9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kebijaksanaan (Wisdom) 1. Pengertian Kebijaksanaan (Widsom) Wisdom atau dalam bahasa Indonesia yang berarti kebijaksanaan bukanlah konsep baru yang berasal dari erateknologi seperti saat ini. Wisdom merupakan kajian kuno dan sudah melewati waktu, pengetahuan dan budaya. Meskipun wisdom merupakan topik kuno, namun persepsi dan definisi hingga sampai saat ini tidak mengalami banyak perubahan. Wisdom diyakini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat tertentu, yang terbentuk karena upaya-upaya yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun berdasarkan kemampuannya untuk berpikir, bersikap, dan berperilaku. Wisdom memiliki peran membantu kehidupan seseorang dan juga masyarakat. Konsep wisdom sebagai atribut yang dimiliki manusia mengalami perubahan sebagaimana masyarakat mengalami evolusi dalam kehidupannya. Selama abad ke-20, sudah menjadi topik penelitian dalam ilmu-ilmu sosial dan perilaku. Di ilmu pengetahuan kontemporer, wisdom dianggap sebagai sifat yang ada di dalam diri seseorang dalam mengambil keputusan dengan bijaksana. Dengan demikian, sifat dari kebijaksanaan adalah sebuah tindakan dalam pengambilan keputusan atau keefektifan seseorang dalam mengambil keputusan. Wisdom mensyaratkan bahwa
9 Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
10
individu harus memiliki pengalaman, memiliki informasi yang cukup, dan pengambilan keputusan dengan kompleks dan dialektis. Selanjutnya, konsep tersebut telah berkembang dalam literatur psikologi untuk dimasukkan menjadi bagian dari emosi seseorang. Dalam hal ini, istilah kontemporer dalam psikologi menunjukkan bahwa kecerdasan dan pengetahuan yang luas
pada diri seseorang tidak cukup untuk
menghasilkan keputusan yang bijaksana. Beberapa ahli menyebutkan bahwa wisdom adalah sebuah penilaian yang baik dari perilaku yang ada. Penilaian baik yang dimaksud adalah mempertimbangkan secara menyeluruh terkait sejumlah aspek pada situasi tertentu
ketika
individu
menghadapi
masalah.
Individu
akan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari dirinya, bagaimana pembawaan dan emosinya sekaligus kesehatan dan kemampuan fisiknya ketika mengambil sebuah keputusan serta mempertimbangan situasi sosial dan budaya (Lerner, Easterbrooks & Mistry, 2003). Menurut Birren dan Fisher (1990) wisdom adalah integrasi dari aspek afektif, konatif, dan kognitif dalam kemampuannya menanggapi kewajiban dan problema hidup. Pandangan lama mengatakan bahwa wisdom adalah area lansia karena lansia sudah lebih banyak pengalaman sehingga bisa memberikan nasehat yang berguna. Namun pandangan terbaru menyatakan bahwa wisdom tersebut bisa diperoleh siapa saja, bahkan remaja, karcna wisdom adalah suatu kemampuan yang dapat dipelajari dan merupakan gabungan dari aspek intelegensi, sosial, emosi, dan motivasi.
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
11
Menurut Kunzmann & Baltes (2005), wisdom dalam kajian psikologi dilatarbelakangi oleh kajian ilmu lain, yakni: filsafat, sejarah, dan budaya. Perkembangan kajian sejarah, budaya, dan filsafat tentang masalah wisdom memberikan sumbangan bagi psikologi dalam membahas tema tersebut. Sehingga
dapat
disimpulkan,
wisdom
adalah
suatu
tindakan
mengambil keputusan dengan kemampuan kognitif, afektif, reflektif yang membantu kehidupan seseorang dan juga masyarakat dalam berinteraksi.
2. Aspek-aspek Kebijaksanaan (Wisdom) Ardelt (2003) menjelaskan aspek-aspek dari wisdom ada tiga, yaitu : a. Kognitif Aspek kognitif adalah kemampuan seseorang untuk memahami apa yang terjadi di kehidupannya, terutama yang berkaitan dengan hubungan sesama individu dan hubungan individu dengan kelompok. Kognitif juga menyangkut sifat positif dan negatif dalam diri seseorang. Dalam aspek ini seseorang dikatakan memiliki wisdom yang baik apabila lebih bisa memahami kemampuan dan sifat manusia di lingkungan masyarakat. b. Reflektif Dalam kehidupannya seseorang harus mampu mengembangkan kesadaran diri dan kepedulian dirinya mengenai sesuatu yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, aspek reflekif yang dilakukan akan mengurangi seseorang dalam mementingkan dirinya sendiri, dan
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
12
meningkatkan motivasi seseorang untuk peduli dengan lingkungannya. Aspek reflektif bisa dikatakan bagaimana seseorang melihat peristiwa yang ada di sekitarnya dengan sudut pandang yang berbeda, dan mengurangi seseorang untuk menyalahkan orang lain. c. Afektif Aspek afektif adalah mementingkan orang lain dan lebih mengerti sikap yang timbul dari seseorang oleh karena itu dapat meningkatkan rasa simpatik dan lebih menghargai orang lain. Rasa afektif pada diri seseorang menimbulkan emosi positif terhadap perilaku orang lain seperti lebih mengerti perasaan orang lain, bertindak simpati, dan lebih menyayangi orang lain. Selain itu aspek afektif seseorang juga akan mengurangi seseorang untuk bersikap acuh terhadap orang lain. Pendapat lain dikemukakan oleh Birren dan Fisher (1990) yang menyebutkan aspek-aspek wisdom ada tiga, diantaranya : a. Afektif Menurut Allport dalam Djali (2009) ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Sikap adalah suatu kesiapan mental dan syaraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. Sikap tidak muncul ketika dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang. Sikap bukan
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
13
tindakan nyata (overt behavior), melainkan masih bersifat tertutup (covert behavior). b. Konatif Menurut Alport dalam Djali (2009) komponen konatif merupakan kesiapan merespon obyek atau kecenderungan bertindak dengan obyek sikap. Berdasarkan hasil kerja pikir dan pengetahuan ditunjang dengan warna emosi timbul suatu kecenderungan untuk bertindak. Bentuk kecenderungan bertindak ini dapat berupa tingkah laku yang nampak, pernyataan atau ucapan dan ekspresi atau mimic. Kecenderungan bersifat subyektif dan sangat dipengaruhui oleh emosi seseorang yang dianggap atau sesuai dengan perasaan yang akan menjadi bentuk kecenderungan terhadap objek. c. Kognitif Menurut Allport dalam Djali (2009) komponen kognitif berupa pengetahuan dan informasi mengenai obyek, mencakup fakta-fakta, pengetahuan, persepsi dan keyakinan tentang obyek, berisi kepercayaan mengenai obyek, sikap yang diperoleh dari apa yang dilihat dan diketahui, sehingga terbentuk ide, gagasan, atau karekteristik umum mengenai obyek sikap. Sehingga dari 3 (tiga) aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek kognitif adalah kemampuan seseorang memahami kejadian yang ada di lingkungannya,
aspek
afektif
adalah
tindakan
seseorang
dalam
mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri, sedangkan aspek
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
14
reflektif adalah melihat sesuatu dilingkungannya dari sudut pandang yang berbeda dan mengurangi seseorang dalam menyalahkan orang lain.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijaksanaan (Wisdom) Basri (2006) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi wisdom ada 5 (lima), yaitu : a. Kondisi Spiritual-Moral Kondisi spiritual adalah kondisi seseorang dalam berhubungan dengan Tuhan. Dalam faktor kondisi spiritual moral mencakup indikasi bertakwa, religius/beriman, saleh, tawakal, sederhana, bersahaja kehidupannya, tutur kata halus, lemah lembut, sopan santun, tabah, tegas. b. Kemampuan Hubungan Antar Manusia Kemampuan dalam berhubungan dengan manusia yang memiliki latarbelakang yang beragam. Dalam hal ini mencakup mau berkorban, penyayang pada semua, tulus ikhlas, mengayomi, melindungi, pemaaf, dan penuh pengertian. c. Kemampuan Menilai dan Mengambil Keputusan Seseorang dapat menilai lingkungan disekitarnya seperti meninjau permasalahan dari berbagai sudut pandang, lebih memperhatikan kepentingan orang banyak daripada pribadi. Selain itu kemampuan orang dalam memutuskan sesuatu dengan tepat dan berpandangan
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
15
menyeluruh
terhadap kehidupan. Serta dapat berlaku adil dalam
keadaan apapun dan kepada siapapun. d. Kondisi Personal Kondisi personal seseorang adalah kondisi yang ada di diri seseorang seperti mawas diri, memiliki tanggung jawab, konsekuen, dan memiliki rasa percaya diri. e. Kemampuan Khusus atau Istimewa Kemampuan
khusus
atau
istimewa
adalah
kemampuan
yang
kebanyakan orang tidak memilikinya, seperti kecerdasan, intuitif, memiliki pengetahuan dan berwawasan luas, serta memiliki rasa empati yang baik. Sehingga faktor-faktor tersebut dapat mempengarui seseorang dalam 3 (tiga) aspek wisdom yaitu kognitif, reflektif, dan afektif. Mislalnya faktor kemampuan khusus atau istimewa dapat mempengarui aspek kognitif, semakin baik faktor kemampuan khusus atau istimewa semakin baik pula aspek kognitif yang berguna untuk memahami kejadian yang ada di lingkungannya. B. Pengertian Peserta Didik Menurut Sinolungan dalam Inggridwati (2007) peserta didik dalam arti luas adalah setiap orang yang terkait dengan proses pendidikan sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di sekolah. Departemen Pendidikan Nasional (2003) menegaskan bahwa, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
16
melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Peserta didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Sinolungan (dalam Inggridwati, Kurnia) juga mengemukakan, manusia termasuk peserta didik adalah mahluk totalitas “homo trieka”. Ini berarti manusia termasuk peserta didik merupakan: (a) mahluk religius yang menerima dan mengakui kekuasaan Tuhan atas dirinya dan alam lingkungan sekitarnya; (b) mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam berinteraksi dan saling mempengaruhi agar berkembang sebagai manusia; serta (c) mahluk individual yang memiliki keunikan seperti ciri khas, kelebihan, kekurangan, sifat dan kebribadian yang membedakannya dari individu lain. Sehingga dapat disimpulka peserta didik adalah setiap orang yang terait dalam proses pendidikan untuk mengembangkan dirinnya melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
C. Tahap Perkembangan Peserta Didik Perubahan merupakan hal yang melekat dalam pengertian perkembangan. Hurlock (dalam Inggridwati, 2007) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan kuantitatif disebut juga pertumbuhan merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan tinggi, berat dan proporsi badan
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
17
seseorang. Perubahan kualitatif meliputi perubahan aspek psikofisik, seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap. Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami pengurangan seperti gejala lupa dan pikun. Jadi perkembangan bersifat dinamis dan tidak pernah statis. Terjadinya
dinamika
dalam
perkembangan
disebabkan
adanya
kematangan dan pengalaman yang mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi/realisasi diri. Kematangan merupakan faktor internal yang dibawa setiap individu sejak lahir, seperti ciri khas, sifat, potensi dan bakat.
Pengalaman
merupakan
intervensi
faktor
eksternal
terutama
lingkungan sosial budaya di sekitar individu. Kedua faktor ini secara simultan mempengaruhi perkembangan seseorang. Seorang anak yang memiliki bakat olahraga dan didukung oleh pengalaman dalam lingkungan keluarga yang mendukung pengembangan bakatnya seperti menyediakan dan memberi pelatihan olahraga, akan berkembang menjadi seorang handal dalam berolahraga. Perubahan progresif yang berlangsung terus menerus sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana manusia hidup. Sikap manusia terhadap perubahan berbeda-beda tergantung beberapa faktor, diantaranya pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai budaya, perubahan peran, serta penampilan dan perilaku seseorang.
Sit
(2012) menjabarkan perkembangan peserta didik dapat di bagi menjadi beberapa bagian, antaralain:
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
18
a. Perkembangan Fisik Manusia terdiri dari fisik dan psikhis. Fisik merupakan tempat berkembang
berbagai
perkembangan
manusia.
Fisik
manusia
berkembang dalam beberapa tahapan, mulai tahap anak-anak usia lanjut. Pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Pertumbuhan fisik manusia dipengaruhi faktor internal dan eksternal, sehingga bayi kembar sekalipun tidak memiliki irama perkembangan fisik yang sama, jika tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda. Persamaan gen tidak menjamin seseorang secara fisik akan tumbuh dan berkembang dengan pola yang sama dengan yang lainnya. Demikian juga kesamaan lingkungan juga tidak menyebabkan seseorang akan tumbuh dan berkembang secara fisik sama dengan teman sebayanya. Terjadi interaksi yang cukup intens antara faktor internal dan eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia. Perubahan yang paling dirasakan remaja adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak sebagai persiapan menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormon seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya remaja jadi sering berkaca hanya
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
19
untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya. Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak
terbimbing
oleh
norma-norma
dapat
menjurus
pada
penyimpangan perilaku seksual. Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja laki-laki: 1) Pertumbuhan rambut pubis atau kemaluan, 2) Pembesaran badan, 3) Pembesaran penis, 4) Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara, 5) Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak, 6) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat. Sedangkan perubahan perkembangan fisik remaja perempuan, yaitu: 1) Pertumbuhan rambut kemaluan, 2) Pertumbuhan badan, 3) Menstruasi, 4) Pertumbuhan bulu ketiak, 5) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat. b. Perkembangan Kognitif Kognitif adalah kemampuan berpikir pada manusia. Ditinjau dari perspektif teori kognitif Piaget, maka pemikiran masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal (formal operational
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
20
thought), yakni suatu tahap perkembangan kognitif yang dimulai kirakira 11 atau 12 tahun dan terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa. Pada tahap ini anak sudah mulai berfikir abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak sudah mampu memikirkan sesuatu yang akan atau mungkin terjadi. Di samping itu pada tahap ini remaja juga sudah mampu berpikir secara
sistematik.
Remaja
telah
mampu
memikirkan
semua
kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan masalah. Mereka juga memiliki kemampuan berpikir alternatif, sehingga kemungkinan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi lebih beragam c. Perkembangan Sosial Perkembangan sosial merupakan kematangan yang dicapai dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Manusia dilahirkan belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah muncul sejak usia enam bulan. Saat itu anak telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras)
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
21
dan kasih sayang. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan mampu hidup sendiri, mereka butuh interaksi dengan manusia lainnya. Interaksi sosial merupakan kebutuhan kodrati yang dimiliki oleh manusia. Menurut teori perkembangan psikososial digagas oleh Erik Erikson masa remaja yang memasuki umur 12 hingga 18 tahun adalah memasuki fase Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran), seorang remaja mengunakan kemampuan berpikir hipotetiknya untuk mencari jawaban-jawaban yang berkaitan dengan identitas dirinya. Dengan kemampuan tersebut dia akan menemukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan lingkungannya. d. Perkembangan Emosi Perkembangan emosional dimulai pada usia dini, ketika anak-anak masuk taman kanak-kanak dan prasekolah. Melalui interaksi mereka dengan orang lain, anak-anak mengembangkan kemampuan sosial dan intelektualnya. Perkembangan emosional dan intelektual biasanya berjalan
beriringan
untuk
membantu
anak
mengembangkan
kemampuan sosialnya, karena interaksi antara anak-anak dan orang dewasa menciptakan kesehatan emosional. Remaja usia 12-18 tahun sejalan dengan perkembangan kognitifnya telah mampu menerjemahkan situasi sosial yang tepat untuk mengekspresikan emosi. Jika pengaturan diri pada usia sebelumnya telah baik, Erikson menyatakan pada usia remaja berada pada tahap
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
22
industri dan identitas diri. Mereka akan lebih pandai bersahabat dan mulai melepaskan diri dari ikatan emosi yang lebih kuat dengan orang tuanya. Pada usia remaja semua emosi primer dan sekunder telah muncul dengan pengaturan yang berbeda-beda. Remaja yang memiliki identitas diri yang baik akan menampilkan emosi-emosi primer dan sekunder sesuai dengan situasi sosial yang dihadapinya. Dia tidak akan menunjukkan sikap gembira dan senang ketika keluarga/sahabatnya ditimpa kesulitan atau musibah demikian juga sebaliknya. Dia juga tidak akan merasa bersalah ketika menunjukkan rasa gembira dan senang ketika dia mendapatkan keberhasilan. e. Perkembangan Moral Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan, kesadaran untuk melakukan perbuatan baik, kebiasaan melakukan baik, dan rasa cinta terhadap perbuatan baik. Moral berkembang sesuai dengan usia anak. Seseorang remaja menaati moral didasarkan pada standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka belum menaati standar-standar orang lain (eksternal), seperti orangtua atau aturan-aturan masyarakat. Tingkat ini dibagi kepada tahap norma-norma interpersonal (seseorang menghargai kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan pertimbangan moral) dan tahap moralitas sistem sosial
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
23
(pertimbangan moral didasarkan atas pemahaman aturan sosial, hukumhukum, keadilan, dan kewajiban) f. Perkembangan Agama Pada masa remaja sikap beragama bukan lagi sekedar peniruan dan pembiasaan, tetapi agama mulai berkembang menjadi identitas diri remaja. Remaja telah mulai mengambil sikap sadar terhadap agamanya, sehingga pindah (konversi) agama dapat terjadi pada masa remaja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan peserta didik mencakup 6 (enam) hal, yaitu perkembangan fisik mencakup perkembangan yang berkaitan dengan fisik, dalam tahap perkembangan peserta didik yang merupakan tahap perkembangan remaja seperti perubahan suara, tumbuhnya rambut di kemaluan dan pembesaran badan. Perkembangan kognitif merupakan kemampuan seseorang dalam berfikir, maka pemikiran peserta didik yang merupakan masa remaja telah mencapai tahap pemikiran operasional formal (formal operational thought), pada tahap ini anak sudah mulai berfikir abstrak, hipotesis, sistematik untuk memecahkan masalah, berpikir alternatif, sehingga kemungkinan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi lebih beragam. Perkembangan sosial proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi serta meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama masa remaja yang memasuki umur 12 hingga 18 tahun adalah memasuki fase Ego-Identity vs Role Confusion (Identitas Diri vs Kekacauan Peran), seorang remaja
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
24
mengunakan kemampuan berpikir hipotetiknya untuk mencari jawabanjawaban yang berkaitan dengan identitas dirinya. Dengan kemampuan tersebut dia akan menemukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan lingkungannya. Perkembangan emosi remaja usia 12-18 tahun sejalan dengan perkembangan kognitifnya telah mampu menerjemahkan situasi sosial yang tepat untuk mengekspresikan emosi, lebih pandai bersahabat dan mulai melepaskan diri dari ikatan emosi yang lebih kuat dengan orang tuanya. Perkembangan moral berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengetahui baik dan buruk suatu perbuatan. Seseorang remaja menaati moral didasarkan pada standar-standar (internal) tertentu, tetapi mereka belum menaati standar-standar orang lain (eksternal), seperti orangtua atau aturanaturan masyarakat. Pada masa remaja perkembangan agama bukan lagi sekedar peniruan dan pembiasaan, tetapi agama mulai berkembang menjadi identitas diri remaja. Remaja telah mulai mengambil sikap sadar terhadap agamanya, sehingga pindah (konversi) agama dapat terjadi pada masa remaja.
D. Pengertian Suku Bangsa Menurut Koentjaningrat (2003), suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan jati diri mereka akan kesatuan dari kebudayaan mereka, sehingga kesatuan kebudayaan tidak ditentukan oleh orang luar, melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri.
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
25
Sedangkan menurut Hidayah (2015), suku bangsa adalah paroh atau bagian dari suatu bangsa yang di zaman modern ini direpresentasikan oleh negarabangsa. Sebelum tergabung ke dalam sebuah negara-bangsa, ketika kesatuan hidup itu masih hidup sendiri-sendiri, masing-masing dapat disebut sebagai suatu bangsa. Sebuah suku bangsa dianggap ada jika ada pengakuan dari warga suku bangsa itu sendiri, dan pengakuan dari suku bangsa di sekitarnya. Pengakuan itu sedniri dapat terjadi karena ada ciri-ciri menonjol yang slaing membedakan antara suku bangsa dengan suku bangsa lain. Ciri yang menonjol, memiliki perbedaan yang jelas, dengan ciri suku bangsa yang lain, biasanya adalah bahasa dan adat istiadat, sert acorak budaya tertentu yang sering dijadikan sebagai simbol jati diri oleh suku bangsa tersebut.
E. Karakteristik Suku Bangsa 1. Karaktersitik Suku Jawa Suku Jawa sering juga menyebut dirinya Wong Jowo, yang merupakan suku bangsa yang paling banyak populasinya dan persebarannya yang luas di seluruh Indonesia. Daerah kebudayaan suku Jawa Meliputi bagian tengah sampai bagian timur Pulau Jawa sedangkan bagian baratnya dihuni suku Sunda. Kesatuan hidup suku Jawa yang utama adalah desa yang dikepalai oleh seorang lurah atau kepala desa (Hidayah, 2015). 2. Karaktersitik Suku Sunda Suku Sunda adalah salah satu suku bangsa yang mendalami sebagian besar wilayah Propinsi Jawa Barat dan merupakan penduduk asal daerah
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
26
itu. Luas wilayah Propinsi Jawa Barat adalah 43.177 kilometer peseregi. Diperkirakan jumlah suku Sunda tidak lebih dari 20 juta jiwa, hingga kini diperkirakan mencapai 30 juta jiwa (Hidayah, 2015). Suku Sunda mempunyai kekayaan dalam hal folkor, seperti ungkapan-ungkapan tradisional berupa pribahasa, pepatah, yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain itu ada pula teka-teki, puisi rakyat, pantun (Melalatoa, 1995). 3. Karakteristik Suku Betawi Betawi berasal dari kata Batavia, yaitu nama kota Jakarta pada zaman penjajahan Belanda. Suku Betawi merupakan suatu suku bangsa yang baru yang terbentuk oleh campuran berbagai suku bangsa lain sejak zaman Jakarta masih sebagai pelabuhan Sunda Kelapa, kemudian dirubah menjadi Batavia. Pada masa sekarang masyarakat suku Betawi masih bisa ditemui di beberapa tempat dalam kota Jakarta, akan tetapi kebanyakan sudah terdesak dan memilih tempat tinggal di pinggir wilayah Jakarta seperti Cisalak, Tambun, Bekasi, Tangerang. Jumlah suku Betawi diperkirakan mencapai 778,953 jiwa. 4. Karakteristik Suku Minangkabau Menurut Melalatoa (1995), suku Minangkabau adalah suku bangsa dengan daerah asal (etnografis tradisional) yang biasa mereka Rumah Minang atau Alam Minangkabau. Nama Minangkabau konon berasal dari kemenangan dalam peristiwa “adu kerbau” dengan orang-orang kerajaan Majapahit. Orang Minangkabau menjagokan seekor anak kerbau yang di
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
27
pasang taji yang tajam sebagai tanduknya, berhasil mengalahkan kerbau besar dari Majapahit. Ada juga yang berpendapat bahwa Minangkabau bersasal dari peristiwa “kerbau yang menang”. Minangkabau merupakan wilayah administratif Propinsi Sumatra Utara, kecuali kepulauan Mentawai yang merupakan daerah asal orang Mentawai. Propinsi Sumatra Barat luasnya 42.297,30 kilometer persegi. Minangkabau termasuk salah satu dari delapan suku bangsa yang jumlahnya satu juta atau lebih orang. Suku Minangkabau sendiri menurut data berjumlah 1.927.690 jiwa. Dahulu Suku Minangkabau hanya mempunyai kesetiaan pada nagari (desa) mereka sendiri. Penduduk Suku Minangkabau mempunyai kekuasaan mengatur masalah-masalah dalam masyarakat mereka masing-masing. Suku Minangkabau tidak mengenal adanya kekuasaan lebih tinggi yang mempunyai wewenang untuk turut campur tangan. Suku Minangkabau umumnya memeluk agama Islam, namun dalam keadaan lain banyak juga yang percaya hal-hal yang tidak diajarkan dalam Islam.
F. Kerangka Berfikir Wisdom diyakini sebagai kekuatan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat yang terbentuk karena upaya-upaya yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun berdasarkan kemampuannya untuk berpikir, bersikap dan berperilaku yang membantu kehidupan seseorang dan juga masyarakat dalam berinteraksi di lingkungannya. Indonesia merupakan
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
28
masyarakat yang majemuk lebih dari 1.128 suku bangsa tersebar di seluruh Indonesia, sehingga tidak hanya masyarakat yang memiliki kemajemukan suku bangsa, namun di tingkat sekolahpun memiliki kemajemukan suku bangsa. Penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti (2013) yang di bawa dalam
perbedaan budaya
latar belakang suku bangsa menjadi kurangnya
pemahaman dan komunikasi antar budaya yang terbatas menjadi pemicu konflik.
Faturochman
kemasyarakatan
(2007)
majemuk
yang
menjelaskan terdapat
bahwa perbedaan
pengembangan suku
bangsa
diperlukannya aspek psikologis salah satunya wisdom. Sehingga wisdom sangat berpengaruh kepada sikap seseorang dalam merespon lingkungannya yang memiliki latar belakang suku yang berbeda. Menurut penelitian Akmal & Nurwianti (2009) bahwa kekuatan karakter suku Minangkabau dipengaruhi oleh wisdom. Berdasarkan tinjauan teori dan hasil penelitian dapat digambaran kerangka berpikir di bawah ini :
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017
29
Gambar 1 Kerangka Berfikir Peserta didik berbeda suku bangsa kelas X Madrasah Aliyah Al Irsyad Tengaran
Jawa
Sunda
Betawi
Minangkabau u
Aspek Wisdom : a. Kognitif b. Reflektif c. Afektif G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan kebijaksanaan (wisdom) pada peserta didik berbeda suku bangsa kelas X Madrasah Aliyah Al Irsyad Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Perbedaan Kebijaksanaan (Wisdom)…, Novan Kurnia Riskianto, Fakultas Psikologi, UMP, 2017