BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1
Kajian Teoritis
2.1.1. Hakikat Permainan Bola Basket Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang memiliki karakter sosial.Permainan basket banyak mengandung unsur seni. Hal ini dapat dilihat dari gerak dari seseorang pemain basket yang berusaha menghalangi dan mengelabui lawan dengan berbagai cara yang menggunakan seluruh bagian tubuh. Permainan bola basket dimainkan secara beregu, tiap regu terdiri dari 5 (orang). Menurut Roji (2004:20) bahwa permainan bola basket adalah permainan yang cepat, dinamis, menarik dan mengagumkan, perubahan yang terjadi setiap menitnya membuat salah satu permainan terpopuler di dunia dan menjadi permainan di era modern.Setiap regu untuk dapat memasukkan bola sebanyakbanyaknya ke dalam keranjang lawan dan mencegah pihak lawan memasukkan bola ke dalam keranjangnya serta mendapatkan bola.Bola boleh dilemparkan, digelindingkan, dipantul-pantulkan, dan didorong sesuai dengan peraturan. Selain itu, Sulaiman (1999:20) menjelaskan defenisi permainan bola basket sebagai berikut : 1) Bola baket dimainkan oleh dua orang regu yang masing-masing terdiri atas lima orang, 2) Setiap regu berusaha memasukkan bola kedalam keranjang regu lawan, 3) Mencegah regu lawan memasukkan bola atau membuat angka, 4) Bola dioper, digelindingkan, atau dipantulkan digiring ke segala arah sesuai dengan peraturan/ketentuan.
6
7 Berdasarkan hakikat permainan bola basket yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka peneliti dapat menarik suatu kesimpulan bahwa permainan bola basket merupakan permainan yang memiliki karakteristik sosial tertentu dengan corak permainan yang banyak mengandung unsur seni.Ini dapat dilihat dari tingkah laku atau gerak dari seseorang pemain basket yang berusaha mengelabui lawan dengan berbagai tipuan atau gerak pura-pura yang digunakan hampir semua bagian tubuh. Apabila latihan menggiring bola tersebut benar-benar dikuasai serta dapat dilakukan dengan baik, cepat, tepat, luwes, maka untuk latihan berikutnya dapat dilakukan dengan badan, kaki dan tangan yang dipergunakan untuk melindungi bola agar tidak mudah direbut oleh lawan dan pandangan ditujukan ke depan ke arah sasaran atau kepada lawan. 2.1.1.1 Kemampuan Tekhnik Dasar dalam Permainan Bola Basket Menggiring bola (dribbling) adalah usaha membawa bola ke depan dengan memantulkan bola kelantai. Posisi berdiri dengan sikap melangkah, badan condong kedepan. Berat badan bertumpu pada kaki depan. Doronglah bola ke lantai mengginakan telapak tangan dengan sumber gerakan pada siku.Pantulkan bola sebatas pinggang, pandanglah ke arah bola. Menurut Dinata (2003:6-9) bahwa keterampilan dalam permainan bola basket meliputi cara-cara sebagai berikut :1) mengoper bola, 2) menggiring ( dribbling ), 3) menembak ( shooting ). Mengoper bola harus dilakukan dengan gerakan cepat dan langsung.Para pemain harus mengkonsentrasi diri dalam menggunakan sebelah atau dua belah
8 tangan dalam latihan mengoper bola pada temannya. Posisi mengoper bola dapat dilakukan dari arah rendah ataupun dari ketinggian di depan tubuh. Menggiring ( dribbling )
dalam latihan mengoper bola (menggiring)
mencegah pemain berjalan dengan bola dan untuk memastikan amannya bola dari usaha lawan yang ingin merebutnya. Usahakan agar posisi tubuh rileks dan seimbang.Kalau sudah menguasai tehnik menggiring ini dengan baik maka lakukanlah latihan mengusai perubahan tinggi lambungan bola, mengubah kecepatan dan arah gerak dengan membawah bola ke tempat lain, karena ini penting sekali guna melakukan kontrol secara dini terhadap perubahan arah gerakan tangan. Menembak ( shooting ) merupakan keterampilan yang paling penting, dan untuk memiliki keterampilan diperlukan suatu latihan yang banyak. Gerakan shooting meliputi gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola jatuh tepat di sasaran.Latihan shooting ini dapat dilakukan dari jarak dekat maupun jarak jauh. Sedangkan menurut Abidin (2000:127) mengemukakan beberapa tehnik dasar bermain bola basket, yaitu : (1) latihan tehnik dasar menembak melayang (lay-up), (2) latihan tehnik dasar bertumpu pada satu kaki (pivot ), dan (3) menghalangi lawan. Latihan tehnik dasar menembak melayang (lay-up) adalah suatu gerakan untuk memasukkan bola ke dalam ring basket dari jarak dekat dan didahului dengan gerakan awalan dua langkah sambil berlari. Gerakan menembak melayang dapat dilakukan dari menerima operan dan gerakan menggiring. Gerakan
9 melangkah dua kali kemudian menembak bola ke ring basket merupakan gerakan yang sering dilakukan didalam permainan bola basket. Oleh sebab itu, untuk dapat melangkah dua kali kemudian dilanjutkan dengan gerakan menembak perlu dipelajari dan dilatih secara berulang-ulang. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan gerakan menembak sambil melayang yaitu sebagai berikut : a)
Bola harus dipegang sewaktu dalam keadaan melayang. Langkah yang pertama harus lebar agar keseimbangan badan terjaga. Sedangkan langkah yang kedua pendek (setengah dari langkah yang pertama agar diperoleh awalan tolakan setinggi-tingginya).
b)
Bola harus dilepas dengan kekuatan kecil dan harus melambung. Tetapi apabila melalui pantulan papan, sebaiknya bola dipantulkan di sekitar garis tegak sebelah kanan pada petak kecil (0,59 m x 0,45).
c)
Bila tolakan pertama dengan menggunakan kaki kanan, maka langkah pertama kaki kiri dan langkah kedua kaki kanan langsung menolak ke atas. Dan sebaiknya, apabila tolakan pertama dengan menggunakan kaki kiri, maka langkah pertama kaki kanan kedua kaki kiri langsung menolak ke atas.
d)
Latihan tehnik dasar bertumpu pada satu kaki (pivot) adalah gerakan bertumpu pada satu kaki atau Pivot terjadi apabila seorang pemain yang sedang membawa bola kemudian melangkah sekali atau lebih ke segala arah dengan kaki yang sama, sedangkan kaki-kaki yang lainnya tetap sebagai poros. Gerakan pivot boleh dilakukan selama 3 detik. Setelah itu
10 bola harus sudah dilemparkan atau dimasukkan arah basket lawan. Latihan gerakan pivot dilakukan untuk menghindari lawan yang akan merebut bola dan dilanjutkan melakukan gerakan mengoper atau menembak bola. Menghalangi lawan dalam permainan bola basket merupakan salah satu usaha dalam strategi pertahanan. Cara melakukannya adalah menghalangi gerak serang lawan agar mendapat kesulitan dalam memasukkan bola ke ring basket. Penjaga atau pemain yang menghalangi gerak lawan harus berdiri di antara lawan dan ring basket. Untuk dapat menghalangi lawan dengan baik dan berhasil, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain adalah : a)
Kedua kaki harus dibuka agak lebar dengan kedua lutut sedikit ditekuk dan badan condong ke depan.
b)
Kedua tangan direntangkan dan diangkat ke atas, serta digerakkan untuk menghalangi operan atau untuk menghalangi pandangan lawan saat akan melakukan tembakan.
c)
Waktu melakukan penjagaan atau menghalangi lawan, hendaknya berdiri pada ujung kaki agar lebih mudah bergerak serta keseimbangan harus tetap terjaga dengan baik.
d)
Ketika menjaga atau menghalangi lawan yang menggiring bola sebaiknya si penjaga sedikit demi sedikit melangkah mundur mengikuti lawan yang berusaha mendesak ke depan. Namun apabila si penjaga mendapat kesempatan untuk merebut bola saat lawan lengah, maka segeralah bola direbut dengan cepat. Jika tidak mungkin dapat direbut cukup disentuh saja sehingga bola terlepas dari pegangan lawan.
11 Ada 3 (tiga) kunci menjadi pemain yang lebih bertenaga yaitu : a)
Peningkatan kecepatan Untuk meningkatkan kemampuan gerakan secara keseluruhnya(contoh :
gerakan ke depan, belakang, samping dan kombinasi-kombinasinya), fokus harus pada pementukan jarak langkah yang bertenaga sementara penjaga frekuensi langkah tetap cepat. Hal ini akan memungkinkan ada lebihnya mengusai keadaan sementara penjaga agar sebutan “kaki cepat” yang parah pelatih anggap sebagai karakter penting dari para pemain basket yang efektif. b)
Peningkatan tenaga Kemampuan
menggunakan
gaya
untuk
bergerak
dengan
kuat
membutuhkan jumlah tertentu tenaga otot. Maka dari itu, semakin besar tenaga yang dimiliki atlet, semakin besar potensi untuk meningkatkan produksi gaya. c)
Peningkatan mekanisme Menggunakan gerakan yang paling efisien untuk melakukan keahlian
adalah penting untuk pengeluaran tenaga lebih banyak.Mengkombinasikan kecepatan dan kekuatan memberikan hasil berarti.Pola gerakan dasar yang diberikan secara terinci, (Brittenham, 2002: 600). Menggerakan bola dalam permainan basket terdiri dari 3 cara yaitu: a)
Menggiring ( dribbling ) Saat menggiring, pemain menjaga bola tetap di sisi tubuhnya yang berada
jauh dari pemain bertahan.Untuk melakukan menggiring, bola didorong pelan ke bawah dengan kondisi jari tangan terbuka.Semua pemain harus berlatih
12 melakukan menggiring bola dengan baik menggunakan tangan kiri atau tangan kanan tanpa melihat bola. b)
Operan (passing) Mengoper bola adalah cara tercepat dan terefektif memindahkan bola dari
satu pemain ke pemain lain. Hasil akhir yang sempurna dari rangkaian operan yang baik adalah suatu operan kepada teman se-tim berada pada posisi bebas dekat dengan keranjang dan dengan mudah dapat memasukkan bola ke keranjang. Bantuan (assist) yang baik sama penting menariknya dengan mendapatkan angka. c)
Tembakan ( shooting) Menembak adalah gerakan terakhir untuk mendapat angka.Umumnya
dalam bola basket, tembakan dilakukan setiap 15 – 20 detik dan hampir setengahnya berhasil masuk.Banyaknya tembakan masuk yang terjadi membuat bola basket menarik, atraktif dan menegangkan bagi penonton. 2.1.1.2 Hakikat menggiring Bola Dalam Permainan Bola Basket Menggiring bola (dribbling) adalah merupakan tekhnik dasar membawa bola kedepan dengan memantulkan bola kelantai. Tamat dan Mirman (2006:4.47) mengemukakan bahwa menggiring merupakan suatu usaha untuk membawa bola ke depan. Caranya dengan jalan memantul-mantulkan bola dengan menggunakan jari tangan ke tanah, sambil bergerak ke arah yang dikehendaki. Memantulkan-mantulkan bola ke lantai dalam permainan bola basket adalah suatu cara dalam membawa bola sambil berjalan atau berjalan berlari, dengan tujuan agar lebih cepat untuk menuju ke daerah lawan selama usaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan, lebih mudah
13 untuk menyusup dan menerobos ke daerah pertahanan lawan, dan permainan lawan menjadi tidak dapat berkembang, sehingga permainannya menjadi terhambat. Hartyani (2006:18) mengemukkan bahwa menggiring adalah cara untuk bergerak dengan bola yang dilakukan oleh seorang pemain. Tujuannya untuk membebaskan diri dari lawan atau mencari posisi bagus untuk mengoper atau menembak. Memantul-mantulkan bola kelantai dalam permainan bola basket adalah suatu cara dalam membawa bola sambil berjalan atau berlari, dengan tujuan agar lebih cepat untuk menuju ke daerah lawan selama usaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan, lebih mudah untuk menyusup dan menerobos ke daerah pertahanan lawan, dan permainan lawan menjadi tidak dapat berkembang, sehingga permainannya menjadi terhambat. Dinata (2003:7) mengemukkan bahwa dalam latihan mengoper bola, menggiring digunakan untuk mencegah pemain berjalan dengan bola dan untuk memastikan amannya bola dari usaha lawan yang ingin merebutnya.Usahakan agar posisi tubuh rileks dan seimbang.Kalau sudah mengusai tehnik menggiring ini dengan baik, maka latihan menguasai perubahan tinggi lambung bola. Mengubah kecepatan, dan arah gerak dengan membawa bola ke tempat lain karena itu penting sekali guna melakukan kontrol secara dini terhadap perubahan arah gerak tangan. 2.1.1.3 Latihan menggiringbola Sebelum dikemukakan tentang cara latihan menggiring terlebih dahulu dikemukakan mengenai bentuk-bentuk menggiring bola yaitu :
14 a)
Menggiring bola tinggi (untuk kecepatan). Yang lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :
Gambar 2.1.1.3 a Menggiring bola tinggi (Muhajir, 2005:151) b)
Menggiring bola rendah (untuk mengontrol atau menguasai : bola, terutama dalam menerobos pertahanan lawan). Yang lebih jelasnya lihat gambar berikut ini :
Gambar 2.1.1.3 b Menggiring bola rendah (Muhajir, 2005:151) c)
Menggiring bola campuran menurut kebutuhan. Perubahan dari menggiring tinggi ke rendah atau sebaliknya sangat di
butuhkan untuk gerakan tiba-tiba.Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
15
Gambar 2.1.1.3 c Menggiring bola menurut kebutuhan (Muhajir, 2005:152) Untuk dapat melakukan dan mengusai menggiring bola yang benar, cara melakukannya latihannya antara lain sebagai berikut : a)
Sikap Permulaan ( untuk latihan di tempat ) Berdiri tegak, kuda-kuda kaki agak terbuka, lutut agak dibengkokan, badan
agak dicondongkan ke depan, berat badan bertumpuh pada kedua kaki. Kedua tangan memegang bola dengan siku dibengkokan berada di dekat dada. Pandangan mengikuti gerakan bola dan gerakan tangan ( untuk permulaan belajar). 1)
Gerakan Jauhnya bola ke lantai dengan tangan kanan, agak ke depan dekat
dengan kaki kanan. Pada waktu bola memantul kembali dari lantai jari tangan agak dijarangkan dan agak dilengkukan mengikuti gerakan bola ke atas.Pada saat bola lebih kurang berada di bawah bahu, segera telapak tangan dan jari-jari tangannya yang dilengkungkan mendorong kembali ke lantai.Demikian seterusnya telapak jari-jari tangan menjemput dan
16 mengikuti gerakan bola dari bawah ke atas, dan menekan serta mendorong kembali ke lantai. Sedangkan tangan kiri berada di depan badan dengan siku dibengkokkan lemas, untuk menjaga keseimbangan dan menjaga lawan pada waktu bermain agar bola tidak mudah direbut. Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Gambar 2.1.1.3 d Menggiring bola (Syarifudin dan Muhajir, 2003:174) Sementara itu Dinata (2003:7) mengemukakan bahwa latihan yang dapat dilakukan dalam menggiring bola antara lain : a)
Lakukan menggiring secara bebas berhenti sesuka hati kemudian hentikan menggiring jika ada instruksi dari pelatih
b)
Menggiring dengan kepala tegak dapat dilakukan dengan mata tertutup atau terbuka tapi memandang kea rah pelatih atau ke arah lain.
c)
Usahakan supaya tidak ada pemain lain juga yang sedang berlatih menggiring di bawah pemain lain. Berlomba menggiring dapat dilakukan sebagai latihan, tetapi manfaat kurang berarti. Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
17
Gambar 2.1.1.3 e Latihan menggiring bola basket (Dinata, 2003:7) Sedangkan cara menghentikan menggiring bola yang efektif adalah sebagai berikut : a)
Pemain penyerang mengerjakan pihak yang bertahan denga menggiring dan menembus pertahanan untuk membawa bahu dan kepala dan kemudian kembali mengubah posisi dan arah gerak. Dan pihak yang bertahan menyesuaikan diri dengan tepat berada pada posisi yang legal. Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Gambar 2.1.1.3 f Cara menghentikan menggiring bola yang efektif (Dinata, 2003:7)
18 b)
Pemain yang bertahan membiarkan pemain yang sedang dribble untuk star dan bergerak ke daerah base line dan kemudian cepat berpindah keposisi line untuk memotong jalan lawan.
c)
Pihak yang bertahan berusaha untuk berada sedekat mungkin dengan pihak penyerang dan selalu mengikuti gerakan mereka tetapi berusaha mencegah giring yang terarah.
2.1.2 Hakikat metode kooperatif Kooperatif
merupakan satu kesatuan individu-individu pelajar yang
disamping memiliki ciri khas masing-masing juga memiliki potensi yang sama. Menurut Isjoni (2007:15) kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Sedangkan Roestiyah (2001:16) mengemukakan bahwa latihan kelompok adalah suatu cara melatih, yaitu siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7 siswa, mereka bekerja sama dalam memecahkan masalah, atau melaksakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru. Latihan kooperatif merupakan satu kesatuan individu-individu pelajar yang di samping memiliki ciri khas masing-masing juga memiliki potensi untuk bekerja sama. Atas dasar itu, guru dapat memanfaatkan ciri khas dan potensi tersebut untuk kepentingan mengajar dengan strategi kerja kelompok, baik dengan menjadikan kelas sebagai satu kesatuan (kelompok tersendiri) maupun dengan
19 membaginya menjadi kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok), Rahim (2001:116). Kelompok
(cooperative)
bisa
dibuat
berdasarkan
pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut : a)
Perbedaan individual dalam kemampuan belajar, terutama bila kelas itu bersifat heterogen dalam pembelajaran.
b)
Perbedaan minat belajar. Dengan pertimbangan ini, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri atas pertimbangan ini, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang terdiri atas para pelajar yang mempunyai minat yang sama.
c)
Pengelompokan bedasarkan jenis pekerjaan yang akan diberikan.
d)
Pengelompokan berdasarkan wilayah tempat tinggal. Artinya, pelajarpelajar yang tinggal dalam satu wilayah dikelompokkan dalam satu kelompok sehingga memudahkan koordinasi kerja.
e)
Pengelompokan secara random, tanpa pertimbangan faktor-faktor lain.
f)
Pengelompokan atas dasar jenis kelamin; kelompok pelajar putera dan kelompok puteri. Roestiyah
(2001:18)
menjelaskanbahwa
penggunaan
teknik
kerja
kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama. Pengelompokkan dalam tekhnik kerja kelompok biasanya didasarkan pada: a)
Adanya
alat
pelajaran
yang tidak
mencukupi
jumlahnya.
Agar
penggunaannya dapat lebih efisien dan efektif, maka siswa perlu dijadikan
20 kelompok-kelompok
kecil.
Karena
bila
seluruh
siswa
sekaligus
menggunakan alat-alat itu tidak mungkin. Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat yang terbatas itu mungkin, tanpa saling menunggu gilirannya. b)
Kemampuan belajar siswa. Di dalam kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Siswa yang pandai di dalam bahasa Inggris, belum tentu sama pandainya dalam pelajaran sejarah. Dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing,
agar
setiap
siswa
dapat
belajar
sesuai
dengan
kemampuannya. c)
Minat khusus. Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan; hal mana yang satu pasti berbeda dengan yang lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka dapat dibina dan mengembangkan bersama minat khusus tersebut.
d)
Memperbesar partisipasi siswa. Di sekolah pada tiap kelas biasanya jumlah siswa terlalu besar dan kita tahu bahwa jumlah jam pelajaran adalah sangat terbatas sehingga dalam jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru akan mengikutsertakan setiap murid dalam kegiatan itu. Bila itu terjadi, siswa yang ditunjuk guru akan aktif, yang tidak ditunjuk akan tetap pasif saja.
e)
Pembagian tugas atau pekerjaan. Di dalam kelas bila guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai persoalan, maka perlu tugas
21 membahas masing-masing persoalan pada kelompok, sesuai dengan jumlah persoalan yang akan dibahas. Dengan demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang diberikan itu. f)
Kerja sama yang efektif. Dalam kelompok siswa harus bisa kerja sama, mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan bersama pula. Sehubungan hal di atas, Rahim (2001:118) mengatakan bahwa untuk
mencapai hasil pengajaran yang baik dengan strategi kelompok ini, terdapat beberapa faktor yang hendaknya diperhatikan oleh guru, yaitu : (a) perlu adanya motivasi yang kuat untuk bekerja pada setiap anggota. Situasi yang menyenangkan antar anggota banyak menentukan berhasil tidaknya kerja kelompok.Demikian pula persaingan yang sehat antar kelompok biasanya mendorong pelajar untuk belajar, (b) masalah dapat merupakan satu unit yang dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan secara individual. Hal ini tergantung pada kompleks tidaknya masalah yang akan dipecahkan. 2.1.2.1 Bentuk-Bentuk Kerja Kooperatif Dilihat dari segi proses kerjanya, kerja kelompok (cooperative) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : a)
Kelompok jangka pendek artinya, jangka waktu bekerja dalam kelompok hanya bersifat insidental.
b)
Kelompok jangka panjang artinya, proses kerja dalam kelompok tidak bersifat insidental, tetapi mungkin berlangsung untuk satu periode tertentu
22 sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan atau tugas yang akan diselesaikan. Bentuk-bentuk kerja kelompok (cooperative) yang bisa dilaksanakan adalah : a)
Kerja Kelompok Berjangka Pendek. Bentuk ini dapat disebut “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu + 15 menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus yang terdapat pada suatu masalah. Umpamanya ketika instruktur menjelaskan sesuatu pelajaran terdapat suatu masalah yang perlu didiskusikan. Guru dapat menunjuk beberapa siswa atau membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk membahas masalah itu dalam waktu yang singkat.
b)
Kerja Kelompok Berjangka Panjang. Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang, misalnya memakan waktu 2 hari, satu minggu atau mungkin tiga bulan, tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan siswa. Apabila siswa telah menyelesaikan tugasnya di dalam suatu kelompok, ia boleh memilih membantu kelompok lain sesuai dengan minat mereka. Kerja kelompok berjangka panjang dapat dilaksanakan dengan tujuan : 1) Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat, umpamanya: masalah koperasi, lingkungan sehat dan sebagainya. Masalah itu dibahas agar siswa mengetahui, memahami dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memecahkan masalahmasalah yang ada di dalam masyarakat tersebut. 2) Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan mengajar yang lebih
23 efisien, dan lain sebagainya. Jadi dengan kerja kelompok di sini siswa dapat menerapkan teori yang dipelajari di sekolah ke dalam praktek hidup sehari-hari.
3)
Dengan
melaksanakan
kerja
kelompok
memberi
pengalaman kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan/ leadership, seperti membuat rencana sebelum melakukan sesuatu pekerjaan, membagi pekerjaan, memecahkan masalah/ menyelesaikan tugas dengan bekerja bersama. 4) Dengan bekerja sama itu siswa dapat mengumpulkan bahanbahan informasi atau lebih banyak tentang berbagai jenis aspek suatu masalah di dalam waktu relatif singkat. c)
Kerja Kelompok Campuran. Dalam kerja kelompok ini siswa dapat dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan belajar siswa. Dalam kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga kelompok yang pintar, selesai terlebih dahulu tidak usah menunggu kelompok yang lain. Supaya kerja kelompok (cooperative) dapat lebih berhasil, maka harus
melalui langkah-langkah sebagai berikut : -
Menjelaskan tugas kepada siswa
-
Membagi kelas menjadi beberapa kelompok dan menjelaskan tujuan kelompok.
-
Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan tentang kemajuan dan hasil kerja kelompok tersebut.
-
Guru berkeliling selama kerja kelompok bila perlu memberi saran.
24 -
Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kerja kelompok.
2.1.2.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Kooperatif Metode kooperatif mempunyai kelebihan sebagai berikut : a)
Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.
b)
Dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.
c)
Dapat
mengembangkan
bakat
kepemimpinan
dan
mengajarkan
keterampilan berdiskusi. d)
Siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi.
e)
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain hal mana mereka telah saling membantu kelompok dalam usahannya mencapai tujuan bersama. Kelemahan metode kooperatif adalah sebagai berikut :
a)
Metode kooperatif sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
b)
Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
25 c)
Keberhasilan strategi kerja kelompok itu tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri. Jadi berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa kerja kelompok dalam permainan bola basket adalah mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama terutama dalam permainan bola basket khususnya pada keterampilan menggiring bola. Dalam kerja kelompok ini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan kemampuan menggiring bola. 2.2
Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
merasa perlu untuk mengajukan hipotesis terhadap permasalahan yang akan diteliti adalah ”Apabila digunakan metode kooperatif maka Kemampuan Dasar Menggiring pada Permainan Bola Basket siswa Kelas V di SDN 4 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango akan meningkat”. 2.3
Indikator Kinerja Jika rata-rata terjadi peningkatan keterampilan menggiring pada permainan
bola basket siswa Kelas V di SDN 4 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango mencapai kategori 75% dari 20 orang siswa yang dijadikan sampel, maka penelitian ini dinyatakan selesai.