BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1.
Good Corporate Governance (GCG) a.
Pengertian Good Corporate Governance (GCG) Secara sederhana corporate governance dapat diartikan sebagai
suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholders. Corporate governance merupakan tata kelola yang berhubungan dengan interaksi antara pemerintah dan masyarakat. Menurut Surat Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN No. 23/M-PM.PBUMN/2000 tentang pengembangan praktek GCG dalam Perusahaan Perseroan (PERSERO), menjelasakan bahwa GCG adalah prinsip korporasi yang sehat yang perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan semata-mata demi menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka
mencapai
maksud
dan
tujuan
perusahaan.
Malaysian High Level Finance Committee On Good Corporate Governance dalam jurnal ekonomi & bisnis (2008), mendefinisikan good corporate governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan
Universitas Sumatera Utara
akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain. Peter dan John (2005) mendefinisikan corporate governance sebagai”… a set of provisions that enable the stockholders by exercising voting power to compel those in operating control of the firm to respect their interests.”, yaitu seperangkat peraturan yang memungkinkan para pemegang saham memperoleh dukungan yang mendorong agar pengendalian operasional perusahaan dapat sejalan dan menghormati kepentingan pemegang saham. Cadbury Committee dalam Budiharta & Gusnadi (2008), mengemukakan bahwa corporate
goveranance
merupakan
seperangkat
peraturan
yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), definisi dari tata kelola korporat (corporate governance) adalah sebagai berikut: …seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan tata kelola korporat ialah
Universitas Sumatera Utara
untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Good Corporate Governance adalah sistem dan struktur perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham (stakehlder’s value) serta mengalokasikan berbagai pihak kepentingan dengan perusahaan seperti kreditor, suppliers, asosiasi usaha, konsumen, pekerja, pemerintah dan masyarakat luas. Untuk memperoleh gambaran tentang pengertian corporate governance di bawah ini dikutip dari berbagai sumber : 1)
Bank Dunia (World Bank) Good Corporate Governance adalah sekumpulan hukum, peraturan dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi dan dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
2)
OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) Corporate Governance merupakan kumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham dan pihak lain yang berkepentingan dalam perusahaan. GCG yang baik dapat memberikan perangsang atau insentif yang baik bagi pemegang saham dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham dan memfasilitasi pemonitoran yang efektif. Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
GCG adalah sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai perusahaan, sekaligus sebagai bentuk perhatian pada para pemegang saham, kreditor dan masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
b.
Manfaat Good Corporate Governance (GCG) Penerapan GCG dalam perusahaan perbankan akan mengurangi
dorongan manajer untuk melakukan manipulasi. Manajer akan melaporkan kinerjanya sesuai dengn keadaan ekonomi yang sebenarnya dari perusahaan perbankan. Hal ini akan menimbulkan kembali kepercayaan masyarakat untuk menggunakan kembali jasa perbankan. Menurut Azhar Maksum, Guru Besar Ilmu Akuntansi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (2005), manfaat dari penerapan Good Corporate Governance adalah: 1) Mempermudah proses pengambilan keputusan, sehingga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Penelitian membuktikan bahwa penerapan GCG mempengaruhi kinerja secara positif (Sakai & Asaoka 2003; Jang Black & Kim 2003) 2) Menghindari penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan. Chtourou, et al (2001) menyatakan bahwa penerapan prinsip-prinsip GCG yang konsisten akan menghalangi kemungkinan dilakukannya rekayasa kinerja yang mengakibatkan nilai fundamental perusahaan tidak tergambar dalam laporan keuangannya. 3) Meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. Peningkatan kepercayaan investor pada perusahaan akan dapat mengakses taambahan dana yang diperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan, terutama untuk ekspansi. 4) Bagi para pemegang saham, dapat menaikkan nilai saham & meningkatkan perolehan nilai deviden. Bagi negara, dapat menaikkan jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan yang berarti terjadi peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak, terkhusus bagi perusahaan berbentuk perusahaan BUMN, akan meningkatkan penerimaan negara dari pembagian laba BUMN. 5) Meningkatkan kepercayaan para stakeholders kepada perusahaan, sehingga citra positif perusahaan akan naik. Hal ini dapat menekan biaya (cost) yang timbul sebagai akibat tuntutan para stakeholders kepda perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
6) Meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan. Penelitian Beasley, et al (1996) & Abbott, et al (2000) menunjukkan bahwa penerapan Good Corporate Governance (GCG) dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan.
Manfaat penerapan dari corporate governance juga dirumuskan oleh FGCI (Forum for Corporate Governance in Indonesia). Menurut FGCI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), dengan keberhasilan
perusahaan
dalam
melaksanakan
good
corporate
governance akan memberikan manfaat antara lain: 1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik sehingga pencapaian efisiensi operasional perusahaan tercapai dan meningkatkan pelayanan kepada stakeholders. 2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga meningkatkan corporate value 3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia sehingga membantu perusahaan untuk mengembangkan dan memperluas usahanya, dan 4) Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena akan meningkatkan shareholders value & deviden.
c.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Prinsip-prinsip GCG merupakan titik rujukan bagi para
regulator
(pemerintah)
dalam
mengembangkan
framework
bagi
penerapan GCG. Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), prinsip-prinsip dasar GCG terdiri dari :
Universitas Sumatera Utara
1)
Kewajaran (Fairness) Prinsip kewajaran
diartikan sebagai perlakuan yang sama
terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas & pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading). Prinsip ini diwujudkan dengan membuat peraturan korporasi. Dengan konsep korporasi, maka terdapat pemisahan antara pemegang saham atau pemilik & manajemen yang bertindak sebagai pengelola perusahaan (dalam Agency Theory, pihak pertama disebut Principal, sedangkan pihak kedua disebut Agent). Untuk dapat terlaksananya prinsip ini diperlukan ketersediaan peraturan
yang melindungi kepentingan para pemegang saham
minoritas dan asing, membuat pedoman perilaku perusahaan (corporate conduct) atau kebijakan yang melindungi korporasi dari perlakuan buruk pihak dalam, menetapkan peran dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi dan Komite, termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara wajar. 2)
Transparansi (Transparency) Keputusan Menteri Negara BUMN tahun 2002 mengartikan
transparansi sebagai keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan tentang perusahaan. Dalam prinsip
Universitas Sumatera Utara
ini, stakeholder
harus diberi kesempatan untuk berperan dalam
pengambilan keputusan atas perubahan dalam perusahaan & memperoleh informasi yang benar, dan tepat waktu, sehingga tidak ada pihak berkepentingan yang membuat keputusan yang salah. Prinsip ini diwujudkan dengan mengembangkan sistem akuntansi yang berbasis standard akuntansi dan best practices yang menjamin pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan Information Technology (IT) dan Management Information System (MIS) untuk menjamin pengukuran kinerja, mengembangkan Enterprise risk Management untuk memastikan bahwa risiko signifikan telah diidentifikasi, diukur dan dikelola pada tingkat toleransi yang jelas. 3)
Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas diartikan sebagai kejelasan fungsi, pelaksanaan,
dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara
efektif.
Prinsip
ini
diwujudkan
dengan
menyiapkan laporan keuangan pada waktu dan cara yang tepat, mendorong seluruh organ perusahaan untuk menyadari tanggung jawab, wewenang, hak dan kewajiban mereka masing-masing, mengembangkan Komite Audit dan Risiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris. 4.
Responsibilitas (Responsibility) Prinsip tanggung jawab menekankan pada sistem yang jelas
untuk
mengatur
mekanisme pertanggungjawaban perusahaan
Universitas Sumatera Utara
kepada shareholder dan stakeholder, yang dimaksudkan agar tujuan yang hendak dicapai dalam good corporate governance dapat direalisasikan, yaitu mengakomodasikan kepentingan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan perusahaan. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab adalah wujud logis dari wewenang, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, memelihara lingkungan bisnis yang sehat.
d.
Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance Penilaian terhadap pelaksanaan GCG di Indonesia dilakukan
oleh lembaga independen, yaitu: Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dijawab oleh pihak manajemen perusahaan. Aspek Self Assessment Corporate Governance yang dinilai adalah: 1)
Pelaksanaaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris Penilaian dilakukan terhadap apakah Dewan Komisaris telah: a) Memilki jumlah, komposissi, integritas dan kompetensi sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. b) Mampu bertindak & mengambil keputusan indepeden c) Melaksanakan tanggung jawab sesuai prinsip GCG.
Universitas Sumatera Utara
d) Menyelenggarakan Rapat Dewan Komisaris secara efektif dan efisien e) Memenuhi aspek transparansi dan tidak
melanggar
ketentuan dan perundangan yang berlaku. 2)
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Penilaian dilakukan terhadap apakah Direksi telah: a) Memiliki jumlah, komposissi, integritas dan kompetensi sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha Bank serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku. b) Mampu bertindak & mengambil keputusan indepeden c) Melaksanakan tanggung jawab sesuai prinsip GCG. d) Menyelenggarakan Rapat Direksi secara efektif dan efisien e) Memenuhi aspek transparansi dan tidak
melanggar
ketentuan dan perundangan yang berlaku. 3)
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite Penilaian dilakukan terhadap apakah Komite telah: a) Memiliki komposisi & kompetensi anggota komite sesuai dibandingkan dengan ukuran & kompleksitas usaha Bank b) Melaksanakan tugas dengan efektif c) Membuat rekomendasi komite yang bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan keputusan Dewan komisaris
Universitas Sumatera Utara
d) Menyelenggarakan rapat komite-komite sesuai dengan pedoman intern dan terselenggara secara efektif dan efisien. 4)
Penanganan benturan kepentingan Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Memiliki kebijakan, sistem & prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang lengkap dan efektif. b) Mengungkapkan
setiap
benturan
kepentingan
dalam
keputusan dan telah diadministrasikan & terdokumentasi dengan baik. 5)
Penerapan fungsi kepatuhan bank Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Melaksanakan tugas & independensi Direktur kepatuhan & Satuan Kerja Kepatuhan secara efektif b) Melakukan review berkala (dalam hal ini oleh Direktur Kepatuhan
&
Satuan
Kerja
Kepatuhan)
mengenai
kepatuhan mayoritas satuan kerja operasional c) Memiliki pedoman, sistem dan prosedur terhadap seluruh jenjang organisasi secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan & perundang-undangan yang berlaku. 6)
Penerapan fungsi Audit Intern Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Melaksanakan fungsi audit intern denagn efektif dan sesuai dengan standar minimum yang telah ditetapkan
Universitas Sumatera Utara
b) Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) telah menjalankan fungsinya secara independen dan obyektif. 7)
Penerapan fungsi Audit Ekstern Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Memilki kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik yang baik b) Melaksanakan audit oleh Akuntan Publik/KAP yang independen dan telah memenuhi criteria yang ditetapkan
8)
Penerapan fungsi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Memiliki manajemen yang efektif dalam mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh risiko Bank b) Memiliki manajemen aktif pemantauan kebijakan, prosedur dan penetapan limit, sistem informasi manajemen yang komprehensif & efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat c) Memiliki manajeman yang efektif dalam memantau kesesuaian kondisi Bank dengan prinsip pengelolaan Bank yang sehat, sesuai denagn ketentuan kebijakan dan prosedur intern Bank
Universitas Sumatera Utara
d) Mengimplementasikan
penerapan
pengendalian
intern
dengan baik & melakukan tindakan korektif bila terdapat kelemahan e) Memiliki prosedur dan penerapan pengendalian intern Bank komprehensif
sesuai
dengan
tujuan,
ukuran
dan
kompleksitas usaha & risiko yang dihadapai Bank. 9)
Penyediaan dana pada pihak terkait (Related Party) dan kredit berskala besar Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Memillki kebijakan, sistem & prosedur tertulis yang up to date dan lengkap untuk penyediaan dana kepada pihak terkait & penyediaan dana besar b) Melakukan diversifikasi penyediaan dana secara merata c) Mengambil keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak terkait & penyediaan dana besar
10) Transparansi kondisi keuangan & non keuangan, pelaporan pelaksanaan GCG dan pelapororan internal Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Menyampaikan informasi keuangan & non-keuangan kepada publik melalui homepage Bank dan media secara transparan b) Menyediakan cakupan
informasi keuangan
&
non-
keuangan secara tepat waktu, lengkap, akurat, kini dan utuh
Universitas Sumatera Utara
c) Menyampaikan informasi produk dan jasa, menerapkan pengelolaan pengaduan nasabah dengan efektif serta memelihara data dan informasi nasabah dengan memadai d) Menyediakan cakupan laporan pelaksanaan GCG secara lengkap, kini dan utuh, telah disampaikan secara tepat waktu kepada shareholder sesuai ketentuan yang berlaku e) Memiliki Sistem Informasi Manajemen Bank khususnya terkait Sistem Pelaporan Internal Bank untuk menyediakan data & informasi dengan tepat waktu, akurat & lengkap. 11) Rencana strategis Bank Penilaian dilakukan terhadap apakah Bank telah: a) Memiliki Rencana Bisnis Bank sesuai dengan visi & misi Bank serta Rencana Korporasi Bank b) Menyusun Rencana Korporasi & Rencana Bisnis Bank secara
realistis
dengan
memperhatikan
faktor-faktor
ekternal dan internal, prinsip kehati-hatian dan azas perbankan yang sehat c) Merealisasikan rencana bisnis sesuai Rencana Bisnis Bank d) Menerapkan Low Strategic Risk Rating / Moderate to Law Strategic Risk Rating. Dari hasil pemberian skor dengan aspek yang telah ditetapkan diatas, misalnya diperoleh skor/nilai untuk setiap aspek penilaian, seperti disajikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Pemberian Skor/Nilai Corporate Governance berdasarkan aspek penilaian
No
Bobot (%)
Peringkat
Nilai
(a)
(b)
(a)x(b)
Aspek yang dinilai
1.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
10,00%
2
0,200
2.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Direksi
20,00%
2
0,400
3.
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite
10,00%
2
0,200
4.
Penanganan benturan kepentingan
10,00%
1
0,100
5.
Penerapan fungsi kepatuhan Bank
5,00%
2
0,10
6.
Penerapan fungsi audit intern
5,00%
2
0,10
7.
Penerapan fungsi audit ekstern
5,00%
1
0,50
8.
Penerapan fungsi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern
7,50%
2
0,15
9.
Penyediaan dana kepada pihak terkait (Related Party) dan kredit dana besar
7,50%
2
0,15
10.
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank
15,00%
1
0,15
11.
Rencana strategis Bank
5,00%
2
0,1
Jumlah Nilai Komposit
100%
1,7
*) Bobot, Peringkat & Nilai dalam keadaan sebenarnya diberikan oleh Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)
Sumber: Laporan CGPI, 2010
Setelah keseluruhan tahapan penilaian Corporate Governance Perception Index (CGPI) selesai, maka hasil yang diperoleh dibahas dalam forum panel ahli untuk menentukan hasil riset dan pemeringkatan
Universitas Sumatera Utara
CGPI. Pemeringkatan didesain menjadi lima kategori berdasarkan tingkat/ level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan Good Corporate Governance sebagai berikut: Tabel 2.2 Pemeringkatan CGPI Berdasarkan Penerapan GCG Tingkat / Nilai Pemeringkatan Komposit
Predikat Komposit
Nilai Komposit < 1,5
Sangat Baik
1,5 ≤ Nilai Komposit < 2,5
Baik
2,5 ≤ Nilai Komposit < 3,5
Cukup Baik
3,5 ≤ Nilai Komposit < 4
Kurang Baik
4,5 ≤ Nilai Komposit < 5 Sumber : laporan CGPI, 2010
e.
Tidak Baik
Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia Berdasarkan hasil survey Bank Dunia tahun 2007, dari total
175 negara yang di survei, Indonesia berada pada urutan 135. Dan pada tahun tersebut, peringkat penerapan GCG di Indonesia pun berada pada peringkat terendah bila dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti terlihat pada gambar berikut:
Universitas Sumatera Utara
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2001
2002
Indonesia
2003 Filipina
2004
2005
Thailand
2006
2007
Malaysia
2008
Singapura
Sumber: www.iicg.org, 2010
Gambar 2.1 Angka CGPI Indonesia diantara Negara-negara ASEAN
GCG telah dipraktekkan di luar negeri dalam waktu yang cukup lama, khususnya di Amerika dan Eropa. Di Indonesia, GCG masih menjadi isu yang relatif baru dan diperdebatkan sejak krisis ekonomi (Kusumawati, 2007, dalam Kawedar, W., Handayani, S. dan Safitri, A., 2009). Penerapan GCG di Indonesia dapat dinilai masih lemah. Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan International Monetary Fund (IMF) yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan (corporate governance) di Indonesia. Pada bulan Agustus 1999, Pemerintah melalui Kep-10/M.EKUIN/08/1999
Universitas Sumatera Utara
membentuk suatu lembaga yaitu Komite nasional Kebijakan Governance (KNKG). Komite ini bertugas merumuskan & menyusun rekomendasi kebijakan nasional tentang GCG, antara lain meliputi Code for GCG. Kemudian pada tahun 2000, Bapepam menerbitkan Surat Edaran Bapepam No. SE-03/PM/2000 tentang Komite Audit; menerbitkan Peraturan Pencatatan Bursa Efek Jakarta Nomor I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa pada tanggal 1 juli 2000; dan beberapa peraturan lainnya, serta memberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan publik. Sementara itu, di sektor swasta juga tumbuh inisiatif untuk membantu upaya mensosialisasikan GCG yang ditandai dengan terbentuknya beberapa Non Governance Organization (NGO), seperti Forum For Corporate Governance in Indonesia (FCGI), The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), Corporate Leadership Development in Indonesia (CLDI), Indonesian Institute for Corporate Directorship
(IICD),
Indonesian
Institute
of
Independent
Commissioners, Kadin (CG task force). Adalah FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia), yang saat ini merupakan institusi yang aktif dan representative. Organisasi ini didirikan tahun 2000 & diprakarsai oleh lima asosiasi bisnis & profesi terkemuka di Indonesia, yaitu Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM), Indonesian Financial Executives Association
Universitas Sumatera Utara
(IFEA), Indonesian Netherlands Association (INA), Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). FCGI bertujuan meningkatkan kesadaran dan mensosialisasikan prinsip & aturan GCG pada komunitas bisnis Indonesia dan masyarakat umum yang mengacu pada International Best Practices sehingga komunitas bisnis di Indonesia dapat melaksanakan aturan yang sesuai dengan standar GCG di tingkat internasional.
2.
Kinerja Keuangan a.
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisiensi biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank, sehingga kemungkina bank berada dalam kondisi yang bermasalah adalah semakin kecil. Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan bunga dan total pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
BOPO =
b.
BiayaOperasional x100% Pendapa tan Operasional
Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar
jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
Universitas Sumatera Utara
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : CAR =
ModalBank x100% TotalATMR
dimana, ATMR adalah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.
c.
Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank, yaitu
dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpana berjangka, sertifikat deposito. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
LDR =
d.
TotalKredit x100% TotalDanaPihakKetiga
Net Interest Margin (NIM) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini, maka pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank akan semakin
Universitas Sumatera Utara
meningkat
sehingga
kemungkinan
bank
berada
dalam
kondisi
bermasalah akan semakin kecil. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :
NIM =
e.
Pendapa tan BungaBersih x100% Aktiva Pr oduktif
Return On Asset (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan (laba sebelum pajak) dengan memanfaatkan total asset yang dimilikinya. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan karena return yang didapat perusahaan akan semakin besar. Laba sebelum pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional sebelum pajak. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : ROA =
f.
LabaSebelumPajak ( EBIT ) x100% TotalAsset
Return On Equity (ROE) Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank
dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional setelah dikurangi pajak. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut : ROE =
LabaBersih x100% TotalEkuitas
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan GCG adalah: Tabel 2.3 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Tahun
Nama
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
Peneliti 2005
Kesuma
Independen:
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil
Corporate governance
sampel pada 110 perusahaan manufaktur yang
diproksikan oleh:
terdaftar pada Bursa efek Jakarta dari tahun
- Kepemilikan manajerial
Pranata
Hasil
penelitian
menunjukkan
- Kepemilikan
Kepemilikan
manajerial
intitusional
institusional
tidak
- Komite audit
2007
2000-2002.
dan
bahwa
kepemilikan
berpengaruh
terhadap
kinerja keuangan, sementara komite audit
Dependen:
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
Kinerja keuangan
keuangan.
Independen:
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang
Corporate Governance
termasuk dalam kelompok 10 besar, dengan
Dependen:
periode penelitian 2002-2005 dan memberikan
Kinerja
keuangan,
diproksikan oleh: - ROE
hasil
bahwa
penerapan
good
corporate
governance berpengaruh secara signifikan terhadap ROE, NPM, dan Tobin’s Q.
- NPM - Tobin’s Q 2008
Wardani
Independen:
Penelitian
Corporate governance
sampel dari 71 perusahaan publik yang
Dependen:
diperoleh dari The Indonesian Institute for
Kinerja
perusahaan,
diproksikan oleh:
dilakukan
dengan
mengambil
Corporate Governance (IICG), dengan periode penelitian
2001-2005. Kinerja perusahaan
- ROE
diukur dengan ROE sebagai ukuran kinerja
- Tobin’s Q
operasional perusahaan dan Tobin’s Q sebagai ukuran penelitian pasar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
penerapan
good
corporate governance pada perusahaan tidak
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi ROE sedangkan pada Tobin’s Q berpengaruh secara signifikan. 2009
Dita Paradita
Independen:
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
Corporate Governance
pengaruh
Dependen:
governance terhadap kinerja keuangan pada
penerapan
good
corporate
perusahaan yang termasuk dalam kelompok Kinerja
Keuangan,
diproksikan oleh: - ROI
sepuluh besar menurut Corporate Governance Perception
Index
penelitian
adalah
(CGPI),
dengan
dari tahun
tahun
2004-2007.
Variabel skor penerapan GCG digunakan - ROE - NPM
sebagai indikator GCG. Hasil penelitian menujukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial. ROI, ROE
dan
NPM
tidak
dijelaskan
oleh
penerapan GCG.
Sumber: Data Peneliti Terdahulu
Penelitian Pranata (2007) dengan Penelitian Wardani (2008) menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil dari penelitian yang dilakukan Pranata adalah penerapan good corporate governance pada perusahaan mempenggaruhi Return On Equity, sedangkan hasil penelitian Wardani bahwa penerapan good corporate governance pada perusahaan tidak mempengaruhi Return On Equity. Hasil penelitian ini seiring dengan hasil penelitian Kusumawati (2007),
dalam Kawedar, W.,
Handayani, S. dan Safitri, A. (2009), yang juga menyatakan bahwa good corporate governance tidak mempengaruhi profitabilitas perusahaan (dalam hal ini diproksikan oleh rasio Return On Equity). Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan sampel dan penilaian penerapan struktur GCG yang berbeda dengan penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan, maka peneliti membuat kerangka konseptual yang disusun dengan model sebagai berikut:
Corporate
Beban Operasional Pendapatan Operasional
terhadap ( Y1 )
Capital Adequacy Ratio
( Y2 )
Loan to Deposit Ratio
( Y3 )
Net Interest Margin
( Y4 )
Return On Asset
( Y5 )
Return On Equity
( Y6 )
Governance (X)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Sumber : Penulis, 2010 Investor meyakini bahwa dengan pelaksanaan Corporate Governance, perusahaan akan lebih mampu untuk meningkatkan kinerja perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
sehingga dapat memberikan deviden pada para investor, bila perusahaan memperoleh laba selama satu periode. Laba perusahaan dapat diperoleh dari kegiatan manajemen bank dalam mengelola modal & aset yang dimiliki bank. Manajemen bank juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan operasionalnya
guna memperkecil kemungkinan berada dalam kondisi
bermasalah sehingga investor lebih tertarik menanamkan modalnya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan sebagian atau seluruh tindakan dan aktivitas dari suatu organisasi pada satu periode. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Hasil penelitian Pranata (2007) menemukan bahwa kinerja keuangan yang dapat diukur dengan menggunakan rasio ROE, NPM dan Tobin’s Q merupakan sejumlah variabel yang dipengaruhi oleh corporate governance perusahaan. Perusahaan yang terdaftar dalam skor pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh IICG telah menerapkan GCG dengan baik dan secara langsung menaikkan nilai sahamnya. Semakin tinggi penerapan GCG yang diukur dengan Corporate Governance Perception Index, semakin tinggi pula tingkat ketaatan perusahaan dan menghasilkan kinerja yang baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Hipotesis Penelitian Hipotesis dirumuskan sebagai jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti. Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dengan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih harus diuji. Jika hipotesis telah duji dan terbukti kebenarannya, maka hipotesis tersebut menjasi sebuah teori. Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai adalah: H1: Corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap BOPO H2: Corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap CAR H3: Corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap LDR H4: Corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap NIM H5: Corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap ROA H6: Corporate governance mempunyai pengaruh positif terhadap ROE
Universitas Sumatera Utara