BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi 1. Konsep Dasar 1.1. Nutrisi 1.1.1. Definisi nutrisi Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transfortasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002). Kata “gizi” berasal dan bahasa Arab “ghidza”, yang berarti makanan. Zat gizi (nutritients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2001). Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh yang dikategorikan menjadi enam yakni air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2005).
Universitas Sumatera Utara
1.1.2. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencemaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan dimulai dan mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan makanan secara kimiawi (Hidayat, 2006).
1.1.2.1. Saluran Pencernaan 1.1.2.1.1. Mulut Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang sempit (vestibula), yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut. Di dalam mulut makanan mengalami proses mekanisme melalui pengunyahan yang akan membuat makanan dapat hancur secara merata, dibantu oleh enzim amilase yang akan memecah amilium yang terkandung di dalam makanan menjadi maltosa. Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi dan otot-otot mengunyah. Di dalam mulut juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amilase, melicinkan bolus sehingga mudah ditelan, menetralkan serta mengencerkan bolus. Dalam proses sekresi, saliva
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor mekanisme (seperti adanya benda-bolus-dalam mulut), faktor psikis (seperti bila mencium atau mengingat makanan yang enak), dan faktor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin) (Hidayat, 2006). 1.1.2.1.2. Faring dan Esofagus Faring merupakan saluran pencemaan yang terletak di belakang hidung, mulut dan laring. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, saluran tabung yang memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung. Esofagus merupakan bagian yang berfungsi dengan menghantarkan makanan dari faring menuju lambung. Esofagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan pajang kurang lebih 2 cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini berfungsi untuk mencegah gerakan balik sisi organ bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran serabut otot di
Universitas Sumatera Utara
depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi (Hidayat, 2006). 1.1.2.1.3. Lambung Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama, dan bagian bawah yang berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau kardia dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan limpa menempel pada sebelah kiri fundus. Fundus memiliki fungsi, yaitu fiingsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dicerna sedikit demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikelpartikel kecil yang dapat bercampur dengan asma lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton., amilase memecak amilium menjadi maltosa lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor instrinsik yang memungkinkan absorbsi vitamin B 12 yaitu di uleum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang
Universitas Sumatera Utara
mengandung 0,4 % HC1 untuk mengasamkan semua makanan serta bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan (llidayat, 2006). 1.1.2.1.4. Usus Halus Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m diam keadaan hidup. Kemudian, akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6 m pada orang yang telah meninggal, akibat adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus halus terletak diantara umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari lambung hingga katup ileo kolika. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum dengan panjang kurang lebih 2 m, dan ileum dengan panjang kurang lebih 1 m atau 3/5 akhir dan usus. Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorbsi chime dari lambung. Zat-zat makana yang telah halus akan di absorbsi di dalam usus halus, yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin D, vitamin A, D, E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat (Hidayat, 2006). 1.1.2.1.5. Usus Besar Usus besar atau juga disebut sebagai kolon merupakan sambungan dari usus halus yang dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas asenden, transversum, desenden, sigmoid dan berakhir di rectum
Universitas Sumatera Utara
yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anak. Fungsi utama usus besar adalah megabsorbsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas absorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat di usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan pembusukan sisa-sisa makanan (Hidayat, 2006).
1.1.2.2. Organ Asesoris 1.1.2.2.1. Hati Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian paling atas rongga abdomen, di sebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki berat kurang lebih 1500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligament falsiformis. Pada lobus kanan bagian belakang kantung empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu, fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah, dan menyimpan glikogen (Hidayat, 2006). 1.1.2.2.2. Kantung Empedu Kantung empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantung yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran depan yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
panjang 8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm. kantung empedu memiliki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah dalam membran mukosa. Fungsi kantung empedu adalah tempat menyimpan cairan yang lain, memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum enzim-enzim pada usus halus, mengemulsi garam-garam
empedu,
mengemulasi
lemak,
mengekskresi
beberapa zat yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau-hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam empedu, lemak, koleterol, pigmen, fofolipid, dan sedikit protein (Hidayat, 2006). 1.1.2.2.3. Pankreas Pankreas merupakan kelenjar yang stukturnya sama seperti kelenjar ludah dan memiliki panjang kurang lebih 5 cm. Pankreas terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian kepala pankreas yang paling lebar, badan pankreas yang letaknya dibelakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama, serta bagian ekor pankreas yang merupakan bagian runcing disebelah kiri dan meyentuh limpah. Pankreas memiliki dua fungsi, yaitu fungsi eksokrin dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yamg terbesar di antara alveoli pankreas (Hidayat, 2006).
Universitas Sumatera Utara
1.1.3. Proses Pencernaan Makanan 1.1.3.1. Ingesti (Penelanan) Yaitu tahap dimana makanan dimasukkan kedalam mulut lalu dikunyah oleh gigi, dibasahi oleh air ludah dan dibolak-balik oleh lidah, setelah makanan halus, maka akan ditelan dengan bantuan ludah ke dalam kerongkongan. Oleh kerongkongan, makanan didorong masuk ke lambung dengan suatu gerakan yang disebut peristaltik. 1.1.3.2. Digesti (Pencernaan) Yaitu tahap pengolahan makanan yang teradi di dalam lambung, terjadi secara kimiawi atau enzimatik. Dalam lambung makanan di cerna dengan bantuan enzim-enzirn pencernaan seperti pepsin, dan lain-lain. 1.1.3.3. Absorbsi (Penyerapan) Tahap penyerapan makanan terjadi di usus harus. Pada bagian atas usus halus, makanan melewati lubang saluran empedu dan pankreas. Makanan kemudian melalui tiga bagian dari usus halus, duodenum, jejunum, dan ileum. 1.1.3.4. Eliminasi (Pembuangan) Tahap pembuangan terjadi pada anus, setelah melalui tahap penyerapan. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi, lalu dibuang ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi penyerapan air dan garam-garam mineral. Dalam usus besar juga terjadi pembusukan sisa makanan sebelum kemudian dibuang
Universitas Sumatera Utara
keluar tubuh melalui anus dalam bentuk padatan atau feses. gas, dan cairan. 1.1.4. Fungsi Nutrisi Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat-zat gizi esensial adalah zat yang harus didatangkan dan makanan. Bila dikelompokkan ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, berikut akan dijelaskan lebih lanjut (Almatsier, 2001). Fungsi pertama adalah memberi energi. Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas. Ketiga zat gizi terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan zat pembakar (Almatsier, 2001). Fungsi kedua adalah pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Protein, mineral, dan air adalah bagian dan jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi (nutrients) tersebut dinamakan zat pembangun (Almatsier, 2001)
Universitas Sumatera Utara
Fungsi ketiga adalah mengatur proses tubuh. Protein, mineral, air, dan vitamin diperlukan untuk mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air didalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk kedalam tubuh. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf, dan otot serta banyak proses lain yang terjadi didalam tubuh termasuk proses menua. Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh, seperti didalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa / ekskresi dan lain-lain. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air, dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2001).
1.1.5.
Status Nutrisi Pemecahan makanan, pencernaan, absorpsi, dan asupan makanan merupakan faktor penting dalam menentukan status nutrisi sebagai berikut (Tarwoto dan Wartonah, 2006): a.
Keseimbangan energi Energi
merupakan
kekuatan
untuk
bekerja.
Manusia
membutuhkan energi untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya. Keseimbangan energi = Pemasukan energi - Pengeluaran Energi
Universitas Sumatera Utara
atau Pemasukan energi = Total pengeluaran energi (panas + kerja+ energi yang disimpan) b.
Pernasukan energi Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Dari makanan yang dimakan kemudian di pecah secara kimiawi menjadi protein, lemak, dan karbohidrat. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori. Satu kilokalori juga disebut satu kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 derajat celcius. Satu kkal = 1 K atau sama dengan 1.000 kalori. Ketika makanan tidak tersedia maka akan terjadi pemecahan glikogen yang merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati dan jaringan otot. c.
Pengeluaran energi Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh
untuk men-support jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat seperti adenosine triphosfat (ATP). Kebutuhan
energi
seseorang
ditentukan
oleh
Basal
Metabolisme Rate (BMR) dan aktivitas fisik. Kebutuhan
(0,1 x (Energi
energi setiap = (BMR + 24) + konsumsi + untuk
Universitas Sumatera Utara
hari ditentukan
kkal setiap aktivitas)
dengan rumus
hari)
Energi untuk aktivitas misalnya: Istirahat
= 30 kal/jam
Duduk = 40 kal/jam Berdiri = 60 kal/jam Menjahit
= 70 kal/jam
Mencuci piring = 130-176 kal/jam Melukis
= 400 kal/jam
Jika nilai pemasukan energi lebih kecil dari pengeluaran energi maka akan terjadi keseimbangan negatif sehingga cadangan makanan dikeluarkan, hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan. Sebaliknya, jika pemasukan energi lebih banyak dari pengeluaran energi maka terjadi keseimbangan positif, kelebihan energi akan disimpan dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan berat badan. d.
Basal Metabolisme Rate (BMR) Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan
pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, pernafasan, peristaltik usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh. Kebutuhan kalori basal dipengaruhi oleh (Tarwoto dan Wartonah, 2006):
Universitas Sumatera Utara
1. Usia Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basal bertambah dengan cepat, hal ini berhubungan dengan factor pertumbuha. Setelah usia 20 tahun konstan. 2. Jenis kelamin Kebutuhan
metabolisme
basal
laki-laki
lebih
besar
dibanding wanita. Pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/Kg BB/jam sedangkan pada wanita 0,9 kkal/Kg BB/jam 3. Tinggi dan berat badan Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh. Makin luas pengeluaran panas akan lebih banyak sehingga kebutuhan basal metabolisme lebih besar. 4. Kelainan endokrin Hormon tiroksin berpengaruh terhadap metabolisme, peningkatan
tiroksin
misalnya
pada
hipertiroid
akan
meningkatkan basal metabolisme sedangkan penurunan kadar tiroksin akan menurunkan metabolisme. 5. Suhu lingkungan Suhu lingkungan yang lebih dingin akan meningkatkan metabolisme untuk menyesuaikan diri tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
Universitas Sumatera Utara
6. Keadaan sakit Pada orang sakit suhu tubuh meningkat. Peningkatan suhu tersebut akan mempercepat reaksi kimia, dimana peningkatan 1 derajat celsius akan meningkatkan BMR sebanyak 14%. 7. Keadaan stres dan ketegangan Keadaan stres dan ketegangan akan rnerangsang produksi katekolamin yang mempunyai efek peningkatan metabolisme. a.
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Massa Index (BMI) dan Ideal Body Weight (IBW). 1. Body Massa Index (BMI) Merupakan ukuran dan gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan, BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas. Rumus BMI diperhitungkan: BB (Kg) atau BB (pon) x 704.5 TB (M)
TB (inc)2
2. Ideal Body Weight (IBW) Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Universitas Sumatera Utara
b.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain: 1.
Vital kehidupan, pernafasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-lain.
2.
Kegiatan mekanik oleh otot.
3.
Aktivitas otot dan saraf.
4.
Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim dan hormon.
c.
d.
5.
Sekresi cairan pencernaan.
6.
Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.
7.
Pengeluaran hasil metabolisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi : 1.
Peningkatan basal metabolisme rate.
2.
Aktivitas tubuh.
3.
Faktor usia.
4.
Suhu lingkungan.
5.
Penyakit atau status kesehatan.
Elemen nutrien/zat gizi terdiri atas: 1.
Karbohidrat.
2.
Protein.
3.
Lemak.
4.
Vitamin.
5.
Mineral.
6.
Air.
Universitas Sumatera Utara
Karbohidrat, lemak, dan protein disebut energi nutrien karena merupakan sumber energi dari makanan, sedangkan vitamin, mineral, dan air merupakan substansi penting untuk membangun, mempertahankan, dan mengatur metabolism jaringan tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006). 2.1 Tabel Kebutuhan Energi per Hari Umur
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (Cm)
Energi (kkal)
0-6 bulan
5,5
60
860
7-12 bulan
8,5
71
800
1-3 tahun
12
89
1220
4-6 tahun
18
108
1720
7-9 tahun
23,5
120
1860
10-12 tahun
30
135
1950
13-15 tahun
40
152
2200
16-19 tahun
53
160
2360
20-59 tahun
56
162
2400
60 tahun
56
162
1960
10-12 tahun
32
139
1750
13-15 tahun
42
153
1900
16-19 tahun
46
154
1850
20-59 tahun
50
154
1900
60 tahun
50
154
1700
Pria
Wanita
Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi zat gizi adalah (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1. Sebagai penghasil energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik. 2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan. 3. Sebagai pelindung dan pengatur. e.
Macam-macam nutrisi (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit. Glikogen adalah sintesis dan glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa. Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
a) Jenis karbohidrat Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. a. Monosakarida Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan merupakan molekul yang paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida adalah glukosal dektrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran, fruktosa
Universitas Sumatera Utara
banyak terdapat pada buah, sayur, madu, dan galaktosa yang berasal dari pecahan disakarida. b. Disakarida Jenis disakarida adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Sukrosa dan maltosa banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan. c. Polisakarida Merupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen, dan selulosa. b) Fungsi karbohidrat a. Sumber energi yang murah. b. Sumber energi utama bagi otak dan saraf. c. Membuat cadangan tenaga tubuh. d. Pengaturan metabolisme lemak. e. Untuk efisiensi penggunaan protein. f. Memberikan rasa kenyang. c) Sumber karbohidrat Sumber karbohidrat umumnya adalah makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sedangkan pada karbohidrat hewani berbentuk glikogen.
Universitas Sumatera Utara
d) Metabolisme karbohidrat Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Pencemaan adalah memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat diabsorpsi melalui cairan tubuh. Mekanisme pencernaan bisa secara mekanik melibatkan fungsi saraf dan otot untuk memindahkan makanan dalam saluran pencernaan melalui kontraksi otot. Pencernaan secara kimia melalui tipe sekresi yang diproduksi pada saluran pencernaan. Ada 4 tipe produk sekresi yang dapat membantu pencernaan yaitu enzim yang spesifik, Hcl, mukus, air, dan elektrolit. Zat gizi diabsorpsi oleh seluruh usus kecil dan bagian proksimal usus besar metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses: a. Perubahan dari katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbon dioksida, dan air disebut glikogenolisis. b. Perubahan dari anabolisme glukosa menjadi glikogen disebut glikogenesis. c. Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa disebut glukoneogenesis. e) Masalah-masalah yang terkait dengan karbohidrat Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau Protein Energi Malnutrisi (PEM) dan penyakit kegemukan karena ketidakseimbangan
antara
asupan
dengan
energi
yang
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan.
Penyakit
akibat
gangguan
metabolisme
karbohidrat tampak pada Diabetes Mellitus. 2. Protein Protein
berfungsi
sebagai
pertumbuhan,
mempertahankan, dan mengganti jaringan tubuh. Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal. Bentuk sederhana dan protein adalah asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk hormon dan enzim. Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dan makanan. Jenis asam amino esensial di antaranya lisin, triptofan, fenilalanin, leusin. a) Jenis protein Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1. Protein sederhana Jenis protein ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya albumin dan globulin. 2. Protein bersenyawa Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk kromoprotein.
Universitas Sumatera Utara
3. Turunan atau devirat dan protein Termasuk dalam turunan protein adalah albuminosa, pepton, dan gelatin. b) Fungsi Protein 1.
Untuk
keseimbangan
meningkatkan
cairan
tekanan
yaitu
osmotik
dengan koloid,
keseimbangan asam. 2.
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan.
3.
Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.
4.
Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5.
Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalarn bentuk genes.
c) Sumber Protein 1.
Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati, udang, ikan, kerang, ayam, dan sebagainya.
2.
Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
d) Metabolisme Protein Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin.
Universitas Sumatera Utara
Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton, Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dan pankreas dan selanjutnya diserap atau berdisfusi ke aliran darah yang menuju ke hati. Asamasam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk mengganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karena protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurn asehingga hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses. Asam amino yang tidak dapat digunakan ditransfer kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat organik dan amoniak (NH 3 ). Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organik dimanfaatkan sebagai sumber energi. e) Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein diantaranya: 1. Berat badan individu. 2. Aktivitas. 3. Keadaan pertumbuhan, bayi : 3 gr/kg BB, anak-anak : 1,75-2,5 gr/kg BB, dan pada remaja sampai dengan lanjut usia: 1,25-1,75 gr/kg BB.
Universitas Sumatera Utara
3. Pada wanita hamil ditambah 10 gr/hari. 4. Pada ibu rnenyusui ditambah 20 gr/hari. 5. Keadaan/kondisi kesehatan. 2.2 Tabel Kebutuhan Protein per Hari Umur
Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (Cm)
Energi (kkal)
0-6 bulan
5,5
60
12
7-12 bulan
8,5
71
15
1-3 tahun
12
89
23
4-6 tahun
18
108
32
7-9 tahun
23,5
120
36
10-12 tahun
30
135
45
13-15 tahun
40
152
57
16-19 tahun
53
160
62
20-59 tahun
56
162
50
60 tahun
56
162
50
10-12 tahun
32
139
49
13-15 tahun
42
153
47
16-19 tahun
46
154
47
20-59 tahun
50
154
44
60 tahun
50
154
44
Pria
Wanita
Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dan Solihin Pudjiadi, 2001.
Universitas Sumatera Utara
3. Lemak Lemak atau lipid merupakan sumber energi paling besar. a) Berdasarkan ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1. Lemak murni yaitu lemak yang terdiri atas asam lemak dan gliserol. 2. Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak dengan garam fosfor, glikolipid yaitu ikatan lemak dengan glikogen. b) Fungsi Lemak yaitu (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1. Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal. 2. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus. 3. Memberikan asam-asam lemak esensial. c) Sumber Lemak Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada kacang-kacangan, kelapa, dan lainlain. Sedangkan lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain (Tarwoto dan Wartonah, 2006). d) Metabolisme Lemak Pencernaan lemak dimulai dari lambung dengan bantuan enzim lipase yang berasal dari pankreas. Di dalam
Universitas Sumatera Utara
duodenum
trigliserida
dipecah
menjadi
diglyserida,
monoglysakarida, dan asam lemak bebas dengan bantuan lipase. Asam lemak bebas rantai panjang tidak larut (emulsi). Lemak kemudian diserap ke darah menuju ke hati. Di dalam hati sebagian digunakan untuk energi, sebagian diubah menjadi zat keton, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk lemak badan. Apabila tubuh kehabisan glikogen maka lemak badan diambil kembali. Mula-mula lemak badan menjadi fosfolipid, kemudian dalam hati dalam bentuk lemak bebas. Jika dalam makanan terdapat kelebihan karbohidrat atau lemak dan kebutuhan tubuh maka kelebihan tersebut disimpan sebagai cadangan tenaga. Lemak cadangan disimpan di sekitar jantung, paru-paru, ginjal, dan alat tubuh yang lain. Simpanan lemak dalam tubuh digunakan sebagai (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1. Cadangan tenaga/energi. 2. Bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal, biji mata. 3. Mempertahankan panas tubuh. 4. Perlindungan
tubuh
terhadap
trauma,
zat-zat
kimia
berbahaya. 5. Membentuk postur tubuh. 4.
Mineral Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena
perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasi menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100
Universitas Sumatera Utara
mg atau lebih, dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dan 100
mg.
Termasuk
dalam
makromineral
adalah
kalsium,
magnesium fosfat sedangkan yang termasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron, zinc (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Secara umum fungsi dan mineral adalah (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1.
Mambangun jaringan tulang.
2.
Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
3.
Membenikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf.
4.
Membuat berbagai enzim.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tabel Kebutuhan Mineral per Hari Umur
Berat
Tinggi
Kelsium
Fosfor
Besi
Zinc Yodium
Badan
Badan
(mg)
(mg)
(mg)
(mg)
(µg)
(kg)
(cm)
0-6 bulan
5,5
60
600
200
3
3
50
7-12 bulan
8,5
71
400
250
5
5
70
1-3 tahun
12
89
500
250
8
10
70
4-6 tahun
18
108
500
350
9
10
100
7-9 tahun
23,5
120
500
400
10
10
120
10-12 tahun
30
135
700
500
14
15
150
13-15 tahun
40
152
700
500
17
15
150
16-19 tahun
53
160
600
500
23
15
150
20-59 tahun
56
162
500
500
13
15
150
60 tahun
56
162
500
500
13
15
150
10-12 tahun
32
139
700
450
14
15
150
13-15 tahun
42
153
700
450
19
15
150
16-19 tahun
46
154
600
450
25
15
150
20-59 tahun
50
154
500
450
26
15
150
Pria
Wanita
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dan Solihin Pudjiadi, 2001.
Universitas Sumatera Utara
5. Vitamin Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator (Tarwoto dan Wartonah, 2006). a) Jenis Vitamin Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi (Tarwoto dan Wartonah, 2006): 1. Vitamin yang larut dalam air : vitamin B kompleks, B 1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin C. 2. Vitamin yang larut dalam temak vitamin A,D,E,K. b) Fungsi Vitamin Fungsi
utama
vitamin
adalah untuk
pertumbuhan,
perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Universitas Sumatera Utara
Umur
Berat Tinggi Vit. A Tiamin
Ribofl Niasin B12
Vit.
Badan Badan (RE)
avin
(mg)
(mg)
(mg)
(mg)
(Kg)
(cm)
0-6 bulan
5,5
60
350
0,3
0,3
2,5
0,1
25
7-12 bulan
8,5
71
350
0,4
0,4
3,8
0,1
25
1-3 tahun
12,0
89
350
0,5
0,6
5,4
0,5
25
4-6 tahun
18,0
108
360
0,7
0,9
7,6
0,7
25
7-9 tahun
23,5
120
407
0,7
0,9
8,1
0,9
25
10-12 tahun
30,0
135
450
0,8
1,0
8,6
1,0
30
13-15 tahun
40,0
152
600
0,9
1,1
9,7
1,0
40
16-19 tahun
53,0
160
600
1,0
1,2
10,0
1,0
40
20-59 tahun
56,0
162
600
1,0
1,2
10,6
1,0
40
60 tahun
56,0
162
600
0,8
1,0
8,6
1,0
40
10-12 tahun
32,0
139
500
0,7
0,9
7,7
1,0
30
13-15 tahun
42,0
153
500
0,8
1,0
8,4
1,0
30
16-19 tahun
46,0
154
500
0,8
0,9
8,1
1,0
30
20-59 tahun
50,0
154
500
0,9
1,0
8,4
1,0
30
60 tahun
50,0
154
500
0,7
0,9
7,5
1,0
30
C
(mg)
Pria
Wanita
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin Pudjiadi, 2001.
Universitas Sumatera Utara
1.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi 1.
Pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi (Hidayat, 2006).
2.
Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka (Hidayat, 2006).
3.
Kebiasaan Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dapat mempengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat menyebabkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak (Hidayat, 2006).
Universitas Sumatera Utara
4.
Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya fariasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota-kota besar di negara kita memiliki kecenderungan mengenai makanan tertentu secara berlebihan, seperti makanan cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lainnya. Makanan-makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlatu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik (Hidayat, 2006).
5.
Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian
yang
tinggi
biasanya
mampu
mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah (Hidayat, 2006).
2. Pengkajian 1. Riwayat keperawatan dan diet (Tarwoto dan Wartonah, 2006) a.
Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b.
Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
Universitas Sumatera Utara
c.
Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya?
d.
Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka bakar dan demam?
e.
Adakah toleransi makan/minum tertentu?
2. Faktor yang mempengaruhi diet (Tarwoto dan Wartonah, 2006) -
Status kesehatan.
-
Kultur dan kepercayaan.
-
Status sosial ekonomi.
-
Faktor psikologis.
-
Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik (Tarwoto dan Wartonah, 2006) a.
Keadaan fisik : apatis, lesu.
b.
Berat badan : obesitas, kurus (underweight).
c.
Otot : fiaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
d.
Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e.
Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver.
f.
Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dan 100 kali/menit, mama abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
g.
Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h.
Kulit : kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i.
Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stornatitis, membran mukosa pucat.
Universitas Sumatera Utara
j.
Gusi : pendarahan, peradangan.
k.
Lidah: edema, hiperemis.
l.
Gigi : karies, nyeri, kotor.
m. Mata : konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi. n.
Kuku: mudah patah.
o.
Pengukuran antropometri:
-
Berat badan ideal: (TB — 100) ± 10%
-
Lingkar pergelangan tangan
-
Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm Pria -
: 28,3 cm
Lipatan kuilt pada otot trisep (TSF):
Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm Pria
: 12,5-16,5 cm
4. Laboratorium (Tarwoto dan Wartonah, 2006) a.
Albumin (N : 4-5,5 mg/100 ml)
b.
Transferin (N: 170-25 mg/100 ml)
c.
Hb (N:l2mg%)
d.
BUN (N: 10-20 mg/100 ml)
e.
Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100 ml).
Universitas Sumatera Utara
3.
Diagnosa Keperawatan dan Intervensi 1. Perubahan nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh Definisi : Keadaan dimana intake nutrisi kurang dan kebutuhan metabolisme tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Kemungkinan berhubungan dengan (Tarwoto dan Wartonah, 2006): a.
Efek dan pengobatan.
b.
Mual/muntah.
c.
Gangguan intake makanan.
d.
Radiasi/kemoterapi.
e.
Penyakit kronis.
Kemungkinan data yang ditemukan (Tarwoto dan Wartonah, 2006): a.
Berat badan menurun.
b.
Kelernahan.
c.
Kesulitan makan.
d.
Nafsu makan berkurang.
e.
Hipotensi.
f.
Ketidakseimbangan elektrolit.
g.
Kulit kering.
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada (Tarwoto dan Wartonah, 2006): a.
Anoreksia nervosa
b.
AIDS
c.
Pembedahan
d.
Kehamilan
Universitas Sumatera Utara
e.
Kanker
f. Anemia g.
Marasmus
Tujuan yang diharapkan:
4.
a.
Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu.
b.
Peningkatan status nutrisi.
Perencanaan Intervensi
1.
Rasional
Tingkat intake makanan melalui: -
Mengurangi
gangguan
dan
1. Cara khusus untuk meningkatkan nafsu makan
Iingkungan seperti berisik dan lain-lain. -
Jaga privasi pasien.
-
Jaga
kebersihan
ruangan
(barang-barang seperti sputum pot, urinal tidak berada dekat tempat tdur). -
Berikan obat sebelum makan jika ada indikasi.
2.
Jaga kebersihan mulut pasien.
2. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
3.
Bantu pasien makan jika tidak 3. Membantu mampu.
pasien
makan
dan
intake makan.
Universitas Sumatera Utara
4.
Sajikan
makanan
yang
mudah 4. Meningkatkan selera makan dan
dicerna, dalam keadaan hangat, tertutup, dan berikan sedikit sedikit tetapi sering. 5. Memudahkan makanan masuk.
5.
Selingi makan dengan mmum.
6.
Hindari makanan yang banyak 6. Mengurangi rasa nyaman. mengandung gas.
7.
Ukur intake makanan dan timbang 7. Observasi kebutuhan nutrisi. berat badan.
8.
Lakukan latihan pasif dan aktif.
9.
Kaji tanda vital, sensori, bising 9. Membantu usus.
8. Menambah nafsu makan. mengkaji
keadaan
pasien.
10. Monitor hasil lab, seperti glukosa, 10. Monitor status nutrisi. elektrolit, albumin, hemoglobin, kolaborasi dengan dokter. 11. Berikan umpan balik yang positif 11. Meningkatkan kepercayaan untuk tentang peningkatan intake, berat
meningkatkan makan.
badan. 12. Berikan
pendidikan
kesehatan 12. Meningkatkan pengetahuan agar
tentang cara diet, kebutuhan kalori,
pasien lebih kooperatif.
dan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan nutrisi jika pasien menggunakan NGT. 13. Cek kepatenan tube.
13. Menghindari aspirasi dan obstruksi
Universitas Sumatera Utara
tube. 14. Pemberi
cairan/makanan
tidak 14. Menghindari aspirasi.
lebih 150 cc sekali pemberian. 15. Cek temperatur makanan agar tidak 15. Mengurangi kram dan terbakar terlalu panas/dingin. 16. Atur
posisi
semifowler
pada abdomen. saat 16. Mengurangi regurtasi.
memberikan makanan. 17. Jelaskan bagaimana tube bekerja 17. Mencegah komplikasi. dan perawatannya.
2. Perubahan nutrisi lebih dan kebutuhan tubuh Definisi : Pasien dengan risiko atau aktual mengonsumsi makanan melebihi dan kebutuhan metabolisme tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006). Kemungkinan berhubungan dengan (Tarwoto dart Wartonah,2006): 1.
Kelebihan intake.
2.
Gaya hidup.
3.
Perubahan kultur.
4.
Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori.
Kemungkinan data yang ditemukan (Tarwoto dan Wartonah,2006): a.
20% lebih berat dan badan ideal.
b.
Pola makan yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada (Tarwoto dan Wartonah,2006): a.
Obesitas
b.
Hipotiroidesme
c.
Pasien dengan pemakaian kortikosteroid
d.
Imobilisasi yang lama
e.
Cushings syndrome
f.
Bulimia
Tujuan yang diharapkan (Tarwoto dan Wartonah, 2006): a.
Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol.
b.
Perencanaan kontrol berat badan untuk yang akan datang.
c.
Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.
Intervensi 1.
Lakukan pengkajian kembali pola 1. Informasi dasar untuk perencanaan makan pasien.
2.
rasional
awal dan validasi data.
Diskusikan dengan pasien tentang 2. Membantu mencapai tujuan. kelebihan makan.
3.
Diskusikan
motivasi
untuk 3. Membantu rnernecahkan masalah.
menurunkan berat badan. 4.
Kolaborasi dengan ahli diet yang 4. Menentukan makanan yang sesuai tepat.
5.
dengan pasien.
Ukur intake makanan dalam 24 jam 5. Mengetahui jumlah kalori yang masuk
Universitas Sumatera Utara
6.
Baut
program
latihan
untuk 6. Meningkatkan kebutuhan energi
olahraga. 7.
Hindari makanan yang banyak 7. Makanan mengandung lemak.
8.
Berikan
pengetahuan
berlemak
banyak
menghasilkan energi. kesehatan 8. Memberikan
informasi
dan
mengurangi komplikasi..
tentang: 12. Program diet yang benar. 13. Akibat yang mungkin timbul pada kelebihan berat badan.
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian DATA UMUM IDENTITAS PASIEN 1
Inisial Kepala Keluarga
: Tn. B
2
Umur
: 39 Tahun
3
Pendidikan Terakhir
: SMA
4
Status Perkawinan
: Menikah
5
Pekerjaan
: Wiraswasta
6 Alamat
: Jln. Perumahan Villa Asri Pasar V Marindal No. 8 Medan
Universitas Sumatera Utara
7
Komposisi Keluarga
:
Imunisasi
L/P No
Nama
Hubungan dengan
Umur Pendidikan Pekerjaan DPT
BCG
Polio
HB
KK
Campak
1
Ny.R
Istri
P
32Thn
SMA
IRT
2
An. I
Anak
L
8 Thn
SD
Pelajar
3
An.R
Anak
P
6 Thn
SD
Pelajar
1
2
3
1
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
2
3
4
1
2
3
P P P
P P
P
P
P
P
P P P
P P
P
P
P
P
P P P
P P
P
P
P
Universitas Sumatera Utara
8
Genogram :
9
Tipe Keluarga Tipe Keluarga An.R adalah tipe keluarga inti / Nuclear Family.
10 Suku Bangsa Tn.R dan Klien Ny.R bersuku batak. Keluarga Ny.R suka makan – makanan yang pedas, berminyak dan bersantan. Keluarga mengonsumsi sayur setiap makan dan hanya sesekali mengonsumsi buah-buahan. 11 Agama Keluarga Ny.R beragama Islam, biasanya keluarga melakukan sholat 5 waktu di rumah dan jarang sholat berjamaah dimesjid atau musholla. Ny.R mengatakan ia tidak aktif di dalam kegiatan pengajian di musholla, karena mengurus rumah dan kedua anaknya serta membantu suaminya berdagang. Menurut Ny.R semua penyakit adalah takdir yang digariskan oleh Allah tetapi sebagai manusia terus berusaha untuk mencapai kesembuhan. Tidak ada nilai- nilai keyakinan yang bertentangan dengan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
12 Status Sosial Ekonomi Menurut Ny.R pendapatan keluarganya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ny.R mengatakan juga memiliki tabungan wajib setiap harinya yaitu Rp50.000/hari. Pendapatan Tn.B ± Rp 1.500.000/bulan. Kebutuhan yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli susu, listik dan air. Keluarga mempunyai TV, radio, kendaraan roda dua. 13 Aktivitas rekreasi keluarga Biasanya keluarga menonton TV bersama pada saat malam hari, sambil menonton keluarga saling bercerita dan sharing jika sedang menghadapi suatu masalah. Jika Tn. B dan Ny. R tidak bekerja dan kedua ananknya libur sekolah mereka sekeluarga pergi berekreasi.
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 14 Tahap perkembangan keluarga saat ini Saat ini keluarga masuk pada tahap keluarga childscod dengan tugas perkembangan sebagai berikut: 1. Membagi peran & tanggung jawab 2. Mempersiapkan dana Child School 3. Memfasilitasi role learning anggota keluarga 4. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak sekolah 5. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Universitas Sumatera Utara
15 Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi Keluarga Tn. B dan Ny. R belum memiliki rumah yang sesuai dengan keinginan mereka walaupun rumah tersebut milik sendiri dikarenakan kondisi dana yang belum mencukupi. 16 Riwayat Keluarga Inti Pada saat ini riwayat kehatan keluarga adalah sebagai berikut: •
Tn.B pada saat pengkajian tidak memiliki keluhan kesehatan
•
Ny.R pada saat pengkajian tidak memiliki keluhan kesehatan
•
An. R pada saat pengkajian mengalami diare
•
An. I pada saat pengkajian tidak memiliki keluhan kesehatan
17 Riwayat Keluarga Sebelumnya •
Riwayat keluarga dari pihak suami: Ayah Tn.R tidak pernah mengalami penyakit yang serius, beliau hanya mengalami penurunan status kesehatan karena proses menua. Ibu Tn.R menderita hipertensi sejak satu tahun yang lalu dan kolesterolnya tinggi.
•
Riwayat keluarga dari pihak istri : Ayah dan Ibu dari Ny.R tiadak ada menderita penyakit yang serius.
III. Pengkajian Lingkungan 18 Karakteristik Rumah Rumah Tn.R dan Ny. R adalah rumah permanen dan merupakan rumah sendiri. Rumah terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, gudang dan kamar mandi. Dan penerangan inadekuat, lantai terbuat semen, tembok permanen, kuat dan dapat melindungi suhu dingin maupun
Universitas Sumatera Utara
gangguan keamanan yang lainnya. Ventilasi dan penerangan kedua kamar tidur inadekuat. Biasanya Ny.R membuang sampah di tempat pembuangan sampah.
1. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW Hubungan keluarga Ny.R dengan tetangga berjalan baik. Satu kali dalam sebulan dilingkungan tempat tinggal Ny.R diadakan gotong royong bersama tetangga untuk membersihkan lingkungan. Sebagian besar komunitas adalah penduduk pribumi. Perumahan penduduk dilingkungan rumah Ny.R cukup padat, jalan yang digunakan relatif aman namun jalanan disana cukup sepi. Pelayanan kesehatan yang ada berupa praktek bidan, dan puskesmas dan rumah sakit juga dekat tidak jauh. 19 Mobilitas Geografis Ny.R sudah 5 tahun menempati tempat tinggalnya sekarang.
Universitas Sumatera Utara
20 Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Tn.R dan Ny.R biasanya berkumpul pada malam hari bersama keluarganya, dimana seluruh anggota keluarga dapat berkumpul secara utuh setelah kesibukan pada pagi dan siang hari. Aktivitas yang dilakukan saat berkumpul di malam hari biasanya adalah makan malam bersama, dan menonton TV. Hubungan keluarga Tn.B dengan keluarga besar dari pihak Ny.R berjalan baik. Interaksi masyarakat : keluarga Tn B dan Ny R dapat berinteraksi baik dengan masyarakat di lingkungan rumahnya dan Tn.B cukup aktif mengikuti perkumpulan dengan pemuda kampung dilingkungan tempat tinggalnya. 21 Sistem Pendukung Keluarga. Apabila timbul masalah kesehatan, keluarga menggunakan sistem pendukung yang tersedia di lingkungannya seperti: praktek bidan lokasinya ±100m dan Puskesmas ±300 dari rumahnya. Keluarga Ny.R tidak memiliki ASKES untuk berobat ke pelayanan kesehatan.
IV. Struktur Keluarga 22 Pola komunikasi keluarga Komunikasi antar keluarga cukup baik, terbuka, dan komunikasi berjalan dua arah karna adanya musyawarah jika ada masalah dalam keluarga. Tidak ada pola komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga. Dalam berkomunikasi keluarga menggunakan bahasa batak, keluarga tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan pesan, dan frekuensi komunikasi dalam keluarga setiap hari dilakukan. 23 Struktur Kekuatan Keluarga Pengendali keluarga adalah Tn.R sebagai kepala keluarga. Cara keluarga dalam mengambil keputusan adalah dengan musyawarah/ kesepakatan dengan seluruh anggota keluarga dan setelah pengambilan keputusan, tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga. Secara umum tidak ada yang mendominasi kekuasaan. 24 Struktur Peran •
Tn.B berperan sebagai suami bagi istrinya, dan kepala keluarga yang bertanggung jawab memberi nafkah bagi keluarga. Menjadi orang tua bagi anak-anaknya dan juga teman hidup bagi istrinya serta pelindung bagi Ny.R.
•
Ny.R berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga. Ny.R sangat menyayangi dan menghormati suaminya. Ny.R cukup bertanggung jawab terhadap urusan dapur dan merawat anaknya
25 Nilai dan Norma Keluarga Keluarga Tn.B memiliki nilai dan norma dalam membina keluarga seperti norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit segera diperiksa ke sarana kesehatan seperti puskesmas ataupun rumah sakit kadang menggunakan jasa pengobatan tradisional.
Universitas Sumatera Utara
V. Fungsi Keluarga 26 Fungsi Afektif Ny.R mengatakan pernikahannya langgeng-langgeng saja. Walau kadang masih ada perbedaan pendapat dan pertengkaran kecil namun masih bisa diselesaikan dengan baik. 27 Fungsi Sosialisasi Ny.R mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan dengan lingkungan yang ada dan berinteraksi dengan tetangga. Keluarga Ny.R selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga mereka, jika ada tetangga yang sakit, pesta dan meninggal dunia, anggota keluarga Ny.R menjenguk dan ikut peran serta membantu tetangganya. 28 Fungsi Perawatan Kesehatan Menurut
keluarga
Ny.R
sehat
adalah
apabila
keluarga
dapat
melaksanakan seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana seluruh kegiatan tidak dapat dilaksanakan/ seluruh aktivitas sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan baik dan optimal. 1. A.
Diare
Pada saat pengkajian tanggal 28 Januari 2014 anaknya mengalami diare. Menurut Ny.R
Diare adalah
buang air
besar yang encer
dan
sering.Menurut Ny.D anaknya sudah mencret sebanyak 4x dalam sehari disertai muntah sebanyak 2x. Penyebab dari penyakit diare menurut Ny.R adalah •
Akibat makan – makanan sembarangan
Universitas Sumatera Utara
•
Makan – makanan yang pedas
Menurut Ny.R tanda dan gejala diare adalah: •
Buang air besar encer
•
Anak sering rewel dan menangis akibat sakit
•
Nafsu makan anak berkurang
Menurut Ny.R, dia tidak mengetahui dampak lanjut dari diare.Keluarga Tn. B sangat cemas dan takut melihat penyakit anaknya dan anaknya tidak mau makan dan minum. Keluarga Tn.B baru membawa An.R ke rumah bidan terdekat namun keluarga Tn.B belum puas karna penyakit An.R belum juga sembuh. Ny.R mengatakan sejauh ini sudah merawat An.R dirumah dengan cara mengompres suhu An.R. Ny.R mengatakan bahwa keluarganya selalu membersihkan lingkungan rumahnya dengan cara goro bersama anggota keluarga yang ada di rumah pada saat hari libur atau pada waktu tidak adanya kesibukan dari masing – masing anggota keluarga.Tempat pembuangan sampah terdiri dari tempat sampah kering dan basah yang telah di sediakan oleh pemerintah setempat. Ny.R mengatakan bila timbul masalah kesehatan keluarga,keluarga menggunakan sistem pendukung yang tersedia seperti bidan,puskesmas dan rumah sakit . 29 Fungsi Reproduksi Keluarga Ny.R memiliki 2 orang anak lak-laki dan 1 anak perempuan. Ia berencana cukup memiliki 2 anak. Saat ini Ny.R memakai alat kontrasepsi, yaitu spiral.
Universitas Sumatera Utara
30 Fungsi Ekonomi Ny.R mengatakan dapat mengatur keuangannya dengan baik. Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari – hari dan memiliki tabungan untuk masa depan dan keperluan yang tidak terduga.
VI. Stres dan Koping Keluarga 31 Stresor jangka pendek Saat ini An.R mengalami diare, An.R terlihat lemas dan lebih >3 kali ke kamar mandi serta tidak mau makan. Tn.B tidak ada keluhan kesehatan. 32 Stresor jangka panjang Tn.B dan Ny.R ingin dapat membangun rumahnya agar lebih layak dan nyaman ditempati. 33 Kemampuan Keluarga Berespon terhadap situasi/stressor Terhadap stress jangka pendek Ny.R mengawasi makanan yang akan di makan An.R dan segera memberikan obat apabila An.R diare. Sedangkan terhadap stress jangka panjang keluarga Tn.B sudah mulai menabung. 34 Strategi Koping yang digunakan Keluarga menggunakan sistem dukungan sosialnya dari keluarga besarnya. Jika ada keperluan mendadak. Sedangkan jika ada masalah dalam keluarga, keluarga berusaha untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan mendiskusikanya. 35 Strategi Adaptasi Disfungsional Keluarga Ny.R tidak memiliki adaptasi yang disfungsional karena Ny.R dan anggota keluarga lainnya selalu terbuka terhadap semua persoalan
Universitas Sumatera Utara
yang dihadapi sehingga setiap masalah dapat dicarikan jalan keluar secara bersama-sama.
VII. Pemeriksaan Fisik No 1.
Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum
An.R TB : 96 cm BB :15 Kg
2.
Kepala :
Simetris, Benjolan (-) Lesi (-)
• Rambut • Mata
Lurus, tidak rontok dan berwarna hitam Mata cekung,air mata sudah mulai kurang, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik
• Telinga
Bentuk normal cerumen (-) pendengaran baik, sismetris
• Hidung
Polip (-), sinusitis (-), Lendir (-), Penciuman baik, Simetris
• Mulut
Mukosa mulut/bibir kering.bibir kering.lidah ada bercak putih.terlihat bekas jahitan bibir sumbing
2.
• Kulit
Turgor kulit agak jelek,akral hangat 37,0 c
• Leher
Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan KGB
3.
Thorak
Bentuk simetris, tidak teraba benjolan,
Universitas Sumatera Utara
tidak ada lesi dan lecet 4
Sistem Pernafasan
Bunyi nafas vesikuler, RR = 20 x/i, retraksi dinding dada (-) penggunaan otot bantu nafas (-)
Sistem Cardivaskuler
TD : 80/60 mmHg ND : 90 x/i, IC tidak terlihat, irama teratur, bunyi jantung jelas
4.
Sistem GIT
Distensi abdomen BAB 3-5x/hari bising usus 40x/i
5.
Sistem Genitourinaria
Anus lecet dan memerah, BAK frekuensi 2-3x/hari
6.
Sistem Muskuli
Ekstremitas tidak edema, pergelanangan dengan tidak nyeri pergelangan kaki tidak nyeri varises (-) reflek patella (+)
Universitas Sumatera Utara
2. ANALISA DATA NO DATA 1
DS : Ny. R
ETIOLOGI Diare
mengatakan An. R
MASALAH KEPERAWATAN Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Peningkatan tidak selera makan, sekresi HCL merasa mual dan ingin muntah.
Mual/ muntah
DO : An. R terlihat lemah, wajah pucat.
Tidak selera makan
Asupan nutrisi peroral berkurang 2
DS : Ny. R mengatakan dalam
Makanan yang
Gangguan pola eliminasi BAB
tidak sehat
sehari An. R BAB 4 Gangguan kali sehari Absorsi pada DO : An. R perutnya usus teraba lunak dan peristaltik usus Peningkatan 30x/menit. pergerakan peristaltik usus
Universitas Sumatera Utara
3. RUMUSAN MASALAH 3.1. Masalah Keperawatan 3.1.1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3.1.2.Perubahan pola eliminasi bowel 3.2. Diagnosa Keperawatan 3.2.1.Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak mampu memasukkan makanan d/d mual dan muntah. 3.2.2.Resiko tinggi perubahan pola eliminasi bowel b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan d/d BAB > 3 kali sehari.
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Diagnosa : Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak mampu memasukkan makanan d/d mual dan muntah. Tujuan : intake nutrisi pada pasien adekuat. Kriteria hasil : tidak terjadi penurunan BB, peningkatan status gizi Intervensi 1.
Kaji kemampuan menelan pasien
Rasional 1. Mengetahui apakah ada tanda kesulitan untuk menelan dan memberikan informasi tentang jenis diet yang sesuai.
2.
Jaga kebersihan mulut pasien
2. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
3.
Sajikan makanan yang mudah dicerna dalam keaadan hangat,
3. Meningkatkan selera makan dan intake makan.
Universitas Sumatera Utara
tetutup dan berikan sedikit-sedikit tapi sering. 4.
Selingi makan dengan minum
4. Memudahkan makanan masuk.
5.
Hindari makanan yang banyak
5. Mengurangi rasa nyaman
mengandung gas. 6.
Posisikan pasien semi fowler saat memberikan diet.
7.
Observasi muntah.
6. Membantu mengurangi resiko aspirasi 7. Mengetahui input dan out put yang keluar
Diagnosa : Resiko tinggi perubahan pola eliminasi bowel b/d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan d/d BAB > 3 kali sehari. Tujuan : Pola eliminasi bowel kembali normal. Kriteria hasil : karakteristik feses dan frekuensinya kembali normal Intervensi 1.
Catat dan kaji kembali warna, konsistensi, jumlah, dan waktu
Rasional 1. Pengkajian dasar untuk mengetahui adanya masalah bowel
BAB 2.
Kaji dan catat pergerakan usus
2. Deteksi dini penyebab diare
3.
Berikan cairan ade kuat
3. Membantu feses lebih lunak
4.
Berikan makanan tinggi serat dan
4. Menghindari konstipasi
hindari makanan yang banyak mengandung gas
Universitas Sumatera Utara
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN NO 1
Diagnosa Resiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak mampu
Implementasi
Evaluasi
1. Mengkaji kemampuan
S : Ny. R
menelan pasien
mengatakan An. R
2. Menjaga kebersihan mulut pasien
tidak selera makan karena mual
3. Menyajikan makanan
O : pucat (+)
memasukkan
yang mudah dicerna dalam
A : masala teratasi
makanan d/d mual
keaadan hangat, tetutup
sebagian, rasa
dan muntah.
dan berikan sedikit-sedikit
mual An. R
tapi sering.
berkurang
4. Menyelingi makan dengan minum
P : intervensi dilanjutkan
5. Menghindari makanan yang banyak mengandung gas. 6. Memposisikan pasien semi fowler saat memberikan diet. 7. Mengobservasi muntah. 2
Resiko tinggi
1. Mencatat dan kaji kembali
S : Ny. R
perubahan pola
warna, konsistensi, jumlah, mengatakan An. R
eliminasi bowel b/d
dan waktu BAB
ketidakmampuan
2. Mengkaji dan catat
<3 kali BAB sehari
Universitas Sumatera Utara
keluarga mengenal masalah kesehatan d/d BAB > 3 kali sehari.
pergerakan usus
O : Peristaltik 30x
3. Memberikan cairan ade kuat 4. Memberikan makanan tinggi serat dan hindari makanan yang banyak mengandung gas
Universitas Sumatera Utara