BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dibahas pada bab
sebelumnya. Maka pada bab ini di gambarkan kedalam kerangka berpikir teoritis, sebagai berikut :
Pariwisata
Paket perjalanan
Minat wisatawan
BPW
Pemasaran
GAMBAR 2.1 KERANGKA BERFIKIR TEORITIS Sumber : Data olahan penulis
2.1 Pariwisata Pariwisata atau tourism adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini. Banyak negara, bergantung dari industri pariwisata ini sebagai sumber pajak dan pendapatan negara. Untuk penjelasan yang lebih rinci akan dijelaskan pada sub bab berikut ini : 2.1.1 Pengertian Pariwisata Pengertian tentang pariwisata awalnya dikemukakan di Perancis pada akhir abad ke-17. Tahun 1972 Maurice Menerbitkan buku petunjuk “ The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise “. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil ( Grand Tour dan Perit Tour ).
Bila dilihat dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa
Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu pari berarti berkeliling, berputar
putar, berkali-kali, dari dan ke. Dan kata wisata berarti berpergian, perjalanan, yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel. Dengan demikian pengertian pariwisata yaitu perjalanan berkeliling ataupun perjalanan yang dilakukan berkali
kali, berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain ataupun suatu perjalanan yang sempurna. Pariwisata menurut Prof. Salah Wahab (dalam Yoeti, 1982:107)
“ A proposeful human activity that serve as a link between people either within one some country or beyond the geographical limits or state. It involves the temporary displacement of people to other region, country, for the satisfaction of varied needs other than exciting a renumareted function ”.
“Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap”. Jadi pariwisata merupakan runtutan kegiatan perjalanan dengan menggunakan jasa dari pendukung kegiatan kepariwisataan dan berdampak kepada personal maupun warga setempat. 2.1.2 Kerangka Kerja Kepariwisataan Pariwisata merupakan industri yang terintegrasi dari berbagai usaha. Tentunya pariwisata juga memiliki pengaruh pada segala aspek lain dalam kehidupan. Menurut Ismayanti (2010), pariwisata merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Banyaknya permintaan berwisata dari wisatawan memberikan pengaruh pada destinasi wisata. Hal itu timbul karena dalam pariwisata terdapat tiga elemen dasar. Tiga elemen dasar dalam pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Elemen Dinamis (Dynamic Element) Elemen ini meliputi gerakan atau perjalanan menuju destinasi wisata. 2. Elemen Statis (Static Element)
Elemen ini merupakan elemen yang timbul saat adanya kegiatan tinggal atau menetap sementara di daerah tujuan wisata. 3. Elemen Konsekuensi (Consequential Element)
Elemen ini muncul sebagai akibat dari kedua elemen yang berdampak
pada ekonomi, lingkungan fisik, dan sosial budaya. Demand
TOURIST: forms of tourism
DESTINATION CHARACTERISTICS
CHARACTERISTICS OF THE TOURIST Duration of stay
Environmental process
Tourist destination
Economic structure
Type of tourist activity Level of Usage
Pressure generation
Levels of tourist satisfaction
Carrying capacity
Political organization Levels of tourist development Social structure and organization
Socio-economic characteristics
IMPACT OF TOURISM
Economic
Physical
Social
Impact Control
Finance
Management strategies policy
Gambar 2.2 Framework of Tourism Sumber : Mathieson dan Wall (dalam Sugiama, 2007)
Information carrying capacity guidelines
Engineering controls
Gambar 2.2 menjelaskan proses kegiatan pariwisata secara keseluruhan
dengan
jelas. Dimana alur dari setiap elemen yang terkait menjadi jelas.
Framework of tourism dalam gambar 2.2 terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu Dynamic element, Static element, dan Consequential element. Dimana dynamic element ini merupakan elemen pariwisata yang memiliki sifat yang terus berubah.
Pertama, yang termasuk ke dalam dynamic element ini adalah permintaan dan wisatawan. Kedua yaitu static element. Static element ini memiliki sifat yang berlawanan dengan dynamic element, yaitu bersifat tetap. Yang termasuk ke
dalam static element adalah karakteristik dari wisatawan dan karakteristik dari
daerah tujuan. Karakteristik dari wisatawan meliputi, lamanya durasi untuk menetap, jenis aktivitas wisatawan, tingkat pemakaian, tingkat kepuasan, dan karakeristik social ekonomi tiap wisatawan. Karakteristik daerah tujuan ini meliputi, proses lingkungannya, struktur ekonomi misalnya Indonesia merupakan Negara yang agraris, organisasi politik yang termasuk ke dalam ancilary, tingkat pengembangan wisata, serta organisasi dan struktur ekonominya. Kedua karakteristik ini dipadukan untuk dapat memenuhi permintaan dari wisatawan tersebut, sehingga terbentuk tourist destination, pressure generation & carrying capacity. Ketiga adalah Consequential element yang merupakan element yang terjadi dari proses kedua element di atas atau dapat dikatakan sebagai dampak yang terjadi. Dampak yang ditimbulkan yaitu adanya dampak secara ekonomi, misalnya keadaan ekonomi suatu daerah wisata dapat terangkat karena adanya kunjungan dari wisatawan. Lalu terdapat pula dampak secara fisik, misalnya yaitu konservasi alam. Terakhir yaitu dampak sosial yang ditimbulkan, misalnya adanya pertukaran budaya yang terjadi. Dari dampak-dampak tersebut maka terdapat pengendalian terhadap dampak-dampak negative yang mungkin akan terjadi. Oleh karena itu, dibuat pengendalian mulai dari pengendalian secara keuangan, management dalam kebijakan-kebijakan, informasi pihak-pihak yang ikut terlibat, serta engineering controls. Pengendalian ini dapat berdampak kepada permintaan wisatawan dan juga ke dampak yang ditimbulkan oleh statis element, sehingga dampak negative yang mungkin timbul dapat diminimalisir.
Menurut Ismayanti (2010), dinamika dalam pariwisata disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Pengembangan dan peningkatan penggunaan perantara perjalanan
seperti biro perjalanan wisata sehingga memudahkan wisatawan untuk
melakukan perencanaan perjalanan. 2. Pertumbuhan bauran pemasaran dalam menawarkan produk wisata
sehingga peluang penjualan dan transaksi wisata semakin besar.
3. Jumlah pemain di Industri yang menjanjikan semakin banyak sehingga
persaingan semakin besar. Beberapa di antaranya menjalankan
persaingan tidak sehat sehingga perlu ditegakkan kode etik pariwisata. Dalam static element kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor berikut: 1. Lama tinggal di daerah tujuan wisata Semakin lama wisatawan berkunjung ke sebuah daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pengaruh baik pengaruh positif maupun negatifnya terhadap daerah tujuan wisata. 2. Jenis aktivitas wisatawan Banyak sekali aktivitas yang dilakukan oleh wisatawan. Arahkan aktivitas-aktivitas tersebut kearah aktivitas yang bermanfaat bagi wisatawan maupun bagi lingkungan daerah tujuan wisata. 3. Tingkat penggunaan Semakin banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah tujuan wisata, maka semakin padat daerah tersebut. Semakin padat suatu daerah maka semakin besar tekanan terhadap daerah tersebut. Semakin besar tekanan maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap daerah tersebut. 4. Tingkat kepuasan wisatawan Semakin tinggi tingkat kepuasan wisatawan terhadap suatu daerah tujuan wisata maka semakin tinggi juga keuntungan yang didapat oleh daerah tersebut. 5. Karakteristik sosio-ekonomi Aktivitas wisatawan di daerah tujuan wisata banyak dipengaruhi oleh karakteristik sosial dan ekonominya. Hal-hal yang mempengaruhi
antara lain berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kepercayaan, dan lain sebagainya.
2.1.3 Komponen Pariwisata
Menurut Sugiama (2008) Komponen-komponen yang termasuk ke dalam
sarana dan prasarana yaitu 1. Produk yang nyata (Tangible Product) Komponen ini teridiri dari prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta
dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk dapat memenuhi
kebutuhan selama dalam perjalanan. Misalnya jaringan jalan, sarana pelabuhan (udara, laut, darat), telekomunikasi, jaringan listrik, air bersih, rumah sakit dan lain sebagainya. Selanjutnya Sugiama juga menerangkan sarana produk kepariwisataan yaitu semua bentuk perusahaan yang dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan. Misalnya: a. Di bidang usaha jasa pariwisata, seperti: biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, konsultan pariwisata, informasi pariwisata. b. Di bidang usaha sarana pariwisata, diantaranya: akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata. 2. Intangible Product ( produk yang tidak nyata ) Pelayanan yang dimaksud dalam hal ini adalah sumber daya manusia yang bergelut dalam industri pariwisata dan pengetahuan teknik tentang pelayanan terhadap wisatawan. Salah satu contohnya pelaksanaan sapta pesona yang terdiri dari 7K, yaitu keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kesejukan, keramah tamahan, kenangan. 2.1.4 Produk Pariwisata Dalam Silalahi (2011) menerangkan batasan produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari ia berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga ia kembali pulang. Adapun unsur-unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu:
1.
Atraksi wisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah
tersebut.
2.
akomodasi, restoran, bar, entertainment dan rekreasi.
3.
Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti : Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan seperti transportasi di tempat tujuan ke
objek-objek wisata.
2.1.5 Karakteristik Produk Pariwisata
Menurut Silalahi (2011) Karakteristik produk pariwisata adalah sebagai berikut : 1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan. 2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli. 3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun. 4. Hasil atau produk wisata banyak tergantung pada tenaga manusia. 5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif. 6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali travel agent atau tour operator. 7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka. Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsur dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah. 2.2 Minat Ada beberapa definisi mengenai minat, yaitu : 1. Menurut
kamus
Bahasa
Indonesia
(Departemen
Pendidikan
Nasional,2001),minat dapat disimpulkan sebagai suatu keinginan, perhatian, gairah, dan kesukaan atau kecenderungan hati yang tinggi
unsur ingin mengetahui lebih dalam mengenai sesuatu hal yang menjadi objek yang diminati dengan beradasarkan kesadaran ataupun
secara tidak sadar maupun dari factor luar yang mempengaruhi
perasaan itu. 2. Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi
yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan
terhadap sesuatu. Minat adalah perasaan tertarik, menyukai, dan ada
ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai sesuatu akan
bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan
mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya pun akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau berubah-ubah. 3. Crow & Crow (1984) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut, Crow and Crow menyebutkan bahwa minat mempunyai hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif dan respon-respon emosional. 4. Ditegaskan oleh Elliott dkk (2000) bahwa minat adalah sebuah karakteristik tetap yang diekspresikan oleh hubungan antara seseorang dan aktivitas atau objek khusus. Sedangkan menurut Sutjipto (2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan terhadap dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. 5. Pintrich dan Schun (1996) juga menyebutkan bahwa minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan prestasi. Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan
yaitu: minat pribadi, minat situasi dan minat dalam ciri psikologi: a) Minat
Pribadi,
diartikan
sebagai
karakteristik
kepribadian
seseorang yang relatif stabil , yang cenderung menetap pada diri
seseorang. Minat pribadi biasanya dapat langsung membawa seseorang pada beberapa aktivitas atau topik yang spesifik. Minat
pribadi dapat dilihat ketika seseorang menjadikan sebuah aktivitas
Schunk, 1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga,
atau topik sebagai pilihan untuk hal yang pasti, secara umum
menyukai topik atau aktivitas tersebut, menimbulkan kesenangan
pribadi serta topik atau aktivitas yang dijalani memiliki arti penting bagi seseorang tersebut. b) Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan. c) Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang
dengan
ciri-cir
minat
lingkungan.
Renninger
menjelaskan bahwa minat pada definisi ini tidak hanya pada karena seseorang lebih menyukai sebuah aktivitas atau topik, tetapi karena aktivitas atau topik tersebut memiliki nilai yang tinggi dan mengetahui lebih banyak mengenai topik atau aktivitas tersebut. Dari beberapa definisi minat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran yang menjadi daya penggerak seseorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan perasaan senang, suka dan gembira. 2.3 Paket Perjalanan Wisata Outbound Menurut Lubis (2011) Paket Wisata (tour package) yang berarti suatu rencana perjalanan wisata tersusun secara tetap dengan biaya yang sudah ditentukan di dalam paket wisata, biaya tersebut mencakup penginapan, transportasi, sightseeing tour, transfer yang semua tertera di dalam paket tersebut. Harga paket wisata selalu berubah-ubah sesuai dengan keinginan perusahaan
perjalanan tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang memadai. Oleh karena
itu paket wisata tersebut sangat tergantung terhadap perekonomian di suatu
Negara dan harga kebutuhan yang berlaku pada waktu itu.
Oleh karena itu Paket Wisata (Tour package) ialah suatu program
perjalanan wisata yang telah disusun dan di ramu oleh penyelenggara secara tetap,
dengan kondisi, harga, tempat tempat kunjungan, penginapan, transportasi, sightseeing , atraksi wisata dalam perjalanan telah dicantumkan dalam program. Biasanya harga tour package ini jauh lebih murah daripada disusun sendiri dan Package tour ini biasanya mempunyai masa berlaku (Limited Time). Suatu
produk wisata yang diciptakan oleh Biro Perjalanan Wisata yang telah tersusun
dengan baik dengan cara menggabungkan beberapa unsur/ komponen jasa wisata beserta harga yang dilaksanakan secara tetap dan teratur disebut sebuah paket wisata Menurut artikel dalam Jakartagrosir.com Paket wisata (package tour, inclusive tour) diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu atau lebih tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta dijual dengan harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen dari perjalanan wisata. Sebelum memahami paket wisata, harus dipastikan apakah dalam rangkaian komponen-komponen wisata tersebut terdapat acara mengunjungi objek/atraksi wisata. Bila hanya paket perjalanan (transportasi) dan akomodasi saja, tidak dapat dikatakan paket tour. Paket tersebut hanyalah paket perjalanan Free and Eazy, sementara program tour bisa dipilih sendiri (biasanya memilih seat-in-coach/ SIC yang biasanya tersedia di hotel-hotel ). Menurut artikel dalam eltourism.co.cc Paket wisata adalah suatu rencana kegiatan wisata yang telah disusun secara tetap dengan harga tertentu yang mencakup transportasi, hotel atau akomodasi, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas penunjang lainnya yang tertera dalam perjanjian paket wisata tersebut. Dalam sumber yang sama Biro Perjalanan Wisata dalam fungsinya sebagai mediator dan pengelola dari keseluruhan komponen pariwisata yang dibutuhkan oleh wisatawan selam melakukan kegiatan perjalanan wisatanya, haruslah memperhatikan bahwa produk yang disusunnya dapat memenuhi fungsinya
sebagai alat bantu wisatawan dalam memenuhi kebutuhannya akan istirahat dan
santai untuk kebugaran jasmani dan rohani serta menghilangkan kebosanan
terhadap
pekerjaan
atau
kegiatan
rutinnya
yang
diharapkan
dapat
mengembangkan personality, pengungkapan sikap, mental, fisik dan spiritual.
Dalam artikel di eltourism.co.cc Biro Perjalanan Wisata seyogyanya juga
dapat menempatkan dirinya bukan hanya sebagai perantara saja melainkan sebagai
partner
perjalanan
yang
menyenangkan
bagi
wisatawan
atas
kepiawaiannya dalam mengelola perjalanan yang mampu memberikan bagus terutama dalam saving the time and money dan mampu memberikan rasa aman,
nyaman maupun kepuasan wisatawan dalam kegiatan wisata yang dilakukannya.
Berikut adalah jenis-jenis paket wisata yang dibuat dari Biro Perjalanan Wisata : 1. Pleasure Tourism, yaitu paket wisata yang disusun untuk tujuan ingin mengetahui suatu daerah tujuan wisata dalam acara mengisi liburannya guna menghilangkan kepenatan diri atas rutinitas sehari-hari. 2. Recreation Tourism, Jenis paket wisata yang disusun dengan tujuan utamanya memanfaatkan hari liburnya guna pemulihan kesegaran jasamani maupun rohani. 3. Cultural Tourism, Paket wisata yang diselenggarakan khusus untuk mengetahui adat-istiadat, gaya dan cara hidup suatu bangsa, sejarah, seni budaya maupun acara keagamaan. 4. Adventure Tourism, Paket wisata yang dilakukan di alam terbuka untuk melatih ketangkasan jasmani serta menyegarkan rohani dengan mengambil resiko yang cukup membahayakan keselamatan jiwa dengan dipandu oleh seseorang atau lebih yang berpengalaman. 5. Sport Tourism, Paket wisata yang dilakukan dalam rangka melatih atau melakukan uji ketangkasan jasmani atau mengikuti pertandingan olah raga di daerah atau di negara lain. 6. Bussiness Tourism, Paket wisata yang dilakukan dalam rangka melakukan studi kelayakan usaha di daerah atau di negara yang dikunjungi. 7. Convention Tourism, Paket wisata dalam rangka mengikuti kegiatan atau mengahdiri suatu acara konferensi, seminar, pameran atau sejenisnya yang diselingi dengan kegiatan wisata diwaktu senggangnya.
8. Special Interest Tourism, Paket wisata khusus yang memerlukan keahlian
dan kemampuan khusus pula bagi pesertanya dengan klasifikasi jumlah pesertanya yang terbatas seperti pilgrime, terjun payung, gantole atau
sejenisnya. Menurut jakartagrosir.com outbound tour adalah Kegiatan kepariwisataan
yang ditandai dengan keluarnya warga negara sendiri yang bepergian keluar
negeri sebagai wisatawan. Misalnya: 1. Client yang bermaksud berkunjung ke luar negeri bisa menghubungi Biro
Perjalanan setempat atau ke Biro Perjalanan yang menyelenggarakan paket/produk wisata yang sesuai
2. Biro Perjalanan tersebut akan menindaklanjuti dengan menghubungi Tour Operator di luar negeri yang akan menyiapkan dan melaksanakan perjalanan wisata sesuai dengan pesanan. 3. Biro Perjalanan tersebut juga menyiapkan semua layanan yang diperlukan: tiket penerbangan, travel document, airport handling, asuransi, dan lainlain. 4. Pelaksanaan tour sesuai dengan persiapan yang dilakukan. Dalam Haq (2009) Outbound tour adalah suatu perjalanan wisata yang dilakukan wisatawan asal Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri (contoh: perjalanan wisata yang dilakukan oleh wisatawan Indonesia ke Singapura). Adapun dampak yang ditimbulkan outbound tour adalah : Dampak positif: 1. Menciptakan lapakan kerja 2. Meningkatkan wawasan tentang budaya dan adat bangsa – bangsa di dunia 3. Menumbuhkan toleransi 4. Terjalinnya pertukaran budaya antar bangsa Dampat negatif : 1. Mengurangi devisa Negara 2. Mengurangi rasa nasionalisme ( bagi kalangan tertentu ) 3. Terjadinya degradasi moral
4. Perubahan gaya hidup yang bertentangan dengan budaya lokal.
2.4 Definisi Biro Perjalanan Wisata
Berikut adalah beberapa definisi Biro Perjalanan Wisata menurut para ahli :
Nyoman S. Pendit (2009) memberikan pengertian bahwa BPW adalah
perusahaan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan suatu perjalanan bagi
seseorang yang merencanakan untuk mengadakannya.
R. S. Damardjati (2009) menjelaskan bahwa BPW adalah perusahaan yang
khusus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan
orang – orang termasuk kelengkapan perjalannannya, dari suatu tempat ke tempat lain, baik di dalam negri, dari dalam negri, ke luar negri atau dalam negri itu sendiri. Menurut undang – undang No. 9 Th. 1990 bagian kedua pasal 12,
disebutkan bahwa BPW merupakan usaha penyedia jasa perencanaan dan / atau jasa pelayanan dan penyelenggaraan wisata. 2.4.1 Tugas Biro Perjalanan Wisata Menurut Haq (2009) Biro perjalanan wisata memiliki tugas sebagai berikut : 1. Menyusun dan menjual paket wisata luar negeri atas dasar permintaan. 2. Menyelenggarakan atau menjual pelayaran wisata (cruise). 3. Menyusun dan menjual paket wisata dalam negeri kepada umum atau atas dasar permintaan. 4. Menyelenggarakan pemanduan wisata. 5. Menyediakan fasilitas untuk wisatawan. 6. Menjual tiket/karcis sarana angkutan, dan lain-lain. 7. Mengadakan pemesanan sarana wisata. 8. Mengurus dokumen-dokumen perjalanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.4.2 Fungsi Biro Perjalanan Wisata (BPW)
Menurut Haq (2009) Biro Perjalanan Wisata memiliki fungsi yang dapat
dibedakan menjadi dua fungsi yaitu :
1.
Fungsi Umum : Dalam hal ini biro perjalanan wisata merupakan
suatu badan usaha yang dapat memberikan penerangan atau informasi
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia perjalanan pada
umumnya dan perjalanan wisata pada khususnya.
2.
Fungsi khusus:
Biro perjalanan wisata sebagai perantara. Dalam kegiatannya ia bertindak atas nama perusahaan lain dan menjual jasa-jasa perusahaan yang diwakilinya. Karena itu ia bertindak di antara wisatawan dan industri wisata.
Biro perjalanan wisata sebagai badan usaha yang merencanakan dan menyelenggarakan tour dengan tanggung jawab dan resikonya sendiri.
Biro perjalanan wisata sebagai pengorganisasi yaitu dalam menggiatkan usaha, BPW aktif menjalin kerjasama dengan perusahaan lain baik dalam dan luar negeri. Fasilitas yang dimiliki di manfaatkan sebagai dagangannya.
Biro Perjalanan Wisata memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan Agen perjalanan Wisata. Hal ini disebabkan karena BPW mengeluarkan produknya berupa "Janji Jasa Perjalanan Wisata" yang dijual dalam bentuk "Brosur Paket Wisata" dan BPW harus bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan produk yang dikeluarkannya. BPW harus menjamin bahwa wisatawan akan menikmati perjalanannya seperti yang tertulis dalam Brosur Paket Wisata yang dikeluarkan BPW. Biro Perjalanan Wisata memperoleh imbalan atau laba yaitu dari selisih harga penjualan dengan total harga semua komponen yang dijualnya dalam paket wisata. Agen Perjalanan Wisata memperoleh imbalan berupa komisi dari pemilik produk dalam bentuk persen hasil penjualan.
2.4.3 Agen Perjalanan Wisata (APW)
Dalam Haq (2009) Selain Biro Perjalanan Wisata, dikenal juga Agen Perjalanan Wisata, yaitu : badan usaha yang menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak sebagai perantara dalam menjual atau mengurus jasa untuk
melakukan perjalanan. Agen perjalanan wisata memiliki tugas yaitu:
1. Menjadi perantara pemesanan pemesanan tiket
2. Mengurus dokumen perjalanan
3. Menjadi perantara pemesanan akomodasi, restaurant, sarana wisata dll 4. Menjual paket wisata yang di buat oleh biro perjalanan umum 2.4.4 Fungsi Agen Perjalanan Wisata Menurut Haq (2009) Sebagaimana Biro Perjalanan Wisata, Agen Perjalanan Wisata memiliki fungsi tersendiri, yaitu: A. Sebagai Perantara Di daerah asal wisatawan 1. Melengkapai informasi bagi wisatawan 2. Memberikan advis bagi calon wisatawan 3. Menyediakan tiket Di daerah tujuan 1. Memberi informasi bagi wisatawan. 2. Membantu reservasi 3. Menyediakan transportasi 4. Mengatur perencanaan 5. Menjual dan memesan tiket tanda masuk B. Sebagai organisator Menurut Munavitz (2010) Karena travel agent sebagai perantara, maka ia berada di tengah-tengah industri pariwisata, maka perlu ada kontrak yang dibuat terlebih dulu. Selain itu itu harus ada perjanjian khusus yang mengatur hubungan kerja sehingga jelas tugas, kewajiban dan hak masing-masing pihak
Agen Perjalanan Wisata tidak memiliki tanggung jawab atas produk yang
dijualnya. Hal ini dikarenakan APW hanya sebagai perantara perusahaan produk
kepada konsumen atau pelanggan dan apabila pelanggan tidak puas, mereka harus komplain kepada pemilik produk (misalnya Hotel atau Maskapai Penerbangan).
2.5 Definisi Pemasaran Produk Wisata
Kotler (2001) menyebutkan pemasaran sebagai suatu proses sosial danmanajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang merekabutuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilaidengan orang lain Sementara itu, Pawitra (2001) menjelaskan
pemasaran adalah adanya pertukaran barang dengan barang, barang dengan jasa, atau jasa dengan jasa dari satu pihak dengan pihak lain, baik yang sifatnya terbatas maupun luas dan kompleks. Pertukaran terbatas hanya terdqiri atas dua pihak saja, sedangkan pertukaran yang luas bisa melibatkan lebih dari dua pihak, yaitu bukan hanya pihak pembeli dan penjual saja, akan tetapi melibatkan pihak lain yang tidak secara langsung bertemu dengan konsumen. Bogozzi dalam Pawitra (2001) menggambarkan bahwa proses pertukaranyang kompleks melibatkan beberapa pihak yang tidak secara langsung saling terkait.Lebih jelasnya proses pertukaran dapat dilihat pada bagan berikut:
Televisi : tayangan program dan komersil
orang Perhatian, dukungan perpotensi untuk
buku
membeli dan lain-lain
kesempatan menempatkan iklan pada program TV
Agensi periklanan
penerbit
pemaparan produk di media masa
gambar 2.3 Proses pertukaran hiburan, kenikmatan, informasi produk dan lain-lain sumber: diadaptasi dari model pertukaran kompleks Richard P. Bogozzi dalamPawitra (2001)
Pemasaran pariwisata (tourism marketing) adalah suatu sistim dan
koordinasi yang dilaksanakan sebagai suatu kebijakan bagi perusahaan
perusahaan yang bergerak di bidang kepariwisataan, baik milik swasta maupun pemerintah, dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional dan internasional untuk dapat mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar
(Yoeti, 1990). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran pariwisata merupakan keseluruhan aktivitas yang diarahkan untuk memberikan informasi kepada konsumen yang bertujuan untuk memuaskan keinginan wisatawan sebagai
konsumen. Untuk melaksanakan kegiatan ini perlu disusun suatu strategi
pemasaran yang diarahkan pada usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan, khususnya pada target wisata yang akan dilayani. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mempengaruhi calon wisatawanagar mau memanfaatkan produk pariwisata yang ditawarkan adalah sebagai berikut: 1. Menawarkan produk pariwisata yang bernilai, yaitu memiliki keunggulan kualitas dan pelayanan produknya ( produk ). 2. Menerapkan harga produk pariwisata yang wajar, dalam arti ada kesamaan manfaat antara penjual dan pembeli (price). 3. Mengupayakan terjalinnya komunikasi dengan calon pembeli melalui usaha promosi untuk meyakinkan akan manfaat dan kualitas produk pariwisata yang ditawarkan kepada target pasar yang dilayani (promotion). 4. Menciptakan model saluran distribusi penjualan produk pariwisata yang mampu menjamin ketersediaannya dalam berbagai situasi (distribution). Pemasaran produk pariwisata berorientasi pada wisatawan, yaitu dalam penyiapan produk pariwisata yang akan ditawarkan kepada konsumen, senantiasa memperhatikan motivasi dan kepuasan wisatawan. Kata kuncinya adalah “apa yang diminati dan diinginkan calon wisatawan?” bukan kata-kata “apa yang kita miliki untuk dijual?”.