BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua penulis memaparkan tentang hasil penelitian terdahulu yang selesai di kaji oleh peneliti sebelumnya. Kajian-kajian tersebut adalah kajian berupa skripsi dan jurnaljurnal yang di rujuk dari jurnal elektronik akedemik Cina dan skripsi elektronik akedemik Indonesia maupun Cina. Selain itu penulis juga menjabarkan tentang konsep yang berkaitan, yaitu analisis kesalahan, tanda baca dan jenis tanda baca dalam bahasa Mandarin. Di sini penulis juga memaparkan tentang landasan teori yang merupakan landasan penelitian dalam menganalisis data. 2.1
Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai analisis penggunaan tanda baca dalam karangan deskripsi ini
sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Pertama, Gading Genitri, dengan judul skripsinya Kemampuan Menggunakan Tanda Baca dalam Karangan Siswa Kelas VII SMPN 1 Kuta Utara, Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2008/2009 (2008). Beliau membahas kemampuan pelajar SMPN dalam menggunakan tanda baca dalam karangan, karena pelajar tidak bisa secara tepat menggunakan tanda baca. Dalam penelitian ini, beliau menggunakan karangan umum. Kedua, 金 燕 燕 Jīnyànyàn, dengan judul jurnal Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Mahasiswa Luar (2010). Jīnyànyàn meneliti tentang penggunaan tanda baca. Di sini, peneliti hanya menjadikan mahasiswa luar saja sebagai objek penelitiannya dan juga hanya memfokuskan pada penggunaan tanda baca.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga, 曾常红 Céngchánghóng, dengan judul jurnal Ketidaktepatan Penggunaan Tanda Baca (2005). Céngchánghóng meneliti tentang penyebab ketidaktepatan penggunaan tanda baca. Tulisan ini bercerita tentang penggunaan tanda baca dan mengapa terjadi ketidaktepatan dalam penggunaan tanda baca. Keempat, 孔海平 kǒnghǎipíng, dengan judul jurnal Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Mahasiswa Jepang (2008). Kǒnghǎipíng meneliti tentang kesalahan penggunaan tanda baca pada mahasiswa Jepang dari dua aspek, yaitu penulisannya dan juga penggunaanya. Kelima, 胡建刚 Hújiàngāng, dengan judul jurnal Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Menulis pada Mahasiswa Luar (2003). Hújiàngāng meneliti tentang kesalahan penggunaan tanda baca pada mahasiswa luar dalam menulis. Dari keterangan di atas, jelaslah tampak perbedaan penelitian yang dilakukan masingmasing peneliti. Hal tersebut tentu saja berbeda dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dalam hal ini penulis akan melakukan penelitian tentang kegunaan tanda baca, menjelaskan bentuk kesalahan yang terjadi, mengapa terjadi kesalahan dan memaparkan tanda baca apa saja yang sering salah dalam pemakaiannya. 2.2
Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, ataupun yang ada di luar
bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana, 2001:117). Sesuai dengan judul karya tulis ini, maka konsep yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Analisis Kesalahan Analisis kesalahan adalah suatu prosedur kerja, yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu (Ellis Rod, 1984:3). Analisis kesalahan biasa dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan kesalahan dan menemukan penyebab kesalahan atau ketidaksesuaian dan menemukan jawaban yang tepat. Chrystal dalam Pateda (1989) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang di buat oleh seseorang yang sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua berdasarkan teori linguistik. Pendapat lain mengatakan analisis kesalahan adalah dengan menggunakan hasil kesalahan dari pembelajaran mendapatkan masukan, dan dengan masukan tersebut pembelajaran mengadakan usaha baru yang secara berangsur-angsur menjadi ketepatan sebagaimana yang diharapkan (Pranowo, 1996:50).
Menurut Corder (1981, 10), ada dua macam kesalahan yang dibuat oleh peserta didik, yaitu: 1. Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang menunjukkan adanya transitional competence yang disebut error dan 2. Kesalahan-kesalahan yang sifatnya random, tidak sistematis yang disebut mistake.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2
Tanda Baca Tanda baca pada hakekatnya adalah merupakan alat bantu yang berupa tanda-tanda
baca untuk memperjelas maksud serta tujuan yang terkadung dari bahasa itu sendiri. Tanpa adanya tanda baca, suatu bahasa akan sangat sulit menduduki dirinya sebagai sarana komunikasi yang paling efektif (Nafiah, 1981: 12).
Tanda baca di dalam bahasa tulis dapat dipakai sebagai alat pengganti yaitu tanda baca dapat menggantikan unsur–unsur non bahasa dalam batas–batas tertentu seperti mimic, jeda, lagu, intonasi, dan aksen yang terdapat dalam bahasa lisan, sehingga gagasan atau pesan yang disampaikan mudah dimengerti oleh pembaca (Akhadiah, 1992:1).
2.2.3 Tanda Baca dalam Bahasa Mandarin Menurut EYD, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (1996:36) dan 留学生汉语写作进阶 (Liúxué shēng hànyǔ xiězuò jìn jiē), kegunaan tanda baca dalam bahasa Mandarin adalah: Tanda baca titik ( 。/ 句号 / jùhào )
1. a.
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
b.
Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtiar, dan daftar.
c.
Dipakai di belakang singkatan nama gelar, jabatan, dan sapaaan.
d.
Dipakai di belakang singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
e.
Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya, kecuali angka tahun dan nomor (halaman, mobil, telepon, dan lain-lain). Dalam menyebutkan waktu, tanda titik memisahkan angka jam dari angka menitnya.
Universitas Sumatera Utara
f.
Tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
g.
Tidak dipakai di belakang judul (buku, karangan, berita, dan bab).
h.
Dalam surat-menyurat, tidak dipakai di belakang tanggal, nama, dan alamat, yang tidak menjadi bagian kalimat. Tanda baca titik dua ( : / 冒号 / màohào )
2. a.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
b.
Tanda titik dua digunakan setelah ungkapan atau kata yang memerlukan pemberian.
c.
Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan.
d.
Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemberian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Tanda baca seru ( ! / 叹号 / tànhào atau 号感叹 / gǎntànhào )
3. a.
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan atau rasa emosi yang kuat. Tanda baca koma ( , / 逗号 / dòuhào )
4. a.
Tanda koma dipakai diantara unsur–unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
b.
Tanda koma dipakai umtuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului kata seperti, tetapi dan melainkan.
Universitas Sumatera Utara
c.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat.
d.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.
e.
Tanda koma dibelakang kata–kata seperti: o, ya, wah, aduh, yang terdapat pada awal– awal kalimat.
f.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain kalimat.
g.
Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, tempat dan tanggal, nama wilayah atau negri yang ditulis berurutan.
h.
Tanda koma dipakai diantara nama penerbit dan tahun penerbit.
i.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar pustaka.
j.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan singkatan nama keluarga atau marga. Tanda baca koma kanan atau pemerian ( 、/ 顿号 / dùnhào )
5. a.
Tanda koma kanan atau pemerian dipakai untuk jeda kalimat internal antara sisi kata berdampingan. Tanda baca titik koma ( ; / 分号 / fēnhào )
6. a.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memilih bagian–bagian kalimat yang sejenis dan setara.
b.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara didalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penyambung.
Universitas Sumatera Utara
Tanda baca petik ( “…”, ‘…’ / 引号 / yǐnhào )
7. a.
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tulis yang lain.
b.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
c.
Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
d.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang di kenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
e.
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Tanda tanya ( ? / 问号 / wènhào)
8. a.
Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
b.
Tanda tanya di pakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat di buktikan kebenarannya. Tanda pisah ( ── / 破折号 / pòzhéhào)
9. a.
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
b.
Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
10. a.
Tanda penanda buku (《 》 / 书名号/ Shūmínghào ) Tanda ini digunakan untuk menandai judul buku, artikel, koran, nama karya yang dipublikasikan dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4
Karangan Deskripsi
Kata Deskripsi berasal dari kata Latin describe yang berarti menulis atau tentang membeberkan sesuatu hal. Selanjunya, kata deskripsi dapat diterjemahkan menjadi pemerian, yang berasal dari kata peri dan memerikan yang berati melukiskan sesuatu.
Karangan deskripsi adalah karangan yang bersifat melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain (Widagdho, 1994:109).
Selanjutnya, karangan deskritif adalah melukiskan suatu keadaan dengan kalimat sehingga menimbulkan suatu kesan yang hidup (Keraf, 1985:87).
Sedangkan pendapat lain mengatakan karangan deskripsi adalah usaha untuk menggambarkan atau memerikan suatu objek beserta rinciannya (Akhadiah, 1991:131).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karangan deskripsi adalah karangan yang bersifat melukiskan atau menggambarkan suatu peristiwa, objek atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah terlibat didalamnya.
2.3
Landasan Teori Penelitian ini, penulis menggunakan teori tatabahasa dengan pendekatan ejaan (pinyin).
Tatabahasa Mandarin adalah kaidah atau aturan-aturan penyusunan kata, gabungan kata, dan kalimat (Suprapto, 2003:3).
Universitas Sumatera Utara
Pendapat lain mengatakan tatabahasa Mandarin adalah suatu kaidah pembentukan kalimat dengan kata-kata yang ada (Zhao Yong Xin dan Pauw Budianto, 2005:1).
Ejaan dalam bahasa Mandarin disebut juga pinyin. Pinyin dikembangkan sebagai bagian proyek pemerintah Cina pada tahun 1950 oleh seorang sentral Zhou Youguang, yang sering disebut "bapak Pinyin". Hanyu Pinyin didasarkan pada sistem yang sudah ada sebelumnya yaitu: (Gwoyeu Romatzyh tahun 1928, Latinxua Sin Wenz dari 1931, dan tandatanda diakritik dari Zhuyin). Pinyin diperkenalkan ke sekolah dasar sebagai cara untuk mengajarkan pengucapan Cina Standar, untuk mengajar pengucapan anak-anak dalam bahasa Mandarin ketika mereka belajar kosa kata di sekolah dasar dan digunakan dalam pendidikan orang dewasa sehingga lebih mudah bagi orang yang sebelumnya buta huruf untuk melanjutkan belajar-sendiri setelah beberapa pengajaran keaksaraan pinyin. Pinyin telah menjadi alat untuk banyak orang asing untuk belajar pengucapan bahasa Mandarin dan digunakan untuk menjelaskan baik tatabahasa dan Mandarin lisan ditambah dengan hanzi.
Universitas Sumatera Utara