BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian suatu programyang dijalankan perusahaan. Menurut William Albig4, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang berarti diantara individu. Pengertian komunikasi dalam buku Human Behavior, Benard Berelson5 mendefinisikan komunikasi sebagai berikut. Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi. Sedangkan menurut Card I Hovland6 “Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain”. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai „transfer informasi‟ atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak yang terlibat
4
Nurjanah dan Yasir “Strategi Komunikasi Inovasi dalam Mengembangkan Potensi Desa Wisata” Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 5, Nomor 1, Maret 2014. Hal 62
5
Rosady Ruslan,. Kampanye Public Relations. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2013 hal 17
6
Ibid. hal 6 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Komunikasi ditinjau pada lima unsur utama (bauran komunikasi) yang disampaikan pada teori komunikasi Lasswel) yaitu; who says what in which channel to whom and with ehat effect. Teori tersebut sebetulnya terkandung formulasi yang sama seperti yang dinyatakan oleh Everett M. Roger dan W. Floyd Shoemaker, dalam bukunya berjudul communication of Innovation. New York; Free Press (1971) yaitu : “A common model of communication is that source, message, channel receiver, and effect” yang dikenal dengan model proses komunikasi dengan formula S-M-C-R-E, yaitu7 1. Source, yaitu individu atau pejabat humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan-pesannya.8 2. Message, adalah suatu gagasan,ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan atau ungkapan yang akan disampaikan komunikator kepada komunikan.9 Onong Uchjana Effendi10 menuliskan bahwa pesan adalah lambang bermakna (meaningful symbols) yakni lambang yang membawakan atau perasaan komunikator. 3. Receiver, merupakan pihak yang menerima pesan dari komunikator. Receiver seringkali disebut sebagai komunikator. 4. Channel, berupa media, saran, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan-pesan kepada khalayaknya.11 Definisi lain menuliskan baha channel adalah adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Media digunakan dalam komunikasi apabila Rosady Ruslan,. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo. 2006 hal 101 7
8
Ibid. 71
9
Ibid. 71
10
Onong Uchjana Effendy,. Human Relations dan Public Relations. Bandung: Mandang Maju. 2009 hal 15
11
Ruslan, Op.cit., 71
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
komunnikan berada ditempat yang jauh dari komunikator atau jika jumlah komunikan banyak.12 5. Effect, suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut yang dapat berakibat positif maupun negatif menyangkut tenggapan, persepsi, dan opinidarihasil komunikasi tersebut.13 Melengkapi pengertian efek, onong juga menjelaskan bahwa effek adalah tanggapan, respon atau reaksi dari komunikan ketika menerima pesan dari komunikasi. Jadi, efek adalah akibat dari proses komunikasi. Efek diklarifikasikan menjadiefek kognitif, efek afektif, dan efek konasi (behaviour)14 2.2 Komunikasi Organisasi Komunikasi memegang peranan penting dalam sebuah organisasi, untuk mencapai keberhasilan atau tercapainya visi dan misi dalam organisasi komunikasi harus terjalin dengan baik, baik itu komunikasi antara atasan dan bawahan ataupun sebaliknya. Katz dan Khan berpendapat Komunikasi Organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Organisasi
sebagai
suatu
sistem
terbuka
yang
menerima
energi
dari
lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi suatu karya dari sistem dan mengeluarkan karya ini kepada lingkungan. Komunikasi organisasi merupakan suatu sistem yang saling tergantung dan mencangkup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, dan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan diluar perusahaan.15
12
Effendy, Op.cit., 15
13
Ruslan, Op.cit., 71
14
Effendy, Op.cit., 15
15
Ami Muhammad,. Komunikasi dalam Organisasi. Jakarta: Bumi Askara. 2009 hal. 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Komunikasi eksternal terdiri atas dua jalur secara timbal balik, yakni komunikasi dari organisasi kepada khalayak yang umumnya bersiat informatif, dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi yang bersifat diberikannya feedback usai khalayak memperoleh informasi terkait.16 Keberlangsungan organisasi terdapat interksi sosial yang dilandasi adanya pertukaran makna untuk mengintegrasikan tindakan-tindakan keseluruhannya. Organisasi apapun bentuk dan bidang kegiatannya, baik profit maupun nonprofit, akan melibatkan komunikasi dalam upaya pertukaran dan penyebaran informasi sebagai langkah untuk mencapai tujuan utama organisasi. Komunikasi efektif diperlukan dalam hal ini, karena jika komunikasi tidak berlangsung efektif maka organisasi bukan hanya tidak berkembang, tetapi dapat menuju ke pintu kehancuran. Dalam penelitian ini digunakan komunikasi organisasi bahwa program komunikasi ini bertujuan untuk membina hubungan antara organisasi dengan stakeholders eksternal perusahaan.
2.3 Komunikasi Korporat 2.3.1 Pengertian Komunikasi korporat Komunikasi korporat adalah fungsi manajemen yang menawarkan kerangka kerja untuk koordinasi yang efektif dari semua komunikasi internal dan eksternal dengan tujuan keseluruhan membangun dan mempertahankan reputasi yang
16
Onong Uchjana Effendy,. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2007 hal. 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
menguntungkan dengan kelompok pemangku kepentingan di mana organisasi tergantung17. Sedangkan menurut Grunig dan Hunt18 komunikasi korporat yaitu komunikasi dua arah asimetris atau simetris untuk mempersuasi atau membujuk audiensi (misalnya untuk mengubah sikap, pembelian barang atau jasa, hidup sehat, dll) atau untuk membentuk relationship atau hubungan. Dari uraian diatas, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi korporat merupakan wadah untuk pengiriman pesan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap khalayaknya, untuk demikian diperlukan sistem komunikasi yang baik dalam proses penyampaian pesan, agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Komunikasi korporat penting dijalankan secara internal maupun eksternal ketika perusahaan menjalankan sebuah program komunikasi, karena melalui komunikasi korporat secara internal ini dapat mensinergikan seluruh karyawan untuk bekerja dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien dan efektif sehingga program komunikasi yang sedang dijalankan oleh perusahan dapat
diketahui
oleh
seluruh
karyawan
dan
akan
mengurangi
miss
communications ketika seseorang bertanya mengenai program komunikasi tersebut, sementara itu komunikasi korporat secara eksternal bertujuan untuk membangun reputasi dan menyebarkan informasi secara jujur dan faktual serta membangkitkan rasa tertarik publik. Jika komunikasi korporat diterapkan dalam 17
Patricia Rebecca,”Implementasi tanggung jawab investor relations pada corporate website 9 perusahaan fortune 2012” jurnal e-komunikasi. vol 1 no 3 tahun 2013. Hal 84 18
Silih agung dan jim macnamara, Strategi public relations. 2010 hal 268
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
perencanaan program komunikasi maka akan membuat publik tertarik untuk mencari tahu bahkan tertarik untuk mengikuti program komunikasi tersebut.
2.3.2 Strategi atau kegiatan komunikasi korporat Menurut Ruslan19 strategi atau kegiatan komunikasi korporat lebih dikenal dengan bauran public relations, adalah sebagai berikut : 1. Publications Setiap fungsi dan tugas public relations adalah menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Dalam hal ini, tugas PR adalah menciptakan berita untuk publisitas melalui kerjasama dengan pihak pers / wartawan dengan tujuan menguntungkan citra lembaga atau organisasi yang diwakilinya. 2. Event Merancang subuah event yang bertujuan untuk memperkenalkan produk dan layanan perusahaan, mendekatkan diri ke publik dan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi opini publik. 3. News (menciptakan berita) Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter,bulletin dan lain-lain. Untuk itulah seorang PR harus mempunyai kemampuan untuk menciptakan publisitas.
19
Firsan Nova, crisis public relations . Jakarta: PT Grasindo. 2009 hal 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
4. Community Involvement (Kepedulian pada komunitas) Keterlibatan tugas sehari-hari seorang public relations adalah mengadakan kontak sosial dengan kolompok masyarakat tertentu guna menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. 5. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama dari PR, yaitu memberikan informasi kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan berupa citra positif. 6. Lobbying and negotiating Keterampilan untuk melobi melalui pendekaran pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan seorang PR. Tujuan lobi adalah untuk mencapai kesepakatan atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. 7. Social responsibility (tanggung jawab sosial) Memiliki tanggung jawab sosial dalam aktivitas PR menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan dimata publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktivitas yang harus dilakukan.
2.3.3 Tugas Komunikasi korporat Tugas komunikasi korporat terhadap segala bentuk dan konsep informasi perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Untuk menyempurnakan profil dari perusahaan (corporate branding);
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2. Untuk meminimalkan perbedaan antara identitas perusahaan yang diinginkan dan fitur merek dari sebuah produk yang dihasilkan perusahaan; 3. Untuk mendelegasikan tugas-tugas dalam komunikasi; 4. Untuk merumuskan dan melaksanakan prosedur yang efektif untuk membuat keputusan mengenai urusan komunikasi; 5. Untuk menggerakkan dukungan internal dan eksternal demi tujuan-tujuan perusahaan; 6. Untuk berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis internasional. Dapat disimpulkan, Corporate Communication mempunyai tugas yang sangat sensitif, yakni menjaga kepuasan para stakeholders termasuk pemegang saham dan Pemerintah. Corporate Communication bertanggung jawab terhadap pencegahan dan pemecahan krisis yang dapat mematikan perusahaan. Pekerjaanpekerjaan ini membutuhkan kedekatan Corporate Communication dengan pemimpin puncak dan memerlukan dukungan penuh dari pimpinan puncak, atau di Indonesia dalam hal ini adalah pemegang saham mayoritas.
2.4 Public Relations 2.4.1 Pengertian Public Relations Menurut Frank Jefkins20 Public Relations adalah bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 20
Frank Jefkins,. Public Relations, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. 2003 hal 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Sedangkan menurut Scott M. Cutlip et al21, mengatakan public relations adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan public yang memengruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa public relations fungsi manajemen sebagai jembatan komunikasi yang menghubungkan antara organisasi dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian dalam mencapai tujuan tertentu yang pada akhinya akan menentukan sukses tidaknya organisasi tersebut.
2.4.2 Peran PR Berdasarkan pengertian Humas pada sub pembahasan sebelumnya, maka peran Humas secara garis besar, sebagai berikut : 1. Komunikator Internal Perusahaan Peran sebagai komunikator adalah peran alamiah seseorang profesional humas, karena ia meneruskan pesan direksi kepada seluruh karyawan. Pesan direksi bisa berupa : Kebijakan, Instruksi, Himbauan, Ucapan selamat, duka cita dan terima kasih. 2. Narasumber resmi informasi perusahaan Humas hadir untuk mewakili perusahaan dalam urusan-urusan yang berkaitan dengan pihak luar (seperti investor atau masyarakat umum), bahkan untuk kalangan internal, humas juga sering kali mewakili manajemen karena tidak setiap informasi harus disampaikan langsung oleh direksi. 3. Pelaku perubahan dan penggagas Budaya Perusahaan Humas mewakili perusahaan dalam berbagai hal, termasuk dalam upaya-upaya perbaikan internal dalam tubuh organisasi perusahaan. Humas sering menjadi pelopor program perubahaan yang dikehendaki perusahaan, termasuk didalamnya adalah perumusan budaya perusahaan. 4. Kampium pengelolaan krisis Sebuah krisis yang menimpa organisasi atau perusahaan adalah suatu kondisi yang tidak diharapkan, ditambah lagi krisis kadangkala terjadi diluar perkirakan dalam perencanaan kegiatan perusahaan. Krisis terjadi tidak
21
Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, and Glen M. Broom (Cutlip, Center & Broom),. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup. 2011 hal 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
hanya karena kesalahan manusia, namun juga kondisi alam, bahkan wabah penyakit pun bisa memicu kondisi krisis.22 Peran Humas secara maksimal, dapat dijalankan dengan selalu bersikap positif dan tanggap akan hal-hal yang terjadi disekitar publik, peran Humas mampu memberikan pengaruh signifikan akan keberlangsungan operasional dalam menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Menurut Cutlip-Center-Broom23, memaparkan 4 peran public relations sebagai berikut : 1. Teknisi Komunikasi Sebagai teknisi komunikasi peran public relations yaitu berhubungan dengan menulis, mengedit news letter karyawan, menulis press release dan feature, mengembangkan isi Web dan menangani kontrak media 2. Expert Prescriber Manajemen puncak menyerahkan public relations di tangan para ahli dan manajemen biasanya mengambil peran pasif saja. Sebagai Expert Prescriber peran public relations meliputi mendefinisikan problem, mengembangkan program, dan bertanggung jawab penuh atas implementasinya 3. Fasilitator Komunikasi Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak sebagai perantara (liaison), interpreter, dan mediator antara organisasi dan publiknya. Merek menjadi komunikasi dua arah dan memfasilitasi kecakapan dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan dan menjaga agar saluran komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang dibutuhkan oleh baik itu manajemen maupun publik untuk membuat keputusan demi kepentingan bersama. Fasilitator komunikasi menempati peran di tengah-tengah dan berfungsi sebagai penghubung antara organisasi dengan publik. 4. Fasilitator pemecah masalah Ketika praktisi public relations berperan sebagai fasilitator pemecah masalah maka mereka berkolaborasi dengan manajer lain untuk mendefinisikan dan memecahkan masalah. Mereka menjadi bagian dari tim perencanaan strategis. Kolaborasi dan musyawarah dimulai dengan Silvia Rita Fariani dan Widodo aryanto,. Panduan Praktisi PR. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2009 hal. 1-6
22
23
Cutlip, Center, and Broom, Op.cit., 46-48
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
persoalan pertama dan kemudian sampai ke evaluasi program final. Fasilitator pemecah masalah dimasukkan kedalam tim manajemen karena mereka mempunyai keahlian dan keterampilan dalam membantu manajer lain untuk menghindari masalah atau memecahkan masalah. Akibatnya, pandangan public relations akan dipertimbangkan dalam pembuatan manajemen. Peran public relations pada sebuah perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lainnya. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan dari masing-masing perusahaan yang menempatkan public relations itu sendiri apakah teknisi komunikasi, expert prescriber, fasilitator komunikasi atau bahkan fasilitator pemecah masalah. Namun semua peran tersebut akan berhubungan dengan lini manajer lainnya dalam melaksanakan program maupun memecahkan masalah atau bahkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.4.3 Fungsi PR Fungsi adalah harapan publik terhadap apa yang seharusnya diakukan oleh Humas sesuai dengan kedudukannya sebagai seorang Humas. Humas dikatakan berfungsi apabila dia mampu melakukan peran dan kewajiban dengan baik, berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin kepentingan publik. Fungsi public relations menurut Cutlip & Centren dan Canfield24 adalah sebagai berikut : 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. Rosady Ruslan,. Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi edisi 1 Cetakan ke-5, Jakarta: Rajawali Pers, 2010 hal 18 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Pada tahun 1975, Foundation for Public Relations Research an Education mengumpulkan 65 praktisi Humas dalam sebuah studi. Hasilnya diperoleh beberapa poin penting tentang fungsi Humas. Humas adalah fungsi manajemen yang tugasnya : a. Membantu memelihara dan menjaga komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama antar organisasi dan publiknya. b. Mencangkup manajemen masalah dan isu-isu. c. Membantu manajemen memberikan informasi renponsif terhadap publik. d. Mendefinisikan dan menekankan pada tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik. e. Membantu manajemen selalu mengikuti dan memanfaatkan perubahan. f. Melayani sistem pencegahan awal untuk mengantisipasi trend. g. Menggunakan riset dan teknik komunikasi yang beretika sebagai alat-alat pokok.25
25
Rachmat Krisyanto,. PR Writing. Jakarta: Kencana Prenada Media Group cetakan kedua. 2008 hal. 21-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digaris bawahi bahwa fungsi humas di perusahaan mencangkup sebagai komunikator, mediator serta organizator. Perkembangan era globalisasi saat ini, menempatkan fungsi humas dapat untuk menyembatani perusahaan dengan stakeholders. Jalinan komunikasi yang dibangun dan dijalankan Humas akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, karena humas berupaya dalam menjalankan tugasnya dengan menciptakan hubungan yang baik dan pengertian-pengertian positif kepada publiknya. 2.5 Program Komunikasi Program humas yang efektif dimaksudkan untuk menjalin komunikasi dan membangun hubungan dengan publik sasaran, tanpa definisi spesifik dan informasi detail tentang sasaran pesan, bagaimana perencanaan program akan mengukur opini publik, menyusun tujuan program, menyusun pesan dan starategis tindakan yang baik, memilih media untuk menyampaikan pesan secara selektif dan efektif tidak akan dapat menentukan berhasil/ tidak. Menurut Zulkarimein Nasution dalam bukunya Perencanaan Program Komunikasi mendefinisikan, Program Komunikasi adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari humas mau tidak mau, akan menggunakan program komunikasi dalam menjangkau khalayak sasaran humas. Program komunikasi juga merupakan kegiatan penggunaan yang terencana dan terkoodinir dari berbagai metode komunikasi untuk keperluan pemusatan perhatian kepada, dan menawarkan suatu pemecahaan terhadap, suatu problem tertentu.26 Manajemen program Humas merupakan bagian proses perubahan dan pemecahan masalah di organisasi yang dilakukan secara ilmiah melalui rangkaian Zulkarimein Nasution,. Perencanaan Program Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2005 hal. 1.15
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
kegiatan yang direncanakan. Praktisi Humas jenis ini menggunakan teori dan bukti terbaik yang ada untuk melakukan proses empat langkah manajemen program Humas, sebagai berikut27: 1. Mengidentifikasi problem. Langkah pertama ini mencangkup penyelidikan dan memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan dipengaruhi oleh, tindakan dan kebijaksanaan organisasi. Pada dasarnya ini adalah fungsi intelegen organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses pemecahan problem dengan menentukan “Apa yang sedang terjadi?”. 2. Perencanaan dan Pemprograman. Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran. Langkah pertama akan mempertimbangkan temuan dari langkah dalam membuat kebijakan dan program organisasi, lalu langkah kedua akan membuat pertanyaan “Berdasarkan apa yang diketahui tentang situasi, dan apa yang harus dilakukan atau apa yang harus diubah, dan apa yang harus dikatakan?”. 3. Mengambil tindakan dan berkomunikasi. Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masingmasing publik dalam rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah “Siapa yang harus melakukan dan menyampaikannya, dan kapan, dimana, dan bagaiman caranya?”. 4. Mengevaluasi program. Langkah terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan, implementasi dan hasil dari program. Penyesuaian akan dilakukan seiring program diimplementasikan, dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil atau tidak. Program akan dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan “Bagaimana keadaannya saat ini atau seberapa baik langkah yang telah dilakukan?”.
Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, and Glen M. Broom. Effective Public Relations edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007 hal. 320
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Program komunikasi memberikan pengaruh besar terhadap perusahaan dan publiknya, karena dalam perancangan dan pelaksanaannya Humas berupaya untuk memaksimalkannya. Rangkaian program komunikasi mayoritas disusun untuk publik eksternal yang tidak banyak mengetaui tentang perusahaan dikarenakan posisinya diluar perusahaan. Penyusunannya diharapkan dapat menciptakan hubungan harmonis antara perusahaan dengan publik serta terciptanya citra positif, saling timbul pengertian dan toleransi antara kedua belah pihak, oleh karena itu program yang dijalankan harus didasarkan pada pedoman yang memiliki kejelasan arah tujuan yang ingin diraih perusahaan.
2.6 Evaluasi Program Komunikasi Penilaian di setiap akhir kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi program disebut Evaluasi program. Berdasarkan hasil evaluasi ini, bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan, atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan. Evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelenggaraan program atau kegiatan, melainkan pada sikap sasaran terhadap organisasi. Evaluasi adalah suatu proses untuk memantau dan menguji, serta merupakan analisis terhadap hasil akhir dari suatu program/ kampanye. Evaluasi dapat dianggap sebagai pekerjaan membosankan, tetapi kebanyakan praktisi mempertanggung jawabkan pekerjaan ini. Terlaksananya program dengan benar, maka evalusi ini dapat membantu dalam menangkap tanda-tanda bahaya sebelum masalah itu berkembang.28
Anne Gregory,. Perencanaan dan Manajemen Kampanye Public Relations. Jakarta: Erlangga. 2001 hal. 139 28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Evaluasi humas dengan keberhasilannya bukan sekedar menilai mekanisme kegiatan humas (tahapan penelitian perencanaan, pengorganisian, pelaksanaan/ pengkomunikasian, dan pengevaluasian), melainkan evaluasi secara manajerial humas dalam rangka proses fungsi manajemen pengawasan hasil kegiatan melalui standar tertentu.29 Setelah program komunikasi selesai terlaksana, Humas dapat menggunakan tujuan program sebagai dasar pengukuran hasil. Pada dasarnya ada dua macam hasil, yakni hasil kualitatif dan hasil kuantitatif. 1. Hasil Kualitatif. Pada umumnya hasil-hasil dari suatu kegiatan Humas bersifat kualitatif. Artinya, hasil tersebut tidak bisa diukur secara statistik, melainkan diukur melalui pengalaman dan perbandingan nyata. Misalnya adalah meningkatnya bobot dan kualitas calon pegawai. 2. Hasil kuantitatif. Secara sederhana, hasil kuantitatif adalah suatu hasil yang bisa diukur secara statistik berdasarkan angka-angka. Misalnya adalah kenaikan tingkat pengenalan khalayak terhadap organisasi yang diukur berdasarkan presentase.30 Evaluasi memiliki arti yang berlainan bagi praktisi yang berbeda. Namun semuanya mengambarkan tingkatan yang berbeda-beda dari evaluasi program yang lengkap, yaitu persiapan, implementasi dan dampak. Scoot M. Cutlip, dkk mengutarakan, penelitian pada tahapan ini menggunakan metode proses riset evalusi, seperti yang digambarkan dibawah ini :
Kadar Nurjaman, Khaerul Umam. Komunikasi dan Public Relations. Bandung: CV Pustaka Setia. 2012 hal. 140-141 29
Frank Jefkins, Daniel Yadin. Public Relations Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2003 hal. 179
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Perubahan sosial dan budaya Dampak
Jumlah yang mengurangi perilaku Jumlah yang berperilaku sebagaimana dikehendaki Jumlah yang mengubah sikap Jumlah yang mengubah opini Jumlah yang mendengar pesan dan mengikuti aktivitas
Implementasi
Jumlah yang menerima pesan dan aktivitas Jumlah pesan yang ditempatkan dan aktivitas yang diterapkan Jumlah pesan yang dirancang Kualitas presentasi pesan dan aktivitas
Persiapan
Ketepatan isi pesan dan aktivitas Kecukupan informasi dasar yang menjadi latar belakang untuk merancang program (Gambar 2.5. Effective Public Relations, Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom)
Gambar 2.5 memperlihatkan tahapan dan tingkatan evaluasi program yang dikomunikasikan Humas perusahaan, urutan ini menggambarkan unsur-unsur program yang perlu tetapi tidak memadai, yang menyebabkan resolusi masalah atau perubahan sosial. Setiap langkah dalam evaluasi program memberi kontribusi dalam meningkatnya pemahaman dan penambahan informasi untuk menilai keefektifan. Evaluasi persiapan menilai kualitas, kecukupan informasi dan perencanaan strategis. Evaluasi implementasi mendokumentasi kecukupan taktik dan upaya. Evaluasi dampak memberi umpan-balik atas konsekuensi-konsekuensi program.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Tidak ada evaluasi program yang lengkap tanpa adanya penanganan kriteria pada setiap tingkatan.31 Point-point diatas merupakan teori yang akan peneliti kaji pada penelitian ini. Usai program humas terlakasana maka guna mengukur hasilnya bisa melalui pemanfaatan hal-hal diatas sebagai suatu tolak ukur atau bahan perbandingan dari program yang diselenggarakan. Point-point diatas bisa Humas lakukan unatuk mengidentifikasi, menvisualisasi, dan merumuskan langkah-langkah dapat mensukseskan evaluasi program komunikasi. Setiap program komunikasi yang dijalankan Humas bersama Perusahaan, tentu pada tahap akhir melakukan evaluasi, karena dapat memberikan pengaruh dan manfaat untuk perusahaan tersebut. Manfaat-manfaat evaluasi diantaranya :32 a. Berfokus pada upaya b. Mendemonstrasikan efektivitas c. Meyakinkan efesiensi d. Mendorong terbentuknya manajemen yang baik.
Scoot M. Cutlip, Allen H. Center, and Glen M. Broom, Effective Public Relations edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2007 hal. 419-420 31
32
Suryadi,. Strategi Mengelola Public Relations Organisasi. Jakarta: EDSA Mahkota. 2007 hal. 109
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan evaluasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh tujuan/objectives dari program komunikasi telah berhasil dicapai. Data-data yang diperoleh dari evaluasi dapat dilakukan perbaikanperbaikan, serta dapat menjadi bahan yang amat berharga untuk penyempurnaan program komunikasi yang akan dilaksanakan pada masa berikutnya. 2.7 Komunikasi Digital Dengan perkembangan zaman komunikasi dilakukan tidak hanya sekedar bincang-bincang.
Tetapi
komunikasi
mengalami
perkembangan
dengan
ditemukan alat-alat teknologi. Lalu muncul komunikasi digital, yang mana kita melakukan interaksi dengan penyampaian pesan melalui beberapa perangkat tambahan seperti computer, handphone, internet dan masih banyak lagi. Berdasarkan penelitian Mc.Luhan (1962, 1964) menganggap media komunikasi digital sebagai perluasan diri, dan sekaligus menggantikan fungsi penginderaan manusia dalam proses komunikasi. jadi bagaimana indera pendengaran dalam berkomunikasi diperluas menjadi dan digantikan sistem bunyi-bunyian bermakna, misalnya tetabuhan, demikianlah fungsi indera penglihatan diperluas dan digantikan oleh teknologi keberaksaraan dalam berbagai bentuk tulisan. Sedangkan kehadiran TI, yang diawali dengan penemuan elektronik, merupakan perluasan dari indera pendengaran, penglihatan, dan perabaan sekaligus. Artinya, media komunikasi digital merupakan perluasan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
sekaligus pengganti fungsi seluruh sistem penginderaan manusia yang paling berperan untuk berkomunikasi.33 Banyak keuntungan yang didapat dari komunikasi digital diantaranya yaitu menghemat jarak dan waktu, menghemat biaya, lebih kreatif dan imagenatif, mudah dalam mengakses, dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, memperluas silaturahmi dan pertemuan, dapat melakukan pesan ke beberapa tujuan secara bersamaan. Dari perkembangan zaman dan banyak keuntungan yang didapat dari komunikasi digital maka disinilah beranjak bahwa seorang public relations harus pandai dalam menggunakan media-media digital yang tujuannya untuk dapat mendekatkan perusahaan dengan khalayak sasarannya. Komunikasi digital sering kali digunakan oleh seorang public relations untuk memberikan informasi terkait kegiatan yang perusahaan sedang lakukan, bahkan untuk mensosialisasikan suatu program komunikasi yang akan dilaksanakan. Komunikasi digital dalam penelitian ini yaitu cara sosialisasi pada program komunikasi batik kompetisi yang menggunakan sosial media mulai dari cara pendaftaran sampai dengan pengiriman hasil batik yang dibuat oleh peserta batik kompetisi. Komunikasi digital ini digunakan karena sasaran dari program komunikasi ini yaitu kalangan anak muda yang pastinya sering menggunakan sosial media dalam kesehariannya.
33
Margaretha M.B. Soetrisno “Media Komunikasi dan Dampaknya Terhadap Kebudayaan” Jurnal ilmu komunikasi vol. II nomor 1, Juni 2010. Hal 26-27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2.8 Kesadaran Kesadaran sebenarnya berawal dari sebuah kebutuhan dan kemudian muncul sebuah kemauan dan diwujudkan melalui aktualisasi diri yang mana aktualisasi tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar.
Menurut Robert Lavidge & Gary Steiner34 Suatu model alur peringkat pengaruh kesadaran (hierarchy-of-effect models) yang terbentuk dengan beberapa tahapan yakni : 1. Kesadaran 2. Pengetahuan 3. Menyukai 4. Kegandrungan 5. dan tindakan.
Tahap pertama mencakup tingkat-tingkat kesadaran dan pengetahuan yang dapat di bandingkan dengan komponen pengetahuan akan kognitif sikap. Komponen affektif dari suatu sikap, aspek suka tidak suka, terwakili, dalam model Ladvidge dan Steiner oleh peringkat menyukai atau kegandrungan. Komponen sikap mengingatkan adalah komponen konatif, sedangkan unsur motivasi atau tindakan diwakili oleh peringkat keyakinan , yang merupakan tingkat terakhir dalam model tersebut. Andrian D. Hagijanto “Menciptakan Brand Awareness” Journal of nirwana vol 3.no1 Januari 2001 . hal 18 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/