BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Laporan Arus Kas
2.1.1
Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas Terdapat lima komponen laporan keuangan yang wajib disampaikan oleh
perusahaan setiap tahunnya. Diantaranya laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan arus kas dapat menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode tertentu. Menurut PSAK No. 2 Tahun 2009 laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Arus kas masuk (cash inflow) merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami kenaikan. Sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kegiatan yang mengakibatkan kas perusahaan mengalami penurunan. Menurut Kieso et al. (2011), definisi laporan arus kas adalah : “The statement of cash flows is a primary statement that reports the cash receipts, cash payment and net change resulting form the operating, investing and financial activities of an enterprise during a period.” Menyatakan bahwa laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pengeluaran kas dan kas bersih hasil dari kegiatan operasi, kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan selama periode tertentu.
8
9
Menurut Wibowo dan Abubakar Arif (2003) tujuan laporan arus kas adalah untuk : a. Menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas bagi investor dan kreditor. b. Membantu pembaca laporan keuangan dalam memperkirakan perbedaan antara laba bersih (net income) dengan penerimaan serta pengeluaran kas terkait dengan pendapatan tersebut. c. Membantu menentukan pengaruh transaksi kas dan non kas dari aktivitas pendanaan dan investasi terhadap posisi keuangan suatu entitas. Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut PSAK no.2 Tahun 2009 adalah : Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, maka laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk : 1. Mengevaluasi perubahan aset neto entitas. 2. Struktur keuangannya (termasuk likuiditas dan solvabilitas). 3. Kemampuannya mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka menyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. 2.1.2
Penyajian Laporan Arus Kas Dalam penyajian laporan arus kas, penerimaan kas dan pengeluaran kas
dibagi menjadi tiga aktivitas yaitu : 1. Aktivitas Operasi
10
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah : a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa. b. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. c. Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan. d. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan. 2. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas investasi adalah penting karena arus kas tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh dari aktivitas investasi adalah : a. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang. b. Penerimaaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang. c. Pembayaran kas untuk membeli instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain.
11
d. Penerimaan kas dari penjualan instrumen utang atau instrumen ekuitas entitas lain. 3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Aktivitas pendanaan penting karena berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia modal entitas. Beberapa contoh dari aktivitas pendanaan ; a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen modal lain. b. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas. c. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lainnya. d. Pelunasan pinjaman.
2.2
Aliran Kas Bebas
2.2.1
Pengertian Aliran Kas Bebas Menurut Jensen (1986), free cash flow adalah kelebihan kas yang
diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif setelah membagi dividen. Menurut Kieso (2007:212), free cash flow adalah jumlah dari sisa arus kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock atau penambahan sederhana atas likuiditas perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006), kas yang
12
tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada aktiva tetap, produk-produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang berjalan. Ross et al. (2000) mendefinisikan bahwa free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada para kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada aset. Aliran kas bebas merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditur atau pemegang saham yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap (Ross et al., 2003:37). Kas tersebut biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham. Manajer lebih menginginkan dana tersebut diinvestasi lagi pada proyek-proyek yang dapat menghasilkan keuntungan karena akan meningkatkan insentif yang mereka terima, sedangkan pemegang saham mengharapkan sisa dana tersebut dibagikan sehingga akan menambah kesejahteraan mereka. Menurut Penman (2001:310) menyatakan bahwa arus kas bebas merupakan kas bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan yang menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar klaim utang dan ekuitas. Sedangkan Menurut Brigham & Ehrhardt (2002:46) mendefinisikan arus kas bebas sebagai berikut: “free cash flow is the cash actually available for distribution to investors after the company has made all the investment in fixed assets and working capitals necessary to stain ongoing operations”. Menyatakan bahwa aliran kas bebas merupakan kas yang tersedia untuk dibagikan kepada para investor setelah perusahaan membiayai seluruh investasi
13
dalam aset tetap dan modal kerja yang diperlukan untuk kegiatan operasi yang sedang berlangsung. Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aliran kas bebas merupakan kelebihan atau sisa kas yang dimiliki perusahaan untuk membeli tambahan investasi, melunasi hutang, membeli treasury stock dan membayar dividen pada investor dengan dana yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset.
2.2.2
Perhitungan Aliran Kas Bebas
Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Ross et al ( 2000 ), yaitu : FCF = AKO – PM – NWC Dimana : FCF
: free cash flow
AKO : aliran kas operasi perusahaan PM
: pengeluaran modal perusahaan
NWC : modal kerja bersih perusahaan (net working capital) Free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus Brigham dan Houston (2006), yaitu : FCF = NOPAT – Investasi bersih pada modal operasi Dimana : NOPAT (net operating profit after taxes) = EBIT (1-Tarif pajak) Investasi pada modal operasi = Total modal operasi tahun ini – dengan total modal operasi tahun sebelumnya.
14
2.3
Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan perusahaan akan mempengaruhi struktur modal
perusahaan. Sumber pendanaan ini dapat diperoleh dari modal internal mapun modal eksternal. Sumber dana internal biasanya berasal dari laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal berasal dari kreditur dan pemegang saham. Menurut Kasmir (2010:6) keputusan pendanaan adalah sebagai berikut: “Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan jumlah dana yang disediakan perusahaan, baik yang bersifat utang atau modal sendiri”. Sedangkan menurut Van Horne dan Warchowicz (2005:3), menyatakan tentang keputusan pendanaan adalah sebagai berikut : “Dalam keputusan pendanaan manajer berhubungan dengan perbaikan sisi kanan neraca”. Berdasarkan kedua definisi tersebut menyatakan bahwa keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berkaitan dengan penentuan sumber dana yang digunakan, penentuan perimbangan yang terbaik atau penentuan sumber optimal. Fungsi pemenuhan dana atau fungsi pendanaan harus dilakukan secara efisien. Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal antara lain (Martono & Agus Harjito, 2001:5) : 1) Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi.
15
2) Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal optimum. Keputusan pendanaan ditinjau dari jangka waktunya dapat dibedakan menajadi dua macam yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Keputusan jangka panjang akan membawa dampak pada struktur modal (capital struktur) perusahaan. Struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan modal sendiri (I Made Sudana, 2011:3). Keputusan
pendanaan
merupakan
kebijakan
tentang
keputusan
pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pendanaan ini mencakup cara bagaimana mendanai kegiatan perusahaan agar optimal, cara memperoleh dana untuk investasi yang efisien dan cara mengkomposisikan sumber dana optimal yang harus dipertahankan. Keputusan pendanaan dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut struktur keuangan (financial structure). Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. Keputusan pendanaan dalam penelitian ini dikonfirmasikan melalui Debt to Equity Ratio (DER), dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui hutang dengan pendanaan melalui ekuitas. keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan. (Wijaya dan Wibawa, 2010).
16
2.4
Nilai Perusahaan
2.4.1
Pengertian Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham, semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar . Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual.
17
Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner (1996), Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik. Hubungan nonmonotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk melakukan pensejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari investasi meningkat. Wennerfield dkk (1988) di dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyimpulkan bahwa tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja perusahaan. Menurut Fama (1978) dalam Untung Wahyudi et al, (2006), nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai pasar perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari nilai aset perusahaan sesungguhnya. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. 2.4.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan diantaranya adalah: 1. PER (Price Earning Ratio)
18
PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. Mohammad Usman, (2001) dalam Malla Bahagia, (2008). Rumus yang digunakan adalah :
Faktor-faktor yang mempengaruhi PER adalah : a. Tingkat pertumbuhan laba b. Dividend Payout Ratio c. Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal. 2. PBV (Price Book Value) Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh yang diproksikan dengan :
2.5
Nilai Pemegang Saham Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai pemegang
saham. Nilai pemegang saham merupakan nilai ekuitas yang menjadi bagian dari nilai perusahaan. Nilai pemegang saham merupakan nilai perusahaan dikurangi hutang. Penman (2004:43) menyatakan bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui dividen dan meningkatkan harga saham. Selanjutnya dalam rangka untuk pembatasan pada studi ini, maka nilai pemegang saham merupakan peningkatan atau penurunan
19
harga pasar saham yang beredar dibandingkan dengan nilai buku per lembar saham. Dalam rangka untuk kepentingan studi ini batasan nilai pemegang saham mengikuti Brigham (1999) dalam Tarjo (2008), yaitu nilai yang diberikan oleh pelaku pasar saham terhadap kinerja perusahaan. Nilai tersebut merupakan apresiasi pasar saham jika harga saham di atas nilai buku per lembar saham. Sebaliknya nilai tersebut merupakan depresiasi pasar saham jika harga saham di bawah nilai buku per lembar saham. Dalam studi ini ukuran nilai pemegang saham dengan menggunakan nilai pasar saham terhadap nilai buku saham. Nilai perusahaan yang juga nilai pemegang saham dalam bentuk harga saham. Harga saham perusahaan merupakan reaksi pasar terhadap keseluruhan kondisi perusahaan yang juga merupakan sebagai cerminan nilai pemegang saham yang diwujudkan dalam bentuk harga saham.
2.6
Pengaruh Aliran Kas Terhadap Nilai Pemegang Saham Yudianti (2005) menemukan bahwa aliran kas bebas positif dapat dipakai
sebagai determinan nilai pemegang saham dengan mempertimbangkan faktorfaktor kontekstual set kesempatan investasi, manajemen laba, leverage, dan dividen. Set kesempatan investasi yang tinggi akan memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham; manajemen laba yang tinggi (menaikkan maupun menurunkan) akan memperlemah hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham; peningkatan utang akan memperkuat hubungan aliran kas bebas
20
dengan nilai pemegang saham dan kebijakan pendistribusian dividen juga memperkuat hubungan aliran kas bebas dengan nilai pemegang saham. Nilai arus kas bebas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai pemegang saham. Walaupun penelitian ini berhasil membuktikan arus kas bebas memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham, namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah penelitian ini tidak seluruhnya mendukung peneliti terdahulu bahwa dividen memiliki korelasi positif terhadap nilai pemegang saham.
2.7
Pengaruh Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham
Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Wijaya dan Wibawa (2010), menyatakan bahwa peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Arie Afzal (2012) menyatakan bahwa keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan akan menaikkan nilai perusahaan. Keputusan pendanaan tersebut adalah menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada menggunakan pendanaan melalui hutang. Implikasi bagi perusahaan adalah perusahaan harus merencanakan untuk mengambil keputusan pendanaan yang menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak daripada pendanaan melalui hutang karena dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas lebih banyak dapat meningkatkan nilai perusahaan. Metha Arieska dan Barbara Gunawan (2010) menunjukkan keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham. Secara
21
teori hutang akan mengendalikan manajer untuk mengurangi tindakan perquisites dan kinerja perusahaan menjadi lebih efisien sehingga penilaian investor terhadap perusahaan akan meningkat. Hasil yang tidak signifikan dalam penelitian ini disebabkan adanya kekhawatiran dari investor bahwa peningkatan hutang akan menyebabkan perusahaan mengalami debt default dan meningkatkan resiko kebangkrutan. Sedangkan penelitian Wijaya dan Wibawa (2010), Wahyudi dan Pawestri (2006) dan Hasnawati (2005) sama-sama menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan secara positif.
2.8
Kerangka pemikiran Untuk
alasan-alasan
yang
jelas,
karakteristik
perusahaan
terutama
karakteristik keuangan dan operasinya selalu merupakan dasar penting untuk pengambilan keputusan pendanaan. Karateristik keuangan perusahaan biasanya dapat dilihat dalam empat kategori yaitu, karakteristik likuiditas, karakteristik leverage, karakteristik profitabilitas dan karakteristik aktvitas (Agnes Sawir 2004:101). Keputusan pendanaan mempengaruhi perilaku manajer dalam situasi tertentu, perilaku ini mempengaruhi nilai dari sebuah perusahaan. Ukuran kinerja keuangan yang dihitung sebagai aliran kas operasional dikurangi belanja modal. Arus kas bebas menggambarkan kas yang mampu dihasilkan perusahaan setelah mengeluarkan sejumlah uang untuk menjaga atau mengembangkan asetnya. Arus kas bebas penting karena memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang yang bisa meningkatkan nilai pemegang saham.
22
Menurut Brigham dan Houston (2001), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Faktor-faktor terbentuknya nilai perusahaan digambarkan dalam tampilan berikut : Gambar 2.1 Faktor Pasar : 1. Kondisi ekonomi 2. Peraturan pemerintah 3. Persaingan (domestik dan asing)
Faktor Perusahaan : 1. Operasi (pendapatan dan beban) 2. Keputusan pendanaan 3. Keputusan investasi 4. Kebijakan dividen Arus kas bersih
Faktor Investor : 1. Pendapatan/tabungan 2. Usia/ gaya hidup 3. Tingkat bunga 4. Preferensi risiko Tingkat imbal hasil
Rumus nilai perusahaan Bahwa ramai atau lesunya pasar sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah dan iklim persaingan (baik domestik maupun asing).
23
Kondisi pasar tentu akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara internal dan juga tanggapan para investor (pemilik dana). Kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja operasi, pendanaan, investasi dan kebijakan dividen yang menentukan besarnya arus kas yang dihasilkan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1
2
3
Nama Peneliti Dini Rosdini (2009)
Judul Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Hendro Sasongko Analisis Pengaruh (2012) Aliran Kas Bebas Terhadap Nilai Pemegang Saham
Niken (2007)
4 Michael
Nurdiana Analisis Pengaruh Variabel Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Return on Asset Terhadap Kebijakan Deviden
Agency Cost of Free Cash
Hasil Penelitian Free cash flow berpengaruh terhadap dividend payout ratio
Aliran kas bebas positif tidak berpengaruh terhadap penciptaan nilai pemegang saham, sedangkan aliran kas bebas negatif memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham Variabel Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Return on Asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden. Secara parsial, hanya variabel free cash flow yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden. Ketika perusahaan
24
C. Jensen (1986)
Flow, Corporate Finance, And Take Overs
5 Metha Arieska Pengaruh Aliran dan Barbara Kas Bebas dan Gunawan (2010) Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Pemegang Saham dengan Set Kesempatan Investasi dan Dividen Sebagai Variabel Moderasi
memiliki kelebihan kas maka yang dibutuhkan adalah mendanai proyek yang memiliki NPV positif. Tetapi, lebih baik bagi manajer untuk mengembalikan kelebihan kas kepada pemegang saham dalam bentuk dividen guna memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa dividen dapat mengurangi agency cost karena mengurangi free cash flow yang tersedia bagi manajer. 1) Aliran kas bebas berpengaruh negatif terhadap nilai pemegang saham, 2) Keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pemegang saham, 3) Aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan
25
terhadap nilai pemegang saham. Sumber : berbagai peneliti 2.9
Hipotesis Hipotesis dapat didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara
logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2009). Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1
: aliran kas bebas berpengaruh terhadap nilai pemegang saham.
Ha2
: keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai pemegang saham.
Ha3
: aliran kas bebas dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai
pemegang saham.