BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Mororik Halus 2.1.1 Pengertian Mororik Halus Santrock 2007:216) menyatakan bahwa keterampilan motorik halus anak merupakan keterampilan yang melibatkan gerakan yang lebih diatur dengan halus seperti keterampilan tangan. Dikemukakan oleh Mahendra dalam Sumantri (2005:143) mengemukakan bahwa keterampilan motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otototot kecil/ halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Menurut
Nursalam
(2005)
perkembangan
motorik
halus
adalah
“kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil,memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak memerlukan banyak tenaga. Sumantri
(2005:143),
menyatakan
bahwa
motorik
halus
adalah
pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118), menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan memesukkan kelereng.
Demikianpula menurut Bambang Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam. Gerakan motorik halus mempunyai peranan yang sangat penting, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja. Oleh karena itu gerakian didalam motorik halus tidak membutuhkan tenaga akan tetapi membutuhkan koordinhasi yang cermat serta teliti. (Depdiknas:2007:1) Menurut Lindya (2008) motorik halus yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan pada bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot–otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Menurut Janet (dalam Anggani, 2000: 53 ) motorik halus adalah Gerakan yang dilakukan oleh bagian-bagian tubuh tertentu, yang tidak membutuhkan tenaga besar yang melibatkan otot besar, tetapi hanya melibatkan sebagian anggota tubuh yang dikoordinasikan kerja yang seimbang antara mata dengan tangan atau kaki. Tujuan dari melatih motorik halus adalah untuk melatih anak
agar terampil dan cermat menggunakan jari- jemari dalam kehidupan sehari- hari. Khususnya pekerjaan yang melibatkan unsur kerajinan dan keterampilan tangan. Hermawan (2004:55) karakteristik dari motorik halus adalah gerakan yang tidak mengandalkan kekuatan tetapi juga membutuhkan keterampilan. Diakses tanggal 13-1-2014 Dari pendapat diatas peneliti berpendapat bahwa motorik halus adalah kegiatan yang terorganisasi antara gerakan tubuh seseorang yang berkembang dimulai dari bayi yang hanya bisa tergelentang diam hanya bisa menangis sampai anak bisa mengkordinasikan badanya dan paling utama mengerakan otot-ototnya terutama otot tangan seperti mengerakan, memegang, sampai anak mengiptakan ide melalui hasil karya tangan mereka sendiri. 2.1.2 Fungsi Perkembangan Motorik Halus Menurut Mudjito (2007) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus yaitu: (1) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. (2). Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helpessness (tidak berdaya) pada bulanbulan pertama kehidupannya. (3). Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Perkembangan Motorik Halus Anak Karakter perkembangan motorik halu s menurut Mudjito (2007) keterampilan motorik halus yang paling utama adalah: (a). Pada saat anak usia 3 tahun,kemampuan gerak halus anak blum berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi. (b) Pada usia 4 tahun,koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya
sudah lebih cepat,bahkan cenderung sempurna. (c) Pada usia 5 tahun,koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi tangan,lengan,dan tubuh bergerak d bawah koordinasi mata. (d) Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan ujung pensil. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu sendiri, dan sebagainya. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Mayke (2007) bahwa motorik halus penting karena ini nantinya akan dibutuhkan anak dari segi akademis. Kegiatan akademis tersebut seperti menulis, menggunting, menjiplak, mewarnai, melipat, menarik garis dan menggambar. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari kemampuan motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas,menganyam kertas,tapi tidak semua anak memiliki
kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kematangan mental (Sujiono, 2005) dalam metode perkembangan fisik. 2.1.3 Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus Untuk mengembangkan motorik halus pada anak usia 4-6 tahun di Taman kanak-kanak agar berkembang secara optimal, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam (Depdiknas, 2007: 13), sebagai berikut : (a). Memberikan kebebasan untuk berekspresi pada anak. (b) Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar dapat merangsang anak untuk berkreatif. (c). Memberikan bimbingan kepada anak untuk menentuksn teknik/cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media. (d).Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembangan anak.
(e)
Membimbing
anak
sesuai
dengan
kemampuan
dan
taraf
perkembangannya. (f) Memberikan rasa gembira dan menciptakn suasana yang menyenangkan pada anak. (g) Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan. Hurlock (1978) mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik halus bagi konstetrasi perkembangan individu, yaitu : (a). Melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan pemperoleh perasaan senang, seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan alat-alat mainan lainnya. (b) Melalui keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi helpessness
(tidak berbahaya), pada bulan-bulan pertama kehidupannya, ke
kondisi yang indepence (bebas dan tidak bergantung) anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya, kondisi ini akan dapat menunjang perkembangan self confidence ( rasa percaya diri). (c) Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment), pada usia pra sekolah (taman kanakkanak) atau usia kelas awal sekolah dasar, anak sudah dapat dilatih menggambar, melukis, baris- berbaris, dan persiapan menulis. 2.1.4
Tujuan Peningkatan Motorik Halus Bagi Anak Usia Dini Saputra dan Rudyanto (2005:115) menjelaskan tujuan pengembangan
motorik halus anak yaitu: (a).Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan. (b) Mampu mengkoordinasi kecepatangan tangan dengan mata. (c) Mampu mengendalikan emosi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan peningkatan motorik halus ini diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat mengembangkan kemampuan motorik halus khususnya jari tangan dan optimal kearah yang lebih baik. Dengan anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus jari tanganya kearah yang lebih baik. 2.2.4 Stimulasi Motorik Halus Menurut Wtarsono (2009: 12 ), stimulasi motorik halus dapat dilakukan melalui kegiatan berupa : (a).Melipat. Ini Untuk bisa melakukan aktivitas ini butuh kesabaran dan kehalusan diri. Melipat kertas, terlebih sampai membuat sebuah karya, takkan berhasil atau maksimal hasilnya jika dilakukan tergesa-gesa, tak bisa tenang dan
tak memiliki kehalusan diri. (b) Menggambar dengan krayon. Keseimbangan diri secara emosional dan psikis bisa dilatih dengan cara menggambar. Aktivitas ini juga membantu anak untuk melatih mengekpresikan diri. (c) Main lilin. Permainan ini sangat membantu mengasah kreativitas anak.Selain ketelian dan kesabaran serta jiwa seni bisa didapat anak lewa permainan ini (d) Finger painting. Melukis dengan jari melatih mengembangkan imajinasi, memperhalus koordinasi motorik halus, dan mengasah rasa seni,khususnya seni rupa. (e) Meronce yang bisa melatih konsentrasiselain melatih ketajaman koordinasi mata dan tangan. (f) Melukis dengan cat air. Manfaatnya sama dengan melukis menggunakan krayon. Hanya saja cat air aman digunakan oleh anak usia 4-5. (g) Tracing mengikuti titik-titik yang berbentuk gambar, huruf dan angka).Kegiatan ini baik dilakukan oleh anak kelas TK A dan B. Karena kegiatan ini merupakan pelajaran menulis permulaan sekaligus melatih konsentrasi anak. 2.2.5
Kegiatan Motorik Halus Menurut Hurlock. (2007), kegiatan motorik halus sebagai berikut:
1).Melipat
2). Menggunting dan menempel 3).
Mengetik 4).
Menjelujur
5).Membuat gelang dari manik-manik 6). Melukis dengan cat air 7).Finger painting 8). Menggambar 9). Meronce 10). Menjahit atau semacamnya 11). Mewarnai dengan krayon atau pensil warna 12). Menganyam kertas atau karton 13). Mosaik kertas 14). Main balok-balok 15). Main dapur-dapuran 16). Main hewan-hewanan 17). Puzzle 18). Bikin bingkai atau hiasan dari korek api 19). Bikin batas buku atau kartu dari bungan dan daun kerin 20). Main lego.
Dari pendapat kegiatan motorik halus peneliti menggambil nomor 8 dan11 karena berhubungan dengan penelitian. 2.2 Pengertian Kreativitas. Dalam melakukan sesuatu seperti menggambar dibutuhkan kreativitas karena kreativitas mampu membelah batasan dan asumsi dan membuat koneksi pada hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru. Guilfrod (dalam Munandar 2009:271) menyatakan kreativitas merupakan kemampuan berfikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam - macam alternative jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya. Chaplin 1989 (dalam Rachmawati 2005 :15) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni. Atau dalam persenian atau dalam memecahkan masalah dengan metode – metode baru. Menurut James J.Dallagher (dalam Yeni & Euis 2010 :13) mengatakan bahwa “ Creativity is a mental pricess by which on individual creates now ideas and product in fashion that is novel to him or her.” (Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa Kreativitas adalah proses timbulnya ide baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah dunia (Santoso,2009). 2.2.1 Ciri -Ciri Kreativitas Ada beberapa pertimbangan dasar mengapa kreativitas perlu dipupuk sejak dini. Selain karena usia prasekolah merupakan usia yang subur untuk mengembang kankreativitas anak.
Kecenderugan untuk mengenal dunianya, menjajaki lingkungannya,mene mukan sesuatu yang baru (baru bagi dirinya), membentuk dengan cara yang unik dan kreatif. Menurut Guilfrod (dalam Munandar 2009:271) mengemukakan ciriciri kreativitas sebagai berikut:1.Kelancaran berfikir (Fluency of thinking) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berfikir, yang ditekankan adalah kuantitas dan bukan kualitas. 2. Keluwesan berfikir (Flexibility) yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbedabeda, mencari cara atau alternative yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreativ adalah orang yang luwes dalam berfikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berfikir lama dan menggantikannya 3. Elaborati (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail suatu objek , gagasan atau situasi sehingga menjadi menarik. 4. Originalitas (originality),
yaitu kemampuan untuk mencetuskan
gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. Ciri-ciri pribadi kreatif anak taman kanak –kanak
dapat didapatkan
apabila anak dibimbing dengan benar oleh guru/pembimbingnya. Anak yang kreatif tidak tidak harus memiliki semua pribadi tersebut diatas, tetapi apabila dua atau tiga dari ciri tersebut diatas sudah dimiliki anak , maka anak tersebut sudah termasuk kreatif.
Guilfrod (dalam Munandar 2009:271) menyatakan kreativitas merupakan kemampuan berfikir divergen atau pemikiran menjajaki bermacam-macam alternative jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya. Menurut Chaplin (dalam Rachmawati 2005 :15) mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni. Atau dalam persenian atau dalam memecahkan masalah dengan metode-metode baru. 2.2.2 Pengertian Menggambar Menggambar sebagai salah satu bentuk seni yang diberikan pada anak usia dini (Taman Kanak – Kanak ) Aktivitas menggambar dimaknai untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak agar kemampuan logika dan emosinya tumbuh berkembang dengan seimbang. Seperti yang diungkapkan oleh Indrati (2005 :4) bahwa dengan menggambar anak bisa mengeluarkan ekspresi dan imajinasinya tanpa batas. Pada proses inilah anak dapat mengembangkan gagasan, menyalurkan emosinya, menumbuhkan minat seni dan kreativitasnya. Visualisasi tindakan kreativitas mampu terungkap dalam karya seni atau hasil dari imajinasi yang dimiliki anak. Pengalaman atau peristiwa yang dialami anak tersebut , dirasa dan diolah dalam bentuk imajinasi sebagai langkah awal tindak
kreatif
(belum direalisasikan ). Sesuai dengan pendapat
Rohidi
(2000:120) bahwa dunia seni adalah dunia imajinasi , maka sudah pada tempatnyalah apabila anak menceritakan imajinasinya itu kedalam bentuk suatu karya seni yaitu dengan menggambar. Gambar adalah sebuah kenyataan dan pikiran-pikiran anak, pada momen tertentu,
mendorongya untuk menggambar. Menggambar
ambaran juga
merupakan sebuah hadiah berharga yang diberikan anak kepada orang-orang yang disayanginya. (Dikutip Davido R 2012: 1) Menggambar bagi anak adalah bentuk dari hasil pengalaman ekspresi dan imajinasinya yang kreatif. Dalam menggambar bentuk ekspresi emosional adalah ungkapan kebebasan dan demokrasi berfikir, berkreasi, dan bertindak positif. Lebih mengutamakan kepentingan ungkapan fungsi jiwa yang menekankan pada proses kegiatan untuk mengembangkan kepribadian. Menggambar adalah kegiatan – kegiatn membentuk imajinasi dengan menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat.bisa pula menggambar mempunyai arti membuat tanda-tanda tertentu diatas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar (Wikipedia Indonesia :2009) Melalui menggambar anak dapat merefleksikan kebutuhan jiwa dan fisiknya (gerakan tangan ) sehingga begitu banyak manfaat dari menggambar. Secara leluasa anak dapat memilih media yang akan dipakai ,sehingga melalui menggambar mereka mempunyai kesempatan bereksplorasi terhadap media tersebut. Secara visual anak dapat mengkomunikasikan permainan dan cerita yang dibangun melalui ekspresi, imajinasi dan kreasinya sehingga bentuk-bentuk gambar mereka sebenarnya adalah symbol yang dimaknai sebagi bentuk gagasan yang imajinatif dan kreatif. Yang secara kognitif membutuhkan binaan. Melalui menggambar anak dapat merefleksikan kebutuhan
jiwa dan fisiknya, karena
untuk anak TK, gambar adalah bentuk komunikasi yang divisualkan. Soesatyo (Dalam Pamadhi, dkk 2008 : 2.11) mengemukakan pendapat tentang arti menggambar sebagai berikut : "Anak menggambar adalah
menceritakan, mengungkapkan (mengekspesikan) sesuatu yang ada pada dirinya secara intuitif dan spontan lewat media gambar, maka karya lukis anak-anak adalah seni meskipun tidak disamakan dengan karya lukis orang dewasa, namun syarat-syarat kesenian lukisan telah terpenuhi dengan adanya teknik, artistic dan ekspresi." Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang naluriah atau alami untuk anak. Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.(Wikipedia Indonesia, 2009). Menggambar tidak hanya sekedar kegiatan membuat sebuah gambar namun lebih dari itu yaitu sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Kegiatan untuk menyalurkan ide dan gagasan kedalam kertas gambar. Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar (Pamadhi dan Evan, 2008). Menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi, dengan menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat. Bisa pula menggambar berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat gambar (Wikipedia Indonesia, 2009). Kegiatan menggambar dilakukan denga n kesadaran penuh berupa maksud dan tujuan tertentu maupun sekedar membuat gambar tanpa arti. Pelakunya populer dengan sebutan penggambar/ juru gambar yang merupakan salah satu bagian pekerjaan dari perupa. Menurut Aubrey Beardsley ( 1892 ) menggambar sedikit dibedakan dengan kegiatan melukis. Melukis bisa
disebut sebagai tahap penyelesaian sebuah gambar dengan pigmen yang diberi medium cair dan diaplikasi dengan kuas. Sementara menggambar lebih menitik beratkan penggunaan garis dan komposisi. Dalam kegiatan menggambar peralatan yang digunakan adalah pensil, pensil warna, krayon, spidol, cat air, kuas, penyerut pensil, penghapus dan kertas sebagai media permukaan. Kegiatan menggambar dapat menggunakan contoh gambar maupun pola gambar yang akan digambar. Tahapan perkembangan menggambar anak Mencoret (Scribble), meliputi : membuat coretan acak, mencoba memegang pensil dengan tangan kiri atau tangan kanan, menemukan dan menunjukkan objek-objek yang telah dikenalnya dalam coretan dengan memberi nama pada coretannya dan belajar mengatakan tentang tanda-tanda, warna dan sebagainya. Diundu tanggal 14-1-2014. 2.2.3 Manfaat Menggambar Bagi Anak Usia Dini Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S. (2008 : 2. 9) menyebutkan bahwa manfaat gambar bagi anak adalah : a) Alat untuk mengutarakan (berekspresi) isi hati, pedapat maupun gagasannya. b) Media bermain fantasi, imajinasi dan sekaligus seblimasi. c) Stimulasi bentuk ketika lupa atau untuk menumbuhkan gagasan baru. d) Alat menjelaskan bentuk serta situasi. Sedangkan manfaat menggambar bagi anak adalah sebagai berikut : a) Menggambar
sebagai
alat
bercerita
(bahan
visual/bentuk).
b)
Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan. c) Menggambar sebagai alat bercermin. d) Menggambar melatih ingatan. e) Menggambar melatih berpikir komprehensif (menyeluruh). f) Menggambar sebagai med
ia sublimasi perasaan. g) Menggambar melatih keseimbangan. h) Mengga mbar mengembangkan kecakapan emosional. i) Menggambar melatih krea tivitas anak. j) Menggambar melatih ketelitian pengamatan langsung
2.2.4 Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Prasekolah Melalui Gambar
Tahap perkembangan seni anak menurut Viktor lowefeld dan W, 7 (1984), dalam Samsia tahun 2012 membagi tahap perkembangan gambar anak menurut umur.Ada tiga tahap: 1) Coreng Moreng: Coreng tak beraturan, bentuk sembarang, mencoreng tanpa melihat kertas belum dapat membuat lingkaran dan bersemangat. 2) Kedua corengan terkendali: menemukan kendali visual terhadap coretan yang dibuatnya.Terdapa perkembangan koordinasi antara perkembangan visual dan motorik sera bersemangat,dan 3) ketiga coretan bernama: bentuk semakin bervariasi mulai memberi nama pada hasil coretan, membutuhkan waktu banyak dan warna mulai diperhatikan.
1) Tahapan Dalam Menggambar Adapun tahapan menggambar anak usia 2 sampai 7 tahun sebagai berikut: (a). Periode Coreng Mencoreng (Usia 2 – 4 tahun) Dimulai dari usia 2 tahun dan berakhir di usia 4 tahun. Tahap ini terbagi menjadi tahap tak beraturan, tahap corengan terkendali dan tahap corengan bernama. Pada masa ini anak belum menggambar untuk mengutarakan suatu maksud. Anak hanya ingin membuat sesuatu yang dikemukakannya melalui
mencoreng. Setelah mencoreng anak akan merasa senang. Tahap ini merupakan masa permulaan bagi anak untuk menggambar yang sesungguhnya. Di akhir tahap ini anak mulai memberi nama pada corengannya, mulailah corengan tersebut bermakna sebagai ungkapan emosi anak. Sering kali, kita melihat hasil karya anak di tahap ini seperti benang kusut yang acak dan tidak berarti. Padahal mungkin itu sangat berarti bagi si anak. Mungkin ada cerita yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu orang dewasa, baik orangtua dan lainnya, tidak dianjurkan mengkritik hasil corengan anak. Kritik yang berlebihan atau terus-menerus akan membuat gambar anak tidak komunikatif sehingga ia tak mau lagi melakukan kegiatan mencoreng. (b). Periode Prabagan ( usia 4 – 7 tahun ) Dimulai dari usia 4 tahun dan berakhir pada usia 7 tahun. Di tahap ini motorik anak sudah lebih berkembang. Anak mulai menggambar bentuk - bentuk yang berhubungan dengan dunia sekitarnya. Pada mulanya bentuk sulit untuk dikendali, semakin lama bisa dikendali, misalnya manusia, rumah dan pohon perhatikan lebih tertuju pada hubungan antara gambar dengan obyek dari pada warna dan obyek. Obyek yang digambar tidak ada hubungan dengan yang lain. Mengendalikan tangan dan menuangkan imajinasinya dengan lebih baik. Di tahap ini anak menggambar dengan penekanan pada bagian yang aktif dan sering melupakan beberapa bagian. Contoh, jika anak menggambar orang, maka penekanan dilakukan pada bagian kepala, tangan dan kaki. Sering kali kita melihat anak pada tahapan ini menggambar orang sebagai satu keutuhan lingkaran dengan mata, tangan dan kaki yang juga menempel pada lingkaran tersebut.
Pada tahap ini anak lebih mengutamakan hubungan gambar dengan objek daripada hubungan warna dengan objek. Kerap kali kita temukan gambar dengan warna yang tidak sesuai aslinya. Umpama, langit warna merah, jalan warna kuning, dan sebagainya. 2.2.5 Menggambar Bebas Bagi Anak Usia Dini Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, krayon, pensil berwarna, arang, dan bahan-bahan alam) dengan rapi; menggambar bebas dari bentuk dasar titik, lingkaran, segi tiga, dan segi empat; menggambar orang dengan lengkap dan proposional; dan mencetak dengan berbagai media (jari / finger painting, kuas, pelepah pisang, daun, bulu ayam) dengan lebih rapi. Kedua, anak dapat mewarnai sederhana dengan indikator mewarnai bentuk gambar sederhana dengan rapi. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak 1994 telah disempurnakan
dan
diperbaiki.
Kurikulum
2004
Standar
Kompetensi
(Departemen Pendidikan Nasional, 2005:20) Kegiatan menggambar bebas dapat dikelompokkan dalam kegiatan bermain dengan cara membangun atau menyusun, misalnya dengan pensil berwarna (krayon) dan kertas gambar untuk membangun rumah, kereta api, jembatan, tumbuh-tumbuhan atau hewan secara grafis. Anak menarik garis lengkung atau lurus dengan bermacam pola yang diinginkan yang merupakan bangunan grafis dua dimensi (Moeslichatoen, 2004: 40). Menggambar bebas, ana k belajar mengungkapkan siapa dirinya, bebas mengungkapkan ide, pikiran dan gagasan, menggambar sesuai dengan caranya sendiri tanpa takut salah hingga anak
menghasilkan
keunikan-keunikan dirinya,
belajar
mengenal siapa
dirinya.Pablo Ruiz Picasso menyatakan bahwa “we do not need to teach children how to paint, it is us who have to learn from the purity of children’s painting”, kita tidak perlu mengajari bagaimana cara menggambar pada anak-anak justru kita yang harus belajar dari karya gambar anak. Kemampuan menggambar tak perlu diajarkan karena menggambar merupakan anugerah yang sudah diberikan Tuhan pada setiap manusia sebagaimana Tabrani berpendapat bahwa anak-anak yang masih belum menguasai bahasa kata dan bahasa tulisan dengan baik, dapat dengan mudah berkomunikasi dengan bahasa rupa yang telah dianugerahkan oleh Tuhan sejak anak berusia sekitar 2 tahunan. Pada usia 2 tahun anak sudah dapat memegang pensil dan membuat coretan-coretan, coreng-moreng (Scribbling stage) untuk mengekspresikan dirinya. Seiring dengan berjalannya waktu anak akan mengalami perkembangan dalam menggambar, menginjak usia 4 tahun, anak dapat mencipta bentuk-bentuk dan mulai berkomunikasi melalui gambar (masa pra bagan). Diundu pada tgl 17-1-2014 2.2.6 Ciri-Ciri Anak Usia Dini 5-6 Tahun Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan
motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar. Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain : a). Anak Usia 5 Tahun 1) Mampu melompat dan menari. 2) Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan. 3) Dapat menghitung jari – jarinya 4) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan mampu bercerita. 6) Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya. 7) Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya. 8) Mampu membedakan besar dan kecil. b). Anak Usia 6 Tahun 1) Ketangkasan meningkat. 2) Melompat tali. 3) Bermain sepeda. 4) Mengetahui kanan dan kiri. 5) Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan. 6) Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar. Diundu 14-1-2014 Pernen Diknas 58 2.3 Kajian Penelitian Yang Relevan
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurjarwati. (2013). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus melalui Kegiatan Menggambar bebas Anak Kelompok B TK PGRI Pojok 01 Garum Kabupaten Blitar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
kegiatan
menggambar
bebas
dapat
meningkatkan
kemampuan motorik halus terbukti dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran menggambar bebas ada peningkatan motorik halus anak TK PGRI Pojok 01 Garum. Pada siklus kemampuan rata-rata anak mencapai 67% meningkat menjadi 78% pada siklus II Hasil ini dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan menggambar bebas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dari penelitian diatas cocok untuk kajian relevan peneliti skarang ini. 2.4 Indikator kerja Penelitian dikatakan berhasil selama proses pembelajaran apabila terjadi peningkatan terhadap kreativitas menggambar bebas di Tk Sandhy Putra Kota Gorontalo kelompok B melalui kreativitas menggambar bebas sampai selesai mencapai 95,83% pada ahir siklus.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Latar Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Tk Sandhy Putra Kota
Gorontalo. Waktu penelitian ini pada semester ganjil tahun ajaran 2013 sampai dengan selesai. Dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak kelas B Tk Sandhy Putra Kota Gorontalo dengan jumlah anak 24 orang yang terdiri dari 13 orang anak laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Pertimbangan penulis memilih kelas B Tk sandhy Putra Kota Gorontalo bahwa dari 24 anak yang ada di kelas tersebut memiliki tingkat kemampuan, mengambar yang berbeda-beda. 3.2 Prosedur Penelitian Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi. a). Tahap Perencanaan Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini dijelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara berpasangan atau kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan pihak kedua yang mengamati proses jalannya tindakan. b). Tahap Pelaksanaan pada tahap pelaksanaan, perencenaan yang telah dirancang untuk pelaksanaan siklus I, dilakukan pada proses pembelajaran dikelas. Saat awal anak mengenai materi sebelum dilakukan proses ppembelajaran, anak diberikan
motivasi agar motorik halus bisa terorganisasi dan dibuka wawasan anak, kemudian anak dipersilahkan untuk mengambil alat tulis seperti krayon, pensil, penghapus dan rautan dan diberikan lembar kerja siswa akan tetapi yang dikenai tindakan anak untuk meliht kemampuan peningkatan motorik halus anak melalui kreativitas menggambar bebas. c) Observasi atau pengamatan Nasution dalam buku Sugiono,(2012:,310) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semeua ilmu penggetahuan. Para ilmuan bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. d).Refleksi Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. 3.2 Karekteristik Penelian Variabel penelitian Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Variabel input : Adapun yang menjjadi pariabel input adalah: 1.anak kelompok B yang ada di tk Sandhy putra kota gogontalo
2. guru yang mengajar TK Sandhy putra Kota Gorontalo 3. Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran menggambar 4. Rencana kegiatan Harian (RKH) yang digunakan dalam pembelajaran menggambar 5. lingkungan belajar yaitu lingkungan kelas tempat belajar,keadaan sekolah, perlengkapan sekolah Kehadiran anak setiap hari rata-rata 84% dari jumlah anak yang berada dikelas B
Tk B Shandy Putra Kota Gorontalo. Guru sebagai fasilitator dan
mediator dalam proses pembelajaran bahan dan sumber belajar untuk mendukung lancarnya proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang memadai sehingga mendukung proses kegiatan belajar mengejar. 2.Variabel Proses Varibel proses dalam penelitian ini adalah bagaimana pendidik dalam menggunakan aktivitas menggambar anak melalui menggambar bebas, dan menyangkut proses pelaksanaan tindakan kelas yang direncanakan, dalam hal ini menggambar bebas, upaya pendidik dalam membuat suasana yang bebas dan kreatif. 3.Variabel output Yang menjadi variabel output yang dicapai tentang peningkatan kemampuan anak menggambar bebas indikatorsebagai berikut:
1. Kelancaran. 2. Keaslian 3. Kelenturan. 3.2 Teknik Pengupulan Data Teknik pengupulan data pada penelitian ini mengunakan insrtumen-instrumen sebagai berikut: Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran. Lembar pengamatn iini dimaksud untuk mengukur tingkat pengolaan proses pembelajaran di dalam kelas adapun yang menjadi aspek pengamatan adalah kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari 12 aspek. 1. Observasi Lembar kreativias menggambar anak. Lembar observasi hasil belajar anak dimaksud untuk taraf penguasaan kemampuan pembelajaran setelah anak diperintahkan untuk mengembangkan motorik Halus dalam kreativitas menggabar bebas yang dikenakan tindakan. 2. Dokumentasi Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Data dapat mendukung penelitian yang dilakukan berupa peningkatan hasil menggambar bebas anak yang diperoleh penelitian dalam bentuk lembar kreativitas menggambar bebas anak. 3.3 Analis Data Analisis data merupakan bagian yang sangat vital dalam penelitian. Seluruh data yang diperoleh, dianalisis secara bertahap pada setiap akhir siklus.
Hasil/nilai yang diperoleh anak diolah dalam bentuk tertulis, data yang dianalisis meliputi data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran oleh guru, serta data observasi hasil belajar anak setiap aspek skala mengunakan. M = Mampu TM = Tidak Mampu KM = Kurang Mampu Data observasi mengambar bebas yang digunakan untuk melihat kemampuan motorik halus melalui mengambar bebas anak, dapat diketahui dengan mengunakan rumus: Ketuntasan klasikal digunakan rumus: =
ℎ
≥ 75 ℎ
ℎ
100