BAB II LANDASAN TEORITIS
Salah satu cara meningkatkan dana tunai untuk membiayai kegiatan investasi perusahaan adalah dengan menjual atau menerbitkan surat-surat berharga. Perusahaan dapat menjual surat berharganya ke pasar uang maupuan pasar modal. Ada dua bentuk dasar surat berharga yang ditawarkan perusahaan kepada para investor yaitu surat berharga utang dan surat berharga ekuitas. Surat berharga utang merupakan perjanjian kewajiban untuk membayar kembali pinjaman perusahaan. Sedangkan surat berharga ekuitas merupakan bagian saham biasa dan saham preferen yang mewakili tuntutan yang tidak berdasarkan perjanjian atas aliran kas tersisa dari perusahaan (Sofyan, 2008). Agar surat berharga yang ditawarkan diminati investor, tentunya kinerja keuangan perusahaan harus baik. Hal ini selaras dengan teori Efficiency Market Hypothesis (EMH) yang menyebutkan bahwa laporan keuangan dapat mempengaruhi pasar modal. Ini berarti menunjukkan betapa pentingnya peranan laporan keuangan. Karena pentingnya laporan keuangan ini di masyarakat Barat khususnya, mengundang manajemen melakukan hal-hal yang mengubah laporan laba rugi untuk kepentingan pribadinya. Biasanya laba yang stabil di mana tidak banyak fluktuasi dari satu periode ke periode lain dinilai sebagai prestasi baik. A. Laporan Keuangan 1. Definisi Laporan Keuangan
6
Menurut SAK No. 3, laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Sementara itu,
Sofyan (2008:201) mendefinisikan laporan keuangan
sebagai berikut. Laporan Keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban atau accountability. Sekaligus menggambarkan indicator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. 2. Tujuan Laporan Keuangan Di dalam Standar Akuntansi Keuangan, menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut (IAI, 2007:4) 1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai
7
dalam
pengambilan
keputusan
ekonomi
karena
secara
umum
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manjemen, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Sedangkan menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) merumuskan empat tujuan laporan keuangan (Sofyan, 2008:122) sebagai berikut. 1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan. 2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. 3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan. 4. Membantu fungsi dan pengawasan sosial. 3.aPengungkapan Laporan Keuangan di Pasar Modal Elemen pengungkapan laporan keuangan terkait dengan informasi keuangan yang diterapkan Bapepam dan Tim lain di Indonesia yang adalah sebagai berikut (Sofyan,2008:222) :
8
1. Surat pernyataan Direksi tentang tanggung jawab Direksi atas Laporan Keuangan, sesuai dengan peraturan BAPEPAM No. VIII.G.11 tentang tanggung jawab Direksi atas Laporan Keuangan. 2. Opini akuntan atas laporan keuangan, sesuai dengan SPAP-IAI 3. Deskripsi Auditor Independen di opini, 4. Laporan keuangan yang lengkap, memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan : a.
Neraca
b.
Laporan Laba Rugi
c.
Laporan Perubahan Ekuitas
d.
Laporan Arus Kas
e.
Catatan atas Laporan Keuangan
5. Penyajian laporan arus kas, memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. Penggunaan metode langsung (direct method). b. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. c. Pengungkapan aktivitas yang tidak memengaruhi arus kas. d. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi. e. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan. 6. Ikhtisar kebijakan akuntansi, meliputi sekurang-kurangnya:
9
a. Konsep dasar penyajian laporan keuangan b. Pengakuan pendapatan dan beban c. Penilaian investasi d. Penilaian dan metode penyusutan aktiva tetap e. Dasar perhitungan laba per saham 7. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, hal-hal yang harus diungkapkan antara lain : a. Rincian jenis, nama pihak yang memiliki hubungan istimewa dan jumlah piutang dan atau hutang yang terkait. b. Dirinci jumlah masing-masing pos aktiva, kewajiban, penjualan dan pembelian (beban) kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa beserta persentasenya terhadap total aktiva, kewajiban, penjualan dan pembelian. c. Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha utama dan jumlah hutang/piutang sehubungan dengan transaksi tersebut. d. Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan istimewa. e. Kebijkan harga dan syarat transaksi serta pernyataan apakah penerapan kebijakan harga dan syarat tersebut sama dengan kebijakan harga dan syarat untuk transaksi dengan pihak ketiga. 8. Pengungkapan yang berhubungan dengan perpajakan, hal-hal yang harus diungkapkan: a. Jenis dan jumlah hutang pajak
10
b. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku. c. Pernyataan bahwa laba kena pajak hasil rekonsiliasi telah sesuai dengan SPT d. Rincian aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca. 9. Aktiva & kewajiban dalam mata uang asing, hal-hal yang harus diungkapkan: a. Rincian aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing serta ekuivalennya dalam rupiah b. Posisi neto dari aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing c. Rincian kontrak valuta berjangka dan ekuivalen dalam rupiah d. Kebijakan manajmen risiko mata uang asing 10. Komitmen dan kontinjensi, hal-hal yang harus diungkapkan : a. Untuk perikatan berupa perjanjian sewa, keagenan dan distribusi, bantuan manajemen, teknik, royalti dan lisensi memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait, periode berlakunya perikatan, dasar penentuan kompensasi dan denda, jumlah beban atau pendapatan pada periode pelaporan, dan pembatasan-pembatasan lainnya.
11
b. Untuk
perikatan
berupa
kontrak/perjanjian
yang
memerlukan
penggunaan dana di masa yang akan datang, seperti; pembangunan pabrik, perjanjian pembelian, ikatan untuk investasi, dan sebagainya, memuat uraian tentang pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, periode berlakuknya perikatan, nilai keseluruhan, mata uang, dan bagian yang telah direalisasi. c. Untuk pemberian jaminan, garansi memuat uraian tentang pihak-pihak yang dijamin dan yang menerima jaminan, yang dipisahkan antara pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga untuk pihak yang dijamin, latar belakang dikeluarkannya jaminan, nilai jaminan. d. Perkara/sengketa hukum dengan mengungkapkan pihak-pihak yang terkait, jumlah yang diperkarakan, serta latar belakang, isi dan status perkara dan pendapat hukum (legal opinion). e. Untuk peraturan pemerintah yang mengikat perusahaan seperti: masalah lingkungan hidup, diungkapkan uraian singkat tentang peraturan dan dampaknya terhadap perusahaan. B. Laba Bersih 1. Definisi Laba Bersih Angka laba rugi merupakan informasi penting yang dicantumkan dalam laba rugi. Dalam neraca bisa ditampilkan melalui pos laba ditahan atau pos laba rugi, namun untuk penjelasan lengkap dan lebih rinci tentang perhitungan laba rugi ada di laporan laba rugi.
12
International Financial Reporting Standards (2006:74) mendefinisikan laba atau income sebagai : Increases in economic benefits during the accounting periode in the form of inflows or enhancements of assets or decreases of liabilities that result in increases in equity, other than those relating to contributions from equity participants. Harrison (2008:45) mendefinisikan laba sebagai berikut “Net income is the profit left over after subtracting expenses and losses from revenue and gains. Net income is the single most important item in the financial statements”. Net Income = Total Revenue and Gains – Total Expenses and Losses. Committee on Terminology mendefinisikan laba sebagai “Jumlah yang berasal dari pengurangan harga produksi, biaya lain, dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi”. Sedangkan menurut IFRS (2007: 514), “profit after removing the effects of any additional capital contributiosn or withdrawals by owners from the initial capital investment, the increase in net wealth is the income of the period”. Sementara itu, APB Statement mengartikan laba sebagai “Kelebihan (defisit) penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi”. Sedangkan
menurut
FASB
Statement
dalam
SFAC
nomor
6
mendefinisikan laba sebagai (Winwin,2007:89): Perubahan dalam ekuitas (net asset) dari suatu entity selama satu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian atau peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. Dalam income termasuk seluruh perubahan dalam ekuitas selain dari pemilik dan pembayaran kepada pemilik. Sedangkan
menurut
Vernon
(Winwin,2007:89) :
13
Kam
laba,
diartikan
sebagai
Income is the change in the capital of an entity between two points in time, excluding changes due to investment by and distribution to owners, where capital is expressed in term of value and is based on a given scale Laba merupakan informasi yang sangat penting dalam suatu laporan keuangan, karena angka ini penting untuk (Sofyan,2008:296): 1. Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima negara; 2. Menghitung dividen yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan dalam perusahaan; 3. Menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi dan pengambilan keputusan; 4. Menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnnya di masa yang akan datang; 5. Menjadi dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi; 6. Menilai prestasi atau kinerja perusahaan/segmen perusahaan/divisi; 7. Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia sebagai hamba kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada masyarakat. 2. Konsep Laba Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Dan salah satu isu berat dalam pengukuran itu adalah pengukuran laba. Pengukuran laba ini bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan, tetapi juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba, penentuan kebijakan investasi, pembayaran pajak, zakat, bonus, dan pembagian hasil.
14
Setiap pelaku bisnis pasti memiliki pandangan tentang apa yang dimaksudkannya sebagai laba dan bagaimana menentukan laba tersebut. Contohnya penjual sayur di pasaran mungkin menganggap bahwa ia telah mendapatkan laba jika uang yang ada ditangannya lebih besar daripada uang yang dibawanya saat membeli sayuran untuk dijual kembali. Kemungkinan besar penjual sayur tersebut tidak memperhitungkan saldo persediaan, biaya pribadinya dan upah tenaga kerjanya. Berbeda dengan seorang pengusaha lainnya bisa saja menganggap bahwa laba perusahaannya adalah penjualan dikurangi semua biaya dikurangi investasi baik yang sudah dilakukan maupun yang akan dilakukan. Dari contoh kecil diatas tentunya banyak pandangan dan praktik di masyarakat dalam pengukuran laba, diantaranya adalah: 1. Laba menurut ilmu ekonomi 2. Laba menurut akuntansi Perbedaan tersebut disebabkan berbagai alasan antara lain karena benda atau produk dan jasa yang akan dinilai (biaya historis, biaya masukan sekarang), dan unit ukur (bisa unit ukur uang atau ukuran kemampuan tenaga beli). Namun dalam bab ini penulis hanya menguraikan laba menurut konsep akuntansi. Laba menurut konsep akuntansi atau Accounting Income adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. 1. Modal (Capital)
15
Modal adalah aktiva bersih. Laba menaikkan modal atau aktiva bersih. Laba adalah arus kekayaan sedangkan modal adalah simpanan kekayaan. Oleh karena itu, penentuan laba, yaitu penentuan kenaikan modal juga menyangkut masalah harga juga. Modal bisa berarti financial capital di mana tekanannya adalah nilai uang dari aktiva dengan nilai kewajiban yang merupakan kontribusi uang pemilik kepada perusahaan. Physical capital, yaitu di sini difokuskan pada kemampuan fisik dari modal itu untuk memproduksikan barang dan jasa bukan pada nilai uangnya. Ukurannya adalah kapasitas produksi dari aktiva yang dimiliki. 2. Replacement Cost Income Dalam konsep Replacement Cost Income dikenal dua komponen income, yaitu: a. Current operating profit yang dihitung dari pengurangan biaya pengganti (replacement cost) dari penghasilan; b. Realized holding gain and loss yang dihitung dari perbedaan antara replacement cost dari barang yang dijual dengan biaya historis dari bayarang yang sama. Laba rugi ini dapat dibagi dua, yaitu: 1. Yang direalisasi dan accrued selama periode itu; 2. Yang direalisasi pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya. Dari pembagian ini, menurut Belkaoui, accounting income dapat dirumuskan sebagai berikut: Pa = X + Y + Z
16
Pa = accounting income X = current operating profit Y = Realisasi dan accrued holding gain pada periode itu Z = Realisasi holding gain pada periode itu tetapi accrued pada periode sebelumnya Dalam akuntansi yang memiliki konsep perhitungan laba juga dikenal perbedaan pandangan dalam menghitung laba (Sofyan, 2008:304), diantaranya, yaitu : 1. Pemikiran klasik yang berpedoman pada postulat unit of measure dan prinsip historical cost yang sering disebut historical caost accounting atau conventional accounting sebagaimana yang kita anut saat ini, yang dinamakan konsep laba accounting income; 2. Pemikiran neo klasik yang mengubah postulat unit of measure dengan menerapkan perhitungan perubahan tingkat harga umum (General Price Level) dan tetap mempertahankan prinsip historical cost, yang ini dikenal dengan istilah general price level adjusted historical cost accounting (GPLA Historical Accounting), dan perhitungan labanya disebut GPLA Accounting Income; 3. Pemikiran radikal: yang memilih harga sekarang (current value) sebagai dasar penilaian bukan Historical Cost lagi, di mana konsep ini dikenal dengan current value accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut current income;
17
4. Pemikiran neo radikal yang menggunakan current value, tetapi disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umu, yang disebut GPLA Current Value Accounting, sedangkan perhitungan labanya disebut Adjusted Current Income. Menurut akuntansi yang dimaksud dengan laba akuntansi itu adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut (Sofyan, 2008:305). Menurut Belkaoui, definisi tetang laba itu mengandung lima sifat berikut: 1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi, yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. 2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodic” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu. 3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue
yang memerlukan
batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. 4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu. 5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi biaya yang diterima/dikeluarkan dalma periode yang sama. Most menambahkan cirri-ciri laba akuntansi sebagai berikut (Sofyan, 2008:305): 1. Laba akuntansi menggunakan konsep periodik
18
2. Laba akuntansi diperluas bukan hanya transaksi dan termasuk seluruh nilai fenomena dan periode yang dapat diukur 3. Laba akuntansi mengizinkan agregasi ke dalam kategori berupa input dan output 4. Oleh karena itu, perbandingan input dengan output akan menghasilkan sisa 5. Dengan demikian, mayoritas mereka yang berkepentingan terhadap angka itu dapat menggunakannya untuk berbagai tujuan. Beberapa kebaikan dari konsep laba akuntasi ini adalah sebagai berikut (Sofyan, 2008:305): 1. Dapat terus-menerus ditelusuri dan diuji. 2. Karena perhitungannya didasarkan pada kenyataan yang terjadi dan dilaporkan secara objektif, perhitungan laba ini dapat diperiksa (verifiability). 3. Perhitungan Laba Bersih Laba bersih diperoleh dari hasil perhitungan yang terdapat dalam laporan laba rugi. Penghitungan laba bersih dimulai dari pengurangan antara sales revenue dengan cost of goods sold yang kemudian menghasilkan gross profits, selanjutnya gross profits tersebut dikurangi dengan operating expenses yang termasuk di dalamnya yaitu selling expense, general and administrative expense, serta depreciation expense sehingga menghasilkan operating profits yang dikenal juga sebagai earnings before interest and taxes (EBIT). Kemudian operating profits tersebut dikurangi dengan interest sehingga menghasilkan net profit before taxes atau disebut juga sebagai earnings before taxes (EBT). Selanjutnya net profit
19
before taxes dikurangi dengan taxes sehingga menghasilkan net profit (or earnings) after taxes. Untuk lebih lengkapnya dapat lihat rumus perhitungan laba bersih pada tabel 2.1 dibawah ini :
C. Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Kas adalah alat pembayaran yang dimiliki perusahaan dan siap digunakan untuk investasi maupun menjalankan operasi perusahaan setiap saat dibutuhkan. Karena itu, kas mencakup semua alat pembayaran yang dimiliki perusahaan yang
20
disimpan di dalam perusahaan maupun di bank dan siap dipergunakan (Rudianto, 2009:206). Kas berfungsi untuk membayar semua aktivitas yang dilakukan perusahaan, baik dalam operasi sehari-hari maupun untuk investasi. Karena itu bagi perusahaan, memliki alat pembayaran dalam jumlah dan waktu yang tepat akan sangat bermanfaat positif. Kekurangan kas akan menyebabkan operasional perusahaan, sebaliknya kelebihan uang menyebabkan terlalu banyaknya uang yang menganggur, padahal seharusnya uang tersebut dapat dikelola secara lebih optimal lagi untuk kepentingan perusahaan. Untuk kepentingan itulah, perlu sekali dibuat suatu laporan sebagai alat pengendali keluar masuknya uang tunai yang dimiliki perusahaan yaitu laporan arus kas atau cash flow statements. IFRS (2007:710) mengartikan cash flow sebagai berikut : “cash flow statement is to present information about the historical changes in cash and cash equivalents of an entity during the period classified by operating, investing and financing activities”. Rudianto (2009:206) mengartikan laporan arus kas sebagai “suatu laporan tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan di dalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimanaan dan pengeluaran kas tersebut”. Govindarajan V menilai bahwa dari seluruh sistem pelaporan keuangan yang ada, cash flow merupakan salah satu sistem yang lebih objektif dan mudah dimengerti. Laporan ini mencoba menyatakan fakta dalam indicator akutansi
21
keuangan tanpa harus ada taksiran atau pertimbangan subjektif dari akuntan pada suatu periode (Sofyan, 2008:254). Menurut SAK No. 2, ada beberapa definisi dari istilah-istilah yang sering terdapat dalam laporan arus kas yaitu: 1. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. 2. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan 3. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. 4. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. 5. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. 6. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan . Penyajian laporan arus kas juga diatur dalam SAK No. 2 yang berisi tentang periode laporan arus kas yaitu selama periode tertentu dan diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap
22
jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas dimasa yang akan datang. Laporan kas memberikan informasi yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan dan investasi. 2. Tujuan Laporan Arus Kas Di USA setelah keluarnya FASB Statement no. 95 sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk melaporkan Laporan Arus Kas mengggantikan Laporan Perubahan Modal Kerja dengan konsep fund. Laporan Perubahan Modal Kerja ini masih berlaku di Indonesia. Laporan arus kas sangat berguna untuk pengambilan keputusan terutama dalam menilai bagaimana perusahaan mengelola dana dan keuangan dan juga berguna untuk menganalisis laporan keuangan. Menurut Sofyan (2008:255) tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau
23
setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor, dan pemakai lainnya untuk : 1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang; 2. Menilai
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi
kewajibannya
membayar dividen dan keperluan dana untuk kegiatan ekstren; 3. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas; 4. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu. Maksud kas dalam laporan ini adalah kas yang bersifat jangka pendek, dan surat-surat berharga yang sangat lancar yang memenuhi syarat: 1. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas; 2. Tanggal jatuh temponya sangan dekat, kecil resiko, perubahan nilai yang disebabkan perubahan terhadap bunga (investasi yang jatuh tempo maksimal tiga bulan). Adapun manfaat laporan arus kas bagi investor (Salman, 2006) adalah sebagai berikut : 1. Menjelaskan asal uang kas selama periode laporan. 2. Menerangkan besarnya uang kas yang digunakan selama periode bersangkutan. 3. Mengambarkan penggunaan uang kas tersebut.
24
4. Menjelaskan perubahan saldo kas selama periode tertentu. 3.aPengelompokan dalam Laporan Arus Kas Dalam laporan arus kas penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan dari sumber sebagai berikut; 1.aKegiatan Operasi Perusahaan (Operating) Arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas. Arus kas operasi meliputi pengaruh kas dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih. Kegiatan yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan; seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan. Kegiatan ini biasanya mencakup: kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian service. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba (Sofyan, 2008). Contoh Arus Kas dari kegiatan operasi adalah sebagai berikut. a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa termasuk penerimaan dari piutang akibat penjualan, baik jangka panjang atau jangka pendek. b. Penerimaan dari bunga pinjaman atas penerimaan dari surat berharga lainnya seperti bunga atau dividen. c. Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah dimasukkan dalam kelompok investasi pembiayaan, seperti jumlah uang
25
yang diterima dari tuntutan di pengadilan, klaim asuransi, kecuali yang berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung, pengembalian dana dari supplier. Contoh Arus Kas dari kegiatan Operasi ini adalah sebagai berikut. a. Pembayaran kas untuk membeli bahan yang akan digunakan untuk produksi atau untuk dijual, termasuk pembayaran hutang jangka pendek atau jangka panjang kepada supplier barang tadi. b. Pembayaran kas untuk supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain produksi barang dan jasa. c. Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak, kewajiban lainnya, denda, dan lain-lain. d. Pembayaran kepada pemberi pinjaman dan kreditur lainnya berupa bunga e. Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian dana kepada langganan, dan sumbangan. Contoh arus kas operasi menurut PSAK No. 2 adalah sebagai berikut: a. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; b. penerimaan kas dari royalti, fee, komisi dan pendapatan lain; c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; d. pembayaran kas kepada karyawan; e. penerimaan
dan
pembayaran
kas
oleh
perusahaan
asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi
26
lainnya; f. pembayaran
kas
atau
penerimaan
kembali
(restitusi)
pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi; g. penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Semua transaksi yang mempengaruhi aktiva lancar dan hutang lancar biasanya termasuk kedalam kelompok operating cash flow. 2.aArus Kas dari Kegiatan Pembiayaan/Pendanaan (Financing) Kegiatan yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut, meminjam dan membayar hutang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar hutang tertentu (Sofyan, 2008:257). Contoh arus kas masuk dari kegiatan pembiayaan adalah sebagai berikut: a. Penerimaan dan pengeluaran surat berharga dalam bentuk equity. b. Penerimaan dan pengeluaran obligasi, hipotek, wesel dan pinjaman jangka pendek lainnya. Contoh arus kas keluar dari kegiatan pembiayaan adalah sebagai berikut: a. Pembayaran dividend dan pembayaran bunga kepada pemilik akibat adanya surat berharga saham tadi. b. Pembayaran kembali hutang yang dipinjam.
27
c. Pembayaran hutang kepada kreditor termasuk hutang yang sudah diperpanjang. Contoh arus kas yang berasal dari pendanaan, menurut PSAK No. 2 sebagai berikut : a. penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya b. pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan c. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya d. pelunasan pinjaman e. pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease). Semua transaksi yang mempengaruhi pos hutang dimasukkan dalam kelompok ini termasuk yang jangka pendek. 3.aArus Kas dari Kegiatan Investasi Kegiatan yang termasuk dalam arus kas Kegiatan Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva janga panjang baik yang berwujud maupun yaang tidak berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, hutang, surat berharga atau modal, aktiva tetap atau aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Contoh Arus kas Masuk dari kegiatan investasi adalah : a. Penerimaan pinjaman luar baik yang baru maupun yang sudah lama; 28
b. Penjualan saham baik saham sendiri maupun saham dalam bentuk investasi; c. Penerimaan dari penjualan aktiva tetap dan aktiva produktif dan tidak berwujud lainnya. Contoh Arus Kas Keluar dari Kegiatan Investasi adalah : a. Pembayaran hutang perusahaan dan pembelian kembali surat hutang perusahaan; b. Pembeliaan saham perusahaan lain atau perusahaan sendiri; c. Perolehan aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya. Pengertian perolehan di sini termasuk harga pembelian dan capital expenditure. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 adalah sebagai berikut: a. Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri; b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain; c. Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain; d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan); e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila
29
kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan 4.aIsi dan Bentuk Laporan Arus Kas Ada dua bentuk dalam menyajikan laporan arus kas, yaitu sebagai berikut. 1. Direct method Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan. Untuk lebih jelas format cash flow direct method dapat dilihat pada tabel 2.2 dibawah ini:
30
2. Indirect method Dalam metode ini net income disesuaikan dengan menghilangkan a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasi dari arus kas masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah persediaan deferral income, arus kas masuk dan keluar yang accrued seperti piutang dan hutang.
31
b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaaan yang tidak mempengaruhi kas seperti penyusutan, amortisasi, laba rugi dari penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang berkaitan dengan kegiatan investasi), laba ruti pembatalan hutang (transaksi pembiayaan). Untuk lebih jelas format cash flow indirect method dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini:
D. Dividen 1. Pengeritan Dividen Pemilik suatu perusahaan bersedia menanamkan hartanya di dalam suatu perusahaan karena berbagai alasan. Tetapi alasan utama pemilik bersedia 32
menanamkan hartanya karena harapan untuk memperoleh penghasilan atas investasinya di dalam perusahaan tersebut. Dan perusahaan bersedia membagikan sebagian dari laba usah yang diperolehnya kepada pemegang sahamnya, sebagai imbalan atas kesediaan pemegang saham menanamkan dananya di dalam perusahaan tersebut. Dividen adalah bagian dari laba atau pendapatan perusahaan ditetapkan oleh direksi dan disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk dibagikan kepada pemegang saham. Sedangkan laba yang ditahan di perusahaan disebut laba ditahan. Menurut Harrison (2008:491) “a dividend is a corporation’s return to its stockholders of the benefits of earnings”. Menurut Rudianto (2009:308) “dividen adalah bagian dari laba usaha yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh perusahaan kepada pemegang sahanya sebagai imbalan atas kesediaannya menanamkan hartanya di dalam perusahaan”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing masing pemilik. 2. Jenis Dividen Bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang sahamnya dapat diwujudkan dalam berbagai bentuknya, tergantung keadaan perusahaan pada saat pembagian dividen tersebut. Jenis-jenis dividen yang dapat
33
dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya adalah sebagai berikut (Rudianto, 2009): a. aDividen Kas Dividen kas adalah bagian laba usaha yang dibagikan kepada pemegang sahamnya dalam bentuk uang tunai. Sebelum dividen dibagikan, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan dana untuk membayar dividen. Jika suatu perusahaan memilih untuk membagi dividen dalam dividen kas, itu berarti pada saat dividen akan dibagikan kepada pemegang sahamnya, perusahaan memiliki uang tunai dalam jumlah yang cukup.Dividen tunai tidak dibagikan kepada pada saham treasuri. Perusahaan yang memiliki laba bersih yang besar dan kas yang memadai, dividen tidak dibayar secara otomatis. Harus ada tindakan formal dari dewan direksi yang mengumumkan pembagian dividen tersebut. Dewan komisari harus menentukan besarnya dividen yang menarik bagi para investor. Karena itu selain membagikan dividen kas secara periodic, pada saat mempunyai laba yang tinggi, perusahaan mungkin mengumumkan dividen khusus (extra dividen). b.aDividen Harta Dividen harta adalah bagian dari laba usaha suatu perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Walaupun dapat berbentuk harta lain, tetapi biasanya harta tersebut dalam bentuk surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dan jika surat berharga yang dimiliki suatu perusahaan akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang sahamnya, maka nilai yang wajar atau harga pasar dari surat berharga tersebut yang dijadikan dasar pencatataan.
34
c.aDividen Skrip atau Dividen Hutang Dividen hutang adalah bagian dari laba usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang dimasa mendatang. Divivden skrip terjadai karena perusahaan ingin membagi divividen dalam bentuk uang tunai, tetapi tidak tersedia kas dalam jumlah yang cukup, walaupun saldo laba ditahan menunjukkan saldo yang cukup. Sehingga pihak manajemen perusahaan menjanjikan untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang kepada pemegang sahamnya. Dividen skrip dapat disertai dengan bunga, dapat pula tanpa bunga. d.aDividen Saham Dividen saham adalah bagian dari laba usaha yang ingin dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan itu sendiri. Dividen saham dibagikan karena perusahaan ingin mengkapitalisasikan sebagian dari laba usaha yang diperolehnya secara permanen. Jika dividen saham dibagikan, tiada ada aktiva yang dibagikan dan setiap pemegang saham memiliki bagian kepemilikan yang sama pada perusahaan. Pembagian dividen saham akan mengakibatkan jumlah lembar saham yang beredar bertambah banyak. Tetapi toal aktiva dan pasiva perusahaan tidak akan mengalami perubahan, baik sebelum dan sesudah pembagian dividen. Berkaitan dengan pembagian dividen saham ini, nilai wajar atau nilai pasar saham tersebut yang digunakan sebagai dasar pencatatan. e.aDividen Likuidasi Dividen likuidasi adalah dividen yang ingin dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya dalam berbagai bentuknya, tetapi tidak didasarkan
35
pada besarnya laba usaha atau saldo laba ditahan perusahaan. Dividen likuidasi merupakan pengembalian modal atau investasi pemilik oleh perusahaan. Jenis deplesi seperti ini banyak terjadi pada perusahaan yang memiliki aktiva tetap yang berkurang nilai bukunya akibat berkurangnya kandungan aktiva tetap bersebut, yang dikenal dengan sebutan deplesi. Deplsesi yang diakui pada suatu periode akuntansi tertentu dapat dijadikan dasar untuk menentukan besarnya dividen likuidasi
pada
periode
tersebut.
Dan
biasanya,
perusahaan-perusahaan
pertambangan atau pengolahan hutan, melakukan dividen likuidasi secara rutin. Yang penting, pihak pemengang saham harus mengetahui berapa bagian dari dividen yang diterimanya merupakan dividen laba dan berapa banyak yang merupakan dividen likuidasi. 3.aPerhitungan Dividen Dividen dapat dihitung melalui pengurangan antara net profits after taxed dengan change in retained earnings. Nilai dari net profits after taxes dapat diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan change in retained earnings dapat diperoleh dari statement of sources and uses of cash atau dengan menggunakan beginning and end of periode balance sheets. Nilai dari dividen tersebut dapat juga secara langsung diperoleh melalui catatan atas laporan keuangan perihal dividen kas, atau dari laporan perubahan ekuitas. 4.aFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembagian Dividen Menurut Rudianto (2009:260) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijkana dividen suatu perusahaan antara lain : 1. Posisi likuiditas perusahaan
36
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan, atau bisa jadi bila perusahaan membutuhkan dana yang mendesak pembagian dividen kepada pemegang sahamnya untuk sementara waktu tidak dibiayai perusahaan. 2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil, karena perusahaan dibenarkan untuk menahan sebagian laba yang dihasilkan. 3. Rencana Perluasaan Usaha Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat dibayarkan untuk dividen. 4. Pengawasan Terhadap Perusahaan Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern antara lain laba. 5.aPengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas Ada banyak pertimbangan yang harus dilakukan perusahaan sebelum memutuskan pemberian dividen kepada pemegang saham. Pertimbangan itu adalah ketersediaan kas, peluang dan tujuan perusahaan berkenaan dengan pertumbuhan modal dan perluasan, dan kebijkan perusahaan mengenai pendanaan eksternal, termasuk kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari luar. Kas yang tersedia dari hasil operasi (arus kas operasi) perusahaan merupakan kas yang dapat digunakan kembali untuk kegiatan investasi, membayar hutang dan atau membayar deviden. Sedangkan pertumbuhan modal yang dimaksud diatas
37
adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Dimana laba bersih sering kali dinyatakan sebagai indikasi dari kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. Sebelum mengumumkan dividen, perusahanaan harus mempertimbangkan tersediannya dana untuk membayar dividen. Oleh karena itu, kebutuhan kas lain seperti membayar hutang jangka pendek yang jatuh tempo, kebutuhan kas dari hari ke hari untuk pembayaran gaji, dan pengeluaran-pengeluaran lain yang tidak termasuk di dalam hutang jangka pendek, harus diteliti terlebih dahulu. Dividen seharusnya tidak dibayar sebelum posisi keuangan sekarang dan masa mendatang terjamin ketersediaannya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi dinilai mempunyai pengaruh terhadap dividen kas sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam membagikan dividen kas kepada pemegang saham. Dengan demikian penulis dapat membuat kerangka penelitian mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas, seperti pada gambar 2.1 dibawah ini:
38
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Kas
39