BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bisnis Bisnis menurut Raymond E Glos yang dikutip oleh Umar (2003, p4) dalam bukunya yang berjudul “Business:its nature and environment: An Introduction” yang dikutip oleh Umar adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Menurut pendapat Allan Afuah (2004), bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada didalam industri. Dari pengertian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa bisnis adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh individu maupun sekelompok orang yang terorganisir yang menciptakan nilai melalui penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk memperoleh keuntungan melalui transaksi jual beli.
2.2 Investasi Pengertian investasi menurut William F.S. yang dikutip oleh Kasmir dan Jakfar (2012, p5) adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar di masa yang akan datang. Menurut H.M Yacob Ibrahim dalam buku Studi Kelayakan Bisnis (2003, p133) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam
6
7 pembangunan proyek, terdiri dari pengadaan tanah, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan, feasibility study dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek. Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin, 2004:3). Dari berbagai definisi diatas, maka dapat penulis simpulkan bahwa investasi adalah suatu bentuk penanaman uang atau modal pada sesuatu hal baik itu di pasar modal ataupun pada bisnis, yang kemudian dapat memberikan keuntungan dimasa yang akan datang bagi investor. Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p5) investasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang usaha, oleh karena itu investasi pun dibagi dalam beberapa jenis. Dalam praktiknya, jenis investasi dibagi dua macam, yaitu: 1. Investasi Nyata (Real Investment) Investasi nyata atau real investment merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed assets) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesinmesin. 2. Investasi Finansial (Financial Investment) Investasi finansial atau financial investment merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. Investasi dapat diartikan pula sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relative panjang dalam bidang usaha. Penanaman modal yang ditanamkan dalam arti sempit berupa proyek tertentu baik bersifat fisik ataupun
8 non-fisik, seperti proyek pendirian pabrik jalan, jembatan, pembangunan gedung dan proyek penelitian dan pengembangan.
2.3 Capital Budgeting (Penganggaran Modal) Menurut Van Horne (2005,P324) penganggaran modal (capital budgeting) merupakan proses mengidentifikasi, menganalisa dan menyeleksi kegiatan-kegiatan investasi yang pengembaliannya (arus kas) diharapkan lebih dari satu tahun. Dengan demikian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa capital budgeting adalah proses identifikasi, analisa kegiatan investasi jangka panjang yang dapat berbentuk pembelian mesin-mesin baru atau perluasan tempat usaha yang bertujuan untuk memperoleh NPV yang positif dan menghasilkan keuntungan di masa datang.
2.3.1 Capital Expenditure (Pengeluaran Modal) Menurut Mulyadi (2005, P16) pengeluaran modal (capital expenditure) adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun kalender). Horngren et al (2006, P467) menyatakan “Pengeluaran Modal (Capital Expenditure) adalah pengeluaran yang meningkatkan kapasitas atau efisiensi aktiva atau yang memperpanjang masa manfaat. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengeluaran modal (capital expenditure) adalah segala macam pengeluaran yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun dengan maksud menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
9 2.3.2 Cash Flow (Arus Kas) Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, P95) cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Cash flow mengandung dua macam aliran/arus kas, yaitu: 1. Cash Inflow Cash Inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari: - Hasil penjualan produk/jasa perusahaan. - Penagihan piutang dari penjualan kredit. - Penjualan aktiva tetap yang ada. - Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas. - Pinjaman/hutang dari pihak lain. - Penerimaan sewa dan pendapatan lain. 2. Cash outflow Cash outflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash outflow) terdiri dari: - Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lainlain. - Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan. - Pembelian aktiva tetap.
10 - Pembayaran hutang-hutang perusahaan. - Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan. - Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas
dari
perusahaan
dari
suatu
periode
tertentu,
dengan
mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang sedang dijalankan seperti penjualan. Di samping itu, uang masuk bisa pula berasal dari pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama. Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan usaha utama. Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, seperti pembayaran cicilan utang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya lain-lainnya. Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang. Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarjan serta
11 berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan tiap pos. Pada akhirnya cash flow akan terlihat pada kas akhir yang diterima perusahaan. Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal ini diinvestasikan di suatu usaha. Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima perusahaan dikarenakan: 1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari. 2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo. 3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari: • Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaranpengeluaran pada awal periode untuk investasi. Contoh biaya pra-investasi adalah pembelian tanah, gedung, mesin peralatan, dan modal kerja. • Operational cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode. • Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir.
2.3.3 Langkah-Langkah dalam Capital Budgeting Secara konseptual, capital budgeting mencakup lima langkah yaitu: 1. Menghasilkan proposal kegiatan investasi yang sesuai dengan tujuan strategis perusahaan.
12 2. Memperkirakan arus kas operasi tambahan setelah pajak bagi kegiatankegiatan investasi. 3. Melakukan evaluasi arus kas tambahan dari kegiatan investasi. 4. Memilih kegiatan investasi berdasarkan kriteria nilai yang memaksimalkan nilai. 5. Melakukan evaluasi setelah kegiatan investasi dilakukan dan melakukan pemeriksaan
audit
setelah
kegiatan
investasi
selesai,
secara
berkesinambungan.
2.3.4 Kriteria Penetapan Peringkat atas Capital Budgeting Ada delapan (8) metode utama untuk menetapkan peringkat kegiatan investasi dan untuk memutuskan apakah kegiatan investasi bersangkutan dinilai layak untuk dimasukan dalam anggaran modal. Metode pemeringkatan (rangking methods) adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi usulan pengeluaran untuk pengadaan modal. Kedelapan metode tersebut adalah: 1. Periode pengembalian atau pelunasan (Payback Period) 2. Periode pengembalian yang didiskontokan (Discounted Payback Period) 3. Tingkat pengembalian akuntansi (Accounting Rate of Return) 4. Nilai tunai netto (Net Present Value) 5. Tingkat pengembalian internal (Internal Rate of Return) 6. Tingkat pengembalian internal modifikasi (Modified Internal Rate of Return) 7. Indeks profitabilitas (Profitability Index) 8. Tingkat pengembalian perpetuitas (Perpeetuity Rate of Return)
13 Metode-metode pemeringkatan (rangking methods) yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Nilai tunai netto (NPV). 2. Periode pengembalian (PP). 3. Tingkat pengembalian hasil internal (IRR). 4. Indeks profitabilitas (PI).
2.3.4.1 Periode Pengembalian (Payback Period = PP) Periode pengembalian proyek investasi memberitahukan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan investasi kas awal berdasarkan arus kas yang diharapkan dari proyek tersebut, selain itu payback period menggambarkan “Berapa lama suatu investasi dapat ditutup dengan aliran kas masuk (proceed)” (Koniyo, 2007, p72). Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen, jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
2.3.4.2 Nilai Tunai Netto (Net Present Value = NPV) Menurut Garrison dan Noreen (2003, p637), NPV adalah perbedaan antara nilai aliran kas masuk sekarang dengan nilai aliran kas keluar yang tergabung dengan proyek investasi. Besarnya NPV bila dinyatakan dalam rumus adalah sebagai berikut
14
Dimana : CF = Aliran kas per tahun pada periode t I0 = Investasi awal pada tahun 0 K = Suku bunga (discount rate) Menurut Umar (2003) kriteria penilaian dari metode ini adalah : • Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima • Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak • Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak.
2.3.4.3 Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return = IRR) Metode internal rate of return (IRR) adalah metode pemeringkatan usulan investasi dengan berpatokan pada IRR dari aktiva bersangkutan, dimana IRR dihitung dengan menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk masa mendatang dengan nilai sekarang dari biaya investasi. IRR untuk kegiatan investasi merupakan tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa depan (CFs) dengan arus kas keluar kas awal (Initial Cash Outflow = ICO). Oleh karena itu, IRR dapat diasumsikan sebagai tingkat bunga yang mendiskontokan aliran arus kas di masa depan untuk menyamakan nilai sekarang arus keluar kas awal. IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan PV (present value) dari arus kas masuk kegiatan investasi dengan PV dari biaya kegiatan investasi tersebut. PV arus kas masuk = PV biaya investasi
15 Dengan mentransposnya, kita mendapatkan: PV arus kas masuk – PV biaya investasi = 0 Yang bisa dinyatakan sebagai:
Dimana : P1 = Tingkat bunga ke 1 P2 = Tingkat bunga ke 2 C1 = NPV ke 1 C2 = NPV ke 2
Kriteria Penerimaan Kriteria penerimaan dalam IRR adalah membandingkan IRR sesungguhnya dengan IRR yang diminta, hal ini dikenal dengan tingkat batas (hurdle rate). Selanjutnya diasumsikan tingkat pengembalian yang diminta sudah diketahui. Jika IRR melebihi tingkat pengembalian yang diminta maka kegiatan investasi akan diterima, jika tidak kegiatan investasi akan ditolak.
2.3.4.4 Indeks Profitabilitas (Profitability Index = PI) Indeks profitabilitas atau resiko manfaat biaya dari suatu kegiatan investasi adalah rasio dari nilai sekarang arus kas bersih dimasa depan terhadap arus keluar kas awal. “PI hanya menyatakan tingkat keuntungan relatif” (Van Horne, 2005, 346). Maksudnya, PI menghasilkan suatu ukuran relatif dari hasil yang diinginkan dalam suatu kegiatan investasi. Hal ini merupakan perbandingan nilai saat ini dari
16 keuntungan yang didapatkan pada masa mendatang dari nilai awalnya. PI dapat dinyatakan sebagai berikut:
Kriteria penilaian : • Jika PI > 1, maka usulan proyek dikatakan menguntungkan • Jika P1 < 1, maka usulan proyek tidak menguntungkan
2.4 Forecasting (Peramalan) Ramalan (forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi di masa mendatang dengan cara mengkaji data yang ada. (Herdjanto, 2007, p78) . Berdasarkan horizon waktu, peramalan dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu peramalan jangka panjang, peramalan jangka menengah, dan peramalan jangka pendek 1. Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 18 bulan. Misalnya peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas, dan perencanaan untuk kegiatan litbang. 2. Peramalan jangka menengah, mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi, dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap.
17 3. Peramalan jangka pendek, yaitu untuk jangka waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja, dan penugasan karyawan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p64) Metode peramalan secara kuantitatif mendasarkan ramalannya pada metode-metode statistik dan matematik. -
Metode deret waktu (Time Series) Analisis time series merupakan hubungan antara variabel yang dicari (independent) dengan variabel yang memengaruhinya (dependent), yang dikaitkan dengan waktu seperti mingguan, bulan, triwulan, caturwulan, semester, atau tahun. Dalam analisis time series yang menjadi variabel yang dicari adalah waktu.
-
Metode Regresi Metode regresi merupakan salah satu metode ramalan yang disusun atas dasar pola data masa lalu. Penggunaan metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan memengaruhi hasil peramalan. Variabel yang diteliti terdiri dari variabel yang akan dicari (dependent variable) dengan variabel yang menentukan (independent variable). Dengan metode regresi kita akan melakukan peramalan dengan melihat pola hubungan yang ada antara variabel yang dicari dan variabel yang menentukan atau memengaruhinya.
Hal-hal yang perlu diketahui sebelum kita melakukan peramalan dengan metode regresi adalah mengetahui terlebih dahulu kondisi-kondisi seperti: a. Adanya informasi masa lalu. b. Informasi yang ada dapat dibuatkan dalam bentuk data. c. Diasumsikan bahwa pola data yang ada dari data masa lalu akan berkelanjutan di masa yang akan datang.
18 Dalam penelitian ini, yang digunakan adalah peramalan regresi dengan time series, yang merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis tren untuk persamaan matematis. Metode ini menggunakan data minimal dua tahun dan semakin banyak semakin baik. Biasanya metode ini digunakan untuk produk baru atau rencana ekspansi. Menurut
Johar
(2008),
probabilitas
adalah
angka
yang
menunjukkan
kemungkinan terjadinya suatu kejadian, nilai probabilitas adalah antara 0 – 1, tabel Z digunakan untuk mencari selisih dari nilai probabilitas dengan nilai sisa probabilitas. Tabel ini akan digunakan untuk membantu dalam metode forecasting skenario pesimis, moderat, dan optimis.
Gambar 2.1 Probabilitas dan Nilai Z Sumber: http://lkeb.umm.ac.id
19 2.5
Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, p7) studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Menurut Husein Umar dalam bukunya yang berjudul “Studi Kelayakan Bisnis” (2005) mengatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru. Dari pengertian diatas, penulis dapat simpulkan bahwa studi kelayakan bisnis adalah sesuatu yang harus dilakukan sebelum memulai sebuah bisnis, karena untuk mencapai hasil yang optimal dari sebuah bisnis dengan mempertimbangkan segala aspek internal dan eksternal.
2.5.1 Tujuan Dilakukan Studi Kelayakan Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau bisnis dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan (Kasmir Jakfar, 2012, p13), yaitu: 1. Menghindari Resiko Kerugian Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
20 2. Memudahkan Perencanaan Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. 3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. 4. Memudahkan Pengawasan Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan
rencana yang
sudah disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. 5. Memudahkan Pengendalian Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan
pelaksanaan
agar
tidak
melenceng
dari
rel
yang
sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
2.5.2 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis atau usaha, ada beberapa tahapan studi yang dikerjakan (Kasmir Jakfar, 2012, p19), yaitu :
21 1. Pengumpulan data dan informasi Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan selengkap mungkin, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan data dan informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber-sumber yang dapat dipercaya. Pengumpulan data ini dapat dari data primer maupun data sekunder dengan berbagai metode. 2. Melakukan pengolahan data Setelah data dan informasi yang dibutuhkan terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan data dilakukan secara benar dan akurat dengan metode-metode dan ukuran-ukuran yang telah lazim digunakan untuk bisnis. Pengolahan ini dilakukan hendaknya secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada. Kemudian dalam hal perhitungan ini hendaknya diperiksa ulang untuk memastikan kebenaran hitungan yang telah dibuat sebelumnya. 3. Analisis data Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data dalam rangka menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek. Kelayakan bisnis ditentukan dari kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai kritera yang layak digunakan. Setiap jenis usaha memiliki kriteria tersendiri untuk dikatakan layak atau tidak layak untuk dilakukan. Kriteria kelayakan diukur dari setiap aspek untuk seluruh aspek yang telah dilakukan. 4. Mengambil keputusan Apabila telah diukur dengan kriteria tertentu dan telah diperoleh hasil dari pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut. Mengambil keputusan sesuai dengan kriteria yang telah
22 ditetapkan apakah layak atau tidak dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya. Jika tidak layak sebaiknya dibatalkan dengan menyebutkan alasannya. 5. Memberikan rekomendasi Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu, jika memang masih dibutuhkan, baik kelengkapan dokumen maupun persyaratan lainnya.
2.5.3 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis Proses analisis setiap aspek berkaitan antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis aspek-aspek tersebut menjadi integrasi. Sebagai misal, ketika seorang peneliti sedang menganalisis aspek keuangan, hendaknya ia memanfaatkan hasil analisis aspek-aspek lain, walaupun tetap dimungkinkan mencari data yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhannya langsung dari lapangan, Kasmir dan Jakfar (2010, p 15-16).
2.5.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran a) Pasar Menurut Stanton dalam buku studi kelayakan bisnis karangan Husein Umar (2007, p35) pasar adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar, yaitu: orang dengan segala keinginannya, daya belinya, serta tingkah laku dalam pembeliannya.
23 Menurut Umar (2007, p35) pasar, menurut para ahli, merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Menurut Kasmir Jakfar (2012, p44) pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa, tempat pertemuan antara orang orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kepuasan dalam bentuk barang atau jasa, daya beli, yang menimbulkan permintaan dan penawaran, sehingga tercapai kesepakatan dalam transaksi. b) Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kasmir Jakfar (2012, p47) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Menurut Stanton yang dikutip Umar (2007, p67), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli yang aktual maupun yang potensial. Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan, pemasaran adalah suatu pertukaran dari satu pihak ke pihak lainnya untuk menyampaikan nilai kepada konsumen guna mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi. Kajian aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengetahui keadaan objek dimasa lalu dan saat ini, sedangkan tujuan pemasaran dalam ilmu marketing adalah
24 untuk mengendalikan pasar diwaktu yang akan datang (market driven). Materi yang akan dibahas dalam aspek ini, antara lain: a. Permintaan b. Penawaran c. Proyeksi permintaan dan penawaran d. Proyeksi penjualan e. Produk (barang/jasa) f. Analisis pesaing g. Pemasaran dan implementasi strategi Hal yang penting untuk diketahui dalam aspek pasar adalah seberapa besar pasar potensial yang ingin dimasuki atau tersedia untuk masa yang akan datang. Untuk mengetahui pasar potensial, maka perlu dilakukan pengukuran terhadap permintaan, baik permintaan saat ini maupun masa yang akan datang. Bauran pemasaran (Kotler 2005, p18) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Bagi pemasaran suatu produk barang, manajemen pemasaran dibagi menjadi 4 (empat) kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P dalam pemasaran yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu produk (product), harga (price), distribusi atau tempat (place), dan promosi (promotion). Yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Produk Produk berupa barang atau jasa yang dapat dibeda-bedakan atau diklasifikasikan menurut bentuk dan jenisnya. Produk barang tidak hanya memperhatikan penampilan, tetapi juga hendaknya berupa produk yang
25 mudah, praktis, aman, tidak mahal, sederhana dan ekonomis dalam proses produksi dan distribusinya. 2. Harga Harga merupakan sejumlah nilai yang akan ditukarkan oleh konsumen dengan segala manfaat dari memiliki atau menggunakan produk tersebut. Yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui proses tawarmenawar, atau yang ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli. 3. Distribusi/Tempat Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya, khususnya barang dengan cara membangun saluran distribusi, yakni sekelompok organisasi yang saling tergantung pada proses yang memungkinkan suatu produk tersedia bagi pengguna atau konsumen. 4. Promosi Dalam dunia pemasaran tidak selalu hanya membicarakan produk, harga produk, dan mendistribusikan produk, tetapi juga ada hal lain yang cukup penting dalam mengkomunikasikan produk ini kepada masyarakat agar produk tersebut dapat dikenal dan akhirnya dibeli oleh konsumen. Dalam mengkomunikasikan produk perlu dibuat suatu strategi yang tepat dalam memenangkan persaingan atau dengan strategi yang sering disebut bauran promosi, yang terdiri atas empat komponen utama yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan perorangan.
26 2.5.3.2 Aspek Keuangan Berkaitan
dengan
sumber
dana
yang
akan
diperoleh
dan
proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan. Tujuan menganalisis aspek keuangan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat berkembang terus. Dalam analisis aspek finansial, terdapat beberapa hal yang harus dianalisis yaitu : -
Aliran Kas ( Cash Flow )
-
Biaya Modal ( Cost of Capital)
-
Initial and Operasional Cash Flow
-
Payback Period
-
Internal Rate of Return
-
Net Present Value
-
Profitability Indeks
2.5.3.3 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat digambarkan sebagai berikut (Subagyo, 2007, p159): 1.
Job
Analysis,
yaitu menganalisis jabatan yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan jenis pekerjaan tertentu. 2.
Job Specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
27 3.
Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan, dan struktur pertanggungjawaban.
4.
Job Description, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
5.
Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis struktural dan fungsional.
6.
Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, produktifitas, dan kinerja karyawan secara keseluruhan.
2.5.3.4 Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ini dianalisis untuk menganalisa kelayaka suatu bisnis dilihat dari lingkungan eksternal perusahaan, juga untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan eksternal tersebut berpengaruh dan memberikan peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan. Selain itu manfaat lainnya adalah untuk mengetahui kontribusi seperti apa yang dapat diberikan oleh perusahaan pada lingkungan eksternalnya jika usulan proyek dapat terlaksana. Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, 193) aspek ekonomi dan sosial merupakan dampak yang timbul karena adanya investasi, yang lebih ditekankan kepada masyarakat dan pemerintah. 1.
Dilihat dari aspek ekonomi Secara umum, dampak daru aspek ekonomi dengan adanya suatu usaha atau investasi adalah meningkatnya pendapatan masyarakat dengan pemberian
28 kesempatan kerja bagi masyarakat, peningkatan sumber daya yang dapat dimanfaatkan serta meningkatkan perekonomian pemerintah lokal serta menghasilkan devisa bagi Negara. 2.
Dilihat dari aspek sosial Sebuah perusahaan tidak akan bisa bertahan tanpa adanya dukungan dari masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup suatu perusahaan bergantung kepada masyarakat juga, masyarakat sangat memegang peranan penting dalam sebuah usaha. Jadi, selain bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, hendaknya juga perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
2.5.3.5 Aspek Hukum Menurut Kasmir dan Jakfar (2008, 23) aspek ini membahas masalah kelengkapan dan keabsahan dokumen sebuah usaha, mulai dari bentuk badan usaha sampai izinizin yang dimiliki. Kelengkapan dan keabsahan dokumen sangat penting, karena hal ini merupakan dasar hukum yang harus dimiliki apabila dikemudian hari timbul masalah. Keabsahan dan kesempurnaan dokumen dapat diperoleh dari pihak-pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan dokumen tersebut. Menurut Ahmad Subagyo (2007, p167) usaha dalam bentuk apapun memerlukan keabsahan legalitas karena faktor ini yang menentukan keberlanjutan hidupnya. Sebelum melakukan investasi di suatu daerah/wilayah, pada saat menganalisis aspekaspek studi kelayakan, maka terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pra-penelitian yang berlaku di daerah/wilayah tersebut, agar tidak terjadi kerugian dikemudian hari, apabila ternyata di daerah/wilayah tersebut melarang bentuk usaha yang dimaksud.
29 2.5.3.6 Aspek Lingkungan Industri Menurut Umar dalam bukunya competitive strategy yang dikemukakan oleh Michael E. Porter, dimana konsep tersebut menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. 1.
Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambahkan fitur, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, meningkatkan promosi dan pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang dikutip Umar (2005, p270), tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Jumlah kompetitor 2. Tingkat pertumbuhan industri 3. Karakteristik produk 4. Biaya tetap yang besar 5. Kapasitas 6. Hambatan keluar
2.
Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru Pendatang baru dalam suatu industry akan membawa kapasitas baru, inovasi baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya menjadi semakin
30 tinggi sehingga akan mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru bergantung pada rintangan masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada dalam mengantisipasi pendatang baru. Jika pendatang baru merasakan kesulitan bersaing terhadap pesaing yang telah ada, maka ancaman dari pendatang baru akan rendah. Menurut Umar (2005, p268) terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat masuknya pendatang baru ke dalam industri, sebagai berikut: 1. Skala ekonomi 2. Diferensiasi produk 3. Kecukupan modal 4. Biaya peralihan 5. Akses ke saluran distribusi 6. Ketidakunggulan biaya independen 7. Peraturan pemerintah
3.
Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi produk yang sejenis, namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang memproduksi produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti seringkali timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
31 4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para pemain dalam industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan harga. Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya daya tawar pemasok semakin kecil. Menurut Umar (2005,p272), pemasok akan kuat apabila beberapa kondisi berikut : - Jumlah pemasok sedikit - Produk/pelayanan yang ada adalah untuk dan mampu menciptakan switching cost yang besar. - Tidak tersedia produk subtitusi - Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan. - Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari pemasok.
5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Pembeli bersaing dengan industri dengan meminta penurunan harga, tawarmenawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting dalam indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada kepentingan
relatif
pembeliannya
dari
industri
yang
bersangkutan
dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut. Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat tawar menawar pembeli, yaitu : 1) Pembeli membeli dengan jumlah besar
32 2) Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan 3) Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok 4) Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis. 5) Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembel, sehingga pembeli dengan mudah mencari subsitusinya
Gambar 2.2 Five Porter Analysis Sumber: http://www.vectorstudy.com
33 2.6 Penelitian Terdahulu Nama Pengarang
Judul Jurnal
Muhammad Syafril
Kelayakan
Hasil Penelitian Finansial
Berdasarkan uji kelayakan
Pembangunan Cold Storage financial,
pembangunan
di Desa Senaken Kabupaten cold storage di Kabupaten Paser. Jurnal EPP. Vol. 6 No. Paser layak dan prospektif untuk dilaksanakan, selama
1. 2009 1-8
proyek berlangsung hingga akhir
umur
dari
operasionalisasi, pengelola memperoleh
keuntungan
yang maksimal, ditunjukkan oleh nilai dari 4 kriteria investasi. Anonymous
Time Series Analysis; Reports The current system used in on
Time
Series
Analysis Brazil
for
sugarcane
Findings from J.L. Fernandes (Saccharum officinarum L.) and Co-Researchers Provide crop New Insight. Technology & mainly
forecasting on
Business Journal (May 17, information 2011): 1562
relies
subjective provided
by
sugar mill technicians and on
information
about
demands of raw agricultural
34 products from industry. Ira Taskirawati, F. Peluang Gunawan
Suratmo,
Usaha Hasil perhitungan tersebut
Investasi
Budidaya Kutu Lak (Laccifer
menunjukkan
proyek
II
lacca Kerr): Studi Kasus di Dudung
Darusman,
KPH
Probolinggo
Perum
yang lebih menguntungkan
dan Noor Farikhah Perhutani Unit II Jawa Timur. sehingga lebih layak untuk Haneda
Jurnal Perennial, 4 (1): 23-27
melakukan investasi pada proyek ini (nilai NPV +22 321 052 395, IRR 16,9%, BCR 1,55 dan Net B/C 3,71 dengan Discounted Payback Periode 10 tahun 8 bulan).
Jordi Kushartanto
Setiawan Studi
Kelayakan
Pembukaan
Bisnis Dari hasil penelitian ini Tambang
dapat memberikan masukan
Mineral Mangaan (MN) pada PT.TIARA MANDIRI
bagi
PT.Tiara
Uftar Mandiri secara umum
UFTAR dan secara khusus sehingga DI
NUSA
mereka dapat menentukan kelayakan
TENGGARA TIMUR
rencana
usaha
pembukaan lahan tambang Mangaan
lanjutan
seluas
1.304 hektar dari total besar lahan seluas 1.900 hektar. Mark Leeds
Bollinger Bands Thirty Years To explain and examine the Later.
New
Economic
statistical underpinnings of the
Papers: 2013-01 Dwira
Nirfalini Studi
Bollinger
Band
methodology. Kelayakan Dalam usaha menata wajah
35 Pembangunan Rumah Susun kota yang lebih baik dan
Aulia, Achmad
Delianur
Nasution,
R.
Suryani
Lisa
Sederhana
(Rusuna) menyediakan tempat tinggal
Kampung Aur Medan, vol. 02 yang layak bagi masyarakat no. 01, jan. 2011
golongan
menengah
ke
bawah diperlukan satu lahan yang sarana
sangat dan
luas
serta
prasarana
pendukungnya yang banyak pula. Temuan dari kajian ini mengidentifikasikan bahwa warga masih enggan untuk tinggal
di
rumah
susun
mekipun dengan lokasi yang sama dan dari kajian aspek ekonomi harga sewa atau jual rumah susun masih terjangkau oleh mereka.
36
2.7 Kerangka Pemikiran
Inputs
Sampel Lokasi
Analisis Faktor Fundamental
Proyeksi Penjualan
Process
Cost
Proyeksi Arus Kas
Outputs
Uji Kelayakan Bisnis
Outcomes
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Sumber: Pengolahan data
Investasi