10
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Teori
2.1.1 Perputaran Persediaan Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja, sebab dilihat dari jumlahnya biasanya persediaan inilah unsur modal kerja yang paling besar. Hal ini dapat dipahami karena persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan kelancaran
operasi
perusahaan.
Tanpa
ada
persediaan
yang
memadai
kemungkinan besar perusahaan tidak bisa memperoleh keuntungan yang diinginkan disebabkan proses produksi akan terganggu.
Setiap
perusahaan
baik yang bergerak dibidang manufaktur, perdagangan maupun perusahaan jasa mempunyai persediaan. Perbedaan untuk persediaan untuk masing-masing perusahaan tersebut adalah pada jenis persediaan, untuk perusahaan dagang, sesuai dengan kegiatannya dimana perusahaan ini melakukan kegiatan membeli barang untuk dijual lagi, maka persediaan biasanya dalam bentuk persediaan barang dagangan, dan persediaan bahan penolong, serta persediaan perlengkapan kantor. Perusahaan jasa mempunyai persediaan biasanya dalam bentuk persediaan bahan pembantu atau persediaan yang habis pakai, termasuk didalamnya persediaan kertas, karbon, stempel, tinta, materai, dan persediaan lainnya yang berhubungan
dengan
jasanya.
Sedangan
untuk
perusahaan
manufaktur
mempunyai beberapa macam persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi, (Sutrisno, 2009: 84).
10
11
Berdasarkan teori tersebut maka (Sutrisno, 2009: 84) menjelaskan pengertian persediaan adalah sejumlah barang atau bahan yang dimiliki oleh perusahaan yang tujuannya untuk dijual atau untuk diolah kembali. Perusahaan dagang memiliki barang dagangan yang tujuannya untuk dijual kembali, perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku untuk diolah kembali menjadi barang jadi yang kemudian dijual. Perusahaan memiliki persediaan dengan maksud untuk menjaga kelancaran operasinnya Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidak sempurnaan pasar sebagai contoh, idealnya jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses produksinya, bahan mentah akan datang pada saat itu juga, Jika situasi seperti itu terjadi, maka persediaan bahan mentah tidak diperlukan. Tetapi dalam kenyataannya bahan mentah bisa saja terlambat datang. Untuk mengantisipasi keterlambatan tersebut (ketidak sempurnaan pasar), persediaan bahan mentah sangat diperlukan, sehingga proses produksi tidak akan terhambat hanya karna bahan mentah belum datang, (Hanafi, 2010: 571). Secara spesifik berikut beberapa manfaat investasi pada persediaan: 1. Memanfaatkan diskon kuantitas. Diskon kuantitas diperoleh jika perusahaan membeli dalam kuantitas yang besar. Jika perusahaan ingin memanfaatkan diskon kuantitas, maka perusahaan akan menyimpan persediaan, karena mungkin perusahaan membeli bahan melebihi kebutuhan saat ini. 2. Menghindari kekurangan bahan. Jika pelanggan datang untuk membeli barang dagangan, kemudian perusahaan tidak mempunyai barang tersebut, maka perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Untuk
12
menghindari situasi tersebut, perusahaan harus memiliki persediaan barang jadi.
Jika
bahan
mentah
tidak
ada
pada
waktu
proses
produksi
membutuhkannya, maka proses produksi bisa terganggu. Untuk menghindari situasi tersebut, perusahaan harus memiliki persediaan bahan mentah. 3. Manfaat pemasaran. Jika perusuahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka pelanggan atau calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat. Di samping itu jika perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan (memberikan barang dagangan pada saat dibutuhkan oleh pelanggan), maka kepuasan pelanggan semakin baik. Pelanggan tersebut akan kembali lagi ke perusahaan, sehingga diharapkan akan semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan 4. Spekulasi. Kadang-kadang persediaan digunakan untuk berspekulasi. Jika perusahaan mengantisipasi kenaikan harga (misalnya inflasi menigkat), nilai persediaan akan semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pengelolaan persediaan barang sangat penting untuk
menjaga agar
persediaaan barang yang ada tidak terlalu banyak tetapi juga tidak terlalu sedikit. Masalah penentuan jumlah dana atau alokasi dana dalam persediaan mempunyai dampak langsung terhadap keuntungan perusahaan, Freddy Rangkuti (2007:2) dalam Setiawan (2009: 18). Persediaan barang yang terlalu banyak memerlukan biaya-biaya penyelenggaraan, resiko-resiko dan investasi yang sangat tinggi. Sehingga terlalu banyaknya uang yang tertanam dalam persediaan barang dapat merugikan perusahaan karena uang tersebut tidak menghasilkan keuntungan.
13
Sebaliknya investasi dalam persediaan yang terlalu kecil akan mempunyai dampak yang menekan keuntungan, juga karena kekurangan bahan baku akan mengakibatkan perusahaan tidak dapat bekerja dengan kapasitas penuh yang berarti tenaga kerja dan aktiva perusahaan tidak dapat dimanfaatkan secara penuh, sehingga akan mempertinggi biaya produksi rata-rata, yang akhirnya akan menekan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Tingkat persediaan yang tidak memadai mungkin akan menimbulkan kerugian karena adanya permintaan yang tidak terpenuhi, (Bambang Riyanto, 2001:69) dalam Setiawan (2009: 18) Menurut Hanafi (2010: 82) analisis efisiensi dan efektifitas persediaan dapat diketahui dari perputaran persediaan (inventory turnover) dan rata-rata hari persediaan (average day’s inventory). Rasio ini digunakan untuk mengukur efektif tidaknya perusahaan dalam menggunakan dan mengendalikan persediaan. Kemudian membandingkan dengan ratio rata-rata industrinya, apabila ratio perusahaan lebih rendah dari rata-rata industrinya, maka dapat dikatakan perusahaan memiliki banyak persediaan yang telah usang atau persediaan yang terlalu tinggi. Tinggi rendahnya perputaran persediaan mempunyai pengaruh langsung terhadap modal perusahaan yang diinvestasikan pada persediaan. Makin tinggi perputaran persediaan berarti makin rendah modal yang terikat pada persediaan. Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (2000:230) dalam Furdani (2011: 25) mengungkapkan bahwa inventory turnover adalah penjualan barang selama periode tertentu dibagi dengan persediaan pada periode tersebut. Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
14
kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran persediaan (inventory turnover). Dapat diartikan pula bahwa perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukan beberpa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun, semakin kecil rasio ini semakin jelek begitupula sebaliknya (Kasmir, 2011: 180). Munawir (2002:64) dalam Furdani (2011: 25) Inventory turnover merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata yang dimilki oleh perusahaan. Turnover ini menunjukan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Sedangkan Prastowo dan Rifka Juliyanti (2008: 87) menjelaskan rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahaan telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama satu tahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran persediaan adalah lamanya waktu rata-rata berapa kali persediaan tersebut diganti dalam kurung waktu tertentu. Perputaran persediaan barang merupakan salah satu teknik pengendalian jumlah barang adalah dengan menggunakan rasio perputaran persediaan barang. Suatu tingkat perputaran
persediaan yang rendah dapat menunjukan adanya
investasi yang terlalu besar dalam persediaan barang. Sebaliknya tingkat perputaran persediaan barang yang tinggi menunjukan makin pendek waktu terikatnya modal dalam persediaan barang pada suatu periode tertentu. Menurut Kasmir (2011: 180) Cara menghitung rasio perputaran persediaan dilakukan dengan dua cara yaitu: Pertama, dengan membandingkan antara harga
15
pokok barang yang dijual denga nilai persediaan. Dan yang kedua dengan cara membandingkan nilai penjualan dengan persediaan. Apabila rasio yang diperoleh lebih tinggi, ini menunjukan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persedian semakin membaik. Demikian pula apabila perputaran persediaan rendah berarti persediaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk, hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengendalian yang rendah. Adapun secara jelas rumus untuk mencari perputaran persediaan dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut: 1. Menurut James C Van Home dalam Kasmir (2011: 180) Inventory turn over
=
Harga pokok persediaan Persediaan
2. Menurut J Fred Weston dalam Kasmir (2011: 180) Inventory turn over
=
Penjualan Persediaan
2.1.2 Profitabilitas Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keutungan yang maksimal, disamping hal-hal lainnya. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh karena itu, manajemen perusahaan dalam prakteknya dituntut harus mampu untuk memenuhi target yang telah ditetapkan., artinya besarnya keuntungan haruslah dicapai sesuai
16
dengan yang diharapkan dan bukan berarti asal untung. Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas yang dikenal juga dengan nama rasio rentabilitas, (Kasmir, 2011: 196). Rasio
profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukan efesiensi perusahaan. Sartono (2011: 119) berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini. Rasio profitabilitas merupakan salah satu bagian dari analisis laporan keuangan. Rasio profitabilitas ini juga dikenal dengan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk
mengukur
efektivitas
manajemen
perusahaan
secara
keseluruhan, yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan perusahaan tersebut dengan seluruh sumber daya yang dimiliki seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dan sebagainya untuk menghasilkan laba atau profit selama periode tertentu. Laba yang diperoleh secara teratur serta trend keuntungan yang meningkat setiap periode merupakan suatu faktor yang sangat penting yang harus mendapatkan perhatian penganalisa di dalam menilai profitabilitas suatu
17
perusahaan. Untuk mengukur efisiensi penggunaan modal kerja dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara laba dengan modal yang dipergunakan dalam operasi, profitabilitas sering digunakan. Oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin suatu perusahaan profitable, karena bagi manajemen atau pihak lain, profitabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode kedepan. Kegagalan ini
harus diselidiki
dimana letak kesalahan dan
kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian, kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba kedepan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut sebagai salah alat ukur kinerja manajemen, (Kasmir, 2011: 196).
18
Ada beberapa rasio yang biasa digunakan dalam mengukur besarnya profitabilitas. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai perusahaan, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen jelasnya semakin lengkap rasio yang digunakan semakin sempurna hasil yang akan dicapai, (Kasmir, 2011: 197). Dalam penelitian ini digunakan Return On Assets atau
Return On investment. Rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada satu periode tertentu. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Karena rasio profitabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif yang sesuai dengan tingkat resiko maka rasio profitabilitas dianggap sebagai alat yang paling tepat dalam mengukur hasil dari pelaksanaan operasi perusahaan. Return On investment atau yang lebih dikenal dengan Return On Assets merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, (Kasmir, 2011: 202). Return On Asset sering dijadikan alat untuk mengukur perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Ratio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan
19
dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang dimilikinya,rasio ini dapat diperbandingkan dengan tingakat bunga bank yang berlaku. Laba yang dipakai disini adalah laba sebelum bunga, setelah pajak untuk menggambarkan besarnya laba yang diperoleh perusahaan sebelum didistribusikan baik kepada kreditor maupun perusahaan (Prastowo dan Rifka Juliyanti, 2008: 91). Yang Menurut Sartono (2011: 123) Return On investment atau Return On Assets menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan, adapun rumus yang digunakan untuk mengukur Return On investment atau Return On Assets menurut Sartono (2011) adalah sebagai berikut: Return On investment
=
Laba setelah pajak Total aktiva
Menurut Kasmir (2010: 197) Seperti rasio-rasio lain rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Untuk menilai perkembangsan laba dari waktu ke waktu 4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
20
5. Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang diguakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri 6. Untuk mengukur prodiktivitas dari seluruh dan perusahaan yang digunakan baik modal sendiri Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah untuk: 1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui prodiktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri 6. Manfaat lainnya. 2.1.3 Pengaruh Perputaran Persediaan dan profitabilitas Persediaan barang membutuhkan suatu investasi modal. Untuk membuat investasi dalam persediaan perusahaan harus mengucurkan berbagai biaya-biaya. Maka dari itu, tinggi rendahnya tingkat perputaran
persediaan barang akan
mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam persediaan barang serta berpengaruh pula terhadap profitabilitas perusahaan, (Afriani, 2011: 42). Seperti yang diungkapkan oleh Hanafi (2010: 571) manfaat dari investasi aktiva yaitu salah satunya untuk peningkatan profitabilitas. Jika perusahaan mempunyai persediaan barang dagangan yang lengkap, maka pelanggan atau
21
calon pelanggan akan terkesan dengan kelengkapan barang dagangan yang kita tawarkan. Reputasi perusahaan bisa meningkat. Di samping itu jika perusahaan selalu mampu memenuhi keinginan pelanggan (memberikan barang dagangan pada saat dibutuhkan oleh pelanggan), maka kepuasan pelanggan semakin baik. Pelanggan tersebut akan kembali lagi ke perusahaan, sehingga diharapkan akan semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan, selain itu juga kadang-kadang persediaan digunakan untuk berspekulasi. Jika perusahaan mengantisipasi kenaikan harga (misalnya inflasi menigkat), nilai persediaan akan semakin meningkatkan profitabilitas perusahaan. Adanya pengaruh tingkat perputaran persediaan barang terhadap profitabilitaspun diungkapkan oleh Marc Deloof yang dikutip oleh Afriani (2011: 42) dalam penelitiannya yang mengambil sampel dari 1.009 perusahaan nonkeuangan besar di Belgia. Menurutnya, kebijakan penjualan kredit dan kebijakan persediaan yang diukur oleh jumlah hari dari piutang, utang, persediaan, dan arus perubahan kas, digunakan sebagai ukuran komprehensif dari modal kerja. Maka dari itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa para manajer dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan menurunkan jumlah hari dari perputaran piutang dan perputaran persediaan. Menurunkan jumlah hari perputaran persediaan berarti mempertinggi tingkat perputaran persediaan barang. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan, maka semakin cepat pula perusahaan dalam mengkonversi aktiva non kas menjadi kas. Dengan adanya pengelolaan persediaan barang yang baik, maka
22
perusahaan akan segera mengubah bentuk persediaan yang tersimpan menjadi profit melalui penjualan. Di Indonesia ada beberapa penelitian yang membuktikan adanya pengaruh antara perputaran persediaan dengan profitabilitas/rentabilitas perusahaan diataranya penelitian dari Furdani (2011) hasil penelitiannya membuktikan terdapat pengaruh positif antara perputaran persediaan terhadap rentabilitas (profitabilitas) usaha. Penelitian dari Lesmana (2011) hasil penelitiannya juga membuktikan perputaran persediaan barang dagangan memiliki pengaruh terhadap rentabilitas (ROI) pada PT. Alfa Retailindo,Tbk. Kemudian penelitian Afiani (2011) juga membuktikan tingat perputaran persediaan memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, setiap kenaikan pada perputaran persediaan barang maka akan menunjukkan kenaikan pula pada profitabilitas perusahaan.
2.2
Penelitian Terdahulu Adapun Penelitia Terdahulu dalam penelitian ini yang menjadi acuan
peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengaruh perputaran aktiva terhadap profitabilitas dapat dilihap pada tabel 1 berikut:
23
Tabel 1: Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti
Judul
1
Octaviani, Lisda (2011)
Pengaruh perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap Terhadap profitabilitas perusahaan pada Pt. Ultrajaya milk industry & trading company, tbk.
2
Furdani, Firmansyah (2011)
Pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas usaha pada PT. HM Sampoerna, TBK
3
Lesmana, Indra (2010)
Pengaruh perputaran persediaan barang dagangan terhadap rentabilitas pada PT Alfa Retailindo, Tbk
4
Mulyani, Ai Siti Solihah (2011)
Pengaruh perputaran persediaan barang jadi terhadap rentabilitas usaha pada PT. HM SAMPOERNA, Tbk
Hasil
hasil penelitian menyimpulkan, persamaan regresi berganda antara perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas yaitu Y = 17,824+1,788X1 +8,008X3 dengan pengaruh sebesar 63,4% sehingga bisa disimpulkan perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap secara simultan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil persamaan regresi sederhana perputaran piutang terhadap profitabilitas diperoleh hasil Y =-20,835+3,212X dengan pengaruh sebesar 33,1%. Kemudian hasil persamaan regresi sederhana perputaran persediaan terhadap profitabil itas diperoleh hasil Y=-12,291+4,953X dengan pengaruh sebesar 23,8% dan perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas diperoleh hasil Y =-6,005+9,788X dengan pengaruh sebesar 55%. Berdasarkan koefisien regresi dari perhitungan masing-masing variabel, maka bisa disimpulkan perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap secara parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perputaran persediaan PT. HM Sampoerna, Tbk masih berada diatas standar rata-rata industri rokok namun menunjukan penurunan. Sedangkan, tingkat rentabilitas usaha PT. HM Sampoerna, Tbk selama periode tahun 1998 sampai dengan tahun 2007 masih berada diatas standar rata-rata industri rokok tapi menunjukan penurunan. Selain itu, Terdapat pengaruh positif antara perputaran persediaan terhadap rentabilitas usaha pada PT. HM Sampoerna, Tbk sebesar 48,30%. Dari hasil analisis koefisien korelasi pearson diperoleh kesimpulan bahwa perputaran persediaan barang dagangan memiliki pengaruh terhadap rentabilitas (ROI) pada PT. Alfa Retailindo,Tbk dengan tingkat hubungan sedang karena r = 0,460 dengan koefisien determinasinya sebesar 21,16% sisanya sebesar 78,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Dalam perhitungan regresi linier sederhana, diperoleh persamaa Y= 8,987+19,431X. Dengan demikian, berdasarkan persamaan tersebut menunjukkan bahwa perputaran persediaan barang jadi berpengaruh
24
5
Afriani, Fine (2011)
Pengaruh tingkat perputaran persediaan barang jadi terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Dahana Persero Tasikmalaya
6
Moorthy, et al (2009)
Dampak pengendalian persediaan terhadap biaya dan rentabilitas
2.3
secara positif terhadap rentabilitas usaha sehingga hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini dapat diterima.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penulis, dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran persediaan barang PT Dahana, setelah mengalami lonjakan pada tahun 1998, empat tahun berikutnya justru semakin menunjukkan penurunan. Namun lima tahun setelahnya terlihat bahwa kondisi perputaran persediaan barang semakin membaik. Keadaan tersebut sejalan pula dengan kondisi yang terjadi pada profitabilitas perusahaan. Sementara itu, pengaruh antara tingkat perputaran persediaan barang terhadap profitabilitas perusahaan yang dihitung dengan menggunakan persamaan regresi dan koefisien determinasi memberikan hasil dan r2 = 73,96%. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan pada perputaran persediaan barang maka akan menunjukkan kenaikan pula pada profitabilitas perusahaan dan perputaran persediaan tersebut pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan mempunyai nilai yang tinggi yakni mencapai 73,96%. berdasarkan hasil penelitiannya Dalam lingkungan bisnis cepat dan lambatnya persediaan yang ada di gudang memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi bisnis sehari-hari. Pengendalian persediaan melibatkan berbagai tingkatan organisasi, mulai dari pekerja toko lantai ke komitmen manajemen puncak. Oleh karena itu pertemuan berbagai masalah dalam pelaksanaannya. Kerangka artikel ini terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi biaya dan profitabilitas organisasi. Bagian kedua menyoroti dampak disebabkan oleh faktorfaktor yang ditunjukkan pada bagian pertama. Bagian terakhir memberikan solusi terhadap masalah masalah yang dibahas dalam bagian pertama. Artikel ini juga memperkenalkan berbagai biaya yang diasosiasikan dengan penyimpanan persediaan, urutan dibutuhkan kuantitas, melakukan perhitungan siklus efisien dan presentasi laporan untuk pengambilan keputusan manajemen.
Kerangka Pemikiran Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau
keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan berinvestasi pada aktivaaktiva lancar maupun aktiva tetap agar aktiva-aktiva tersebut dapat digunakan dalam aktivitas atau kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan
25
keuntungan. Seperti yang dikemukakan oleh Martono dan Harjito (2002: 138) dalam Mulyani (2011), Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Artinya bahwa investasi adalah mengeluarkan dana lebih dari satu asset yang akan digunakan untuk beberapa jangka waktu di masa depan. Investasi yang dilakukan perusahaan untuk memperlancar proses operasional perusahaan, dapat berupa investasi pada aktiva yang dimilikinya. Salah satu investasi perusahaan dalam aktiva lancar diantanya dalam persediaan, Menurut Bambang Riyanto (2001:69) dalam Lesmana (2011: 42), masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Perusahaan manufaktur selalu
berhubungan dengan persediaan
karena kegiatan produksi yang dilakukan selalu membutuhkan adanya barang yang siap untuk digunakan sepanjang waktu. Periode perputaran persediaan perlu diperhatikan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menghabiskan persediaan dalam proses produksinya. Hal ini dikarenakan semakin lama periode perputaran persediaan, maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjaga agar persediaan di gudang tetap baik.
Oleh karena itu, diperlukan adanya tingkat perputaran
persediaan yang tinggi untuk mengurangi biaya yang timbul, karena kelebihan persediaan.
26
Perputaran persediaan akan mementukan tinggi rendahnya profitabilitas suatu perusahaan. Makin cepat perputaran persediaan maka akan mengakibatkan naiknya profitabilitas perusahaan. Dan makin lambat perputaran persediaan barang maka akan mengakibatkan turunya rentabilitas suatu perusahaan, (Husnan dan Enny, 2004: 154). Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas suatu
perusahaan diukur dengan
kesuksesan dan kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara produktif, seperti yang dikemukakan oleh Husnan dan Enny (2004:72) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan melalui efisiensi penggunaan aktiva perusahaan. Dalam penelitian ini indikator profitabilitas yang digunakan adalah return on investment (ROI). Menurut Munawir (2004 : 89) mengemukakan bahwa rate of return on investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi ROI yang dicapai oleh suatu perusahaan menggambarkan bahwa perusahaan tersebut semakin baik keadaannya dan semakin kuat dalam menunjang kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mengetahui besarnya ROI dapat dilakukan dengan membagi keuntungan netto dengan jumlah aktivanya.
Besarnya ROI dipengaruhi oleh EAT (Earning After
Tax) yaitu laba bersih setelah dikurangi pajak, selain itu besarnya ROI
27
dipengaruhi juga oleh jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk operasi perusahaan. Bagi perusahaan pada umumnya masalah ROI
adalah lebih penting
daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belum tentu menjamin bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh perusahaan tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba tetapi bagaimana untuk mempertinggi ROI. Sedangkan bagi manajemen, pengukuran ROI bermanfaat untuk mengukur prestasi kerja perusahaan selama periode tertentu dan juga sebagai bahan evaluasi dan analisis bagi penentuan kebijakan-kebijakan periode selanjutnya karena setiap perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap
tingkat
profitabilitas
perusahaan
akan
mempengaruhi
pertimbangan-pertimbangan untuk pengambilan keputusan, (Oktaviani, 2011). Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba, dan untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan yang salah satunya adalah aktivitas penjualan, penjualan terjadi karena adanya produk yang dihasilkan perusahaan dengan menggunakan aktiva sendiri yang merupakan investasi yang ditanamkan perusahaan. persediaan merupakan aktiva yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan pada jangka waktu tertentu, semakin cepat perputaran persediaan, maka perusahaan akan memperoleh laba (profitabilitas) dari hasil investasi yang tertanam dalampersediaan tersebut. Karena ada penjualan yang dihasilkan dari tiap aktiva tersebut. Tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan rasio return on investment (ROI). Rasio ini mencerminkan
28
kemampuan perusahaan atas investasi yang ditanamkan dalam aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh keuntungan. Berdasarkan berbagai penelitian terdahulu dan penjelasan yang telah dijelaskan tersebut maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada Gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1: Kerangka Pemikiran Dasar Teori:
Perputaran persediaan akan mementukan tinggi rendahnya profitabilitas suatu perusahaan. Makin cepat perputara persediaan maka akan mengakibatkan naiknya profitabilitas perusahaan. Dan makin lambat perputaran persediaan barang maka akan mengakibatkn turunya rentabilitas suatu perusahaan, (Husnan dan Enny, 2004: 154)
Penelitian terdahulu: 1. Octaviani, Lisda (2011) Pengaruh
2.
3.
4.
perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran aktiva tetap Terhadap profitabilitas perusahaan pada Pt. Ultrajaya milk industry & trading company, tbk. Afriani, Fine (2011) Pengaruh tingkat perputaran persediaan barang jadi terhadap profitabilitas perusahaan pada PT Dahana Persero Tasikmalaya Mulyani, Ai Siti Solihah (2011) Pengaruh perputaran persediaan barang jadi terhadap rentabilitas usaha pada PT. HM SAMPOERNA, Tbk Furdani, Firmansyah (2011) Pengaruh perputaran persediaan terhadap rentabilitas usaha pada PT. HM Sampoerna, TBK
Pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas
pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang go public di Bursa Efek Indonesia
Perputaran persediaan (X)
Profitabilitas (Y)
29
2.4
Hipotesis Berdasarkan teori dan kerangka fikir yang telah dijelaskan maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah diduga perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan industri otomotif dan komponen yang go public di
Bursa Efek Indonesia