BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Melalui Media Massa 2.1.1 Komunikasi Secara Etimologis komunikasi berasal dari bahas Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, maksudnya adalah sama makna. Jika kedua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan mengenai makna apa yang dipercakapkan (Effendy, 1999:9). Menurut Edwin B. Flippo, komunikasi adalah kegiatan mendorong orang-orang lain untuk menafsirkan suatu ide dengan cara yang diinginkan oleh sipembicara atau sipenulis (Moekijat, 2003:3). Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi adalah sebuah cara yang dilakukan oleh orang-orang untuk mendapatkan sebuah informasi. 14 Komunikasi harus terjadi kesamaan arti dan makna dalam penyampaian pesan agar terjadi pertukaran pikiran antara komunikator dan komunikan. Komunikasi sering dipandang sebagai cara dasar untuk mempengaruhi perubahan perilaku dan yang mempersatukan proses psikologi seperti proses persepsi, pemahaman dan motivasi.
14
Franciscus Theojunior Lamintang, Pengantar Ilmu Broadcasting & Cinematography (Jakarta: In Media 2013), hlm. 5.
14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.1.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan komunikasi pada khalayak luas. Unsur-unsur tepenting komunikasi massa adalah komunikator, media massa, informasi, gatekeeper, khalayak, umpan balik.
15
Pada umumnya proses komunikasi massa tidak menghasilkan “feedback” (umpan balik) langsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. Ciri-ciri massa yaitu: jumlahnya besar, tidak ada hubungan organisasi antara individu dan memeliki latar belakang sosial yang berbeda. 16 Wright mengemukakan bentuk komunikasi yang dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut: diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kepada khalayak secara serentak, bersifat sekilas. Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatka biaya besar. 17 Media massa sebagai sarana komunikasi massa merupakan alat komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula. Media massa merupakan alat yang digunakan dalam menyampaikan dari sumber ke khalayak (penerima)
15
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Edisi Pertama (Jakarta: Kencana 2008) hlm. 71
16
Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Isi Media Televisi (Jakarta: Rineka Cipta 1996) hlm. 61
17
Ervinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdiyana, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosis Rekaman Media 2005) hlm. 3-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
dengan menggunakan alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. 18
2.1.2.1 Ciri Komunikasi Massa Sifat yang melekat pada komunikator dari komunikasi massa adalah bersifat melembaga, yayasan, atau organisasi. disampaikan
merupakan
hasil
rembukan
Oleh karena itu pesan yang
serta kebijaksanaan
organisasi
penerbitnya. Sifat yang melekat pada komunikasi massa, isinya universal tentang peristiwa dimuka bumi dan segala sesuatu yang patut diketahui khalayak. Sebelum menggunakan komunikasi massa, minimal harus mengetahui karakteristik komunikasi massa. Menurut Onong, karakteristik komunikasi massa adalah :
19
a. Komunikasi massa bersifat umum b. Komunikasi bersifat heterogen c. Media massa menimbulkan keserempakan d. Hubungan komunikator bersifat non pribadi.
18
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2007) hlm 126. 19
Onong Uchjana Effendy, op. cit. hlm. 63-64.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa harus diakui sebagai lembaga masyarakat yang dapat menjalankan berbagai fungsi. Dalam fungsi komunikasi massa banyak yang mengeluarkan pendapat, diantaranya Harold D. Laswell, mengemukakan tiga fungsi komunikasi massa, yaitu : a. Pengamatan
terhadap
environment),
lingkungan
penyingkapan
(the
ancaman
surveillance dan
of
kesempatan
the yang
mempengaruhi nilai-nilai masyarakat dan bagian-bagian unsur di dalamnya. b. Korelasi unsur-unsur masyarakat ketika menghadapi lingkungan (cilation on the components of society in making a to response to the environment). c. Penyebaran warisan sosial (transmition of the social inheritance). 20
2.1.3 Media Massa Media massa merupakan berbagai macam media atau wahana komunikasi massa seperti pers (secara sempit diartikan sebagai surat kabar, sedangkan secara luas sebagai media pemberitahuan), media-media cetak pada umumnya (majalah dan jurnal), dan berbagai media elektronik seperti radio dan televisi yang mampu menjangkau masyarakat luas .
21
20
Wiryanto, op. cit. hlm. 11.
21
Franciscus Theojunior Lamintang, op. cit. hlm. 21.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Media
massa
memberikan
informasi dan
membantu
masyarakat
mengetahui secara jelas tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan masyarakat. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik:”Media massa memiliki kemampuan yang efektif untuk menyebarkan informasi karena dapat diterima oleh komunikan dalam jumlah yang relatif banyak. Menurut McQuail, media massa memiliki beberapa fungsi antara lain: 22
a. Fungsi informasi 1. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat 2. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan 3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum 4. Belajar, pendidikan diri sendiri 5. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
b. Fungsi identitas pribadi 1. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi 2. Menemukan model perilaku 3. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) 4. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 22
McQuails, D. (2000). Mass Communication Theory (4th ed). London:Sage (2nd ed). Singapore: McGraw Hill. hlm. 145.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
c. Fungsi integrasi dan interaksi sosial 1. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial 2. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki 3. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial 4. Membantu menjalankan peran sosial 5. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanakkeluarga, teman dan masyarakat
d. Fungsi hiburan 1. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan 2. Bersantai 3. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis 4. Mengisi waktu 5. Penyaluran emosi
Selain fungsi-fungsi tersebut, media massa juga memiliki peran sebagai “alat” transmisi nilai-nilai. Media massa memberikan gambaran mengenai masyarakat di sekeliling kita dan dengan melihat, mendengar serta membaca kita belajar bagaimana seseorang seharusnya berperilaku dan nilai-nilai apa yang dianggap penting. Media massa menunjukan pada kita bagaimana orang lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
berperilaku dan apa yang diharapkan dari orang tersebut. Dengan kata lain media memberikan kita role model yang dapat kita observasi dan ikuti. 23
2.2 Film Sebagai Media Komunikasi 2.2.1 Film Film merupakan rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau juga biasa disebut movie atau video. 24 Film merupakan bentuk seni yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai dengan karakter yang telah dibuat oleh penulis naskah dan direkam menggunakan media kamera. Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya. Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital. Film sebagai media komunikasi massa pandang dengar mempunyai peranan penting didalam memantapkan ketahanan nasional, karena merupakan salah satu sarana yang efektif dalam mengobarkan semangat pengabdian dan
23
Ibid,. hlm. 42.
24
Panca Javandalasta:5 Hari Mahir Bikin Film, Jangan Cuma Bisa Nonton, Ayo Bikin Filmmu Sendiri (Surabaya: Mumtaz Media, 2011), Hlm.1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan, mempertebal kepribadian dan kecerdasan bangsa serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sedangkan sebagai karya cipta seni budaya, film merupakan sarana di dalam mengembangkan dan memantapkan budaya bangsa. 2.2.2 Unsur-unsur Dramatik dalam Film Film merupakan media unik dan khas serta memiliki kemampuan untuk mempengaruhi emosi penontonnya, untuk mempengaruhi emosi penonton diperlukan unsur-unsur yang membuat film lebih dramatis. Misbach Yusa Biran dalam buku Teknik Menulis Skenario Film merinci unsur-unsur dramatik sebagai berikut: 25 1. Konflik Konflik itu terjadi jika ada pertentangan antara tokoh yang berkeinginan mencapai sukses dengan tokoh yang menghambat keinginan itu. Contohnya film Romeo and Juliet, kisah cinta kedua remaja ini terhambat karena kedua orang tua dari masing-masing pihak saling menentang sehingga menimbulkan konflik 2. Suspense/Tegang Ketegangan bisa terjadi jika tokoh protagonis dihadapkan pada sebuah keraguan apakah bisa melampaui hambatan atau tidak. Umumnya, unsur ini banyak terdapat pada film-film superhero, seperti batman atau superman. 25
Fitryan G. Dennis, Bekerja sebagai Penulis Skenario (Jakarta: Erlangga 2009), hlm. 39-41.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
3. Takut Rasa takut berbeda dengan suspense. Rasa takut akan muncul jika, misalnya, melihat tokoh protagonist diikat diatas rel kereta api, lalu kereta api datang mendekat dan akan segera melindasnya. Penonton akan menjadi takut, kalau tokoh protagonist akan terlindas lalu mati. 4. Ngeri Perasaan ngeri sebenarnya sama dengan perasaan takut, namun sifatnya lebih khusus. Saat melihat adegan seorang tawanan yang dicongkel matanya, penonton akan merasa ngeri melihatnya. 5. Seram Perasaan sera mini sebenarnya sama juga dengan perasaan takut. Perasaan takut yang satu ini disebabkan oleh hal-hal yang berbau alami. Seram disini sifatnya psikis karena ada pengaruh dari ceritacerita kehidupan alam gaib yang aneh dan yang membuat bulu kuduk berdiri. Perasaan ini biasanya muncul saat menonton film-film misteri seperti kuntilanak, jelangkung, pocong. 6. Surprise Rasa surprise muncul kalau kisah yang terjadi dalam film berada di luar dugaan. Unsur terpenting terbentuknya surprise ini adalah unsur “duga”. Hal-hal yang belum dikenal penonton pada umumnya harus dijelaskan dahulu agar menimbulkan surprise. Unsur dramatic ini sering digunakan dalam cerita-cerita misteri. Unsur surprise juga bisa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
digunakan dalam film-film berjenis drama. Mungkin di film seperti ini awalnya penonton menduga adegan yang akan terjadi adalah hal yang menyenangkan, tetapi adegannya malah membuat penonton sedih atau sebaliknya.
2.2.3 Fungsi Film Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie (semula pelesetan untuk 'berpindah gambar'). Film secara kolektif, sering disebut 'sinema'. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan. 1. Sebagai alat penerangan Film memiliki informasi yang dapat disampaikan secara audio visual sehingga mudah di mengerti. 2. Sebagai alat pendidikan Film dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan di dalam masyarakat dan memperlihatkan perbuatanperbuatan yang baik. 3. Sebagai alat hiburan Film memiliki fungsi untuk mensejahterakan rohani manusia karena disini kepuasan batin untuk melihat secara visual. Fungsi film adalah sebagai salah satu nilai yang dapat memuaskan kebutuhan kita sebagai manusia. Khususnya sebagai pemenuhan kebutuhan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
psikologi dan spiritual dalam kehidupannya. Kumpulan gambar yang artistik dan bercerita sering menghibur melalui pesan - pesan yang disampaikan oleh sebuah film. Beda fisik teater dan film adalah bahwa pertunjukkan teater itu hidup, life, dan film adalah citra, image. Tapi beda yang paling mendasar adalah bahwa pertunjukkan teater mengutamakan informasinya pada dialog pemain, sedang film pada informasi visual. 26
2.2.4 Jenis-jenis Film Heru Effendy mengatakan dalam bukunya Mari Membuat Film, Panduan Menjadi Produser, setidaknya ada beberapa jenis film yang lazim di ketahui oleh masyarakat, yaitu: 27 a. Film Dokumenter Film documenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat melalui berbagai macam tujuan. Namun harus diakui film documenter tidak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Film documenter berpijak pada hal-hal senyata mungkin. b. Film Cerita Pendek Durasi film cerita pendek biasanya berdurasi di bawah 60 menit. Film cerita pendek sering dijadikan eksperimen dan batu loncatan bagi 26
Misbach Yusa B, Teknik Menulis Skenario Film Cerita (Jakarta: Pustaka Jaya 2007), hlm. 45.
27
Heru Effendy, Mari Membuat Film Panduan Menjadi Produser (Jakarta: Panduan dan Pustaka Konfiden 2002), hlm. 3.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
seseorang/sekelompok untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Namun ada pula orang yang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. c. Film Cerita Panjang Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit. Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih dari dari 120 menit, bahkan film-film di India rata-rata berdurasi hingga 180 menit. Film-film jenis lain: a. Profil Perusahaan (Corporate Profile) Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi atau promosi. b. Iklan Televisi (TV Commercial) Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau public service announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang produk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit. c. Video Klip Video klip adalah sarana bagi produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang mengiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahun.
2.2.5 Genre Film Genre film adalah bentuk, kategori atau klasifikasi tertentu dari beberapa film yang memiliki kesamaan bentuk, latar, tema, suasana dan lainnya. Beberapa genre film yaitu: 28 1. Drama Drama merupakan genre yang populer di kalangan masyarakat penonton film. Factor perasaan dan realitas kehidupan nyata 28
M.Bayu Widagdo & Winastwan Gora: Bikin Sendiri Film Kamu (Yogyakarta: PD Anindya 2004), hlm. 27.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
ditawarkan dengan senjata simpati dan empati penonton terhadap tokoh yang diceritakan. Kunci utama kesuksesan film bergenre drama ini yaitu tema yang diangkat merupakan tema klasik permasalahan manusia yang tak pernah puas terjawab. Salah satunya masalah cinta remaja, perselisihan antara menantu dengan mertua, atau juga perjalanan manusia untuk mencapai yang
dicita-citakan, dan
sebagainya. 2. Action Film yang bertemakan laga dan mengetengahkan tentang perjuangan hidup dengan bumbu utama keahlian setiap tokoh untuk bertahan dengan pertarungan hingga akhir cerita. Kunci sukses dari genre film ini yaitu kepiawaian sutradara untuk menyajikan aksi pertarungan secara apik dan detail seolah penonton merasakan ketegangan yang terjadi. 3. Komedi Komedi merupakan jenis film yang mengandalkan kelucuan sebagai faktor penyajian utama. Genre jenis ini tergolong disukai segala usia, tetapi termasuk paling sulit dalam menyajikannya. Bila kurang waspada komedi yang ditawarkan terjebak humor yang slapstick, terkesan memaksa penonton untuk tertawa dengan kelucuan yang dibuat-buat. Salah satu kunci suksesnya yaitu memainkan seorang tokoh humoris yang sudah dikenal masyarakat untuk memerankan tokoh dalam film, seperti layaknya menghibur penonton.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
4. Horor Horor merupakan sebuah genre khusus dunia perfilman. Dikatakan genre khusus karena meski cakupannya sempit dan berkisar pada hal yang itu-itu saja, namun genre ini cukup mendapat perhatian yang lebih dari penonton. Hal ini disebabkan keingintahuan manusia pada sebuah dunia yang membuat mereka selalu bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi didunia lain tersebut. Kunci suksesnya pada cara pengemasan dan penyajian visualisasi hantu dan konstruksi dramatik skenario. Selain itu juga alur cerita yang masuk akal penonton sehingga tidak ada ganjalan dan sanggahan penonton setelah menonton film tersebut. Perkembangan dunia film saat ini yang sangat pesat sehingga menimbulkan kolaborasi dari beberapa genre diatas, diantaranya yaitu: action komedi, drama komedi, horor komedi, action drama, horor action, dan semacamnya.
2.3 Film Horor di Indonesia Film horor merupakan salah satu genre film yang paling digemari terutama di Indonesia. Film horor di Indonesia sendiri seakan tidak akan pernah ada habisnya dan selalu mengembangkan cerita yang sudah ada di kalangan masyarakat ataupun membuat sesuatu yang baru sehingga menarik dan membuat penasaran para penonton.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Film horor di Indonesia mulai berkembang di awal tahun 1970an. Banyak sekali bermunculan film dengan genre horor dan film horor mengalami jaman keemasan pada tahun1980an. Pada jaman keemasan tersebut muncul seorang aktris yang bisa disebut sebagai ratunya film horor, yaitu Suzanna. Suzanna membintangi banyak sekali film-film pada jaman itu khususnya film horor. 29 Jika membandingkan film horor dari barat dengan film horor dari Indonesia sangat berbeda sekali. Film horor dari barat mengangkat hantuhantunya seperti Dracula, mumi, Frankenstein, werewolf, dan sebagainya. Sedangkan jika film horor Indonesia hantunya seperti kuntilanak, sundel bolong, pocong, dan sebagainya. Seperti ada perbedaan “kelas sosial” antara hantu dari barat dengan Indonesia. Kostum yang digambarkan pun sangat berbeda jauh, dimana Dracula memakai jubbah yang rapi dan terlihat keren sedangkan kuntilanak digambarkan dengan perempuan berambut panjang, memakai baju putih panjang, raut muka yang pucat dan mata yang berwarna merah.
2.4 Peran Peran dalam setiap proses komunikasi terdapat berbagai unsur yang menjadikan kesuksesan terselenggaranya kegiatan tersebut. Untuk itu diperlukan peran dari semua unsur yang menjadi bagian dari system tersebut. Menurut Maslow dalam naisaban, peran bisa diartikan sebagai kebutuhan akan aktualisasi diri. 30
29
Amalia Syarafina dkk, Film Horor dan Roman Indonesia: Sebuah Kajian (Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi UAJY 2012), hlm 28. 30
Budiono, Kamus Lengkap Bahasi Indonesia (Surabaya: Karya Agung 2005), hlm. 381.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Adapula konsep peran menurut Komarudin dalam buku “Ensiklopedia Manajemen” mengemukakan sebagai berikut: 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan manajemen 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang apa adanya Berdasarkan dalam fungsi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa peran merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan. Sebuah film diciptakan dengan tujuan tertentu, salah satu peran sebuah film adalah untuk mempopulerkan sesuatu yang tadinya tidak dikenal sampai kemudian bisa diketahui oleh khalayak luas.
31
Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi, maka media pun kini menjadi canggih dan kompleks. Istilah dari media massa itu sendiri dapat diartikan sebagai the organized means for communicating openly and at a distance to many receivers within a short space of time (Mc Quail, 2000:17), kriteria dalam definisi tersebut relatif, karena sejak awal media (lukisan batu) sampai pada bentuk bentuk digital paling baru saat ini, telah terjadi berbagai perkembangan yang meningkatkan kapasitas, kecepatan dan efisiensi dari transmisi pesan. Suatu kenyataan tidak dapat dipungkiri, bahwa media massa secara luas telah
31
telah
membantu
masyarakat
dalam
merumuskan
Komarudin, Ensiklopedia Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara 2005), hlm. 768.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
persepsi
dan
31
menginterpretasikan sekaligus mendefinisikan realitas social serta menyebarkan standar-standar kenormalan dalam berbagai hal yang ditemui dalam keseharian berdasarkan teori-teori mediasi, media massa sehubungan dengan hal tersebut berperan sebagai: 1. Jendela
pengalaman
yang
meluaskan
pandangan
kita
dan
memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar kita, tanpa campur tangan pihak lain atau sikap memihak. 2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas 3. Jaringan interaktif yang menghubungkan pengirim dan penerima melalui berbagai macam umpan balik 4. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukan arah, memberi bimbingan atau intruksi 5. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisikan aspek pengalaman lainnya baik secara sadar dan sistematis maupun tidak.
2.5 Suara Suara dalam film dapat dipahami sebagai seluruh suara yang keluar dari gambar, yakni dialog, musik, dan efek suara. Penggunaan suara (dialog) dalam film belum dimungkinkan sejak teknologi suara ditemukan. Sebelum era film bicara, film bisu tidak sepenuhnya nonsuara, namun sering kali telah diiringi suara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
organ, piano, gramophone, musisi, efek suara, aktor yang berbicara langsung, hingga satu orkestra penuh. 32
2.6 Dialog Dialog adalah hal yang jamak dalam sebuah film cerita setelah teknologi film bicara dimungkinkan, namun beberapa sineas seperti Charlie Chaplin masih memproduksi film-film bisu berkualitas di era film bicara, yakni Citylights dan The Modern Times juga dianggap sebagai salah satu film bisu terakhir yang diproduksi. Dialog dalam film juga tak lepas dari bahasa bicara yang digunakan dan sangat dipengaruhi oleh aksen. Perkembangan selanjutnya beberapa teknik dialog juga telah dimungkinkan seperti monolog dan overlapping dialog.33
2.7 Musik Musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional . 34 Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu dan
32
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka 2008), hlm. 149
33
Ibid, hlm 149-150
34
Nooryan Bahari, Kritik Seni: Wacana, Apresiasi, dan Kreasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2008), hlm. 55.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik dapat dikatakan hasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan suara (nyanyian) atau dengan alat-alat musik. 35 Musik merupakan salah satu elemen yang paling berperan penting dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana dalam sebuah film. Musik dapat menjadi jiwa (ruh) sebuah film. Musik dapat merupakan bagian dari cerita filmnya (diegetic) dan dapat pula terpisah dari cerita filmnya (nondiegetic). Filmfilm cerita umumnya menggunakan musik nondiegetik untuk mengiringi aksi cerita filmnya. Sementara musik diegetic biasanya hanya digunakan untuk jenis film musikal seperti dalam The Wizard of Oz dan The Sound of Music, karakter dalam cerita bermain musik serta bernyanyi untuk mengiringi aksi cerita filmnya. 36
2.7.1 Diegetic dan Nondiegetic Sound Diegetic sound adalah semua suara yang berasal dari dalam dunia cerita filmnya. Diegetic sound termasuk suara dialog, suara efek yang dihasilkan oleh obyek atau karakter, serta suara musik yang dihasilkan dari instrument dalam aksi cerita. Diegetic sound juga dipengaruhi oleh pembatasan frame. Suara di luar dan di dalam frame sangat berbeda karakteristiknya dan dapat dimanfaatkan oleh sineas sesuai tuntutan cerita. Selain suara yang secara fisik tampak dalam frame,
35
Jamalus. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik (Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud 1988), hlm. 1-2. 36
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka 2008), hlm. 149
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
suara batin yang dipikirkan dan didengar karakter juga merupakan diegetic sound. 37 Nondiegetic sound adalah seluruh suara yang berasal dari luar dunia cerita film dan hanya mampu didengar oleh penonton saja. Ilustrasi musik, lagu, efek suara serta narasi adalah suara nondiegetic. Sineas terkadang juga bermain-main dengan wilayah diegetic dan nondiegetic sound. 38
2.7.2 Unsur-unsur Musik Menurut Jamalus, pada dasarnya unsur-unsur musik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
39
1. Unsur-unsur pokok musik yang meliputi irama, melodi, harmoni, dan struktur lagu. 2. Unsur-unsur ekspresi yang meliputi tempo, dinamik dan warna nada. Unsur-unsur musik tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Untuk penjelasan unsur-unsur musik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 40 1. Irama adalah unsur pokok musik yang terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan panjang pendek nada yang berbeda yang dinyatakan dengan nama seperti bossanova, jazz, pop, rock, dan lain-
37
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka 2008), hlm. 160-161
38
Ibid, hlm 162
39
Jamalus, op. cit. hlm. 7.
40
Wagiman Joseph, Teori Musik I (Semarang: PSDTM UNS 2005), hlm. 52.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
lain. Secara singkat irama adalah pola panjang pendek bunyi dalam lagu. 2. Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta bersama dengan mengungkapkan suatu gagasan. 3. Harmoni adalah keselarasan bunyi yang merupakan gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi rendahnya. 4. Struktur Lagu adalah susunan atau hubungan antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu, sehingga menghasilkan suatu komposisi lagu yang bermakna. 5. Tempo adalah kecepatan suatu lagu, dan perubahan-perubahan kecepatan lagu itu. Tanda tempo secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu cepat, sedang, lambat. Untuk menuliskannya dipakai tanda-tanda atau istilah tempo, misalnya allegro, presto, moderato, dan lain-lain. 6. Dinamik adalah tanda untuk menyatakan tingkat volume suara, atau keras lunaknya serta perubahan-perubahan keras lunaknya suara itu, misalnya: ff = fortissimo = sangat keras. 7. Warna Nada didefinisikan sebagai ciri khas bunyi yang terdengar bermacam-macam dan dihasilkan oleh bahan sumber atau bunyi-bunyi yang berbeda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
2.7.3 Fungsi Musik dalam Film Musik dapat berfungsi sebagai bagian dari sebuah film. Musik dalam produksi film memiliki kegunaan sebagai berikut: 1. Tanda pengenal suatu film 2. Memberi warna pada suatu film 3. Menciptakan suasana, seperti: sedih, gembira, romantis, dan horor. 4. Mempengaruhi secara psikologis 5. Membentuk karakter suatu film 6. Membantu menciptakan flash back 8. Memberikan penekanan pada suatu film. Sehubungan dengan penggunaan musik dalam film, Daniel Handoyo Sunyoto memberikan pedoman sebagai berikut: 41 1. Musik yang baik dalam sebuah produksi adalah yang mampu menciptakan suasana yang tepat sesuai dengan tujuan film. 2. Musik dapat mengaburkan pesan bila: a. Musik dengan vokal yang tidak sesuai dengan tema naskah. b. Melodinya sangat terkenal, sehingga perhatian pendengar dapat beralih dari teks kepada melodinya. c. Terlalu banyak musik, sehingga tekanan akan jatuh pada musik itu.
41
Daniel Handoyo, Seluk Beluk Film Radio (Yogyakarta: Kanisius 1978), hlm. 31-40.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
d. Pemilihan jenis musik harus dilandaskan pada kepentingan untuk membantu memasukkan pesan. Oleh karena itu musik harus menjiwai suasana dan situasi.
2.7.4 Backsound Musik dalam film dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu music backsound dan soundtrack. Musik backsound adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan. Musik latar membentuk dan memperkuat mood cerita serta tema utama filmnya. Tidak semua musik latar sebuah film menuntut ilustrasi musik orkestra berskala besar. Banyak film yang menggunakan musik latar hanya dengan satu atau dua instrumen untuk membangun mood. 42 Jika dipergunakan dengan baik, musik dalam film sangat berpengaruh besar pada penontonnya. Musik backsound atau yang sering disebut juga music scoring memiliki beberapa fungsi yang salah satunya yaitu membuat suatu adegan agar menjadi lebih dramatis. Misalnya untuk melatarbelakangi suatu adegan yang sangat memilukan. Maka adegan tersebut akan menjadi lebih dramatis, dibanding kalau adegan itu tanpa dilatarbelakangi dengan musik. Backsound musik dipergunakan pada saat: 1. Untuk memberi variasi 2. Menghangatkan suasana dan suatu situasi yang memerlukannya.
42
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka 2008), hal. 154.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
3. Menitik beratkan suatu suasana dan situasi tertentu. Misalnya pada suasana pesta dansa, tentunya ada suara musik dansa yang melatarbelakangi. Musik Backsound itu sendiri adalah alur cerita yang di iringi ilustrasi musik menjembatani sequence satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu rangkaian film. Dua menggaris bawahi dibuat untuk film musik skor yang kecil dan skor musik besar. skor musik kecil diinduksi pada dasarnya suasana hati negatif seperti sedih atau sakit, sedangkan skor musik besar menarik suasana hati yang lebih positif seperti kesenangan. Diperkirakan, oleh karena itu, bahwa kecil skor musik akan membangkitkan terutama harapan negatif tentang kelanjutan dari tempat kejadian, mengandung emosi negatif, dan skor musik besar akan menimbulkan harapan positif tentang film yang sedang berlangsung, yang berisi emosi positif. Backsound memiliki peran yang sangat penting dalam film horor, backsound dalam film horor mula-mula lambat, pelan, terkadang hening, kemudian suara yang keras disertai munculnya sang hantu membuat kaget penonton. Backsound yang pelan berfungsi memusatkan perhatian penonton, kemudian, secara periodik tempo backsound dipercepat untuk menaikkan adrenalin dan detak jantung penonton, dan kemudian suara keras diringi penampakan sang hantu menjadi klimaks yang mengagetkan penonton.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
2.7.5 Perbedaan Backsound dengan Soundtrack dalam Film Backsound bukan merupakan satu-satunya musik yang terdapat dalam film. Selain backsound, ada pula musik yang menjadi bagian dalam sebuah film yang
disebut dengan soundtrack. Backsound dengan soundtrack memiliki
beberapa perbedaan, agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut akan diuraikan perbedaan antara backsound dengan soundtrack. Musik backsound atau musik latar belakang yaitu musik yang berfungsi untuk melatar belakangi/mengiringi materi film yang sedang disiarkan. Mengingat fungsinya sebagai latar belakang, maka dalam memilih/menggunakan musik ini, harus betul-betul sesuai dengan materi yang tengah disajikan. Penggunaan musik ini setidaknya akan menghidupkan dan mewarnai suasana. Soundtrack atau yang sering disebut juga musik tema yaitu musik yang diciptakan berdasarkan alur cerita yang ada. Sebelum menciptakan lagu, pencipta lagu biasanya membaca script terlebih dahulu dari film tersebut sehingga alur cerita dan tema lagu bisa sejalan. Terkadang ada juga lagu yang sudah terlebih dahulu beredar di masyarakat, kemudian diambil menjadi soundtrack karena dianggap sama dengan karakter film tersebut. 43 Perbedaan antara musik backsound dengan soundtrack adalah irama yang disajikan oleh musik soundtrack lebih terstruktur, berbeda dengan musik backsound yang tidak memiliki struktur pasti karena musik backsound ini mengikuti adegan yang ada dalam film tersebut. 43
Christianto Widjaja, Kamera dan Video Editing: Cara membuat video (Tangerang: christ242 2008), hlm. 10.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
2.7.7 Efek Suara (Sound Effect) Efek suara merupakan semua suara tambahan selain suara dialog, lagu serta musik. Efek suara memiliki fungsi serta motif yang sangat bervariasi. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai pengisi suara latar. Penonton sebisa mungkin mendengar apa yang seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita, sehingga terdengar nyata layaknya seperti pada lokasi sesungguhnya. Suasana hutan tampak begitu nyata dengan suara-suara binatang yang saling bersahutan. 44 Efek suara juga mampu memanipulasi sebuah aksi atau obyek. Dalam Innocent Voice, pada suatu malam di lingkungan sekitar rumah sang bocah terjadi pertempuran sengit antara tentara gerilya dan pemerintah. Penonton hanya diperlihatkan sang bocah dan keluarganya yang tengah berlindung di dalam tanpa sedikitpun memperlihatkan aksi pertempuran di luar. Suara rentetan senjata serta desingan peluru begitu menyakinkan sehingga mampu membuat kita percaya jika terjadi pertempuran sengit di luar rumah. 45 Ada beberapa fungsi efek suara selain yang telah dijelaskan diatas yaitu sebagai berikut: 1. Menetapkan lokasi atau setting. Suara-suara ayam, itik, kambing, akan menggambarkan lokasi pembicaraan di tempat perkampungan petani 2. Menunjukkan waktu dalam setting. Misalnya
suara burung hantu,
jengkerik menunjukkan waktu malam hari. 3. Memberikan tekanan pada suatu adegan, seperti tegang, dan tenang, 44
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian Pustaka 2008), hal. 156.
45
Ibid., hlm. 157
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
4. Memberikan cita rasa atau kesenangan pada seseorang. Misalnya suara angin sepoi-sepoi dengan ombak di pantai akan menggambarkan dua remaja yang saling merayu karena asmara. 5. Memberi arti pada pemunculan atau berakhirnya suatu adegan atau kejadian.
http://digilib.mercubuana.ac.id/