BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Dasar Manajemen
2.1.1 Definisi Manajemen Beberapa definisi di antaranya: Menurut (STEPHEN P, 2007:3) definisi manajemen adalah: “Manajemen adalah peroses pengorganisasian kegiatankegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain” Menurut (Drs.H. Malayu,2001:2) definisi manajemen adalah: “Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan organisasi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian penempatan, pengarahan dan pengendalian” Menurut Nickels, Mchugh yang di kutip dari buku Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, (2008:6) definisi manajemen adalah: “Manajemen is the process of planing, organizing leading and the use the effort of organizational member and the use the other organizational recources in other to achine stated organization goals” Dari definisi-definisi manajemen di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian
manajemen
itu
sendiri
sebagai
proses
perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pemimpin dan pengontrolan untuk optimasi penggunaan sumber-sumber pelaksanaan tugas-tugas dalam mencapai tujuan organisasional secara efektif dan secara efisien. 6
2.2. Manajemen operasional 2.2.1
Pengertian
menurut
(Dr.
Manahan
P.T.MM,
2004:4)
Manajemen Operasional adalah dan fungsinya: Manajemen operasional didefinisikan sebagai manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti : tanah, tenaga kerja, modal, dan manajemen masukan (inputs) yang di ubah menjadi keluaran yang di inginkan, berupa barang atau jasa/ layanan. Ada beberapa pengertian yang penting mendukung
melaksanakan
kegiatan
manajemen
operasional,
yaitu
manajemen operasional, sistem manajemen operasional, dan keputusan di dalam manajemen operasional. manajemen operasional yang dapat di nyatakan, bahwa manajer operasional bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi di dalam organisasi yang menghasilkan barang dan jasa, mengenai sistem yang berkaitan dengan perumusan sistem transformasi (konversi) yang menghasilkan barang dan jasa, merupakan unsur terpenting di dalam manajemen operasional, yaitu pengambilan keputusan, khususnya keputusan yang tidak di program dan beresiko. Fungsi Manajemen Operasional Selanjutnya ada empat fungsi penting manajemen operasional menurut (Dr. Manahan P.T.MM, 2004:4) yaitu: 1. Proses pengolahan, yang menyangkut metode dan teknik yang di gunakan untuk pengolahan faktor masukan ( inputs factor). 2. Jasa- jasa menunjang, yang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu di jalankan, sehingga peroses pengolahan dapat di laksanakan secara efektif dan efisien. 3. Perencanaan, yang merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dan kegiatan operasional yang akan di lakukan dalam suatu kurun waktu atau periode tertentu.
7
4. Pengendalian dan pengawasan, yang merupakan fungsi untuk manajemen terlaksananya kegiatan sesuai dengan apa yang telah di rencanakan, sehingga maksud dan tujuan penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) yang secara nyata dapat di laksanakan. 2.3 Konsep dasar Jasa 2.3.1 Definisi Jasa Beberapa definisi Jasa di antaranya adalah : Menurut ( Drs. Djaslim Saladin, 2003:135) definisi jasa adalah: “Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang di tawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain pada dasarnya tidak terwujud, serta tidak menghasilkan kemilikan sesuatu peroses produksinya dan tidak di kaitkan dengan suatu produk fisik” Menurut (Dr.H Buchari Alma, 2004:241) definisi jasa adalah: “Jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk di konsumsi secara bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak terwujud” Dari definisi di atas jasa dapat di simpulkan bahwa jasa adalah produk yang tidak terwujud, yang di tawarkan ke pada konsumen sesuai dengan kebutuhan, dan jasa dapat di hasilkan dangan benda yang tidak terwujud atau pun tidak terwujud. 2.3.2 Sifat dan karateristik Jasa Suatu jasa memiliki beberapa karakteristik menurut (Philip Kotler, 2008:292) yaitu di antaranya: •
Jasa tidak terwujud Jasa tidak dapat dilihat, tetapi jasa tersebut bisa di raba, di rasakan, di dengar, di cium, sebelum produk jasa itu akan di beli. 8
•
Jasa tak terpisahkan Jasa-jasa di buat dengan konsumsi pada saat yang sama dan tidak dapat di pisahkan dari penyedianya, tanpa memperdulikan apakah penyedia jasa itu orang atau mesin.
•
Variabilitas jasa Kulaitas jasa bisa sangat beragam, tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan, di mana dan bagaimana jasa itu di sediakan.
2.3.3 Jenis – jenis jasa Jasa dapat dilihat dari dua dimensi, siapa saja dan benda apa yang menerima langsung jasa tersebut. Berdasarkan penggolongan ini, maka dapat di buat empat klasifikasi tersebut menurut ( Dr.Farida Jasfar, M.E, 2005:19) yaitu
1. Tindakan nyata yang mengarah pada konsumen, misalnya (pelayanan, kesehatan atau pelayanan kecantikan) 2. Tindakan tidak nyata yang mengarah kepada benda milik konsumen, misalnya jasa laundry. 3. Tindakan tidak nyata yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat nonfisik, misalnya jasa hiburan. 4. Tindakan tidak nyata yang di arahkan kepada kekayaan konsumen, misalnya jasa keuangan.
9
2.3.4 Dimensi kualitas jasa Konsep dasar kualitas dari suatu pelayanan (jasa) ataupun kualitas dari suatau produk dapat di definisikan sebagai pemenuhan yang dapat melebihi dan keinginan ataupun harapan dari pelanggan ( Dr.Farida Jasfar, M.E, 2005:20) Telah melakukan berbagai penelitian terhadap jasa dan berhasil mengidentifikasi 5 dimensi karakteristik yang di gunakan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan. Ada lima dimensi kualitas jasa diantaranya adalah: 1. Reliability (keandalan) Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang di janjikan dengan tepat dan kemampuan untuk di percaya, terutama memberikan jasa secara tepat waktu, dengan cara yang sama sesuai dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah di janjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali. 2. Responsiveness ( daya tanggap ) Kemampuan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa yang di butuhkan konsumen. 3. Assurance ( jaminan ) Meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopan, dan sifat dapat di percaya dari kontak personel untuk menghilangkan sifat keragu-raguan konsumen dan merasa terbatas dari bahaya resiko. 4. Empathy ( empati ) Meliputi sikap personel maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan atau maupun kesulitan, konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan. 5. Tangibles ( peroduk – produk fisik) Tersedinaya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana komunukasi, dan lain – lain yang dapat dan harus ada dalam proses jasa.
10
2.4 Konsep dasar Sistem 2.4.1 Definisi sistem Menurut sumber (Http: // kisaranku.blogspot.com/2010/ pengertian-sistem-lengkap.html) definisi sistem adalah: “sistem adalah suatu kesatuan yang teridri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait atau saling tergantung membentuk keseluruhan yang kompleks” Dari definisi di atas sistem dapat di simpulkan secara sederhana yaitu sebagai kelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan namun cara pendekatannya yang berbeda. 2.4.2 Tiga fungsi sistem Tiga fungsi sistem menurut (Dr.Azhar Suasanto, 2004:23) diantaranya adalah: 1. Input Input merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam suatu sistem. Input ini bervariasi bisa berupa energi, manusia, data modal, bahan baku, layanan atau lainnya. Input merupakan pemicu bagi sistem untuk melakukan proses yang di perlukan. 2. Proses Proses merupakan perubahan input menjadi output. Proses ini mungkin di lakukan oleh mesin, orang, atau komputer umumnya kita mengetahui bagaimana input di rubah menjadi output akan tetapi pada situasi tertentu proses tidak di ketahui secara detail karena perubahan ini terlalu komplek.
11
3. Output Output adalah hasil dari proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem. Seperti telah di jeleskan sebelumnya output suatu sistem bisa menjadi input untuk sistem yang lain setelah di proses menjadi output yang lain. 2.5
Konsep dasar Prosedur
2.5.1 Definisi prosedur Menurut (Drs.HAS Moenir, 2001:105) definisi prosedur adalah: Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang di lakukan secara berulang-ulang dengan cara yang bersama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat di lakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktivitas pada apa saja yang harus di lakukan untuk menjalakan fungsi tertentu. 2.6
Konsep dasar Informasi
2.6.1 Definisi Informasi Menurut (Drs.Zulifli Amsyah.Mls, 2005:23) definisi informasi adalah: “Informasi adalah bahan yang di hasilkan dari pengolahan data berorienrasi pada kegiatan operasional seperti transaksi misalnya seperti, informasi berorientasi pada kegiatan manajemen, baik lini bawah, lini tengah, maupun lini atas “ 2.6.2 Ciri – ciri informasi Ciri – ciri dari informasi menurut ( Drs. Zulifli Amsyah.Mls, 2005:24) diantaranya adalah : 12
1. Akurat Informasi harus mencerminkan keadaannya yang sebenarnya. Pengujian terhadap hal ini biasanya di lakukan melalui pengujian yang di lakukan oleh dua orang atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan yang sama maka di anggap data tersebut akurat. 2. Tepat Waktu Informasi harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut di perlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi. 3. Relevan Informasi yang di berikan harus sesuai dengan yang di butuhkan. Apabila kebutuhan informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi ini tersebut harus sesuai dengan kebutuhan informasi di berbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organisasi tersebut. 2.7
Konsep dasar Proses
2.7.1 Aliran Proses dan Strategi proses. Pengertian aliran Proses dan segmentasi proses menurut Jay Haizer dan Berry Render,2005:332 Aliran proses merupakan diagram yang menunjukan urutan-urutan dari
operasi.
Pemeriksaan,
pemindahan,
menunggu
dan
menyimpan yang terjadi salama suatu proses atau prosedur berlangsung, serta di dalamnya memuat pula informasi-onformasi yang di perlukan untuk analaisis waktu yang di butuhkan dan jarak perpindahan. 13
Strategi proses Strategi proses ialah
untuk menemukan suatu cara produksi
barang dan jasa, yang memenuhi persyaratan pelanggan dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya manjerial lain. Tabel 2.7.2
: Simbol – simbol Flow Chart
= Berkas
= Transportperpindahan
= Mulai
= Delay / menunggu
= Operation / Operasi
= penyimpanan
= Inspection / pemeriksaan
= Aktifitas gabungan
2.7.2 kegunaan aliran proses Fungsi-fungsi peta aliran diantaranya adalah: a. Untuk mengetahui aliran bahan atau aktifitas orang mulai dari awal masuk ke dalam suetu peroses atau prosedur sampai aktifitas terakhir. b. Melalui aliran proses ini akan memberikan informasi mengenai waktu penyelasaian suatu proses atau prosedur. c. Bisa di gunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang di alami bahan atau yang di lakukan orang selama proses atau prosedur berlangsung. d. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan – perbaikan baik proses maupun metoda kerja.
14
2.7.3 Analisis dan desain proses Sejumlah alat dapat membantu memahami kompleksitas desain dan dengan mendesain ulang proses. Alat tersebut merupakan jalan sederhana untuk memahami apa yang akan terjadi dan apa yang harus terjadi dalam proses berikut ada 4 diagram proses menurut Jay Haizer dan Berry Render,2005:345 yaitu: a. Diagram alir Diagram alir, yang merupakan suatu skema perpindahan bahan, produk, atau orang. Dan diagram ini menganalisis, dan mengkomunikasikan sebuah proses. b. Pemetaan fungsi waktu Analisis dan desain adalah diagram alir, tetapi dengan waktu di tambahkan pada sumbu horizontal. Diagram ini kadang di sebut dengan pemetaan fungsi atau pemetaan proses. Tipe analisis ini menjadikan pengguna dapat mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan seperti langkah tambahan, pengulangan, dan keterlambatan yang tidak perlu. c. Diagram proses Diagram proses menggunakan simbol, waktu dan jarak untuk mendapatkan cara yang objektif dan terstruktur untuk menganalisis dan mencatat aktivitas yang berbentuk sebuah proses, diagram ini membuat perhatian untuk di pusatkan pada aktifitas penambah nilai (sebagai lawan dari pemeriksaan, penyimpanan, keterlambatan, dan transformasi, yang tidak menambah nilai) dapat di tetapkan persentase nilai tambah pada aktivitas total. 2.8 Konsep dasar BUMN 2.8.1 Definisi BUMN Menurut Undang-undang No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara BUMN adalah:
15
1. Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya di sebut BUMN. adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya di miliki oleh negara melalui pernyataan secara langsung yang berasal dari kakayaan negara yang di pisahkan. 2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya di sebut persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya di miliki oleh negara republik Indonesia yang tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan. 3. Perusahaan persero terbuka, yang selanjutnya di sebut persero terbuka, adalah persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 4. Perusahaan umum, yang selanjutnya di sebut perum adalah BUMN yang seluruh modalnya di miliki negara dan tidak terbagi atas saham yang bertujuan untuk memanfaatkan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. 2.9 Konsep dasar Asuransi 2.9.1 Definisi Asuransi Asuransi merupakan mekanisme yang memberikan perlindungan di masa yang akan datang, berikut menurut (Kasmir, SE,. MM, 2003:275 ) Definisi Asuransi adalah: “Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak menanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi. Untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan dan kehilangan keuntungan yang di harapakan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di terima tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang di dasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang”
16
2.9.2 karakteristik Asuransi 1. Membayar suatu jumlah tertentu jika seseorang yang di asuransikan meninggal dan perlindungan asuransi sama seperti yang di sediakan oleh asuransi jiwa berjangka. 2. Mengakumulasikan nilai kas yang bisa di tarik oleh pemegang polis. Polis yang di maksud adalah mengakumulasikan nilai. Kasmir, SE,. MM, 2003:276 )
17