BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Pada Materi Peristiwa Alam 2.1.I Pengertian Hasil Belajar Menurut sudjana (Darise, 2007: 6), hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Senada apa yang dikemukakan oleh Nasution (2006: 36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Menurut Arifin (2001: 47) hasil belajar merupakan indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya menggunakan suatu alat penilaian yang disusun oleh guru,seperti tes evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut memahami dan mengerti pelajarn yang diberikan. Hasil belajar juga merupakan prestasi yang dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu untuk memperolehnya menggunakan standar sebagai pengukuran keberhasialn seseorang. kriteria hasil belajar pada siswa yang lazim digunakan adalah nilai rata-rata yang didapat melalui proses belajar. Hasil belajar adalah pernyataan kemampuan siswa dalam menguasai sebagian atau seluruh kompetensi tertentu. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang direfleksikan dalam
kebiasaan bertindak dan berpikir setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran tertentu (Depdiknas, 2003: 5) Nasrun (2002: 21) secara umum hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu hasil pekerjaan yang telah dicapai dengan usaha atau diperoleh dengan jalan keuletan bekerja yang dapat diukur dengan alat ukur yang disebut dengan tes. Menurut Sudjana (2000: 3). Hasil belajar adalah mencerminkan tujuan pada tingkat tertentu yang berhasil dicapai oleh anak didik (siswa) yang dinyatakan dengan angka atau huruf. Hasil belajar yang dimaksudkan tidak lain adalah nilai kemampuan siswa setelah evaluasi diberikan sebagai perwujudan dari upaya yang telah dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa setelah menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.2 Pengertian Peristiwa Alam Choiril, Migati, Rohana ( 2008: 154).alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa yang dapat ditimbulkan bencana alam dapat berupa jatuhnya korban jiwa, rusaknya rumah dan berbagai fasilitas umum, rusaknya lahan pertanian, kematian hewan ternak, dan lain sebagainya. Indonesia termasuk wilayah yang rawan bencana alam. Gejala atau peristiwa alam yang sering terjadi di antara lain gempa bumi gunung meletus, banjir, , badai atau angin topan, tsunami, kekeringan dan tanah longsor.
1. Gempa Bumi Gempa dibedakan menjadi tiga, yaitu gempa vulkanik, runtuhan, dan tektonik.
(1), Gempa Tektoni
Gempa tektonik terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi. gempa tektonik terjadi ketika dua lempengan saling bergesekan. Terjadinya gempa tektonik dimulai dari sebuah tempat yang disebut pusat gempa (hiposenter). Pusat gempa dapat berada di daratan atau di dalam lautan.
(2), Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh gerakan atau aktifitas magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi saat letusan gunung api. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
(3), Gempa Runtuhan
Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan., juga dapat terjadi dikawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran disekitar daerah runtuhan. Kerusakan yang dapat ditimbulkan peristiwa gempa bumi antara lain: Bangunan roboh, Kebakaran, Jatuhnya
korban jiwa, Permukaan tanah menjadi merekah dan jalan menjadi putus, Tanah longsor akibat guncangan, Banjir akibat rusaknya tanggul. Gempa didasar laut yang menyebabkan tsunami.
2. Gunung Meletus Gunung meletus terjadi akibat endapan magma didalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Cairan magma yang keluar sampai ke permukaan bumi. Menurut (Choiril, Migati, Rohana: 2008: 156) Gunung meletus sering disertai dengan gempa bumi. Gempa bumi yang disebabkan oleh gunung meletus disebut gempa bumi vulkanik. Misalnya gempa yang terjadi saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Letusan Gunung Krakatau ini juga mengakibatkan gelombang tsunami. Letusan gunung api dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan. Lava pijar yang dimuntahkan oleh gunung api dapat membakar kawasan hutan yang dilaluinya. Berbagai jenis tumbuhan dan hewan mati terbakar. Apabila lava pijar ini mengalir sampai ke permukiman penduduk, dapat memakan korban jiwa manusia dan menyebabkan kerusakan yang cukup parah. Yang dapat menyebabkan kerusakan yang cukup parah.Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Gunung berapi aktif adalah gunung berapi yang masih dapat meletus. Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain :
1. Suhu di sekitar gunung naik. 2. Mata air menjadi kering 3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa) 4. Tumbuhan di sekitar gunung layu 5. Binatang di sekitar gunung bermigrasi Material yang dikeluarkan gunung berapi saat meletus, antara lain :
(1) Gas vulkanik Gas vulkanik mengandung gas berbahaya antara lain: Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2). (2) Lava dan aliran pasir serta batu panas Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku di dekat kawah. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan (3) Lahar Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi. Jika telah dingin dan turun hujan di lereng gunung, lahar dingin di lereng gunung akan hanyutdan menimbulkan banjir lahar dingin. (4) Hujan Abu
Abu vulkanik adalah material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan. (5) Awan panas
Hasil letusan gunung yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas diYogyakarta dan sekitarnya, awan panas merapi sering dsebut "wedhus gembel 3. Banjir Bencana banjir diawali dengan curah hujan yang sangat tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi jika hujan turun secara terus-menerus dan besarnya lebih dari 50 mm per hari. Air hujan dapat mengakibatkan banjir jika tidak mendapat cukup tempat untuk mengalir. Seringkali sungai tidak mampu menampung air hujan sehingga air meluap menjadi banjir. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi banjir di berbagai daerah. Banjir melanda kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Solo, Aceh, dan Lampung.Bencana banjir dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Rumahrumah dan ribuan hektare sawah yang ditanami padi rusak. Jalan-jalan terputus tidak
bisa dilewati. Korban banjir pun dapat terancam berbagai penyakit seperti diare, kolera,dan penyakit-penyakit kulit. (Choiril, Migati, Rohana: 2008: 156). . Beberapa dampak bencana banjir adalah: 1. Kerusakan bangunan termasuk jembatan, sistem selokan bawah tanah, dan jalan raya. 2. Berkurangnya persediaan air bersih. 3. Sumber air bersih terkontaminasi air banjir, sehigga tidak dapat dimanfaat kan lagi 4. Munculnya wabah penyakit 5. Karena kondisi tidak higienis, setelah terjadi banjir biasanya timbul wabah penyakit diare, penyakit kulit, dsb. 6. Hasil pertanian dan persediaan makanan berkurang 7. Kelangkaan hasil pertanian disebabkan oleh kegagalan panen. Tanaman dapat hanyut atau membusuk akibat terus menerus terendam air. 8. Jalur transportasi rusak, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada orangorang yang membutuhkan. 4. Tanah Longsor Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Tanah longsor biasanya disebabkan oleh hujan yang deras. Hal ini karena tanah tidak sanggup menahan terjangan air hujan akibat adanya penggundulan
hutan.
Tanah
longsor dapat
meruntuhkan
semua
benda
di
atasnya. Selain itu, tanah longsor dapat menimbun rumah-rumah penduduk yang ada di bawahnya. Sepanjang bulan Januari 2008 terjadi tanah longsor di beberapa daerah. Bencana ini di antaranya terjadi di Brebes dan Tawangmangu yang memakan banyak korban harta dan jiwa. (Choiril, Migati, Rohana: 2008: 157). 5. Angin Puting Beliung Angin puting beliung merupakan angin yang sangat kencang dan bergerak memutar. Puting beliung biasanya terjadi pada saat hujan deras yang disertai angin kencang. Kecepatan angin puting beliung bisa mencapai 175 km/jam. Angin puting beliung dapat menerbangkan segala macam benda yang dilaluinya. Akhirakhir ini angin puting beliung sering terjadi di negara kita. Beberapa daerah yang mengalami angin puting beliung yaitu Magelang, Lampung, Garut, Nusa Tenggara Timur, dan Banjarmasin. Awal tahun 2004 didaerah Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006 terjadi topan Isobel yang semula hanya berupa bibit badai di sebelah selatan Kepulauan Nusa Tenggara kemudian bergerak ke Australia. Penyebab terjadinya angin pting beliung adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat kencang. Tiupan angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan pohon 6. Tsunami Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam
dan Sumatra Utara terjadi gempa bumi berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan gelombang tsunami yang paling dahsyat dan merupakan bencana alam internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang. Tahun 2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai Pangandaran. Pada saat itu terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8 skala richter. Peristiwa-peristiwa alam tersebut tidak dapat kita cegah. Gempa bumi, gunung meletus, dan angin puting beliung dapat terjadi secara tiba-tiba. Namun, sebenarnya peristiwa alam itu dapat diperkirakan sebelumnya. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dapat memperkirakan peristiwa alam itu akan terjadi. Informasi itu diumumkan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat menyelamatkan diri. BMKG juga bertugas mengamati kondisi cuaca harian. Stasiun meteorologi yang mengamati kondisi cuaca, biasanya berada di kota-kota besar. BMKG mempunyai alat-alat pengukur cuaca dan iklim antara lain seperti berikut. 1. Alat untuk mengukur curah hujan (penakar hujan). 2. Alat untuk mengukur kecepatan angin (anemometer). 3. Alat untuk mengukur tekanan udara (barometer). Beberapa peristiwa alam dapat kita cegah, misalnya banjir dan tanah longsor. Beberapa usaha yang dapat kita lakukan untuk mencegah banjir sebagai berikut. 1. Melakukan reboisasi atau penghijauan, khususnya di lereng bukit
2. Membuat sengkedan (teras) dilahan miring agar tanah tidak longsor diterjang hujan. 3. Jangan membuang sampah disungai, selokan, atau saluran air lainnya karena dapat menghambat aliran air dan menyebabkan pendangkalan sungai.
2.I.3
Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Menurut Sardiman (2007: 39). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton (Sardiman 2007: 39) menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1) motivasi, (2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5) pemahaman, (6) ulangan.Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar.
Dari beberapa pendapat diatas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. 2.I.4 1.
Metode Penemuan Terbimbing Pengertian Metode Penemuan Terbimbing Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsih, 2002: 1) metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan pendekatan penemuan. Para siwa diajak atau didorong
untuk
melakukan kegiatan eksperimental, demikian sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan,Fungsi pengajar di sini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri.. Dari pendapatdi atas dapat disimpulkan bahwa metode penemuan terbimbing adalah metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam melakukan kegiatan sendiri dan di bimbing oleh guru. 2.
Jenis-Jenis Metode Penemuan Terbimbing
Menurut Tampubolon (2000: 23) Metode penemuan terbimbing dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Penemuan murni Menyatakan bahwa pendekatan dengan penemuan terbimbing sangat efektif untuk sains. Keikutsertaan siswa dalam penyelidikan dan pencarian akan membantu mereka kepada kesimpulan yang valid, terampil, dan mengerti konsep-konsep. Aktivitas pencarian memberikan pengalaman kongkrit untuk membantu siswa mengerti dan mengingat ide-ide abstrak tanpa dihapalkan di luar kepala. b. Penemuan terbimbing atau inkury Sebelum melaksanakan pembelajaran penemuan, guru perlu benar-benar siap dengan baik. Baik dalam memilih topik yang akan dipelajari maupun dalam memikirkan
kemungkinan
yang
akan
terjadi sewaktu
pembelajaran
berlangsung. Dengan kata lain perlu mempersiapkan pembelajaran dengan penemuan itu secara cermat. 3.
Langkah-Langkah Metode Penemuan Terbimbing Soedjadi (dalam Julie Susilowati, 2008, 15-16), menjelaskan langkah-langkah
dalam metode pembelajaran dalam penemuan terbimbing adalah sebagai berikut: a. Penemuan soal atau masalah, siswa diminta memahami masalah
tersebut
b. Pengembangan data, siswa diminta mencari atau menunjuk kemungkinankemungkinan lain.
c. Penyusunan data, siswa diminta memasukkan perolehan dari butir-butir dalam suatu tabel. d. Penambahan data, (bila belum terdapat modelnya, siswa diminta menambah data). e. Prompting (bila masih belum dipandang lengkap, siswa diminta menambah data secara tidak urut). f. Pemeriksaan hasil, siswa diminta memeriksa ulang hasil langkah demi langkah yang telah dilakukan. 4.
Kelebihan Dan Kelemahan Pembelajaran Penemuan Terbimbing Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
1. Keuntungan metode pembelajaran penemuan terbimbing Menurut Siadari (2001:26) keuntungan dari pembelajaran model penemuan terbimbing adalah : a. Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah di ingat dan mudah diterapkan pada situasi baru. b. Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa
memecahkan
masalah tanpa pertolongan orang lain. c. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya menerima saja. d. Tampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah. 2. Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.
Adapun kelemahan model penemuan terbimbing menurut Rusffendi (dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai berikut : a. Tidak semua materi dapat di sajikan dengan mudah, menggunakan meode pembelajaran penemuan terbimbing. b. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak. c. Bukan merupakan metode pembelajaran murni, maksudnya tidak dapat berdiri sendiri (hanya dapat di gunakan jika ada keterlibatan metode lain missal ekplositasi, ceramah, dan lain sebagainya). 2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Hidayat. Chotidjah.2010. Meningkatkan Hasil Belajar IPA kelas V SDN ngowonggo
01
kecamatantajian
melalui
model
pembelajaran
penemuan
terbimbing,skrips,jurusan pendidikan guru sekolah dasar dan pra sekolah fakultas ilmu pendidikan universitas negeri malang.
Penelitian ini bertujuan : mendiskripsikan penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada pelajaran IPA kelas V SDN ngowonggo 01 kecamatan tajian dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing.hasil penerapan metode penemuan terbimbingpada siklus 1 nilai rata-rata 83,82,siklus II nilai rata-rata 92,64
Kesimpulan,bahwa kajian yang relevan dengan kajian penelitian yang saya lakukan adalah dengan melalui metede penemuan terbimbing dengan menggunakan siklus I dan II sehingga hasil belajar siswa meningkat.
2.3 Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Jika Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Peristiwa Alam Melalui Metode Penemuan Terbimbing Di Kelas V SDN Torosiaje Jaya Kabupaten Pohuwato.
2.4 Indikator Kinerja
Indikator kinerja dalam hal ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa tentang peristiwa alam dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dengan KKM 70.