BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Definisi Akuntansi Menurut Setia (2008,1) : Menurut Fungsi dan Kegunaan : Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Menurut Kegiatannya : Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksitransaksi/kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.
Selain itu definisi lain adalah: Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. (Bina Sarana Informatika, 2006,) Dalam buku Accounting Principles : Accounting is a process of three activities : indentifying, recording and communicating the economic events of an organization (business or nonbusiness) to interested users of the information. (Weygandt , 2007 : 4) Dalam buku Teori Akuntansi :
5
Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut : Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan pengiterpretasian hasil proses tersebut. Ahmed Riahi – Belkaoui(2000,37) Proses
pengidentifikasian,
pengukuran
dan
pengkomunikasian
informasi
ekonomik untuk memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pengguna informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan diantara alternative tindakan yang ada. Akuntansi adalah suatu system informasi, berdasarkan mana pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha mengambil keputusan Akuntansi merupakan seno pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta penginterprestasian hasil pencatatan. N. Lapoliwa(2000:2) Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Akuntansi menghasilkan informasi yang digunakan untuk menjalankan perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak – pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan. Secara umum Akuntansi dapat didefinisikan sebagai system informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak – pihak yang berkepentingn mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Atau dengan kata lain Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
6
penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan atau organisasi lain dan penafsiran terhadap hasilnya. Proses dimana Akuntansi menghasilkan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan adalah sebagai berikut: a. Perusahaan harus mengidentifikasikan pihak-pihak yang berkepentingan b. Perusahaan juga harus mengetahui kebutuhan informasi mereka dan rancangan system akuntansinya c. System akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnya dilaporkan kepada pihakpihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka B. Definisi Biaya Menurut Mulyadi (2007, 8) Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 jenis unsure pokok dalam definisi biaya tersebut diatas : 1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, 2. Diukur dalam satuan uang, 3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi 4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
Sedangfkan menurut Barbara ( 2009,1) Dalam arti luas: Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit : Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. 1. Penggolongan biaya:
7
Berdasarkan hubungan dengan produk a. Biaya produksi Yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan (matching) dengan penghasilan (revenue) diperiode mana produk itu dijual. Sebelum laku dijual, biaya produksi diperlakukan sebagai persediaan (inventories). Biaya ini terdiri atas: biaya bahan baku biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya produksi tersebut diatas terbagi lagi menjadi 2 kategori yaitu biaya prima (prime cost) yaitu biaya yang langsung berhubungan dengan produksi, yang terdiri dari biaya bahan
dan tenaga kerja langsung,
sedangkan biaya konversi (conversion cost) adalah biaya yang diperlukan untuk memproses bahan baku menjadi barang jadi (finished goods) yaitu biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. b. Biaya Periodik Yakni biaya-biaya yang berhubungan dengan waktu dibanding dari unit yang diproduksi (produk). Seluruh biaya ini dibebankan kepada penghasilan (revenue) diperiode mana biaya tersebut terjadi. Contoh biaya ini adalah biaya administrasi dan umum dan biaya penjualan dan pemasaran. 2. Berdasarkan periode Akuntansi/Pembukuan, biaya digolongkan atas: a. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) Yakni biaya-biaya yang dikeluarkan yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi. Biaya ini akan berbentuk “cost”, contoh: biaya
8
perbaikan gedung atau mesin yang cukup besar yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun. b. Pengeluaran Penghasilan Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan yang hanya bermanfaat dalam satu periode akuntansi. Pengeluaran ini akan menjadi “expense” diperiode saat terjadinya biaya tersebut. 3. Berhubungan dengan volume produksi/kegiatan perusahaan biaya digolongkan atas, Mulyadi (2007,15) a. Biaya Variabel Yakni biaya-biaya yang selalu berubah secara proporsional (sebanding) sesuai dengan perbandingan volume perusahaan. Contoh utama biaya ini adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sebagian dari biaya over head seperti biaya listrik, bahan bakar, depresiasi yang dihitung atas dasar unit produksi . Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut
9
Grafik 2.1 Biaya Variabel
Biaya Biaya Variabel
Produksi
b. Biaya semi variabel atau semi tetap Yakni biaya yang selalu berubah tetapi perubahannya tidak proporsional (sebanding) dengan perubahan kegiatan/ volume perusahaan. Contoh dari biaya ini adalah gaji salesman yang mempunyai system penggajian berupa gaji tetap plus bonus dari besarnya penjualan, biaya pemeliharaan dan reparasi. Biaya ini akan tetap jumlahnya pada kisaran tertentu. Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut
10
Grafik 2.2 Biaya Semi Variabel
Biaya Biaya Semi Variabel
Produksi
c. Biaya tetap Yakni biaya yang besar kecilnya tidak tergabtung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya kegiatan perusahaan. Contohnya adalah biaya penyusutan yang dihitung garis lurus, upah tetap untuk beberapa periode tertentu.
11
Grafik 2.3 Biaya Tetap Biaya
Biaya Tetap
Produksi
4. Berdasarkan dalam hubungannya untuk tujuan pengawasan biaya digolongkan atas a. Biaya standar Yakni biaya yang telah ditentukan terlebih dahulu (diperkirakan akan terjadi), dan apabila terjadi penyimpangan terhadapnya maka biaya standar yang di anggap benar. b. Biaya Taksiran Yakni biaya yang ditaksir terlebih dahulu (diperkirakan akan terjadi), dan apabila terjadi penyimpangan terhadapnya yang dianggap benar adalah biaya sesungguhnya c. Biaya Sesungguhnya Yakni biaya biaya yang sungguh-sungguh terjadi atau
biaya yang
dibebankan berdasarkan dalam hubungannya dengan departemen produksi digolongkan atas:
12
1. Biaya departemen produksi Yakni biaya yang dibebankan atas diperhitungkan
pada
bagian/departemen yang secara langsung menangani pembuatan barang (produk). Contoh biaya ini adalah: Biaya bahan baku departemen produksi X 2. Biaya departemen pembantu Yakni biaya yang dibebankan pada departemen yang menyediakan fasilitas/memberikan
servis
untuk
departemen
lain
(dengan
departemen produksi atau departemen pembantu lainnya). Contoh departemen pembantu listrik. 3. Biaya langsung departemen Yakni biaya-biaya yang langsung terjadi pada tiap-tiap departemen 4. Biaya tidak langsung departemen Yakni biaya-biaya yang diperhitungkan terhadap suatu departemen tersebut menggunakan fasilitas departemen lain. 5. Berdasarkan dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang ada diperusahaan: a. Biaya produksi Yaitu total biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dalam rangka memproduksi produk b. Biaya pemasaran Yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka memasarkan produk yang dihasilkan c.Biaya administrasi dan umum
13
Yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengarah kan (managing), mengendalikan (controlling) dan mengoperasikan (operating) perusahaan. Misalkan biaya gaji direksi, biaya surat, telepon dan lain-lain d. Biaya keuangan Yakni biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan dana untuk operasi perusahaan. Misalkan biaya bunga pinjaman.
C. Definisi Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007,7) Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya
Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok: penetuan kos produk, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan khusus. Untuk memenuhi tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya mencatat, menggoongkan, dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya yang dikumpulkan dan disajikan adalah biaya yang telah terjadi dimasa lalu atau biaya historis. Pengendalian biaya harus didahului dengan penetuan biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi satu satuan produk. Jika biaya yang seharusnya ini telah ditetapkan, akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran biaya yang sesungguhnya telah sesuai dengan biaya yang seharusnya sudah dianggarkan tersebut. Akuntansi biaya kemudian
14
melakukan analisis terhadap penyimpangan atau ketidak sesuaian dengan biaya yang seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut. Dari hasil analisis penyimpangan dan penyebabnya, manajemen akan dapat mempertimbang kan tindakan koreksi, jika hal tersebut perlu dilakukan. Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan. Siklus perusahaan dagang dimulai dengan pembelian barang dagangan dan tanpa memalui proses lebih lanjut diakhiri dengan penjualan kembali barang dagangan tersebut. Dalam perusahaan tersebut siklus akuntansi biaya dimulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang dibeli dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang dijual . Sedangkan siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku dibagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Dalam jenis usaha tersebut siklus akuntansi dimulai dengan pencatatan harga pokok bahan baku yang dimasukan dalam proses produksi, dilanjutkan dengan pencatatn biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dikonsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang diserahkan bagian produksi ke bagian gudang. Akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur bertujuan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi per satuan produk jadi yang diserahkan ke bagian gudang.
15
Tabel 2.1 Siklus Akuntansi Biaya SIKLUS
SIKLUS
PEMBUATAN PRODUK
AKUNTANSI BIAYA
Pembelian dan
Penentuan harga
Penyimpanan
pokok bahan baku
Bahan Baku
yang dibeli
Biaya
Penentuan
Biaya
Pengolahan
Tenaga kerja
Pokok bahan baku
Over
Bahan baku menjadi
Langsung
yang dipakai
Head
Produk jadi
Pengumpulan Penyimpanan
Biaya produksi
Produk jadi dalam Gudang
Penentuan harga Pokok produk jadi
D. Manfaat Data Biaya Biaya-biaya yang dikumpulkan sesuai dengan golongan atau kualifikasi yang diinginkan, kemudian disajikan dan dianalisa, akan sangat bermanfaat bagi manajemen. Data biaya tersebut akan dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk berbagai tujuan.
16
Manfaat dari data biaya antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Untuk tujuan-tujuan pengawasan Dalam biaya yang dihasilkan dari akuntansi biaya merupakan salah satu data yang digunakan manajemen dalam membuat perencanaan yang dalam hal ini adalah budget (anggaran). Berapa rencana produksi, berapa pemakaian bahan baku, tenaga kerja langsung dan berapa pula biaya overhead pabrik. Selain itu akuntansi biaya sesuai dengan tugasnya mengadakan pencatatan biaya-biaya yang terjadi. Dalam proses pencatatan tersebut maka data biaya dapat digunakan untuk mengawasi kegiatan perusahaan. Dengan data tersebut dapat dibandingakan berapa biaya sesungguhnya dan berapa biaya yang dianggarkan. 2. Membantu dalam penetapan harga jual Penentuan harga jual yang menguntungkan dapat dilakukan dalam suatu periode yang diinginkan, melalui pengetahuan tentang data biaya dan volume penjualan masa yang lalu. Pada suatu perencanaan, pengetahuan tentang data biaya yang akan dating dan perkiraan fluktuasi produksi dan penjualan akan mempengaruhi manajemen dalam pembuatan strategi harga. Harga jual yang ditentukan tentu saja diusahakan harga jual yang minimal dapat menutup seluruh biaya yang terjadi. Memang diakui bahwa ramalan tentang permintaan dan penawaran masih memegang peranan penting dalam penetuan harga namun data biaya haruslah tidak dapat dilupakan. 3. Untuk menghitung rugi-laba periodik
17
Penghitungan lab-rugi periodic untuk suatu perusahaan dilakukan dengan jelas mempertemukan (match) antara penghasilan dengan biaya-biaya yang terjadi dan telah expired dalam suatu dasar perhitungan yang sama dan konsisten. Akuntansi biaya menyediakan data yang diperlukan untuk perhitungan rugilaba. 4. Untuk pengendalian biaya Yang dimaksud dengan pengendalian biaya dalam hal ini adalah pengendalian melalui akuntansi pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban merupakan system akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan sesuai dengan bidang pertanggung jawaban dalam organisasi. Dengan demikian seseorang harus mem- pertanggungjawabkan tindakannya sesuai dengan kedudukannya dalam organisasi. Data penilaian dari pimpinan perusahaan untuk mengendalikan bawahannya atau bagian tersebut. Sejauh mana bagian tersebut menyimpang dari anggaran yang telah ditetapkan, apakah penyimpangan tersebut memang merupakan tanggunga jawabnya atau suatu hal lain yang tidak dapat dikendalikan nya karena keputusan manjemen yang lebih tinggi. 5. Untuk pengambilan keputusan Data biaya sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Manajemen akan menilai apakah suatu produk yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan yang baik atau tidak.
18
E. Biaya Standar 1.Definisi Biaya Standar Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lainnya. Biaya yang seharusnya dikeluarkan adalah biaya yang telah sitentukan dimuka merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang sesungguhnya. Jika biaya yang sesungguhnya menyimpang dari biaya standar maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah. 2. Perhitungan Biaya Standar Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode tertentu. Biaya standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi sekarang atau yang dapat diantisipasi. Suatu biaya standar memiliki dua komponen : a. Standar fisik Yang merupakan kuantitas standar dari input per unit output. b. Standar harga Yang merupakan biaya standar atau tarif standar per unit out put
19
3. Kegunaan Biaya Standar Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi.Biaya standar merupakan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk memproduksi suatu unit barang sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lainnya. Biaya standar juga memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba perusahaan. Biaya standar dugunakan untuk: a.
Menetapkan anggaran
b.
Mengendalikan biaya denga cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi
c.
Menyedrehanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya
d.
Membebankan biaya persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi
e.
Menetapkan harga jual
4. Kelemahan Biaya Standar Tingkat ketetatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat, meskipun telah ditetapkan denga jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan ketetatan atau kelonggaran yang relatif sama.
20
Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam jangka pendek. Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. Tetapi jika tidak diadakan perbaikan standar, padahal telah terjadi perubahan yang berarti dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan yang tidak tepat dan tidak realistis. a. Prosedur Penentuan dan Penetapan Biaya Standar Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik. Dua jenis standar fisik adalah standar dasar dan standar sekarang. 1. Standar dasar adalah tolok ukur yang digunakan untuk membandingkan kenerja yang diperkirakan dengan kenerja aktual. Standar ini serupa dengan angka indeks yang digunakan untuk mengukur hasil-hasil yang berikutnya. 2. Standar sekarang; terdiri dari tiga jenis: a. Standar aktual yang diperkirakan, mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi yang paling dekat dengan aktual. b. Standar normal, mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi normal. Standar ini mencerminkan hasil yang menantang namun dapat dicapai.
21
c. Standar teoritis, mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi maksimum. Standar ini merupakan cita-cita yang dituju dan bukannya kinerja yang dapat dicapai sekarang. 4. Penentuan Biaya Standar Selanjutnya dalam prosedur penentuan biaya yang dibagi kedalam tiga bagian: biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead pabrik. a. Biaya bahan baku standar Biaya bahan baku standar terdiri dari: 1. Masukan fisik yangdiperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar 2. Harga persatuan masukan fisik tersebut atau disebut pula harga standar Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengolahan produk maupun mutunya. Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar maka perlu ditentukan harga standar bahan baku. Harga standar ini pada umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok (supplier), katalog atau informasi lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga tersebut dimasa depan. Jika biaya transportasi dan beban cukai dan pajak dibebankan kepada bahan baku, maka harga standar tersebut harus juga memperhitungkan biaya-biaya tersebut. Begitu juga
22
potongan pembelian yang diperkirakan akan diperoleh dari pemasok harus dikurangkan dari harga beli bruto dalam penetapan harga standar. Harga yang dapat dipakai sebagai harga standar bahan baku berupa: 1. Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu satu tahun. 2. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar 3. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang Harga standar bahan baku tersebut dapat digunakan untuk 1. Mengecek pelaksanaan deprtement pembelian 2. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaaan. Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umumnya digunakan selama tahun berikutnya. Tetapi harga standar ini dapat diubah bila terjadi penurunan atau kenaikan harga yang bersifat luar biasa. b. Biaya Tenaga Kerja Standar Biaya tenaga kerja standar juga mempunyai dua unsur yaitu jam kerja standar dan tarif upah standar. Syarat mutlak berlakunya jam kerja standar adalah: 1. Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum
23
2. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing, scheduling dan dispatching agar supaya aliran proses produksi lancar, tanpa adanya penundaan dan kesimpangsiuran 3. Pembelian bahan baku direncanakaan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan 4. Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksi-instruksi dan pelatihan yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilaksanakan dibawah kondisi yang paling baik. Jam kerja standar dapat dihitung dengan cara: 1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu 2. Membuat test-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan. 3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan. 4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk. Penentuan tarif upah memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayar. Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar: 1. Perjanjian dengan organisasi karyawan
24
2. Data upah masa lalu. Yang dapat digunakan sebagai tarif upah standar adalah rata-rata hitung, rata-rata tertimbang, atau median dariupah karyawan masa lalu. 3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal. c. Biaya Overhead Pabrik Standar Perhitungan biaya tarif overhead adalah dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas produksi normal. Manfaat utama tarif overhead standar ini, yang meliputi unsur biaya overhead pabrik variabel dan tetap. Pemisahan biaya overhead pabrik variabel dan tetap adalah agar bermanfaat sebagai pengenadlian biaya, untuk itu dibuat agar fleksibel yaitu anggaran biaya dibuat untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Ada perbedaan pokok antara tarid biaya overhead standar untuk penentuan harga pokok produk dengan tarif biaya overhead standar untuk pembuatan anggaran fleksibel. Tarif biaya overhead standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif biaya overhead pabrik ini semua biaya overhead pabrik diberlakukan sebagai biaya variabel. Sedangkan anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah totalnya tetap pada voume tertentu. F. Harga Pokok Karakteristik metode harga pokok proses
25
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik prosduksi nya adalan sebagai berikut: 1. Produk yang dihasilkan adalah merupakan produk standar 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama 3. Kegiatan produksinya dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. Manfaat informasi harga pokok produksi: 1. Menentukan harga jual produk 2. Memantau realisasi biaya produksi 3. Menghitung laba atau rugi periodik 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadidan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. G. Menentukan Harga Jual Produk. Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksiper satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produk per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi non biaya. Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula penetapan harga jual berikut ini:
26
Penetapan Harga Jual
Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu
Rp xx
Taksiran biaya non produksi untuk jangka waktu tertentu
Rp xx --------------- +
Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu
Rp xx
Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu
yy ----------------:
Taksiran harga pokok produk per satuan
Rp xx
Laba per unit produk yang diinginkan
xx ----------------+
Taksiran harga jual per unit yang dibebankan ke pembeli
Rp xx ==========
Memantau Realisasi Biaya Produksi Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerluka rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntasi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi
total
biaya
produksi
sesuai
dengan
perhitungan
yang
diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya produksi untuk jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok proses. Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu dilakukan dengan formula sebagai berikut:
27
Biaya Produksi
Biaya Produksi Aktual Bulan: xxxxxx
Biaya Bahan Baku Aktual
Rp
xxx
Biaya Tenaga Kerja Aktual
xxx
Biaya Overhead Aktual
xxx +
Total biaya produksi aktual bulan …..
xxx
Menghitung Laba atau Rugi Bruto Periode Tertentu Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan kita dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode. Laba atau rugi bruto tiap periode dihitung sebagai berikut:
28
Laba / Rugi Bruto Hasil Penjualan (Harga Jual x kwantitas penjualan)
Rp xxx
Persediaan awal produk
Rp xxx
Persediaan awal produk dalam proses
Rp xxx
Biaya Produksi Biaya bahan baku aktual
Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung aktual
xxx
Biaya overhead pabrik aktual
xxx
Total biaya produksi
Rp xxx + Rp xxx
Persediaan akhir produk dalam proses Harga Pokok Produksi
xxx – Rpxxx
Persediaan akhir produk jadi
xxx -
Harga Pokok Produk yang dijual
Rp xxx
Laba bruto
Rp xxx
Menghitung Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam Proses yang Disajikan Dalam Neraca Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba. Dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan dan harga pokok produk yang pada tanggal
29
neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode. Berdasarkan catatan biay produksi tiap periode tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping itu berdasarkan catatan tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijualada tanggal neraca disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan dalam proses.
H. Biaya - biaya Produksi Biaya produksi perlu dipisahkan menurut perilaku biaya sesuai dengan perubahan volume kegiatan.Biaya produksi metode variable costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variable. 1. Biaya Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan baku diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal dan impor atau dari pengolahan sendiri. Menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari
30
harga beli ditambah dengan biaya biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. Apabila dalam pembelian pemasok memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut diperlakukan sebagai pengurangan terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli. Dalam pembelian bahan baku impor biaya termasuk angkutan laut, biaya asuransi, biaya bank, bea masuk, biaya gudang, biaya ekspedisi dan transportasi lokal. a. Penentuan harga Pokok Bahan Baku Yang Dipakai Dalam Produksi Karena dalam satu periode akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga beli bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian lainnya. Oleh karena itu persediaan bahan baku yang ada digudang mempunyai harga pokok persatuan yang berbeda-beda meskipun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi, diantaranya adalah: 1. Metode identifikasi khusus 2. Metode masuk pertama keluar pertama 3. Metode masuk terakhir keluar pertama 4. Metode rata rata bergerak 5. Metode biaya standar
31
6. Metode rata rata harga pokok pada akhir bulan b. Metode Identifikasi Khusus Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang digudang harus diberi tanda pada harga pokok persatuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Sehingga tiap tiap jenis bahan baku yang digudang jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok persatuannya secara tepat. Kesulitan dalam penggunaan metode ini adalah terletak dalam penyimpanan bahan baku di gudang. Meskipun bahan bakunya sama, namun harga pokok persatuanya berbeda, bahan baku tersebut harus dipisahkan secara terpisah agar mudah diidentifikasi pada saat pemakaian nantinya. 1. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First In First Out – FIFO) Metode ini menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa harga pokok persatuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai. Perlu ditekankan disini bahwa untuk menentukan biaya bahan baku, anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku produksi. 2. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (Last-in, First-out Method)
32
Metode ini menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok persatuan bahan baku yang terakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi. 3. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average Method) Dalam metode ini persediaan yang ada digudang dihitung harga pokok rata-rata nya dengan cara membagi total harga pokok dengan satuannya. Setiap kali terjadi pembelian
yang harga pokok
persatuannya berbeda dengan dengan harga pokok rata-rata persediaan yang ada digudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata persatuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokok dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata-rata persatuan bahan baku yang ada digudang. Metode ini disebut pula dengan metode rata-rata tertimbang,
karena dalam menghitung rata-rata harga pokok
persediaan bahan baku, metode ini menggunakan kuantitas bahan baku sebagai angka penimbang. 4. Metode Biaya Standar Dalam metode ini bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar harga standar (standard price) yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi dimasa yang akan. Harga standar merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun
33
anggaran tertentu. Pada saat dipakai, bahan baku dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut. Selisih harga dengan harga sesungguhnya tampak dalam rekening Selisih Harga (variance). Setiap akhir bulan saldo rekening tetap terbuka, dan disajikan dalam laporan keuangan bulanan. Hal ini dilakukan karena saldo rekening Selisih Harga setiap akhir bulan mungkin saling mengkompensasi, sehingga hanya pada akhir tahun saja saldo rekening inin perlu ditutup ke rekening lain. 5. Metode Rata-rata Harga Pokok Bahan Baku pada Akhir Bulan Dalam metode ini pada tiap akhir bulan dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata persatuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada digudang. Harga pokok rata-rata persatuan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi dalam bulan berikutnya.
a. Akuntansi Biaya Standar untuk Bahan Baku Pembelian bahan baku dicatat dengan salah satu dari ketiga cara berikut: 2.
Variance harga dicatat ketika bahan baku diterima dan ditempatkan digudang Rekening pengendali buku besar Bahan Baku didebit pada biaya standar dan buku pembantu bahan baku hanya mencatat kuantitasnya saja. Harga pembelian standar ditulis dalam catatan ketika standar ditetapkan. Ketika pembelian dilakukan, tidak ada harga yang dicatat dalam catatan-catatan
34
tersebut. Pendekatan ini menghasilkan penghematan klerikal dan posting yang cepat. 3.
Bahan baku dicatat pada biaya aktual ketika diterima; variance harga ditentukan ketika bahan baku diminta untuk produksi Rekening pengendali buku besar Bahan Baku didebit pada biaya aktual dan buku pembantu bahan baku menunjukan kuantitas dan harga sebagaimana pada sisstem biaya hostoris.
4.
Gabungan Metode 1 dan 2 Variance harga dihitung ketika bahan baku diterima, tetapi tidak dibebankan ke produksi sampai bahan baku secara aktual digunakan dalam proses. Pada wkatu tersebut hanya variance harga yang berlaku untuk kuantitas yang digunakan akan muncul sebagai pembebanan sekarang dan sisanya tinggal sebagai bagian dari pembelian bahan baku. Metode ini menghasilkan dua jenis variance bahan baku: a. variance harga pembelian bahan baku yang timbul ketika pembelian baku pertama kali dicatat b. variance harga penggunaan bahan baku yang dicatat ketika bahan baku digunakan. Variance harga penggunaan bahan baku, ketika dicatat, mengurangi variance harga pembelian bahan baku.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
35
Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut: a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi kedalam tiga fungsi pokok : 1.Biaya tenaga kerja produksi 2.Biaya tenaga kerja pemasaran 3.Biaya tenaga kerja administrasi dan umum b. Penggolongan
menurut
kegiatan
departemen-departemen
dalam
perusahaan 1.Departemen produksi Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. 2.Departemen non produksi .Tenaga kerja yang bekerja di departemen non produksi digolongkan menurut departemen yang menjadi tempat kerja mereka. c. Penggolongan menurut jenis pekerjaannya Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Penggolongan biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensiasi upah standar kerja. d. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi : 1.Tenaga kerja langsung
36
Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk dan yang upahnya merupakan bagian besar dalam memproduksi produk. 2.Tenaga kerja tak langsung Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk. Upah tenaga kerja tak langsung ini merupakan unsure biaya overhead pabrik. Upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarid biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar, biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur : jam tenaga kerja dan tariff upah standar. Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah : 1. Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum. 2. Pengembangan staf perencanaan produksi agar aliran proses produksi lancer. 3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat dibutuhkan untuk produksi. 4. Standarisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan instruksiinstruksi dan latihan yang cukup bagi karyawan. Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara:
37
1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu. 2. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan. 3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan . 4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan produksi dan produk. Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar : 1.
Perjanjian dengan organisasi karyawan
2.
Data upah masa lalu.
3.
Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal
3. Biaya Overhead Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. Gaji Pengawas yang mengawasi pembuatan produk A, B dan C merupakan biaya tidak langsung bagi produk A, B dan C, karena gaji pengawas tersebut terjadi bukan hanya perusahaan memproduksi salah satu produk tersebut, melainkan karena memproduksi ketiga jenis produk tersebut. Jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, maka semua biaya merupakan biaya langsung dalam hubungannya dengan produk. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sering disebut
38
dengan biaya overhead pabrik. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di Departemen Pembangkit Tenaga Listrik. Biaya ini dinikmati oleh lebih dari satu departemen
dalam
perusahaan,
baik
untuk
penerangan
maupun
untuk
menggerakkan mesin dan ekuipmen yang mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya Departemen Pembangkit Tenaga Listrik merupakan biaya tidak langsung departemen. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan : 1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya 2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan 3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. Ad.1 Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini: a. Biaya Bahan Penolong b. Biaya reparasi dan pemeliharaan c. Biaya tenaga kerja tidak langsung d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
39
f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai. Ad.2 Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi 3 (tiga) golongan berikut ini: a. Biaya overhead pabrik tetap b. Biaya overhead pabrik variabel c. Biaya overhead pabrik semivariabel
Ad. 3Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok berikut ini: a. Biaya overhead pabrik langsung departemen b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen Langkah-langkah penentuan tarid biaya overhead pabrik per departemen adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen 2. Alokasi biaya overhead departemen pembantu ke departemen produksi. Ada dua macam metode alokasi biaya overhead departemen pembantu : a. Metode Alokasi Langsung b. Metode Alokasi bertahap
40
3. Perhitungan tariff pembenanan biaya overhead per departemen.
I. Varian Penyebab timbulnya varians Varians adalah suatu sinyal. Varians yang besar, baik menguntungkan maupun tidak menguntungkan, sebaiknya diinvestigasi dan dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan akan terulang kembali, atau oleh masalah sistematis yang dapat diperbaiki. Mungkin juga standar yang digunakan salah atau sudah ketinggalan zaman. Misalnya, jika proses manufaktur berubah, maka standar fisik juga mungkin berubah. Selain itu, perubahan harga yang tidak diperkirakan juga dapat menyebabkan standar menjadi ketinggalan zaman. Di beberapa kasus, varians di departemen-departemen yang berbeda saling terkait. Menentukan hubungan semacam itu penting ketika varians yang menguntungkan di satu area ditiadakan oleh varians tidak menguntungkan di area lain yang terkait. Misalnya varians harga bahan baku menguntungkan yang ditimbulkan oleh bahan baku yang tidak mahal mungkin lebih besar dibandingkan dengan varians efisiensi tenaga kerja yang diakibatkan oleh peningkatan dalam waktu tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengerjakan bahan baku yang berkualitas buruk. Departemen pembelian memiliki tanggung jawab utama atas varians harga bahan baku. Supaya berguna, laporan varians sebaiknya memuat daftar varians untuk setiap jenis bahan baku yang dibeli selama periode tersebut.
41
Kendali atas harga dicapai melalui pengumpulan beberapa penawaran harga, pembelian dalam lot yang ekonomis, pengambilan diskon tunai dan pemilihan cara pengiriman yang paling ekonomis. Tetapi, kondisi ekonomi dan perubahan harga yang tidak diperkirakan oleh pemasok mungkin berada di luar kendali departemen tersebut dan mungkin disebabkan oleh inflasi yang tidak diperkirakan, kelebihan atau kekurangan kuantitas barang yang tersedia di pasar atau pembelian yang beruntung. Dengan demikian, varians harga bahan baku lebih merupakan ukuran dari kemampuan untuk memprediksikan harga dan bukannya kegagalan untuk membeli dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Faktor-faktor internal seperti pesanan kilat yang mahal, karena memerlukan pengiriman bahan baku dalam waktu singkat atau dalam kuantitas yang tidak ekonomis, dapat berdampak negative pada varians harga bahan baku tetapi tidak disebabkan oleh departemen pembelian. Varians kuantitas bahan baku dapat disebabkan oleh banyak factor dan penyebabnya harus diidentifikasi jika varians tersebut ingin dikendalikan. Laporan varians bahan baku sebaiknya dibuat per departemen dan sebaiknya memuat daftar varians kuantitas bahan baku untuk setiap jenis bahan baku yang digunakan selama periode tersebut. Jika bahan baku kualitasnya di bawah standar, maka penyebabnya mungkin terletak pada permintaan pembelian menginformasikan ke departemen pembelian mengenai kualitas yang dibutuhkan. Jika bahan baku yang dibeli bervariasi dari spesifikasi dalam permintaan pembelian, maka penyebabnya mungkin ada di departemen pembelian. Atau mungkin, bahan baku yang cacat tidak ditemukan selama
42
inspeksi pada saat bahan baku tersebut diterima. Penyebab-penyebab lainnya terkait dengan aktivitas produksi, meliputi faktor-faktor seperti: tenaga kerja, yang tidak berpengalaman atau tidak efisien, pencurian, mesin yang usang atau baru, perubahan dalam metode produksi, perencanaan produk yang salah atau kurangnya supervisi produksi yang mencukupi. Varians tenaga kerja yang besar cenderung jarang terjadi karena tarif tenaga kerja untuk keseluruhan periode biasanya ditetapkan oleh manajemen atau oleh kontrak dengan serikat pekerja. Tetapi, varians tariff dapat terjadi, jika rata-rata tarif tenaga kerja tunggal digunakan dalam perhitungan, padahal ada beberapa tarif yang berbeda untuk pekerja-pekerja individual. Dalam kasus-kasus semacam itu, ketidak hadiran atau penugasan pekerja dengan satu tarif upah tertentu ke tugas yang biasanya membayar upah dengan tarif yang berbeda dapat menimbulkan varians tarif. Dalam kasus-kasus semacam ini, perencanaan atau penjadwalan penugasan adalah penyebab dari timbulnya varians. Varians efisiensi tenaga kerja dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktorfaktor tersebut meliputi kurangnya bahan baku yang bermasalah, pekerja yang tidak berpengalaman, mesin yang usang, kerusakan mesin, mesin baru, perubahan dalam metode produksi, perencanaan dan penjadwalan yang buruk, cetak biru atau spesifikasi desain yang buruk, ketidakpuasan pekerja dan interupsi kerja. Untuk manajer departemen, laporan efisiensi tenaga kerja yang paling berguna akan melaporkan varians efisiensi untuk setiap pekerja. Karena biaya yang tinggi untuk menghasilkan laporan terinci semacam itu,
43
maka biasanya hanya ada satu varians efisiensi tenaga kerja yang dilaporkan untuk setiap departemen atau pusat biaya. Varians overhead pabrik muncul baik dari porsi variable maupun porsi tetap overhead. Perhitungan varians yang didiskusikan sebelumnya akan memisahkan varians terkendali dengan varians kapasitas. Varians volume, yang merupakan ukuran kapasitas yang digunakan, mungkin diakibatkan oleh ketidakefisiensienan produksi atau oleh tindakan yang diambil oleh manajemen eksekutif. Keputusan mengenai penggunaan kapasitas dan menentukan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya adalah bagian dari perencanaan. Tetapi, perubahan juga terjadi dalam biaya tetap, karena perubahan dalam tariff penyusutan, premi asuransi, pajak dan gaji. Perubahanperubahan semacam itu biasanya merupakan bagian dari varians terkendali atau varians pengeluaran. Jika bagian dari varians terkendali atau varians pengeluaran yang disebabkan oleh masing-masing pos overhead tidak dihitung dan dilaporkan secara terpisah, maka varians dalam jumlah besar dapat tidak terdeteksi. Laporan varians yang dirinci per pos dapat menyoroti situasi dimana varians menguntungkan dalam jumlah besar untuk satu pos biaya saling meniadakan secara substansial dengan varians yang tidak menguntungkan dalam jumlah besar untuk pos yang lain.
44