BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1. Kajian Teori 2.1.1. Belajar dan Hasil Belajar Untuk memenuhi pengertian proses belajar mengajar pendididkan kewarganegaraan,kita uraikan dulu istilah proses belajar dan mengajar, proses dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua komponen atau unsure yang terdapat dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Sedangkan defenisi belajar menurut beberapa pendapat adalah: (1) defenisi menurut slameto ( 2006:22), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya, (2) devenisi menurut sudjana (2006: 10), belajar adalah suatu perubahan yang relative permanent dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktek atau latihan, (3) devenisi menurut winkel (2007:48), belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap perubahan relative konstan dan berkas.
Jadi berdasarkan defenisi belajar di atas dapat dirumuskan defenisi , belajar yaitu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinterakaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan dalam kebiasaan (habit), kecakapan (skill), pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan dasar (psikomotor). Pengertian mengajar pada umumnya adalah usah guru untuk menciptakan kondisi atau menata lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut proses belajar, sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Jadi mengajar pada hakekatnya suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan, mendorong dan memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajarnya.
Dalam hasil belajar sering disebut juga prestasi belajar, kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda prestatie, kemudian didalam bahasa Indonesia disebut prestasi, diartikan sebagai hasil usaha. Prestasi banyak digunakan di dalam berbagai bidang dan diberi pengertian sebagai kemampuan, keterampilan, sikap sesorang dalam menyelesikan sesuatu hal (Arifin, 2007:78). Menurut Rosmala Djmarah (2006:19),"prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan kegiatan. Hasil belajar atau prestasi adalah suatu hasil yang sudah dicapai oleh peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar. Oleh karena itu prestasi bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan seorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat dilahat dari prestasi hasil belajar seseorang tersebut. Menurut Gagne (2005: 14), "prestasi belajar dapat dikelompokkan kedalam 5 (lima) kategori yaitu: 1) keterampilan intelektual, 2) informasi verbal, 3) strategi kognitif, 4) keterampilan motorik, dan 5) sikap". Pendapat ini diartikan: pertama, keterampilan intelektual ( intellectual skills).Belajar intelektual berarti belajar bagaimana melakukan sesuatu secara intelektual: (1) diskriminasi-diskriminasi,yaitu kemampuan membuat respon yang berbeda terhadap stimulus yang berbeda pula; (2) konsep-konsep konkret, yaitu kemampuan mengidentifikasi cirri-ciri atau atribut-atribut suatu objek; (3) konsep-konsep terdefenisi, yaitu kemampuan memberikan makna terhadap sekelompok objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubungan-hubungan; (4) aturan-aturan, yaitu kemampuan merespon hubungan-hubungan antara objek-objek dan kejadian-kejadian; (5) aturan tingkat tinggi, yaitu kemampuan memecahkan masalah yang biasanya melibatkan aturan-aturan tingkat tinggi. Prestasi belajar yang dicapai peserta didik dapat di kelompokan menjadi tiga yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Panji (2008: 2-4) mengemukakan bahwa hasil belajar peserta
didik dipengaruhi oleh factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu: pertama; factor intelegensi; intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah yang didalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar peserta didik. Karena tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak membutuhkan berfikir rasiologi untuk mata pelajaran PKN. Kedua,Faktor minat; minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek unruk merasa tertarik pada bidang tertentu. Peserta didik yang kurang berminat pada mata pelajaran tertentu akan menghambat proses pembelajaran. Ketiga faktor keadaan fisik dan psikis; keadaan fisik menunjukan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani,keadaan alat-alat indra dan lain sebagainya. Keadaan psiskis menunjukan pada keadaan stabilitas/iabilitas mental peserta didik, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebalinya. Faktor eksternal adalah faktor dan luar diri peserta didik yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu 1. Faktor Guru Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelanggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan memgembangkan serta memberikan pelajaran teknik karena itu setiap guru harus memiliki wewenang dan kemampuan professional, kepribadian dan kemasyarakatan. Guru juga menunjukan flekxibilitas yang tinggi yaitu pendekatan didatik dan gaya memimpin kelas yang selalu di sesuaikan dengan keadaan, situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tinggkat prestasi peserta didik semaksimal mungkin. 2.
Faktor lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagian besar waktu belajar dilaksanakan dirumah, keluarga kurang mendukung situasi belajar.
Seperti
kericuhan keluarga,
kurang perhatian orang tua,kurang perlengkapan
belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar. 3. Faktor Sumber-Sumber Belajar Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu berupa media / alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu peserta didik dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik,menjadi konkret,mudah dipahami,hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih bermakna. 2.1.2. Model Pembelajaran Group Investigation Group Investigation, merupakan salah satu diantara beberapa model pengajaran inovatif yang akan diujicobakan dalam proses belajar mengajar di kelas IV SD Inpres Motolohu Selatan. Group Investigation (GI) merupakan salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Model ini sering dipandang sebagai model yang paling kompleks dibandingkan dengan model yang lain dalam pembelajaran kooperatif (Padmadewi, 2007:21). Secara subtansial,hal yang ditawarkan dalam model ini adalah, suatu bentuk proses belajar mengajar dengan melibatkan mahapeserta didik sejak perencanaan, baik dalam penentuan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. 2.1.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Model Group Investigation
Menurut Maesaroh (2005: 29-30), langah-langkah penerapan model Group Investigation adalah : 1. Guru menuliskan topik pembelajaran. 2. Guru menyampaikan indikator pembelajaran yang harus dicapai oleh peserta didik. 3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
4. Dalam kelompok masing-masing anggota kelompok diberi tanggung jawab untuk memahami materi yang berbeda. Kemudian menjelaskan keanggota yang lain. 5. Setelah diskusi maka anggota satu kelompok saling bertukar informasi tentang materi yang dipahami. 6. Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya melalui diskusi kelas. 7. Guru dan peserta didik membuat diskusi. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran Pkn, guru menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata di sekolah. 2.2 Hipotesis Tindakan Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut : jika dalam pembelajaran digunakan model group investigation,maka hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidiksn Kewaganegaraa kelas IV SD Inpres Motoluhu Selatan Kabupaten Pohuwato akan meningkat. 2.3 Indikator Kinerja Indikator kinerja keberhasilan penelitian ini adalah: 1. Minimal 85% hasil pengamatan kegiatan guru dan peserta didik memperoleh kategori baik dan sangat baik. 2. Minimal 75% peserta didik dikenai tindakan memperoleh nilai 65 atau daya serap sebesar 65%.