BAB II KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI MASSA, FILM DAN DAKWAH
2.1. Kaijan tentang Komunikasi Massa 2.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000: 1). Sebelum menuju pada pengertian komunikasi massa, terlebih dahulu mengetahui pengertian dari komunikasi itu sendiri. Secara etimologis atau menurut asal katanya, komunikasi dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Artinya sama, dalam arti sama makna, yaitu sama mengenai suatu hal (Onong Uchjana Effendy, 2004: 3-4). Definisi etimologis tentang komunikasi tersebut menurut A. Muis (2001: 31) adalah bahwa komunikasi menciptakan kehadiran atau keberadaan bersama, tetapi tidak harus saling melihat atau bertemu. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia (Onong Uchjana, 2004: 4). Komunikasi merupakan interaksi yang bersifat multideminsional. Yaitu berkaitan dengan dimensi dan karakter komunikator, pesan yang akan disampaikan, media yang dipergunakan,
16
17
komunikan menjadi sasarannya, dan dampak yang ditimbulkannya (Rosadi Ruslan, 2001: 89). Proses penyebaran pesan untuk mendapatkan kesamaan makna merupakan sebuah komunikasi. Komunikasi bisa terjadi pada diri sendiri, dengan dua orang, dengan sekelompok orang, banyak orang dan tak terhingganya (jumlah banyak) orang yang diajak untuk berkomunikasi (komunikasi massa). Komunikasi massa mempunyai pengertian sebagai bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak , bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu (Elvinaro dan Lukiati, 2004: 3). Sedangkan jalaluddin Rakhmat (1994: 50) komunikasi massa adalah
komunikasi
yang
ditujukan
kepada
sejumlah
khalayak
yang
tersebar,heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik. Komunikasi massa dapat dilakukan bila memiliki ciri-ciri yaitu: komunikator terlembagakan, pesan bersifat umum, komunikan heterogen, adanya keserempakan, mengutamakan isi dari pada hubungan, bersifat satu arah, umpan balik tertunda dan stimulasi alat indra “terbatas” (Elvinaro dan Lukiati, 2004: 712). 2.1.2. Unsur-Unsur Komunikasi Massa Melakukan komunikasi massa agar efektif harus melengkapi unsur-unsur untuk mendukung prosesnya. Komunikasi massa memiliki unsur-unsur, pesan (message), saluran (channel) dan penerima (receiver) serta efek. Menurut Harold D. Lasswel dalam Wiryanto (2000: 3-9), guna memahami komunikasi massa, kita
18
harus mengerti unsur-unsur itu yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect? a. Unsur Who (sumber atau komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan filitas lembaga atau organisasi. Yang di maksud dengan lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, stasion radio atau televisi, studio film, penerbit buku atau majalah. b. Unsur says What (pesan) Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audiens yang sangat banyak jumlahnya. Menurut Onong Ucjana (2004: 53) pesan-pesan yang sampai pada khalayak adalah hasil kerja kolektif. Karena itu, berhasil tidaknya komunikasi massa ditentukan oleh berbagai factor uyang terdapat di dalam organisasi mecia massa. c. Unsur in whit channel (saluran atau media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan komunikasi. Tanpa saluran ini pesan-pesan tidak dapat menyebar secara cepat, luas, dan simultan. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi dan internet. Menurut Elvinaro dan lukiati (2000: 39) media yang maksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak, serentak dan banyak.
19
d. Unsur to whom (penerima atau mas audience) Unsur ini menyangkut sasaran-sasaran komunikasi massa, seperti perorangan yang membaca surat kabar, nonton film dan sebagainya. e. Unsur whit what effect ( unsur efek atau akibat) Efek adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audiens sebagai keterpaan pesan-pesan media. Menurut Donald K. Robert dalam Elvinaro dan Lukiati (2002: 48) mengungkapkan, efek adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. 2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi
massa
menjadi
aktivitas
manusia
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Fungsi komunikasi massa menurut Dominik dikutip oleh Elvinaro dan Lukiati, 2004: 15-20), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), lingkage (keterkaiatan) transmission of values (penyebaran nilai)dan entertainment (hiburan) a. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa adala menyampaikan atau penyebaran informasi peringatan informasi berupa ancaman dan bahaya atau memiliki kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Jalaluddin Rakhmat (1985: 11), supaya informasi tersedia bagi masyarakat, peringatan-peringatan melalui komunikasi massa harus memiliki fungsi tambahan yaitu untuk menunjang perasaan egaliterianisme (merasa sama dengan orang Lain) di dalam masyarakat – setiap orang harus memilki peluang yang sama untuk lolos dari bahaya.
20
b. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Msdia massa tidak hanya memasok fakta dan data, tapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Organisasi atau media massa atau industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang ditayangkan. c. Linkage (pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepantingan dan minat yang sama tentang sesuatu. d. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fumgsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu pada cara, di mana invidu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. e. Entertainment (Hiburan) Fungsi hiburan memiliki tujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak. Fungsi komunikasi massa diatas, terdapat tambahan dari Onong Uchjana Effendi (1992: 54), yaitu fungsi pendidikan. Melakukan komunikasi massa agar memiliki fungsi dan tidak disfungsi, harus dilakukan dengan cermat dengan mempelajari dan memahami semua unsur yang mendukung komunikasi massa. 2.1.4. Efek Komunikasi Massa Toto Tasmara (1997: 9) menyebutkan efek ialah bagaimana dari komunikasi yang dilancarkan tersebut, diterima atau tolak, adakah perubahan
21
sikap dari komunikan. Sedangkan menurut Elvinaro Ardianto dan Lukiati (2004, 48-56) efek komunikasi massa adalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa. Efek komunikasi massa ada yang positif dan ada yang negatif. Efek yang positif menimbulkan keadaan yang baik bagi masyarakat, tapi efek yang negatif akan menimbulkan keadaan kacau bagi masyarakat. Efek negati muncul karena media massa berhadapan dengan masyarakar heterogen: identitas etnis, agama, usia dan sebagainya. Lambang-lambang (bahasa) yang digunakan baik yang verbal maupun nonverbal, visual maupun audiovisual ketika menerpa masyarakat, sering menimbulkan salah pengertian bahasa mereka berbeda-berbeda.Menurut. Muncul efek pada komunikasi massa karena pesannya menerpa khalayak, efek tersebut yaitu : a. Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya. Khalayak media massa dapat mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. b. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih banyak dari pada efek kognitif. Menurut Onong Uchjana (2004: 7) di sini tujuan komunikator bukan sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu , sedih, gembira dan sebagainya.
22
c. Efek Behaviori Efek behavioris merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan (Elvinaro dan Lukiati 2004: 52-56). 2.2. Tinjauan Umum Tentang Flim 2.2.1. Pengertian Film Film adalah gambar hidup, hasil dari seenggok seluloid, yang diputar dengan
mempergunakan
proyektor
dan
ditembakkan
ke
layar,
yang
dipertunjukkan di gedung bioskop (Gatot Prakoso, 1997: 8). Masih menurut Gatot Prakoso (1997: 8-9) Film memiliki unsur yaitu gerak itu sendiri. Gerak intermiten proyektor, gerak yang mekanismenya dalam mengelabuhi mata manusia, memberikan kesan bergerak dari obyek diam dalam seluloid. Perubahan gerak itu bisa dari berupa metamorfosis, dari suatu bentuk yang membentuk hasil final yang mungkin berupa interval panjang, yang akhirnya menjadi kesatuan yang utuh, antara perubahan bentuk pertama hingga akhir film, maka akan menjadi sesuatu yang bermakna. Sedangkan isi dari film akan berkembang kalau sarat dengan pengertian-pengertian, atau simbol-simbol, dan berasosiasikan suatu pengertian serta mempunyai konteks dengan lingkungan yang menerimannya, dan film yang banyak mempergunakan simbol, tanda dan icon akan menantang penerimanya, untuk semakin berusaha mencernakan makna dan hakekat dari film itu.
23
2.2.2. Sejarah Film Pada tanggal 28 Desember 1895 untuk pertama kalinya dalam sejarah perfilman, sebuah film cerita dipertunjukkan di depan umum. Film ini dibuat oleh Lumiere bersaudara, investor terkenal asal Perancis dan pelopor industri perfilman. Tempat pemutaran film itu adalah di Grand Cafe di Boulevard des Capucines, Paris. Sekitar 30 orang datang dengan dibayar untuk menonton filmfilm pendek yang mempertunjukkan kehidupan warga Perancis. Judul film karya mereka adalah “Workers Leaving the Lumiere Factory.” Pemutaran film ini di Grand Cafe menandai lahirnya industri perfilman (http://www.irib.ir/worldservice /melayuRADIO/kal_sejarah/masehi/desember/28desember.htm) Film karya Edwin S. Porter yang berjudul "the Great Train Robbery". Pada tahun 1902 Film tersebut diputar didepan publik Amerika, yang mempunyai waktu putar 11 menit. Film tersebut sebagai pertama yang diputar yang mendapat pengakuan dari banyak orang (Onong Uchjana Effendi, 1993:126). Perkembangan film seiring dengan perkembangan teknologi, mulai dari film bisu hitam putih sampai film hitam putih bersuara pada akhir tahun 1920 an dan film warna pada tahun 1930 an. Pada awalnya film hanya sebagai tiruan mekanisme dari realita atau sarana untuk memproduksi karya seni pertunjukan lainya seperti teater. Film dianggap sebagai karya seni setelah melalui pencapaianpencapaian dalam sejarah perfilman dengan pembuat-pembuat film seperti George Melies (Prancis) Edwin S. Porter dan DW Griffith (Amerika). Dan dalam kurun waktu berikutnya lahir gerakan-gerakan film seni secara mengglobal di Prancis, Jerman, Swedia (http://endonesa.net/news.phpcod=78
24
Konsep pertunjukan film yang diproyeksikan ke dalam ruang gelap mulai menyebar ke seleluruh dunia. Hal ini diperkuat dengan lahirnya seniman-seniman film dari berbagai negara sebut saja Akira Kurosawa (Jepang), John Frod (Amerika), Usmar Ismail (Indonesia), dll (http://endonesa.net/news.php?cod=78). Sedangkan perfilman di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul Ladi Van Java yan diproduksi di bandung pada Tahun 1926 oleh david. Pada tahun 1927/1928 Krueger Corporation memproduksi film Eulis Atjih, dan sampai pada tahun 1930, masyarakat disuguhi flm Lutung Kasarung, Si Comat dan Pareh (Elvinaro dan Lukiati, 2004: 135). 2.2.3. Jenis-jenis Film Perkembangan film sampai saat ini mempunyai beberapa jenis, diantaranya sebagai berikut: 1.
Film Cerita Adalah film yang didalamnya terdapat atau dibangun dengan sebuah cerita. Film cerita mempunyai waktu penayangan yang berbeda-berbeda, lebih jelasnya yaitu: pertama, film cerita pendek, film ini berdurasi dibawah 60 menit. Film cerita pendek diproduksi oleh mahasiswa perfilmn dan pembuat film yang ingin melihat kualitas dari film. Kedua, film cerita panjang yaitu film yang berdurasi lebih dari 60 menit. Bahkan ada film yang berdurasi samapai 120 menit, misalnya film India (Heru Effendi, 2002:13)Film Berita Film cerita dari hasil realita maupun imajinasi sangat membantu publik untuk melihat peristiwa yang sedang terjadi. Menginformasikan film
25
cerita memiliki waktu kecepatan dari gedung bioskop, lebih cepat dengan televisi. 2.
Film Berita Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Film berita sangat membantu publik untuk melihat peristiwa yang sedang terjadi. Menginformasikan film berita waktu kecepatan dari gedung bioskop, lebih cepat dengan televisi.
3.
Film Dokumenter Yaitu sebuah film yang menggambarkan kejadian nyata, kehidupan dari seseorang, suatu periode dalam kurun sejarah, atau barangkali sebuah rekaman dari suatu cara hidup makhluk documenter berbentuk rangkuman perekaman fotografi berdasakan kejadian nyata dan akurat (Gatot Prakoso, 1997:15) Menurut Onong (2000: 214) titik berat pda film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi. Beddanya dengan film berita adalah bahwa film berita harus mengenai sesuatu yang mempunyai nilai nilai berita (news value) untuk di hidangkan pada penonton apa adanya dan dalam waktu yang sangat tergesa-gesa. Karena itu mutunya sering tidak mwmuaskan. Sedang untuk membuat dokumente dapat dilakukan dengan peminkiran dan perencanan yang matang.
4.
Film Kartun
26
Film kartun adalah film yang menghidupkan gambar-gambar yang telah dilukis. Tokoh dari film kartu diambil dari tokoh kartun. Dalam pembuatan film kartun yang terpenting adalah seni lukis. Pada tahun 1908 film kartun pertama kali diperkenlakan oleh Emile Cold dari Perancis. Sedangkan sekarang pemutaran film-film kartun banyak didominasi oleh amerika dengan tokoh-tokoh kartun yang terkenal yaitu Mickei Mouse dan Donald Duck. Beberapa jenis film diatas merupakan perkembangan yang luar biasa dalam seni drama yang memasuki dunia perfilmn yang semakin mengalami kemajuan. Semakin maju peradaban dunia maka semakin dekat untuk mengenal Tuhannya. Film yang sarat dengan simbol-simbol, tanda-tanda, atau icon-icon akan cenderung menjadi film yang penuh tafsir. Ia justru akan merangsang timbulnya motivasi untuk mengenal suatu inovasi. Sesuatu yang inovatif, sidfat aprisiasinya juga tinggi, dengan demikian menawarkan pengetahuan yang mungkin baru, atau seuatu yang sifatnya mengingatkan kembali pada pada sesuatu yang pengetahuan yang telah dikenal sebelumnya.hlm12. Film memiliki kemajuan
secara teknis, tapi
mekanis saja. Ada jiwa dan nuansa didalamnya cerita
dan
skenario
yang
memikat
/news/articles/2004/index.php?id=1100638670).
film tidak hanya
yang dihidupkan oleh
(http://www.layarperak.com Sebuah
film
berurusan
dengan gambaran eksternal, visual, dan auditorial dan konflik-konflik internal. Ibarat sebuah bangunan, aksi dan gerakan menjadi batu utama bagi
27
pondasi film (Ibnu Setiawan,2003:59). Film yang mengedepankan hasil dalam pemasaran atau komersial akan selalu mengikuti selera pasar, meskipun sebuah film adalah merealisasikannya.
28
Manusia di saat melakukan komunikasi mendapatkan tantangan yang sangat berat ketika berhadapan dengan komunikan yang banyak dalam prosesnya, maka kebutuhan keserempakan, kecepatan dan kesamaan dalam penyampaian pesan komunikasi sangat di perhitungkan dalam prosesnya. Kemudian manusia melengkapi
hal-hal
yang
mendukung
proses
komunikasi
dan
dalam
perkembangannya lahir apa yang dinamakan komunikasi massa. Komunikasi massa
merupakan suatu tipe komunikasi yang berbeda dengan komunikasi
lainnya: komunikasi antarpersona dan komunkasi kelompok. Ketika komunikasi massa lahir, bersamaan dengan terdapatnya sebuah alat mekanik untuk memperbanyak pesan-pesan komunikasi. Pesan-pesan komunikasi massa akan dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan jumlah banyak, maka dalam prosesnya memerlukan media dan salah satunya adalah film. Film mempunyai fungsi sebagai media massa memiliki kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan mempunyai sasaran yang beragam dari agama, etnis, status, umur dan tempat tinggal. Hal tersebut sekaligus memerlukan komunikasi massa, untuk menyusun strategi agar pesan-pesannya dapat mencapai sasaran dengan jumlah yang besar. Maka dari sini komunikasi massa mempunyai hubungan yang erat dengan film dalm penerpaan pesan pada khalayak. Menurut Jalaluddin Rakhmat, ada lima langkah yang dibutuhkan untuk menyusun dan menyampaikan suatu pesan. Kelima hal tersebut adalah perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi dan tindakan. Bila ingin mempengaruhi orang lain rebut dahulu perhatiannya. Dselanjutnya bangkitkan kebutuhannya, berikan
29
petunjuk cara memuaskan kebutuhan tersebut, gambarkan dalam pikirannya mengenai keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh bila menerapkan pesan tersebut, dan akhirnya ia akan terdorong untuk bertindak. Memenuhi kelima hal tersebut , sangat mudah bagi media film di satu sisi dan di sisi lain media film memberikan ruang yang luas bagi kreativitas komunikator untuk tercapainya komunikasi massa yang efektif dan efisien. 2.3. Kajian tentang Dakwah 2.3.1. Pengertian Dakwah Islam adalah agama dakwah, maksudnya sebagai risalah dari Allah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengajak kepada seluruh umat manusia. Kata dakwah, dalam Ilmu Tata Bahasa Arab, kata dakwah berbentuk sebagai isim masdar. Kata ini berasal dari fi’il (kata kerja)
ﻳﺪ ﻋﻮ, دﻋﺎArtinya
memanggil, mengajak, dan menyeru (Asmuni Syukir, 1989:17) Term dakwah apabila dirujuk dalam Al-Qur’an diantaranya adalah: 1. Al-Qur'an Surat Yunus: 25
ﺘﻘِﻴ ٍﻢﺴ ﻣ ﻁ ٍ ﺍﺻﺮ ِ ﺎ ُﺀ ِﺇﻟﹶﻰﻳﺸ ﻦ ﻣ ﻬﺪِﻱ ﻳﻭ ﺴﻠﹶﺎ ِﻡ ﺍ ِﺭ ﺍﻟﻮ ِﺇﻟﹶﻰ ﺩﺪﻋ ﻳ ﺍﻟﻠﱠﻪﻭ Artinya : Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). 2. Al-Qur’an Surat An-Nahl : 125
ﺴﻦ ﺣ ﻲ ﹶﺃ ﻢ ﺑِﺎﱠﻟﺘِﻲ ِﻫ ﻬ ﺎ ِﺩﹾﻟﻭﺟ ﻨ ِﺔﺴ ﺤ ﻮ ِﻋ ﹶﻈ ِﺔ ﺍﹾﻟ ﻤ ﺍﹾﻟﻤ ِﺔ ﻭ ﺤ ﹾﻜ ِ ﻚ ﺑِﺎﹾﻟ ﺑﺭ ﺳﺒِﻴ ِﻞ ﻉ ِﺇﻟﹶﻰ ﺩ ﺍ ﻦ ﺘﺪِﻳﻬ ﻤ ﺑِﺎﹾﻟﻋﹶﻠﻢ ﻮ ﹶﺃ ﻭﻫ ﺳﺒِﻴِﻠ ِﻪ ﻦ ﻋ ﺿﻞﱠ ﻦ ﻤ ِﺑﻋﹶﻠﻢ ﻮ ﹶﺃ ﻚ ﻫ ﺑﺭ ِﺇﻥﱠ
30
Artinya; “ Serulah manusia kepada jalan Tuhan dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik” 3. Al-Qur’an Surat Ali Imran: 104
ﻋ ِﻦ ﻮ ﹶﻥ ﻬ ﻨﻳﻭ ﻑ ِ ﻭﻌﺮ ﻤ ﻭ ﹶﻥ ﺑِﺎﹾﻟﻣﺮ ﻳ ﹾﺄﻭ ﻴ ِﺮﺨ ﻮ ﹶﻥ ِﺇﻟﹶﻰ ﺍﹾﻟﺪﻋ ﻳ ﻣ ﹲﺔ ﻢ ﹸﺃ ﻨ ﹸﻜﻦ ِﻣ ﺘ ﹸﻜﻭﹾﻟ ﻮ ﹶﻥﻤ ﹾﻔِﻠﺤ ﻢ ﺍﹾﻟ ﻫ ﻚ ﻭﺃﹸﻭﹶﻟِﺌ ﻨ ﹶﻜ ِﺮﺍﹾﻟﻤ Artinya; “dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Depag, 1985: 93) Term dakwah apabila dilihat dari istilah terdapat beberapa definisi, diantaranya yaitu: Menurut Syeikh Ali Makhfuz (195 2, 17) dakwah adalah: mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sedangkan Prof. Dr. Abu Bakar Aceh (1971) dakwah adalah perintah mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat yang baik. Selanjutnya Prof. H. M. Arifin M. Ed. (1977, 17) dakwah adalah sesuatu kegiatan ajakan baik lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individual maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran sikap, penghayatan serta pengamalan ajaran agama sebagai pesan (message) yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur paksaan (Totok Jumantoro, 2001: 17-18)
31
Melihat beberapa difinisi diatas, maka dakwah berarti suatu aktifitas dengan cara yang baik berupa membumikan ajaran Islam untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, tanpa adanya unsur paksaan. 2.1.2. Dasar Hukum Dakwah Dakwah memiliki dasar hukum, yaitu: Al-Qur’an dan Hadits. Dua sumber tersebut terdapat dalil yang memiliki tafsiran sebagai perintah untuk berdakwah. Perintah Allah SWT. agar manusia berdakwah, pertama kali diberikan kepada Rasul-Nya. Para rasul Allah Swt. mendapat perintah untuk berdakwah, terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 67:
.ﺘﻪﺎﹶﻟﺖ ِﺭﺳ ﻐ ﺑﻠﱠ ﺎﻌ ﹾﻞ ﹶﻓﻤ ﺗ ﹾﻔ ﻢ ﻭِﺇ ﹾﻥ ﹶﻟ ﻚ ﺑﺭ ﻦ ﻚ ِﻣ ﻴﻧ ِﺰ ﹶﻝ ِﺇﹶﻟﺎ ﺃﹸﺑﱢﻠ ﹾﻎ ﻣ ﻮ ﹸﻝﺮﺳ ﺎ ﺍﻟﺎﹶﺃﱡﻳﻬﻳ Artinya : “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Perintah dakwah dalam perkembangannya diberikan kepada seluruh umat Islam. perintah tersebut terdapat dalam hadis:
ﻓﺎﻥ ﱂ ﻳﺴﺘﻄﻊ, ﻓﺎﻥ ﱂ ﻳﺴﺘﻄﻊ ﻓﺒﻠﺴﺎﻧﻪ,ﻣﻦ ﺭﺃﻯ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻨﻜﺮ ﺍﻓﻠﻴﻐﲑﻩ ﺑﻴﺪﻩ ﻭﺫﻟﻚ ﺃﺿﻌﻒ ﺍﻻﳝﺎﻥ,ﻓﺒﻘﻠﺒﻪ Artinya: “barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila tidak mampu (mencegah dengan tangan) maka hendaklah ia merubah dengan lisannya, dan apabila (dengan lisan) tidak mampu maka hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itu selemah – lemah iman”. (Imam nawawi, 1999: 421)
32
2.1.3. Unsur-unsur Dakwah Dakwah memiliki bebrapa unsure, yaitu sebagai berikut: a. Subjek dakwah b. Materi dakwah c. Metode dakwah d. Media dakwah e. Obyek dakwah(Wardi Bachtiar, 1997:32) 1. Subyek Yang dimaksud dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Dai dalam aktifitas dakwah dilakukan secara individu maupun secara bersama-sama dengan organisasi dakwah. Sesuai dengan pengertian dakwah yang menyangkut bidang-bidang yang demikian luas, maka aktifitas dakwah pada masa kini dan masa yang akan datang membutuhkan penanganan yang lebih cermat dan perhatian yang lebih serius sesuai dengan perkembangan zaman yang banyak diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (M. Aminuddin Sanwar, : 42). Sedangkan yang berperan sebagai dai atau mubaligh dalam berdawah dibagi menjadi dua yaitu: -
Secara umum adalah setiap muslim/muslimat yang mukallaf (dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu yang melekat tidak terpisahkan dari missionnya sebagai penganut Islam.
33
-
Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus (mutakhasis) dalam bidang agama Islam yang dikenal dengan panggilan ulama (Toto Tasmara1987: 41-42). Adapun umtuk mematangkan pemahaman dan ilmu, maka para dai harus senantiasa belajar dan membaca. Yusus Al-Qardhawi menyebutkan enam macam ilmu dan tsaqafah yang harus dipelajari dan dikuasai oleh setiap dai, yaitu: ilmu-ilmu syariah, ilmu sejarah, ilmu bahasa, ilmu sosial, ilmu sains dan teknologi dan masalah-masalah yang dengan informasi dan berita atau masalah-maslah realita (Syaikh Abdurrahman 2002: 13).
2. Obyek dakwah Obyek atau penerima dakwah terdiri dari seluruh umat manusia yang berumur sejak lahir sampai umur tak terbatas yang beragama maupun belum beragama. Dengan mad’u seluruh umat manusia tanpa terkecuali, maka da’i ketika ingin memberikan pesan dakwah harus lebih dahulu menguasai tema yang akan dibahas untuk disampaikan pada mad’u. Pesan dakwah harus efektif dan efisien dengan menyentuh persoalan-persoalan yang melingkupi umat manusia, lebih-lebih pada era globalisasi saat ini. Melihat sasaran dakwah yang begitu luas sementara perkembangan teknologi begitu pesatnya, maka dalam menjalankan dakwah perlu menggunakan media yang sesuai dengan kelompok sasaran. Klasifikasinya ditinjau dari umur, status sosial, tingkat pendidikan, dan kebutuhan kelompok sasaran itu sendiri (Sahal Mahfudh, 2004 : 103)
34
3. Metode Dakwah Metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang dai untuk menyampaikan materi dakwah yaitu Al-Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah (Wardi Bachtiar,1997:34) Keberhasilan atau kegagalan dakwah bergantung dari bagaimana memakai metode yang tetap. Dakwah harus mencocokkan metode dengan mad'u yang akan dijadikan sasaran. Ada beberapa metode yang telah digunakan oleh dai pertama Nabi Muhammad SAW, maupun penerusnya pada zaman sekarang, menurut Dzikron Abdullah (1998: 19) metode dakwah terdiri dari, yaitu: a. Metode ceramah Yaitu suatu teknik atau metode dakwah yang banyak diwarnai karekteristik bicara oleh dai (mubaligh) pada suatu aktifitas dakwah. b. Metode tanya jawab Yaitu penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya untuk menyatakan suatu masalah yang dirasa belum di mengerti dan subyek fungsinya sebagai penjawab (Asep Muhyiddin, A. Ahmad Safei, 2002:95) c. Metode debat (mujadalah) Yaitu mempertahankan pendapat dan ideologinya agar pendapat dan ideologinya itu diakui kebenaran dan kehebatannya oleh musuh.
35
d. Metode pendidikan dan pengajaran agama. Yaitu metode yang pada dasarnya membina dan (melestarikan) fitrah anak yang dibawa sejak lahir, yakni fitrah beragama(perasaan ber-Tuhan) e. Metode infiltrasi (sisipan) Yaitu metode daakwah yang dilaksanakan dengan menyisipkan pesan-pesan dakwah melalui kegiatan diluar aktivitas dakwah (Dzikron Abdullah, 1998: 19) Dakwah memasuki abad informasi saat ini dengan melihat mad'u dari desa kecil sampai desa dunia, memerlukan penanganan yang serius dalam prosesnya. Unsur-unsur dan hal-hal yang berkaitan dengan dakwah harus dikuasai dengan srtategi yang tepat, sehingga proses dakwah dapat berjalan lebih efektif. Penyampaian dakwah ditekankan dengan cara yang lebih baik, cara penuh kasih sayang (cinta), tidak muncul dari rasa kebencian atau dengan marah dan menakut-nakuti. Karena, hakekat dakwah adalah bagaimana mengarah dan membimbing manusia manusia dalam menemukan dan menyadari fitrahnya sehingga sasaran utamannya adalah jiwa nurani sebagai mata hatinya (Asep Muhyiddin, A. Ahmad Safei, 2002:74 4. Materi Dakwah Materi dakwah adalah pesan dakwah yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits, yaitu meliputi : aqidah, syariah dan akhlak.
36
a. Masalah Akidah Aqidah secara etimologis adalah ikatan, sangkutan. Dalam pengertian teknisnya iman atau keyakinan. Karena itu aqidah Islam ditautkan dengan rukun iman yang menjadi azas seluruh ajaran Islam. b. Masalah Syariah Syariah bermakna asal syariat adalah jalan lain ke sumber air. Istilah syariah berasal dari kata syari’ yang berarti jalan yang harus dilalui setiap muslim. Dalam pengertian sehari-hari syariah diartikan sebagai hukum. Karena itu syariah sebagai hukum atau peraturan-peraturan, lahir dengan sumber dari wahyu mengenai tingkah laku manusia. Syariah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan, sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. seperti hukum warisan, berumah tangga, jual beli, kepemimpinan,dan silaturrahmi. c. Masalah Akhlak Akhlak adalah bentuk jamak dari khuluk yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabia. Akhlak bisa berarti positif dan bisa pula negatif. Yang termasuk positif adalah akhlak yang sifatnya benar, amanah sabar dan sifat baik lainnya, dengan disebut sebagai akhlak mahmudah. Sedang yang negatif adalah akhlak yang sifatnya buruk, seperti sombong, dendam, dengki dan khianat, dengan disebut sebagai akhlak madmumah
37
Materi dakwah yang disampaikan oleh dai harus cocok dengan bidang keahliannya. Materi juga harus cocok dengan dengan metode media serta obyek dakwahnya (Wardi Bakhtiar, 1997:34). 5. Media Dakwah Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyampiakan materi dakwah (Wardi Bachtiar, 1997:35), alat-alat tersebut antara lain adalah: a. Dakwah melalui saluran lisan. Maksudnya adalah dakwah secara langsung dimana dai menyampaikan ajakan dakwahnya kepada mad’u. Contohnya dakwah dengan ceramah atau diskusi b. Dakwah melaui saluran tertulis. Maksudnya adalah kegiatan dakwah yang dilakukan melalui tulisan-tulisan, seperti dakwah dengan membuat buku bacaan, surat kabar dan artikel c. Dakwah melalui alat-alat audial Alat-alat audial adalah alat-alat yang dapat dinikmati melalui dengan melalui indera pendengaran. Semua alat yang dapat dipakai dan dapat dinikmati dengan pendengaran, diantaranya: radio, casset tape recorder. d. Dakwah melalui alat-alat audio visual Audio visual adalah pelatan untuk menyampaikan pesan dakwah yang dapat dinikmati dengan pendengaran dan penglihatan. Diantara alat-alat audio visual yaitu: TV, seni drama, film dan lain sebagainya. Jadi kegiatan dakwah melalui media audio visual yaitu berupa penerpaan materi dakwah yang ditijukan kepada mad’u tanpa langsung bertatap muka.
38
e. Dakwah melalui keteladanan Maksudnya adalah dakwah dengan memberi contoh dari pesan yang telah disampaikan. Dakwah memasuki abad informasi saat ini dengan melihat mad'u dari desa kecil sampai desa dunia, memerlukan penanganan yang serius dalam prosesnya. Unsur-unsur dan hal-hal yang berkaitan dengan dakwah harus dikuasai dengan srtategi yang tepat, sehingga proses dakwah dapat berjalan efektif. Penyampaian dakwah ditekankan dengan cara yang lebih baik, cara penuh kasih sayang (cinta), tidak muncul dari rasa kebencian atau dengan marah dan menakut-nakuti. Karena, hakekat dakwah adalah bagaimana mengarahkan dan membimbing manusia dalam menemukan dan menyadari fitrahnya sehingga sasaran utamannya adalah jiwa nurani sebagai mata hatinya (Asep Muhyiddin, A. Ahmad Safei, 2002:74) Di samping itu konsep dan strategi dakwah harus diarahkan pada pemecahan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat di lapangan. Dakwah dalam pemecahan masalah diharapkan menghasilkan tiga kondisi 1. Tumbuhnya kepercayaan dan kemandirian umat serta masyarakat sehingga berkembang sikap optimis; 2. Tumbuhnya kepercayaan terhadap kegiatan dakwah guna mencapai tujuan kehidupan yang lebih ideal. 3. Berkembangnya
suatu
kondisi
sosio-ekonomi-iptek
sebagai
landasan
peningkatan kualitas hidup, atau peningkatan kualitas sumber daya umat A(Asep Muhyiddin, Agus Ahmad Safei, 2002:40-41)
39