BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Konsep Inti Pemasaran Menurut Angipora (2005:41), konsep pemasaran adalah suatu falsafah atau gagasan yang lebih baru dalam sejarah hubungan pertukaran sebagai usaha untuk menentang konsep-konsep sebelumnya. Menurut Kotler (2006:22), konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Mursid (2006:19), menyatakan bahwa konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat dikatakan konsep pemasaran adalah suau falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang menyatakan bahwa kepuasaan konsumen merupakan syarat dalam mencapai sasaran organisasi dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu.
14
2.1.2 Retailing atau Penjualan Eceran Retailing
atau penjualan eceran adalah semua kegiatan penjualan
barang dan jasa secara langsung pada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. Tjiptono (2006:191), menyebutkan empat fungsi utama retailing yaitu sebagai berikut. 1)
Membeli dan menyimpan barang
2)
Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir
3)
Memberikan informasi mengenai sikap dasar dan pemakaian barang tersebut.
4)
Memberikan kredit kepada konsumen. Menurut Tjiptono (2006:197), berdasarkan produk yang dijual, retailing dibedakan menjadi 2 (dua).
1)
Service retailing Ada tiga jenis service retailing, yaitu : (1) Rented-good service Dalam jenis ini, para pelanggan menyewa dan menggunakan produkproduk tertentu. Contohnya penyewaan mobil, kaset video, laser disc dan apartemen. Konsumen dapat menggunakan produk tersebut tetapi kepemilikannya tetap berada pada pihak retailing. (2) Owend-good service Produk-produk
yang
dimiliki
oleh
para
konsumen
direparasi,
ditingkatkan atau dikembangkan untuk kerjanya, atau dipelihara atau
15
dirawat. Contohnya adalah jasa reparasi (jam tangan, sepeda motor, reparasi mobil dan lain-lain). (3) Non-good service Karakteristik pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik). Contohnya baby sitter, sopir, pemandu wisata, tukang cukur, ahli kecantikan dan lain-lain. 2)
Product retailing Product retailing terdiri atas beberapa jenis. (1) Toko serba ada (department store) Departemen perdagangan Amerika Serikat mendefinisikannya sebagai suatu perusahaan eceran yang mempekerjakan paling sedikit 25 orang dan memiliki penjualan semua kebutuhan rumah tangga, memiliki penjualan pakaian sejumlah 20 persen atau lebih dari penjualan totalnya. Sebuah toserba juga harus menjual item-item tertentu dalam lini produknya, di antaranya yaitu mebel, perabotan, peralatan dan perlengkapan rumah tangga, dan pakaian. Pada umumnya toserba yang besar terdiri atas beberapa visi dan departemen. Setiap divisi merupakn gabungan dari beberapa departemen yang menjual lini barang dagang yang saling berkaitan atau berhubungan. (2) Specialty store Ciri khas specialty store
adalah konsentrasinya pada jenis barang
dagangan yang berbatas atau sedikit. Contohnya komputer, mainan anak-
16
anak, mesin jahit, pakaian wanita dan lain-lain. Biasanya specialty store ini berlokasi di pusat-mini market yang besar.
(3) Catalog showroom Catalog showroom
menawarkan harga rendah, merek nasional dan
daerah perbelanjaan yang kecil yang berdekatan dengan tempat panjang (display) ecerannya. Pada umumnya pembeli menelaah katalog-katalog yang terdistribusi luas sebelum mengunjungi toko tersebut. (4) Supermarket atau pasar swalayan Supermarket adalah toko-toko besar yang menjual makanan atau obatobatan dalam jumlah besar dengan harga rendah. Pelanggan memilih barang yang tersusun rapi di atas rak dan menempatkannya pada kereta dorong atau keranjang, kemudian membawa dan membayarnya di kasir.
2.1.3
Bauran Pemasaran Ritel (Retail Marketing Mix) Menurut Ma’ruf (2005:7), pemasaran ritel sebagai kegiatan pemasaran
dalam perdagangan eceran juga dijalankan dengan dua cara, yaitu : ilmu dan seni. Sebagai ilmu pemasaran dikembangkan sebagai suatu pola yang tertata dalam suatu sistem dan juga dikembangkan dengan cara masing-masing pelaku sehingga disebut improvisasi dan karenanya disebut ilmu. Bisnis ritel merupakan kegiatan menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga dan rumah tangga. Berdasarkan pengertian lazimnya, peritel atau retailer adalah mata rantai terakhir dalam proses distribusi. Menurut Ma’ruf (2005:13),
17
unsur-unsur yang terdapat di dalam pemasaran ritel adalah merchandise, price, location, atmosfer, retail service dan promotion mix. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa retail marketing mix merupakan kombinasi variabel-variabel yang terdiri dari merchandise, price, location, atmosfer, retail service dan promotion mix. Variabel-variabel tersebut perlu dikembangkan, dipadukan dan dikoordinasikan untuk dapat melaksanakan program pemasaran bisnis secara efektif sehingga mampu mengantisipasi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan efektif. Berikut penjelasan dari masing-masing variabel bauran pemasaran ritel adalah sebagai berikut. 1)
Merchandise Merchandise adalah produk-produk yang dijual oleh peritel dalam gerainya. Menurut Ma’ruf (2005:135), merchandise adalah kegiatan pengadaan barangbarang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko (produk berbasis makanan, pakaian, barang kebutuhan rumah, produk umum, dan lain-lain atau kombinasi) untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel. Merchandise adalah suatu bisnis pengadaan pada gerai yang menawarkan produk berupa barang atau jasa kepada konsumen sesuai dengan bisnis yang dijalankan.
2)
Harga (Price) Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel yang akan mendatangkan laba bagi peritel. Menurut Ma’ruf (2005:159), penetapan harga berkaitan dengan aspek-aspek laba, pelanggan, pasar dan persaingan, pengadaan merchandise, citra kualitas merek yang berbeda, dan
18
hukum peraturan. Harga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam membeli produk disamping kualitas produk, merek dan sebagainya, oleh sebab itu peritel hendaknya menetapkan harga yang paling tepat dalam arti dapat memberikan keuntungan dalam jangka pendek dan jangka panjang. 3)
Promosi (Promotion) Menurut Ma’ruf (2005:179), program promosi yang lengkap disebut dengan bauran promosi (promotion mix), yang terdiri dari : iklan, sales promotion, public relation, dan personal selling. (1) Periklanan mempunyai tujuan sebagai berikut : memberikan informasi tentang produk dan jasa atau atribut produk, menumbuhkan dan memperkuat citra, memperlancar tugas pramuniaga, meningkatkan penjualan dalam jangka pendek. (2) Sales Promotion adalah program promosi peritel dalam rangka mendorong terjadinya penjualan dan mempertahankan minat konsumen untuk tetap berbelanja. (3) Public Relation adalah komunikasi yang membangun citra positif bagi peritel di mata publiknya. Unsur-unsur dalam public relation adalah : etika dan tanggung jawab sosial, produk dan pelayanan, publisitas, dan sponsorship. (4) Personal Selling adalah upaya penjualan yang dilakukan oleh karyawan digerai ritel kepada calon pembeli. Unsur-unsur dalam personal selling adalah : selling (penjualan), cross selling dan advertising.
19
(5) Direct Marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon
yang
terukur
atau
transaksi.
Pemasar
langsung
dapat
menggunakan banyak saluran untuk menjangkau calon pembeli dan pelanggan. Saluran ini terdiri dari penjualan tatap muka, pemasaran melalui catalog, TV, pemasaran melalui kios, saluran online. dan media dengan tanggapan langsung lainnya. 4)
Lokasi (Location) Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Lokasi suatu gerai yang tepat akan lebih sukses dibandingkan dengan gerai yang lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun menjual produk yang sama, oleh pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama-sama punya ambience atau selling yang bagus, sebelum suatu toko didirikan, langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan dapat menguntungkan. Menurut Ma’ruf (2005:125), faktor-faktor yang dapat digunakan untuk mengevaluasi area perdagangan ritel adalah sebagai berikut. (1) Besarnya populasi dan karakteristiknya, besarnya jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah menjadi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah ritel yang sama di dua wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang berbeda akan menyebabkan omzet yang rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.
20
Distribusi usia dan komposisi pekerjaan yang ada di masyarakat juga menjadi pertimbangan. (2) Kedekatan dengan sumber pemasok, pemasok memiliki pengaruh dalam kecepatan menyediakan merchandise, kualitas produk, biaya pengiriman. (3) Basis ekonomi, basis ekonomi adalah industri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman dan fasilitas keuangan. (4) Ketersediaan tenaga kerja, tenaga kerja yang dimaksud adalah pada semua tingkat, yaitu tingkat administratif dan lapangan hingga management trainee dan manajerial. (5) Situasi persaingan, jika banyak pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesar-besarnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar. (6) Fasilitas promosi, adanya fasilitas surat kabar dan radio yang akan memfasilitasi kegiatan promosi ritel. (7) Ketersediaan lokasi toko, hal-hal yang terkait dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta sejenisnya, akses pada masing-masing lokasi, peluang kepemilikan atau leasing pembatasan zone perdagangan. (8) Hukum dan peraturan, hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya Perda (Peraturan Daerah). 5)
Atmosfer Gerai Suasana atau atmosfer dalam gerai berperan penting dalam memikat konsumen, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan konsumen produk apa yang perlu dimiliki baik untuk
21
keperluan pribadi maupun keperluan rumah tangga. Suasana yang dimaksud adalah ambience yang tercipta dari gabungan unsur-unsur desain toko atau gerai, penataan toko, komunikasi visual dan merchandise.
6)
Retail Service Menurut Ma’ruf (2005:217), retail service (pelayanan eceran), bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri dari layanan pelanggan, personal selling layanan transaksi berupa cara pembayaran yang mudah, layanan keuangan berupa penjualan dengan kredit, dan fasilitas-fasilitas seperti: toilet, ruang ganti, telepon umum dan sarana parkir. Tiga unsur yang terdapat dalam suatu barang dan jasa yang dibeli, yaitu unsur inti, unsur tangible dan unsur augmented (fasilitas yang mendukung), unsur inti adalah alasan seorang konsumen datang ke sebuah gerai ritel, yaitu : mendapatkan barang yang nyaman, aman dan menyenangkan. Unsur tangible adalah faktor yang mendukung terwujudnya
keinginan konsumen,
yaitu dalam bentuk
merchandise, rak yang tertata rapi dan bersih, adanya pendingin udara, pramuniaga. Unsur augmented adalah faktor tambahan yang mendukung unsur inti dan tangible, yaitu fasilitas seperti food court, gift wrapping, dan ruang parkir yang luas.
2.1.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan Menurut Oliver dalam J. Supranto (2001:233), kepuasan konsumen adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang
22
dirasakan dengan harapannya. Kepuasan konsumen merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dengan melakukan pemantauan secara bertahap terhadap penilaian konsumen tentang produk yang dipasarkan. Hasil dari pemantauan ini dapat digunakan sesebagai masukan bagi pengembangan dan implementasi strategi perusahaan selanjutnya. Banyak perusahaan berusaha untuk menciptakan ide-ide baru yang bertujuan untuk menarik minat konsumen agar konsumen dapat menggunakan produk perusahaan tersebut secara berkelanjutan, serta agar dapat tercipta kepuasan dari konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan itu. Menurut Kotler (2001:13), kepuasan konsumen adalah suatu tingkatan dimana perkiraan kinerja produk sesuai dengan harapan pembeli. Menurut Oliver dalam jurnal Farida Jasfar (2005), mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen adalah suatu penilaian fitur produk atau layanan jasa itu sendiri melalui pemenuhan konsumsi
yang memberikan tingkat
menyenangkan
dengan
pertimbangan dari keistimewaan barang dan jasa tersebut, termasuk tingkat di bawah atau tingkat di atas pemenuhan. Kepuasan bergantung pada perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai, relatif terhadap harapan pembeli. Apabila kinerja sesuai dengan harapan, maka pembeli terpuaskan. Jika kinerja melebihi yang diharapkan, maka pembeli lebih senang. Kuncinya adalah menyesuaikan harapan konsumen dengan kinerja perusahaan.
2.1.5 Teknik Pengukuran Kepuasan Konsumen Menurut Tjiptono (2006:365), mendefinisikan empat metode dalam melacak kepuasan konsumen yaitu :
23
1)
Sistem Keluhan dan Saran Metode ini bersifat positif sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan konsumen upaya untuk mendapatkan saran yang bagus dari konsumen juga sangat sulit karena dilakukan dengan memberikan kesempatan yang luas kepada konsumen untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka tentang produk yang telah mereka konsumsi. Media yang dipakai dapat berupa kotak saran yang diletakkan pada tempat yang ditentukan, menyediakan kartu komentar, saluran telepon khusus dan dan lain-lain. Metode ini mudah dan efisien, tetapi cenderung bersifat pasif dan kurang efektif karena tidak semua konsumen yang tidak puas akan menyampaikan keluhannya kepada perusahaan, biasanya mereka langsung beralih ke produk yang dihasilkan pesaing dan tidak mengkonsumsi produk perusahaan.
2)
Belanja Siluman (Ghost Shopping) Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan orang lain yang berperan sebagai konsumen atau pembeli potensial produk yang akan diukur. Mereka bertindak sebagai konsumen produk atau jasa perusahaan pesaing kemudian mereka melaporkan temuan-temuan mereka berupa kelemahan dan kekuatan produk, baik yang diproduksi perusahaan sendiri maupun yang diproduksi perusahaan pesaing. Ghost Shopper juga dapat mengamati cara perusahaan maupun pesaing melayani permintaan konsumen, menjawab pertanyaan konsumen dan menanggapi setiap keluhan.
3)
Analisis Kehilangan Konsumen (Lost Costumer Analysis)
24
Dalam memahami mengapa pelanggan berhenti melakukan pembelian, atau beralih ke produk pesaing maka perusahaan seharusnya menghargai pelanggan tersebut untuk mengetahui alasan pelanggan meninggalkan produk supaya dapat mengambil tindakan tepat dalam mengatasi permasalahan dan memperbaiki barang dan jasa selanjutnya. 4)
Survei Kepuasan Pelanggan Melalui metode ini perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian kepada pelanggan. Beberapa cara survei yang digunakan antara lain : (1) Direct Reported Satisfaction Yaitu pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan dengan jawaban sangat tidak puas, tidak puas, puas, cukup puas, dan sangat puas. (2) Derived Dissatisfaction Yaitu pertanyaan yang diajukan menyangmenyangkut dua hal utama seperti besarnya kinerja yang pelanggan rasakan dan besarnya harapan mereka. (3) Problem Analisys Yaitu
pelanggan
yang
dijadikan
responden
diminta
untuk
mengungkapkan dua hal pokok pertama : masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan, kedua : saran-saran untuk melakukan perbaikan.
25
(4) Importance Performance Analisys Yaitu responden diminta untuk merangking berbagai elemen dengan (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dengan metode ini diharapkan akan memperoleh tanggapan langsung dari konsumen. keuntungan lain dari metode ini adalah bahwa dengan menghubungi pelanggan akan memberikan kesan positif dengan demikian berarti perusahaan menaruh perhatian kepda pelanggannya.
2.1.6
Pengertian Supermarket Menurut SK. Gubernur Propinsi Bali No. 336 Th 1993, tentang ketentuan
mendirikan usaha pusat pertokoan/pembelanjaan pasar swalayan dan tok serba ada (department store) di Propinsi Bali, maka swalayan adalah toko atau tempat usaha dagang eceran besar dan modern yang menjual beraneka ragam barang keperluan rumah tangga sehari-hari dengan pelayanan kepada konsumen secara swalayan atau pemilihan sendiri oleh pelanggan, para pelanggan/pembeli dengan sistem pengelolaan tunggal. Menurut Ma’ruf (2005:74), pengertian supermarket lebih dilihat pada luas ruang bangunan dimana supermarket kecil mempunyai luas bangunan antara 300 m2 sampai 1100 m2, sedangkan supermarket besar mempunyai luas ruangan antara 1100 m2 sampai 2300 m2.
2.2
Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
26
1)
Penelitian yang dilakukan oleh Harold Biong (1993), meneliti tentang pengaruh dari komponen-komponen marketing mix pemasok (salesforce, product, profitability, and marketing support) terhadap kepuasan dan loyalitas retailernya. Hasil penelitian tersebut mengindentifikasikan bahwa product dan marketing support tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen individual. Selain itu dapat diperoleh kesimpulan bahwa kepuasan konsumen dan loyalitas pelanggan memiliki hubungan yang positif. Apabila semakin tinggi kepuasan dari seseorang konsumen, maka loyalitas terhadap sebuah usaha akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kepuasan dari konsumen, maka tingkat loyalitas terhadap sebuah usaha akan semakin rendah. Persamaan penelitian ini adalah samasama menganalisis kepuasan, sedangkan perbedaannya adalah variabelvariabel yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda.
2)
Penelitian yang dilakukan oleh Malcolm Kurkup dan Muhamad Rafiq (1994). Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat usaha yang letak usahanya berada di daerah pusat perdagangan, akan lebih mudah mendapatkan perhatian dari calon konsumen selain itu, dikatakan bahwa untuk perkembangan sebuah usaha, maka dibutuhkan sebuah pengembangan Lokasi usaha yang baik dari konsisten untuk dapat bersaing dengan usahausaha baru yang lebih unik dan lebih segar. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti variabel-variabel bauran pemasaran ritel khususnya
27
lokasi usaha yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 3)
Penelitian yang dilakukan oleh Trisno Musanto (2004). Penelitian ini dimaksudkan
untuk
mengetahui
sejauh
mana
kepuasan
pelanggan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Iklan Jitu surat kabar Jawa Pos pada CV. Penelitian ini menggunakan empat variabel untuk mewakili kepuasan pelanggan yang meliputi : reliability, response to and remedy of problems, sales experience dan convenience of acquisition. Hasil perhitungan diketahui bahwa sales experience memberikan kontribusi terbesar terhadap loyalitas pelanggan. Persamaan ini dengan penelitian adalah sama-sama menganalisis kepuasan pelanggan, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 4)
Penelitian yang dilakukan oleh Asmai Ishak (2005). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam rangka terciptanya kepuasan konsumen tersebut, perusahaan akan berusaha untuk mengetahui : (1) minat yang mendasari konsumen membeli produk mereka, (2) proses pengembalian keputusan pembelian produk tersebut, dan (3) penilaian (persepsi) para konsumen terhadap produk perusahaan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Dalam hal ini perusahaan berusaha untuk memuaskan semua stakeholder nya. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis kepuasan konsumen, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda.
28
5)
Penelitian yang dilakukan oleh Wen-Kuo, Huang Heng-Chiang and Chou Seng-Cho T. (2005). Penelitian ini menganggap bahwa pelanggan tidak hanya pengguna jasa, tapi juga mitra perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini fokus pada dua faktor penentu perilaku pelanggan rekomendasi, yaitu kepuasan secara keseluruhan dan pengalaman aliran. Penelitian ini juga mengusulkan beberapa hipotesis terkait dengan konstruk kepuasan secara keseluruhan, dan menguji mereka menggunakan data yang diberikan oleh pelanggan layanan mobile 3G. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis kepuasan pelanggan, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda.
6)
Penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni Andika (2006). Hasil analisis dari 24 variabel menunjukkan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan berkunjung ke Seniwati Gallery Of Art By Women terdiri dari 7 faktor, yaitu faktor pengetahuan, faktor persepsi, faktor desain, faktor ukuran, faktor potongan harga, faktor publisitas, dan faktor salles support perusahaan. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam berkunjing/berbelanja, sedangkan perbedaannya terletak pada variabelvariabel yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda.
7)
Penelitian yang dilakukan oleh Ahasanul Haque, Ali Khatibi and Sabbir Rahman (2007). Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mencari faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen terhadap produk bajakan Malaysia.
29
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi konsumen dan pengaruh sosial, kepribadian, atau kepercayaan, harga dan ekonomi terhadap pembajakan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian konsumen dan percaya bahwa pertumbuhan mengarah pada persepsi konsumen. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa sebagian besar responden bersedia untuk membeli produk bajakan karena biaya efektif. Sejak, harga memainkan peran kunci dalam transmisi individu, penting bagi para pemasar atau produsen harus memperhatikan harga. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti faktor-faktor yang menentukan perilaku konsumen dalam berbelanja, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 8)
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Walakananda (2007). Penelitian ini menghasilkan
faktor-faktor
yang
dipertimbangkan
konsumen
dalam
keputusan berbelanja pada pasar swalayan Tiara Grosir Denpasar, yaitu : produk, harga, saluran distribusi, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Perbedaan penelitian ini adalah pada objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang variabel-variabel bauran pemasaran ritel yang menentukan keputusan konsumen dalam berbelanja. 9)
Penelitian yang dilakukan oleh Sudarsana (2007). Hasil Analisis 27 variabel menunjukkan terdapat delapan faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusannya berbelanja pada Supermarket Delta Dewata Ubud, Gianyar
30
yaitu kelengkapan merchandise (barang-barang), faktor pendapatan, faktor discount price, faktor kualitas merchandise dan cara pembayaran, faktor kenyamanan saat berbelanja, faktor pengalaman berbelanja, faktor public relation dan faktor keamanan saat berbelanja. Hasil loading faktor : faktor kelengkapan merchandise, point of purchasing, kemampuan menanggapi keluhan, fasilitas parkir, dan kenyamanan saat berbelanja (0,883), faktor pendapatan (0,630), faktor merchandise
(barang-barang)
discount dan
price (0,825), faktor kualitas
cara
pembayaran
(0,703),
faktor
kenyamanan saat berbelanja ( 0,903), faktor pengalaman berbelanja (0,763), faktor public relation (0,635), dan faktor keamanan saat berbelanja (0,627). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang variabelvariabel bauran pemasaran ritel, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 10) Penelitian yang dilakukan oleh Raudhah Maria Ulfah (2008). Pada penelitian ini menyatakan bahwa pengusaha ritel bersaing dalam memperoleh simpati konsumen diantaranya dengan meningkatkan pelayanan guna mencapai kepuasan
konsumen.
Persamaan
penelitian
ini
adalah
sama-sama
menganalisis kepuasan konsumen, sedangkan perbedaannya adalah teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 11) Penelitian yang dilakukan oleh Setyani Sri Haryanti, dkk. (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hasil uji t variabel kualitas pelayanan dan variabel kepuasan nasabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
31
loyalitas nasabah pada KSU SYARIAH AN NUR Tawangsari Sukoharjo sedangkan variabel Bauran Pemasaran berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Loyalitas. Hasil uji F menunjukkan bahwa Kualitas Pelayanan, Bauran Pemasaran dan Kepuasan Nasabah secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Nasabah pada KSU SYARIAH AN NUR Tawangsari Sukoharjo. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran yang dilakukan, sedangkan perbedaannya adalah teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 12) Penelitian yang dilakukan oleh Thomas Stefanus Kaihatu (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan antara jasa yang diharapkan dengan jasa yang dirasakan oleh pengunjung Plaza Tunjungan Surabaya. Kemudahan dan kelengkapan penyediaan berbagai produk, tanggung jawab atas kualitas dan penetapan harga, serta tanggung jawab atas keamanan barang dan keselamatan pengunjung maupun pembeli merupakan faktor-faktor paling sesuai antara apa yang diharapkan dengan apa yang dirasakan konsumen pengunjung Plaza Tunjungan Surabaya. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kepuasan konsumen, sedangkan perbedaannya terletak variabel, teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 13) Penelitian yang dilakukan oleh Ujianto Abdurachman (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menentukan kepuasan konsumen dalam berbelanja adalah kualitas, referensi, merek dan warna serta kemasan,
32
harga, diskon, dan hadiah. Dari keseluruhan faktor tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor paling dominan. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang variabel-variabel bauran pemasaran ritel yang dipertimbangkan konsumen dalam berbelanja, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 14) Penelitian yang dilakukan oleh Farid Hamdani (2009). Penelitian ini berusaha menjelaskan hubungan kausalitas antara elemen bauran pemasaran ritel, yaitu antara lain : apakah bauran pemasaran ritel yang terdiri dari Lokasi toko, pelayanan, produk, harga, suasana toko, karyawan toko, dan metode promosi berpengaruh terhadap citra toko pada Matahari Departemen Store. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang variabel-variabel bauran pemasaran ritel, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 15) Penelitian yang dilakukan oleh Ginanda Paramita (2009). Berdasarkan perhitungan menggunakan regresi linier berganda dapat dilihat bahwa tidak semua variabel bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan dari delapan variabel terdapat dua variabel yang tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, yaitu variabel store location dan design exterior. Sedangkan sisanya yaitu variabel product characteristic, retail communication, in store ambience, retail price consideration, dan visual merchandising berpengaruh positif dan customer service berpengaruh
33
negatif terhadap kepuasan pelanggan. Persamaan penelitian ini adalah samasama menganalisis kepuasan pelanggan, sedangkan perbedaannya adalah teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 16) Penelitian yang dilakukan oleh Kim R. B. (2009). Penelitian ini mempertimbangkan suatu model keputusan pembelian konsumen Cina untuk makanan GM dan diuji secara empiris yaitu keterkaitan antara faktor-faktor penentu keputusan untuk membeli makanan GM dengan model multi-atribut. Hasil penelitian menunjukkan kepedulian konsumen pada topik-topik seperti ketersediaan informasi yang terbatas, risiko lingkungan dan isu-isu etis makanan rekayasa genetika, merupakan indikator kuat bagi keputusan konsumen dalam pembelian makanan GM. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti faktor-faktor yang menentukan perilaku konsumen dalam berbelanja, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 17) Penelitian yang dilakukan oleh Sadique Khan Mohammed, dkk. (2009). Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pengaruh kualitas pelayanan internet yang diberikan oleh provider kepada nasabah bank di india. Variabel yang digunakan adalah kepuasan pelanggan yaitu kehandalan (reliability), kemampuan akses (accessbilit), keramahan terhadap penguna (userfriendliness), privasi atau keamanan (privacy atau security), efisiensi (efficiency), daya tanggap ( responsiviness ) dan pemenuhan kebutuhan (fulfilment ). Hasil uji menunjukan bahwa variabel privasi atau keamanan dan
34
pemenuhan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan i-banking di India. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis kepuasan konsumen, sedangkan perbedaannya adalah jenis usaha dan waktu pelaksanaan penelitian. 18) Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Edi Arsawan dan Wayan Suryathi (2009). Hasil dari penelitian adalah aplikasi atas customer as a partner sebagai konsep penjualan yang mana diterapkan di Tiara Dewata Group dapat mencapai kepuasan pelanggan. Persamaan penelitian ini adalah samasama menganalisis kepuasan pelanggan, sedangkan perbedaannya adalah teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 19) Penelitian yang dilakukan oleh Agyl Satrio Hutomo (2010). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk dan tingkat kepuasan konsumen secara bersama-sama berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil uji, secara parsial kualitas produk dan tingkat kepuasan konsumen juga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan adalah tingkat kepuasan konsumen. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis kepuasan pelanggan, sedangkan perbedaannya adalah jenis usaha, teknik analisis yang digunakan, objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 20) Penelitian yang dilakukan oleh Alit Suryani (2010). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh langsung retail service terhadap nilai hedonik, pengaruh langsung nilai hedonik terhadap kepuasan pelanggan, dan pengaruh tidak langsung retail service terhadap kepuasan melalui nilai
35
hedonik. Hasil analisis diketahui bahwa variabel retail service berpengaruh langsung terhadap nilai hedonik 74 persen, variabel nilai hedonic berpengaruh langsung terhadap kepuasan pelanggan 51 persen dan retail service berpengaruh tidak langsung terhadap kepuasan pelanggan 34 persen. Berdasarkan hasil penelitian tersebut ritel modern relevan memperhatikan dan meningkatkan kualitas service agar konsumen puas. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti variabel-variabel bauran pemasaran ritel dan kepuasan pelanggan, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 21) Penelitian yang dilakukan oleh Lia Natalia (2010). Penelitian ini dilakukan untuk menguju pengaruh dari Lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan dalam berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti variabel-variabel bauran pemasaran ritel, sedangkan perbedaannya adalah dimensi waktu penelitian yang berbeda. 22) Penelitian yang dilakukan oleh Sopida Kesombua (2010). Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pengaruh faktor demografi dan enam elemen bauran pemasaran ritel terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja di Outlet 7-Elemen dan Toko Mom and Pop. Jumlah responden yang berhasil didapatkan adalah sebanyak 80 orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis faktor. Variabel yang digunakan adalah variabel demografi (gender, age, education, occupation, dan income) dan enam
36
elemen bauran pemasaran ritel (product quality and assortment, store location promotions, price and term of payment, store personnel, dan store appearance and atmosphere). Hasil uji menunjukan bahwa variabel promosi dan penampilan toko dan suasana toko (atmosphere) memilki pengaruh negatif terhadap pelanggan toko Mom and Pop. Sebagian besar responden lebih suka berbelanja di outlet 7-Eleven. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang variabel-variabel bauran pemasaran ritel, sedangkan perbedaannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 23) Penelitian yang dilakukan oleh Keng-Boon Ooi et. al, (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan TQM secara signifikan dan positif berhubungan dengan kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan perusahaan bisnis jasa kecil. Menegaskan bahwa dimensi fokus pelanggan dan informasi dan analisis sangat terkait dengan kepuasan pelanggan dan kualitas layanan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang kepuasan konsumen, sedangkan perbedannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 24) Penelitian yang dilakukan oleh Sher Akbar and Abu Hassan Abu Bakar (2011). Penelitian ini mengangkat permasalahan tentang pengaruh faktor product, price and place terhadap keputusan konsumen dalam membeli sepeda motor di Penang, Malaysia. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 400 orang ditentukan dengan teknik pengambilan sampel secara acak (random sample). Metode analisis yang digunakan adalah analisis
37
faktor. Variabel yang digunakan adalah variabel product, price and place. Hasil uji menunjukan bahwa variabel product memilki pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda motor di Penang, Malaysia. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang variabel-variabel bauran pemasaran, sedangkan perbedannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda. 25) Penelitian yang dilakukan oleh Yi-Ja Hu (2011). Penelitian ini mendukung teori bahwa strategi bauran pemasaran memiliki dampak signifikan pada loyalitas pelanggan. Penelitian ini menguji secara komprehensif pengaruh mediasi kualitas pelayanan terhadap hubungan antara strategi bauran pemasaran dan loyalitas pelanggan untuk pelanggan di toko ritel Taiwan. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang variabel-variabel bauran pemasaran, sedangkan perbedannya adalah objek yang diteliti dan dimensi waktu yang berbeda.
38