BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PARIWISATA SECARA UMUM, WISATA AGRO, DAN SIMANTRI 2.1. Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan rekresasi dan segala jenis persiapan yang dilakukan untuk kegiatan ini. Seorang dikatakan wisatawan jika melakukan perjalahan sejauh kurang lebih 80 km (50 mil) dengan tujuan rekreasi. Definisi lebih luas mengenai pariwisata adalah industri jasa yang menawarkan jasa transportasi, hospitality, tempat menginap, makan dan minum serta jasa yang bersangkutan dengan perjalanan wisata lainnya seperti asuransi (Definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia). Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta
11
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Menurut Suwantoro (2004), secara hakekanya pariwisata adalah proses kepergian seseorang atau lebih ke daerah lain dari daerah asalnya. Kepergian tersebut umumnya memiliki beragam tujuan dan kepentingn seperti tujuan atau kepentingan social, budaya, politik, kesehatan dan keagamaan ataupun kepentinagn dan tujuan lain seperti keinginan mnambah pengalaman ataupun pengetahuan. Kegiatan pariwisata erat kaintannya dengan perjalanan wisata, yaitu perubahan tempat menetap secara sementara dengan berbagai tujua dan alasan tanpa tujuan mendapatkan upah (non profit oriented). Oleh karena itu dapat dikatakan pariwisata adalah kegiatan individu atau kelompok yang bertujuan untuk memenuhi hasrat ingin tahu terhadap suatu tempat beserta hal-hal lain yang terkait didalamnya. Dapat juga karena terdapat kepentinagn yang berhubungan dengan kegiatan kesehatan, olah raga, pertemuan dan lain-lain. Dari uraian wisata tersebut dapat dikatakan bahwa pariwisata memiliki banyak segi kegiatan. Dan semua segi kegiatan tersbut industry pariwisata. Industri pariwisata merupakan industri yang tergolong industri yang baru berkembang, industri ini baru muncul dan berkembang setelah perang dunia keII. Perkembangan industri pariwisata yang relatif baru ini dibanding industri manufaktur yang sudah berkebang jauh sebelumnya. Namun sejak kemunculan dan perkembangannya industry ini menjadi salah satu industri penting dan tergolong salah satu indusri besar di dunia. Industri pariwisata bisa digolongkan menjadi salah satu industri penting di dunia dilihat dari rasio penyerapan tenaga kerja, angka investasi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Namun dapat kita lihat pula laju pariwisata yang semakin pesat juga membawa dampak burukburuk. Diantaranya pariwista sering kerap dituding menjadi sumber atau penyebab macetnya lalu lintas, kerusakan alam, kehancuran dan pergeseran budaya suatu daerah dan pembawa masuk nilai-nilai budaya negatif bagi suatu daerah lain di bangsa tertentu. (Sammeng, 2001)
12
2.1.1 Jenis Pariwisata Berikut adalah jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane (1989) dalam Badrudin (2000) yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.
1. Pleasure tourism(Pariwisata untuk menikmati perjalanan). Wisatawan yang melakukan kegiatan wisata ini memiliki tujuan meninggalkan daerahnya menuju daerah wisata untuk berlibur, mencari hal-hal baru, untuk mengurangi ketegangan syarafnya atau relaksasi, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati kebiasaat masyarakat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya. 2. Recreation sites(Pariwisata untuk rekreasi) Jenis wisata ini bertujuan untuk memanfaatkan waktu selama malakukan kegiatan wisata atau berlibur untuk keperluan beristirahat, untuk memulihkan kembali kondisi kesegaran jasmani dan rohani dengan maksud untuk menghilangkan keletihan dan kelelahannya. 3. Cultural tourism(Pariwisata untuk kebudayaan) Ditandai dengan adanya tujuan atau maksud dan motivasi untuk mengetahui suatu hal menyangkut kebudayaan melalui kegiatan belajar di pusat pengajaran atau riset, untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya. 4. Sports tourism(Pariwisata untuk olahraga) Jenis pariwisata ini ditujukan untuk kegiatan olahraga baik dengan tujuan sebagai penikmat atau penonton kegiatan olahraga saja ataupun terlibat langsung mempraktekan kegiatan olahraga tersebut.
13
5. Business tourism (Pariwisata untuk urusan dagang besar) Yang dimaksudkan dalam jenis pariwisata ini adalah pelaku perjalanan memanfaatkan waktu senggangnya dalam dalam selasela tujuan bisnisnya untuk menikmati perjalanan mengunjungi objek-objek wisata atau atraksi wisata dimana pelaku perjalanan menikmati perjalanannya sebagai wisatawan yang sedang melakukan suatu kegiatan wisata 6. Convention tourism(pariwisata untuk konvensi) Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism (Leonardo, 2008).
2.1.2 KebutuhanWisatawan Menurut Suwantoro (2004), dalam melakukan perjalanan wisata atau kegiatan wisara para wisatawan
membutuhkan sarana dan
prasaran yang dapat mendukung kegiatannya. Beberapa kebutuhan dan fasilitas yang mendukung kegiatan wisata tersebut diantaranya: 1. Kebutuhan transportasi baik berupa transportasi darat, laut dan udara. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan sarana transportasi dengan standar tertentu 2. Fasilitas penginapan yang fariatif sesuai kemampuan wisatawan yang berbeda-beda. Oleh karena itu dibutuhkan adanya fasilitas penginapan berupa: hotel, villa, motel, caravan, losmen dan sebagainya 3. Kebutuhan makanan dan minuman selama kegiatan wisata. Pemenuahn terhadap selera wisatawan baik makanan lokal maupun makanan dari daerah lain. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas yang dapat menyediakan kebutuhan berupa makanan dan minuman berupa restoran, bar, dan fasilitas lain sejenis lainnya.
14
4. Kebutuhantawan tersebut untuk menikmati atraksi pariwisata ataupun objek wisata lainnya, serta perjalanan ke tempat-tempat wisata yang dianggp menarik. Oleh karena itu diperlukan adanya fasilitas transportasi dan pemadu wisatawan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan 5. Kebutuhan terhadap hiburan (entertainment) dan rekreasi di waktu-waktu tertentu
seperti saat waktu-waktu senggang.
Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan adanya fasilitas berupa fasilitas olahraga atau tempat hiburan yang dapat mengakomodasi kegiatan dan keinginan wisatawan secara spesifik 6. Kebutuhan terhadap memperoleh cinderamata dari daerah lokal tempat wisatwan berkunjung sebagai kenang-kenangan yang menjadi cirri khas daerah tersebut maka itu dibutuhkan took-toko souvenir atau galery yang menjual cindera mata tersebut. 7. Kebutuhan untuk mendapatkan barang-barang keperluan seharihari selama melakukan kegiatan wisata di daerah tertentu. Fasilitas yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut seperti tooktoko dan fasilitas sejenis lainnya
2.1.3 Produk Pariwisata Indonesia merupakan salah satu Negara yang dalam rencana pembangunan nasionalnya menempatkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalannya. Hal tersebut sangat relevan dilakukan karena mengingat Indonesia memiliki banyak potensi besar baik potensi budaya maupun keindahn alam yang dapat dikembangkan atau dijadikan produk pariwisata Poduk pariwisata merupakan matarantai dari beberapa komponen yang saling terkait (Sammeng, 2001). Rangkainan mata rantai produk wisata ini antara lain berupa: 1. Daya Tarik Jelas bahwa wisatawan datang ke suatu daerah pariwisata karena tertarik oleh sesuatu yang ada pada daerah tersebut.
15
Sesuatu yang menyebabkan wisatawan tertarik untuk berkunjung ke daerah tersebut disebut daya tarik atau atraksi wisata 2. Kemudahan (facilitation) Salah satu yang menarik minat dari wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah adalah karena kemudahan-kemudahan yang ada pada daerah tersebut. Pertimbangan akan tidak adanya fasilitas-fasilitas kemudahan yang bisa didapat oleh wisatawan di suatu daerah dapat menjadikan wisatawan menjadi enggan berkunjung ke daerah tersebut. Begitu juga sebliknya banayak wisatawan
yang
mempertimbangkan
berkunjung
karena
kemudahan-kemudahan yang bisa di dapat. 3. Aksesbilitas Aksesibilitas dalam komponen kegiatan pariwisata adalah akases atau kelancaran perpindahan individu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tersebut dapat bisa terjadi dalam jarak dekat maupun jarak jauh. 4. Akomodasi Akomodasi wisata yang dimaksudkan adalah segala jenis sarana yang menunjang kegiatan wisatawan untuk menginap atau menetap selama melakukan kegiatan wisata
di suatu daerah
seperti contohnya: hotel, motel, villa, caravan, perkemahan, pesiar, yacht dan sebagainya. 5. Kuliner (food and baverages) Makanana dan minuman (kuliner) merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan wisata. Wisatawan kerap mempertimbangkan untuk berkunjung atau melkukan kegiatan wisata ke suatu daerah karean alasan ingin mendapatkan makanan dan minuman yang sesuai dengan selera merka maupun mencoba makanan baru yang belum pernah mereka temukan di daerah lain
16
6. Perusahaan perjalanan Salah satu cara yang paling mudah yang dapat ditempuh oleh wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata serta kegiatan wisatanya di suatu daerah. Perusahaan perjalananan memberikan jasa pada wisatawan untuk keperluan kegiatan wisatanya. 7. Hiburan Dan Souvenir Bagian akhir dari komponen-komponen produk wisata yang menjadi mata rantai dan saling terkait adalah adalah hiburan dan cindera mata. Hiburan dan cindermata yang dimaksud adalah hiburan yang bernuansa lokal sebagai cirri khas dari suatu daerah tersebut Setiap matarantai tersebut saling terkait satu sama lain antar bidang yang dapat saling mempengaruhi.
2.1.4 Klasifikasi Usaha Pariwisata Dari kebutuhan wisatawan dan fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut yang telah diurai diatas dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan suatu industri yang kompleks, hal tersebut dapat dilihat dari uraian diatas banyak kegiatan dan kebutuhan wisatawan dalam sebuah kegiatan wisata. fasilitas dan kebutuhan tersebut diantaranya
seperti
usaha
perhotelan
(home
stay),
usaha
kerajinan/cinderamata, tempat hiburan, usaha perjalanan, dan usaha– usaha lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan suatu kegiatan wisata. Usaha pariwisata dapat dapat dikaitkan dengan sarana pokok kepariwisataan yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata (Yoeti, 1996). Berikut klasifikasi usaha pariwisata dapat dilihat pada tabel 2.1
17
Tabel 2.1 Klasifikasi Usaha Dalam Pariwisata Klasifikasi
Usaha Hotel, Motel, Losmen, Vila, dll
Akomodasi
Camping Ground Penjualan Pakaian Usaha Areal Rekreasi Museum
Kebudayaan dan entertainment
Taman Botanical Dan Zoological Teater Taman Hiburan
Usaha Perjalanan Pelayanan Makanan Usaha kendaraan
Agen Perjalanan, Biro Ntur, dan Guide Restoran, Bar, Dan Night Club Penitipan Kendaraan dan service Transportasi Udara Antar Kota dan Transit Pedesaan
Transportasi
Bus dan Kendaraan Carter Penyewaan Mobil Transportasi Air Toko Kamera dan Fotografi
Lain-lain
Toko Hadiah dan Souvenir Laundry dan Optik
Sumber: Ritchie 1987
2.1.5 Pengembangan Pariwisata Pengembangan pariwisata adalah memajukan suatu daerah pariwisata atau objek pariwisata yang spesifik dengantujuan untuk memajukan daerah pariwisata atau objek pariwisata tersebut dengan cara melakukan perubahan dan perbaikan, memelihara apa yang sudah ada sebelumnya, atau menciptakan sesuatu yang baru. Ada beberapa hal
yang menentukan dan menjadi perhatian khusus dalam
pengembangan suatu obyek wisata(Hadinoto,1996), diantaranya adalah: 1. Atraksi Wisata Atraksi wisata merupakan objek wisata yang menjadi salah satu pertimbangan wisatawan untuk menunjungi suatu daerah 18
wisata. Atraksi wisata yang dimaksud dapat diidentifikasikan berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan sebagainya, hal-hal tersebut perlu dikembangkan untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa adanya atraksi wisata yang menjadi daya tarik kegiatan pariwisata di suatu daerah tidak akan terjadi. 2. Promosi dan Pemasaran Promosi
merupakan
salah
satu
komponen
untuk
memperkenalkan dan menginformasikan serta bagaimana cara mengunjungi suatu atraksi wisata. dalam koridor perencanaan, promosi merupakan bagian penting. 3. Pasar Wisata (Masyarakat pengirim wisata) Pasar wisata adalah salah satu komponen yang penting. walaupun dalam koridor perencanaan belum ada dan diperlukan riset secara spesifik dan mendalam, namun informasi yang terkait dengan trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal, motivasi, dan sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka yang berlibur maupun pelaku wisata. 4. Transportasi Motivasi dan keinginan wisatawan berbeda dengan penyedia jasa transportasi. Transportasi memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata. 5. Fasilitas dan pelayanan (Masyarakat Penerima Wisatawan yang Menyediakan Akomodasi dan Pelayanan Jasa Pendukung Wisata). Ada pula unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata (Suwantoro, 1997), unsur tersebut meliputi: 1. Obyek dan Objek wisata Objek wisata atau dapat juga disebut objek wisata merupakan salah satu hal yang dapat menarik minat wisatawan
19
untuk datang mengunjungi suatu daerah wisata. Pada umunya objek wisata pada suatu daerah bergantung pada: a. Adanya sumber daya yang dapat menciptakan kesenangan, indah, rasa nyaman dan bersih. b. Adanya aksesibilitas yang mudah untuk dapat mencapai daerah dimana objek atau objek wisata tersebut berada. c. Adanya ciri khas pada objek wisata tersebut atau memiliki spesifikasi khusus yang tidak dimiliki oleh objek wisata lain. d. Adanya sarana dan prasarana pariwisata yang layak untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. e. Adanya obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan, sungai, pantai, hutan dan lain- lain). f. Daya tarik tinggi dan memiliki nilai khusus dari objek wisata dalam bentuk atraksi wisata dari segi kesenian, upacaraupacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa lampau. 2. Prasarana Wisata Prasaran wisata merupakan sumber daya alam maupun sumber daya buatan yang dibutuhkan oleh wisatawan dalam kegiatan wisatanya prasarana wisata tersebut berupa jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya. 3. Sarana Wisata Sarana wisata merupakan kelengkapan yang diperlukan wisatawan dalam sebuat kegiatan wisatanya. Berbagai sarana yang dapat menunjang kegiatan wisata para wisatawan tersebut diantaranya berupa hotel, biro perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.
20
2.2. Pengertian Wisata Agro Dalam kamus besar bahasa Indonesia definisi dari Wisata Agro merupakan Wisata yg sasarannya adalah pertanian (perkebunan, kehutanan, perikanan, dan lain sebagainya). Menurut Deptan dengan kondisi dan letak geografis, keindahan alam, kekayan hayati dan keberagaman budaya yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi yang begitu besar untuk pengembangan Wisata Agro. Pengembangan Wisata Agro ini diharapkan dapat meningkatkan kehidupan petani dan melestarikan kekayaan hayati di Indonesia. Kekayaan alam yang dimiliki indonesia sangat berpeluang untuk dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan baik dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah atau dikembangkan menjadi daerah wisata. Demikian juga halnya kondisi iklim dan keadaan tanah yang beragam dapat dimanfaatakan untuk pengembanagn sektor pertanian.Hal tersebut dapat dilihat melalui pengembanganpengembanhan teknologi pertanian yang dilakukan masyarakat lokal yang bergantung pada kondisi iklim dan tanah yang beragam di setiap daerah yang ada di Indonesia.Beragam keunikan yang dimiliki Indonesia tersebut dapat menjadi daya tarik atau atraksi wisata yang dapat menarik minat bangasa lain untuk berkunjung Wisata Agro atau Agrotourism merupakan salah satu objek wisata yang mengangkat sektor pertanian (agro) sebagai daya tariknya. Tujuannya adalah untuk mengangkat sektor pertanian sebagai objek wisata sehingga dari sana bisa didapat pengetahuan,
pengalaman,
dan
hubungan
usaha
yang
terkait
bidang
pertanian.Melalui pengembangan Wisata Agro manfaat yang bisa didapat antaranya adalah peningkatan kualitas hidup petani dan plestarian sumber daya hayati yang ada di suatu daerah, serta menjaga keberadaan teknologi dan budaya lokal (indigenous knowledge) yang ada karena kesesuaian kondisi lingkungannya (Utama, 2012). Pada era otonomi daerah, pengembangn Wisata Agro dapat dilakukan tanpa takut adanya persaingan antar daerah mengingat masing-masing daerah memiliki keunikan tersendiri karena keberagaman yang dimiliki masing- masing daerah di Indonesia.Tiap daerah dapat mengembangkan daya tarik daerahnya berdasarkan keunikan dan potensi yang dimilikinya (Deptan, 2002).
21
2.2.1 Wisata Agro Dari Segi Pertanian Definisi Wisata Agro dari perspektif pertanian adalah merupakan upaya diversifikasi dan peningkatan kualitas sektor pertanian secara unik (Utama, 2102). Pelaksanaan pembangunan sektor pertanian yang dipandang masih memiliki kelemahan memunculkan pemikiran perlunya ada cara pandang baru dari pendekatan pembangunan sistem dan usaha agribisnis. Cara pandang melalui sistem dan usaha agribisnis ini menekankan pada tiga hal yakni: 1. Pembangunan agribisnis yang berorientasi atau berdasarkan pada bisnis dan keuntungan (profit oriented) 2. Pembangunan pertanian dalam lingkup pembangunan agribisnis tidak semata pembnagunan yang bersifat sektoral melainkan bersifat multi sektoral dan diperlukanadanya keterlibatan lembaga jasa terkait 3. Tidak hanya bersifat pembangunan parsial pengembangan komoditas, melainkan terkait dengan pengembangan daerah dan upaya peningkatan pendapatan masyarakat pertanian. Pandangan baru tersebut melahirkan paham bahwa penerapan baru tentang pertanian dengan penerapan model agribisnis, dan salah satu produk dari model agribisnis tersebut adalah Wisata Agro. Produk-produk agribisnis yang salah satunya berupa Wisata Agro ini dapat berupa produk pertanian ataupun berbentuk kawasan dengan daya tarik tertentu yang spesifik. Hal tersebut didasarkan pada prinsip bahwa Wisata Agro merupakan salah satu usaha bisnis di bidang pertanian denagn fokus penekanan pada penjualan jasa kepada konsumen. Objek Wisata Agro tidak hanya sebatas kepada objek dengan skala lahan luas seperti kawasan perkebunan ataupun kehutanan melainkan kawasan dengan skala yang lebih kecil dengan potensi dan keunikan tersendiri sebagai atraksi wisata yang menjadi daya tarik bagi wisatawan dapat pula dikembangkan menjadi objek Wisata Agro. Seiring dengan adanya atraksi wisata yang menjadi daya
22
tarik kunjungan wisatawan makapeluang akan terbuka peluang pasar bagi produk lain di daerah bersangkutan tidak hanya bagi bagi objek Wisata Agro bersangkutan melainkan bagi pasar dan kebutuhan masyarakatnya. Dengan adanya paham ini, Wisata Agro sebagai salah satu produk agribisnis dapat dijadikan salah satu sumber pertumbuhan dan pendapatan baru daerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional (Soekartawati, 1999).
2.2.2 Wisata Agro Dari Segi Pariwisata Menurut pandangan dari Rilla (1999), Wisata Agro merupakan salah satu produk wisata yang dipandang pro pertanian. Filosofi dari Wisata Agro adalah menciptakan peningkatan pendapatan kaum petani, kaulitas hidup, alam, dan daerah dimana objek Wisata Agro tersebut berada sehingga berdampak pada kualitas dari hunian disekitar objek tersebut menjadi hunian yang berkualitas. Dapat dikatakan dengan adanya objek Wisata Agro di suatu daerah memberikan kesempatan bagi kaum petani untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan sumber daya yang mereka miliki sebagai jalan atau cara untuk mencapai hal tersebut. Sementara dari sudut pandang wisatawan Wisata Agro merupakan salah satu sumber pendidikan bagi merka untuk mengetahui tentang bidang pertanian dan memberikan pengetahuan bahwa pekerjaan sebagai petani adalah pekerjaan yang mulia karena kehidupan manusia tidak akan pernah bisa lepas atau akan teus bergantung pada bidang pertanian. Dengan kata lain Wisata Agro bagi wisatawan merupakan salah satu pilihan produk wisata yang bersifat edukatif atau mendidik. Keuntungan lain yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk mengunjungi objek Wisata Agro adalah mereka dapat menikmati keindahan alam dengan udara segar yang masih alami tanpa tercemar polusi dan dapat menikmati produk pertanian yang masih segar bahkan organik atau green product. Wisata Agro dibandingkan perjalanan atau produk wisata lain tergolong wisata alam yang murah dan memiliki keunikan tersendiri karena
23
mengangkat potensi alam dan keunikan produk pertanian sebagai daya tarik atau atraksi wisatanya. Wisata Agro merupakan tautan akan pariwisata yang pro lingkungan dan bertanggung jawab (Utama, 2102) Pariwisata internasional pada saat initelah mengalami pergeseran yang
cenderung
mengarah
pada
pariwisata
Agrotourism
yang
berwawasan lingkungan, konservasi alam dengan pemanfaatanalam dan lingkungan secara bertanggung jawab(Sudibya, 2002). Ecotorism atau Wisata Agro adalah wisata yang dapat menggerakan perekonomian masyarakat meningkatkan usaha kecil seperti pertanian, usaha rumah tangga, kerajinan, dan usaha kecil lainnya karena wisatawan Wisata Agro adalah wisatawan yang bersentuhan langsung dengan penduduk sekitar dimana objek Wisata Agro tersebut berada. Menurut perspektif pariwisata, Wisata Agro merupakan bagian wisata alam yang memiliki etika perencanaan dan filosofis pro pertanian (Utama, 2102). Pengembangan Wisata Agro berdasarkan pada prinsip dan etika bahwa Wisata Agro hendaknya memiliki kelangkaan, alami, unik, dan melibatkan petani setempat. Konsep perencanaan wisata alam sangat menekankan pada perencanaan yang bersifat regional dan kawasan. Karena perencanaan wisata alam sangat erat kaitannya dengan upaya mengkonservasi alam, maka konsep dan prinsip perancangan yang berwawasan lingkungan wajib menjadi dasar pemikirannya. Aspek yang paling penting dari perancangan Wisata Agro dari sekian tinjauan yang dilakukan adalah keterlibatan masyarakat lokal karena bagaimanpun juga Wisata Agro merupakan salah satu upaya atau motivasi bagi para petani untuk memperoleh penghasilan tambahan selain dari sektor utamnya pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu Wisata Agro juga merupakan sarana yang dapat memberikan pendidikan bagi orang banyak tentang pertanian dan ekosistem. Jadi pelaku-pelaku utama dalam Wisata Agro adalah petani, wisatawan dan pemerintah atau institusi. Oleh karena itu terdapat model ideal terkait
24
pengembangan Wisata Agro yang sering disebut 4A + 1I yang dapat dilihat dari gambar 2.1:
Gambar 2.1 Model Ideal Pengembangan Wisata Agro Sumber: Wisata Agro Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia
Dalam diagram digambarkan Wisata Agro merupakan atraksi wisata atau objek wisata yang ditawarkan sebagai produk wisata. Aksesibilitas, ansilari, dan aksesibilitas merupakan pendukung yang membentuk kesempurnaan dari produk Wisata Agro semua komponen tersebut idealnya melibatkan masyarakat lokal dalam stiap lininya. Sementara itu terdapat tiga pelaku yang berkepentingan dalam kualitas produk Wisata Agro trsebut yang diantaranya: 1. Masyarakat lokal yang berhak mendapatkan peningkatan kualitas hidup dari hasil pengembangan Wisata Agro di daerahnya 2. Wisatawan berhak mendapatkan kualitas Wisata Agro yang layak sesuai harapannya
25
3. Investor berhak mendapatkan keuntungan maksimal dari hasil investasi yang telah mereka keluarkan Selain faktor 4A + 1I tersebut, faktor lain yang harus ada dalam sebuah objek wisata menurut Gede Pitama dan I Ketut Surya Diarta dalam buku pengantar ilmu pariwisata menyatakan bahwa wisatawan memerlukan pelayanan, makanan, toko cindera mata, dan sesuatu yang akan dinikmati, dilihat atau dilakukan dalam sebuah objek wisata tersebut. Pada tahap selanjutnya pengembangan objek wisata yang ideal adalah pengembangan objek wisata yang memperhatikan pelestarian lingkunagn (Ramly, 2007).
2.2.3 Manfaat Pengembangan Wisata Agro Menurut Deptan (2002), pengembangan kawasan Wisata Agro sesuai dengan kondisi daerah tersebut, mulai dari tipologi, kapabilitas, dan potensi yang dimiliki dapat berkontribusi dalam usaha pelestarian alam dan lingkungan serta peningkatan kualitas hidup petani yang ada di daerah yang dikembangkan menjadi kawasan Wisata Agro tersebut. hal tersebut secara tidak langsung akan memberikan persepsi baru pada masyarakat dan kaum petani daerah sekitar akan pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian di daerah mereka.Nantinya pengembangan Wisata Agro juga akan memiliki dampak penyerapan tenaga kerja dari penduduk sekitar daerah pengembangan. Hal ini dapat menahan arus eksodus perpindahan penduduk desa ke kota dengan alasan mencari mata pencarian. Manfaat yang dapat dipeoleh dari Wisata Agro adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekira lokasi wisata. 1. Melestarikan Sumber Daya Alam Wisata Agro merupakan kegiatan industri wisata yang mengaharapkan kunjungan langsung wisatawan ke daerah dimana suatu kawasan Wisata Agro tersebut berada.Hal yang paling
26
penting yang dapat menjadi daya tarik untuk menarik minat wisatawan berkunjung adalah keaslian, keunikan, keindahan alam, dan kenyamanan. Oleh sebab itu kualitas lingkunagan menjadi salah satu perhatian khusus dalam pengembangan kawasan Wisata Agro.Karena kesadaran terhadap perlunya kualitas tersebut, masyarakat sekitar dan petani lokal perlu dilibatkan untuk menjaga keaslian, keunikan, keindahan alam, dan kenyamanan daerahnya Wisata Agro tergolong dalam wisata ekologi (eco-toursm), karena kegiatan pariwisata jenis ini tidak merusak atau mencemari alam,tujuannya semata hanya menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungannya serta sebagai kegiatan perjalanan wisata yang bersifat edukatif. Oleh sebab itu, pengembangan serta mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut: a. Pengaturan dalam perencanaannya tidak boleh lepas dari kultur sejarah dan budaya yang menarik, keindahan biofisik, keadaan alam yang alami, dan konservasi sumber daya alam. b. Terdapat unsur pendidikan, dapat memberi persepsi yang positif dan terhadap kawasn Wisata Agro dan lingkungan sekitarnya c. Melibatkan masyarakat lokal. Masyarakat berperan sebagai penjaga kealamian dan kaunikan objek wisata dan sebagai penyedia akomodasi wisata atau pemandu wisata d. Meningkatkan usaha konservasi. Eklologi sebagai dasar pengembangan pariwisata memberikan dampak pada besarnya upaya
perlindungan
wilayah,
contohnya
adalah
pengidentifikasian satwa liar, rehabilitasi lingkungan, serta memberikan fasilitas bagi pihak yang turut serta berperan dalam pelestarian lingkungan
27
2. Mengkonversi Teknologi Lokal Keunikan
teknologi
lokal
yang
dikembangkan
oleh
masyarakat lokal yang merupakan hasil dari adaptasi dengan kondisi dan keadaan lokal suatu daerah merupakan salah satu aset yang dapat menjadi salah satu atraksi wisata. Bahkan teknologi lokal yang dikembangkan oleh masyarakat ini dapat dijual kepad pihak lain.Sehingga teknologi lokal yang merupakan wujud nyata daripengetahuan
yang
berasal
dai
kebiasaan
adat
istiadat
(indigenous knowleadge) itu bisa dilestarikan. 3. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar Selain memiliki tujuan menarik wisatawan ke daerah Wisata Agro. Tujan utama yang tidak kalah penting dari pengembangan Wisata Agro adalah denagan objek wisata tersebut dapat menambah pendapatan
petani
lokal
dan
peningkatkan
kualitas
hidupnya.Kunjunagan wisatawan ke daerah Wisata Agro akan memberikan dampak kepada produk pertanian dari petani lokal yang akan dilirik oleh wisatawan sehingga terjadi efisiensi pemasaran dan efektifitas promosi.Dengan mulai munculnya kesadaran dari petani untuk menjaga kelestarian lingkungan dan alam, natinya akan berdampak pada kelancaran produksi yang akan meningkatkan penghasilan petani. Sedangkan dampaknya bagi masyarakat sekitar adalah, dengan meningkatnya intensitas kunjungan wisatawan dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk membuka usaha penyediaan fasilitas pendukung wisata untuk pemenuhan kebutuhan wisatawan Daya tarik pariwisata alam ini juga dapat menarik pihak lain yang memiliki tujuan pengenalan dan pembelajaran terhadap bidang pertanian, yang berpengaruh pula pada peningkatan pendapatan petani.
28
2.2.4 Atraksi-Atraksi yang Ditawarkan Dalam direktori profil Wisata Agro Departemen Pertanian tahun 2002, pengembangan Wisata Agro dapat dilakukan dengan dua cara yaitu degan pengembangan ruang tertutup (seperti museum) dan pengembangan ruang terbuka (lansekap atau taman) atau dapat pula kombinasi dari keduanya. Pengembangan dengan cara ruangan tertutup dapat menampilkan diorama, alat-alat pertanian beserta keterangan pengolahan produksi hasil pertanian.Sedangkan pengembangan dengan konsep ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang baik dengan mempertimbangkan kondisi alam dan tipologinya untuk menciptakan lahan pertanian yang efektif.komponen yang ditampilkan dalam pengembangan Wisata Agro ruangan terbuka dapat berup flora dan fauna yang dibudidayakan maupun flora fauna liar yang ada di daerah tersebut, komoditas pertanian teknologi prduksi hasil pertanian serta pasca panen, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian.Wisata Agro dengan konsep ruang terbuka dapat dirancang denagn cara memepertahankan keadaan alami dengan sedikit campur tangan manusia ataupun dengan penataan kompomnen alam buatan manusia. Berikut penjelasan spesifik mengenai pengembanagn Wisata Agro ruang terbuka alami dan buatan. 1. Wisata Agro Ruang Terbuka Alami Pengembangan atau perencanaan Wisata Agro ruang terbuka ini area Wisata Agro berada pada keadaan alami diaman kegiatan pertanian itu berlangsung. Masyarakat atau petani lokal daerah tersebut melakukan kegatan yang biasa mereka lakukan sehari-hari tanpa ada pihak lain yang mengatur. Untuk lebih memberikan kenyamanan pada pengunjung objek wisata yang berupa keindahan alam beserta kegiatan masyarakat didalamnya dapat lebih ditonjolkan dengan melakukan cara-cara tertentu yang lebih spesifik, namun tetap memperhatikan kealamian dan dan keaslian objeknya. Fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawan
29
disediakan disekitar area tersebut dengan catatan tidak menggaggu atau mengurangi keaslian dan kealamian kultur asli dari area tersebut,fasilitas tersebut dapat berupa sarana transportasi, tempat berteduh, dan sanitasi. 2. Wisata Agro Ruang Terbuka Buatan Area Wisata Agro ruang terbuka buatan ini dapat dirancang pada tempat spesifik yang telah dipilih sebelumnya, namun sebelumnya area ini tidak dimiki oleh pihak adat sehingga tidak mengganggu kultur setempat.Penataan ruang terbuaka buatan ini disesuaikan dengan keadaan alami disekitarnya sesuai dengan daya dukungnya serta komoditi yang ada dikembangkan sehingga area tersebut memiliki daya jual. Begitu pula teknologi yang akan diaplikasikan
disana
disesuaikan
dengan
teknologi
yang
berkembang pada masyarakat setempat sehingga dapat menjadi satu kesatuan yang menjadi daya tarik atau atraksi wisata yang unik bagi wisatawan.Untuk pendukung serta akomodasi guna memenuhi kebutuhan wisatawan dapat dirancang denagn spesifikasi khusus namuntetap memperhatikan kultur dan keseimbangan ekosistem yaga ada.Pengeloalaan kegiatan wisata ini dapat dipegang oleh badan usaha swasta maupun pemerintah, namaun pelaksana atau pelaku atraksi wisatanya tetap petani lokal yang menerapkan teknologi lokal untuk menjaga ciri khas atau keunikan yang ingin diangkat pada daerah tersebut.Teknologi budaya pertanian sebagai hasil adaptasi atau penyesuaian diri masyarakatnya dengan keadaan dan kondisi daerah sekitar merupakan salah satu atraksi atau objek wisata yang memiliki potensi besar untuk dipasarkan.Upaya pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup petani yang memiliki lahan sempit serta adanaya indikasi pemanfaatan lahan pertanian yang melebihi daya dukungnya menjadikan pengembangan usaha pertanian yang bersinergi dengan industri wisata ini sangat relevan dilakukan demi mewujudakan upaya tersebut.
30
Objek wisata dan potensinya dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu buatan manusia dan objek wisata alami.Objek wisata alami tersebut berupa kondisi iklim, pemandangan alam, dan sumber air kesehatan. Objek wisata buatan manusia dapat berupa falitas atau prasarana,
peninggalan
sejarah
dan
budidaya,
pola
hidup
masyarakat dan tempat rekreasi dan olahraga.
2.3. Pengertian Simantri Sistem pertanian terintegerasi (simantri) adalah salah satu program pemerintah Provinsi Bali dibawah dinas pertanian yang dimaksudkan sebagai upaya terobosan dalam percepatan adopsi dan pengaplikasian teknologi pertanian yang merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat di pedesaan. Inovasi percepatan teknologi pertanian tersebut dimaksudkan untuk mengahasilkan produk pertanian yang organik dengan pendekatan pertanian tekno ekologis.Simantri mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah yang berbeda-beda dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada di daerah tersebut yang natinya akan menciptakan diversivikasi usaha tani (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2012). Diversivikasi tersebut diantaranya berupa: 1. Diversivikasi usaha tani secara horizontal Megusahakan atau meghasilkan beberapa komoditi secara terpadu dengan menerapkan sistem tanam tumpang sari tanaman pangan, hortikultura, perkebuanan,
peternakan,
perikananan
bahkan
sampai
kehutanan
(agroforestry). 2. Diversifikasi usaha tani secara vertikal mengembangkan unit pelayanan sarana produksi dan lembaga keuangan mikro, melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani, pengolahan dan pemasaran hasil ikutan (bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida, kompos, pakan, bio arang, asap cair jamur, madu, sabun, dan lain sebagainya)
31
Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian yang sebisa mungkin tanpa limbah (zero waste) serta menghasilkan 4 F (food, feed, fertilizer dan fuel).Kegiatan utamanya yakni mengintegerasikan usaha budidaya pertanian dan budidaya peternakan. Integerasi tersebut dapat dilihat secara garis besar dari pemanfaatan limbah tanaman yang diolah menjadi pakan ternak dan cadangan pakan saat musim kemarau tiba serta limbah peternakan yang berupa faeces dan urine diolah menjadi, bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio pestisida dalam kegiatannya.Sasaran Kegiatan Simantri Diantaranya: 1. Peningkatan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil. 2. Tersedianya pakan ternak berkualitas sepanjang tahun. 3. Tersedianya pupuk dan pestisida organik serta bio gas. 4. Berkembangnya
diversifikasi
usaha,
lembaga
usaha
ekonomi
dan
infrastruktur di pedesaan. 2.3.1 Maksud Dan Program Kegiatan Simantri Dalam buku panduan simantri oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali disebutkan maksud dan program simantri yang diantaranya berupa: 1. Mendukung berkembangnya diversifikasi usaha pertanian secara terpadu dan berwawasan agribisnis. 2. Sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, mendukung pembangunan ramah lingkungan, Bali bersih dan hijau (clean and green) serta program Bali Organik menuju Bali Mandara. 3. Kegiatan utama adalah integrasi tanaman dan ternak dengan kelengkapan : unit pengolah kompos, pengolah pakan, instalasi bio urine dan biogas . 4. Dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan target peningkatan pendapatan petani pelaksana, minimal 2 (dua) kali lipat dalam 4 – 5 tahun ke depan.
32
2.3.2 Kriteria Pelaksanaan Simantri Kriteria Lokasi Kegiatan Simantri adalah desa yang memiliki potensi pertanian dan memiliki komoditi unggulan sebagai titik ungkit serta terdapat Gapoktan yang mau dan mampu melaksanakan programprogram kegiatan sistem pertanian terintegrasi (simantri). program simantri ini juga dapat dilaksanakan pada desa dengan rumah tangga miskin (RTM) yang memiliki SDM dan potensi untuk pengembangan agribisnis (Dinas Peranian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2014).
2.3.3 Indikator Keberhasilan Simantri Terdapat beberpa indikator keberhasilan program kegiatan simantri yang diantaranya: 1. Berkembangnya SDM baik petugas pertanian maupun petani dan kelembagaan yang terkait dengan bidang pertanian serta. 2. Terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi usaha pertanian dan industri rumah tangga yang merupakan hasil dari produk simantri. 3. Berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani 4. Meningkatnya insentif
berusaha tani melalui
peningkatan
produksi dan efisiensi usaha tani (pupuk, pakan, biogas, bio urine, bio pestisida diproduksi sendiri atau in situ) 5. Tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green economic. 6. Berkembangnya lembaga usaha ekonomi perdesaan. 7. Peningkatan pendapatan petani (minimal 2 kali lipat). 2.4.Kajian Terhadap Proyek Sejenis 2.4.1 Chelsea Wisata Agro, Desa Taro, Gianyar, Bali 1. Lokasi Desa Taro, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 2. Fasilitas
33
Wisata Agro yang berada di Desa Taro, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ini berada diatas lahan perkebunan dengan luas luas 4,5 hektar dengan komoditas utama perkebunan berupa jeruk dan kopi. Beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan wisata yang ada pada area Wisata Agro ini berupa: a. Parkir b. Information Area c. Halaman Bermain d. Toilet e. Aula f. Gazebo g. Area Bermain (Kids Zone) h. Restoran i. Lounge j. kandang ternak k. Rest Area l. Tempat ibadah
Gambar 2.2 Area Perkebunan
Gambar 2.3 Area Bermain
34
Gambar 2.4 Bale Rest Area
Gambar 2.5 Lapangan Depan
3. Aktivitas Beberapa aktivitas-aktivitas atau kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada area Wisata Agro ini berupa: a. Berkeliling di sekitar kawasan Wisata Agro b. Memetik buah c. Bermain d. Belajar mengetahui komoditi dan hasil produksi pertanian dan peternakan e. Makan dan minum f. Beristirahat 4. Program Kegiatan Program kegiatan yang dimaksudkan merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengoperasikan area Wisata Agro ini, program kegiatan tersebut diantaranya: a. Memberi informasi kepada wisatawan (tour guiding) b. Beribadah c. Beristirahat d. Makan dan minum e. Maintenance f. Pemberian pakan ternak g. Panen/perawatan tanaman
35
2.4.2 Teba Sari, Desa Lodtunduh, Gianyar, Bali 1. Lokasi Dusun Kellingkung, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Bali 2. Fasilitas Area Wisata Agro di Dusun Lodunduh ini merupakan area Wisata Agro alami buatan dengan memanfaatkan alam Dusun Lodtunduh sebagai site penataan lansekap dengan dominasi tanaman kopi sebagai
komoditi
utamanya.Penataan
lansekap
diarancang
menyerupai teba (pekarangan belakang rumah tradisional Bali yang
dimanfaatkan
sebagai
kebun
yang
ditanami
tumbuhangunamemenuhi kebutuhan sehari-hari penghuninya) dengan vegetasi lokal sebagai elemen pengisinya. fasilitas pendukung bagi wisatawan dan pengelola yang terdapat di area Wisata Agro ini berupa: a. Parkir b. Gazebo/rest area c. Ruang pengelola dan staff d. Ruang informasi e. Tempat makan f. Area penjualan cinderamata/souvenirdan hasil produksi komoditi pertanian g. Kitchen h. Toilet i. Tempat ibadah
36
Gambar 2.6 Area Perkebuan
Gambar 2.7 Penjualan Produk
Gambar 2.8 Tempat Makan
Gambar 2.9 Rest Area
3. Aktivitas Beberapa aktivitas-aktivitas atau kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada area Wisata Agro ini berupa: a. Berkeliling di sekitar kawasan Wisata Agro b. Belajar mengetahui komoditi dan hasil produksi pertanian c. Berbelanja hasil produksi pertanian d. Makan dan minum e. Beristirahat 4. Program Kegiatan Program kegiatan yang dimaksudkan merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengoperasikan area Wisata Agro ini, program kegiatan tersebut diantaranya: a. Memberi informasi kepada wisatawan (tour guiding) b. Beribadah
37
c. Beristirahat d. Makan dan minum e. Maintenance f. panen/perawatan tanaman g. Pengolahan hasil produksi pertanian h. Penjualan komoditi hasil produksi pertanian
2.4.3 Bali Pulina, Desa Tegallalang, Gianyar, Bali 1. Lokasi Jl. Raya Ceking Br. Pujung Kelod, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali 2. Fasilitas Berlokasi di Jalan Raya Ceking, Banjar Pujung Kelod, Kecamatan Tegalalang, araea Wisata Agro Bali Pulina berdiri diatas lahan berkontur yang menjadi kekuatan dan nilai tambah dalam penataan lansekap dan fasilitas-fasilitas pendukungnya.. Atraksi wisata yang ditampilkan adalah keindahan alam pertanian berupa hamparan sawah (rice trrace) yang sudah menjadi ciri khas Desa Ceking Kecamatan
Tegallalang
beserta
teknologi
pertanian
lokalnyadengan kegiatan sehari-hari petani setempat di dalam area sawah tersebut. Penataan lansekap di dalam area Wisata Agro sendiri mengambil konsep tegalan (kebun tradisional Bali yang ditanami untuk kebutuhan sehari-hari) untuk menampilkan kultur asli dari alam dan lingkungan desa setempat.Elemen pengisi penataan lansekap berupa vegetasi lokal dan kandang-kandang beserta hewan peternakan lokal yang menjadi pelengkap konsep tegalan dalam penataan lansekap di dalam area Wisata Agro.Dengan komoditi utama berupa kopi sebagai produk pertaniannya. beberapa fasilitas pendukung yang ada diantaranya: a. Parkir b. Security area
38
c. Gazebo/rest area d. Staff room e. Tempat pengolahan kopi f. Lounge g. Tempat makan h. kandang ternak i. Toilet j. Tempat penjualan souvenirdan komoditi hasi pertanian k. Tempat ibadah l. tempat menikmati pertunjukan
Gambar 2.10 Tempat Pengolahan Kopi
Gambar 2.12 Kandang Ternak
Gambar 2.11Tempat Mencicipi jenis-jenis Kopi
Gambar 2.13 Tempat Penjualan Produk
39
Gambar 2.14 Lounge
3. Aktifitas Beberapa aktivitas-aktivitas atau kegiatan wisata yang dapat dilakukan pada area Wisata Agro ini berupa: a. Berkeliling di sekitar kawasan Wisata Agro b. Menikmati pemandangan dan atraksi wisata c. Mengamati proses pengolahan kopi d. Belajar mengetahui komoditi dan hasil produksi pertanian dan peternakan e. Berbelanja produk hasil pertanian f. Makan dan minum g. Beristirahat
40
Gambar 2.15 Atraksi Wisata Yang Diangkat Sumber: tripadvisor.com
4. Program Kegiatan Program kegiatan yang dimaksudkan merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengoperasikan area Wisata Agro ini, program kegiatan tersebut diantaranya: a. Memberi informasi kepada wisatawan (tour guiding) b. Beribadah c. Beristirahat d. Makan dan minum e. Maintenance f. Pengolahan kopi g. Pemberian pakan ternak h. Penjualan hasil produksi pertanian i. Panen/perawatan tanaman
2.5. Spesifikasi Umum Simantri Plus Wisata Agro Simantri Plus Wisata Agro ini merupakan area Wisata Agro yang menjadikan pertanian lokal, potensi alam setempat, serta program simantri menjadi objek wisatanya. Wisata Agro ini bukan hanya sekedar memiliki tujuan wisata biasa namun memiliki maksud dan tujuan pengenalan sistem pertanian dan teknologi pertanian yang berkembang di Bali serta membangun kesadaran akan
41
pentingnya pelestarian sumber daya alam kepada wisatawan, masyarakat sekitar, dan petani lokal. Tema yang diangkat dalam perancangan disesuaikan dengan kultur budaya lokal serta keadaan dan kondisi fisik lingkungn dimana site perancangan pengembangan simantri ini berada untuk menjaga kelestarian, kealamian, keindahan, dankeunikan objek wisata ini dari objek wisata daerah lain. 2.5.1Fungsi 1. Menjadi tempat wisata alam (Agrotourism) dengan daya tarik berupa program simantri, kondisi alam setempat, dan sistem pertanian lokal menjadi atraksi wisatanya 2. Salah satu sarana alternatif bagi petani untuk memperoleh penghasilan tambahan 3. Sarana pembelajaran mengenai pentingnya pelestarian alam dan pengenalan sistem pertanian yang berkembang di Bali 4. Sarana promosi yang efisien untuk komoditi pertanian dan peternakan dari hasil produksi simantri 5. Sarana pemasaran komoditi pertanian dan peternakan yang dihasilkan simantri
2.5.2 Tujuan 1. Meningkatkan pendapatan petani dengan cara mensinergikan pertanian dan pariwisata 2. Dapat memberikan nilai tambah bagi usaha pertanian setempat yang berdampak pada hasil penjualan 3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui peluang usaha yang dapat dibuka seiring naiknya minat kunjungan wisatawan ke daerahnya 4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan wisatawan terhadap pentingnya pelestarian alam 5. Dapat menyerap tenaga kerja melalui sinergi bidang pertanian dan pariwisata
42
2.5.3 Lingkup Pelayanan Area Simantri Plus Wisata Agroyang dirancang merupakan area yang diperuntukan untuk memberikan jasa pelayanan kepada wisatawan dan sarana produksi dan pemasaran bagi petani setempat. Memiliki fungsi fasilitas yang maksimal dan material serta penataan area yang nyaman bagi wisatawan dan efisien bagi petani dalam melakukan aktifitasnya.
2.5.4 Fasilitas Kenyamanan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata pada area Simantri Plus Wisata Agro ini menjadi fokus utama dalam perencanaan penataan fasilitas yang ada, namun perencanaan penataan fasilitas juga mempertimbangkan aktifitas petani lokal yang perlu diwadahi dalam kegiatan produksinya. Hal tersebut dilakukan karena masing-masing memiliki kebutuhan dan jenis kegiatan yang berbeda sehingga keduanya perlu diwadahi dengan fasilitas spesifik sehingga kenyamanan wisatwan tetap terjaga dan aktifitas petani tidak tergganggu.
2.5.5 Program dan Kegiatan Program kegiatan yang ada pada Simantri Plus Wisata Agro yang akan dirancang dibagi menjadi dua yakni program kegiatan wisatwan dan program kegiatan petani simantri. Berikut program kegiatan yang ada: 1. Program kegiatan wisatawan: a. Tour berkeliling area simantri plus Wisata Agro b. Mengenal sistem teknologi pertanian setempat sistem pertanian terintegerasi (simantri) c. Beristirahat makan dan minum serta menikmati keindahan alam
43
d. Berbelanja hasil komoditi simantri dan komoditi asli setempat dan hasil olahannya 2. Program kegiatan petani: a. Melakukan budidaya peternakan dan pertanian b. Melakukan kegiatan pengolahan hasil limbah pertanian dan peternakan sesuai pedoman program simantri c. Pengolahan produk pertanian dan peternakan d. Pemasaran dan penjualan produk pertanian hasil simantri
44