BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Good Corporate Governance a. Pengertian Good Corporate Governance Good corporate governance mulai dikenal pada tahun 1992 oleh Cadburry Committee yang menggunakan istilah gcg pada laporan keuangan mereka (cadburry report).
Menurut Cadburry Committee
pengertian GCG adalah seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manager, kreditor, pemerintah, karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka. Menurut FCGI (2001) pengertian Good Corporate Governance adalah: seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan esktern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Good Corporate Governance didefinisikan oleh Monks dan Minow dalam Darmawati (2005) adalah sebagai hubungan partisipan dalam menentukan arah dan kinerja. The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) mendefinisikan GCG sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk
Universitas Sumatera Utara
memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang. Menurut jurnal World Bank dalam Wardani (2008). Good Corporate Governance di defenisikan sebagai “The blend of law, regulation and appropriate voluntary private sector practices, Which enable a corporation to attact financial and human capital, perform efficiently and thereby prepetuale itself by generating long term economic value for its shareholders and society of the whole”. . Berdasarkan definisi atau pengertian GCG di atas dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya GCG adalah mengenai sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. b. Sejarah Good Corporate Governance Konsep
Corporate
Governance
yang
komprehensif
mulai
berkembang setelah kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober 1987 dimana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di bursa efek New York mengalami kerugian finansial yang cukup besar. Dikala itu, untuk mengantisipasi permasalahan intern perusahaan, banyak para eksekutif melakukan rekayasa keuangan yang intinya adalah bagaimana menyembunyikan kerugian perusahaan atau memperindah penampilan kinerja manajemen dan laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Lazimnya pada situasi kondisi bisnis yang kondusif, penyimpangan kelakuan baik oleh oknum maupun secara kolektif dalam perusahaan sangat kabur, namun pada saat kesulitan, maka mulailah terbuka segala macam sumber-sumber penyimpangan (irregularities) dan penyebab kerugian dan kejatuhan perusahaan, mulai dari kelakuan profiteering, commercial crime, hingga economic crime. Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa oleh segenap negarawan, cendikiawan dan usahawan, maka dimulailah gerakan untuk meningkatkan praktikpraktik yang baik dalam perusahaan. Sejarah singkat GCG ini dikutip dari Yusuf dalam Ridwan (2008). c. Tujuan Good Corporate Governance Tujuan penerapan Good Corporate Governance antara lain: 1). mengoptimalkan pemberdayaan sumber daya ekonomis dari sebuah usaha, 2). melindungi
kepentingan
pemegang
saham
dan
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, 3). meningkatkan iklim investasi nasional, 4). memperbesar keuntungan secara nasional dari sebuah usaha yang dikelola secara baik. d. Manfaat Good Corporate Governance Pelaksanaan good
corporate governance diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat berikut ini (FCGI, 2001):
Universitas Sumatera Utara
1). meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders, 2). mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value, 3). mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, 4). pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen. e.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance Menurut FCGI terdapat lima prinsip utama yang penting dalam
Corporate
Governance
(transparency),
yaitu
keadilan
kemandirian
(fairness),
(independency),
transparansi akuntabilitas
(accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility). 1). Keadilan (Fairness) Keadilan (Fairness) dimaksudkan untuk menjamin hak-hak pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor. 2). Transparansi (Tranparency)
Universitas Sumatera Utara
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. 3). Kemandirian (Independency) Menurut Iman dan Amin (2002:8), kemandirian adalah sebagai keadaan dimana perusahaan bebas dari pengaruh ataupun tekanan pihak lain yang tidak sesuai dengan mekanisme korporasi. Prinsip ini mengharuskan perusahaan menggunakan tenaga
ahli
perusahaannya
dalam
setiap
sehingga
divisi
atau
pengelolaan
bagian
dalam
perusahaan
dapat
dipercaya. Prinsip ini juga mengharuskan perusahaan memiliki kebijakan intern dalam perusahaan yang sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku. 4). Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas (accountability) dimaksudkan sebagai prinsip yang mengatur peran dan tanggungjawab manajemen agar dalam mengelola perusahaan dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya
serta
mendukung
usaha
untuk
menjamin
penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dalam hal ini memberikan pengawasan terhadap manajemen mengenai kinerja dan pencapaian target return bagi pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
5). Pertanggungjawaban (Responsibility) Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bahwa sebuah perusahaan harus memenuhi dan mematuhi hukum dan undangundang yang berlaku. Termasuk di dalamnya pemeliharaan lingkungan hidup, hak-hak konsumen, ketenagakerjaan dan sebagainya.
Sebuah
bertanggungjawab
perusahaan
terhadap
tidak
mereka
hanya
yang
langsung dengan perusahan, tetapi mereka
harus
berhubungan juga tidak
berhubugan secara langsung dengannya (Bakrie,2000). Dari prinsip-prinsip GCG di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan GCG di dalam pengelolaannya akan selalu mengutamakan kepentingan pemegang saham, memberikan informasi yang terbuka kepada semua pihak baik internal maupun eksternal seta mematuhi hukum-hukum yang berlaku di negara tersebut. Prinsip-prinsip GCG ini juga mensyaratkan adanya perlakuan yang sama atas sahamsaham yang berada dalam satu tingkatan, melarang prakrik-praktik insider trading dan self dealing, dan mengharuskan anggota dewan komisaris untuk melakukan keterbukaan jika menemukan transaksitransaksi yang yang mengandung benturan kepentingan (conflict of interest). f. The Indonesian Institute for Corporate Governance The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen
Universitas Sumatera Utara
yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG) di Indonesia. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset mengenai penerapan GCG, yang hasilnya berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauh mana perusahaanperusahaan publik telah menerapkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu pada tahun 2001 dan CGPI menjalin kerja sama dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip GCG yang diterbitkan OECD dan dari berbagai sumber, serta perangkat hukum yang mengatur tentang penerapan prinsip-prinsip GCG. Metodologi riset yang dipakai meliputi empat tahapan riset yang melibatkan pihak internal dan eksternal stakeholders perusahaan. Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Aspek yang dinilai meliputi Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan, Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci, Perlakuan yang Setara
Universitas Sumatera Utara
terhadap Seluruh Pemegang Saham, Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan, Pengungkapan dan Transparansi, dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tahapan riset berikutnya adalah penyusunan makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan GCG sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam menerapkan GCG pada saat observasi. Tahapan observasi
merupakan
kegiatan
peninjauan
langsung
ke
seluruh
perusahaan peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan GCG sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di perusahaan tersebut. Penilaian CGPI meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot nilai yang berbeda. Bobot penilaian disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI No 1 2 3
Tahapan
Bobot (%)
Self Assestment Kelengkapan Dokumen Makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan good corporate governance sebagai sebuah system di perusahaan yang bersangkutan 4 Observasi Sumber : Laporan CGPI , 2009
20 20 20
40
Penahapan atau urutan proses riset dalam pemeringkatan penerapan GCG dibagi atas 4 tahap, dimulai dari self-assessment,
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan dokumen perusahaan, penyusunan makalah dan presentasi dan dialhiri dengan observasi ke perusahaan. 1). Self-assessment Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner selfassessment seputar penerapan konsep CG di perusahaannya. 2). Pengumpulan dokumen perusahaan Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti yang mendukung penerapan CG di perusahaannya. 3). Penyusunan makalah dan presentasi Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan perusahaan dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam dalam bentuk makalah dengan memperhatikan sistematik penyusunan yang telah ditentukan. 4). Observasi ke perusahaan Pada tahap ini tim peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta untuk menelaah kepastian penerapan prinsipprinsip GCG. Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan di atas. Setelah keseluruhan tahapan penilaian CGPI selesai, hasil yang diperoleh dibahas dalam forum panel ahli untuk menentukan hasil riset dan pemeringkatan CGPI. Forum Panel ahli terdiri dari Tim Peneliti beserta para pihak yang kompeten dan memiliki akses informasi tentang
Universitas Sumatera Utara
perusahaan peserta CGPI. Keputusan panel ahli akan menghasilkan penyusunan peringkat perusahaan publik dan BUMN yang layak diberi penghargaan CGPI Award. Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG seperti disajikan pada tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2.2 Kategori Pemeringkatan CGPI Skor
Level Terpercaya
55-69 70-84 85-100
Cukup Terpercaya Terpercaya Sangat Terpercaya Sumber : Laporan CGPI, 2009
2. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan Menurut Hastuti (2005) dalam Ayu, (2006) kinerja perusahaan adalah hasil banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis dampak keuangan kumulatif
Universitas Sumatera Utara
dan ekonomi dari keputusan dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Efektifitas terjadi apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran yang optimal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja, kinerja yaitu berkemampuan dengan menggunakan tenaga. Jadi kinerja keuangan berdasar uraian diatas adalah kemampuan kerja manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kinerjanya. b. Tujuan Penilaian Kinerja Menurut Darmawati (2004) dalam Putri (2006) penilaian perusahaan khususnya kinerja sering dilakukan untuk tujuan-tujuan tersebut di bawah ini. 1. Untuk keperluan merger dan akuisisi perusahaan akan melakuakan merger (penggabungan usaha) atau mengakuisisi perusahaan lain, jelas memerlukan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan penilaian untuk mengetahui berapa nilai perusahaan dan nilai ekuitas dari masing-masing perusahaan, 2. Untuk kepentingan restrukturisasi dan kepentingan usaha perusahaan
yang
bermasalah
seringkali
memerlukan
penilaian untuk mengimplementasikan program pemulihan usaha atau restrukturisasi, untuk mengetahui apakah nilai usaha lebih besar daripada nilai likuiditasnya, 3. Untuk keperluan divestasi sebagai saham perusahaan dari mitra strategis (beberapa saham harus dilepas kepada mitra baru). Contoh: privatisasi BUMN, 4. Untuk Initial Public Offering (IPO) perusahaan yang akan menjual sahamnya pada umum atau bursa, harus dinilai dengan menggunakan penilaian yang wajar untuk ditawarkan kepada masyarakat atau publik, 5. Untuk memperoleh pendapatan wajar atas penyertaan dalam suatu perusahaan atau menunjukkan bahwa perusahaan bernilai lebih dari apa yang ada di dalam neraca, 6. Memperoleh pembelanjaan penetapan besarnya pinjaman atau tambahan modal.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan khususnya yang berkaitan dengan penelitian ini disajikan dalam tabel di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu No 1
Nama Pranata (2007)
2
Paradita (2009)
Variable Penelitian Variabel Independen: Prinsip Good Corporate Governance Variabel Dependen: kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai ROE, NPM dan Tobin’s Q Variable Independen : Pengaruh Good Corporate Governance Variable Dependen : Kinerja keuangan perusahaan yang diukur memakai ROI,ROE, dan NPM
3
Azhar ( 2010)
Hasil Penelitian Hasil penelitian Pranata menunjukkan GCG berpengaruh positif terhadap kenerja keuangan perusahan karena GCG ditetapkan dan dijalankan dengan baik Hasil dari penelitian Paradita ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh langsung penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan
Variable Independen : Penerapan Good Corporate Governance
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung dari penerapan corporate Variable Dependen : governance terhadap kinerja keuangan perusahaan Profitabilitas perusahaan yang diukur memakai ROA
Beberapa tinjauan terdahulu yang dijadikan acuan atas penelitian ini secara rinci dapat dilihat sebagai berikut: Pranata (2007) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok perusahaan terbaik dalam pelaksanaan good corporate governance versi CGPI pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ yang melaksanakan good corporate governance. Teknik pengambilan
Universitas Sumatera Utara
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel independen
yang digunakan adalah Penerapan GCG dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROE, NPM, dan Tobin’s Q. Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana, uji normalitas dan statistik dekriptif serta dilakukan menggunakan bantuan software SPSS 15.01. Hasil pengujian statistik dekriptif dari Pranata menunjukkan bahwa variabel skor penerapan GCG perusahaan sampel memiliki rata-rata sebesar 80,3634%, dengan nilai minimum sebesar 65,19% dan nilai maksimum 90,46%. Variabel ROE perusahaan sampel memiliki rata-rata 29,24% dengan nilai minimum 16,76% dan nilai maksimum sebesar 77,82%. Variabel NPM sampel memilki rata-rata sebesar 16,6874% dengan nilai maksimum sebesar 6,45% dan nilai maksimum sebesar 69,56%. Variabel ketiga yaitu Tobin’s Q memiliki rata-rata sebesar 130.175,2329% dengan nilai minimum sebesar 352.450,25% dan nilai maksimum sebesar 5.674.953,82%. Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) untuk variabel GCG adalah 0,135 dengan p=0,106. Nilai statistik KS untuk ROE adalah 0,145 dengan p=0,097, untuk variabel NPM nilai KS adalah 0,281 dengan p=0,060. Sedangkan nilai statistik untuk Tobin’s Q adalah 0,220 dengan p=0,087.
Hasil analisis regresi pengaruh penerapan GCG
terhadap ROE, NPM dan Tobin’s Q menunjukkan t hitung untuk ROE adalah 5,853, NPM = 5,132 sedangkan untuk Tobin’s Q sebesar 5,706.
Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh Pranata menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan ROE, NPM, dan Tobin’s Q. Paradita (2009) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok sepuluh besar perusahaan terbaik dalam penerapan GCG pada tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007 yaitu sebanyak 20 perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang ikut serta dan memenuhi syarat dalam ajang Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award.
Variabel independen
yang digunakan adalah Penerapan GCG dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROI, ROE, dan NPM. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana, uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan statistik dekriptif serta dilakukan menggunakan bantuan software SPSS 16.01. Hasil pengujian statistik dekriptif dari Paradita menunjukkan bahwa variabel skor penerapan GCG perusahaan sampel memiliki ratarata sebesar 81,0080%, dengan nilai minimum sebesar 68,56% dan nilai maksimum 89,27%. Variabel ROI perusahaan sampel memiliki rata-rata 9,6465% dengan nilai minimum 0,83% dan nilai maksimum sebesar 77,82%. Variabel ROE sampel memilki rata0rata sebesar 40,15% dengan nilai maksimum sebesar 6,45% dan nilai maksimum sebesar
Universitas Sumatera Utara
69,56%. Variabel ketiga yaitu NPM memiliki rata-rata sebesar 0,1535% dengan nilai minimum sebesar 0,05% dan nilai maksimum sebesar 0,28%. Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) untuk variabel GCG menunjukkan tingkat signifikansinya 0,106. Nilai statistik KS untuk ROE menunjukkan tingkat signifikansinya 0,097, untuk variabel NPM nilai KS menunjukkan tingkat signifikansinya 0,060. Hasil pengujian autokorelasi terhadap variabel ROI menunjukkan nilai DW sebesar 2,054 dengan R = 0,122 dan R Square= 0,015. Pengujian terhadap ROE menunjukkan nulai DW sebesar 1,097 dengan R=0,071 dan R Square=0,005. Sedangkan terhadap variabel NPM menunjukkan nilai DW sebesar 1,551 dengan R=0,046 dan R Square 0,002. Hasil analisis regresi pengaruh penerapan GCG terhadap ROI, ROE dan NPM menunjukkan t hitung untuk ROI adalah -0,522, ROE = 0,302 sedangkan untuk NPM sebesar 0,195. Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh Paradita menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan ROI, ROE, dan NPM. Azhar (2010) melakukan penelitian terhadap perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok sepuluh besar perusahaan terbaik dalam penerapan GCG pada tahun 2007, 2008, dan 2009 yaitu sebanyak 10 perusahaan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara
perusahaan go publik di Indonesia yang berjumlah 407 perusahaan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Variabel independen yang digunakan adalah Penerapan GCG dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROA.
Pengujian
dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana, uji normalitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan statistik dekriptif. Nilai statistik Kolmogorov-Smirnov (KS) untuk variabel GCG menunjukkan tingkat signifikansinya 0,660. Hasil pengujian autokorelasi terhadap variabel ROA menunjukkan nilai DW sebesar 0,848 dengan R = 0,032 dan R Square= 0,001. Hasil analisis regresi pengaruh penerapan GCG terhadap ROA menunjukkan t hitung untuk ROA adalah -0,172. Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh Azhar menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif penerapan GCG terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan menggunakan ROA. Dilihat dari ketiga peneliti terdahulu, terdapat perbedaan hasil antara penelitian Pranata, Paradita, dan Azhar dimana penelitian Paradita dan Azhar memperoleh hasil yaitu tidak terdapatnya pengaruh yang baik terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan NPM, ROA, ROI, dan ROE, sedangkan penelitian Pranata menunjukkan hasil terdapatnya pengaruh yang baik terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE, NPM dan Tobin’s Q.
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual 1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004:13).
Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu
penerapan GCG, dan tiga buah variabel dependen yaitu Return on Equity (ROE), Return On Investment (ROI), dan Earning per Share (EPS). Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu di atas maka kerangka konseptual penelitian adalah sebagai berikut:
Kinerja Perusahaan ROE (
)
ROI
)
Good Corporate Governance ( GCG )
EPS2.1 Gambar
)
Kerangka Konseptual Teori agensi memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agen bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham. Berbagai pemikiran mengenai
Universitas Sumatera Utara
corporate governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut teori ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang timbul karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya enforcement-nya. Apabila agency costs naik, secara teori laba perusahaan akan turun sehingga dibutuhkan adanya penerapan GCG untuk mengurangi tingginya agency costs tersebut yang akan berdampak pada naiknya laba perusahaan yang bisa dilihat dari profitabilitas perusahaan yang dalam penelitian ini diukur dengan ROE, ROI, dan EPS. Dengan adanya prinsip-prinsip GCG, maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat membantu investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Dapat
disimpulkan bahwa dengan
diterapkannya prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan, maka pihak-pihak yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang jelas sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga dapat mendorong pengelolaan organisasi yang demokratis, lebih accountable, lebih transparan, serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang. Dalam hal ini,
Universitas Sumatera Utara
tentu saja kinerja keuangan perusahaan akan meningkat karena seiring dengan berjalan lancar. Paradita (2009) ”Prinsip GCG diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan memenuhi laba yang ditargetkan ”. Adapun manfaat dari penerapan GCG salah satunya yaitu meningkatkan produktifitas dan efisiensi perusahaan yang tentu saja berimbas terhadap penjualan. Dengan adanya laba bersih yang baik akan berpengaruh pada kinerja perusahaan yang pada penelitian ini dapat dilihat dari meningkatnya rasio ROE, ROI, dan EPS.
2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan penelitian serta tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka terdapat 3 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. 1. GCG berpengaruh terhadap ROE. 2. GCG berpengaruh terhadap ROI. 3.
GCG berpengaruh terhadap EPS.
Universitas Sumatera Utara