BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi massa. Komunikasi massa adalah kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak dan tidak dikenal (anonim) selain itu sifat dari massa yang heterogen dalam latar belakang ekonomi, budaya dan pendidikan menurut Tan dan Wright, dalam Liliweri 1991, komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. 8 Secara umum komunikassa diartikan sebagai proses penyampain informasi atau pesan-pesan dari komunikator kepada komunikan ( khalayak) yang lebih besar, luas dan tersebar, dengan menggunakan media, baik cetak maupun elektronik. Komunikasi
massa
merupakan
suatu
tipe
komunikasi
manusia
(human
communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik yang mampu melipat gandakan pesan-pesan komunikasi. Salah satu definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1999) yang menyebutkan “mass communication is messages
8
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama, Bandung, 2005, hal.3
8
9
communicated througha a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang)”. 9 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun pesan yang terkandung dalam proses komunikasi disampaikan kepada khalayak banyak, seperti pada rapat akbar disebuah ruanga atau lapangan tertentu yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa yakni radio dan televisi, yang disebut sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah keduanya disebut sebagai media cetak, dan media film. 2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Terdapat lima cirri dari komunikasi massa, yaitu : 10 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah Tidak seperti komunikasi antar personal yang berlangsung dua arah. Komunikator pada komunikasi massa menyampaikan pesan secara satu arah, umpan balik atau tanggapan dari pihak penerima (khalayak) biasanya berlangsung secara tertunda. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
9
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya,Bandung. 1998, hal.188 10 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2005, hal.7-12
10
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni institusi atau orgaisasi. Komunikator dalam komunikasi massa disebut komunkator kolektif karena pesan yang dihasilkan merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja. 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum Pesan yang disebarluaskan pada komunikasi massa ditujukan untuk umum dan mengenai kepentingan umum pula, jadi tidak ditujukan kepada perseorangan atau pada sekelompok orang teretntu. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan keserempakan (stimultanaeity) pada pihak khalayak yang menonton televisi, khalayak secara serentak dan sesaat menerima pesan yang diberikan oleh media tersebut. 5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Khalayak ni dalam keberadaannya terpencar-pencar, tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi dan masing-masing berbeda dalam berbagai hal yakni jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya.
11
6. Stimulasi alat indera terbatas Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat ditanggap salah satu kelemahannya, adalah stimulasi alat indera yang terbatas. Pada komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal kedua belah pihak dapat melihat dan mendengar
secara
langsung,
bahkan
mungkin
merasa.
Pada
komunikasi massa stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menngunakan indera penglihatan dan pendengaran. 7. Umpan balik tertunda Komponen umpan balik atau yang lebih popular dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikasi. Umpan balik sebagai respon mempunyai volume yang tidak terbatas pada komunikasi antarpersonal. 2.1.2
Peran Media Massa Dalam hal ini media massa membutuhkan massa untuk menyampaikan
informasi dan massa memerlukan media massa sebagai salah satu sumber informasi. Sehinga antara media massa dan massa itu sendiri saling membutuhkan
12
satu sama lainnya. Berdasarkan informasi yang disampaiakan oleh media massa tersebut, akan terbentuk sebuah opini massa atau topik atau issue yang disampaikan oleh media tersebut. Karena media masa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias dan tidak cermat. Oleh karena itu muncullah apa yang disebut Stereotip, yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang tidak berubah-ubah. Bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar. 11 Media massa memang tidak dapat mempengaruhi orang untuk mengubah sikap, tetapi media massa cukup berpengaruh bagi apa yang dipikirkan orang. Ini berarti media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. 12 Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi pada masyarakat modern. Karena mereka memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa, dimana pada saat yang sama pula, mereka sukar untuk mengecek kebenaran yang disajikan media. 13 Fungsi-fungsi media massa : 1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
11
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005. Hal.225 12 Ibid, hal.200 13 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2004,hal.53
13
2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah. 3. Fungsi pentransferan budaya (transmission) adanya sosialisasi dan pendidikan. 4. Fungsi hiburan (entertainment) yang berfungsi sebagai penghibur khalayak. Media dalam proses komunikasi massa nampaknya memiliki peranan yang besar bagi kehidupan manusia. Radio, televisi, surat kabar, film merupakan media komunikasi yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Peran media massa terasa lebih kuat lagi, karena pada masyarakat modern, perolehan informasi dan hiburan didapatkan melalui media massa. Media massa sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat mempunyai peranan penting yaitu 14 : 1. Media berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan. Bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol. Melainkan juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 2. Media telah menjadi sumber dominan, bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial. Melainkan juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-
14
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga. 1996, hal.3
14
nilai dan penilaian normative yang dibaurkan dengan berita da hiburan. 3. Media merupakan lokasi yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa kehidupan masyarakat, baik nasional maupun internasional. Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang-orang yang heterogen, yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan kebudayaan yang beragam, berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mempunyai pekerjaan yang berjenis-jenis, maka oleh karena itu mreka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. Suatu paradox dari heterogenitas komunikan dalam komunikasi massa, ialah pengelompokan komunikan harus mempunyai minat yang sama terhadap media massa, terutama jenis khusus dari isi penyiaran serta mempunyai kesamaan pengertian kebudayaan dan nilai-nilai. 2.1.3 Efek Media Massa Setiap kali terjadi perubahan pada peradaban manusia makan akan terjadi efek dari perubahan itu sendiri. Menurut steven M. Chaffe bahwa ada ilmu efek kehadiran media massa yaitu. a. Efek Ekonomi Kemunculan media massa dalam kehidupan masyarakat tentunya dapat membuktikan usaha baru diantaranya adalah usaha produksi,
15
distribusi dan konsumsi jasa media massa. Bisa dikatakan bahwa kehadiran media massa berarti juga menghidupkan pabrik yang menyuplai kertas koran misalnya atau penyuplai pita karet pada televisi. Serta membuka lapangan kerja bagi para pekerja dibidang televisi, baik itu reporter, kameramen, atau editor. b. Efek Sosial Efek sosial selalu berkaitan dengan perubahan pada interaksi sosial atau perilaku masyarakat. Pada masyarakat kota ataupun desa, media massa beperan penting dalam merubah atau mempengaruhi ini sesua dengan fungsi media massa yang memberikan pengaruh. c. Penjadwalan kegiatan sehari-hari Perubahan penjadwalan pada kegiatan sehari-hari berubah drastis, contohnya kehadiran televisi, telah merubah pola pikir dalam hal penjadwalan, misalnya ketika maghrib tiba biasanya anak-anak dikota atau desa selalu langsung mengaji, akan tetapi kini anak-anak itu langsung mencai remote televisi untuk mencari acara hiburan yang disukai. Sehingga dengan demikian jadwal waktu mengaji ketika maghrib tiba akan bergeser pada waktu yang lain yang dianggap tidak mengganggu acara menonton program televisi favorit atau yang disukai.
16
d. Hilangnya perasaan tidak nyaman Televisi merupakan salah satu media pilihan yang digunakan oleh khalayak dalam menghilangi perasaan tidak nyaman. Contohnya, ketika seorang manager yang terlalu lelah karena tugas menumpuk dikantor, ia akan mencari saluran televisi yang bersifat menghibur bisa
itu
komedi
atau
musik.
Hal
ini
dilakukan
untuk
menghilangkan rasa lelah karena pekerjaanya. e. Menumbuhkan perasaan tertentu Media massa juga menimbulkan perasaan tertentu, perasaan tertentu itu bisa negatrif atau positif. Misalnya seorang intelektual akan sering membaca koran republika dibanding koran Lampu Merah. Atau seorang Dosen akan lebih sering menonton acara Metro TV dibanding menonton sinetron di MNCTV. 15 2.1.4 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Massa Perkembangan
masyarakat
yang
dipacu
oleh
kemajuan
teknologi
komunikasi yang semakin canggih menunjukan pengaruh yang kuat terhadap perkembangan media massa, tetapi dilain pihak secara timbal balik ini menimbulkan dampak yang teramat kuat pula terhadap masyarakat. Para pakar komunikan mengkhawatirkan pengaruh media massa ini bukannya menimbulkan dampak yang positif, melainkan dampak yang negatif.
15
Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media. 2004 : 7, hal : 43
17
A. Fungsi Komunikasi Massa a. pengawasan Fungsi pertama komunikasi massa menurut joseph R. Dominick, bahwa surveillance mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita da informasi dari media massa. “Media mengambil tempat para pengawal yang pekerjaanya mengadakan pengawasan. Orang-orang media itu, yakni para wartawan surat kabar dan majalah, reporter radio dan televisi, koresponden kantor berita, dan lain-lain berada dimana-mana diseluruh dunia, mengumpulkan informasi buat kita yang tidak bisa kita peroleh. Infomasi itu disampaikan kepada organisasiorganisasi media massa yang dengan jaringan luas dan alat-alat yang canggih disebarkannya keseluruh dunia. b. Interpretasi ( Interpretation) Yang erat sekali kaitannya dengan fungsi penawasan adalah fungsi interpretasi. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contoh yang paling nyata dari fungsi ini adalah tajuk rencana surat kabar dan komentar radio atau televisi siaran. Tajuk rencana dan komentar merupakan pemikiran para redaktur media tersebut mengenai topik berita yang paling penting, pada hari tajuk rencana dan komentar itu disiarkan. Fungsi interpretasi ini acap kali mendapat perhatian utama pers pejabat pemerintah, tokoh politik, dan pemuka masyarakat karena sering bersifat kritik terhadap kebijaksanaan pemerintah.
18
c. Hubungan Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan oleh saluran perseorangan. Banyak contoh mengenai hal ini, misalnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan produk-produk penjual. Contoh lainnya ialah para pemuka partai politik dengan pengikut-pengikutnya ketika membaca berita surat kabar mengenai partainya itu yang dikagumi oleh pengikutnya. Fungsi hubungan yang dimilki oleh media itu sedemikian berpengaruh kepada masyarakat sehingga dijuluki “public making” ability of the mass media atau kemampuan membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Hal ini erat kaitannya dengan perilaku sesorang, baik yang positif maupun negatif, yang apabila diberitakan oleh media massa, maka segera seluruh masyarakat mengetahuinya. d. Sosialisasi Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai yang mengacu kepada caracara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai sosial dari suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat. Dengan membaca, mendengarkan dan menonton maka seseorang mempelajari ,bagaimana khalayak berperilaku dan nilai sosial apa yang penting. Diantara jenis-jenis media massa, televisi termasuk media yang privasinya paling kuat, terutama dikalangan anak-anak dan remaja. Hal ini wajar karena mereka yang belum belum berusia dewasa ini belum mempunyai daya
19
kritik sehingga ada kecenderungan mereka meniru perilaku orang-orang yang dilihat mereka pada layar televisi tanpa menyadari nilai-nilai yang terkandung. e. Hiburan Hiburan merupakan fungsi media massa, mengenai hal ini memang jelas tampak pada televisi, fil, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti surat kabar dan majalah, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik-rubrik hiburan selalu ada, apakah itru cerita pendek, cerita panjang, atau cerita bergambar. Demikian fungsi-fungsi komunikasi massa menurut beberapa pakar kenamaan. Jelas kiranya bahwa pernyataan mengenai fungsi komunikasi massa dimasyarakat akan sejajar dengan pernyataan mengenai bagaimana fungsi media pada taraf individual. 2.2. Televisi Sebagai Media Massa Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih didepan televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk mengobrol dengan keluarga atau pasangannya. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi merupakan cerminan perilaku masyarakat dan televisi dapat membuat candu. Televisi membujuk kita untuk mengkonsumsi lebih banyak dan lebih banyak
20
lagi, karena memperlihatkan orang lain dan memberikan ide tentang bagaimana kita juga menjalani hidup ini. 16 Dalam komunikasi dapat dikenal sejumlah saluran komunikasi, yaitu bagaimana orang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Upaya manusia untuk menyampaikan pesan isi secara garis besar terbagi atas dua yaitu dengan media atau tanpa media. Penyampaian informasi dengan menggunakan media ini terbagi lagi atas dua, yaitu: melalui media massa dan non media massa. Saluran komunikasi melalui media massa terbagi lagi menjadi dua, yaitu: media massa periodik (surat kabar, majalah, televisi, radio, dll) dan media massa non periodik (rapat, seminar, dll). Media televisi merupakan media massa elektronik. Media massa elektronik adalah media yang dalam menyajikan pesanpesannya sangat tergantung kepada kekuatan energi listrik, artinya tanpa listrik mungkin kita tidak akan dapat menyampaikan pesan tersebut. Sebagai media massa elektronik televisi sehingga bertumpu kepada teknologi yang modern, maka televisi menjadi suatu media dengan proses yang mahal. 17 2.2.1 Pengertian Televisi Perkembangan media massa elektronik mendorong suatu pemikiran dibidang jurnalistik, media massa elektronik pada televisi memiliki elemenelemen yang berbeda dengan media massa cetak. Media massa televisi adalah media audio visual, yang terdapat untuk mengungkapkan suatu informasi atau
16
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Edisi Pertama. Kencana Prenapa Media Group: Jakarta. 2008. Hal 1. 17 Ibid. Hal 5.
21
berita yang ada dalam televisi. Hal ini dapat dilakukan oleh media massa yang menjangkau khlayak yang berada diberbeda tempat. Media massa sendiri berupa koran, radio, dan televisi. Televisi merupakan salah satu saluran dalam kegiatan komunikasi massa. Pengertian televisi adalah tele dan vision yang mempunyai arti masing-masing yaitu jauh dan tampak. Jadi, televisi berarti melihat dari jarak jauh. Melihat jauh ini diartikan dengan gambar atau suara yang diproduksi disuatu tempat dan dapat dilihat dari tempat lain melalui perlengkapan dan perangkat penerima. 18 2.2.2 Lembaga Penyiaran Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran public, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya dengan berpedoman pada undang-undang yang berlaku. 19 Menurut UU No.32 tahun 2002 tentang lembaga penyiaran televisi di Indonesia, ada beberapa bagian yaitu: 1.
Non Komersial a. Lembaga Penyiaran Publik, lembaga penyiaran yang berbentuk hukum didirikan oleh Negara, bersifat independen, netral, tidak
18 19
Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi. PT.Remaja Rosdakarya : Bandung. 2003.Hal 4. http://www.djkn.depkeu.go.id/application/media/file/content-8499.pdf. Diakses pada, Senin 26 maret 2012.Pukul 21:51 WIB
22
komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. b. Lembaga Penyiaran Komunitas, lembaga penyiaran yang didirikan atas biaya yang diperoleh dari kontribusi komunitas tertentu dan menjadi milik komunitas tertentu. 2.
Komersial a. Lembaga Penyiaran Swasta, lembaga penyiaran yang bersifat komersial, dan berbentuk badan hukum Indonesia, yang pada bidang usahanya hanya menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau televisi. Sumber pembiayaanya diperoleh dari siaran iklan dan usaha lainnya yang sah terkait dengan penyelenggaraan penyiaran b. Lembaga
Penyiaran
Berlangganan,
lembaga
penyiaran
ini
menyediakan pelayanan jasa penyiaran secara berlangganan dan berbayar. Lembaga penyiaran ini, menyalurkan materi siaranya melalui tiga saluran, yaitu satelit, kabel, dan teristorial. 20 2.3. Program Televisi Program televisi setiap harinya selalu menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya
sangat banyak dan jenisnya sangat beragam sekali. Pada
dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama
20 21
Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir.PT. Ramdina Prakarsa : Jakarta. 2005. Hal 15 Morissan.Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi.Ramdina Prakarsa.2005.Hal 100.
23
program itu menarik dan disukai oleh audien, dan selama itu tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. 21 Mengelola program tidak berbeda dengan memasarkan suatu produk kepada konsumen. Keberhasilannya dapat diukur dengan pencapaian atas tujuan atau target yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang programer juga harus menentukan, hal apa yang akan digunakan sebagai senjata untuk menarik penonton atau pendengar. Bagian program juga harus menganalisa setiap bagian waktu siaran untuk mendapatkan berbagai audien yang diinginkan,karena waktu yang berbeda akan mendapatkan audien yang berbeda pula. Namun, stasiun penyiaran menyajikan berbagai menu program yang secara berkesinambungan tanpa terputus. 22 2.3.1. Pengertian Program Televisi Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau terencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi mnggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas. 21
Ibid. Hal 117.
24
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengkuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang djual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. 23 2.4. Televisi Lokal Televisi lokal merupakan salah satu stasiun televisi di Indonesia yang berbasis kedaerahan, yang disiarkan melalui sebuah satelit dan kabel yang menggunakan subsidi dari otonomi daerah sebagai pembiayaannya. Televisi lokal sangat memegang peran dalam menghidupkan sebuah budaya, daerah, kesenian, serta perluasan pengembangan sebuah wawasan pengetahuan terhadap stasiun televisi lokal yang sekaligus untuk mendapatkan target audien mereka. Di Indonesia, sebuah strategi yang dimiliki dalam penjaringan sebuah wawasan terhadap budaya lokal serta pengetahuan masyarakat, selain sebagai pengelola program sebuah media yang baik tentang akan penyiaran kedaerahan yang dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memproduksi acara dengan setting yang berdasarkan sebuah kebutuhan kedaerahan serta wawasan untuk pengembangan tentang akan sebuah budaya. Dengan demikian, sebuah 23
Morissan. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Kencana : Jakarta. 2008. Hal 200.
25
media penyiaran dapat menjadikan sebuah jembatan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah serta sebagai medium yang mampu untuk menstimuliris dari dukungan masyarakat pada sebuah pemerintah. Selain itu, media penyiaran juga dapat menjadikan dirinya lembaga kontrol yang sangat efektif. 24 Televisi lokal merupakan salah satu kebanggaan masyarakat daerah, untuk itu sudah saatnya kita bersama-sama melahirkan solusi untuk mempertahankan kebanggaan masyarakat ini. Televisi Lokal yang hadir dengan spirit otonomi daerah, sangat di rasakan dampak kehadirannya sebagai warna baru dunia penyiaran tanah air. Berbagai daerah selama ini di sadari kurang optimal diangkat dalam wujud audio visual. Sehingga kehadiran televisi lokal, menjadi solusi penting untuk hal tersebut. Televisi lokal tidak kehabisan ide dalam menyajikan sebuah program acara yang lebih variatif, melainkan justru televisi lokal lebih responsif terhadap isu kedaerahan. Dibungkus dengan kemasan lokal yang kental, televisi lokal selalu berupaya mempersembahkan yang terbaik bagi masyarakat dengan kearifan lokal yang berbeda-beda. Paket tayangan yang bermaterikan sosial, budaya, pariwisata, ekonomi, dan unsur kedaerahan lainnya tentunya menjadi suatu kebutuhan bagi seluruh lapisan masyarakat tersebut, demi optimalisasi pembangunan setempat. Termasuk diantaranya harapan atas peluang pembukaan lapangan pekerjaan baru bagi daerah. 25
24 25
Morissan . Programming 1Manajemen Media Penyiaran,Ramdian Prakarsa : Jakarta. 2005. http://duniatelevisi.blogspot.com/. Diakses pada, Senin 26 maret 2012 .Pukul 22:06 WIB
26
2.4.1 Peran Televisi Lokal Terhadap Wawasan Masyarakat Kehadiran televisi lokal akan menambah variasi atau pilihan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi, hiburan, dan pendidikan. Televisi lokal bisa menjadi mimbar perdebatan masyarakat lokal mengenai isu-isu atau persoalanpersoalan lokal yang sedang dihadapi. Selain itu, keberadaan televisi lokal dapat menjadi sarana pengembangan potensi daerah, sehingga daerah pada gilirannya menjadi lebih maju dan sejahtera melalui pengembangan perekonomian rakyat. Dari perspektif Otonomi Daerah, kehadiran televisi lokal dapat mengurangi sentralisme informasi dan bisnis. Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 32/ 2002 tentang Penyiaran yang merevisi UU Penyiaran terdahulu (UU No. 24/1997) yang kental sekali dengan kekuasaan. Lewat televisi lokal dan televisi berjaringan, pemirsa tidak hanya dijejali informasi, budaya, dan gaya hidup ala Jakarta dan ala Barat. Pemirsa akan lebih banyak menyaksikan berbagai peristiwa dan dinamika di daerah dan lingkungannya. Dalam konteks sosial budaya, televisi lokal bisa menjadi harapan dan ‘benteng terakhir’ ketahanan bangsa. Selama ini kita merasakan serbuan budaya luar begitu kuat menyeruak masuk lewat televisi nasional yang bekerja sama dengan televisi asing. Televisi ini dapat mengikis kebudayaan lokal, melalui gempuran acara yang membawa nilai-nilai yang tidak sesuai nilai-nilai yang dianut selama ini. Gempuran acara televisi nasional yang negatif ini harus disikapi. Pada posisi ini, televisi lokal punya peluang membawa nilai-nilai luhur budaya daerah, dengan mengangkat budaya dan kearifan lokal, yang hidup dan berkembang di masyarakat. Di sana akan terjadi proses pembelajaran dan
27
penanaman nilai-nilai positif budaya lokal. Televisi lokal menjadi harapan. Jika tidak ada orang yang memulai program televisi yang mengangkat budaya daerah, dikhawatirkan budaya itu akan makin luntur dan tidak dikenal oleh generasi muda. 26
2.5.
Informasi
2.5.1 Pengertian Informasi Informasi adalah hasil dari proses intelektual seseorang. Proses intelektual adalah mengolah atau memproses stimulus, yang masuk kedalam diri individu melalui panca indera, kemudian diteruskan ke otak atau pusat syaraf untuk diolah atau diproses dengan pengetahuan, pengalaman, selera dan iman yang dimiliki seseorang. Setelah mengalami pemrosesan, stimulus itu dapat dimengerti sebagai informasi. 27 Informasi dapat didefinisikan data yang sudah diolah menjadi bentuk lainyang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang maupun yang akan dating atau bias juga diartikan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi juga bias bermakna data yang merupakan kenyataan yang mengambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejaidan (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu, kesatuan nyata ( fact and entity) berupa objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. 26
http://masboi.blogdrive.com/archive/o-8.html. Diakses pada, Senin 16 April 2012. Pukul 21:41.WIB 27 Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. GrasindoAnggota IKAPI 2004 hal 29
28
2.5.2 Sifat-Sifat Informasi Untuk dapat menyajikan informasi yang terpilih maka harus diketahui sifatsifat informasi adalah sebagai berikut : 1. Informasi yang relevan dan yang tidak relevan. Yang dimaksud dengan informasi yang relevan adalah informasi yang ada hubungannya atau ada kepentingannya bagi si penerima, sedangkan informasi yang tidak relevan adalah informasi yang tidak ada atau sedikit sekali kepentingan bagi si penerima. 2.
Informasi dapat berguna dan kurang berharga. Sebagai contoh : informasi tentang kenaikan harga minyak tanah tidak berguna bagi suatu pimpinan kantor Depdikbud, tetapi ada gunanya sebagai pribadi (kepala keluarga).
3. Informasi dapat tepat waktunya dapat pula tidak tepat waktunya. Informasi dikatakan tepat waktunya apabila dapat mencapai si penerima sebelum ia melakukan pengambilan keputusan. Tetapi, apabila informasi tersebut terlambat datangnya setelah keputusan diambil, maka informasi tersebut tidak tepat waktunya. 4. Informasi dapat valid dan dapat tidak valid. Apabila informasi yang diberikan kepada seseorang merupakan informasi yang keliru, maka informasi tersebut merupakan informasi yang tidak valid, sebaliknya bila informasi itu benar.
29
2.6
Teori Pendekatan Transmisional Teori-teori yang termasuk dalam pendekatan transmisional pada dasarnya
menjelaskan suatu proses komunikasi dengan melihat komponen-komponen yang terkandung didalamnya dan rangkaian aktivitas yang terjadi antara satu komponen dengan komponen lainnya (terutama mengalirnya pesan/informasi). Teori tentang transmisi pesan ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli matematik, Claude Shannon pada akhir tahun 40-an. Shannon yang bekerja pada biro penelitian perusahaan telepon Bell, menerapkan pemikirannya terutama untuk kepentingan telekomunikasi. Dia berangkat dari sejumlah pertanyaan yang menyangkut jenis saluran komunikasi apa yang dapat mengangkut muatan sinyal secara maksimum? Berapa banyak muatan sinyal yang ditransmisikan akan rusak oleh gangguan yang mungkin muncul dalam perjalanannya menuju penerima sinyal? Pertanyaan ini pada dasarnya menyangkut bidang teori informasi. Meskipun demikian teori yang dikembangkan Shannon bersama rekan kerjanya Warren Veaver, dalam suatu bentuk model, telah digunakan sebaga analogi oleh berbagai ilmuwan sosial. Walau prinsip tekologis pasti berbeda dari proses komunikasi manusia, namun teori Shannon-Weaver telah menjadi ide dasar bagi banyak teori komunikasi (masa) dikemudian hari. Komunikasi oleh mereka digambarkan sebagai suatu proses yang linier dan searah. Yaitu proses dimana pesan diibaratkan mengalir dai sumber dengan melalu beberapa komponen menuju kepada tujuan (komunikan). Terdapat lima fungsi
30
yang beroperasi dalam proses komunikasi, disamping satu faktor disfungsional yaitu noise atau gangguan. Model yang mereka ciptakan adalah sebagai berikut: 28
Message
Informasi Source
Transmitter
Received signal
Message
signal
Receiver
Tujuan
Noise Source
Pada bagian petama dari proses adalah sumber informasi yang menciptakan pesan atau rangkain pesan untuk dikomunikasikan. Pada tahap berikutnya pesan diubah kedalam bentuk sinyal oleh transmitter sehingga dapat diteruskan melalui saluran kepada penerima. Penerima lalu menyusun kembali sinyal menjadi pesan sehingga dapat mencapai tujuan. Sementara itu sinyal dalam perjalanannya memiliki potensi untuk terganggu oleh berbagai sumber gangguan yang muncul. Misalnya, ketika terdapat terlalu banyak sinyal dalam saluran yang sama dan pada saat yang bersamaan pula
28
Syaiful Rohim. Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta 2009. Hal 162
31
Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan antara sinyal yang ditansmisikan dan sinyal yang diterima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pesan yang dibuat oleh sumber dan kemudian disusun kembali oleh penerima hingga mencapai tujuan, tidak selalu memiliki makna yang sama. Ketidakmampuan komunikator untuk untuk menyadari bahwa suatu pesan yang dikirimkan tidak selalu diterima dengan pengertian yang sama, adalah merupakan penyebab bagi kegagalan komunikasi. Dari model yang dikemukakan Shannon dan Weaver ini, Melvin DeFleur dalam bukunya Theories Of Mass Communication, mengembangkan dan mengaplikasikannya kedalam teori komunikasi massa. Dalam kaitannya dengan makna dari pesan yang diciptakan dan diterima, dia mengemukakan bahwa dalam proses komunikasi ‘makna’ diubah menjadi pesan yang lalu diubah lagi oleh transmitter menjadi sebuah informasi, dan kemudian disampaikan melalui suatu saluran (misalnya media massa). Informasi diterima sebagai pesan, lalu diubah menjadi ‘makna’ tersebut, maka hasilnya adalah komunikasi.