1
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Beberapa definisi menurut para ahli tentang multimedia. Menurut EACT yang dikutip oleh Rohani (2007:2) media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi, sedangkan pengertian media menurut Djamarah (2005:136) adalah media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Purnamawati dan Eldarni (2007:4) yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar. Selain itu, Bovee (2010:47) dalam
http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc
bahwa
“Media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan”. Hamalik (dalam Arsyad, 2005:2) mengemukakan media bahwa alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan demikian, media merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
2
Berdasarkan
uraian
pendapat
para
ahli
di
atas,
penulis
dapat
menyimpulkan bahwa media merupakan alat perantara yang diciptakan untuk menyalurkan pesan dengan tujuan agar pemakai dapat lebih mudah dalam mencapai suatu tujuan. 2.1.2 Jenis-Jenis Media Menurut Brets (2008: 52) membagi media berdasarkan indera yang terlibat yaitu : a. Media audio Media audio yaitu media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lainlain. b. Media visual Media
visual
yaitu
media
yang
hanya
melibatkan
indera
penglihatan.termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama, media visual-verbal adalah media visual yang memuat pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual non-verbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan non-verbal yakni berupa simbol-simbol visual atau unsur-unsur grafis , seperti gambar (sketsa, lukisan dan foto), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media
3
visual non-verbal tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama. c. Media audio visual Media audio visual yaitu media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non-verbal yang terdengar layaknya media visual juga pesan verbal yang terdengar layaknya media audio diatas. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain. 2.1.3 Fungsi media Belajar tidak hanya bersentuhan dengan hal-hal yang kongkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahwa dalam realitas belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks realita, maya dan berada dibalik realitas. Karena itu media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak dan menunjukkan hal-hal yang tersembunyi. Ketidak jelasan atau kerumitan bahan ajar dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahwa dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran. Dalam proses belajar mengajar, fungsi menurut Sudjana (dalam Fathurrohman, 2007: 66) yakni : 1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi fungsi media itu sendiri sebagai alat Bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif ;
4
2. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar ; 3. Media dalam pengajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran ; 4. Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata – mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa ; 5. Penggunaan
media
dalam
pengajaran
lebih
diutamakan
untuk
mempercepat proses mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru ; 6. Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggu mutu belajar mengajar. Bertolak dari uraian di atas, maka diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi jelas, sehingga dapat memanfaatkan media secar tepat. Oleh karena itu, guru perlu menentukan media secara terencana, sistematik dan sisitemik (sesuai sistem belajar mengajar). 2.1.4
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
dalam
pemilihan
media
pembelajaran. Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat dan sesuai dengan prinsipprinsip pemilihan, perlu juga memperhatikan faktor-faktor lain, yakni: Objektivitas. Metode dipilih bukan atas kesenangan atau kebutuhan guru, melainkan keperluan sistem mengajar. Karena itu perlu masukan dari siswa.
5
a) Program pengajaran. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik yang menyangkut isi, struktur maupun kedalamannya. b) Sasaran
pengajaran.
Media
yang akan
digunakan
harus
dilihat
kesesuainnya dengan tingkat perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian maupun waktu penggunaannya. c) Situasi dan kondisi. Situasi da kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan, baik ukuran, perlengkapan maupun ventilasinya, situasi serta kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran baik jumlah, motivasi dan kegairahannya. d) Kualitas teknik. Barangkali ada rekaman suara atau gambar-gambar dan alat-alat lainnya
yang perlu penyempurnaan sebelum
digunakan
(Fathurrohman, 2007: 70). 2.1.5
Langkah-Langkah Mempergunakan Media dalam Mengajar Ada enam langkah yang bisa ditempuh guru dalam mengajar yang
mempergunakan media, yakni: a) Merumuskan tujuan pengajaran denga memanfaatkan media. b) Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. c) Persiapan kelas. d) Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatn media. e) Langkah kegiatan belajar siswa.
6
f) Langkah evaluasi pengajaran (Fathurrohman, 2007: 72). 2.2 Penegertian Media Gambar Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque projector. (Hamalik, 2007:95). Sedangkan menurut Sadiman Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (2006:29) Media gambar itu merupakan salah satu media visual dalam pendidikan. Menurut Ruanto (2007:60) media gambar adalah salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang diekpresikan lewat simbol. Termudji (2006:13) mengatakan media gambar merupakan media yang paling umum dipakai dan mudah di dapat. Gambar merupakan bahasa yang umum, mudah di mengerti, dan di nikmati dimana-mana. Berdasarkan uraian diatas, media gambar adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda, pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang divisualkan kedalam bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung. 2.2.1. Manfaat media gambar Manfaat media pembelajaran (media gambar) bagi guru adalah: 1. Memudahkan pengertian ketika siswa sedang mendengarkan 2. Dapat melafalkan dengan baik arti dari kosa kata 3. Dapat membaca dengan benar
7
4. Tersedianya suatu topik kata 5. Memudahkan jalan komunikasi antara guru dengan siswa Manfaat praktis yang dijalankan oleh media pengajaran berupa media gambar adalah: 1. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan diluar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal di daerah pegunungan. 2. Mengatasi batas ruang dalam kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang diruang kelas. 3. Mengatasi keterbatasan kemampuan indra 4. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam. Menyederhanakan kompleksitas materi. 5. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitarnya. Bagaimana siswa belajar melalui gambar adalah sebagai berikut: a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran katakata. b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik minat belajar siswa secara efektif. c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama dalam penafsiran dan mengingat-ingat materi teks yang menyertainya.
8
d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah atau satu halam penuh bergambar disertai beberapa petunjuk yang jelas. e. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat, dan bagian-bagian yang paling harus dipusatkan pada bagian sebelah kiri atas media gambar. Dengan demikian media gambar, merupakan salah satu teknik media pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar. (Sudjana,2008:34 dalam http://www.ialf.edu manfaat Media Gambar) 2.2.2 Kelebihan Media gambar Media gambar mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: a) Sifatnya konkrit, Maksudnya gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda/ peristiwa dapat dibawa kedalam kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa keobjek / peristiwa tersebut. Media gambar dapat mengatasi masalah tersebut. c) Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sela atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar. d) Gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia e) berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
9
f) Gambar harganya murah dan mudah didapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus. (Awank, penggunaan media gambar, 28 Maret 2012. http://4wank.wordpress.com/2008/05/16/penggunaan-media-gambar). 2. 2. 3 Kekurangan Media gambar Media gambar juga mempunyai beberapa kekurangan, yaitu: a) Gambar hanya menekankan persepsi indera mata. b) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c) Ukurannya sangat terbatas kelompok besar. (Awank, penggunaan media gambar, 28 Maret 2012.http://4wank.wordpress.com/2008/05/16/penggunaanmedia-gambar) Proses belajar mengajar pengenalan rumah-rumah ibadah dilaksanakan dari konkret menuju abstrak, sesuai dengan penyajiannya yang didasarkan atas prinsip: mudah menuju sukar, sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, lingkungan seharihari dari yang sempit dan dekat dengan siswa ke yang lebih luas dan jauh dengan siswa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran pengenalan rumah-rumah ibadah merupakan internalisasi dari diperolehnya pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan, yang merupakan wujud dari pengalaman yang paling tinggi nilainya, sekaligus merupakan penjelas dari konsep-konsep untuk mudah dipahami. Selaras dengan tujuan pemanfaatan media gambar yakni untuk menyederhanakan kompleksitas materi, maka pembelajaran rumah-rumah ibadah
10
dengan media gambar akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Daya imajinasi atau citra anak didik dapat ditimbulkan dengan menata dan menyusun unsur-unsur visual dalam materi pengajaran. 2.3. Penerapan Media Gambar dalam Pengenalan Rumah-Rumah Ibadah Pada dasarnya media gambar memiliki tujuan yang mudah dalam memelihara perkembangan atau pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan media gambar yang kreatif, interaktif dan terinetgrasi dengan lingkungan gambar yang dilihat disekelilingnya. Penekanan media gambar adalah kereativitas dari anak-anak dalam menemukan apa yang dipikirkan dan dilihatnya. Semua anak usia dini memiliki potensial kreatif tetapi perkembangan kreativitas sanagat individual dan bervariasi antar anak yang satu dengan anak yang lainnya Catron dan Allen (dalam Eliyarti, 2009: 163). Pengenalan tidak saja menghendaki kemampuan siswa untuk menemukan, mengembangkan dan menyusun gagasan, tetapi juga pengenalan menghendaki kemampuan siswa menggunakan proses yang baik dan benar. Mengingat pengenalan penting bagi siswa, guru semestinya bisa membangkitkan dan mempertahankan
kegairahan
siswa
untuk
pengenalan
serta
menjadikan
pengenalan itu merupakan pekerjaan yang alami dan menyenangkan. Pengenalan menurut KBBI merupakan proses, cara, perbuatan mengenal atau
mengenalinya
tentang
masalah
kehidupan
kurang
sempurna
Rumah Ibadah itu pasti merupakan Rumah/ bangunan yang disucikan, dan tentunya bagi setiap pemeluknya juga akan menghormati ketika memasukinya. Dan bagi umat agama lain pun juga seharusnya menghormatinya pula.
11
Rumah Ibadah merupakan simbol ke agamaan, dimana disana sebagai pusat berkumpul untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga, ketika memasuki Rumah Ibadah, akan ada rasa kebersamaan. Rumah Ibadah merupakan tempat yang memang dikhususkan untuk beribadah, sehingga akan bernilai lebih sakral ketika kita beribadah di dalamnya dibandingkan di rumah. Fungsi Rumah Ibadah yang paling utama adalah tempat untuk melakukan ibadah bersama diantara umat -umat yang memiliki kepercayaan yang serupa. selain itu tempat ibadah juga mempunyai fungsi sebagai salah satu sarana tempat untuk ber kumpul atau bertemu bagi para umat beragama yang serupa sehingga semua umat dapat saling berinteraksi satu sama lain guna memperkokoh rasa persaudaraan dan membangun Iman para umat tersebut. janganlah pernah kita menganggap bahwa Rumah ibadah itu adalah sesuatu yang keramat atau dengan kata lain kita telah mendewakan tempat ibadah itu sendiri. mengapa? karena arti dari rumah ibadah tidaklah lebih daripada apa yang telah teruraikan seperti datas tadi, dan jika kita menganggap rumah ibadah sedemikian rupa halnya, justru kita akan terbentur pada hukum musrik ataupun syrik. selain itu pula kita sudah tahu kan bahwa hanya ALLAH itu sendirilah yang harus kita "DEWAKAN". http://kamusbahasaindonesia.org/pengenalan/mirip#ixzz2oiP5zp8O Menurut Cosby dan Sawyer (dalam Sudjana dan Rivai, 2006:85) menyatakan bahwa media gambar secara langsung mempengaruhi seluruh area perkembangan anak dengan memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar tentang dirinya, orang lain dan lingkungannya. Gambar memberikan anak-anak kebebasan untuk berimajinasi, menggali potensi diri/bakat dan untuk beraktivitas.
12
Dalam memberikan latihan gambar, guru sebaiknya memperhatikan pekerjaan siswa-siswanya,
membantu
mereka menemukan kesulitan, mencari dan
menemukan gagasan, mengungkapkan gagasan, penggunaan kalimat dan tidak semata-mata menjadi penunjuk kesalahan atau sekedar memberi nilai. Melihat kenyataan inilah maka perhatian yang khusus harus diberikan untuk mengurangi kesalahan pada kemampuan mengenali rumah-rumah ibadah agar setiap yang digambarkan dapat dipahami dengan baik. Dengan melalui pengamatan gambar yang ditampilkan, maka tidak secara langsung kita bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif serta menyenangkan terhadap siswa itu sendiri dengan melalui pembelajaran pengamatan gambar sehingga siswa bisa mengekspresikan dalam bentuk gambar itu sendiri. Guru merupakan fasilitator dalam proses pembelajaran agar tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan dalam hal penegenalan rumah-rumah ibadah yang disesuaikan penampilan gambar yang ditampilan oleh guru itu sendiri, dimana setiap slip gambar yang kita tampilkan siswa harus kita tuntun dalam hal membaca gambar yang disesuaikan dengan gambar itu sendiri, oleh sebab itu, pemilihan metode dan media pembelajaran dapat divariasi sedemikian rupa menurut kreativitas guru dengan beban pelajaran yang menyesuaikan, sehingga siswa tertarik dengan gambar yang ditampilkan. 2.4. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Jika guru menggunakan media gambar maka siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) akan mudah mengenal rumah-rumah ibadah pada siswa kelas B PAUD Satuan
13
Paud Sejenis (SPS) Cendrawasih “ Taam” Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo”. 2.5. Indikator Kinerja Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini adalah “Jumlah siswa yang mampu mengenali rumah-rumah ibadah mengalami peningkatan mencapai 85% dari jumlah karakteristik subjek penelitian.