nama Peneliti
4. Agitha Fregina Pondaag
Judul Penelitian
Paradigma
Metode Penelitian
Teori Penelitian
Hasil Penelitian
Analisis Semiotika Iklan A-Mild Go Ahead versi Dorong Bangunan Di Televisi
Konstruktivis
Metode Penelitian Kualitatif
Model Analisis Semiotik Charles S. Peirce
Dari penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa tayangan iklan televisi A Mild Go Ahead versi “Dorong Bangunan” dapat dimengerti dan dipahami dengan baik. Namun pada iklan ini, A Mild tetap mengajak seseorang untuk merokok, khususnya bagi perokok walaupun secara tidak langsung. Iklan ini juga secara langsung mengajak masyarakat untuk kreatif , optimis dan bebas berekspresi dalam mengaktualisasikan diri. Pesan ini disampaikan A
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Perbedaan dengan Penelitian Saya Perbedaannya adalah dalam iklan a-Mild Go ahead ini si peneliti meneliti seluruh isi iklan, namun pada penelitian saya yang saya angkat hanyalah makna perjuangannya saja.
Publikasi Jurnal
Journal “Acta Diurna” Vol.I. No.I.Th.
20
Mild melalui makna umum yang berbunyi “Ayo, majulah!” Dari penelitian ini, penulis juga mendapatkan beberapa hal positif yaitu : 1. Manusia membutuhkan pembaharuan dalam hidup. 2. Untuk dapat menciptakan pembaharuan kita tidak bisa melakukannya sendiri, tapi kita harus bekerjasama. 3. Tetap mencintai lingkungan dengan menanam pohonpohon di sekitar rumah kita agar tidak terlihat gersang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Nama Peneliti
Judul Penelitian
5. Fachrial Daniel
KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD
Paradigma
Metode Penelitian
Teori Penelitian
Hasil Penelitian
Konstruktivis
Metode Penelitian Kualitatif
Analisis Semiologi Roland Barthes
Kepribadian seorang anak muda di kota besar yang cenderung mengalami perubahan lingkungan yang cepat dengan teknologi yang modern segala sesuatunya dapat terjadi namun, persahabatan dan sebuah identitas di masyarakat sangatlah penting dalam meilhat kehidupan
(Analisis Semiotika Tentang Konsep Diri dalam Iklan Rokok A Mild Versi “Cowok Blur” Go Ahead 2011)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Perbedaan dengan Penelitian Saya Dalam penelitian ini hanya mengambil tetang adanya konsep diri yang disisipkan atau diperlihatkan di dalam iklan amild ini, namun di dalam penelitian saya yang diangkat adalah tentang adanya semangat perjuangan yang disaratkan di dalam iklan biskuit Biskuat versi pelari “Semangat Ibu
Publikasi Jurnal Flow; Vol 1, No 3 (2013): Jurnal Ilmu Komunikasi Flow
22
penuh dengan cita-cita bukan dengan keputusasaan yang membuat seseorang mati dalam peradaban yang semakin canggih, justru dengan Konsep diri yang positif kita dapat membangun sebuah kebahagian yang tiada batas, jalani kehidupan yang ada tidak penting berputusasa semangat anak muda merupakan sebuah perubahan besar, Go
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan Anak”
23
Ahead.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
1. Maryam Najafian & Saeed Ketabi Advertising Social Semiotic Representation:A Critical Approach
Tujuan dari artikel ini adalah untuk menunjukkan kegunaan pendekatan Semiotika Sosial diusulkan oleh Kress dan van Leeuwen (2006) dalam menganalisis wacana iklan untuk mencapai tujuan mengungkap ideologi di balik memilih sumber daya yang berbeda (verbal dan non verbal). Dua contoh dipilih dari majalah 'Time' menunjukkan bahwa baik tekstual dan tanda-tanda visual antara sumber daya sosial semiotik yang dapat membantu pengiklan untuk menyampaikan pesan persuasif bawah asumsi ideologis. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa referensi sosial semiotik menempati titik penting dalam hubungan antara wacana iklan dan ideologi. gambar, kata dan warna, melihat cara ini sebagai produk dari praktek-praktek sosial, hanya tiga dari banyak modus semiotik melalui mana makna sosial dari iklan dikodekan. Pertanyaan mungkin menginformasikan Analisis Linguistik Kritis wacana iklan seperti: i) Apa asumsi ideologis yang dikodekan dalam iklan? ii) Apakah ada makna ideologis tentang cara komoditas ditandai? Tujuan utama dari artikel ini adalah untuk menerapkan model Semiotik Sosial diusulkan oleh Kress dan Van Leeuwen (2006) untuk mengidentifikasi sebuah ideologi dalam dua iklan sampel. Sampel ini terletak di dalam majalah populer, yaitu 'Time' Edisi Oktober,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Dengan demikian tulisan ini akan menganalisis iklan sebagai tanda-tanda, makna tidak hanya memberikan kesan yang baik dari produk, tetapi juga kompatibel terhadap Industri Pemasaran. Kesimpulan utama yang harus diambil dari studi ini adalah bahwa, dengan menggunakan tanda-tanda dan warna, pengiklan bisa lebih baik berkomunikasi dengan konsumen dan membuat produk yang lebih populer di antara mereka dalam rangka mencapai tujuan yang terus berlangsung pembelian dan popularitas. Ada keteraturan dapat ditemukan dalam iklan fenomena, set tanda pengorganisasian, menghambat pilihan, dan pilihan ini adalah bagian dari sosial yang berarti. Set ini tanda-tanda tidak membuat makna tunggal, komprehensif dan koheren, dan arti tanda-tanda tertentu selalu relatif terhadap jenis tertentu dari pembaca dan pada kesempatan tertentu. Dalam hal skema ini, analisis semiotik menempati tempat yang penting dalam kerangka umum dari analisis wacana kritis iklan. Di sini, perhatian adalah pada tanda-tanda sebagai pembawa makna ideologis. Karya semiotik telah mempengaruhi sosial dan untuk mencapai tujuan ini, mereka melayani berbagai jenis model sebagai sumber semiotik. Gambar, kata dan warna, melihat cara ini sebagai produk dari praktekpraktek sosial, hanya tiga dari banyak mode semiotik melalui mana makna sosial iklan kode. Referensi semiotik menempati titik penting dalam hubungan antara wacana iklan dan ideologi. Analisis semiotik seperti yang diperiksa dalam makalah ini adalah mungkin menjadi dasar dalam membangun ideologi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
2. Maryam Najafian and Azzizollah Dabaghi Hidden Language of Advertising: A Semiotic Approach Kesimpulan utama yang bisa ditarik dari studi ini adalah bahwa, dengan menggunakan tanda-tanda dan warna, pengiklan dapat lebih baik berkomunikasi dengan konsumen dan membuat produk yang lebih populer di antara mereka dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelian Ada keteraturan yang dapat ditemukan di fenomena iklan ini, yaitu adanya kumpulan tanda pengorganisasian, memberikan pilihan, dan pilihan ini adalah bagian dari makna sosial. Kumpulan tanda-tanda menjadi satu makna yang komprehensif dan koheren, dan makna dari tanda-tanda tersebut berpengaruh terhadap jenis spesifik pembaca, pada kesempatan tertentu. Dalam hal skema ini, analisis semiotik menempati tempat yang penting dalam kerangka umum dari analisis wacana kritis iklan. Di sini, perhatian adalah pada tanda-tanda sebagai pembawa makna ideologis.
3. Pooja trips & Priya Gupta Semiotic analysis of Indian television. Advertisements and its impact on consumers : an exploratory study Kesimpulan: Penelitian ini bertujuan untuk memahami variasi yang berbeda pada setiap kelompok sosio-demografis antara responden kami dalam pilihan atau preferensi mereka dengan pendekatan semiotika yang berbeda yang digunakan dalam iklan televisi India. Kami menemukan bahwa usia dan jenis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
kelamin memiliki dampak yang signifikan dan bervariasi pada pilihan yang dibuat sehubungan dengan semiotika yang digunakan dalam iklan televisi India. Namun, kelompok atau bahasa etnis kelompok tertentu tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap preferensi dibuat dalam hal pilihan tema, suasana, warna, suasana hati, emosi dll Pola utama yang muncul adalah bahwa beberapa semiotik memiliki dampak yang lebih tinggi dan bervariasi pada jenis kelamin dan usia dari populasi. Sementara, Perbedaan gender terutama terlihat pada pilihan iklan berdasarkan warna, orientasi iklan, misalnya, iklan berorientasi anak-anak disukai oleh lebih disukai perempuan daripada laki-laki. iklan drama lebih disukai gender perempuan, iklan erotis dan lebih disukai oleh laki-laki daripada perempuan. Ketika, kita melihat dari perbedaan usia dan ditemukan iklan yang paling disukai adalah iklan yang bernuansa keluarga. iklan yang lebih berorientasi berdasarkan bahasa, budaya berdasarkan, festival tema berdasarkan dan nilai moral dan etika iklan berbasis disukai oleh generasi tua. Preferensi untuk penggunaan tagline / iklan yang mengandung unsur humoris lebih banyak terdapat pada responden di kelompok usia yang lebih tua yaitu 30 tahun ke atas. Sehubungan dengan warna yang digunakan dalam iklan, ditemukan, orang-orang yang lebih muda lebih menyukai warna hitam, Perempuan menunjukkan preferensi yang lebih tinggi untuk warna ungu pada iklan. Preferensi tertinggi untuk warna biru untuk kedua jenis kelamin, sedangkan coklat adalah warna yang paling disukai. Ada perbedaan yang cukup besar pada wanita dibanding laki-laki dalam memilih iklan bernuansa seputar selebriti atau animasi. Dalam hal gender, perempuan menunjukkan kecenderungan untuk memilih nilai dan tema keluarga,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
sedangkan laki-laki lebih tertarik terhadap tema non keluarga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa asumsi iklan yang dibuat di India umumnya sudah pada jalur yang benar dengan iklan seperti deodorant dengan menunjukkan lekukan tubuh menarik pria untuk membeli produk atau tema festival untuk menarik wanita atau pemirsa lanjut usia. Namun, tema-tema tertentu yang digunakan dalam iklan tampaknya tidak sejalan dengan temuan kami dan karena itu mungkin tidak efektif, misalnya, jika pengiklan bertujuan untuk menarik generasi muda melalui iklan yang ada bernuansa keluarga, drama, bermoral nilai-nilai, animasi, dll tampaknya tidak menarik konsumen muda. Penelitian kami juga menemukan bahwa rata-rata orang menilai iklan berdasarkan suasana hati dan emosi pada saat itu. Iklan keras dan petualang disukai oleh kedua jenis pria dan wanita. Analisis semiotika mampu menganalisa minat dari konsumen.
Nazafian dan Dabaghi
(2011), menyebutkan bahwa satu kelompok tertentu dari tanda-tanda tidak dipahami secara tunggal dan tanda-tanda tertentu selalu menarik bagi pembaca tertentu pada kesempatan tertentu.Iklan pemirsa tampaknya memiliki dampak yang bervariasi dan lebih banyak dipengaruhi oleh kelompok jenis kelamin dan usia orang dari daerah atau identitas etnis konsumen.Dari semua penelitian kami menunjukkan dampak iklan dapat dipengaruhi melalui pemilihan tema dan warna yang lebih spesifik. Temuan kami juga menunjukkan bahwa dengan memahami bahasa dan dampak semiotika pada konsumen di India, iklan dapat dibuat lebih efektif dan dapat memiliki pengaruh yang lebih tinggi pada konsumen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
4. Agitha Fregina Pondaag Analisis Semiotika Iklan A-Mild Go Ahead versi Dorong Bangunan Di Televisi Kesimpulan dari penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa tayangan iklan televisi A Mild Go Ahead versi “Dorong Bangunan” dapat dimengerti dan dipahami dengan baik. Namun pada iklan ini, A Mild tetap mengajak seseorang untuk merokok, khususnya bagi perokok walaupun secara tidak langsung. Iklan ini juga secara langsung mengajak masyarakat untuk kreatif , optimis dan bebas berekspresi dalam mengaktualisasikan diri. Pesan ini disampaikan A Mild melalui makna umum yang berbunyi “Ayo, majulah!” Dari penelitian ini, penulis juga mendapatkan beberapa hal positif yaitu : 1. Manusia membutuhkan pembaharuan dalam hidup. 2. Untuk dapat menciptakan pembaharuan kita tidak bisa melakukannya sendiri, tapi kita harus bekerjasama. 3. Tetap mencintai lingkungan dengan menanam pohon-pohon di sekitar rumah kita agar tidak terlihat gersang. Sebagai produk yang dapat menganggu kesehatan, penulis menyimpulkan bahwa produk ini berbahaya bukan hanya dalam hal penjuaalan dan pemasaran saja, melainkan juga dalam hal tampilan iklannya. Memang iklan rokok juga memberikan kontribusi positif dalam beberapa bidang, namun iklan rokok yang cenderung menunjukan citra positif tersebut masih tetap mengajak seseorang yang tadinya merokok menjadi perokok.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut sangat abstrak, bahkan setiap orang dapat menafsirkan maknanya secara berbeda-beda (walaupun tetap satu konsep). Mengandung makna yang positif serta turut bertujuan untuk membangun masyarakat. Dalam hal ini diketahui pula bahwa suatu kreatif iklan dapat membuat suatu iklan lolos dari peraturan – peraturan yang berlaku dengan tetap dapat menyampaikan pesannya secara utuh. Selain itu dikemukakan juga bahwa tayangan iklan rokok di televisi cenderung menampilkan cerita positif di balik dengan rokok yang sejatinya negatif.
5. Fachrial Daniel KONSEP DIRI DALAM IKLAN ROKOK A MILD Kesimpulan: Dalam upaya menciptakan karakter suatu produk, para kreator iklan membuat sistem signifikasi. Hal yang pertama dan terutama dibuat para pengiklan adalah memberi nama merek, membuat simbol visual, narasi, dan penciptaan sebauh logo ketika sebuah produk diberi nama maka produk tersebut bisa dikenali Dalam semiotika dikenal dengan signifikasi tahap pertama “Denotasi”. Selanjutnya menciptakan signifikasi tahap kedua atau lebih dikenal dengan konotasi. Pada tahap ini mulai muncul pemaknaan yang akan ditafsirkan oleh pembaca iklan. Selanjutnya makna itu diperluas sehingga dikenal dengan konotasi, hal ini merupakan sistem signifikasi yang dibuat untuk memapankan citra suatu produk kedalam tatanan pemikiran sosial secara de facto.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Setelah di paparakan melalui teks lalu dicari konsep diri pada karakter tokoh pemeran iklan A Mild Go Ahead 2011 dan di ungkapkan mitos yang terdapat dalam iklan tersebut. Iklan ini memaparkan tentang keresahan jiwa seorang anak muda yang hidup menyendiri akibat pergaulannya yang sempit dan kita melihat dimana kita sebagai penonton melihat si pria seseorang yang terkucilkan karena kita melihat dari kacamata yang sama, maka terjadi sebuah pemaknaan yang perlu di terjemahkan melalui semiotika. Industri iklan adalah industri yang tak pernah mati, berbagai strategi dilakukan untuk menjadikanya sebagai yang terdepan, termasuk penanaman konsep diri seseorang. Mitos tersebut dikonstruksi dengan memanfaatkan visualisasi-visualisasi gambar dan simbol yang sebelumnya sudah ada dalam masyarakat. Sebuah bentuk gambaran tentang kegalauan anak muda. Anak muda yang di era modern yang membuat diri mereka harus mencoba A Mild, tetapi A Mild tidak sepenuhnya memperlihatkan product selling nya sebagai perusahaan rokok nasional dan internasional namun lebih menekankan kepada kritik sosial dan keprihatinan yang sering terjadi di Indonesia khususnya di dunia anak muda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
2.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi merupakan sebuah proses sosial yang terjadi antara paling sedikit dua orang dimana seseorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu kepada orang lain (Kennedy dan Soemanagara, 2006: 4). Sedangkan menurut Kotler (2004: 5) pengertian pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Sutisna mengemukakan bahwa “komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar” (Sutisna, 2001:267). Komunikasi pemasaran menurut Shimp, “dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja, pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktivitas
komunikasi.
Jika
digabungkan,
komunikasi
pemasaran
merepresentasikan gabungan semua unsure dalam bauran pemasaran merk, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya” (Shimp, 2003:4). “Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merk yang mereka jual” (Kotler & Keller,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
2007:204).3 Dari beberapa definisi di atas yang disampaikan para ahli tentang komunikasi pemasaran, peneliti menyimpulkan bahwa pengertian komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang ditujukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dan pelanggan dengan menggunakan sejumlah media dan berbagai saluran yang dapat dipergunakan dengan harapan terjadinya tiga tahap perubahan, yaitu: perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Pesan adalah hal-hal yang diekspresikan seseorang kepada orang lain pada saat mereka berinteraksi. Pesan ditunjukkan dengan cara verbal dan non verbal yang berbentuk kata-kata, suara, tindakan, dan bahasa tubuh. Bentuk pesan sendiri bisa dikatakan sebagai simbol yang menyatakan suatu objek. Simbol verbal yang umum digunakan adalah bahasa. Simbol verbal sendiri dapat diekpresikan dengan berbicara langsung atau dalam bentuk sebuah tulisan. Sedangkan simbol non verbal lebih menggunakan gerakan tangan, bahasa tubuh untuk mewakili sebuah pesan. Pemaknaan pesan merupakan proses interpretasi individu terhadap pesan yang diterimannya. Interpretasi makna yang terjadi pada satu pesan akan dimaknakan berbeda oleh satu orang dengan orang yang lain. Hal ini berkaitan dengan latar belakang kehidupan seseorang. Contohnya seorang ahli komputer dan dokter akan memaknai kata virus sebagai kata yang memiliki definisi berbeda. Dari ketiga kunci definisi komunikasi menurut Frey, Botan, dan Kreps dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana partisipasi 3
Pengaruh terpaan iklan di televisi terhadap kesadaran merk. Siti Mahmudoh. Deviani Setyorini. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.Diakses pada tanggal 26 September 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49058&val=4028
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
komunikasi mengolah dan memilih pesan yang akan disampaikan, sehingga menghasilkan pemaknaan pesan tertentu. Sedangkan dalam definisi sederhana komunikasi adalah manajemen pesan untuk mencipatakan makna tertentu. a) Communication as information transfer, Model ini didasari paradigma stimulus-respons. Menurut paradigma ini, komunikan akan memberikan respons sesuai stimulus yang diterimanya. Komunikan adalah makhuk pasif, menerima apapun yang disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relative tanpa umpan balik, karena itu disebut linear. b) Communication as persuasion, Komunikasi persuasif adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena yang menunjukkan suatu perubahan yang terusmenerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan atau perlakuan secara terus-menerus. c) Communication reflects reality rather than creates it. (FALSE) Hal ini masih sering diperdebatkan sampai sekarang, kekerasan di media massa (film, sinetron, video games) adalah hasil dari proses komunikasi yang ada didunia nyata. Namun dilain pihak kekerasan yang terjadi secara sederhana diambil atau dibentuk berdasarkan kenyataan yang ada. Jadi pada dasarnya komunikasi tidak hanya menggambarkan realitas yang ada, tetapi juga menciptakan realitas. Melalui komunikasi, orang membuat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
mitos, cerita, ritual dan sebagainya. Melalui komunikasi orang mencerminkan realitas yang ada dikehidupan bermasyarakat. d) The meaning of a simbol is the same regardless of the situation in which it occurs. (FALSE) Seperti yang dikatakan oleh Frey, Botan, dan Kreps bahwa pemaknaan pada suatu simbol pesan bisa diartikan berbeda, bergantung pada personal history (budaya, profesi, pendidikan, dll) dari partisipan komunikasi. Hal ini cukup untuk menyatakan bahwa simbol pesan tidak dapat selalu dikatakan sama terlepas dari situasi dan partisipan komunikasinya. To whom, in what context, and how did they respond ? Simbol pesan memiliki pemaknaan yang berbeda dari setiap penggunaannya.4 Komunikasi adalah manajemen pesan untuk menciptakan makna tertentu yang mampu mempersuasi khalayak atau konsumen guna mengenalkan dan memberikan informasi serta memberikan efek Reminding di benak konsumen. Salah satu konsep yang efektif dan menarik dalam mengemas pesan ke dalam sebuah iklan salah satunya adalah dengan memasukkan potongan-potongan sisi kehidupan atau Slice Of Life. Melalui gaya potongan seperti ini pengiklan bisa menyajikan situasi-situasi dimana sebagian besar konsumen juga mengalami situasi yang sama dalam realita kehidupan sebenarnya dan mendapatkan manfaat dari kelebihan produk yang diiklankan. Contoh potongan kehidupan (Slice Of Life) dalam strategi gaya iklan berupa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.
4
Definisi Komunikasi Menurut Frey, Botani, dan Kreps. Decky Ruberts Gerung. Diakses pada tanggal 24 januari 2016 dari http://fatbulousme.blogspot.co.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Bauran komunikasi pemasaran, menurut Kotller (2005:249) merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu : a) Iklan : setiap bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan b) Promosi penjualan : berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli produk atau jasa. c) Hubungan masyarakat dan pemberitaan : berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya d) Penjualan pribadi : interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan. e) Pemasaran langsung dan interaktif : penggunaan surat, telepon , faksimili,e-mail, atau internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Bauran komunikasi pemasaran ini selalu dikaitkan dengan penyampaian sejumlah pesan dan penggunaan visual yang tepat sebagai syarat utama keberhasilan dari sebuah program promosi. Tahapan-tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk atau jasa (awareness), menumbuhkan sebuah keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), sampai dengan mempertahankan loyalitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
pelanggan. Dalam kajian komunikasi tahapan tersebut dikenal dengan rumusan aidda (attention, interest, desire, decision, and action ).5 Bauran komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara komunikasi utama yaitu iklan, promosi penjualan, acara khusus dan pengalaman, hubungan masyarakat dan pemberitaan, pemasaran langsung, penjualan pribadi (Kotler & Keller, 2007:205).6 Tujuan komunikasi secara umum adalah untuk mencapai sejumlah perubahan seperti, perubahan pengetahuan (knowledge change ), perubahan sikap ( attitude change ), perubahan perilaku (behaviour change ) dan perubahan masyarakat ( social change ) (soemanagara, 2006 : 3). Menurut Nickles (Dharmmesta, 1990 : 56), komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Definisi ini menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Pihak-pihak yang terlibat akan
5
Definisi pemasaran dan komunikasi pemasaran menurut para ahli (2013, 16 april). Blogspot
[online].
Diakses
pada
tanggal
20
desember
2014
dari
http://argen26.blogspot.com/2013/04/definisi-pemasaran-dan-komunikasi.html?M=1 6
Pengaruh terpaan iklan di televisi terhadap kesadaran merk. Siti Mahmudoh. Deviani Setyorini. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Diakses pada tanggal 26 september 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49058&val=4028
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
mendengarkan, beraksi dan berbicara sehingga tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan.7 Komunikasi pemasaran ialah suatu proses komunikasi yang dilakukan dalam konteks aktivitas pemasaran seperti jual beli produk oleh produsen kepada konsumen melalui pesan yang disampai kan berupa persuasi / membujuk, informasi, sehingga mampu menarik minat konsumen untuk membeli. Dalam komunikasi pemasaran mengenal adanya kebutuhan ( needs ), dan kebutuhan itu merupakan salah satu alasan yang dapat menggerakkan manusia khususnya untuk berusaha, dan manusia berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu, dan itu sendiri tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari, setiap manusia pasti membutuhkan berbagai macam kebutuhan, seperti halnya makanan dan minuman untuk kelangsungan hidup , pakaian untuk menutupi aurat, perumahan untuk tampat tinggal, pendidikan untuk meperoleh ilmu pengetahuan yang nantinya berguna untuk masa depan, dan kesehatan untuk maampu melakukan aktivitasaktivitas, jika sakit, tentunya tidak mampu melakukan berbagai aktivitas, dan itu tentu memebutuhkan kesehatan yang baik. Kesemua kebutuhan itu sangat penting dan berpengaruh besar bagi manusia. Adapun tujuan dari komunikasi pemasaran ini secara garis besar adalah untuk memperoleh keuntungan (profit). Namun tujuan lain dari komunikasi pemasaran ini ialah sebagai berikut : 7
Definisi Pemasaran dan Komunikasi Pemasaran Menurut Para Ahli (2013, 16 April). Blogspot
[online]. Diakses pada tanggal 20 Desember 2014 dari http://argen26.blogspot.com/2013/04/definisi-pemasaran-dan-komunikasi.html?m=1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
A. Informasi, Memberikan informasi melalui media yang tersedia kepada khalayak, sehingga khlayak mengetahui. Contoh iklan-iklan di media massa, baik media televisi, media cetak seperti koran maupun media baru seperti facebook, twitter, hingga media outdoor seperi baliho, dan poster, kesemua iklan tersebut pada intinya memberikan informasi kepada khalayak atau pun konsumen. B. Persuasi (mempengaruhi), Setelah tujuan komunikasi pemasaran itu sebagai informasi namun ternyata pesan yang di sampaikan melalui iklan tersebut sifatnya mempengaruhi atau pun mengajak khalayak untuk membeli, produk yang diiklankan tersebut. C. Menjaga kesetiaan Tujuan dari komunikasi pemasaran disini yaitu, menjaga kesetiaan, dalam artian produk yang kita tawarkan betul-betul berkualitas, dan menjaga kualitas produk yang kita pasarkan, artinya setelah produk kita diminati banyak orang lantas kita mengurangi, item-item yang penting dalam produk, sehingga mengurangi kualitas sehingga konsumen tidak lagi tertarik terhadap produk kita. Pada umumnya tujuan komunikasi pemasaran ialah dapat membentuk sikap kognitif, yaitu membentu kesadaran informasi tertentu lalu afektif, yakni memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu. Yang diharapkan adalah reaksi pembelian, dan konatif atau perilaku yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya. Perilaku yang diharapkan adalah pembelian ulang.8
8
Komunikasi Pemasaran (2012, 11 Juni). Blogspot [online]. Diakses pada tanggal 20 Desember 2014 dari http://cuuuuuuttttt.blogspot.com/2012/06/komunikasi-pemasaran.html?m=1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
2.3 Televisi sebagai Media Audio Visual a. Pengertian Media Audio Visual Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengetahui arti kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi “kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu” (Salahudin,1986: 3) Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa “ media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi” (Arsyad,2002:11). “Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar” (Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. b. Bentuk-bentuk Media Audio Visual
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu: 1)
Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2)
Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
3)
Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4)
Media visual gerak contoh, film bisu
5)
Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
6)
Media seni gerak
7)
Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
8)
Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).9
9
Pengertian Media Audio Visual dalam Pembelajaran. Sarjanaku.com Blog Pendidikan Indonesia. Diakses pada tanggal 3 november 2015 dari http://www.sarjanaku.com/2011/05/media-audiovisual.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv. (Ilham Z, 2010:255). Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010:39) Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa televisi merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas. Karakteristik Televisi Di dalam buku Elvinaro (2007:137-139) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu: 1.
Audiovisual Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
2.
Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam
gambar.
Pertama
adalah
visualisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(visualization)
yakni
43
menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3.
Pengoprasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.
Kekuatan dan kelemahan televisi Menurut skomis (1985) kekuatan televisi salah satunya adalah memberikan gambaran bila dibandingkan dengan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengan dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsur tersebut.
Ada 4 kekuatan televisi, yaitu: (Syahputra, 2006:70) 1. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat. 3. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif). 4. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis. Sedangkan kelemahan televisi, yaitu: (Syahputra, 2006:70) 1. media televisi terikat waktu tontonan. 2. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. 3. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.10 Kelebihan televisi sebagai media periklanan: Melalui kombinasi penglihatan, bunyi, gerak, dan warna, televisi merupakan medium nomor satu untuk para pengiklan nasional tetapi 10
Pengertian televisi: Menurut Para Ahli. Diakses pada 24 oktober 2015 dari http://ict.unimed.ac.id/ictfrm/media.php?module=topik&id=537
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
bagaimanupun tidak ada satu medium pun yang tepat untuk semua pengiklan karena setiap media mempunyai kelebihan dan kerugian untuk dijadikan media dalam beriklan, begitu juga dengan televisi. Berikut kelebihan dan kerugian televisi sebagai media periklanan. Menurut Kleppner ada beberapa keuntungan dan yang diperoleh jika menggunakan televisi sebagai media dalam beriklan. Keuntungan dalam menggunakan televisi sebagai media periklanan antara lain: a) Televisi memberikan banyak keluwesan kepada para pengiklan. b) Penetrasi audiens yang dicapai oleh medium ini televisi tidak seperti media lainnya c) Peliputan yang tinggi dan kemungkinan-kemungkinan kreatif yang maksimum telah memantapkan televisi sebagai medium nomor satu diantara pengiklan nasional. Kerugian dalam menggunakan televisi sebagai media periklanan, antara lain: a.
Biaya
b.
Clutter Keuntungan menggunakan televisi adalah memberikan banyak keluwesan
bagi pengiklan karena televisi dapat menimbulkan suara yang menarik dari komunikator seperti suara model iklan, adanya gerakan dari gambar yang seolah-
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
olah gambar tersebut menjadi hidup dan semua pesan iklan dapat dilihat dengan jelas. Keuntungan kedua menggunakan televisi sebagai media iklan adalah penetrasi audiens yang dicapai oleh media ini tidak seperti media lain. Hal tersebut berarti tidak ada kelompok masyarakat yang bukan pemakai televisi mulai dari anak-anak sampai orang tua. Keuntungan ketiga adalah peliputan yang tinggi dan kemungkinankemungkinan kreatif yang maksimum telah memantapkan televisi sebagai medium nomor satu diantara para pengiklan nasional. Hampir 55 persen dari seluruh dolar periklanan nasional dikeluarkan untuk beberapa untuk televisi. Majalah yang menduduki posisi kedua hanya memperoleh 18 persen dari dolar periklanan nasional. Jika penegeluaran oleh pengiklan nasional itu benar, maka tidak mengherankan bahwa Television Information Office melaporkan 57 persen dari konsumen mengatakan bahwa mereka sebagian mengenal produk baru melalui televisi. Sebagai media periklanan, televisi selain memiliki keuntungan juga kerugian-kerugian antara lain soal biaya. Televisi adalah medium yang mahal. Biaya spot (siaran iklan) untuk waktu puncak (prime time) adalah 150.000 dolar bahkan sebuah iklan pada acara opera sabun (soap opera) dapat mematok biaya 25.000 dolar atau lebih. Sebuah produksi siaran untuk iklan televisi dengan kualitas jaringan menelan biaya 100.000 dolar dan sebagian lagi menelan biaya kira-kira tiga atau dua kali lebih besar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
47
Kerugian yang lain adalah adanya Clutter (kekacauan). Kritik para pengiklan terhadap clutter (kekacauan) iklan televisi telah meningkat secara dramatis pada tahun-tahun belakangan ini. Sebagian besar pengiklan merasa bahwa tingkat kekacauan televisi mempersulit pencapaian kesadaran konsumen mengenai suatu pesan tertentu. Meningkatnya kekacauan hanya sebagian saja yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah waktu yang tersedia untuk iklan televisi hal ini juga merupakan akibat dari mempersingkat waktu iklan. Sebagai contoh pada tahun 1965, kira-kira 70 persen iklan televisi mempunyai panjang satu menit dan mulai tahun 1970 para pengiklan menggantinya dengan iklan 30 detik yang kemudian menjadi waktu standar.11 2.4 Komunikasi Periklanan Dalam komunikasi periklanan, ia tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya, tetapi juga alat komunikasi lainnya seperti gambar, warna, dan bunyi. Iklan disampaikan melalui dua saluran media massa, yaitu (1) media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dab papan iklan atau billboard dan (2) media elektronika (radio, televisi, film). Pengirim pesan adalah, misalnya, penjual produk, sedangkan penerimanya adalah khalayak ramai yang menjadi sasaran. (Sobur, 2009:116) Untuk mengkaji iklan dalam perspektif semiotika, kita bisa mengkajinya lewat sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas
11
KELEBIHAN TELEVISI SEBAGAI MEDIA PERIKLANAN. Diakses pada tanggal 24 oktober 2015 dari http://jurnalapapun.blogspot.co.id/2014/03/kelebihan-televisi-sebagai-media.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
48
lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film. Pada dasarnya, lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu yang verbal dan nonverbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal; lambang nonverbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan, yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas. Ikon adalah bentuk dan warna yang serupa atau mirip dengan keadaan sebenarnya seperti gambar benda, orang, atau binatang. Ikon di sini digunakan sebagai lambang. Kajian sistem tanda dalam iklan juga mencakup objek. Objek iklan adalah hal yang diiklankan. Dalam iklan produk atau jasa, produk atau jasa itu adalah objeknya. Yang penting dalam menelaah iklan adalah penafsiran kelompok sasaran dalam proses interpretan. Jadi, sebuah kata seperti eksekutif meskipun pada dasarnya mengacu pada manajer menengah, tetapi selanjutnya manajer menengah ini ditafsirkan sebagai ”suatu tingkatan keadaan ekonomi tertentu” yang juga kemudian dapat ditafsirkan sebagai ”gaya hidup tertentu” yang selanjutnya dapat ditafsirkan sebagai “kemewahan” dan seterusnya. Penafsiran yang bertahap-tahap itu merupakan segi penting dalam iklan. Proses seperti itu disebut semiosis (Hoed, 2001: 97 dalam Sobur, 2009:117).12 2.5 Iklan Dan Terpaan Iklan Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa yunani, yang artinya menggiring orang pada gagasan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif
12
Pondaag, Agitha Fregina. “ANALISIS SEMIOTIKA IKLAN A MILD GO AHEAD VERSI “DORONG BANGUNAN” DI TELEVISI.” Journal “Acta Diurna” Vol.I. No.I.Th. 2013 : 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
49
adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu (Durianto, et al., 2003). Menurut Lovelock dan Wright (2005), iklan adalah bentuk komunikasi nonpribadi yang dilakukan pemasar untuk menginformasikan, mendidik, atau membujuk pasar sasaran. Duncan (2005) menambahkan bahwa iklan baknya digunakan untuk menjangkau sasaran yang luas, menciptakan brand awareness, menjadi sarana pembeda perusahaan dan produknya dari pesaing, dan membangun citra merek perusahaan dan produknya. Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui). Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler & Keller, 2007:144). Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 2007:19). Iklan didesain untuk mencapai beberapa tujuan yaitu membuat pasar sasaran menyadari (aware) akan suatu merk baru, memfasilitasi pemahaman konsumen tentang berbagai atribut dan manfaat
merk
yang diiklankan dibandingkan merk-merk pesaing,
meningkatkan sikap-sikap dan mempengaruhi niatan untuk membeli, menarik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
50
sasaran agar mencoba produk, mendorong perilaku pembelian ulang (Shimp, 2003:368).13 Menurut Kotler (2005) sifat-sifat iklan antara lain: 1. Presentasi umum, yaitu iklan memberikan legitimasi kepada produk dan menyiratkan tawaran yang terstandarisasi. 2. Daya sebar yang tinggi, yaitu iklan memungkinkan penjual mengulangi pesan
berkali-kali
dan
memungkinkan
pembeli
menerima
dan
membandingkan pesan dari berbagai pesaing. 3. Daya ekspresi yang besar, yaitu iklan memberikan peluang untuk mendramatisir perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang berseni. 4. Impersonalitas (tidak bersifat pribadi), yaitu pendengar tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi iklan. Disebutkan Durianto, et al. (2003) bahwa secara umum, tujuan iklan antara lain untuk: 1. Memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk-beluk suatu produk. 2. Membujuk (persuasive), dilakukan dalam tahap kompetitif untuk membentuk permintaan selektif merek tertentu. 3. Mengingatkan (reminding), yaitu untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat.14 13
Pengaruh terpaan iklan di televisi terhadap kesadaran merk. Siti Mahmudoh. Deviani Setyorini. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Diakses pada tanggal 26 september 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49058&val=4028
http://digilib.mercubuana.ac.id/
51
Iklan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : informing periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan merek yang positif. Karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak yang luas dengan biaya per kontrak yang relatif rendah, periklanan
memfasilitasi
pengenaan
(introduction)
merek-merek
baru
meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (toma – top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang, persuading iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang, persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer – yakni, menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk, reminding iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk yang diiklankan, dampak periklanan di masa lalu memungkinkan merek pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek yang akan dibeli. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. Adding value terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaranpenawaran mereka: inovasi, penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi
14
Restaty, Niken. (2014) Modul Marcomm Manajemen – Media Periklanan. Universitas Mercubuana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
konsumen. Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing. Assisting (bantuan) untuk upaya lain perusahaan: periklanan hanya salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran komunikasi pemasaran. Pada saat-saat lainnya, peran utama periklanan adalah sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Sebagai contoh, periklanan mungkin digunakan sebagai alat komunikasi untuk meluncurkan promosi-promosi penjualan seperti kupon-kupon dan undian serta upaya penarikan perhatian berbagai perangkat promosi penjualan tersebut. 15 Dilihat dari tujuannya, ada beberapa jenis iklan, yakni : comercial advertising, corporate advertising, dan public service advertising. Public service advertising adalah iklan layanan masyarakat merupakan bagian dari kampanye social marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan iklan layanan masyarakat berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang “tidak baik” supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya.
15
TERENCE A Shimp, PERIKLANAN PROMOSI ASPEK TAMBAHAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU, Erlangga, JAKARTA, 2003, Hal. 357-361
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
Terpaan iklan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear) atau membaca (read) iklan tersebut (Rossiter & Percy, 1987:559). Terpaan terjadi ketika rangsangan yang datang berada dalam jangkauan sensor penerimaan kita (Dell, Best, & Coney, 2001:285). Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti pesan iklan) dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan iklan) suatu iklan dilihat atau dibaca. Sesering dan selama apapun seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau sebagian (Wells, Burnet, & Moriarty, 2000:156).16 2.6 Iklan Dan Produksi Iklan Kata kreatif sering digunakan oleh para pengguna bahasa baik untuk tujuan positif maupun negatif. Dalam konteks pembuatan iklan, tentu saja kata kreatif dipakai untuk tujuan positif. Dalam hal ini kata kreatif diartikan sebagai "suatu kemampuan seseorang (atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka
menemukan
pendekatan-pendekatan
atau
terobosan
baru dalam
menghadapi situasi atau masalah tertentu -- yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah -- dengan cara baru dan unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya (Creative Education Foundation).
16
Pengaruh terpaan iklan di televisi terhadap kesadaran merk. Siti Mahmudoh. Deviani Setyorini. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Diakses pada tanggal 26 september 2015 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=49058&val=4028
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Ada beberapa gaya dalam Pelaksanaan Pesan Iklan : 1. Menjual Langsung (Straight Sell). Gaya ini langsung tertuju pada informasi produk. 2. Potongan Kehidupan (Slice of Life). Gaya ini didasarkan pada pendekatan pemecahan masalah sehari-hari. Contoh : Iklan Indomie yang menceritakan tentang alur kehidupan seseorang. 3. Gaya Hidup (Lifestyle). Gaya ini menekankan bagaimana suatu produk sesuai dengan suatu gaya hidup. Contoh : Iklan Lea Jeans yang menggambarkan gaya hidup orang yang biasanya memakai jeans. 4. Khayalan (Fantasy). Gaya ini menciptakan fantasi di sekitar produk tersebut atau penggunanya. Contoh : Iklan Shampo Rejoice yang menayangkan fantasi kelembutan rambut seorang wanita setelah memakai shampo tersebut. 5. Suasana/Citra. Gaya ini menciptakan pendekatan yang membangkitkan suasana/citra di sekitar produk yang menciptakan sebuah sugesti. Contoh : Iklan Softener So Klin yang menggambarkan kelembutan pakaian yang dicuci dengan menggunakan produk tersebut. 6. Simbol Kepribadian. Gaya ini menciptakan sebuah karakter yang menjadi personifikasi produk tersebut. Karakter tersebut bisa orang, binatang ataupun animasi. Contoh : Iklan rokok yang menayangkan sosok seorang pria yang suka berpetualang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
7. Keahlian teknis. Gaya ini menciptakan pendekatan keahlian, pengalaman, dan kebanggaan perusahaan dalam memproduksi produknya dengan teknis yang akurat. Contoh : Iklan Tolak Botol Sosro yang menayangkan proses pembuatan produk tersebut. 8. Bukti Ilmiah. Gaya ini menggunakan pendekatan dengan menyajikan bukti survey/bukti ilmiah untuk memperkuat bukti kualitas sebuah produk. Contoh : Iklan obat-obatan atau farmasi yang menyajikan bukti ilmiah yang mendukung kualitas produk tersebut. 9. Bukti Kesaksian. Gaya ini menggunakan sebuah personal saat menggunakan produk dan memberikan komentar pengalamannya pada khalayak. Contoh : Iklan produk kosmetik yang menayangkan seseorang sudah pernah memakai produk tersebut dan menceritakan pengalamannya dalam memakai produk tersebut. Secara singkat, daya tarik/gaya yang bisa digunakan dalam sebuah eksekusi pesan iklan yaitu sebagai berikut : 1. Name of The Product 2. Product Itself 3. Packging 4. How The Product It's Made 5. Product History 6. Something Happened Around Us 7. What Happened Without The Product
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
8. What Happened With The Product 9. What Happened With The Product and Without The Product 10.Media Where The Product Will Run For.17 Kata kreatif merupakan kata yang sangat umum digunakan dalam dunia iklan. Dalam
hal
ini
proses
kreatif mencakup
pelaksanaan
dan
pengembangan konsep ide yang dapat mengemukakan strategi pasar dalam bentuk komunikasi yang efektif. Termasuk di dalamnya adalah membuatan headline, perwajahan, naskah; baik dalam bentuk kopi untuk iklan media cetak, script untuk iklan radio, dan storyboard untuk iklan televisi. Secara garis besar proses kreatif yang dipaparkan berikut ini disadur dari pendapat Chistoper Gilson dalam bukunya Advertising: Concept and Stragies (via Kasali,1995). Menurutnya proses kreatif dalam pembuatan iklan terdiri dari tiga tahap. 1. Tahap pertama Copywriter mengolah Marketing Brief dari pengiklan atau klien.Marketing brief atau "taglimat pemasaran" ini dibuat oleh klien yang berisi penjelasan mengenai data-data tentang produk, strategi pemasaran, dan persaingan di pasar. Namun demikian, copywriter harus menambahkan informasi lain dari berbagai pihak. Dapat dilakukan riset pribadi dalam skala kecil: ke pasar, toko, supermarket untuk melihat bagaimana produk tersebut di pasaran. Wawancaralah
17
Eksekusi Pesan Iklan. senny sponge. Diakses pada tanggal 24 januari 2016 dari http://sennyferdianciu.blogspot.co.id/2011/12/eksekusi-pesan-iklan.html?m=1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
konsumen pemakai, bagaimana komentar mereka. Jika mereka puas, tanyalah apa yang menyebabkan puas. Jika mereka tidak puas, tanyalah mengapa tidak puas. Hal ini dilakukan agar copywriter memperoleh informasi dari berbagai pihak. Jika klien adalah perusahaan yang memiliki banyak dana, Anda dapat mengajukan anggaran
untuk research.
Anda
dapat
bekerja
dengan
departemen research dan monitoring dalam departemen di biro iklan. 2. Tahap Kedua Berdasarkan marketing
brief yang
dibuat
oleh
pengiklan,
dan
berdasarkan research yang dilakukan oleh copywriter, maka untuk memudahkan pekerjaan disusunkan sebuah creative brief atau brief kreatif. Copywriter harus "membenamkan" diri mereka ke dalam informasiinformasi tersebut, untuk menetapkan posisi atau platform dalam penjualan serta menentukan tujuan iklan yang akan ditetapkan. Kedua hal ini akan dapat memberikan gambaran yang jelas kepada orang-orang kreatif mengenai cara yang paling efektif, berikut berbagai kendalanya, untuk mengkomunikasikan posisi tersebut dengan sebuah pesan iklan yang dapat ditangkap secara efektif oleh konsumen. Dalam tahap ini copywriter akan mengolah kekuatan ataupun kelemahan produk dibandingkan produk pesaing. Kemudian, Anda sebagai copywriter harus yakin akan keistimewaan produk tersebut. Akan sulit bagi kita untuk mempengaruhi calon konsumen untuk membeli dan menggunakan produk yang akan kita iklankan jika kita sendiri kurang yakin akan keunggulan atau keistimewaan produk yang kita tawarkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
Anda harus mengenal luar dalam produk tersebut termasuk pesaingnya. Bila perlu coba sendiri produk tersebut dan bandingkan dengan produk lainnya dalam kategor i kompetitor. Bila perlu mintalah kepada sample sasaran untuk mencoba produk tersebut. Kemudian,tanyailah komentarnya setelah dia mencoba produk tersebut. Marketing brief yang dibuat oleh klien harus dibandingkan dengan penelitian yang Anda lakukan sendiri. Bila ada kelemahan dibandingkan saingannya, apa kira-kira kompensasi untuk kelemahan itu. Jangan mengada-ada. Tugas seorang copywriter adalah meminimalisasi kelemahan dan memaksimalkan kelebihan. Jangan menipu konsumen. Dalam penyampaian pesan dapat dilakukan dengan dramatisasi; namun, tidak dengan berbohong. Dramatisasi adalah memberikan informasi yang benar dengan cara melebih-lebihkan sifat atau keadaannya, dengan maksud untuk menarik perhatian sasaran (konsumen). Lebih jauh lagi, penyampaian itubersifat menghibur. Dramatisasi bukanlah berbohong. Tindak kebohongan dilakukan dengan memberikan informasi yang tidak benar sebagai sesuai yang benar dengan tujuan mengecoh, menipu, atau memperdaya sasarn (konsumen). Hasil pengolahan yang mendalam dan tepat dari marketing brief danresearch menyebabkan orang kreatif dapat menentukan kepada siapa komunikasi pesan itu akan disampaikan atau yang disebut dengantarget audience. Hal ini mempengaruhi penggunaan bahasa, waktu muat/tayang, dan media yang dipakai untuk mengkampanyekan iklan. Sebagai contoh, untuk produk makanan anak yang memiliki banyak kompetitor, iklan harus mampu menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
yang dipakai oleh iklan lain, bahasa itu juga harus tepat untuk anak-anak. Hal ini mempengaruhi media dan waktu pemuatan/penayangan. Pada dasarnya, marketing brief yang dibuat oleh pengiklan, dan research yang dilakukan oleh copywriter harus diolah. Untuk memudahkan perkerjaan berikutnya, disusunkan apa yang disebut dengan creative brief atau brief kreatif. Brief kreatif, meliputi : a) GAMBARAN PROYEK Klien : data diri yang otentik tentang klien, meliputi nama, alamat, no telpon, faks Ruang lingkup Usaha : data umum tentang usaha yang dijalankan klien Produk : apa yang dihasilkan dari klien Batas waktu : Setelah batas waktu diketahui, dapat dengan mudah disusun jadwal terhadap proyek b) TIM KERJA Account Executive : wakil dari Departemen Layanan Klien Creative Director : Pengarah Kreatif , pemimpin departemen Kreatif Copywriter : Penulis naskah iklan Art Director : perencana tampilan visual yang dikolaborasikan dengan teks Objektivitas : Hal-hal apa sajakah yang akan dikomunikasikan iklan sesuai kesepakatan dengan pengiklan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
c) KETERANGAN PRODUK Bentuk promo : penjelaskan tentang benda promo yang dikehendaki seperti iklan media cetak, iklan radio, iklan televisi, kalender, dsb. Non fisik : penjelasan mengenai kekuatan non fisik yang hendak ditonjolkan demi keberhasilan
sebuah
iklan.
Misalnya,
gengsi,
kebanggaan
kelompok,
kesan intelektualitas, selera rasa yang tinggi, dsb. Fisik : penjelasan mengenai kekuatan fisik yang terdapat pada produk dandisepakati akan dikampayekan. Misalnya : kekuatan, masa usia pakai yang lama, anti karat, anti bocor, tanpa bahan pengawet, dsb. Positioning : posisi produk di tengah banyaknya komuniaksi iklan Diferensiasi : ciri khas produk yang membedakan dengan produk lain Arah pasar : arah pasar yang hendak disasar, regional, nasional, internasional Selling point : kelebihan produk yang membedakannya dengan konpetitor d) KONSUMEN Rasional : alasan logis konsumen menggunakan produk: nilai guna, waktu penggunaan yang tepat Emosional : alasan emosi konsumen menggunakaan produk: kebanggaan, ekslusifitas, keingginan untuk dihargai, kepercayaan diri, dll. Target audience : kelompok sasar yang hendak dituju oleh promosi yang dijalankan Strategi pendekatan : penentuan strategi didasarkan pada reaserch: apakah akan dari aspek
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
emosional atau rasional. Cara komunikasi : konsep komunikasi tampilan iklan, baik dari sudut desain, visual, layout, tipografi, gaya bahasa seperti apa yang yang akan dipakai. Tema : tema kreatif yang akan dikembangkan dalam pencip[taan sebuah iklan Konsep ide : hal yang mendasari idr, misalnya tematik, historis, relaistik, imajinatif. Setelah brief kreatif tersusun, copywriter melanjutkannya ke dalam bentuk penyusunan headline, bodytex hingga flash jika itu iklan media cetak, script jika itu iklan radio dan televisi. Selanjutnya art directorakan memberikan aspek visual dan layout pada rancangan yang telah dibuat copywriter tersebut. Pada tahap kedua inilah seluruh ide dan rancangan yang merupakan jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif dicetuskan dan dikembangkan. Biasanya untuk memperoleh hasil kerja yang optimal, dilibatkan pula
suatu
diskusi
yang
sangat
hati-hati
di
antara
orang
kreatif,
antara copywriter dan art director. Hasil dari tahap kedua ini adalah kopi untuk iklan media cetak, script untuk iklan radio, dan storyboard untuk iklan televisi. 3. Tahap Ketiga Dalam sebuah biro iklan, langkah terakhir yang dilakukan adalah presentasi di hadapan pengiklan untuk memperoleh persetujuan. Apabila telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
disetujui, rancangan iklan tersebut diproduksi dan dipublikasikan melalui mediamesia yang telah ditetapkan.18 2.7 Iklan Dan Konstruksi Makna Jean Baudrilland, seorang peneliti asal Prancis menyakini bahwa tandatanda memang terpisah dari objek yang mereka tandai dan bahwa media telah menggerakkan proses ini sehingga titik di mana tidak ada yang nyata. (Littlejohn, 408:2009). Menurut Baudrilland media telah mengaburkan batas-batas antara sesuatu yang nyata dengan sesuatu yang maya. Melalui tanda-tanda yang di ciptakan manusia sendiri ternyata manusia pada akhirnya merasa bahwa tandatanda
yang
mereka
ciptakan
itu
sesuatu
yang
benar
dan
nyata.
Baudrillard memperkenalkan teori simulasi. Di mana peristiwa yang tampil tidak mempunyai asal-usul yang jelas, tidak merujuk pada realitas yang sudah ada, tidak mempunyai sumber otoritas yang diketahui. Konsekuensinya, kata Baudrillard, kita hidup dalam apa yang disebutnya hiperrealitas (hyper-reality). Segala sesuatu merupakan tiruan, tepatnya tiruan dari tiruan, dan yang palsu tampaknya
lebih
nyata
dari
kenyataannya
(Sobur,
2006).
Sebuah iklan menampilkan seorang pria lemah yang kemudian menenggak sebutir pil multivitamin, seketika pria tersebut memiliki energi yang luar biasa, mampu mengerek sebuah truk, tentu hanya „mengada-ada‟. Karena, mana mungkin hanya karena sebutir pil seseorang dapat berubah kuat luar biasa. Padahal iklan tersebut hanya ingin menyampaikan pesan produk sebagai multivitamin yang memberi
18
BELAJAR IKLAN ; Proses Kreatif Pembuatan Iklan, Penulis : Peni Adji USD, Sumber : peniusd.vox.com. Diakses pada tanggal 26 september 2015 dari http://kuliahkomunikasi.blogspot.co.id/2008/03/belajar-iklan-proses-kreatif-pembuatan.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
asupan energi tambahan untuk beraktivitas sehari-hari agar tidak mudah capek. Namun, cerita iklan dibuat „luar biasa‟ agar konsumen percaya. Inilah tipuan realitas atau hiperealitas yang merupakan hasil konstruksi pembuat iklan.19 Contoh iklan diatas adalah salah satu gambaran iklan yang saat ini banyak dilihat dan dijumpai. Jika disamakan dengan penelitian ini yang sama-sama meneliti tentang semiotika atau tanda pada iklan biskuat versi pelari „semangat ibu dan anak‟ yang menunjukkan usaha kerja keras dengan cara berlatih lari yang menampilkan seorang ibu yang mendidik keras sang anak dalam olah raga atletik atau lari, dengan latihan yang cukup keras dan semangat yang pantang menyerah yang pada akhir ceritanya disisipi produk biskuat yang menunjukkan tanda bahwa biskuit ini adalah salah satu alasan sang anak mampu berolahraga sangat keras karena didukung dan dibantu vitamin-vitamin yang terkandung pada produk biskuat tersebut.
2.8 Semiotika Semiotik melihat komunikasi sebagai penciptaan/pemunculan makna di dalam pesan-baik oleh pengirim maupun penerima. Makna tidak bersifat absolut, bukan bukan suatu konsep statis yang bisa ditemukan terbungkus rapih di dalam pesan. Makna adalah sebuah proses yang aktif: para ahli semiotik menggunakan kata kerja seperti; menciptakan, memunculkan, atau negosiasi mengacu pada
19
Serba-serbi ilmu komunikasi. Awang Wisnuaji. Diakses pada tanggal 29 september 2015 dari http://g341100009.blogspot.co.id/2011/05/kajian-iklan-biskuat-dalam-tradisi.html?m=1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
proses ini. Negosiasi mungkin merupakan istilah yang paling berguna yang mengindikasikan hal-hal seperti kepada-dan-dari, memberi-dan –menerima antara manusia/orang dan pesan. Makna adalah hasil interaksi dinamis antara tanda, konsep mental (hasil interpretasi), dan objek: muncul dalam konteks historis yang spesifik dan mungkin berubah seiring dengan waktu. Bahkan mungkin akan berguna mengganti istilah „makna‟ dan menggunakan istilah yang jauh lebih aktif dari peirce, yaitu „semiosis‟-tindakan memaknai.20 Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1979:16). Istilah semeion tampaknya diturunkan dari kedokteran hipokratik atau asklepiadik dengan perhatiannya pada simtomatologi dan diagnostik inferensial (Sinha, dalam Kurniawan, 2001:49). “tanda” pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979:6). Van Zoest (1996:5) mengartikan semiotik sebagai “ilmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya”.21 20
JOHN FISKE; Penerjemah Hapsari Dwiningtyas. PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. JAKARTA: Rajawali Pers. 2012 hal 76-77 21
Drs. ALEX SOBUR, M.Si. ANALISIS Teks Media. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. 2012 hal 9596
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
Semiotik atau semiologi dalam arti modern berangkat dari seorang ahli bahasa swiss, Ferdinand de Saussure (1857-1913), yang mengemukakan pandangan bahwa linguistik hendaknya menjadi bagian suatu ilmu pengetahuan umum tentang tanda, yanhg disebutnya semiologi. Orang yang sezaman dengannya adalah seorang filsuf amerika, Charles Sander Peirce (1839-1914), secara mandiri telah mengerjakan sebuah tipologi tentang tanda-tanda yang maju dan sebuah meta bahasa untuk membicarakannya, tetapi semiotiknya dipahami sebagai perluasan logika dan karena sebagian kerjanya dalam semiotik memandang linguistik melebihi kecanggihan logika sebagai model.22 C.S PEIRCE Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan interpretant.
Sumber: Teori-teori Semiotika https://bambangsukmawijaya.wordpress.com/2008/02/19/teori-teori-semiotika-sebuahpengantar/ 22
Ibid.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi. Contoh: Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol keseksian. Begitu pula ketika Nadia Saphira muncul di film Coklat Strowberi dengan akting dan penampilan fisiknya yang memikat, para penonton bisa saja memaknainya sebagai icon wanita muda cantik dan menggairahkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
23
Sumber: Teori-teori Semiotika
Teori dari Peirce menjadi grand theory dalam semiotik. Gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Semiotik ingin membongkar bahasa secara keseluruhan seperti ahli fisika membongkar sesuatu zat dan kemudian menyediakan model teoritis untuk menunjukan bagaimana semuanya bertemu di dalam sebuah struktur. Pemahaman akan struktur semiosis menjadi dasar yang tidak bisa ditiadakan bagi penafsir dalam upaya mengembangkan pragmatisme. Seorang penafsir adalah yang berkedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji objek yang dipahaminya, dalam mengkaji objek yang dipahaminya, seorang
23
Teori-teori Semiotika. Diakses pada tanggal 22 september 2015 dari https://bambangsukmawijaya.wordpress.com/2008/02/19/teori-teori-semiotika-sebuahpengantar/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
penafsir yang jeli dan cermat, segala sesuatunya akan dilihat dari jalur logika, yakni(Santosa, 1993:10; Van Zoest, 1993:18-20): 1. Hubungan penalaran dengan jenis penandanya: a. Qualisigns
: penanda yang bertalian dengan kualitas,
b. Sinsigns
: penanda yang bertalian dengan kenyataan,
c. Legisigns
: penanda yang bertalian dengan kaidah.
Awalan quali-, sin-, dan legi- disalurkan dari „quality‟, „singular‟, dan „lex‟(undang-undang, hukum dan peraturan). Qualisigns adalah tanda-tanda yang merupakan tanda berdasarkan suatu sifat. Contohnya, ialah sifat „merah‟. Merah mungkin dijadikan suatu tanda. Merah merupakan suatu qualisign, karena merupakan tanda pada bidang yang mungkin. Agar benar-benar berfungsi sebagai tanda, qualisign itu harus memperoleh bentuk. Jadi, qualisign yang murni pada kenyataannya tidaklah ada. Maka, merah digunakan sebagai tanda, misalnya bagi sosialisme, untuk cinta (memberi mawar merah pada seseorang), bagi perasaan (beberapa warna tertentu oleh jung diberi fungsi „petunjuk‟), bagi bahaya atau larangan (petunjuk jalan lalulintas). Namun, warna itu harus memperoleh bentuk, misalnya, pada bendera, pada mawar, dalam bayangan mimpi, pada papan lalu-lintas. Hal ini tidaklah mengurangi sifat qualisign merah sebagai tanda. Sinsign adalah tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilnya dalam kenyataan. Semua pernyataan individual yang tidak dilembagakan dapat merupakan sinsign. Sebuah jeritan bisa berarti kesakitan, keheranan, langkah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
kakinya, tertawanya, nada dasar dalam suaranya. Semua itu merupakan sinsign. Metafora yang digunakan satu kali adalah sinsign. Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode. Tanda-tanda lalulintas merupakan legisign. Hal itu dapat juga dikatakan dari gerakan isyarat tradsional, seperti mengangguk „ya‟, mengerutkan alis, berjabatan tangan, dan sebagainya. Semua tanda bahasa merupakan legisign, karena bahasa merupakan kode. Setiap legisign mengimplikasikan sebuah sinsign, sebuah second yang mengaitkannya dengan sebuah third, yakni peraturan yang berlaku umum. Jadi, legisign sendiri merupakan sebuah third. 2. Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya: a.
icon
: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya (terlihat pada gambar atau tulisan);
b.
index : sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang mengisyaratkan petandanya;
c.
symbol : sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan dalam masyarakat
3. Hubungan pikiran dengan jenis petandanya: a.
rheme or seme
: penanda yang bertalian dengan mungkin terpahaminya objek petanda bagi penafsir;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
b.
dicent or decisign or pheme : penanda yang menampilkan informasi tentang petandanya;
c.
argument
: penanda yang petandanya akhir bukan suatu benda tetapi kaidah24
berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce (lihat pateda 2001:45-47) membagi tanda menjadi 10 jenis: 1.
Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras
menunjukkan kualitas tanda. Misalnya, suaranya keras yang menandakan orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan. 2.
Iconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto,
diagram, peta dan tanda baca. 3.
Rhematical indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman
langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan berdasar oleh sesuatu. Contoh: pantai yang sering merenggut nyawa orang yang mandi, disitu akan dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya, dilarang mandi disini. 4.
Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu.
Misalnya, tanda larangan yang terdapat di pintu masuk sebuah kantor. 5.
Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum.
Misalnya, rambu lalu lintas.
24
Drs. ALEX SOBUR, M.Si. ANALISIS Teks Media. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. 2012 hal 9798
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
6
Rhematical Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu kepada objek
tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya bertanya, “mana buku itu?” dan dijawab “itu!” 7
Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna informasi dan
menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar-putar di atas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah dilarikan ke rumah sakit. 8.
Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme,yakni tanda yang dihubungkan
dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakan, harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena ada asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau. 9.
Dicent symbol atau proposition (proposisi) adalah tanda yang langsung
menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata, “Pergi!” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan sertamerta kita pergi. Padahal proposisi yang kita dengar hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan yang membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang mengandung makna yang berasosiasi di dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu, dan seseorang segera menetapkan pilihan atau sikap. 10.
Argument, yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu
berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata, “Gelap.” Orang itu berkata gelap sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. Dengan demikian argumen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
merupakan tanda yang berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut mengandung kebenaran.25 2.9 Semiotika Iklan Iklan (advertisement) sebagai sebuah objek semiotika, mempunyai perbedaan mendasar dengan desain yang bersifat tiga dimensional, khususnya desain produk. Iklan, seperti media komunikasi massa pada umumnya, mempunyai fungsi komunikasi langsung (direct communication function), sementara desain produk mempunyai fungsi komunikasi yang tidak langsung (indirect communication function). Oleh sebab itu, di dalam iklan aspek-aspek komunikasi seperti pesan (message) merupakan unsur utama iklan, yang di dalam sebuah desain produk hanya merupakan salah satu aspek saja dari berbagai aspek utama lainnya (fungsi, manusia, produksi). Metode analisis semiotika iklan secara khusus telah dikembangkan oleh berbagai ahlinya, misalnya oleh Gillian Dyer, Torben Vestergaard dan Judith Williamson. Dari pandangan ahli-ahli semiotika periklanan tersebut diatas, dapat dilihat bahwa ada dimensi-dimensi khusus pada sebuah iklan, yang membedakan iklan secara semiotis dari objek-objek desain lainnya, yaitu bahwa sebuah iklan selalu berisikan unsur-unsur tanda berupa objek (object) yang diiklankan; konteks (context) berupa lingkungan, orang atau makhluk lainnya yang memberikan
25
Drs. ALEX SOBUR, M.Si. Semiotika komunikasi. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. 2006 hal 42-43
http://digilib.mercubuana.ac.id/
73
makna pada objek; serta teks (berupa tulisan) yang memperkuat makna (anchoring), meskipun yang terakhir ini tidak selalu hadir dalam sebuah iklan.26 2.10 Semiotika Komunikasi Visual Semiotika komunikasi visual adalah sebuah upaya memberikan sebuah interpretasi terhadap keilmuan semiotika itu sendiri, yaitu semiotika sebagai sebuah metode pembacaan karya komunikasi visual. Di dalam sistem semiotika komunikasi visual melekat fungsi „komunikasi‟, yaitu fungsi tanda dalam menyampaikan pesan (message) dari sebuah pengirim pesan (sender) kepada para penerima (receiver) tanda berdasarkan aturan atau kode-kode tertentu. Fungsi komunikasi mengharuskan ada relasi (satu atau dua arah) antara pengirim dan penerima pesan, yang dimediasi oleh media tertentu. Meskipun fungsi utamanya adalah fungsi komunikasi, tetapi bentukbentuk komunikasi visual juga mempunyai fungsi signifikasi (signification), yaitu fungsi dalam menyampaikan sebuah konsep, isi, atau makna. Ini berbeda dengan bidang lain, seperti seni rupa (khususnya seni rupa modern) yang tidak mempunyai fungsi khusus komunikasi seperti itu, akan tetapi ia memiliki fungsi signifikasi. Funsi signifikasi adalah fungsi dimana penanda (signifier) yang bersifat konkret dimuati dengan konsep-konsep abstrak, atau makna, yang secara umum disebut petanda (signified). Dapat dikatakan disini, bahwa meskipun semua muatan komunikasi dari bentuk-bentuk komunikasi visual ditiadakan, ia sebenarnya masih mempunyai muatan signifikasi, yaitu muatan makna.
26
YASRAF AMIR PILIANG. HIPERSEMIOTIKA-Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra. 2003 hal 263
http://digilib.mercubuana.ac.id/
74
Iklan, fotografi jurnalistik, poster, kalender, brosur, film animasi, karikatur, acara televisi, video klip, web design, cd interaktif adalah diantara bentuk-bentuk komunikasi visual, yang melaluinya pesan-pesan tertentu disampaikan dari pihak pengirim (desainer, produser, copywriter) kepada penerima (pengamat, penonton, pemirsa). Semiotika komunikasi mengkaji tanda dalam konteks komunikasi yang lebih luas, yang melibatkan berbagai elemen komunikasi, seperti saluran (channel), sinyal (signal), media, pesan, kode (bahkan juga noise). „semiotika komunikasi‟ menekankan aspek „produksi tanda‟ (sign production) di dalam berbagai rantai komunikasi, saluran, dan media, ketimbang „sistem tanda‟ (sign system). Di dalam semiotika komunikasi, tanda ditempatkan dalam rantai komunikasi, sehingga mempunyai peran yang penting dalam penyampaian pesan.27 Semiotika visual (visual semiotics) pada dasarnya merupakan salah sebuah bidang studi semiotika yang secara khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis makna yang disampaikan melalui sarana indra lihatan (visual senses). Apabila kita konsisten mengikuti pengertian ini, maka semiotika visual tidak lagi terbatas pada pengkajian seni rupa (seni lukis, patung, dst.) dan arsitektur semata-mata. Melainkan juga segala macam tanda visual yang kerap kali atau biasanya dianggap bukan karya seni (Goran Sonesson). Adapun isu-isu pokok di dalam semiotika visual, berdasarkan atas pembedaan tiga cabang
27
Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: JALASUTRA. 2009 hal11-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
75
penyelidikan semiotika menurut Charles Morris yaitu diklasifikasikan setidaktidaknya ke dalam tiga dimensi, yakni sintaktik, semantik, pragmatik.28 a. Sintaktik (syntactics) atau sintaksis (syntax): suatu cabang penyelidikan semiotika yang mengkaji “hubungan formal di antara satu tanda dengan tanda-tanda yang lain”. dengan kata lain, karena hubungan-hubungan formal ini merupakan kaidah-kaidah yang mengendalikan tuturan dan interpretasi,
pengertian
sintaktik
kurang-lebih
adalah
semacam
“gramatika”. b. Semantik (semantics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “hubungan diantara tanda-tanda dengan designata atau obejek-objek yang diacunya”. Bagi morris, yang dimaksudkan dengan designata adalah makna tanda-tanda sebelum digunakan di dalam tuturan tertentu. c. Pragmatik (pragmatics): suatu cabang penyelidikan semiotika yang mempelajari “hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreterinterpreter atau para pemakainya“ pemakaian tanda-tanda. Pragmatik secara khusus berurusan dengan aspek-aspek komunikasi, khususnya fungsi-fungsi situasional yang melatari tuturan.29
28
Kris Budiman. Semiotika Visual. Yogyakarta: Buku Baik. 2004 hal 13
29
Ibid.5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
76
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara, Berikut beberapa teknik-teknik dasar pengambilan gambar guna memberikan arti dan makna pada suatu gambar visual: 1. Bird Eye View Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan. 2.
High Angle Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
3.
Low Angle Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
4.
Eye Level Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
5.
Frog Eye Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
77
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
1. Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu. 2. Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu. 3. Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru 4. Medium Close Up : (MCU) hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas. 5. Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas). 6. Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut. 7. Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki. 8. Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek. 9. Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
78
10. Extreme Long Shot (XLS): gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat
diketahui
posisi
objek
tersebut
terhadap
lingkungannya.
-
One
Shot
(1S)
:
Pengambilan
gambar
satu
objek.
-
Two
Shot
(2S)
:
pengambilan
gambar
dua
orang.
-
Three
(3S)
:
pengambilan
gambar
tiga
orang.
Shot
- Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang. 11. Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut: 12. Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera. 13. Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod. 14. Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk. 15. Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh. 16. Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak. 17. Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane. 18. Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade out jika 19. gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
79
20. Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frame out jika keluar bingkai. Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak. 21. Objek bergerak sejajar dengan kamera. 22. Walk In : Objek bergerak mendekati kamera. 23. Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera. Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur- unsur lain seperti cahaya, properti
dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan
menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik. 24. Backlight Shot: teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang. 25. Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek. 26. Door Frame Shot: gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan. 27. Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut. 28. Jaws Shot: kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera. 29. Framing with Background: objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
80
30. The Secret of Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan. 31. Tripod Transition: posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat. 32. Artificial Hairlight: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik. 33. Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang. 34. Walking Shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu. 35. Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap. 36. Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.30
30
Teknik Pengambilan Gambar Menggunakan Kamera Video. Diakses pada tanggal 21 september 2015 dari http://www.academia.edu/5697187/Teknik_Pengambilan_Gambar_Menggunakan_Kamera_Vide o
http://digilib.mercubuana.ac.id/
81
2.11 Definisi dan Pengertian Perjuangan juang 1/ju·ang /, berjuang/ber·ju·ang/ v 1 berlaga (tt binatang yg besarbesar);
berlawan: dua
ekor
betinanya; 2 memperebutkan berkelahi: segenap
gajah
sesuatu
rakyat
jantan
dng
ikut
~
mengadu
serta
~
memperebutkan
tenaga;
berperang;
untuk
mencapai
kemerdekaan; 3 berlanggaran (tt perahu, ombak, dsb); 4 berusaha sekuat tenaga tt sesuatu; berusaha penuh dng kesukaran dan bahaya: pihak keamanan sudah ~ membebaskan saudara itu; dijuang/di·ju·ang/ kl v dilanggar, diserang: di mana musuh
akan
datang,
mana
tebing
akan
runtuh,
atau
kubu
akan
memperjuangkan/mem·per·ju·ang·kan/ v berjuang untuk merebut sesuatu: mereka ~ kemerdekaan tanah air; pejuang/pe·ju·ang/ n orang yg berjuang;
prajurit;~
kemerdekaan para
pemuda
yg
berjuang
untuk
memerdekakan Indonesia dr penjajahan Belanda; kepejuangan/ke·pe·ju·ang·an/ n hal atau sifat-sifat pejuang; perjuangan/per·ju·ang·an/ n 1 perkelahian (merebut sesuatu); peperangan: aku terus melanjutkan ~ ku; 2 usaha yg penuh dng kesukaran dan bahaya: berkat ~ yg hebat, pendaki gunung yg tersesat itu akhirnya dapat mencapai desa transmigrasi; 3 Pol salah satu wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik;~ kelas Pol konflik antara satu kelas atau kelompok (proletar, tani, dsb) dan kelas lain (borjuis, tuan tanah, dsb) atau kelompok lain; kejuangan/ke·ju·ang·an/ n perihal
berjuang;
berhubungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dng
urusan
82
berjuang: TNI harus mempunyai kemampuan profesional, baik pd fungsi sbg prajurit militer maupun fungsi ~31 Seorang manusia yang hidup di alam nyata ini ,sehingga bisa dikatakan dalam kehidupan seseorang bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin di capai baik itu dalam bidang materi maupun imateri. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar atau sering kita ucapakan tentang perjuangan dalam kehidupan manusia, tetapi sangat sulit sekali untuk di laksanakan namun pada dasarnya tidak ada hal yang sulit untuk kita kerjakan bila seseorang telah mencapai kesadaran yang nyata akan pentingnya perjuangan dalam kehidupan seorang manusia untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin di raih. "Life is a struggle" begitulah orang inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya..Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidup ini. Melihat pengertian di atas jika kita kaji lebih dalam alangkah lebih baiknya kita harus berjuang dengan semaksimal mungkin untuk mencapai
31
Kamus besar bahasa indonesia. Diakses dari http://kbbi.web.id/juang - 21 september 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/
83
keberhasilan yang ingin kita raih,sering juga kita mendengar kata-kata seperti berjuanglah sampai titik penghabisan, maksud dari kata-kata seperti itu kita harus berjuang atau berikhtiar semaksimal mungkin dalam hidup ini, sehingga kita dapat memetik buah keberhasilan yang kita tanam pada masa kita berjuang. Dalam kehidupan didunia seseorang pasti mempunyai cita-cita atau impian yang harus di capai, baik itu kesuksesan secara materi maupun imateri.Tetapi untuk mencapai kesuksesan semacam itu tidaklah mudah untuk mencapainya di perlukan perjuangan dan kerja keras yang maksimal sesuai dengan kapasitas orang yang ingin mencapai cita-cita tersebut. Contoh kecil sering kita menyaksikan dalam kehidupan sehari-hari jika seorang murid atau pelajar yang ingin mendapatkan nilai yang maksimal atau prestasi yang membanggakan di dalam kelas, maupun di luar kelas sangat perlu di perlukan perjuangan atau pengorbanan yang maksimal seperti belajar yang tekun, rajin mengerjakan tugastugas yang di perintahkan oleh seorang guru,dan yang paling penting mengikuti atau mantaati peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah,sehingga sering kita mendengar dalam prinsip anak sekolah yang rajin belajar sering terdengar katakata lebih baik matamu merah daripada nilaimu merah. Keberhasilan itu memang manis tapi belum tentu dengan prosesnya. Dalam menjalani sebuah proses kehidupan hingga mencapai sebuah kesuksesan terdapat pahit-getir nya melawan hambatan dan tantangan kehidupan yang selalu pasti akan hadir di cerita kehidupan ini. Untuk itu cintailah proses hidup ini. Dengan kita mencintai proses hidup akan terasa lebih indah dan menantang. Jika
http://digilib.mercubuana.ac.id/
84
kita menemukan masalah-masalah hidup, segeralah cari solusinya jadikan itu sebuah tantangan hidup. Yakinlah bahwa anda pasti menjadi pemenang dalam arena lomba kehidupan ini. Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara kerja keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya. Sehingga ada kalanya kita sebagai mahluk sempurna di bandingkan dengan mahluk lainnya kita harus berjuang atau berikhtiar semaksimal mungkin,untuk mencapai kesuksesan yang ingin kita raih untuk di masa yang akan datang.sehingga sebelum kita mencapai puncak kesuksesan itu ,alangkah lebih baik kita sudah mengetahui dan paham arti perjuangan untuk mencapai kesuksesan itu sendiri,selain itu juga kita harus lebih bisa mempraktekan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
85
perjuangan-perjuangan untuk diri kita umumnya bagi orang lain,mulai dari hal yang terkecil sampai yang paling besar.32 SEPUTAR PENGERTIAN PERJUANGAN Apa yang dimaksud dengan Perjuangan : 1.
Perjuangan berarti segala sesuatu yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam sebuah perjuangan terdapat berbagai macam hambatan. Semakin kita sering mengalami berbagai masalah maka semakin kuat pula kita.
2.
Arti perjuangan adalah usaha dan kerja keras dalam meraih hal yang baik sebagai kunci menuju kesuksesan.
3.
Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. Pada masa penjajahan, perjuangan adalah segala sesuatu yang dilakukan
4.
dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh kemerdekaan. 5.
Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan mempunyai arti luas, sehingga apa yang dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara merupakan peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia. Perbedaan antara “perjuangan” dan “pergerakan”, Pergerakan 32
Makna Perjuangan dalam Hidup. Diakses pada tanggal 3 november 2015 dari http://www.kompasiana.com/enjuhjuhaedi/makna-perjuangan-dalamhidup_54f86a79a333119e038b4591
http://digilib.mercubuana.ac.id/
86
mempunyai arti yang khas, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan menggunakan organisasi yang teratur .33 Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. Pada masa penjajahan, perjuangan adalah segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk memperoleh atau mencapai kemerdekaan. Sementara itu pada awal kemerdekaan, perjuangan
dilakukan
untuk
mempertahankan
kemerdekaan.
Perjuangan
mempunyai arti luas, sehingga apa yang dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara merupakan peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional Indonesia (Susanto Tirtoprojo, 1982:7). Sementara itu, Kansil dan Julianto, membedakan antara “perjuangan” dan “pergerakan”. Pergerakan mempunyai arti yang khas, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dengan menggunakan organisasi yang teratur (Kansil dan Julianto,1988:15). Hal ini dapat disimpulkan jika “perjuangan” masih menggunakan cara-cara tradisional, belum adanya organisasi yang teratur sebagaimana yang dilakukan dalam “ pergerakan”. Berbagai perlawanan rakyat yang terjadi seperti perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya dapat ditarik kesimpulan bahwa perjuangan mereka masih dalam batas-batas wilayah yang sempit dan parsial sehingga dapat diredam oleh kekuatan Hindia Belanda 33
Seputar Pengertian Perjuangan. Diakses pada tanggal 24 oktober 2015 dari
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2014/08/seputar-pengertian-perjuangan.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
yang telah menguasai secara nasional di Nusantara. Hal itu yang menjadi inspirasi untuk menyatukan potensi-potensi di berbagai daerah dalam satu kesatuan nasional meski dalam perbedaan ras, suku, wilayah, agama dan budaya untuk bersatu dalam menghadapi kekuatan asing.34
34
KONSEP PERJUANGAN DALAM DIMENSI SEJARAH NASIONAL INDONESIA. Diakses pada tanggal 24 oktober 2015 dari https://asosiasiwipknips.wordpress.com/2011/10/24/konsep-perjuangandalam-dimensi-sejarah-nasional-indonesia/
http://digilib.mercubuana.ac.id/