BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui media massa, yakni surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Komunikasi massa menurut Severin, Tan dan Wright merupakan komunikasi yang menggunakan bentuk saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dengan komunikan secara masal, berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu .7 Definisi komunikasi massa menurut De Fleur dan Dennis dalam Rumondor & Henny (2004) yakni, proses dimana para komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus
menerus
menciptakan
makna-makna
yang
diharapkan
dapat
mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.8 Pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi missal dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Di samping itu, ada pula makna lain yang dianggap makna
7
Djalaludin Rachmat. Teori Komunikasi Massa. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2002 hal 56. Alexander Rumondor&Henny. Manajemen Media Massa. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta. 2004, Cet.ke-4, hal 32. 8
7
8
asli dari kata massa, yakni suatu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama lain.9 Sebagai keterampilan jika komunikasi massa meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Sebagai seni dalam pengartian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis script untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsipprinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan untuk membuat berbagai hal menjadi baik.10 Sedangkan menurut Elizabeth Noelle-Neuman ada empat tanda pokok dari komunikasi massa bila secara teknis komunikasi massa diperbandingkan dengen komunikasi intrapersonal. Tanda pokok tersebut adalah: bersifat tidak langsung, bersifat searah, bersifat terbuka, mempunyai publik yang tersebar secara geografis. 2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Media massa menyajikan hal-hal baru, yang aneh, yang spektakuler, yang menjangkau pengalaman-pengalaman yang tidak terdapat pada pengalaman individu sehari-hari. Televisi, radio, film dan surat kabar mengantarkan orang
9
Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Erlangga, Jakarta. 1987 hal 31. Siti karlinah, Betty Soemirat dan Lukiati komala. Komunikasi Massa. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta. 2004, hal 15-16.
10
9
pada dunia yang tak terbatas, baik dengan kisah yang fantastis maupun peristiwa-peristiwa yang aktual. Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasionalnya pengiriman pesan, tidak hanya itu saja melainkan:11 1. Adanya khalayak luas yang heterogen 2. Isi pesan harus bersifat umum tidak bersifat rahasia Komunikasi dilakukan dengan massa yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial, dan ekonomi maupun keadaan budayanya. Setiap pesan mengalami kontrol sosial dalam arti murni, yaitu dinilai banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf pendidikan maupun daya cernanya. Walaupun reaksi pada pihak khalayak, akan berbeda-beda pesan yang keluar dan peralatan komunikasi didefinisikan pada perhatian yang sama. Seakan-akan khalayak yang heterogen tersebut memberikan reaksi yang sama pula. Menurut Onong Uchana Effendy, ciri-ciri komunikasi massa adalah:12 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication) ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan atau tidak berlangsung.
11
Alo Liliweri. Komunikasi Massa dalam Masyarakat. PT Citra Aditya Bakti Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2002 hal 22. 12
10
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu instansi atau organisator. 3. Pesan komunikasi massa bersifat umum karena pesan yang disampaikan atau disebar melalui media massa bersifat umum (public), ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, jadi tidak ditujukan kepada perorangan atau kepada kelompok orang tertentu. 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, karena kemampuannya dapat menimbulkan keserempakan pada khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. 5. Komunikasi massa bersifat heterogen, dimana keberadaan khalayak terpencar-pencar, dimana satu sama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontrak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal seperti jenis kelamin, usia, agama, ideologi, keinginan cita-cita dan sebagainya. Dan karakteristik komunikasi massa menurut sumber lain
Elvinaro
Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya antara lain sebagai berikut yaitu: 13 1. Komunikator Terlembaga. Komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Pesan bersifat umum.
13
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. 2007 hal 6-12.
11
2. Komunikasi massa bersifat terbuka. Artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu oleh karenanya, pesan komunikasi bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen. Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Komunikasi massa bersifat anonym berarti komunikator tidak mengenal komunikan. Sedangkan komunikasi massa bersifat heterogen berarti, komunikan terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa menimbulkan keserempakan. Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan. Salah satu prinsip komunikasi massa adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang
12
dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. 6. Komunikasi massa bersifat satu arah. Pada proses komunikasi massa, komunikator aktif menyampaikan pesan dan komunikan aktif menerima pesan namun tidak dapat melakukan kontak langsung karena pesan disampaikan melalui media massa. 7. Stimulasi alat indra terbatas. Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect) Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung dan tertunda. Artinya komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Tanggapan khalayak bisa diterima lewat telepon, e-mail, atau surat pembaca dan proses penyampaian feedback komunikasi massa bersifat indirect. Sedangkan apabila menggunakan telepon, menulis surat pembaca, mengirim e-mail itu menunjukkan bahwa feedback komunikasi massa bersifat tertunda (delayed).14
14
ibid
13
2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah salah satu aktivitas sosial yang berfungsi di masyarakat. Dalam Bungin (2008) mengemukakan, bahwa fungsi aktifitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent function) adalah fungsi nyata yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya, setiap fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional.15 Menurut Djalaludin Rakhmat, fungsi komunikasi massa adalah menyiarkan informasi, mendidik, menghibur dan mempengaruhi. Fungsi-fungsi komunikasi menurut jalaludin Rakhmat dapat dijelaskan sebagai berikut:16 1. Fungsi menyiarkan informasi (to information) Fungsi
ini merupakan yang pertama dan utama. Khalayak menerima
informasi mengenai berbagai hal yang terjadi. Gagasan atau fikiran orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain dan sebagainya. 2. Fungsi mendidik (to educate) Sebagai
sarana
pendidikan
massa
sebagai
khalayak
bertambah
pengetahuannya, fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk pendapat-pendapat membangun dari para dewan juri analisis.
15 16
M Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi. Kencana, Jakarta. 2008, Cet, ke-3, Hal 78. Djalaludin Rachmat. Teori Komunikasi Massa. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2000 hal 56.
14
3. Fungsi menghibur (to entertain) Hal-hal yang bersifat menghibur untuk mengimbangi berita-berita yang berbobot yang tujuannya untuk melemaskan ketegangan pikiran. 4. Fungsi mempengaruhi (to persuasive) Fungsi ini menyebabkan sebuah program acara memegang peranan dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi khalayak.
Sedangkan menurut Dominick (2001) yang dikutip oleh Elvinaro dan Lukiati, menegaskan fungsi komunikasi massa terdiri dari:17 1. Surveillance (pengawasan) Fungsi ini terbagi dua yakni pengawasan peringatan dan instrumental. Pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang sebuah ancaman. Sedangkan pengawasan instrumental adalah penyampaian pesan informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (penafsiran) Fungsi ini hampir mirip dengan fungsi pengawasan tetapi media juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. 3. Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
17
Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung. 2007, Cet.ke-3, hal 15.
15
4. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini disebut juga socialization (sosialisasi), yang mengacu kepada cara dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. 5. Entertaiment (hiburan) Fungsi hiburan ini pada kenyataanya hampir semua media massa menjalankan fungsi ini. Yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak.
Komunikasi massa dibedakan pada jenis komunikasi massa yang dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi.
2.2
Program Televisi
2.2.1 Definisi Program Televisi Kata “program” berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara televisi yang disajikan adalah faktor yang membuat audiensnya tertarik untuk mengikuti siaran. Program dapat disamakan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada
16
pihak lain. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang. Sehingga mereka bersedia mengikutinya.18
2.2.2 Jenis-Jenis Program Televisi Pada stasiun televisi jenis program yang ditayangkan ada dua, yaitu : 1. Program informasi Program Informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak (audien). Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (Hard News) dan berita berita lunak (Soft News). a. Berita keras (Hard News) adalah segala informasi penting atau menarik yang harus segara ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya. Berita keras dapat dibagi kedalam beberapa bentuk berita yaitu : 1.
Straight News, maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W+1H (Who, What, Where, When, Why dan How) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
2.
Features, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya.
18
Morrisan. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Ramdania Prakarsa, Jakarta. 2005 Hal 266-268.
17
3.
Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras memuat informasi yang harus segera ditayangkan.
b. Berita lunak (Soft News) adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk kedalam program berita lunak ini adalah : 1.
Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dilihat secara lengkap dan mendalam.
2.
Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi lebih panjang.
3.
Documenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
4.
Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pemandu acara.
2. Program Hiburan (entertainment) Program Hiburan adalah segala bentuk program siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens dalam bentuk lagu, musik, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan.
18
a. Drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam dahsyat, misalnya gempa bumi atau tsunami. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. 1. Sinetron, merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. 2. Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. b. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun didalam studio (indoor) c. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. 2.2
Musik Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan
telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 2005). Bernstein & Picker (1972) mengatakan bahwa musik adalah suara-suara
19
yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengarnya. Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu (Eagle Jr, 1996). Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi 19 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan, kombinasi,
dan
hubungan
temporal
yang
berkesinambungan
sehingga
mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati. Secara umum, musik dikelompokkan menurut kegunaannya, yang dapat dikelompokkan dalam tiga ranah besar, yaitu Musik Seni, Musik Populer, dan Musik Tradisional.
19
Syukur. Peta Kompetensi Guru Seni ( Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. 2005 hal 32
20
a. Musik Seni (Art Music) Musik Seni atau sering disebut juga musik serius dan musik-musik sejenis (musik avant grade, kontemporer) adalah sebuah istilah pengelompokan jenis musik yang mengacu pada teori bentuk musik klasik Eropa atau jenis-jenis musik etnik lainnya yang di serap atau diambil sebagai dasar komposisinya. Berbeda dengan musik populer atau musik masa, musik jenis ini biasanya tidak lekang dimakan waktu, sehingga bertahan berabad-abad lamanya. Tokoh-tokoh komponis Indonesia yang menciptakan jenis musik seperti ini antara lain: Amir Pasaribu, Tri Suci Kamal, Slamet Abdul Syukur, Rahayu Supanggah, Otto Sidharta, Tony Prabowo, Michael Asmara, I Wayan Sadre, Iwan Gunawan, Dody Satya E. Gustdiman dsb. b. Musik Klasik Musik klasik biasanya merujuk pada musik klasik Eropa, tapi kadang juga pada musik klasik Persia, India, dan lain-lain. Musik klasik Eropa sendiri terdiri dari beberapa periode, misalnya barok, klasik, dan romantik. Musik klasik merupakan istilah luas, biasanya mengacu pada musik yang berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21. Musik klasik Eropa dibedakan berdasarkan dari bentuk musiknya, non-Eropa dan musik populer terutama oleh sistem notasi musiknya, yang sudah digunakan sejak abad ke-16. Notasi musik barat digunakan oleh komponis untuk memberi petunjuk kepada pembawa musik mengenai
21
tinggi nada, kecepatan, metrum, ritme individual, dan pembawaan tepat suatu karya musik. Hal ini membatasi adanya praktik-praktik seperti improvisasi dan ornamentasi ad libitum yang sering didengar pada musik non-Eropa (bandingkan dengan musik klasik India dan musik tradisional Jepang) maupun musik populer. Dahulu musik klasik di Eropa terutama digunakan untuk keperluan lagu di Gereja ataupun lagu untuk pengiringan Raja. Sejalan dengan perkembangan, mulai juga bermunculan musik klasik yang digunakan untuk keperluan lain, seperti misalnya musik klasik yang menggambarkan visual secara audio. c. Musik Populer (Popular Music) Musik Populer merupakan jenis-jenis musik yang saat ini digemari oleh masyarakat awam dan merupakan musik yang sesuai dengan keadaan zaman saat ini karena sifat musiknya yang hampir bisa diterima semua orang. Beberapa genre musik yang termasuk musik populer adalah Pop, Funk, Jazz, Blues, Rock, Gospel, Underground, dan lain-lain. 1.
Jazz Jazz adalah jenis musik yang tumbuh dari penggabungan blues, ragtime, dan musik Eropa, terutama musik band. Beberapa subgenre jazz adalah Dixieland, swing, bebop, hard bop, cool jazz, free jazz, jazz fusion, smooth jazz, dan CafJazz.
22
2. Gospel Gospel adalah genre yang didominasi oleh vokal dan biasanya memiliki tema Kristen. Beberapa subgenrenya adalah contemporary gospel dan urban contemporary gospel. Sebenarnya lagu jenis Gospel ini memiliki nuansa mirip dengan Rock n Roll, dahulu awalnya diperkenalkan orang Kristen kulit hitam di Amerika. Grup yang masih menggunakan aliran musik gospel adalah Israel Houghton. Di Indonesia, musik gospel banyak dipopulerkan oleh musisi seperti Franky Sihombing, Giving My Best, Nikita, True Worshippers dan banyak lagi. 3.
Blues Blues berasal dari masyarakat Afro-Amerika yang berkembang dari musik Afrika barat. Jenis ini memengaruhi banyak genre ragtime, jazz, big band, rhythm and blues, rock and roll, country, dan musik pop.
4. Rhythm and blues Rhythm and blues adalah nama musik tradisional masyarakat AfroAmerika, yaitu musik pop kulit hitam dari tahun 1940-an sampai 1960an yang bukan jazz atau blues. 5. Funk Funk juga dipelopori oleh musisi-musisi Afro-Amerika, misalnya James Brown, Parliament-Funkadelic, dan Sly and the Family Stone. Musik jenis Funk ini biasanya memiliki nada beat groovy, suatu
23
rhythm yang membuat pendengarnya berdecak mengikuti irama. Oleh karena itu, dalam banyak hal, funk sering disamakan dengan groovy. 6. Rock Rock, dalam pengertian yang paling luas, meliputi hampir semua musik pop sejak awal 1950-an. Bentuk yang paling awal, rock and roll, adalah perpaduan dari berbagai genre di akhir 1940-an, dengan musisimusisi seperti Chuck Berry, Bill Haley, Buddy Holly, dan Elvis Presley. Hal ini kemudian didengar oleh orang di seluruh dunia, dan pada pertengahan 1960-an beberapa grup musik Inggris, misalnya The Beatles, mulai meniru dan menjadi popular. Musik Rock kemudian berkembang menjadi psychedelic rock, kemudian menjadi progressive rock. Beberapa band Inggris seperti The Yardbirds dan The Who kemudian berkembang menjadi hard rock, dan kemudian menjadi heavy metal. Akhir 1970-an musik punk rock mulai berkembang, dengan kelompokkelompok seperti The Clash, The Ramones, dan Sex Pistols. Pada tahun 1980-an, rock berkembang terus, terutama metal berkembang menjadi hardcore, thrash metal, glam metal, death metal, black metal dan grindcore. Ada pula british rock serta underground. 7. Metal, Hardcore Metal merupakan aliran musik yang lebih keras dibandingkan dengan
24
Rock walau terdapat juga band metal yang memiliki lagu dengan nyanyian yang terkesan slow. Genre Metal yang dikategorikan keras dimana lagunya memiliki vocal ala scream, growl dan yang terbaru adalah pigsqueal dimana vokal ini lebih banyak digunakan di aliran hardcore, post-Hardcore, screamo, metalcore, deathcore, death metal, black metal, electronic hardcore dan lainnya. Di Indonesia sendiri aliran band ala vokal scream ini telah banyak ditemukan tetapi masih belum bisa diterima secara terbuka oleh masyarakat umum. Contoh band: Indonesia yaitu The Civil Wears Monza, DESIDER, Secret Of Murder dll. Luar yaitu Asking Alexandria, Miss May I, We Butter The Bread With Butter, dan lainnya. 8. Electronic Electronic dimulai lama sebelum ditemukannya synthesizer, dengan tape loops dan alat musik elektronik analog di tahun 1950-an dan 1960-an. Para pelopornya adalah John Cage, Pierre Schaeffer, dan Karlheinz Stockhausen. 9. Ska, Reggae, Dub Dari perpaduan musik R&B dan musik tradisional mento dari Jamaika muncul ska, dan kemudian berkembang menjadi reggae dan dub. 10. Hip hop / Rap / Rapcore Musik hip hop dapat dianggap sebagai subgenre R&B. Dimulai di awal 1970-an dan 1980-an, musik ini mulanya berkembang di pantai timur
25
AS, disebut East Coast hip hop. Pada sekitar tahun 1992, musik hip hop dari pantai barat juga mulai terkenal dengan nama West Coast hip hop. Jenis musik ini juga dicampur dengan heavy metal menghasilkan rapcore. 11. Pop Musik pop adalah genre penting namun batas-batasnya sering kabur, karena banyak musisi pop dimasukkan juga ke kategori rock, hip hop, country, dsb. 12. Musik Tradisional Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan bukan sebagai sarana hiburan saja, melainkan ada juga dipakai untuk pengobatan dan ada yang menjadi suatu sarana komunikasi antara manusia dengan penciptanya, hal ini adalah menurut kepercayaan masing-masing orang saja. Musik tradisional yang ada di Indonesia, diantaranya adalah gamelan, angklung dan sasando. selain dari musik tradisional yang berasal dari kebudayaan lokal, juga terdapat musik tradisional yang berasal dari pengaruh kebudayaan luar diantaranya gambang kromong, marawis dan keroncong. 13. Latin Genre musik tradisional latin ini biasanya merujuk pada musik Amerika latin termasuk musik dari Meksiko, Amerika Tengah,
26
Amerika Selatan, dan Karibia. Musik latin ini memiliki subgenre Samba. 14. Country Musik tradisional Country dipengaruhi oleh blues, dan berkembang dari budaya Amerika kulit putih, terutama di kota Nashville. Beberapa artis country awal adalah Merle Haggard dan Buck Owens. 20 2.3.1 Musik Punk Punk sebetulnya memiliki dasar sikap yang sama dengan musik rock n’ roll, aliran musik yang lahir pada tahun 1955. Dulu rock n’ roll menjadi musik milik generasi muda yang ingin memberontak terhadap kemapanan, sehingga dijauhi dan tidak disukai para orang tua. Tapi saat rock mulai kehilangan gereget dan dianggap monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk menciptakan jenis musik baru yang ekstrem sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi. Dari keresahan itulah aliran punk lahir. Tidak seperti aliran musik lainnya, punnk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat ketimbang aspek teknis bermain musik. Para pencinta punk berprinsip bahwa tidak perlu jago bermain musik, yang penting penampilan oke dan yang namanya rasa kesal harus bisa dikeluarkan. Dan memang, buktinya, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols tidak jago bermain bass. Meski demikian, orang-orang tidak memandangnya dengan remeh. Malah justru Sid banyak digandrungi para pencinta punk.
20
ibid
27
Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musik rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah, dan figur penguasa terhadap rakyat.21 Menurut buku Fesyen-Subkultur-Identitas yang diterbitkan Halilintar Books dan ditulis John Martono dan Arsita Pinandita ini, ada banyak jenis kaum yang menamai dirinya punk Berikut ini jenis-jenis aliran punk : a.
Anarcho Punk
: Jenis aliran ini termasuk komunitas punk yang
sangat keras. Tak heran bila kekerasan sudah menjadi bagian dalam hidup mereka. Mereka sangat anti kapitalis. b.
Crust Punk
: Aliran punk yang mengusung kekerasan. Aliran ini
lebih brutal dari pada anarcho punk. Para pengikut crust punk disebut Crusties. Mereka sering melakukan pemberontakan dalam kehidupan. c.
Hard core Punk : Berkembang pada tahun 1980an di Amerika Utara ini mengusung nuansa musik punk rock dengan beat-beat cepat.
21
pasarkreasi.com/punks\sejarah-kelahiran-punk.htm
28
d.
The Oi atau Street Punk : Biasanya terdiri dari para Hooligan yang sering membuat keonaran dimana-mana, terlebih lagi disetiap pertandingan bola. Para anggotanya biasanya disebut dengan nama Skinheads. Anggota komunitas ini mengandung prinsip kerja keras itu wajib. Dalam bermusik Skinheads lebih berani mengekspresikan musiknya22
e.
Glam Punk
: Para anggota dari komunitas ini merupakan para
seniman. Apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari sering mereka tuangkan sendiri dalam berbagai macam karya seni. Mereka benar-benar sangat menjauhi perselisihan dengan sesama komunitas atau pun dengan orang-orang lainnya. f.
Nazi Punk
: Dari sekian banyaknya komunitas Punk, mungkin
Nazi Punk ini merupakan sebuah komunitas yang benar-benar masih murni. Faham Nazi benar-benar kental mengalir di jiwa para anggotanya. Nazi Punk ini sendiri mulai berkembang di Inggris pada tahun 1970an akhir dan dengan sangat cepat menyebar ke Amerika Serikat. Untuk musiknya sendiri, mereka menamakannya Rock Against Communism dan Hate Core. g.
Queer Core
: Komunitas Punk yang satu ini memang sangat
aneh, anggotanya sendiri terdiri dari orang-orang “sakit”, yaitu para lesbian, homoseksual, biseksual dan para transexual. Walaupun terdiri dari orang-orang “sakit”, namun komunitas ini bisa menjadi bahaya 22
John Martono dan Arsita Pinandita. Buku Punk !Fesyen-Subkultur-Identitas Indonesia 2001. Hal 124
29
jika ada yang berani mengganggu mereka. Dalam kehidupan, anggota dari komunitas ini jauh lebih tertutup dibandingkan dengan komunitas-komunitas Punk yang lainnya. Queer Core ini sendiri merupakan hasil perpecahan dari Hard Core Punk pada tahun 1985. h.
Riot Grrrl : Riot Grrrl ini mulai terbentuk pada tahun 1991, anggotanya ialah para wanita yang keluar dari Hard Core Punk. Anggota ini sendiri juga tidak mau bergaul selain dengan wanita. Biasanya para anggotanya sendiri berasal dari Seattle, Olympia dan Washington DC.
i.
Scum Punk
: Jika Anda tertarik dengan Punk, mungkin ini salah
satu komunitas yang layak untuk diikuti. Scum Punk menamakan anggotanya dengan sebutan Straight Edge Scene. Mereka benar-benar mengutamakan kenyamanan, kebersihan, kebaikan moral dan kesehatan. Banyak anggota dari Scum Punk yang sama sekali tidak mengkonsumsi zat-zat yang dapat merusak tubuh mereka sendiri. j.
The Skate Punk : Skate Punk memang masih erat hubungannya dengan Hard Core Punk dalam bermusik. Komunitas ini berkembang pesat di daerah Venice Beach California. Para anggota komunitas ini biasanya sangat mencintai skate board dan surfing.
k.
Ska Punk : Ska Pun merupakan sebuah penggabungan yang sangat menarik antara Punk dengan musik asal Jamaica yang biasa disebut reggae. Mereka juga memiliki jenis tarian tersendiri yang biasa mereka sebut dengan Skanking atau Pogo, tarian enerjik ini sangat
30
sesuai dengan musik dari Ska Punk yang memilikibeat-beat yang sangat cepat. l.
Punk Fashion
: Para Punkers biasanya memiliki cara berpakaian
yang sangat menarik, bahkan tidak sedikit masyarakat yang bukan Punkers meniru dandanan mereka ini. Terkadang gaya para Punkers ini juga digabungkan dengan gaya berbusana saat ini yang akhirnya malah merusak citra dari para Punkers itu sendiri. Untuk pakaiannya sendiri, jaket kulit dan celana kulit menjadi salah satu andalan mereka, namun ada juga Punkers yang menggunakan celana jeans yang sangat ketat dan dipadukan dengan kaos-kaos yang bertuliskan nama-nama band mereka atau kritikan terhadap pemerintah. Untuk rambut biasanya gaya spike atau mohawk menjadi andalan mereka. Untuk gaya rambut ini banyak orangorang biasa yang mengikutinya karena
memang
sangat
menarik,
namun
terkadang
malah
menimbulkan kesan tanggung. Body piercing, rantai dan gelang spike menjadi salah satu yang wajib mereka kenakan. Untuk sepatu, selain boots tinggi, para Punkers juga biasa menggunakan sneakers namun hanya sneakers dari Converse yang mereka kenakan. Sepatu converse sendiri diadopsi sebagai fesyen dimulai pada tahun 1970-an yang dikenakan pertama kali oleh band Punk The Ramones yang kemudian banyak dikenakan oleh anak Punk lain. Band Punk Marjinal sendiri menganut aliran glam punk yang mana anggota
dari komunitas
ini
merupakan
para
seniman.
Gejolak
31
pemberontakan dan kegelisahan mereka dituangkan lewat karya seni yaitu musik. Mereka memainkan musik dengan menciptakan lagu-lagu yang mana mereka berusaha menyampaikan suatu pesan akan suatu penolakan maupun penerimaan dan harapan setelah apa yang dirasa, dilihat, diraba, dan didengar dalam kehidupan sehari-hari.
2.3.2 Musik Sebagai Media Komunikasi Massa Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi visual, sesuai namanya, komunikasi visual adalah komunikasi melalui pengelihatan. Audio visual adalah salah satu bentuk perwujudan dari komunikasi visual.23 Secara harfiah Audio berarti pendengaran atau penerimaan bunyi (kata benda), visual adalah gambar atau yang dapat dilihat (kata keterangan). Audio Visual itu sendiri adalah sebagai alat komunikasi yang dapat didengar dan dilihat. Perangkat yang digunakan sebagai alat audio visual meliputi radio, televisi, telekomunikasi. Pada dasarnya musik adalah bunyi yang diterima individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam : a.
Bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar.
b.
23
Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
Warmke, Clare (2003). Colossal Design. HOW Design Books, Cincinnati
32
c.
Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.24 Musik
merupakan
salah
satu
media
komunikasi
untuk
mengekspresikan diri, dan hampir setiap kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari musik. Di kehidupan sehari-hari contohnya, kita sedang mendesain suatu karya di komputer, secara tidak langsung pasti kita mendengarkan musik sebagai daya rancang memacu kreatifitas. Selain itu musik juga dapat dikatakan sebagai media kmunikasi satu arah yang efektif karena secara tidak langsung orang akan dapat menangkap kesan dan maksud dari pesan didalam musik karena intensitas pendengar yang dapat didengar berulang-ulang. Salah satu contohnya di era kemerdekaan, pemerintah Indonesia tidak luput memanfaatkan musik sebagai alat. Berawal dari masuknya musik rock n roll ke Indonesia, Presiden Soekarno mencanangkan irama lenso sebagai musik yang sesuai dengan budaya bangsa didukung oleh Jack Lesmana, Titiek Puspa, Lilis Suryani dan Bing Slamet. Menyusul pernyataan Bung Karno tersebut para personil Koes Bersaudara ditangkap karena dianggap memainkan musik dari budaya barat. Saat ini juga dapat ditemui musik sebagai media promosi sebuah partai sebut saja partai Demokrat yang memakai lagu “Dari Sabang Sampai Marauke” hal ini tidak lain bertujuan untuk mengkomunikasikan atau memberikan dukungan juga kampanye pada partai tersebut.
24
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
33
2.4
Video Video
adalah
teknologi
untuk
menangkap,
mereka,
memproses,
mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik atau media digital. Berkaitan dengan “pengelihatan dan pendengaran” Aplikasi video pada multimedia mencakup: a. Entertaiment : roadcast TV, VCR/DVD recording b. Interpersonal : video telephony, video conferencing c. Interactive : windows Digital video adalah jenis sistem video recording yang bekerja menggunakan sistem digital dibandingkan dengan analog dalam hal representasi videonya. Biasanya digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan melalui optical disc, misalnya VCD dan DVD. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan video digital adalah camcorder, yang digunakan untuk merekam gambar – gambar video dan audio, sehingga sebuah camcorder akan terdiri dari camera dan recorder. Macam – macam camcorder : miniDV, DVD camcorder, dan digital8.
2.5
Subkultur Punk Punk sebagai subkultur diawali dengan resistensi terhadap ketertiban.
Diakhiri dengan pembentukan gaya yang menyimpang dan terkesan oenyeleneha sebagai makna penolakan terhadap sistem sosial yang kaku. Punk disebagian besar benak khalayak masih terpatenkan dengan image pengganggu ketertiban. Komunitas marginal perkotaan ini sepertinya tak luput dari celaan dan cemohan.
34
Dalam kehidupan sosial kaum punk diperlakukan sebagai sebuah ancaman karena dinilai menebar rasa tidak aman dan ketidak nyamanan. Dilain pihak, mereka mencoba memperingatkan dunia dengan hal-hal beda semacam itu. Mereka mencoba memperlihatkan kepada publik keberadaannya lewat kebedaan yang bersumber dari diri mereka sendiri. Status dan makna pemberontakan yang mereka bawa dan gaya sebagai bentuk penolakan mereka coba angkat ke permukaan.25 Subkultur merupakan gejala budaya dalam masyarakat industri maju dan umumnya terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Secara simbolik terekspresikan lewat gaya dan menjadi ruang untuk membentuk identitas diri dalam tatanan sosial yang mengaliensi. Kelompok-kelompok tertentu yang mendominasi justru lebih menentukan, sementara yang lainnya disudutkan hanya karena lebih kecil kekuasaannya untuk menyampaikan gagasan atau argumentasi mereka kepada publik. Ini menggambarkan bagaimana pola penindasan terhadap kaum minoritas bergerak. Yang besar mencapai dominasi, sementara yang lain tetap marginal.26 2.5.1
Graphic Design Punk Desain grafis di punk bertujuan untuk melawan penindasan. Dengan
berlandaskan keyakinan We can do it ourselves, mereka melakukan perlawanan dengan cara-cara unik, aktif, kreatif, dan tentunya adil. Cara-cara itu seperti lewat graffiti, cukil kayu, sablon, emblem, pin. Selain itu mereka juga membuat gaya tersendiri dalam mendesain suatu zine, zine dibuat hitam putih atau fotocopy, dari sisi produktif sangat 25 26
Dick Hebdige. Asal-usul & ideology Subkultur Punk. Buku Baik. Yogyakarta. Hal 211 Subculture: The Meaning of Style Subculture-Dick Hebdige. Hal 2
35
murah sekali. Mereka memanfaatkan itu semua, karena keterbatasan dana serta keterbatasan teknologi mereka mampu menciptakan desain yang hingga sampai sekarang desain hitam putih masih dipergunakan untuk keperluan dalam mengeluarkan inspirasi serta gagasan mereka. Ada juga desain dengan sistem tempel atau yang sering kita engar yaitu membuat kliping makalah mereka menciptakan keunikan yang tak terpikirkan oleh orang-orang awam. Mereka jadikan sebuah inovasi baru dalam sebuah persaingan di negeri ini. Simpel serta menarik perhatian itulah mereka. 2.5.2 Estetika dan Simbol Punk Memandang estetika sebagai suatu filsafat,
hakikatnya
telah
menempatkannya pada suatu titik dikotomis antara realitas dan abstraksi, serta juga antara keindahan dan makna. Estetika tidak lagi menyimak keindahan dan pengertian konvensional, melainkan telah bergeser ke arah sebuah wacana dan fenomena. Estetika dalam karya seni modern, jika didekati melalui pemahaman filsafat seni yang merujuk pada konsep-konsep keindahan zaman Yunani dan abad pertengahan, akan mengalami pemulihan perseptual karena estetika bukan hanya simbolisasi dan makna, melainkan juga daya. Punk selama ini dikenal oleh masyarakat umum dengan subjektivitas mereka sebagai sampah, sesuatu yang termajinalkan, sesuatu yang patologis, rambut mohawk dicat, pakaian berantakan ala berandalan, muka penuh dengan tindik dan piercing, serta segerombolan anak jalanan yang sarat dengan premanisme dan alkoholisme.
36
Akan tetapi, punk juga ada yang mengartikan sebagai sebuah simbol pemberontakan dan perlawanan terhadap penindasan, kebobrokan, dan ketidakadilan yang dimanipulasi dan direkayasa oleh balutan selimut tatanan ketertiban. Dalam melegitimasi penampilan mereka, kaum punk memakai busana elektik berupa forma ”cut up” (sobekan), jaket kulit yang penuh dengan spike (semacam tiruan duri yang terbuat dari logam), celana pipa/celana pensil (celana panjang ketat), sepatu boot, berbagai aksesoris dan perhiasan dari kulit dan logam seperti gelang dan kalung, dan berbagai model rambut (biasanya mohawk). Gaya punk mengandung bermacam-macam pantulan terpiuh dari semua subkultur perang. Estetika punk ini dapat dibaca sebagai usaha untuk mengungkap kontradiksi yang tersirat dalam glam rock yang merupakan pesolek ekstrem dan mengalami elitisme tingkat dini. Corak kelas pekerja, kelusuhan dan membuminya punk bertentangan langsung dengan keangkuhan, keanggunan, dan kecerewetan para superstar glam rock. Adapun beberapa simbol sering dipakai oleh aliran punk yaitu :
Gambar 2.1
37
a.
Simbol A-dalam lingkaran sampai saat ini sudah bisa dipastikan dijadikan sebagai simbol anarki. Ini adalah sebuah monogram yang terdiri dari sebuah huruf kapital A yang dikelilingi oleh huruf kapital O. Huruf A diambil dari huruf awal kata anarki atau anarkisme dalam banyak bahasa-bahasa Eropa demikian juga kesamaan tulisan baik Latin maupun Cyrillic. Huruf O berarti Order. Bila digabungkan menjadi Anarchy of Order yang merupakan kutipan perkataan Proudhon (Demanding the Impossible hal.558). Kemudian simbol ini digunakan pada saat terjadinya Perang Saudara Spanyol,(1936-1939). Terdapat gambar foto salah seorang anggota milisi anarkis dengan simbol A-dalam lingkaran dicat dengan jelas dibelakang helmnya. Simbol tersebut juga diadopsi oleh sebuah organisasi bernama Alliance Ouvrière Anarchiste (AOA) pada saat berdirinya organisasi ini pada tanggal 25 November 1956 di Brussels. Tentu saja, simbol A-dalam lingkaran ini juga digunakan sejak lama oleh gerakan Anarko punk, yang merupakan bagian dari gerakan punk rock pada akhir tahun 1970-an, gerakan punk menggunakan simbol anarki A-dalam lingkaran lebih meluas, bahkan oleh kelompok punk non-anarkis.
38
Gambar 2.2 b.
Bendera warna hitam sudah dihubungkan dengan anarki sejak tahun 1880-an. Banyak dari kelompok anarkis yang menggunakan kata hitam (b.Inggris : black) pada
nama kelompok mereka.
Warna hitam polos dibendera ini merepresentasikan penolakan terhadap semua sistem yang menindas. Bagi anarkis, warna hitam juga merupakan penghapusan warna yang selalu dibeda-bedakan dan yang membuat manusia dibeda-bedakan oleh warna dari benderanya (misalnya adanya perbedaan perlakuan yang dilakukan oleh kaum kulit putih terhadap kulit berwarna dalam mendapatkan haknya).
Gambar 2.3
39
c.
Bendera merah dan hitam adalah simbol yang digunakan oleh gerakan Anarko Sindikalisme dan Anarko-Komunisme. Anarko-Sindikalisme yang mana merupakan gerakan dari serikat buruh, melukiskan prinsipprinsipnya yang diambil dari Anarkisme dan lebih condong kepada sosialisme dibanding kebanyakan gerakan anarkis anti kapitalisme lainnya. Warna hitam adalah warna tradisonal anarkisme, dan merah adalah warna tradisional dari sosialisme. Bendera merah dan hitam mengkombinasikan 2 warna dalam porsi yang seimbang, dengan pemisahan diagonal yang sederhana. Secara tipikal, bagian merah terletak di sisi kiri-atas, dengan warna hitam terletak di sisi kanan-bawah bendera. Hal ini menyimbolkan eksistensi dari ide-ide anarkis dan sosialis dalam gerakan anarko-sindikalisme.27
2.6
Fashion Punk Fashion berasal dari bahasa Inggris, yang artinya cara, kebiasaan, atau
mode. Perkembangan fashion tidak lepas dari pengaruh informasi, karena informasi merupakan sarana seseorang untuk bisa mengetahui lebih jelas tentang fashion.28 Fashion dipandang sebagai sinonim dengan kata ’’cara” atau ”perilaku”. Polhemus dan Procter menunjukkan bahwa ”dalam masyarakat kontemporer
27 28
http://ind.anarchopedia.org/Simbol-simbol_Anarkis_dan_Anarkisme http://adhe-fashion.blogspot.com/
40
Barat, istilah ’fashion’ kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah ’dandanan’, ’gaya’ dan ’busana’ (Polhemus dan Procter, 1978: 9)29 Bisa dinyatakan fashion bisa menjadi argumen yang paling jelas dan tampaknya menjadi niscaya dan tak bisa dihindari lagi, pada organisasi sosial dan ekonomi yang ada di dunia. Ini akan benar – benar menjadi prestasi untuk mengklaim bahwa satu hal yang tak terhindarkan, sesuatu yang muncul mengikuti realitas sosial ekonomi. Dalam pandangan Simmel, Flugel, serta Polhemus dan Procter, fashion adalah suatu produk masyarakat dengna lebih dari satu kelas di dalamnya dan tempat terjadinya gerak ke atas diantara kelas – kelas baik yang mungkin maupun didambakan.30 Wilson menunjukkan ”fashion adalah wajah seni yang mengalami degradasi atau tak bisa diterima” (Wilson, 1990: 209). Fashion, pakaian dan busana memunculkan sistem penandaan (signifikasi) yang menjadi tempat pembentukan dan pengkomunikasian tatanan sosial. Fashion pakaian dan busana dapat bekerja dengan berbagai cara yang berbeda, namun memiliki kesamaan bahwa beberapa diantaranya merupakan tempat tatanan sosial. Fashion, pakaian, dan busana dapat dianggap sebagai salah satu makna yang digunakan oleh sekelompok sosial dalam mengkomunikasikan identitas mereka.31 Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang dan sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti
29
Barnard Malcolm. Fashion sebagai komunikasi (Cara MengkomunikasikanIdentitas Sosial, Seksual, Kelas,dan Gender). Yogyakarta&Bandung: Jalasutra 1996 30 Ibid. h. 26 31 Ibid. h. 104
41
kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker. Tak heran bila saat ini Punk telah dijadikan icon fashion oleh banyak orang maupun selebriti. Pakaian yang sering digunakan oleh para punkers yaitu kaos yang bergambar atau bertuliskan nama-nama band Punk, dipadu dengan celana jeans yang sangat ketat. Adapun elemen – elemen yang termasuk ke dalam fashion punk yaitu diantaranya: 1. Rambut Mowhak
12. Sepatu Docmart
2. Rambut Spike
13. Sepatu Converse
3. Bleach
14. Emblem
4. Skin
15. Kalung spike
5. Piercing
16. Kalung Rantai
6. Tato
17. Gelang
7. Kaos
18. Pin
8. Jaket
19. Peniti
9. Celana
20. Rantai Dompet
10. Celana Bondage
21. Sabuk
11. Sepatu Boot Gaya punk mengandung bermacam-macam pantulan terpiuh dari semua subkultur perang. Estetika punk ini dapat dibaca sebagai usaha untuk mengungkap kontradiksi yang tersirat dalam glam rock yang merupakan pesolek ekstrem dan mengalami elitisme tingkat dini. Corak kelas pekerja, kelusuhan dan
42
membuminya punk bertentangan langsung dengan keangkuhan, keanggunan, dan kecerewetan para superstar glam rock.
2.7
Semiotika Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh yang
semakin luas dan kuat dalam berbagai bidang. Semiotika mempunyai pengaruh pada bidang seni rupa, seni tari, seni film, desain produk, arsitektur, desain komunikasi visual, antropologi, sosiologi, politik, kajian keagamaan, media studies dan cultural studies. Secara etimologis, kata atau istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani: semeion yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsir tanda”. Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. “Tanda” bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Karena pada dasarnya, analisis semiotika bersifat paradigmatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah teks.32 Menurut Charles Sanders Peirce, mendefinisikan semiotika sebagai “a relation ship among sign, an object, and a meaning” (suatu hubungan diantara tanda, objek dan makna). Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda.
32
Indiwan Seto Wahyu Wibowo,Semiotika Komunikasi,Jakarta; Mitra Wacana Media, 2011, hal. 5
43
Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda33, sedangkan menurut Ferdinand de Saussure, mendefinisikan semiotika merupakan tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tak dipisahkan. Artinya, sebuah tanda mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita (signifier), bidang penanda atau bentuk dan aspek lainnya (signified) bidang pertanda atau konsep atau makna.34 Analisis semiotik adalah melacak makna-makna yang diangkut dengan teks yang berupa lambing-lambang (sign). Dengan kata lain, pemaknaan terhadap lambing-lambang dalam tekslah yang menjadi pusat perhatian analisis semiotika.35 Semiotika meliputi tanda-tanda visual dan verbal. Setiap tanda atau sinyal yang dapat diterima oleh seluruh panca indera kita, maka tanda-tanda tersebut pada akhirnya membentuk sistem kode yang secara sistematis menghasilkan suatu informasi / makna pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis mengkaji tanda. Tandatanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditenga- tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai halhal (things).36 Penelitian ini menggunakan teori Peirce melihat subjek sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses signifikansi. Model Triadic Peirce tanda dalam pandangan Peirce selalu berada dalam proses perubahan tanpa henti yang
33
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal.16 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,Yogyakarta; Jalasutra,2008, hal.13 35 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT. LKIS Pelangi Aksara, Yogyakarta, 2007, hal. 156 36 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, opcit hal. 15
34
44
disebut proses semiosis tak terbatas (unlimited semiosis), yaitu proses penciptaan rangkaian interpretan tanpa akhir. Model Triadic Peirce ini memperhatikan tiga elemen
utama
pembentuk
tanda,
yaitu
representamen
(sesuatu
yang
merepresentasikan sesuatu yang lain), objek (sesuatu yang direpresentasikan) dan interpretan (interpretasi tentang tanda)37 Menurut Peirce, sebuah analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya. Pertama, dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita menyebut tanda sebuah ikon. Kedua menjadi kenyataan dan keberadaannya berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda sebuah indeks. Ketiga, kurang lebih perkiraan yang pasti bahwa hal itu di interpretasikan sebagai objek denotif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita menyebut tanda dengan sebuah simbol.38 Semiotika, sebagaimana dijelaskan Ferdinand de Saussure dalam Course in General Linguistic, adalah ilmu yang mempelajari peran tanda (sign) sebagai bagian dari kehidupan sosial. Semiotik adalah ilmu yang mempelajari struktur, jenis, tipologi, serta relasi antara komponen-komponen tersebut dengan masyarakat penggunaannya.39 Semiotika sebagai sebuah cabang keilmuan memperlihatkan pengaruh yang semakin kuat dan luas, signifikansi semiotika tidak saja sebagai metode kajian (decoding), akan tetapi juga sebagai metode penciptaan (encoding). Sebagai metode kajian, semiotika memperlihatkan kekuatannya di dalam berbagai
37
Yasraf Amir Piliang. Hipersemiotika Tafsir Cultural Atas Matinya Makna. Jalasutra, Yogyakarta. 2010 hal 267 38 ibid, hal 35 39 opcit Piliang, hal 47
45
bidang seperti antropolog, sosiologi, politik, kajian keagamaan, media studies, dan cultural studies. Sebagai metode penciptaan semiotika mempunyai pengaruh pula pada bidang-bidang desain produk, arsitektur, desain komunikasi visual, seni tari, seni rupa, dan juga seni film. Tanda-tanda (sign) adalah baris atau dasar dari seluruh komunikasi manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya dan banyak hal bisa dikomunikasikan didunia ini. 2.8
Semiotika Charles Sander Peirce Charles Sanders Peirce lahir tahun 1839 kemudian meninggal 1914, adalah
putra Benjamin Peirce, seorang profesor matematika dan astronomi di Harvard. Benjamin Peirce adalah matematikawan terkemuka Amerika tokoh utama dalam, atau, lebih tepatnya salah satu pencipta pemikiran ilmiah di Amerika. Benjamin Peirce mengakui bahwa Charles Pierce adalah anak yang jenius dan ia membesarkannya dengan tingkat disiplin intelektual dan disiplin moral. Meskipun terlatih dalam kimia, Charles Peirce juga mendalami pentingnya logika matematika
(ia membuat kontribusi penting beberapa teori dan praktek
pengukuran). Menurut Pierce dalam tanda-tanda di lingkungan (terutama bahasa tulis) membutuhkan ketelitian pengamatan yang mendetail bukan sekedar definisi spekulatif; Peirce did not entertain the very speculative hypothesis, now in vogue, that there is a language common to all minds – ‘mentalese’ – distinct from the languages people speak (Short, 2007: 4). Peirce terkenal dengan penyebutan jenis tanda yang meliputi: ikon, indeks, simbol. Sejak awal pemikirannya Pierce selalu konsisten dengan pencarian
46
tentang tanda itu sendiri dibagi triadically, sebagai monadik, diadik, atau triadic. Demikian juga tentang tanda dalam kaitannya dengan objeknya adalah dibagi triadically, dan begitu juga, apa itu dalam kaitannya dengan penafsir yang demikian dibagi. Setiap tanda akan menjadi milik masing-masing dari masingmasing tiga triad. Prinsip-prinsip Pierce mensyaratkan larangan terhadap kombinasi tanda, karena pada sampai tahapan berikutnya akan ditemukan karakter dari masing-masih tanda sesuai dengan posisinya. Seperi pernyataan Peirce sebagai berikut:40 The principles and analogies of Phenomenology enable us to describe, in a distant way, what the divisions of triadic relations must be. But until we have met with their different kinds a posteriori, and have in that way been led to recognize their importance, the a priori descriptions mean little; – not nothing at all, but little. Even after we seem to identify the varieties called for a priori with varieties which the experience of reflection leads us to think important, no slight labor is required to make sure that the divisions we have found a posteriori are precisely those that have been predicted a priori. In most cases, we find that they are not precisely identical, owing to the narrowness of our reflectional experience. It is only after much further arduous analysis that we are finally able to place in the system the conceptions to which experience has led us [(EP2:289) dalam Short, 2007: 207-208]. Prinsip-prinsip dan analogi dari Fenomenologi memungkinkan kita untuk menggambarkan, dengan cara yang luas, tentang tiap hubungan pada konseptriadic. Dalam kebanyakan kasus, kita menemukan bahwa penafsiran dari suatu simbol atau tanda tidak selalu sama/tepat atau mempunyai kemiripan pada tiap pengamat, hal itu bisa disebabkan oleh sempitnya pengalaman atau refleksi
40
Short ,T. L. 2007. Peirce’s Theory of Signs. New York: Cambridge University Press.
47
tiap pengamat/penelaah, sehingga bisa lahir variasi yang banyak. Namun setelah dilakukan analisa secara lebih jauh dan sulit kita akhirnya mampu menempatkan dalam sistem pada konsepsi yang bisa diterima masyarakat, terutama masyarakat akademik (meskipun seharusnya bisa masyarakat secara umum baik akademis, seniman, maupun masyarakat dari berbagai bidang profesi).
1.
Qualisign, Sinsign, Legisign A Qualisign is a quality which is a sign. It cannot actually act as a sign until it is embodied; but the embodiment has nothing to do with its character as a sign. A Sinsign (where the syllable sin is taken as meaning ‘being only once’, as in single, simple, Latin semel, etc.) is an actual existent thing or event which is a sign. It can be so only through its qualities; so that it involves a qualisign, or rather, several qualisigns. But these qualisigns are of a peculiar kind and only form a sign through being actually embodied. A Legisign is a law that is a sign. This law is usually established by men. Every conventional sign is a legisign. It is not a single object, but a general type which, it has been agreed, shall be significant. Every legisign signifies through an instance of its application, which may be termed a Replica of it. Thus, the word ‘the’ will usually occur from fifteen to twentyfive times on a page. It is in all these occurrences one and the same word, the same legisign. Each single instance is a replica. The replica is a sinsign. Thus, every legisign requires sinsigns. But these are not ordinary sinsigns, such as are peculiar occurrences that are regarded as significant. Nor would the replica be significant if it were not for the law which renders it so [(EP2:291) dalam Short,2007:209 ].
48
Qualisign adalah kualitas tanda. Hal ini tidak bisa benar-benar bertindak sebagai tanda sampai diwujudkan, tetapi perwujudan tidak ada hubungannya dengan karakter sebagai tanda. Qualisign merupakan sesuatu yang mempunyai kulalitas untuk menjadi tanda. Ia belum berfungsi sebagai tanda sampai ia terbentuk sebagai tanda. Qualisign dapat menjadi tanda bila Qualisign memperoleh bentuk. Saya contohkan warna pitih dapat menjadi tanda ketika berfungsi pada bendera putih, atau hati yang putih, seragam putih dan sebagainya. Warna putih pada awalnya adalah belum berfungsi sebagai tanda.
Sinsign adalah sesuatu yang sudah terbentuk tetapi belum berfungsi sebagai tanda. Misalnya bendera putih tidak berarti apa-apa ketika masih disimpan oleh tentara yang berperang, namun berfungsi sebagai tanda ketika dikibarkan di muka musuhnya. Sigsign dapat terbentuk dari beberapa qualisign.
Legisign adalah hukum yang merupakan tanda. Hukum yang dibentuk oleh para tokoh penentu kebijagan, atau yang berpengaruh di masyarakat. Tanda dalam bahasa tersusun berkat adanya tatabahasa. Setiap tanda konvensional adalah sebuah legisign. Ini bukan satu objek, tetapi tipe yang umum, telah disepakati, akan menjadi signifikan. Sehingga tanda bahasa yang merupakan legisign adalah bahasa yang merupakan kode yang disepakati oleh masyarakat (konvensi).
49
2.
Icon, Index, Symbol ‘An Icon is a sign which refers to the Object it denotes merely by virtue of characters of its own which it possesses, just the same, whether any such Object exists or not’ [ (EP2:291) dalam Short,2007:215]. Icon adalah sebuah tanda yang mengacu pada Obyek itu menunjukkan hanya berdasarkan karakter sendiri yang dimilikinya, sama saja, apakah ada seperti obyek ada atau tidak.
Peirce mendefinisikan indeks adalah: A sign . . . which refers to its object not so much because of any similarity . . . nor [by association] . . . as because it is in dynamical (including spatial) connection both with the individual object, on the one hand, and with the senses or the memory of the person for whom it serves as a sign, on the other [(2.305) dalam Short,2007:219]. Peirce mendefinisikan indeks adalah: Sebuah tanda. . . yang mengacu pada objeknya tidak begitu banyak karena kesamaan apapun. . . atau [oleh asosiasi]. . . seperti karena dalam dinamis (termasuk ruang) koneksi baik dengan objek individu, di satu sisi, dan dengan indra atau memori dari orang untuk siapa itu berfungsi sebagai tanda, di sisi lain.
A Symbol is a Representamen whose Representative character consists precisely in its being a rule that will determine its Interpretant. A Symbol is a sign which refers to the Object that it denotes by virtue of a law, usually an association of general ideas, which operates to cause the Symbol to be interpreted as referring to that Object [(EP2:292) dalam Short,2007:220].
50
Pradopo (1987) juga menyebutkan bahwa semiotik Pierce terdiri dari 3 karakter tanda: berdasarkan hubungan antara penanda dan petanda, ada tiga jenis tanda yang pokok yaitu ikon, indeks dan simbol. Ikon adalah tanda hubungan antara petanda dan penanda bersifat persamaan bentuk alamiah. Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan penanda dan petanda adalah hubungan alamiah yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat. Simbol adalah tanda yang hubungan petanda dan petanda tidak bersifat alamiah. Hubungan yang terjadi adalah semau-maunya, hubungan terjadi berdasarkan perjanjian (konvensi) dalam masyarakat. Sebuah sistem tanda yang utama yang menggunakan lambang adalah bahasa. Arti simbol ditentukan oleh perjanjian dalam masyarakat (Pradopo, 2007:121-122).41
Ketika kita menerapkan pemilahan tanda (ikon, indeks, simbol) dalam karya sastra akan banyak kita jumpai indeks dan simbolnya, karena karya sastra sangat erat dengan kreatifitas bahasa, yang merupakan dari pengembangan dari simbol-simbol yang telah ada, atau bahkan memberikan peluang pada setiap ikon-ikon yang telah ada untuk menjadi bermakna luas.
41
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
51
3.
Rheme, Dicisign, Argument Pada trikotomi ketiga ini Peirce bermaksud memperdalam atau
memperbaiki proposisi analisis atau argumen terdahulu. Trikotomi ketiga ini adalah yang paling benar-benar dieksplorasi oleh sebelumnya, namun memang banyak yang menganggap terlalu sulit atau samar ketika membaca penjelasan Pierce. Ketidakjelasan ini memiliki beberapa penyebab, salah satunya adalah kompleksitas dari topik. Dia berbicara bersamaan dengan sejumlah isu yang sulit, beberapa di antaranya tidak pernah sebelumnya telah dibahas. Beberapa di antaranya sekarang akrab bagi kita, seperti yang yang berkaitan dengan perbedaan antara hukuman dan pernyataan kemudian mana di antara salah satu dari mereka dan apa yang dinyatakan.
The term or rheme, whether it is an icon, index, or symbol, is simple in function: it functions like an icon, merely bringing something to one’s attention. The dicisign, by contrast, presents itself as indexically related to the object it portrays,10 and it has that doubleness of function, referring and portraying, even if it is quite simple in itself (Short,2007:233). Istilah Rheme secara sederhana berfungsi seperti ikon, namun membutuhkan pengamatan yang lebih mendalam dan perlu dilakukan penambahan penekanan). Dicisign menyajikan dirinya seperti indeks yaitu terkait dengan obyek itu menggambarkan tentang sebab akibat, namun kemungkinan penyebab suatu tanda bisa dipandang secara lebih luas.
Rheme adalah tanda yang tidak benar atau tidak salah, rheme merupakan tanda pengganti atau sederhana. Ia merupakan tanda kemungkinan
52
kualitatif yang menggambarkan semacam kemungkinan objek. Dicisign merupakan tanda yang mempunyai eksistensi yang aktual, maksudnya adalah tanda dapat memberikan informasi meski tidak menjelaska. Argument adalah sebuah tanda hukum yakni sebuah hukum yang menyatakan bahwa perjalanan premis untuk mencapai kesimpulan dan biasanya dapat menghasilkan sebuah kebenaran.
Menurut Peirce, semiotika itu dari tiga elemen utama. Teori dari Peirce disebut teori segitiga makna atau trilangle meaning,42 diantaranya : Gambar 2.4 Teori Segitiga Makna (Triangle of Meaning)43 Sign
Interpretant
Object
a. Sign (Tanda) Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain di luar tanda itu sendiri.
42
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta; Kencana, 2008, hal.265 43 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006
53
b. Objek (Acuan Tanda) Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. c. Interpretant (Pengguna Tanda) Adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tantang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Yang dikupas dari teori segitiga adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi44. Analisis ini bersifat subjektif. Periset seolah – olah ia memahami pemikiran subjek yang dirisetnya. Tentu saja periset harus menyertakan konteks sosial budaya, teori – teori, konsep – konsep, dan data – data untuk menjelaskan analisis dan interpretasinya45. Menurut Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something is some respect or capacity”46. Artinya, tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu yang lain dalam beberapa hal atau kapasitas. Tipologi tanda versi Charles Sander Peirce47
44
Ibid Ibid, hal 267 46 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hal. 41 47 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, Jakarta; Mitra Wacana Media, 2011, hal.14 45
54
Tabel 2.1 Jenis Tanda dan Cara Kerjanya48 Jenis Ditandai dengan
Contoh
Proses Kerja
Tanda -
Persamaan -
Ikon
Gambar, foto
(kesamaan)
-
Dilihat
-
Diperkirakan
-
Dipelajari
dan patung -
Kemiripan
-
Hubungan sebab
-
Asap Api
akibat
-
Gejala
Indeks -
Keterkaitan
-
Konvensi atau
penyakit -
Kata – kata
Symbol -
48
Ibid hal. 14
Kesepakatan Sosial
-
Isyarat