BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Arus Kas
2.1.1. Pengertian Arus Kas Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 Tahun 2009, arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013). Pengertian arus kas masuk dan arus kas keluar adalah aliran kas masuk (cash inflow) merupakan sumber-sumber darimana kas diperoleh sedangkan arus kas keluar (cash outflow) merupakan kebutuhan kas untuk pembayaran-pembayaran (Martono dan Harjito, 2012). Arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash outflow) masingmasing terbagi dua bagian, antara lain: 1. Arus Kas Masuk (cash inflow) a.
Bersifat rutin, misalnya: penerimaan dari hasil penjualan secara tunai, penerimaan piutang yang telah dijadwalkan sesuai dengan penjualan kredit yang dilakukan, dan lain-lain.
b.
Bersifat tidak rutin, misalnya: penerimaan uang sewa gedung, penerimaan modal saham, penerimaan utang atau kredit, penerimaan bunga, dan lain-lain.
2. Arus kas keluar (cash outflow)
8
9
a.
Bersifat rutin, misalnya: pembelian bahan baku dan bahan pembantu, membayar upah dan gaji, membeli peralatan kantor habis pakai, dan lain-lain.
b.
Bersifat tidak rutin, misalnya: pembelian aset, pembayaran angsuran utang, pembayaran dividen, dan lain-lain.
Dari definisi di atas, dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam pos kas suatu periode tertentu. 2.1.2. Pengertian Laporan Keuangan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 2 Tahun 2009, laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013). Sedangkan menurut Kieso et al. (2011) definisi laporan arus kas adalah: “The statement of cash is a primary statements that reports the cash receipt, cash payment and net change resulting form the operating, investing and financial activities of an enterprise during a period.” Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa laporan arus kas merupakan laporan utama yang menyajikan informasi mengenai penerimaan kas, pembayaran kas dan hasil perubahan dalam nilai bersih dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan pada suatu periode tertentu. 2.1.3. Tujuan Laporan Arus Kas Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 2 Tahun 2009, Laporan arus kas bertujuan untuk memberikan informasi tentang
10
arus kas entitas yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, pengguna perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Pernyataan in ijuga memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013). Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut Kieso et al (2011) adalah: “To provide information about cash receipts and cash disbursements during the period of the entity. Another aim is to provide information about the operating, investing and financing entity on the basis of cash.” Dengan demikian dapat diketahui bahwa tujuan dari laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dalam satu periode akuntansi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi pihak yang menggunakannya untuk mengetahui perubahan arus kas dimasa yang akan datang.
2.1.4. Komponen Laporan Arus Kas Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
11
2.1.4.1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Menurut Kieso et al (2011) Arus kas dari aktivitas operasi adalah: “Operating activities involve the cash effects of transactions that enter into the determination of net income, such as cash receipts from sales of goods and services and cash payments to suppliers and employees to obtain supplies and to pay expenses.” Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa arus kas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban, kemudian dimasukkan dalam penentuan laba bersih. Sumber kas ini umumnya dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup untuk dapat melanjutkan usahanya. Sedangkan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 2 Tahun 2009 mendefinisikan arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Beberapa arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No.2 Tahun 2009 antara lain: 1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa. 2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain. 3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa. 4. Pembayaran kas kepada karyawan. 5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya.
12
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi. 7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar (Ikatan Akuntan Indonesia, 2013). Penyajian laporan arus kas menurut PSAK No. 2 Tahun 2009, entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari dua metode berikut: 1. Metode langsung; dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. 2. Metode tidak langsung; dengan metode ini laba atau rugi neto di sesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi nonkas, penangguhan atau akrual dari penerimaan pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan dan unsure penghasilan. 2.1.4.2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva tetap dan perolehan dari instrumen investasi lain. Definisi arus kas dari aktivitas investasi menurut Kieso et al (2011) adalah:
13
“Investing activities include making and collecting loans and acquiring and disposing of investments (both debt and equity) and property, plant and equipment.” Sedangkan menurut PSAK No.2 Tahun 2009 menyatakan bahwa aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Ikatan Akuntansi Keuangan, 2013). Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No.2 Tahun 2009 adalah: 1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri 2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain. 3. Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain. 4. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan). 5. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan swas contracts kecuali apabila kontrak tersebu dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau
14
apabila
pembayaran
tersebut
diklasifikasikan
sebagai
aktivitas
pendanaan.
2.1.4.3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah akibat dari transaksi atau peristiwa penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para pemegang saham yang disebut sebagai pendanaan ekuitas, sedangkan penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada kreditor disebut sebagai pendanaan utang. Pengertian arus kas dari aktivitas pendanaan menurut Kieso et al (2011), yaitu: “Financing activities involve liability and equity items. The include (a) obtaining resources from owners and providing them with a return on their investment and (b) borrowing money from creditors and repaying the amounts borrowed.” Sedangkan menurut PSAK No.2 Tahun 2009 adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013).Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah: 1. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrumen ekuitas lain; 2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham entitas; 3. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek, dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang; 4. Pelunasan pinjaman; dan
15
5. Pembayaran kas oleh lesssee untuk mengurangi saldo liabilitas yang berkaitan dengan sewa pembiayaan. Dalam penelitian arus kas ini, diukur dengan menggunakan proksi natural log dari total masing-masing komponen arus kas, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi fluktuasi data yang berlebih. Jika nilai total masing-masing komponen arus kas langsung dipakai begitu saja maka nilai variabel akan sangat besar, miliar bahkan triliun. Dengan menggunakan natural log, nilai miliar bahkan triliun tersebut disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari nilai asal yang sebenarnya. Logaritma natural adalah logaritma dengan menggunakan basis bilangan e. Bilangan e ini, seperti halnya bilangan π, adalah bilangan nyata dengan desimal tak terbatas (Sudirham, 2011). Natural log dalam penelitian ini dirumuskan dalam Ln (x) atau Ln (total dari masing-masing komponen arus kas). Sedangkan untuk cara menghitungnya menggunakan Microsof Exel dengan rumus Ln (x). 2.2.
Inflasi Menurut Sukirno (2000), laju inflasi adalah tingkat persentase kenaikan
dari berbagai indeks harga dari satu periode ke periode lainnya. Perubahan tingkat harga berkaitan dengan perubahan dalam daya beli uang atau nilai uang. Istilah tersebut mengacu pada sejumlah barang atau jasa yang dapat dibeli dengan sejumlah uang tertentu. Daya beli akan turun jika harga naik. Jadi dapat diartikan bahwa inflasi merupakan kenaikan harga barang atau jasa secara umum yang berdampak pada berkurangnya daya beli uang. terdapat dua faktor yang mempengaruhi inflasi yaitu:
16
a. Inflasi tarikan-permintaan (demand-pull inflation) Inflasi terjadi apabila perusahaan tidak mampu melayani permintaan konsumen terhadap barang. Hal tersebut berdampak pada kelangkaan barang di pasar sehingga akan memicu peningkatan harga. b. Inflasi dorongan-biaya (cost-push imflation) Inflasi yang disebakan karena terdapat kenaikan biaya produksi. Pertambahan biaya produksi akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk menaikkan harga produk, walaupun perusahaan-perusahaan tersebut harus menanggung risiko perurunan permintaan barang yang diproduksi. Menurut Bank Indonesia (2014). Inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Indikator inflasi adalah sebagai berikut: a.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Tingkat inflasi di Indonesia biasanya diukur dengan IHK.
b.
Indeks
Harga
menggambarkan
Perdagangan pergerakan
diperdagangkan suatu daerah.
Besar harga
merupakan dari
indikator
yang
komoditi-komoditi
yang
17
Tingkat inflasi dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif tergantung pada tingkat inflasi tersebut. Tingkat inflasi yang tinggi dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, banyak perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan harga saham di pasar, sedangkan tingkat inflasi yang sangat rendah akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bergerak lamban, sehingga pergerakan harga saham juga sangat lamban. Merupakan suatu pekerjaan yang sulit untuk menciptakan tingkat inflasi yang mampu mendorong pergerakan usaha, sehingga perusahaan akan mampu memperoleh keuntungan yang maksimal dan harga saham dapat bergerak normal (Samsul, 2006). 2.3.
Return Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangnya atas
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengembalian bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas). Perusahaan yang berbentuk PT dapat menjual sahamnya kepada masyarakat luas (masyarakat umum) apabila perusahaan tersebut sudah go public. Perusahaan yang telah go public tersebut dapat menjual sahamnya di Bursa Efek dengan cara mendaftarkan saham-sahamnya di Bursa Efek tersebut (Harjito dan Martono, 2009). Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Menurut Jogiyanto
18
(2003), return merupakan hasil yang diperoleh dari hasil investasi. Return ini dibagi menjadi dua yaitu: 1. Return realisasi (realized return) Merupakan return yang telah terjadi. Dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini juga berguna untuk mengukur return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang. 2. Return ekspektasi (expected return) Merupakan return yang diharapkan akan diterima oleh investor dimasa yang akan datang. Berbeda dengan return realisasi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Menurut Fahmi (2013) pihak yang memiliki saham akan memperoleh keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima. Salah satu bentuk keuntungan yang diperoleh investor adalah keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut dijual kembali pada harga yang lebih mahal. Return saham yang diterima investor dinyatakan sebagai berikut:
Keterangan : Rt : Return/Capital Gain (loss) Pt
: Harga saham periode sekarang
Pt-1 : Harga saham periode sebelumnya 2.4.
Kerangka Pemikiran Pasar modal menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
19
perusahaan yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan propfesi yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Otoritas Jasa Keuangan, 2013). Menurut Fahmi (2014). Investasi pada saham adalah investasi yang bersifat jangka pendek. Ini dilihat dari return (pengembalian) yang diukur dengan capital gain. Bagi para speculator yang menyukai capital gain, maka pasar modal bisa menjadi tempat yang menarik, dimana investor bisa membeli pada saat harga turun dan menjual kembali pada saat harga naik dan selisih yang dilihat secara abnormal return itulah nantinya yang akan dihitung keuntungannya. Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap return investasi,
yaitu faktor internal
perusahaan dan faktor eksternal perusahaan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 Tahun 2009, pengguna laporan keuangan entitas berkepentingan untuk mengetahui bagaimana entitas menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Pada dasarnya, entitas memerlukan kas dengan alasan yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas penghasil pendapatan utama (revenue-producting activities). Oleh karena itu, laporan arus kas merupakan bagian laporan keuangan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku investor, dimana return merupakan tujuan utama aktivitas perdagangan para investor di pasar modal. Inflasi yang tinggi mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasi. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan maka hal ini merupakan sinyal yang positif bagi investor seiring dengan turunnya resiko daya beli uang dan resiko penurunan pendapatan riil. Oleh
20
karena itu, Inflasi menjadi pertimbangan investor yang mengharapkan return dari setiap keputusan investasinya (Tandelilin, 2010). Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pasar Modal Undang-Undang No.21 Tahun 2011
Investasi Saham
Eksternal
Internal
Inflasi
Laporan Arus Kas
Aktivitas Operasi
Aktivitas Investasi
Aktivitas Pendanaan
Return Saham
2.4.1. Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Operasi Terhadap Return Saham Arus kas operasi mencakup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban, kemudian dimasukkan dalam penentuan laba bersih. Sumber kas ini umumnya dianggap sebagai ukuran terbaik dari
21
kemampuan perusahaan dalam memperoleh dana yang cukup untuk dapat melanjutkan usahanya. Penelitian yang dilakukan Adiwiratama (2012) terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh terhadap return saham. Hal ini dikarenakan manajemen perusahaan maupun para investor menyadari perusahaan yang mampu membayar dividen kepada pemegang saham adalah perusahaan yang memiliki earning tinggi dan sekaligus dana tunai yang cukup. Hasil penelitian yang berbeda diungkapkan Daniati (2006) yang menyatakan bahwa arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian dilakukan pada perusahaan textile dan automotive yang terdaftar di bursa efek indonesia. H1 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham 2.4.2. Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Investasi Terhadap Return Saham Arus kas dari aktivitas investasi, yaitu arus kas dari transaksi yang mempengaruhi investasi dari aktiva tetap dan perolehan dari instrumen investasi lain. Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh terhadap return saham. Arus kas dari aktivitas investasi merupakan informasi yang relevan bagi investor sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. informasi tentang pembelian
22
maupun penjualan aktiva berkaitan dengan usaha perusahaan meningkatkan kapasitas produksinya, sehingga informasi ini dianggap penting oleh investor untuk pengambilan keputusan investasi (Daniati, 2006). Penelitian yang dilakukan Yocelyn (2012) pada perusahaan berkapitalisasi besar mengungkapkan bahwa arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Arus kas dari aktivitas investasi yang yang berpotensi memberikan penerimaan di masa depan tidak menjadi pertimbangan investor. H2 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham 2.4.3. Pengaruh Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Terhadap Return Saham Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah akibat dari transaksi atau peristiwa penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para pemegang saham yang disebut sebagai pendanaan ekuitas, sedangkan penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada kreditor disebut sebagai pendanaan utang. Arus kas dari pendanaan memiliki pengaruh terhadap return saham. Hal ini berarti setiap peningkatan pengeluaran untuk aktivitas pendanaan seperti pengumuman dividen akan diikuti dengan peningkatan return saham (Daniati, 2012). Sedangkan pendapat lain menyatakan bahawa arus kas dari aktivitas pendanaan juga terbukti tidak berpengaruh terhadap return saham. Investor dalam hal ini tidak melihat pelaporan transaksi-transaksi yang merubah komposisi ekuitas dan hutang jangka panjang serta pembayaran dividen tunai sebagai
23
informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasinya (Yocelyn, 2012). H3 : Arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham 2.4.4. Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham Tingkat inflasi dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif tergantung pada tingkat inflasi tersebut. Tingkat inflasi yang tinggi dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan, banyak perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Inflasi yang tinggi dapat menurunkan harga saham di pasar, sedangkan tingkat inflasi yang sangat rendah akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi bergerak lamban, sehingga pergerakan harga saham juga sangat lamban. Penelitian Nurhakim (2010) menyebutkan bahwa inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. tingkat inflasi akan meningkatkan risiko yang harus investor hadapi yang disebabkan oleh adanya penyesuaian tingkat daya beli masyarakat. Dalam penelitian Surya (2013) tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008. Nilai return saham ditentukan oleh perubahan harga saham yang terjadi dari waktu ke waktu, namun perubahan harga saham selalu terjadi sebelum perubahan tingkat inflasi. H4 : Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
24
2.4.5. Pengaruh Arus Kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan inflasi terhadap return saham. Salah satu return investasi adalah capital gain (loss) yang dipengaruhi olehdua, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan . Entitas membutuhkan kas untuk melaksanakan usaha, melunasi kewajiban dan membagian dividen kepada investor. Oleh karena itu, laporan arus kas merupakan bagian laporan keuangan yang dapat berpengaruh terhadap perilaku investor. Inflasi menjadi pertimbangan investor yang mengharapkan return saham dari keputusan investasinya karena inflasi merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan sehingga mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasi. Penelitian Adiwiratama (2012) menyebutkan bahwa secara simultan arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan size perusahaan berpengaruh positif terhadap return saham. Inflasi, Perubahan Nilai Tukar, Suku Bunga, Indeks dan Beta berpengaruh secara signifikan terhadap return saham karena tingkat inflasi akan meningkatkan risiko yang harus investor hadapi yang disebabkan oleh adanya penyesuaian tingkat daya beli masyarakat (Nurhakim, 2010). H5 : Arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham