BAB II KAJIAN PUSTAKA
Teori merupakan alat terpenting bagi suatu ilmu pengetahuan. Tanpa adanya teori, hanya ada serangkaian fakta-fakta yang belum teranalisis dan belum dapat dikategorikan sebagai lmu pengetahuan. Dengan demikian, teori bertugas sebagai pembimbing dalam suatu karya ilmiah.
2. 1
Sintaksis Sintaksis adalah hubungan gramatikal yang melibatkan struktur kalimat, hal
tersebut serupa dengan pendapat Jacobs (1995:4) yaitu, “Syntax is the grammatical principles unit involved in sentenced structure.” Struktur kalimat tersebut terikat oleh aturan-aturan kebahasaan. Objek kajian dalam sintaktis meliputi struktur kata, frase, klausa, dan kalimat. Menurut McManis (1988:53) “syntax is the study of structure of sentence.” Menurut Andrew Carnie (2007:26) dalam bukunya yang berjudul Syntax: a generative introduction — second edition mengatakan bahwa “Syntax is the level of linguistic organization that mediates between sound and meaning, where word are organized into phrases, clauses, and sentences.” Miller (2002:133) mengatakan “Syntax is of interest because without syntax human beings would be unable to construct complex message conveying information about complex situations, proposal or ideas.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sintaktis adalah ilmu lingustik yang menarik dan penting karena dengan adanya sintaktis manusia bisa menyusun
9
10
sebuah penyampaian berdasarkan struktur frasa, klausa,dan kalimat serta wacana yang behubungan dengan grammatikal kebahasaan. Miller memperkuat makna sintaktis (2002:xii) “Syntax has to do with how words are put together to build phrases, with how phrases are put together to build clauses or bigger phrases, and with how clauses are put together to build sentence.” Dari definisi di atas dapat kembali disimpulkan bahwa ilmu sintaktis membahas tentang pembentukan kalimat melalui kata, frasa, dan klausa.
2. 2
Kalimat (Sentence) Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Definisi kalimat menurut Downing (2006:272) adalah “Orthographically and rhetorically, it is that unit which starts with a capital letter and ends with a full stop, question mark or exclamation mark.” Secara ortografi dan retoris, kalimat adalah suatu unit yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, tanda tanya atau tanda seru. Menurut Longman Dictionary (1987:1289) “Sentence is a group of word that usually contains a subject and a verb, expresses a complete idea or ask question, and that, when written in english begin with a capital letter and ends with a full stop.”
11
2. 2. 1 Struktur Kalimat (Sentence Structure) Struktur
kalimat
menurut
Murphy
(2003:224)
dapat
diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu:
Simple sentence (kalimat tunggal)
compound sentence (kalimat majemuk setara)
complex sentence (kalimat majemuk bertingkat)
compound-complex sentence (kalimat majemuk setara bertingkat)
2. 2. 1. 1 Kalimat Tunggal Kalimat tunggal merupakan kalimat yang memiliki satu pola kalimat atau klausa bebas, hanya memiliki satu subjek dan satu kata predikat saja. Quirk (1985:719) berpendapat bahwa “A simple sentence consist of a single independent clause.” Menurut Murphy (2003:228) “A sentence which has only subject and predicate is called a simple sentence.” Contoh: (1) The man loved peanut butter cookies. (Carnie, 1969:37)
Subject Predicate (2) The population of the world is rising very fast.
Subject (Murphy, 1994:2)
Predicate
12
2. 2. 1. 2 Kalimat Majemuk Setara (Compound Sentence) Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari dua klausa bebas atau lebih yang dihubungkan dengan coordinate conjuction (konjungsi koordinat) seperti for, and, nor, but, or, yet, so, not only...but also, either...or, neither...nor, dan lain-lain. Menurut Quirk (1995:281) “A compound sentence consists of two or more coordinated main clauses.” Contoh: (3) I admire her reasoning but I reject her conclusion.
Main Clause
Main Clause
(Quirk, 1985:988)
(4) Madhavi is not only beautiful but also smart.
Main Clause
Main Clause
(Murphy, 2003:281)
Seperti yang kita lihat pada contoh 3 dan 4 di atas, Kalimat majemuk setara masing-masing memiliki dua klausa bebas yang dihubungkan dengan konjungsi.
13
2. 2. 1. 3 Kalimat Majemuk Bertingkat (Complex Sentence) Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari satu klusa bebas serta satu atau lebih klausa terikat (subordinate clause). Klausa terikat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada klausa bebas. Kalimat majemuk bertingkat selalu memiliki konjungsi subordinate (subordinate conjunction) seperti because, since, after, although, when, where, dan why serta pronomina relatif (relative pronoun) seperti who, whom, whose, which, dan that. Menurut Murphy (2003:224) “A sentence which consists of main clause and one or more subordinate clause is called complex sentence.” Quirk (1985:987) mengatakan “A complex sentence is like a simple sentence in that it consists of only one main clause, but unlike a simple sentence it has one or more subordinate clauses functioning as an element of the sentence.” Kalimat kompleks seperti kalimat yang sederhana yang terdiri dari satu klausa utama, namun tidak seperti kalimat sederhana yang memiliki satu atau lebih anak kalimat yang berfungsi sebagai unsur kalimat. Contoh: (5) Although I admire her reasoning I reject her conclusion
Subordinate Clause (Quirk, 1985:988)
Main Clause
14
(6) When I was a child, I lived with my uncle. (Cherlentes, 2011:15)
Subordinate Clause
Main clause
(7) I dislike what Madhavi proposed. (Murphy, 2003:282)
Main Clause
Subordinate Clause
Pada contoh 5, 6, dan 7 merupakan contoh kalimat majemuk bertingkat yang disetiap kalimatnya memiliki klausa bebas dan terikat.
2. 2. 1. 4 Kalimat Majemuk Setara Bertingkat (CompoundComplex Sentence) Kalimat majemuk setara bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih klausa bebas dan satu atau lebih klausa terikat. Menurut Murphy (2003:224) “A sentence which consists of two or more main clause and at least subordinate clause is called compound-complex sentence.” Contoh: (8) I know that Madhavi had loved me but I didn’t have any idea
Main Clause
Subordinate Clause
Main Clause II
15
whether he was interseted in marriage.(Murphy, 2003:224)
Subordinate Clause II
Seperti yang kita lihat pada contoh 8, Kalimat majemuk setara memiliki dua klausa bebas dan atu atau lebih klausa terikat.
2.3
Klausa (Clause) Klausa merupakan bagian grammatikal yang lebih kecil dari kalimat yang
terdiri dari subject (subjek), predicate (predikat), object (objek), complement (pelengkap), dan attribute (keterangan) ataupun tidak. Miller (2002:13) mengatakan “clause is a unit of analysis within which we can talk coherently about the order of phrases and the fact that phrases can occupy different position.” Trask (1999:35) mengataan bahwa “Traditionally, a clause is a grammtical unit consisting of a subject and a predicate, and every sentence most consist of one or more clauses.” Klausa merupakan struktur dalam bahasa inggris yang dibedakan ke dalam du jenis yaitu main clause (independent clause) dan subordinate clause (dependent clause) Dalam bahasa Indonesia main clause disebut juga klausa bebas, sedangkan subordinate clause disebut juga kalusa terikat.
16
2. 3. 1 Klausa Bebas (Main Clause) Klausa Bebas sering disebut independent clause yang merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri karena memiliki struktur yang lengkap. Jacobs (1995:65) mengatakan pendapat bahwa “A clause that can stands alone as a sentence is called a main clause or something an independent clause.” Klausa yang dapat berdiri sendiri menyerupai kalimat adalah klausa inti atau klausa bebas. Contoh: (9)
I eat what I like. (Quirk, 1985:1056)
Main Clause
(10) I eat.
Klausa I eat pada contoh 10, berpotensi menjadi kalimat jika diakhiri dengan tanda baca titik, tanda seru, maupun tanda tanya.
2. 3. 2 Klausa Terikat (Subordinate Clause) Klausa terikat disebut juga dependent clause. Klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri seperti main clause karena klausa ini memiliki struktur yang tidak lengkap. Klausa terikat hampir memiliki ciri yang sama seperti main clause yakni memiliki satu subject dan verb, yang membedakannya adalah klausa terikat selalu bergantung pada main clause
17
yang menjadi induk klausa di dalam kalimat. “A clause which must be used with another clause to form a complete grammatical contruction. It depends on the other clause and is subordinate to it.” (Richards, 1985:77). Sebuah klausa harus digunakan dengan klausa lain untuk membentuk sebuah kontruksi gramatial yang lengkap. Jenis klausa tersebut sangat bergantung pada keberadaan main clause. Contoh: (11) She tasted what I bought. (Quirk, 1985:1056)
Main Clause Subordinate Conjunction
Jadi, dapat dipahami bahwa klausa terikat sekurang-kurangnya terdiri dari subject dan predicate yang ditandai dengan adanya penggunaan subordinate
conjunction
(konjungsi
subordinat).
Klausa
terikat
diklarifikasikan ke dalam tiga bagian yaitu noun clause (klausa nomina), adverbial clause (klausa adverbial), dan adjective clause (klausa ajektiva).
2. 3. 2. 1 Klausa Nomina (Noun Clause) Klausa nomina adalah klausa terikat yang berfungsi sebagai noun. Menurut Eastwood (1994:341) “A noun clause begin with that, a question word of if/whether.” Maurer (2003:437) berpendapat bahwa, “Complement are word are words, phrases, or clauses that add information about further explain an adjective or
18
noun.” Klausa nomina ditandai dengan adanya penggunaan tanda tanya (question words) dan konjungsi seperti what, who, why, when, where, which, whatever, whoever, whether, if, dan that. Contoh: (12)
Whatever book you see is yours to take. (Quirk, 1985:1056)
(13)
I took what they offered me. (Quirk, 1985:1056)
Klausa nomina dalam contoh 12 merupakan klausa nomina yang berfungsi sebagai subject yaitu Whatever book you see. Sedangkan klausa nomina pada contoh 13 merupakan klausa nomina yang berfungsi sebagai objek yaitu what they offered me.
2. 3. 2. 2 Klausa Adverbial (Adverbial Clause) Klausa Adverbial merupakan Subordinate Clause berfungsi sebagai adverbial dalam kalimat yang menerangkan verb, adjective, dan adverb. Namun ada perbedaan antara penggunaan adverbial pada kata dan frasa dengan klausa. Adverbial pada kata dan klausa menerangkan verba dan unsur-unsur lain pada kalimat sedangkan adverbia pada klausa, berfungsi untuk menerangkan klausa utama. Seperti yang diungkapkan Miller (2002:65) “The name ‘adverbial’ suggests that adverbial clause modify verb; but they modify the whole clauses.” Kemudian pendapat Miller diperkuat oleh pendapat Maurer (2000:352) yang menyatakan bahwa
19
“Adverb clause are dependent clause that answer the question how, where, or why in the same way that single adverb do. They are introduced by subordinating conjunction which can be either single words or phrases.”
Definisi dari kedua teori tersebut adalah adverbial clause yang merupakan jenis dari subordinate clause yang menerangkan verb, adjective, dan adverb. Klausa adverbial menjawab pertanyaan how, where, dan why. Klausa adverbial ditandai dengan adanya subordinate conjunction seperti because, although, before, after, when, where, while, since.
2. 3. 2. 3 Klausa Ajektiva (Adjective Clause) Adjective clause disebut juga relative clause adalah jenis subordinate clause yang berfungsi untuk menjelaskan atau menerangkan noun atau pronoun (kata ganti benda). Selain itu, adjective clause juga berfungsi mengidentifikasikan orang dan benda yang berfungsi untuk memberikan informasi tambahan serta menyatakan kepunyaan (posssessive). Adjective clause ditandai oleh adanya relative pronoun (promina relatif) seperti who, whom, whose, which, dan that serta relative adverb (adverbia relatif) seperti when, where, dan why. Miller (2002:65) menngatakan bahwa “Relative clause are called adjective clause, reflecting the fact that adjective also modify noun.” Diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Maurer (2000:186)
20
“Adjective clause are dependent clause that modify noun and pronoun.They are introduced by relative pronoun like who, whom, whose, which, thatt, or by then.”
Kroeger (2005:230) berpendapat bahwa ada tiga dasar yang membentuk relative clause:
The head of noun sebagai subjek dari main clause;
the relativizer (that) yang menghubungkan modifying clause;
the modifing clause.
Contoh: (14)
The reason
that
I’m phoning you is to
The head noun
relativizer
modifying clause
invite you to the party. (Murphy, 1994:184)
Pada contoh 14 the head noun dalam kaliat di atas adalah the reason yang berfungsi sebagai subjek dari klausa bebas, relativizer dalah that, dan the modifying clause dalam kallimat tersebut adalah I’m phoning you.
21
2. 3. 2. 3. 1
Jenis Klausa Ajektiva
Klausa adjectiva dapat diklarifikasikan menjadi dua jenis yaitu disebut juga dengan istilah defining relative clause dan non-defining relative clause. Swan (1995:489), Klammer (2000:309), dan Maurer (2000:309) berpendapat bahwa ada dua macam klausa adjectiva yaitu:
defining relative clause (restrictive relative clause)
non-defining relative clause (non-restrictive clause)
Chalker (1984:253) berpendapat bahwa “Defining relative clause is common in both spoken and written English.” Kemudian Veit (1986:137) juga mengatakan “Relative clauses which are essential to complete the idea of noun phrase are called restrictive clauses. Relative clauses which provide supplementary information are called nonrestrictive clauses.” Raimes (1990:270) mengatakan “Restrictive adjectival clause is the clause restrics the meaning of the noun phrase preciding it by defining or limiting it. It is not set off from the independent clause by comas.”
Contoh: (15)
Restrictive relative clause The girl that/who lives next door is now in Scotland. (Chalker, 1984:253)
22
(16)
Nonrestrictive clause Your critizm, that no account has been taken of phsychological factors, is fully justified. (Quirk, 1985:1049)
2. 3. 2. 3. 1 Pronomina Relatif dan Adverbia Relatif dalam Klausa Adjectiva Dalam bahasa inggris terdapat beberapa relativizer, relative pronoun (promina relatif) seperti who, whom, whose, which, dan that serta relative adverb (adverbia relatif) seperti when, where, dan why. Downing dan Locke (2006:449) mengatakan “English used several different relativizer: who, whom, whose, which, that, when, where, why. The relativizer is back to the head of the nominal group which is termed the antecedent.”
Antecedent biasanya berupa nomina atau pronomina (pronoun) yang diletakkan pada awal kalimat. Contoh: (17)
They did not consult us on whose names should be
antecedent
put for forward.
relative pronoun
23
2. 4
Reduksi Klausa (Reduced Clause) Reduksi adalah penyingkatan, pengurangan, dan pemendekan. Menurut
Bieber (1999:1043) “The simplification of grammatical structure hence the reduction of the number of words uttered by reliance of implicit meaning or reference as supplied as mutual knowledge.” Quirk (1985:858) memberikan definisi reduksi sebagai berikut “a grammatical prinsiple whereby the structure of a sentence is abbreviated, avoiding redundancy of expression”
2. 4. 1 Reduksi Klausa Ajectiva (Reduced Adjective Clause) Adjective clause dapat diturunkan atau direduksi menjadi adjective phrase. Raimes (1990:273) mengatakan “Adjective clauses can be reduced into phrases.” Selain Raimes, Chalker (1984:186) juga mengatakan pendapat yang serupa dengan Raimes “Adjective phrases here function as kind of reduced adjective clause. This position is the same as relative clause position.” Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa adjective clause dapat direduksi menjadi adjective phrase dan jenis adjective phrase tersebut berfungsi seperti jenis adjective clause yang sudah direduksi. Menurut Azar (2002:290) “Only adjective clause that have a subject pronoun—who, which, and that—are reduced to modifying adjective phrase.” subjek
Hanya adjective clause yang memiliki kata ganti
who, which, dan that direduksi untuk memodifikasi adjective
phrase. Hinkel (1994:86) berpendapat bahwa “When an adjective clause is
24
reduced to an adjective phrase, the first step is to delete the subject of the clause. If the verb is progressive tense, (present or past progressive) the helping verb be- also need to be deleted.” Contoh: (18)
Restrictive Relative Clause Adjective Clause
: English has an alphabet that consists of 26 letters. (Azar, 2002:290)
Adjective Phrase
: English has an alphabet consisting of 26 letters. (Azar, 2002:290)
(19)
Non-Restrictive Clause Adjective Clause : George Washington, who was the first president of the United States, was a wealthy colonist and general in the army. (Azar, 2002:290) Adjective Phrase : George Washington, the first president of the United States, was a wealthy colonist and general in the army. (Azar, 2002:290)
Adjective clause yang sudah direduksi menjadi adjective phrase dapat dikurangi untuk membuat adjective phrase dari berbagai jenis, seperti beberapa ungkapan preposisional, klausa ajektiva pasif maupun
25
pasif. seperti yang dikatakan Hinkel (1994:86) “Adjective clauses can be reduced to make adjective phrases of many kinds, such as some prepositional phrases, an active or passive adjective clause.” Kemudian Hinkel (1994:86) menyatakan kembali bahwa “If the verb in clause is in the active voice, the adjective phrase remains active. If the verb is in the passive voice, the adjective phrase stays in the passive voice.” Gear (2006:93) berpendapat bahwa “Note that the clause marker as well as hte auxiliary verbs and/or the verb be are omitted. Any changers to the main verb depend on the voice. The –ing form is used for the active voice, and the –ed form is used for the passive voice” Contoh: (20)
Reduced Adjective Clause in Active Voice Adjective Clause
: The writer published a book that contains illustrations. (Gear, 2006:93)
Adjective Phrase
: The writer published a book containing illustrations. (Gear, 2006:93)
(21)
Reduced Adjective Clause in Passive Voice Adjective Clause
: The ideas that had been presented in the previous meeting were discussed. (Gear, 2006:93)
Adjective Phrase
: The ideas presented in the previous meeting were discussed. (Gear, 2006:93)
26
2.5
Frasa (Phrase) Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih,
yaitu satu kata sebagai kepala frasa (head) yang mengontrol kata lainnya, yaitu penerang (modifier). Swan (1995:xxvi) menyatakan tentang pengertian frasa yaitu “two or more words that function together as a group.” Menurut Reid (2000:290), “A phrase is a group of words that is missing a subject, a verb or both”, frasa adalah kelompok kata yang tidak memiliki subjek, kata kerja, atau keduannya. Menurut Quirk, et al (1985: 62-63) berpendapat bahwa frasa di bagi menjadi lima bentuk yaitu:
frasa nomina (noun phrase)
frasa verba (verb phrase)
frasa ajektiva (adjective phrase)
frasa preposisi (prepositional phrase), dan
frasa ajektiva (adverbial phrase).
Karena hanya frasa ajektiva yang digunakan dalam menggunakan analisis data pada bab empat, jadi hanya frasa ajektiva yang disinggung dalam pembahasan ini.
2.5.1
Frasa Ajektiva (Adjective Phrase) Megginson, 2007 (University of Ottawa, Department of English,
“The Function of Phrases”) mengemukakan bahwa
27
“An adjective phrase is any phrase which modifies a noun or pronoun. You often construct adjective phrases using participles or prepositions together with their objects”
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa adjective phrase merupakan frasa yang memodifikasi noun dan pronoun. “Sometimes phrases contain adverbs to modify the adjective, these are called adjective phrase. And sometimes noun are followed by adjectives or other nouns in phrase. These are called adjectives phrase or nouns phrase modifiers.” (Schmidt, 1995:341)
Raimes
(1990:157) mengatakan “An adjective can be used to
introduced a reduced clause.”. Sebelumnya Veit (1986:144) berpendapat bahwa “Adjective phrases can also follow noun phrases, either restrictively or non-restrictively.” Dengan demikian, frasa adjectiva juga bisa mengikuti frasa nomina, sama halnya dengan dengan restrictive relatife clause dan non-restrictive clause. Contoh: (22)
Anyone wanting to come with us is welcome.
(23)
The ideas presented in that book are well good. Kalimat diatas merupakan kalimat yang mengandung adjective
phrase yang memodifikasi noun.
2.6
Tenses Dalam tata bahasa Inggris, kalimat atau ungkapan dalam bahasa Inggris
selalu ditulis dalam paradigma waktu untuk menunjukan suatu situasi yang sedang berlangsung. Hal ini dikenal dengan istilah tense. Tense adalah bentuk kata kerja
28
dalam bahasa Inggris untuk menunjukan waktu sekarang, masa lalu, dan masa depan. Menurut Thomson (1986), Swan (1995), dan Azar (2002) tenses terbagi menjadi dua belas, yaitu:
A. Simple Present Tense Simple present tense ini digunakan untuk menyatakan sesuatu fakta. Menurut Azar (2002:13) “The simple present says that something was true in the past, is true in the present, and will be true in the future. It expresses general statements of fact and timeless truths.” Contoh: (24) Water consist of hydrogen and oxygen. (Azar, 2002:13) (25) The average person breathes 21.600 times a day. (Azar, 2002:13)
Tense ini juga digunakan untuk menyatakan suatu kebiasaan yang dilakukan. Azar (2002:13) juga mengatakan “The present tense is used to express habitual or everyday activities.” Thomson (1986:159) berpendapat “The present tense is often used with adverbs or adverbs phrases such as: always, never, occasionally, often, sometimes, usually, every week, on Mondays, twice a week or with time clauses expressing routine or habitual acations.” Contoh: (26) He always eats a sandwich for lunch. (Azar, 2002:13) (27) I study for two hours every night. (Azar, 2002:13)
29
B. Present Progressive Tense Present progressive merupakan tenses yang digunakan untuk menyatakan suatu kegiatan yang sedang berlangsung, kegiatan yang dilakukan di masa lalu yang kemudian diteruskan di masa sekarang, dan mungkin berakhir di masa yang akan datang. Menurut Azar (2002:13) “The present progressive expresses an activity that is in progress at the moment of speaking. It is a temporary activity that began in the past , is continuing at present, and probably end at some point in the future.” Thomson
(2005:154)
menjelaskan
tentang
penggunan
present
progressive tense “for an action happening now, for an action happening about this time but not necessesary at the moment of speaking, and for definite arrangement in the near future (the most usual way of expressing one’s immediate plans).”
Contoh: (28) I am not wearing a coat as it isn’t cold. (Thomson, 1986:154) (29) I need an umbrella because it is raining. (Azar, 2002:13) (30) Susan is writing another book this year. (Azar, 2002:13)
C. Present Perfect Tense “The present perfect expresses the idea that something happened (or never happened) before now, at an unspecified time in the past.” (Azar, 2002:36) Present Perfect Tense menyatakan kejadian yang terjadi sebelum masa sekarang, atau masa lalu yang tidak ditentukan.
30
Present Perfect Tense juga merupakan tenses yang menunjukan suatu kejadian yang sudah dikerjakan. Azar (2002:36) juga menyatakan “The present perfect also expresses the repetition of an activity before now.” dan “The present perfect, when used with for or since, also expresses a situation that began in the past and continuous to the present.” Dari pernyataan Azar di atas, dapat disimpulakan bahwa present perfect merupakan tense yang menyatakan suatu kejadian yang telah dimulai masa lalu dan telah selesai pada waktu tertentu di masa lalu atau masih berlanjut sampai sekarang. Contoh: (31) They have moved into a new apartment. (Azar, 2002:36) (32) Ann started a letter to her parents last week, but she still hasn’t fisnish it. (Azar, 2002:36) (33) I can’t go on holiday because i’ve broken my leg. (Swan, 2005:439) (34) I have known him for many years. (Azar, 2002:36)
D. Present Perfect Progressive Tense Present perfect progressive merupakan tense yang mengungkapkan kejadian yang telah selesai di masa lampau tapi masih berlanjut di masa sekarang. Azar (2002:42) menyatakan “This tense is used to indicate the duration of an activity that began in the past and continues to the present.” Swan (2005:445) berpendapat bahwa “We use the present
31
perfect progressive to look back over actions and situations which started in the past and are still going on.” Tense ini biasanya menggunakan kata since, for, all morning, all week untuk menunjukan waktu kejadian. Azar (2002:42) juga mengungkapkan “When the tense is used without any specific mention of time, it expresses a general activity in progress recently, lately.” Contoh: (35) House prices have been going up steadily this year. (Swan, 2005:445) (36) All of the students have been studying hard. Final exams start next week. (Azar, 2002:42)
E. Simple Past Tense Simple past merupakan tense yang menunjukan suatu kejadian di masa lampau. Pada buku Understanding and Using Englih Grammar, Azar (2002:27) mengatakan bahwa “The simple past indicates that an activity or situation began and ended at a particular time in the past.” Sedangkan Thomson (1986:162) mengatakan “It used for an action completed in the past at a definite time.” Pengertian simple past tersebut kemudian diperkuat oleh Swan (2005:394) “we use the simple past for many kinds of past event: short, quickly finished actions and happenings, longer situation, and repeated events.”
32
Contoh: (37) I bought a new car three days ago. (Azar, 2002:27) (38) When I dropped my cup, the coffee spilled on my lap.
Pada contoh 38, kalimat tersebut memiliki dua klausa yang keduanya menggunakan simple past tense. Klausa I dropped my cup merupakan kejadian yang lebih dulu dilakukan karena memuat kata when.
F. Past Progressive Tense Past Progressive digunakan untuk mengungkapkan bahwa suatu kegiatan sedang berlangsung di masa lampau. Swan (2005:395) mengatakan “we use the past progressive to say that something was in progress (going on) around a particular past time.” Biasanya pada kalimat past progressive tense terdapat dua kejadian yang berjalan beriringan. Contoh: (39) Last year at this time, I was attending school. (Azar, 2002:28) (40) Rita was standing under a tree when it began to rain. (Azar, 2002:28) (41) While I was studying in one room of our apartement, my roommate was having a party in the other room. (Azar, 2002:28)
33
Pada contoh 39, kalimat tersebut menunjukan dengan jelas kapan waktu kejadian berlangsung. Sedangkan pada contoh 40, terlihat bahwa dua kegiatan sedang terjadi tetapi satu kegiatan dimulai lebih dulu sedangkan kegiatan yang lain sedang berlangsung ketika kegiatan tersebut terjadi. Terkadang past progressive digunakan pada dua kegiatan di sebuah kalimat ketika dua kegiatan tersebut berjalan beriringan seperti pada contoh 41.
G. Past Perfect Tense Menurut Swan (2005:397) “The basic meaning of the past perfect is earlier past. A common use is to go back for a moment when we are already talking about the past, to make it clear that something had already happened at the time we are talking about.”
Past Perfect Tense mengekspresikan kejadian di masa lampau sebelum kejadian berikutnya terjadi. Seperti yang dikatakan Azar (2002:45) bahwa “The past perfect expresses an activity that was completed before another activity or time in the past.” Contoh: (42) Sam had already left by the time Ann got there. (Azar, 2002:45) (43) When I arrived at the party, Lucy had already gone home. Earlier past: Lucy had already gone home Past: I arrived at the party (Swan 2005:397)
34
Pada contoh ke 43, kegiatan yang lebih dulu terjadi adalah Lucy had already gone home kemudian diikuti klausa I arrived at the party.
H. Past Perfect Progressive Tense Tenses ini digunakan untuk mengungkapkan suatu aksi (pada durasi tertentu) yang telah selesai pada suatu titik waktu tertentu di masa lalu. Menurut Azar (2002:47) “The past perfect progressive emphasize the duration of an activity that was in progress before another activity or time in the past. This tense also may express an activity in progress close in time to another activity or time in the past.”
Swan (2005:399) mengatakan bahwa “We use the past perfect progressive to talk about actions or situations which had continued up to the past moment that we are thinking about, or shortly before it.”
Contoh: (44) The police had been looking for the criminal for two years before they caught him. (Azar, 2002:47) (45) When Judy got home, her hair was still wet because she had been swimming. (Azar, 2002:47)
I. Future Simple Tense Simple future adalah tense yang digunakan untuk menyatakan suatu peristiwa yang akan terjadi. Menurut Thomson (1986:189) “The future simple is used similarly for future habitual expression...” Future
35
simpe digunakan untuk mengungkapkan kebiasaan yang dilakukan di masa depan. Keterangan waktu pada tense ini boleh disisipkan atau tidak. Seperti yang dikatakan oleh Thomson (1986:189) “The future simple can be used with or without time expression.” Kaidah yang digunakan pada tense ini adalah penggunaan shall, will, dan be going to. “be going to implies that there are sign that something will happen, will implies that the speaker thinks/believes that it will happen.” (Thomson, 1986:187) Contoh: (46) He’ll build a house. (Thomson, 1986:189) (47) He’s going to build a house. (Thomson, 1986:189)
Penggunaan will dan to be going to pada kalimat di atas memiliki perbedaan walaupun kalimat tersebut menggunakan tense yang sama. Dari contoh tersebut, Thomson (1986:189) berpendapat: “be going to is sometimes possible here also, but it makes the action appear more probable and (where there is no time expression) more immediate. He’ll build a house merely means ‘this is my opinion’ and gives no idea when when the building will start. But He’s going to build a house implies that he has already made this decision and that he will probably start quite soon.”
Dari pendapat Thomson tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pada penggunaan will dan be going to. Penggunaan will lebih kepada opini atau wacana, sedangkan penggunaan be going to menitik
36
beratkan suatu rencana atau sebuah keputusan yang benar-benar akan dilakukan di masa yang akan datang.
J. Future Progressive Tense Future progressive adalah tense yang menunjukan suatu kegiatan yang akan sedang berlangsung di waktu tersebut di masa depan. Menurut Azar (2002:60) “The future progressive expresses an activity that will be in progress at a time in the future.” Contoh: (48) I will be helping Marry tomorrow. (Thomson, 1986:191)
Kalimat pada contoh 48 tidak menyatakan secara langsung bahwa pembicaran sedang mempersiapkan sesuatu untuk menolong Marry atau dia berharap untuk menolong Marry. Itu hanya sebuah ungkapan bahwa kejadian tersebut akan berlangsung. Future progressive tense bisa dikatakan serupa dengan present progressive tense, tetapi perbedaannya pada future progressive tense waktu yang sedang berlangsungnya itu bukan sekarang, melainkan besok, nanti, dan masa yang akan datang. Thomson (1986:191) mengatakan: “The future continuous tense used in this way is somewhat similar to the present continuous, but differs from it in the following points. The present continuous tense implies a deliberate future action. The future continuous tense usually implies an action which will occur in the normal course of events.”
37
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa present progressive tense menyatakan kegiatan yang sengaja akan berlangsung, sedangkan future progressive tense berarti kegiatan yang akan terjadi pada sebuah peristiwa. Contoh: (49) I am seeing Tom tomorrow. (Thomson, 1986:191) (50) I’ll be seeing Tom tomorrow. (Thomson, 1986:191) Pada contoh 49, Tom atau pembicara sudah mengatur sebuah pertemuan dengan sengaja, tetapi pada contoh 50, Tom dan pembicara akan mengadakan pertemuan pada suatu event.
K. Future Perfect Tense Future
perfect
merupakan
tenses
yang
digunakan
untuk
mengungkapakan suatu aktivitas akan selesai pada suatu titik di masa depan. Menurut Azar (2002:62) “The future perfect expresses an activity that will be completed before another time or event in the future.” Thomson (1986:194) berpendapat “it is used for an action which at a given future tme will be in the past, or will just have finished.” Contoh: (51) I will graduate in June. I will see you in July. By the time I see you, I will have graduated. (Azar, 2002:62)
38
Pada contoh 51, sudah jelas bahwa pembicara akan bertemu dengan seseorang ketika dia sudah lulus di masa yang akan datang.
L. Future Perfect Progressive Tense Future perfect progressive merupakan tense yang mengungkapkan bahwa suatu aktivitas akan sudah berlangsung sekian lama pada waktu tertentu di masa depan. Azar (2002:62) berpendapat bahwa “Future perfect progressive emphasizes the duration of an activity that will be in progress before another time an event in the future.” Contoh: (52) I will go to bed at ten P.M. Ed will get home at midnight. At midnight I will be sleeping. I will have been sleeping for two hours by the time Ed gets home. (53) When Professor Jones retires next month, he will have taught for 45 years. (Azar, 2002:62) (54) When Professor Jones retires next month, he will have been teaching for 45 years. (Azar, 2002:62)
Terkadang future perfect dan future perfect progressive memiliki maksud yang sama seperti pada contoh 53 dan 54, melihat bahwa aktivitas diungkapkan oleh salah satu dari dua bentuk kata yang dimulai pada masa lalu.
39
2. 7 Konjungsi (Conjunction) Konjungsi adalah kata sambung yang menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, dan kalimat-kalimat. Verspoor dan Sauter (2000:101) berpendapat bahwa “Coordinators link two ‘equal’ parts, which may be two or more single words, phrases, dependent clauses, or main clauses.” Dari pendapat Verspoor dan Sauter dapat dijelaskan bahwa koordinator tidak hanya menghubungkan dua atau lebih klausa yang sama namun juga kata, dan frasa. Menurut Leech (2006:26) konjungsi ialah “A term which refers generally to words that have a conjoining or linking role in grammar” berdasarkan pengertian Leech di atas dapat disimpulkan bahwa konjungsi merupakan kata yang menghubungkan unsur-unsur dalam tata bahasa.
2. 7. 1 Konjungsi Koordinator (Coordinate Conjunction) Menurut Verspoor dan Sauter (2000:101) “there is a small number of coordinators, the coordinate conjunctions (and, but, or, nor, for, so, yet)….” Dari pendapat Verspoor dan Sauter di atas, kategori koordinator terdiri dari and, but, or, nor, for, so, dan yet. Contoh: (55) He has quarelled with the chairman and has resigned. (Quirk, 1985:919) (56) He tried hard, but he failed. (Quirk, 1985:919) (57) He tried hard, yet he failed. (Quirk, 1985:919)
40
2. 7. 2 Konjungsi Subordinat (Subordinate Conjunction) Menurut Greenbaum (1996:157) “There are a large number of subordinators. Some of them consist of more than one orthographic word: in order that, in that, rather than. Some are historically composed of more than one word, but are now written as one word: although, because, until, whereas. Some are also used as prepositions after, as, before, like, since, than, till, until. Some combine with other words to form complex prepositions: because of, in case of. After, before, once, since, and though are also used as adverbs.” Dari pendapat Greenbaum di atas dapat disimpulakan bahwa konjungsi subordinat terdiri dari beberapa jenis dan bentuk dari konjungsi subordinat. Contoh: (58) Since he quarrelled with the chairman, he has resigned. (Quirk, 1985:919) (59) Although he tried hard, he failed (Quirk, 1985:919)
2. 7. 3 Pronomina Relatif (Relative Pronoun) Pronomina relatif adalah kata yang digunakan untuk menandakan suatu relative clause yang menghubungkan sebuah klausa atau frasa untuk kata benda. Menurut Thomson (1986:82) promina relatif terbagi menjadi: A. Subjek : who or that Biasanya yang sering digunakan adalah who Contoh: (60) The man who robbed you has been arrested. (Thomson, 1986:82)
41
(61) The girl who serve in the shop are the owner’s daughers. (Thomson, 1986:82)
B. Objek dari kata kerja : whom, who, atau that Thomson mengatakan (1986:82) “The object form is whom, but this is considered very formal.” Dari kalimat di atas, dijelaskan pemakaian whom biasanya dipakai dalam kondiri formal. Dalam percakapan, biasanya menggunakan who atau that. Contoh: (62) The man whom I saw told me to come back today. (Thomson, 1986:82) (63) The man who I saw told me to come back today. (Thomson, 1986:82) (64) The man that I saw told me to come back today. (Thomson, 1986:82) (65) The man I saw told me to come back today. (Thomson, 1986:82)
Dilihat dari contoh di atas, pemakaian who, whom, atau that bisa digunakan pada kalimat manapun atau bisa juga dihilangkan seperti pada contoh 65.
42
C. Possesive Whose digunakan untuk kepunyaan Contoh: (66)
People whose rent have been raised can appeal. (Thomson, 1986:82)
(67)
The film is about a spy whose wife betrays him. (Thomson, 1986:82)
D. Kata Benda: Which Untuk menggantkan kata benda, bisamenggunakan which atau that, tetapi which lebih formal daripada that. Contoh: (68)
This the picture which /that caused such a sensation. (Thomson, 1986:83)
(69)
The stairs which/that lead to the cellar are rather slippery. (Thomson, 1986:83)