Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISA LAPORAN ARUS KAS Tujuan Net cash flows atau biasa disebut secara singkat sebagai cash flows, merujuk pada kas masuk yang dimiliki perusahaan saat ini dikurangi kas yang keluar. Tujuan penyusunan laporan arus kas atau statement of cash flow adalah untuk menyediakan informasi tentang arus kas yang keluar dari dan masuk ke perusahaan dalam suatu periode. Berdasarkan jenis aktifitasnya, arus kas dibagi menjadi arus kas untuk kegiatan operasi (operating), investasi (investing), dan pendanaan (financing). Dibandingkan dengan aset lain, kas atau cash merupakan aset yang paling likuid, dan memberikan informasi tentang tingkat likuiditas dan fleksibilitas perusahaan. Dalam siklus awal operasi perusahaan (operating cycle) melibatkan konversi kas menjadi beragam aset, termasuk persediaan, yang digunakan untuk menghasilkan piutang dari penjualan kredit. Siklus operasi akan selesai dengan utuh jika proses pengumpulan piutang dapat mengubah piutang menjadi kas masuk bagi perusahaan. Perubahan menjadi kas ini menandakan bahwa siklus baru siap dimulai kembali. Analisis laporan keuangan mengakui proses pencatatan akuntansi secara akrual, yaitu bahwa terdapat pengakuan adanya revenue atau pendapatan saat diterima dan beban pada saat terjadi, meskipun perusahaan secara fisik belum menerima dan mengeluarkan uang kas. Metode pencatatan ini berbeda dengan metode cash basis. Dengan demikian, arus kas bersih (net cash flow) dapat digunakan sebagai ukuran profitabilitas. Arus kas ini diperoleh setelah perusahaan mengenali arus kas yang digunakan untuk tiga jenis kegiatan tersebut di atas, yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Aktifitas tersebut termasuk membayar hutang, mengganti peralatan, memperluas fasilitas, dan membayar dividen. Untuk melakukan aktifitas tersebut, perusahaan menggunakan kas, bukan pendapatan. Jadi, melakukan analisa terhadap arus kas akan membantu analis untuk menilai likuiditas, solvency, dan fleksibilitas keuangan. Likuiditas mengukur kemampuan aset untuk diubah menjadi kas dan kemudian digunakan untuk membayar hutang. Solvency berkaitan dengan kemampuan membayar hutang pada saat jatuh tempo. Dan fleksibilitas keuangan mengukur kemampuan perusahaan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap kesempatan bisnis baru.
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan kunci atau alat analisis yang umumnya digunakan analis pada saat menggunakan laporan arus kas: Berapa banyak kas yang dihasilkan dari atau digunakan dalam operasional perusahaan? Bagaimana membiayai investasi yang meningkat? Bagaimana membayar dividen jika perusahaan mengalami kerugian operasional? Mengapa jumlah kas lebih rendah meskipun pendapatan perusahaan meningkat? Bagaimana perusahaan menggunakan kas yang diterima dari kegiatan pendanaan? Dengan kata lain, analisa arus kas bermanfaat untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, membayar dividen, meningkatkan kapasitas operasi, dan memperoleh dana atau financing. Analisa ini juga membantu untuk mengetahui kualitas laba dan seberapa besar laba pendapatan dapat diprediksi dari arus kas di masa datang (future cash flow). Dalam neraca, istilah kas umumnya merujuk pada cash dan cash equivalent atau aset setara kas, yaitu investasi dalam jangka pendek yang bersifat likuid, dapat segera dengan mudah diubah menjadi sejumlah kas yang nilainya sudah dapat diketahui, dan memiliki masa jatuh tempo singkat (near maturity) dengan tingkat risiko perubahan harga aset yang rendah. Masa jatuh tempo umumnya berkisar tiga bulan. Contoh dari aset setara kas ini adalah treasury bills dan dana di pasar uang (money market funds). Accounts Cash and cash equivalent
Year 1 Year 1 $ 3,000 $ 5,000
Noncash account Noncash current assets Noncurrent assets Current liabilities Long-term liabilities Equity Net noncash accounts balance
$ $ $ $ $ $
Perhatikan persamaan berikut ini.
(9,000) (6,000) 8,000 3,000 7,000 3,000
$ $ $ $ $ $
(11,000) (8,000) 10,000 5,000 9,000 5,000
Dalam contoh di atas, perhatikan bahwa terdapat kenaikan kas dari Year 1 ke Year 2, yaitu meningkat $2,000, yaitu sama dengan jumlah peningkatan nilai noncash balance. Hal ini ditunjukkan oleh persamaan asset sama dengan liabilities dan equity, sehingga perubahan satu sisi pada neraca harus sama dengan perubahan akun yang lain. Berikut ini adalah klasifikasi akun neraca (balance sheet) dalam jenis lancar (current) dan non lancar (noncurrent). Account Receivable* Inventories* Prepaid expenses* Marketable securities
Current Account payables* Accrued liabilities* Current portion – long-term debt Dividend payable
Noncurrent Investment Long-term debt Fixed Asset Deferred tax liabilities Intangibles Capital stock account Other assets Retained earnings
*disebut juga sebagai item-item operating working capital Pelaporan berdasarkan aktifitas 1. Operating Activities Operating cash flow ini melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dari penjualan dan kas yang digunakan dalam proses produksi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah aktifitas bisnis yang berkaitan dengan upaya mendapatkan laba (earnings-related activities). Aktifitas ini termasuk berbagai arus kas keluar maupun kas masuk yang dihasilkan dari pemberian kredit terhadap pelanggan, investasi dalam persediaan, mendapatkan kredit dari supplier, dan sebagainya. Aktifitas operasi ini berkaitan dengan akun-akun yang ditunjukkan dalam income statement atau laporan laba rugi (akun nominal), dan sebagian kecil akun-akun yang ditunjukkan oleh neraca (akun riil), termasuk piutang, persediaan, hutang (payables) dan beban yang masih harus dibayar (accrued expenses). Elemen kunci yang ada dalam cash flow from operation (CFO) ini adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e.
Cash collections from sales Cash inputs into the manufacturing or retail process Cash operating expenses Cash interest expense, interest income, and dividend income Cash tax payment
2. Investing Activities Investing cash flow (CFI) melaporkan jumlah kas yang digunakan untuk membeli properti, tanah, pabrik dan peralatan, untuk membiayai akuisisi dan kas yang dihasilkan dari penjualan aset atau unit bisnis. Yang termasuk dalam kategori ini adalah aktifitas bisnis saat dilakukan akuisisi atau penjualan aset
noncash (disposing of noncash assets). Termasuk dalam jenis kategori ini adalah aktifitas yang melibatkan aset yang jika digunakan akan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Dalam aktifitas ini termasuk pula aktifitas pemberian dana pinjaman dan upaya pengumpulan piutang. Elemen inti dari CFI adalah: a. b. c. d.
Pembelian properti, peralatan, tanah, pabrik, dan gedung. Pengeluaran untuk membiayai akuisisi bisnis. Pendapatan dari penjualan aset. Investasi atau penjualan aset yang termasuk dalam marketable securities.
3. Financing Activities Financing cash flow (CFF) melaporkan transaksi yang berhubungan dengan struktur modal. Jenis ini mencakup berbagai jenis kegiatan yang berkaitan dengan pencarian dana, penarikan dan penyediaan jasa, termasuk perolehan pinjaman dana dari kreditor dan pembayaran pokok pinjaman oleh perusahaan, penyediaan dana (contributions) dan penarikan oleh pemilik (withdrawals) dan pembayaran dividen. Elemen kunci dari CFF adalah: a. b. c. d.
Cash dividends paid Kenaikan atau penurunan pinjaman jangka pendek. Pinjaman jangka panjang dan pembayaran pinjaman jangka panjang. Penjualan dan pembelian kembali saham.
Perlu diingat bahwa keuntungan atau kerugian perubahan mata uang asing (foreign exchange rate) akan dilaporkan sebagai bagian dari rekonsiliasi kas, tidak dimasukkan dalam laporan arus kas. Hal lain adalah bahwa cash dividend paid diklasifikasikan sebagai financing cash flow, sementara cash dividend received dari investasi pada perusahaan lain, dimasukkan dalam kategori cash flow from operation. Berikut ini adalah contoh bentuk laporan arus kas (statement of cash flow).
Untuk memahami dan menganalisa laporan arus kas, analis keuangan harus memahami dampak transaksi terhadap akun-akun. Berikut ini adalah klasifikasi transaksi berdasarkan aktifitas bisnis berdasarkan akun dalam neraca (akun riil). Transactions or Events Sales or cash Account receivable collection Insurance paid in cash Interest payment Account payable paid Collection of noncurrent operating receivable Payment for plant assets Sale of investment Repayment of loans Payment of dividends
Effects on Noncurrent Account Credit (increase) retained earnings via income Credit (decrease) receivable Debit (decrease) retained earnings via income Debit (decrease) retained earnings via income Debit (decrease) payable Credit (decrease) receivable
Activity Operating Operating Operating Operating Operating Operating
Debit (increase) plant assets Credit (decrease) investment Debit (decrease) loans Debit (decrease) retained earnings
Investing Investing Financing Financing
Penggunaan analisa debit dan credit terhadap perubahan pada akunt-akun ini bermanfaat untuk mengecek dampak perubahan tersebut pada sumber-sumber dan penggunaan kas, sekaligus untuk mengklasifikasikan perubahan akun ke dalam tiga jenis aktifitas. Analisa ini biasanya digunakan dalam pendekatan rekonstruksi transaksi (reconstruction of transaction) melalui rekening T atau disebut pula T-account, sebagai salah satu cara yang digunakan oleh analis keuangan dalam mempelajari laporan arus kas. Dengan pendekatan ini, analis perlu menyusun laporan arus kas dengan data yang berasal dari neraca, laporan laba rugi dan data lain, serta menggunakan penyesuaian terhadap neraca.
Penggunaan laporan arus kas saat ini lebih banyak yaitu untuk mengevaluasi kemampuan kredit seorang nasabah, prediksi kebangkrutan, persetujuan terhadap proposal pinjaman, evaluasi terhadap kualitas laba, prediksi solvency perusahaan dan penetapan kebijakan dividen dan ekspansi. Ada kecenderungan pemahaman bahwa pengukuran arus kas lebih terpercaya dibandingkan pendekatan traditional accrual measures. Keunggulan cash flow analysis terletak pada komponen cash flow, bukan gambaran umum kinerja. Akan tetapi, analisa arus kas juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu: 1. Ada yang memasukkan pendapatan bunga dan dividen, serta pembayaran bunga (interest paid) sebagai operaing cash flows, sementara analis laporan arus kas lainnya memasukkan interest paid sebagai financing outflow. Sementara, pendapatan bunga dan dividen dimasukkan sebagai cash inflow dari aktifitas investasi. 2. Pajak pendapatan dianggap sebagai operating cash flow. Klasifikasi ini bisa mengaburkan analisa terhadap masing-masing jenis aktifitas, karena sebenarnya pajak dapat dikenakan pada masing-masing aktifitas namun dengan proporsi yang tidak merata (disproportionate).
Interpretasi cash flow dan net income Kesalahan utama pengguna laporan arus kas dalam menganalisa makna cash flow adalah dalam mengartikan operating activities. Umumnya ada kesalahpahaman untuk menyamakan laporan laba rugi dengan laporan arus kas. Laporan laba rugi digunakan untuk mencatat pendapatan saat diterima dan beban saat dikeluarkan. Pada tahap ini, laporan laba rugi tidak mengukur profitabilitas, atau dampak operasi perusahan terhadap likuiditas dan solvabilitas. Sebaliknya, analisa terhadap statement of cash flow bermanfaat untuk memberikan waktu terjadinya cash inflow dan cash outflow. Laporan arus kas dari aktifitas operasi memberikan informasi lebih jauh tentang laba bersih (net income) karena laporan ini mencakup seluruh aktifitas yang berkaitan dengan penerimaan laba (earnings-related activities), tidak hanya mencakup pendapatan dan beban, tetapi juga permintaan kas (cash demand) untuk setiap aktifitas. Perusahaan dan kondisi ekonomi Laporan arus kas menunjukkan implikasi diperolehnya laba terhadap kas. Laporan tersebut juga mengungkapkan berapa jumlah asset yang diperoleh perusahaan dalam waktu tertentu dan bagaimana asset tersebut dibiayai. Laporan arus kas juga tentang bagaimana net income dan cash flow dari operasi bisa berbeda. Menariknya, laporan arus kas juga digunakan secara berbeda oleh perusahaan. Perusahaan yang sukses dan mendapatkan laba yang tinggi dan mengalami peningkatan jumlah investasi pada piutang dan persediaan (karena tingginya permintaan pelanggan), akan menggunakan informasi jumlah dana tambahan dari penyedia hutang jangka panjang atau pembeli saham untuk mendapatkan tambahan pendanaan. Perusahaan yang mengalami positive accrual income biasanya memiliki nilai cash flow yang positif. Sementara, perusahaan yang tidak sukses, yaitu menggunakan laporan arus kas untuk mengetahui besarnya penurunan jumlah piutang dan investasi pada persediaan. Analis juga dapat memfokuskan analisa pada perubahan dalam operating working capital pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, peningkatan piutang bisa bermakna terjadi peningkatan permintaan konsumen terhadap produk perusahaan. Tapi di sisi lain, peningkatan piutang juga bermakna ketidakmampuan untuk menagih piutang dan memperpendek siklus kas. Free cash flow Salah satu indikator penting dalam analisa arus kas adalah Free Cash Flow (FCF). FCF yang positif menunjukkan jumlah kas yang tersedia untuk melakukan proses bisnis setelah dikurangi kebutuhan untuk pendanaan (financing) dan investasi (investing) sebagai cara untuk menjaga tingkat kapasitas produksi yang diinginkan. FCF juga digunakan untuk menunjukkan pertumbuhan perusahaan
dan fleksibilitas keuangan. Perhitungan FCF dapat dilakukan dengan formula berikut ini. Deduct Equals
Cash flow from operation Net capital expenditures required to maintain productive capacity Dividends on preferred stock and common stock (assuming for payout policy) Free cash flow (FCF)
Akan tetapi, muncul kesulitan untuk menentukan jumlah capital expenditure yang dibutuhkan untuk keperluan menjaga kapasitas produksi. Jarang ada laporan arus kas yang membedakan informasi capital expenditure untuk ekspansi atau untuk menjaga tingkat produksi. Perlu diingat bahwa dana yang dibutuhkan untuk ekspansi tidak bisa dikurangkan dari cash flow from operation.
Referensi: Andrew Temte (2005) Financial Statement Analysis, Dearborn Trade, A Kaplan Professional Company. John J. Wild, Leopold A. Bernstein, K.R. Subramanyam (2001) Financial Statement Analysis, Seventh Edition, Boston, USA: McGraw-Hill International Editions