BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Menurut Tan dan Wright, dalam Liliweri (1991) adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak , bertempat tinggal yang jauh (terpencar) , sangat heterogen , dan menimbulkan efek tertentu.10 Menurut Joseph A. DeVito komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakanya. 11 Menurut Rakhmat (1999) komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. 12 Salah satu definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner (1980) yang menyebutkan, “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah
10 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala Erdinaya , 2005 , Komunikasi Massa Suatu Pengantar , Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, hal 3 11 Ibid, hal 6 1212 Ibid, hal 7
8
9
besar orang)”.13 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang harus menggunakan media massa yakni surat kabar dan majalah, keduanya disebut sebagai media cetak; radio dan televisi, yang disebut sebagai media elektronik; dan media film. Jadi, komunikasi massa secara sederhana dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang menggunakan media massa sebagai salurannya, baik media cetak maupun elektronik, yang disampaikan atau didistribusikan kepada khalayak luas yang anonim dan heterogen.
2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Menurut Joseph R. Dominick dalam bukunya “The Dynamics of Mass Communication”, fungsi komunikasi massa dapat dibagi menjadi lima, yaitu:14 a. Pengawasan (surveillance) Fungsi ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: 1) Pengawasan peringatan (warning or beware surveillance) Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai bencana alam, krisis ekonomi, ancaman terhadap negara, dan sebagainya. 2) Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance) Pengawasan jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari.Contohnya 13
Jalaluddin Rakhmat, 1998 , Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, hal 188 14 Joseph R. Dominick, The Dynamics of Mass Communication, FirstEdition, Random House, New York, 1983, hal 34-48
10
berita tentang film-film di bioskop, harga kebutuhan pokok, dan sebagainya. b. Interpretasi (interpretation) Fungsi ini erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contohnya seperti komentar radio atau siaran televisi, rencana surat kabar, dan sebagainya. c. Hubungan (linkage) Media massa mampu menghubungkan unsur-unsur yang terdapat di dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan. d. Sosialisasi Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton
maka
seseorang
mempelajari
berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.
bagaimana
khalayak
11
e. Hiburan Tampak jelas pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya seperti surat kabar dan majalah memiliki rubrik hiburan seperti cerita pendek, cerita panjang, dan cerita bergambar. 2.1.3 Karakteristik Komunikasi massa Komunikasi massa menurut Dennis Mcquail (1997) dalam sosiologi Komunikasi Massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Biasanya membutuhkan organisasi formal yang kompleks untuk operasionalnya. Produksi surat kabar, atau penyiaran televisi menyangkut penggunaan sumber modal dan kemudian pengendalian keuangan
juga
memerlukan
pengembangan
personil
yang
berketerampilan tinggi. 2. Lalu manajemen penerimaan dan penerapan pengawasan normative dan
untuk
itu,
suatu
mekanisme
akuntabilitas
atau
pertanggungjawaban terhadap otoritas eksternal dan khalayak yang dilayani. 3. Komunikasi massa ditujukan pada khalayak yang luas. Hal ini merupakan lanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksudkan untuk produksi massa dan diseminasi yang luas serta ekonomi komunikasi massa. Ukuran yang pasti dari khalayak atau kelompok pembaca yang menumbuhkan komunikasi massa tidak dapat diterapkan, tetapi luas secara teater atau ceramah dan luas dengan hubungan komunikasi. Keluasan ini bukan saja merupakan suatu dimensi sosiopsikologis,
12
tetapi juga berkaitan dengan kecendrungan kearah standarisasi dan stereotifikasi dalam media. 4. Komunikasi massa bersifat public, dalam arti isinya terbuka bagi semua orang dan distribusinya relati tak berstruktur serta bersifat informal. 5. Komposisi khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Menurut Wirth (1948), massa terdiri dari anggota yang heterogen dalam arti meliputi orang yang hidup dengan kondisi berbeda dengan budaya yang beraneka ragam, datang dari strata masyarakat yang bervariasi mempunyai pekerjaan yang berbeda pula. 6.
Berbeda sehingga mempunyai minat standar hidup tingkat prestice, kekuasaan, dan pengaruh yang berbeda pula.
7. Media massa dapat melakukan kontak yang stimultan dengan orang dalam jumlah yang besar dan jauh dari sumber, serta arah terpisahpisah satu sama lain. 8. Dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dengan khalayak adalah bersifat impersonal, karena khalayak yang anonym dituju oleh komunikator yang dikenal hanya dalam peranan publiknya (public role) komunikator. 9. Khalayak komunikasi massa merupakan suatu kolektivitas yang merupakan keunikan masyarakat modern dengan beberapa sifat yang distinktif.15
15
Zulkarnain Nasution, 1993 , Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta , Universitas terbuka, hal 7
13
Sesungguhnya setiap jenis media massa memiliki karakteristik baik secara fisik maupun dampak yang diakibatkanya. Karena penelitian yang dilakukan adalah dampak dari media massa televisi secara fisik, yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Media televisi adalah media elektronik. Medium televisi bekerja secara elektris.Bermula dari sinar yang dikenakan pada obyek/benda, terbentuklah sinar pantul. Sinar pantul dilewatkn dengan system lensa sehingga terbentuklah gambar proyeksi (gejala sinar) diubah menjadi signal listrik/gelombang elektromagnetik (gejala listrik) melalui pendekatan photo elektrik cell. Signal listrik dipancarkan dan kemudian diterima oleh system antenna dan diteruska ke cathoderay tube (SCTV) yang ada di dalam pesawat televise dan dalam SCTV itulah signal listrik diubah kembali menjadi gambar proyeksi. Gambar proyeksi di dalam SCTV terbentuk dari garis-garis horizontal yang disebut scane line yang berasal dari electron berkecepatan tinggi yaitu 30 kali perdetik per frame.Karena sifatnya pemancaran,
maka
signal
listrik
ini mendatangkan
khalayak
dimanapun berada tanpa bisa dibatasi ruang dan waktu. 2. Sasana pengirim, pemancar transmisi dan sarana penerima bekerja secara elektris : a) Media televisi adalah media audio visual gerak Media televisi mengutamakan setiap gambar yang disajik dan dipilih yang mengandung unsure gerak.
14
b) Media televisi adalah media transitory Media televise hanya meneruskan isi pesan yang berarti isi pesan hanya di dengar atau dilihat sekilas, maka penyusun naskah untuk karya jurnalistik harus cepat, tepat, ringkas, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya. c) Media televisi adalah media non rinci Media televisi tidak dapat menyajikan sisi pesan secara rinci karena sifat pesan/informasi televisi hanya lewat begitu saja (transistory).Itulah sebabnya medium televisi tidak menguasai waktu tetapi menguasai ruang, oleh karena itu berita televisi disajikan sangat ringkas tiap berita. d) Media televisi adalah ukuran ratio layer 4:3 Gambar yang mengandung unsur gerak atau lebih menarik penonton dalam layar televisi relative kecil (ukuran 4:3). e) Media televisi adalah media pandang dengar. Media televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara singkron. f) Media televisi adalah media personal ( close up media ) Visual yang diliput sangat mengutamakan gambar-gambar close up (jarak dekat) karena ukuran layar yang relative kecil.
15
g) Media televisi adalah incorporate media. Media yang dapat untuk menyajikan media lain( slide,proyektor, dll ).16
2.2 Televisi Sebagai Media Massa 2.2.1 Pengertian Televisi Keberadaan perkembangan arus informasi berjalan secara alamiah sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Alfin Tofler dalam bukunya “The Third Wave”, menjabarkan siklus peradaban manusia dalam tiga kategori utama, yaitu pertama ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang pertanian, kedua dengan revolusi industri, dan ketiga dikembangkannya revolusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 17 Televisi secara harfiah berarti “melihat dari jauh”.Namun, demikian dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi 2 bagian utama.Pertama pemancar televisi yang berfungsi merubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh.18 Kedua, televisi yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubah kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat
16
Wahyudi, 1996 , Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi , Jakarta , Pustaka Utama Grafiti, hal 23-24 17 Ciptono Setyobudi , 2005 , Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, Yogyakarta , Graha Ilmu, hal 1 18 Ibid, hal 2
16
dikatakan bahwa televisi adalah alat yang dapat digunakan untuk melihat dan mendengar dari tempat yang jauh sekalipun.19 Televisi menjadi cermin perilaku masyarakat kita dan sudah menjadi candu.
Televisi memperlihatkan bagaimana
kehidupan orang lain dan
memberikan ide tentang bagaimana kita ingin menjalani
hidup ini.
Kesimpulanya, televisi mampu memasuki setiap relung-relung kehidupan kita tanpa kita sadari, dari sudut teknologi, kehadiran televisi boleh diacungi jempol.Lewat televisi inilah seluruh masyarakat dapat menyaksikan peristiwaperistiwa penting ataupun acara hiburan yang disiarkan televisi. Sejak pemerintah membuka televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962, maka selama 27 tahun pesawat televisi Indonesia hanya dapat menonton suatu siaran televisi saja. Namun, dalam waktu beberapa tahun ini industri pertelevisian di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat.20 Televisi merupakan medium yang tidak hanya tidak hanya mengarahkan pengetahuan tentang dunia tetapi mengarahkan bagaimana mendapatkan pengetahuan. Televisi mencampuradukan berbagai realitas pengalaman kita yang berlainan, kadangkala berisi mimpi,kenyataan, kegiatan, harapan atau anganangan sehingga penonton sulit untuk mengidentifikasikan pengalaman yang sebenarnya terjadi. Dengan berkembangnya pertelevisian saat ini, tentunya merupakan salah satu fakta tumbuhnya perekonomian yang sudah meningkat di Indonesia.Di 19 20
Ibid, hal 3 Ibid
17
Indonesia sendiri, televisi merupakan medium terfavorit bagi pemasang iklan, karena hal itu mampu menarik investor untuk membangun industry televisi. Saat ini perkembangan pertelevisian sangat pesat. Dapat dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI pada tahun 1989 di Jakarta selanjutnya SCTV lahir di Surabaya tahun 1990, disusul lagi oleh, TPI, INDOSIAR, dan ANTV lalu sejak tahun 200an muncul hamper serentak 5 TV swasta baru yaitu METRO TV, TRANS TV, TRANS 7, LATIVI( TV-ONE), dan GLOBAL TV. Kemudian dalam beberapa tahun belakangan ini, muncul pula beberapa stasiun local (daerah) lainya. 21
2.2.2Perencanaan Program Televisi Seperti dikemukakan Pringle Star dan rekanya mengenai perencanaan program bahwa: “Program planning involves the development of short-, mediaum- , and long-range plans to permit the station to attain its programming and financial objectives” ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuanganya.22 Strategi pemasaran ditentukan berdasarkan analisis situasi,yaitu suatu studi tercinci mengenai kondisi pasar audien yang dihadapi stasiun penyiaran beserta kondisi program yang tersedia.Berdasarkan analisis situasi ini, media penyiaran mencoba memahami pasar audien yang mencakup segmentasi audien dan tingkat 21
Morrisan, 2005 , Jurnalistik Televisi Mutakhir , Tangerang , Ramdina Prakarsa, hal Morrisan , 2008 , Manajemen Media Penyiaran , Jakarta , Kencana Prenada Media Grup , hal 232
22
18
persaingan yang ada. Analisis situasi ini terdiri atas : analisi peluang dan analisis kompetitif. -Analisis Peluang: Analisis yang cermat terhadap pasar audien akan memberikan peluang bagi setiap penayangan program untuk diterima para penonton dan pendengar. -Analisis Kompetitif: dalam mempersiapkan strategi dan rencana program, pengelola program harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan stasiun penyiaran dan persaingan program yang ada pada suatu segmen pasar audien.23 2.3. Strategi 2.3.1. Pengertian Strategi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan(planning) dalam manajemen untuk mencapai tujuan, namun untuk mencapai tujuan tersebut tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Strategi ini harus mampu menunjukan arah bagaimana operasionalnya secara praktis dilakukan dalam arti bahwa pendekatan (opproach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.24 Istilah strategi berasal dari bahasa yunani “Strategi” yang berarti kepemimpinan (leadership). Strategi adalah pilihan tentang apa yang ingin dicapai oleh orang di masa depan (arah) dan bagaimana arah mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute). Strategi juga merupakan keseluruhan tindakan yang 23
Ibid, hal 236,237 Onong uchjana effendi , 2002, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek , Bandung ,PT. Citra Aditya Bakti , hal. 32
24
19
ditempuh organisasi untuk mencapai sasaranya atau dengan kata lain strategi merupakan pengelolaan yang memungkinkan satu perusahaan mencapai sasaran, hal ini juga berlaku untuk perusahaan media strategi perusahaan merupakan kekuatan dari sebuah team work.25 Inti dari strategi adalah persepsi. Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi. Sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam komunikasi. Strategi Positioning sesungguhnya adalah strategi komunikasi. Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang, dari sudut pandang penerima, dibangun dalam penghargaan yang rendah. Jika anda berhasil dalam periklanan, kemungkinan anda akan berhasil dalam bidang bisnis, agama, politik, atau aktivitas lainya yang membutuhkan komunikasi massa. Positioning merupakan konsep yang mengubah keaslian iklan, konsep yang sederhana yang membuat orang menghadapi kesulitan dalam memahami kekuatanya. Terdapat dua alasan mengapa kegiatan komunikasi yang kita lakukan memerlukan strategi, pertama kita tidak hanya berurusan dengan bagaimana pesan komunikasi diterima oleh komunikan dalam pengertian received ,tapi juga accepted , yang kedua agar kita bisa mendapatkan respon atau tanggapan seperti yang kita harapkan dari khalayak. Didalam
hal
pemograman
terdapat
beberapa
tahap
antara
lain
pemprograman jangka menengah dan perencanaan jangka pendek. Peprograman jangka menengah adalah proses dimana semua rencana fungsional khusus
25
Tedjo Tripomo S.T.M.T dan Udan S.T.M.T , 2005 , Manajemen Strategi , Bandung , Rekayasa sains , hal. 18
20
dikaitkan untuk sejumlah tahun tertentu guna menunjukan bagaimana cara strategi dilaksanakan untuk mencapai sasaran dan misi jangka panjang perusahaan. Sedangkan, rencana jangka pendek merupakan tahap yang paling penting karena dalam tahap ini rencana dan kebijakan strategi diungkapkan menjadi keputusan-keputusan konkret, dan menjadi tahap yang mendasar dalam upaya lebih menjamin pelaksanaan kebijakan atau strategi tetap pada arah pencapaian tujuan pokok perusahaan.26
2.3.2. Strategi Program Televisi Strategi program televisi diperlukan agar setiap program yang ditayangkan mencapai hasil yang optimal, beberapa strategi program yang berkaitan dengan waktu penayangan antara lain :27 1. Head to head yang merupakan sebuah program yang sejenis pada saat yang bersamaan dengan stasiun televisi saingan. 2. Program tandingan yang merupakan program yang berbeda dengan stasiun televisi saingan pada saat yang sama atau bisa disebut dengan counter programming. 3. Bloking program (Block programming), dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu.
26
Miner, B. John ,Kebijakan dan Strategi Manajemen, Jakarta, Erlangga, hal. 95 Morissan, 2005 ,Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi , Tangerang , Ramdina Prakarsa, hal. 168
27
21
4. Pendahuluan kuat (strong lead-in),dimana stasiun televise yang bersangkutan mempromosikan acara yang bagus agar audien tidak menggantikan saluran. 5. Strategi bualan (creating hammock), dimana strategi ini untuk membangun audien pada acara yang baru atau cara untuk meningkatkan jumlah audien dalam sebuah acara yang kekurangan popularita, bisa dengan cara, dengan menempatkan acara yang kurang popular di tengah-tengah dua acara unggulan. 6. Strategi penghalang (stunting)¸strategi ini untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara tepat. Biasanya dengan cara mengintruksikan sebuah program regular dengan acara khusus yang kuat. Semakin pesatnya perkembangan serta persaingan antar media massa khususnya televisi , maka diperlukan suatu kejelian dari seorang pimpinan stasiun televisi untuk mengelola stasiun televisi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kemampuanya dalam mengkoordinasikan masing-masing team kerjanya dalam setiap divisi dalam pencapaian strategis dalam jangka panjang, dan hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan manajemen yang baik.Untuk mencapai keunggulan yang tinggi dalam mengelola manajemenya, pada hakikatnya tidak jauh berbeda dengan manajemen umum. Manajemen
adalah
proses
menginterpretasikan,mengkoordinasikan
sumber daya, sumber dana dan sumber-sumber lainya untuk mencapai tujuan dan
22
sasaran melalui tindakan-tindakan perencanaan ( planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating), dan pengendalian atau evaluasi
(controlling).28 Manajemen dibutuhkan oleh semua orang karena tanpa manajemen semua usaha akan berakhir sia-sia dan pencapaian tujuanya akan lebih sulit. Ada 3 alasan utama diperlukanya manajemen antara lain :29 1. Untuk mencapai tujuan Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan orang-orang dan pribadi. 2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan dan sasaran dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak pihak yang berkepentingan dalam organisasi. 3. Untuk mencapai efektifitas dan efesiensi. Suatu kerja orang dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda,salah satu yang utama adalah efektifitas dan efesiensi.
2.3.3. Pihak-pihak yang terlibat Dalam
sebuah
program
acara
banyak
orang
yang
terlibat
di
dalamnya.Mereka bekerja saling bantu-membantu untuk terlaksananya acara tersebut.Agar acara tersebut menjadi lebih baik maka diperlukan kerjasama yang baik antara satu dengan yang lainya. 28 29
Djuroto,Totok , 2002 , Manajemen Penerbitan Pers, Bandung , PT. Remaja Rosdakarya, hal. 96 T. Hani Handoko, 1999 , Manajemen(edisi kedua), Yogyakarta, BPFE, hal.6
23
Bagian yang paling bertanggung jawab dalam mengelola program atau acara
pada
suatu
stasiun
penyiaran
adalah
bagian
atau
departemen
program.Bagian ini mempunyai tugas membawa audien kepada suatu stasiun penyiaran melalui berbagai programnya. Suatu media penyiaran mengandalkan lebih dari 50 persen programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki departemen program sendiri yang terpisah dari bagian lainya. Tugas orang-orang yang terlibat dalam programming yaitu : 1. Bagian program terdiri dari orang-orang yang mengetahui apa yang disukai dan tidak disukai audien. Tanggung jawab utama seorang manajer program adalah mencakup pemilihan dan penjadwalan seluruh program serta mengatur penayangan berbagai macam program sedemikian rupa agar dapat menarik sebanyak mungkin audien dan menghasilkan peringkat acara(rating) yang setinggi mungkin. 2. Manajer program harus terus mempelajari hasil-hasil laporan riset audien untuk menentukan atau lebih mengetahu demografi audien stasiun penyiaranya pada berbagai waktu siaran serta untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan program tersebut.30 3. Manajer program memiliki kewenangan untuk menentukan program apa yang akan dipilih, di produksi atau dibeli sehingga menghasilkan kombinasi program yang menarik sepanjang hari. 4. Seorang manajer program harus memiliki rencana kerja ( blue print) yang realistic dan fleksibel terhadap perubahan di masa yang akan datang. Hal
30
Ibid hal 61.Media penyiaran
24
ini berlaku terutama untuk beradaptasi terhadap objektivitas dan sumber. Rencana kerja ini harus diimplementasikan dan tetap terus menerus melakukan
evaluasi
terhadap
implementasi
program
yang
diselenggarakan. Evaluasi ini langsung dilakukan di lapangan terutama pada konsep dan tampilan 5. Direktur dan staf bagian program suatu stasiun penyiaran harus memiliki pengetahuan mengenai citra rasa yang popular atau selera khalayak ramai. Para pengelola media penyiaran harus tahu siapa pemirsanya dan apa kebutuhanya. 31
2.4. Program Musik Program musik merupakan salah satu jenis dari program hiburan.Dimana program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. 32 Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser.Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor).Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien.Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.33
31
Ibid hal 62.Media penyiaran Morrisan , 2008 , Manajemen Media Penyiaran , Jakarta , Kencana Prenada Media Grup , hal 213 33 Ibid., hal 219
32
25
Menurut Vane-Gross dalam buku Morisson, programmer yang ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat.Mereka harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan suatu gambar ditampilkan terlalu lama.34 Dengan demikian, programmer yang ingin menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien, yaitu:35 1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang digandrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), kalangan orang tua. 2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama.
34 35
Ibid Ibid