BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Manajemen perusahaan memerlukan informasi untuk pengambilan keputusan. Salah satu informasi akuntansi diferensial sangat diperlukan manajemen untuk pengambilan keputusan. Untuk memahami informasi akuntansi diferensial pertama kali diuraikan diuraikan definisi informasi dan akuntansi. Informasi menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2011) adalah suatu fakta, data pengamatan persepsi, atau segala sesuatu yang dapat menambah pengetahuan sehingga bermanfaat bagi pemakainya. Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Suatu pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian. Dan selalu menyangkut pemilihan alternative tindakan diantara banyaknya alternatif. Akuntansi menurut Mursyidi (2010) adalah akuntansi dalam suatu organisasi/perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen (management accounting), akuntansi keuangan menitikberatkan pada laporan secara menyeluruh tentang keuangan suatu organisasi yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak eksteren, sedangkan akuntansi manajemen
8
9
menitikberatkan pada penyusunan laporan keuangan perbagaian dalam suatu organisasi yang diperlukan oleh pihak interen, seperti direktur dan manajer. Karena digunakan oleh
pihak interen, maka akuntansi
manajemen disebut juga akuntansi interen. Dilihat dari kedua sisi diatas, menunjukan bahwa informasi dan akuntansi saling berkaitan dan berhubungan dalam pengambilan suatu keputusan. Sedangkan pengertian informasi akuntansi diferensial adalah tafsiran perbedaan-perbedaan aktiva, pendapatan, dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan lain. Didalam suatu informasi akuntansi diferensial yang berkaitan dengan pendapatan disebut pendapatan diferensial (defferential revenues), dan yang berkaitan dengan biaya disebut biaya diferensial (defferential cost), dan yang berkaitan dengan aktiva disebut (defferential assest). Didalam suatau informasi akuntansi diferensial yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan suatu pengambilan keputusan menerima atau menolak suatu keputusan pesanan khusus adalah biayadiferensial dan pendapatan diferensial.
2.2. Karakteristik Informasi Akuntansi Diferensial Menurut Slamet Sugiri (2005) agar dalam pengambilan suatu keputusan, dapat mengahasilkan suatu keputusan yang berkualitas, tepat, dan menyakinkan, maka informasi yang dikumpulkan harus memiliki kualitas, maka informasi yang disajikan harus memiliki karakteristik:
10
1) Relevan 2) Teliti 3) Tepat waktu 4) Dapat dipahami Manajemen perusahaan perlu memperhatikan karakteristik masingmasing informasi yang akan dijadikan dasar pengambilan keputusan, karena untuk keputusan yang berbeda akan memerlukan informasi yang berbeda juga. Informasi akuntansi memiliki karakteristik sebagai berikut: a) Informasi masa yang akan datang Dalam
pengambilan
keputusan
jangka
pendek,
yang perlu
diperkirakan akan terjadi merupakan bahan pertimbangan, sehingga yang lebih diperlukan adalah informasi yang akan datang. b) Informasi yang berbeda diantara dua alternatif Dalam pengambilan suatu keputusan jangka pendek manajemen perusahaan sering dihadapkan pada beberapa alternatif yang harus dipilih.Sehingga manajemen memerlukan informasi yang berbeda untuk masing-masing alternatif yang diusulkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Informasi akuntansi yang berbeda diantara alternatif tiap-tiap alternatif yang akan dipilih merupakan informasi akuntansi yang relevan untuk pengambilan keputusan, karena itu keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif.
11
2.3. Elemen-elemen Informasi Akuntansi Diferensial Pembuatan
keputusanan
dibutuhkan
elemen-elemen
yang
mempengaruhi, elemen-elemen tersebut adalah: 1) Pendapatan Diferensial Menurut Supriyono (2009) pendapatan diferensial adalah pendapatan yang akan datang yang berbeda diantara alternatif keputusan yang mungkin akan dipilih. Pendapat diferensial merupakan informasi yang relevan yang diharapkan akanterjadi dalam periode waktu selama pengambilan keputusan. Dalam pendapatan diferensial, pendapatan masa lalu mungkin tidak relevan untuk pengambilan keputusan tetapi dapat digunakan untuk meramal atau mentaksir pendapatan masa yang akan datang. Pendapatan diferensial mempunyai dua unsure pokok yaitu: a) Pendapatan masa yang akan datang b) Pendapatan yang berbeda dibanding alternatif pendapatan lain. 2) Biaya diferensial Biaya yang akan datang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan yang mungkin dipilih. Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2011) biaya diferensial juga disebut biaya yang relevan. Menurut Supriyono (2009) besarnya biaya diferensial dihitung dari perbedaan biaya pada alternatif tertentu dibandingkan
12
pada biaya alternatif lainnya. Suatu biaya disebut relevan atau biaya diferensial jika memenuhi karakteristik sebagai berikut: a) Merupakan biaya yang akan datang b) Biaya yang berbeda diantara alternatif 3) Laba Diferensial Laba diferensial merupakan laba yang akan datang berbeda diantara berbagai macam alternatif yang mungkin dipilih. Besarnya laba diferensial dirumuskan sebagai berikut: Laba diferensial = pendapatan diferensial – biaya diferensial Menurut Supriyono (2009) terdapat tiga macam cara untuk menemukannya, yaitu: a) Jika alternatif keputusan mempunyai pendapatan diferensial dan biaya diferensial berbeda, maka laba diferensial sebesar selisih
antara
pendapatan
diferensial
dengan
biaya
diferensial. b) Jika pendapatan pada alternatif keputusan besarnya sama, maka laba diferensial sebesar biaya diferensial yaitu penghematan biaya antara alternatif yang satu diantara alternatif yang lainnya. c) Jika biaya pada alternatif keputusan besarnya sama, maka laba adalah sebesar pendapatan diferensial yaitu perbedaan antara pendapatan pada alternatif yang satu dibandingkan dengan pendapatan alternatif lainnya.
13
Karakteristik laba diferensial adalah: i.
Laba yang akan datang.
ii.
Laba yang berbeda diantara berbagai alternatif keputusan.
2.4. Manfaat Informasi Akuntansi Diferesial Menurut Supriyono (2009) Informasi akuntansi diferensial sangat bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek dari berbagai alternatif yang segera harus dipilih. Informasi akuntansi diferensial akan memberikan manfaat menurut jenis informasinya. Jenis informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Pendapatan diferensial Pendapatan diferensial memberikan informasi tentang jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus. 2) Biaya diferensial Memberikan informasi tentang jumlah biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dalam pemilihan berbagai macam alternatif yang dipilih sabagai dasar pengambilan keputusan oleh manajemen.
14
3) Laba diferensial Memberikan informasi tentang besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan dalam pengambilan keputusan yang akan diperoleh perusahaan dalam pengambilan keputusanm menerima atau menolak pesanan khusus.
2.5. Peranan
Informasi
Akuntansi
Diferensial
dalam
Pengambilan
Keputusan Menurut Mulyadi (2001) peranan informasi akuntansi dalam setiap tahap pengambilan keputusan oleh manajemen adalah: 1) Memicu pengambilan keputusan dalam menyadari dan merumuskan masalah atau peluang. 2) Memisahkan alternatif tindakan yang satu dari alternatif tindakan yang lain. 3) Menjelaskan konsekuensi dari berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih. 4) Membantu mengalisa dan menilai berbagai alternatif tindakan yang akan dipilih. 5) Umpan balik untuk memantau keputusan dan tindakan koreksi penyimpangan
15
2.6. Informasi Diferensial untuk Pengambilan Keputusan Pembuatan manajemen.
keputusan
Manajemen
merupakan
memerlukan
salah
satu
informasi
fungsi
dalam
pokok
membuat
keputusan, atau lebih khusus untuk menentukan dampak terhadap laba yang akan diakibatkan oleh alternatif tindakan. Suatu perusahaan, memiliki departemen atau bagian-bagian yang memiliki tugas masing-masing, yang meliputi departemen produksi, departemen akuntansi atau keuangan, dan departemen pemasaran. Salah satu contoh departemen akuntansi, yang bertugas menyiapkan informasi pendapatan dan biaya diferensial untuk pembuatan keputusan. Maka departemen akuntansi harus mengetahui informasi apa yang diferensial dan harus menyajikan untuk pembuatan keputusan tertentu oleh manajemen.
2.7. Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Menurut Slamet Sugiri (2005) pengambilan keputusan (decision making) pada hakikatnya merupakan pemilihan diantara serangkaian alternatif tindakan. Menurut Supriyono (2009) untuk pembuatan keputusan digunakan teori keputusan (decision theory), yang artinya ilmu pengetahuan yang menjelaskan proses pembuatan keputusan.
16
Tahap-tahap proses pembuatan keputusan sebagai berikut: 1) Penentuan Masalah Semua kegiatan proses pembuatan keputusan tergantung pada penentuan masalah. Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang ada. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit dari keseluruhan proses pembuatan keputusan. Manajemen harus dapat mengidentifikasikan secara jelas masalah
yang
dihadapi,
dan
apabila
mereka
tidak
dapat
mengidentifikasinya maka mereka harus menggunakan banyak waktu, dana untuk memecahkan masalah yang harus dipecahkan. 2) Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah Setelah dilakukan penentuan masalah, langkah berikutnya adalah identifikasi alternatif pemecahan masalah.Dalam tahap ini, untuk membuat keputusan yang efektif, manajemen harus mengidentifikasi berbagai
macam
alternatif
yang
mungkin
dipilih
untuk
menyelesaikan masalah.Suatu identifikasi alternatif pemecahan masalah itu memerlukan gagasan, ide, dan inovasi yang berani dan kreatif. 3) Mengumpulkan
informasi
yang
relevan
dan
menyingkirkan
informasi yang tidak relevan. Suatu
pembuatan
dan
pengambilan
keputusan,
manajemen
memerlukan berbagai informasi yang dapat membantu dalam pembuatan keputusan.Informasi dapat berasal dari dalam perusahaan
17
maupun dari luar perusahaan.Hanya informasi diferensial yang harus dikumpulkan dalam rangka pemilihan alternatif, informasi tersebut dapat meningkatkan pemahaman atas alternatif yang mungkin dipilih.
Didalam
manajemen
menganalisis
perusahaan
harus
setiap
alternatif
menganalisis
keputusan,
keunggulan
dan
kelemahan setiap alternatif atas dasar informasi diferensial yang diukur secara kuantitatif maupun yang tidak dapat diukur secara kuantitatif. 4) Pembuatan keputusan Jika masalah telah ditentukan dan dirumuskan, alternatif pemecahan masalah telah diidentifikasi, dan informasi diferensial diseleksi, langkah terakhir adalah pembuatan keputusan. Dalam pembuatan keputusan atau menyelesaikan masalah dapat digunakan suatu model keputusan. Model keputusan adalah deskripsi verbal atau matematik cara-cara pembuatan keputusan, model ini diperlukan jika masalah terjadi
berulang-ulang.
Keputusan
yang
harus
dibuat
oleh
manajemen mungkin keputusan yang sederhana dan keputusan yang kompleks. Suatu keputusan yang sederhana itu membutuhkan analisis yang sederhana dan keputusan yang kompleks juga memerlukan analisis
yang kompleks.
Dan
keputusan
berkualitas dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
yang
18
2.8. Proses Pengambilan Keputusan Jangka Pendek Dalam
pengambilan
keputusan
jangka
pendek
manajemen
dihadapkan pada pemilihan berbagai macam alternatif tindakan yang ada. Dalam pemilihan ini manajemen pada umumnya menggunakan dasar ukuran tertentu yaitu penghematan biaya. Dalam pengambilan keputusan manajemen memerlukan informasi. Pengertian keputusan jangka pendek menurut Mulyadi (2001) adalah keputusan yang diambil hanya pada jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi. Pada umumnya manajemen menghadapi empat macam pengambilan keputusan jangka pendek, yaitu sebagai berikut: 1) Membeli atau membuat sendiri (Make or buy decision). 2) Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (Sell or process further) 3) Menghentikan atau melanjutkan produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian perusahaan (Stop or continue product line) 4) Menerima atau menolak pesanan khusus (Special order decision) Penjelasan lebih lanjut mengenai jenis analisis diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek adalah sebagai berikut: a) Membeli atau membuat sendiri (Make or buy decision) Pengertian membeli atau membuat sendiri menurut Mulyadi (2001) adalah suatu keputusan manajemen apakah sebuah kompenen harus dibuat secara internal atau membeli dari pemasok lain.
19
Keputusan membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: i.
Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian
mempertimbangkan
akan
membeli
produknya
tersebut dari luar. ii.
Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan, yang sebelumnya membeli produk tertentu dari luar yang kemudian mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut. Pemicu terjadinya pertimbangan untuk membeli atau membuat
sendiri antara lain penawaran harga dari pemasok luar, untuk suatu komponen produk yang lebih murah dari pada produksi sendiri. Apabila manajemen memilih alternatif dari luar, maka fasilitas semula digunakan untuk memproduksi jadi menganggur. Untuk membuat keputusan tersebut manajemen memperhitungkan pengorbanan dan manfaat dari pilihan alternatif tersebut. Pengorbanan yang harus dikeluarkan perusahaan pada saat pemilihan alternatif membeli dari luar adalah sebesar biaya yang dikeluarkan untuk membeli komponen dari luar. Sedangkan
manfaat
yang
diperoleh
perusahaan
sebesar
biaya
terhindarkan. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, maka alternatif yang dipilih adalah membeli dari luar. Namun sebaliknya, jika
20
pengorbanan lebih besar dari manfaat, maka alternatif membeli dari luar sebaliknya jangan dipilih. b) Menjual atau memproses lebih lanjut (Sell or process futher) Seorang manajemen dihadapkan pada dua pilihan yaitu menjual produk tertentu pada kondisi sekarang ini atau memproses lebih lanjut menjadi produk yang lebih tinggi nilai jualnya. Dalam pengambilan keputusan seperti ini, informasi diferensial sangat diperlukan oleh manajemen, informasi tersebut adalah berupa pendapatan diferensial dan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut. c) Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha departemen tertentu (Stop or continue line) Suatu perusahaan yang menghasilkan laba lebih dari satu macam keluarga produk (product line) atau memiliki berbagai departemen penghasil laba, kadang manajemen menghadapi salah satu keluarga produknya atau salah satu departemennya mengalami kerugian usaha yang diperkirakan akan berlangsung terus. Dan dalam menghadapi kondisi seperti ini, manajemen harus mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau usaha kegiatan departemen yang mengalami kerugian tersebut. Informasi yang relevan untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini adalah biaya diferensial dan pendapatan diferensial. Dengan dihentikan produksi produk tertentu atau kegiatan departemen tertentu perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari produk atau
21
departemen tersebut. Pendapatan yang hilang ini merupakan informasi pendapat diferensial dan merupakan pengorbanan yang ditanggung karena pemilihan alternatif menghentikan produksi produk atau departemen tertentu dilain pihak, dengan dihentikannya produksi atau usaha tertentu, perusahaan tersebut menikmati manfaat berupa biaya terhindarkan (avoidable cost), yang merupakan biaya diferensial. Jika biaya terhindarkan lebih besar dari pendapatan yang hilang akibat dihentikan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif yang dipilih adalah penghentian. Namun jika biaya terhindarkan lebih kecil dari pada pendapatan yang hilang akibat dihentikan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian tersebut jangan dipilih. d) Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision) Pada dasarnya perusahaan membangun pabriknya dengan kapasitas yang mampu memenuhi permintaan pasar tertinggi untuk jangka waktu ke depan. Dan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kapasitas yang tertinggi, maka perusahaan pada umumnya akan mengalami kapasitas menganggur, yang artinya munjukan bahwa kapasitas normal lebih kecil dari pada kapasitas maksimum. Maka akan mendorong manejemen perusahaan untuk mempertimbangkan menetepan harga jual dibawah harga jual normal. Tentu saja menetapkan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada pesanan khusus.
22
Dalam keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, informasi yang diperlukan adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial lebih besar dari biaya diferensial maka keputusan yang diambil adalah sebaiknya diterima dan jika sebaliknya pendapatan diferensial lebih kecil dari biaya diferensial, maka keputusan yang diambil adalah pesanan tersebut ditolak.
2.9. Pengambilan Keputusan untuk Menerima atau Menolak Pesanan Khusus. Menerima atau menolak pesanan khusus merupakan dua alternatif keputusan yang kadang dipilih oleh manajemen. Pengertian pesanan khusus menurut Slamet Sugiri (2005) adalah pesanan diluar penjualan normal, biasanya dengan harga yang lebih rendah dari harga penjualan normal. Manajemen perlu mempertimbangkan syarat yang harus dipenuhi, agar suatu pesanan khusus dapat diterima. Menurut Supriyono (2009), syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah: 1) Tersedianya kapasitas menganggur Jika masih ada kapasitas menganggur maka pemanfaatan kapasitas tersebut hanya mengakibatkan peningkatan biaya variabel, artinya biaya inilah yang relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Adapun biaya tetap, jumlahnya akan tetap tanpa memandang diterima atau ditolaknya pesanan khusus. Karena biaya
23
tetap tidak relevan dan tidak perlu dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan. 2) Dapat dilakukan pemisahan pasar Perlu pemisahan antara penjualan biasanya dengan penjualan untuk melayani pesanan khusus.Tujuan dilakukan pemisahan pasar adalah harga jual normal lebih tinggi, tidak rusak karena pengaruh harga jual pesanan khusus dalam jumlah kecil. Pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus menggunakan analisis diferensial yang didasarkan pada perbandingan pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial lebih tinggi atau lebih besar dari pada biaya diferensial, maka pesanan khusus tersebut diterima. Namun sebaliknya pendapatan diferensial lebih kecil atau lebih rendah dari pada biaya diferensial, maka pesanan khusus tersebut sebaiknya ditolak. 2.10.
Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang dari akuntansi yang memberikan informasi keuangan, yang digunakan oleh pihak-pihak yang memberikan kepentingan
dalam
pengambilan
keputusan
maupun
pengelolaan
perusahaan. Akuntansi merupakan ilmu tentang bagaimana cara mengukur dan mengalisis biaya dari suatu aktivitas produksi yang disesuaikan dengan rencana dan keperluan manajemen serta berdasarkan fakta-fakta. Supriyono (2011) menjelaskan akuntansi biaya adalah suatu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan
24
merekam transaksi biaya secara sistematis serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Mulyadi (2012) menjelaskan akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggoloangan, peringkasan, dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek akuntansi biaya adalah biaya. Mulyadi
(2012)
menjelaskan
dalam
akuntansi
biaya,
biaya
digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, kerena dengan akuntansi biaya dikenal dengan konsep: “different cost for different purpose” Biaya dapat digolongkan menurut: 1) Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran. Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “biaya bahan bakar”. 2) Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: a) Biaya produksi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual.
25
Biaya ini dibagi menjadi dua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. b) Biaya pemasaran, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang
pembeli,
gaji
karyawan
bagian-bagian
yang
melaksanakan kegiatan pemasaran. c) Biaya administrasi dan umum, merupakan biaya-biaya untuk mengkordinasikan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah gaji karyawan Bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan Masyarakat. 3) Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai. Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan: a) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satusatunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebuat tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b) Biaya tidak langsung adalah baiaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung
26
dalam suatu hubungan dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. 4) Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume aktivitas. Dalam hubungannya dengan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi: a) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung. b) Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan
volume
kegiatan.
Biasanya
biaya
semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. c) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu. d) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi. 5) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya. Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
27
a) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat
terjadinya
dibebankan
sebagai
kos
aktiva,
dan
dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara depresiasi, diamortisasi atau deplesi. b) Pengeluaran pendapat adalah biaya yang mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya tersebut.
2.11.
Pemisahan Biaya Semivariabel Menurut Carter (2009) untuk memisahkan biaya variabel menjadi biaya tetap dan biaya variabel, dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, metode tinggi rendah, metode scattergrap, dan metode kuadrat terkecil. 1) Metode Tinggi Rendah (High and Low Points) Dalam metode tinggi rendah, elemen tetap dari variabel dari suatu biaya dihitung menggunakan dua titik. Titik data (periode) yang dipilih dari data historis merupakan periode dengan aktivitas tertinggi dan terendah. Metode tinggi rendah ini bersifat sederhana, namun memiliki kelemahan karena hanya berdasarkan dua titik
28
sehingga dapat menghasilkan estimasi biaya tetap dan biaya variebel yang bias dan kurang akurat. 2) Metode Scattergrap Metode scattergrap merupakan kemajuan dari metode tingi rendah karena metode ini menggunakan semua data yang tersedia, bukan hanya dua titik. Namun, suatu analisis perilaku biaya menggunakan metode scattergrap bisa saja menjadi bias karena garis biaya yang digambar melalui plot data berdasarkan pada interprestasi visual. 3) Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares) Metode kuadrat terkecil kadang kala disebut juga analisis regresi, menentukan secara matematis garis yang paling sesuai, atau garis regresi linear melalui sekelompok titik. Ketepatan matematis dari metode kuadrat terkecil memberikan tingkat objektivitas yang tinggi dalam analisis.