BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Pengertian Aktivitas
Menurut
W.J.S.
Menurut
S.
Poewadarminto
Nasution
kedua-keduanya
Aktivitas harus
Aktifitas adalah
adalah keaktifan
dihubungkan.
kegiatan jasmani
atau dan
kesibukan. rohani
dan
(http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2257232-pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz1pBegqZPz di Akses di Internet hari kamis jam 03.00. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti lazim terdapat disekolah sekolah yang menggunakan pendekatan konvensional
(tradisional). Paul B. Diedrich
membuat daftar yang berisi 8 macam aktivitas siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Visual Activities, seperti membaca, memperhatikan gambar, memperhatikan demonstrasi percobaan pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3. Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4. Writing activities seperti menulis:cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5. Drawing activities seperti, menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi model, bermain, berkebun, berternak. 7. Mental
activities,
seperti
menanggapi,
mengingat,
menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
memecahkan
soal,
8. Emotional activities seperti, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. (Hal 23-24) Aktif disini adalah bukan hanya aktivitas yang nampak seperti gerakan - gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat dan sebagainya. Siswa atau peserta didik adalah suatu organisme yang hidup. Dalam dirinya terkandung banyak kemungkianan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing masing siswa tersebut terdapat prinsip “aktif” yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Pendidikan atau pembelajaran perlu mengarahkan pada tingkah laku menuju ketingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup perlu mendapatkan kesempatan berkembang ke arah tertentu. Siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang perlu mendapat pemuasan, dan oleh karenanya menimbulkan dorongan berbuat atau tindakan tertentu. Setiap saat kebutuhan itu bisa berubah dan bertambah sehingga dapat memberikan bimbingan agar pertumbuhan anak didik
dapat
berlangsung
secara
optimal
(http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2257232-pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz1pBegqZPz di Akses di Internet hari kamis jam 03.00. Dari
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
aktivitas
merupakan
kumpulan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bertanya,
berpendapat,
mengerjakan
mengarah pada proses belajar seperti
tugas
-
tugas
yang
relevan,
menjawab pertanyaan guru/siswa dan bisa dengan bekerja sama dengan siswa lain, bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktivitas yang ditimbulkan dari siswa tersebut akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi atau hasil belajar.
2.2 Pengertian Belajar M.Sobry Sutikno (Hal 5-6) Belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya sendiri. Belajar merupakan seseorang memperoleh kecakapan, ketrampilan,dan sikap belajar di mulai sejak kecil sampai akhir hayat seseorang. Rasullullah SAW. Menyatakan salah satu hadisnya bahwa manusia harus harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat . Orang tua wajib membelajarakan anak-anaknya agar kelak dewasa dia mampu hidup mandiri dan mengembangkan dirinya demikian juga sebuah syair islam dalam baitnya berbunyi ” Belajar sewaktu kecil ibarat melukis diatas batu”. Al- ghazali dalam bukunya “ihya’ulu mudin”. Jilid III (Hal 63) menyebutkan anak-anak Hary sejak kecilnya dibiasakan kepada adat kebiasan terpuji sehingga menjadi kebiasaan bila ia sudah dewasa demikian juga antara lain: melatih anak-anak adalah suatu hal yang terpenting dan perlu sekali. Anak-anak adalah amanah ditangan ibu bapaknya, hatinya masih suci ibarat permata yang mahal harganya mahal, maka
apabila dibiasakan pada suatuyang baik dan
dididik, maka ia akan besar dengan sifat-sifat baik serta akan berbahagia dunia akhirat. Sebaliknya terbiasa dengan sifat-sifat buruk, tidak diperdulikan seperti halnya hewan, ia akan hancur dan bianasah. Pemeliharaan ayah dan ibu terhadap anaknya ialah dengan jalan mendidik, mengasuh dan mengajarnya dengan akhlak atau moral yang tinggi dan menyinkirkanya dari teman teman yang jahat. Disamping itu Alghazali mengatakan meskipun pada anak anak menampakan tanda tanda kecerdasan, perlu penjagaan, penguasaan yang baik, manakah ayah, ibunya lalai dalam memelihara bakat itu, kecerdasan yang merupakan potensi, bakat tadi akan sirna . Ahli ilmu jiwa anak mengtakan janganlah terlalu sering memaki, mencela anak-anak setiap kali yang mengakibatkan ia menanggap enteng tiap-tiap celaan dan terus melakukan kejahatan-kejahatan, dan hilangnya nasehat dalam
hatinya.. Belajar melalui meniru, mencontoh prilaku yang baik sangat di anjurkan, oleh sebab itu sosok seorang guru adalah sosok yang dapat ditiru atau dicontohi oleh siswa. Manusia adalah makhluk yang istimewa dibandingkan makhluk –makhluk lainya hal ini dijelaskan Tuhan dalam Surat Attin ”Sesungguhnya kami jadikan manusia sebaik-baik kejadian” kemauan belajar dan mengolah informasi pada manusia merupakan ciri penting yang bisa membedakan manusia dari makhluk lain, kemampuan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga bagi masyarakat untuk menempatkan diri dalam makhluk yang berbudaya, dengan belajar seeorang mampu mengubah prilaku dan membawa pada perubahan indiidu individu belajar yang memilki pengetahuan sikap dan ketrampilan. Selanjutnya belajar merupakan kegiatan yang membawa manusia pada perkembangan pribadi yang seutuhya meliputi perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Para
ahli
menekakan proses belajar tertumpu pada struktur kognitif dengan alasan struktur kognitif dapat mempengaruhi perkembangan afektif ataupun penampilan
sesorang. Istilah
kata
“Belajar” tidak dapat dipisahkan dari kata pendidikan dan perkembangan, ketiga kata saling terkait karena sama sama membicrakan psikis/mental manusia. Perkembangan manusia secara psikis terjadi perubahan-perubahan dalam diri seseorang untuk terciptanya kepribadian sempurna. Perkembangan manusia secara psikis terjadi perubahan-perubahan pada diri seseorang untuk terciptanya kepribadiian yang sempurna. Pada anak didik proses itu akan berlanjut hingga mencapai kedewasaan, perkembangan manusia akan berlanjut fase kefase, setiap fase perkembangan akan diisi dengan pendidikan dan belajar,sehingga perkembangan dan diri anak yaitu terjadinya keseimbangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang memiliki kecakapan yaitu kecakapan yang sesuai dengan tingkat umurnya dalam perkembangan kognitif, efektif sosial dan motorik.
Dalam kegiatan belajar mengajar anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Nana Sujana, yang di kutip dalam bukunnya Djamarah dan Zain Aswan 2006 (Hal 36) belajar mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses yaitu suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar, pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan bantuan kepada anak-anak didik dalam melakukan proses belajar. Dalam hal ini menurut Edi Suardi di kutip dalam bukunya Djamarah dan Zain Aswan 2006 (Hal 39) bahwa suatu proses pengaturan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri Belajar mengajar memiliki tujuan yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, inilah yang dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar itu sadar dengan tujuan, menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian. Ada suatu prosedur (jalanya interaksi) yang direncanakan didesain untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain mungkin akan menumbuhkan prosedur dan desain yang berbeda pula. Kegiatan belajar mengajar di tandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Ditandai, dengan aktivis anak didik sebagai konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsung kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi.
2.3 Aktivitas belajar Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. Dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2257232-pengertian-aktivitasbelajar/#ixzz1pBegqZPz di Akses di Internet hari kamis jam 03.00. . Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan belajar mengajar tidakakan terjadi apabila tidak ada aktivitas. Kegiatan tidak hanya diperlukan untuk mempelajari hal-hal tertentu melainkan semua pelajaran. Aktivitas belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah. (http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2257232pengertian-aktivitas-belajar/#ixzz1pBegqZPz di Akses di Internet hari kamis jam 03.00. 2.4 Ciri-Ciri Belajar Mengajar Belajar dan mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung secara bersamaan dan memiliki fokus yang di pahami bersama. Sebagai suatu aktifitas yang terencana , belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen yakni terjadinya perubahan pada anak didik . Ciri- ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slameto
dalam bukunya
Fatuhrahman pupuh dan Sutikno Sobry 2007( Hal 10-11) meliputi 1. Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar , sekurang
kurangnya sadar
bahwa pengetahuanya bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya dan lain.
berkembang
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional, belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis. 3. Perubahan belajar bersifat positif dan belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik. 4. Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara, bukan hasil belajar jika
perubahan itu hanya sesaat. 5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial. 2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa 1.
Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan/kondisi
jasmani dan
rohani. 2.
Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam yakni:
a. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf atministrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman lainnya. b.
Lingkungan Non Sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial yaitu gedung sekolah dan letaknya
rumah tempat tinggal keluarga siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang di gunakan siswa, faktor-faktor ini di pandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Faktor pendekatan belajar (approuch to leaning) yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi metode yang di gunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktifitas dirinya sehari-hari, salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakan seseorang bertingkah laku dorongan ini berada pada diri seseorang yang mengerakan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya, oleh karena itu, perbuatan seseorang, yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Dalam kegiatan belajar motivasi tentu sangat di perlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
1.6
Startegi Cooperatif Learning Menurut Dahlan (Isjoni 2007:49) dalam bukunya Alma Buchari 2008
(Hal 83) mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang di gunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas. Dalam Cooperatif learning ada beberapa variasi yang dapat di terapkan menurut slovin dalam prof Alma Buchari 2008 (Hal 83) 1.STAD = Student Team Achievemen Division 2. jigsaw 3. Group Investigation (GI) 4. Group Resume 5. Group Resume
A. STAD Dalam hal ini ada saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna memperoleh prestasi maksimal. Ada lima langkah yang di lakukan pada STAD yaitu 1. Tahap penyajian materi 2. Tahap kegiatan kelompok 3. Tahap tes kuis individual 4. Tahap perhitungan skor perkembangan individual dan 5. Tahap pemberian penghargaan kelompok. Manfaat kooperatif learning :
Terjadi pengembangan kualitas diri peserta didik
Mereka belajar saling terbuka
Mereka belajar bertukar pikiran dalam suasana penuh keakraban
Materi pelajaran lebih dapat di pahami karena mereka mencoba membahas bersama serta memecahkan permasalahan yang di ajukan oleh guru.
Muncul sikap kesetiakawanan dan keterbukaan diantara siswa.
Berkembangnya prilaku demokratisasi dalam kelas
Bisa pula meningkatkan prestasi siswa,jika model belajar ini betul-betul di terapkan secara cepat
Memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi secara aktif dalam kelompok
Terbentuknya ketrampilan berpikir kritis dan kerja sama.
Muncul persatuan, hubungan antar pribadi yang positif, menghargai bimbingan dari teman, menghargai nilai-nilai.
Tekhnik think pair share, mudah dilaksnakan dalam kelas besar, siswa dapat memahami materi pelajaran dengan baik, melatih siswa mengeluarkan pendapat dan berbagi pendapat dalam kelompok. Diuraikan dalam buku Alma Bukhari (2009 : 9394).
2.7 Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Student Teams Achievement Division merupakan salah satu Model
pembelajaran
kooperatif yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri dari lima komponen utama-presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.
Presentase kelas, materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentase
didalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajran yang di pimpin oleh guru , tetapi bisa juga memasukan presentasi audio visual, bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit STAD dengan cara ini para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas ,karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. Tim, tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis, fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar dan lebih khusunya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainya.Yang paling sering terjadi pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap
kesalahan, pemahaman apabila anggota tim ada yang mmembuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting penting dalam STAD. Pada tiap poinnya yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tim anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran dan itu untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang di hasilkan seperti hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswasiswa mainstream. Kuis, sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim para siswa akan mengerjakan kuis individual, para siswa tidak di perbolehkan untuk saling membantu dalam , mengerjakan kuis sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Skor kemajuan individual, gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka lebih giat dan memberikan kinerja lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal pada timnya dalam sistem skor ini tapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan yang terbaik.
Tiap siswa
diberikan skor “ awal” yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengajarkan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan skor awal mereka. Rekognisi tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata -rata mereka mencapai kriteria apapun, skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan 20% dari peringkat mereka.
Persiapan
1. Materi, STAD dapat digunakan bersama materi kurikulum yang dirancang khusus untuk pembelajaran tim siswa yang disebarluaskan oleh Jhon Honkins tim learning projek atau dapat digunakan bersama materi-materi yang diadaptasi dari buku teks atau dari sumbersumber terbitan lainnya atau bisa juga dengan materi yang dibuat guru. 2. Membagi para siswa kedalam tim, tim STAD mewakili seluruh bagian di dalam kelas yang terdiri dari separuh laki-laki, separuh perempuan, tiga perempat kulit putih, dan seperempat minoritas. 3. Menentukan skor awal pertama Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis-kuis sebelumnya menggunakan ratarata skor awal atau menggunakan hasil nilai-nilai terakhir siswa dari tahun lalu. Dalam pembelajaran Model pembelajaran STAD dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
ini
mempunyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, rendah menurut Trianto 2010 (Hal 27). Pembelajaran kooperatif Model STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, ragam dan etnis yang berbeda (Trianto, 2010 (Hal: 20) 2.8 Hipotesis
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut dalam pembelajaran PKn Jika Guru Menggunakan Model pembelajaran Student Team Achievement Divisions maka aktivitas belajar siswa SMP Negeri I Botumoito mata pelajaran PKn dapat meningkat.