1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu (1) Rini Erwita Mahasiswi Universitas Negeri Padang 2012, dengan judul penelitian “Aspek Budaya Dasar dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. (2) Nina Yuliawati, dari Surakarta F.IKIP tahun 2012, dengan judul penelitian Analisis Stilistika dan Nilai Pendidikan Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. (3) Agus Firmansyah dari UIN Sunan Kalidjaga Yogyakarta, tahun 2011, dengan judul penelitian Nilai-nilai Pendidikan Karakter Islami dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Dari ketiga kajian yang relevan dengan penelitian ini, akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Rini Erwita Mahasiswi Universitas Negeri Padang 2012, meneliti tentang novel Bumi Cinta dengan judul penelitian “Aspek Budaya Dasar dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat delapan aspek budaya dasar,(1) Manusia dan cinta kasih,(2) Manusia dan keindahan,(3) Manusia dan penderitaan,(4) Manusia dan keadilan,(5) Manusia dan pandangan hidup,(6) Manusia dan tanggung jawab,(7) Manusia dan kegelisahan,(8) Manusia dan harapan. Penelitian yang dilakukan di atas melihat kedudukan manusia dengan problem kehidupan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Manusia yang dimaksud yaitu tidak difokuskan pada masyarakat
1
2
Rusia melainkan manusia yang ditampilkan pada novel atau disebut dengan tokoh atau pelaku dalam cerita novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Dapat dikatakan penelitian tersebut berfokus pada tokoh atau pelaku dalam cerita. Dari penjelasan tersebut sudah jelas berbeda dengan yang akan dilakukan pada penelitian ini yang lebih berfokus pada gambaran keadaan masyarakat Rusia dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy yang dilihat dari unsur-unsur intrinsik yakni tema, alur, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat. Persamaan penelitian ini dengan yang dilakukan peneliti terletak pada objek kajian yaitu sama-sama meneliti novel yang berjudul Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. 2. Nina Yuliawati, dari Surakarta F.IKIP tahun 2012, dengan judul penelitian Analisis Stilistika dan Nilai Pendidikan Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Yang menjadi tujuan penelitian tersebut adalah: (1)Pemanfaatan bentuk-bentuk retorika dalam novel Bumi Cinta; (2) Keunikan pemilihan atau pemakaian kosakata dan idiom dalam novel Bumi Cinta; dan (3) Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Bumi Cinta. Penelitian yang dilakukan di atas hanya melihat bentuk-bentuk bahasa yang digunakan pengarang dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Bahasa yang dimaksudkan yaitu pemakaian majas, kosakata. Kemudian peneliti juga menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel tersebut. Tentunya sudah sangat berbeda dengan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat gambaran keadaan
2
3
masyarakat Rusia dengan berbagai cara hidupnya dalam novel yang sama yaitu berjudul Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. 3. Serta Agus Firmansyah dari UIN Sunan Kalidjaga Yogyakarta, tahun 2011, dengan judul penelitian Nilai-nilai Pendidikan Karakter Islami dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy. Yang menjadi tujuan dalam penelitian yang dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan dan menganalisis pesan-pesan agama yang ada dalam sebuah karya sastra novel Bumi Cinta yaitu nilai-nilai pendidikan karakter Islami dan relevansinya terhadap pendidikan nasional. Dari uraian di atas peneliti mengkaji novel Bumi Cinta ini dengan melihat pesan-pesan agama yang terdapat dalam novel. Ada unsur kesamaan dengan yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu terletak pada objek kajian yaitu novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy, hanya yang menjadi perbedaan yaitu objek yang akan dianalisis dalam penelitian yang akan dilakukan yakni gambaran keadaan masyarakat Rusia dalam novel. Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy Jadi untuk penelitian sastra khususnya novel yang berjudul Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dengan menganalisis gambaran keadaan masyarakat Rusia menggunakan kajian struktural belum pernah diteliti sebelumnya. Oleh karena itu, dapat diambil simpulan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan di Jurusan Bahasa Indonesia, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo(UNG). Maka dari itu, penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan penelitian terletak pada objek
3
4
kajian penelitian, yakni gambaran keadaan masyarakat Rusia pada novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy menggunakan kajian struktural. 2.2 Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan diuraikan teori atau pendapat para ahli tentang (1) hakikat novel yang terdiri atas unsur-unsur pembangunnya seperti tema, alur, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat, (2) hakikat masyarakat Rusia, (3) teori struktural, yang akan diuraikan sebagai berikut: 2.2.1 Hakikat Novel Novel merupakan karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Pengertian novel menurut Tarigan, (1984:164) novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Dalam karya sastra yang berbentuk prosa ini, terdapat unsur-unsur pembangunnya yakni unsur intrinsik, unsur yang membangun karya sastra dari dalam serta unsur ekstrinsik yaitu unsur yang membangun karya sastra dari luar. Adapun pengertian unsur intrinsik yang disampaikan Nurgiyantoro, (2010:23) unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Jadi unsur intrinsik merupakan unsur yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari prosa dalam hal ini khususnya novel. Sesuai dengan maksud penelitian ini
4
5
yaitu menggunakan kajian struktural, maka dalam hal ini struktur yang membangun karya sastra perlu dijelaskan. Struktur novel yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu unsur intrinsik yang terdiri dari tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tema Pengertian tema menurut Tuloli, (2000:42) yaitu dalam menciptakan sebuah karya fiksi pengarang harus bermula dari sebuah pikiran atau ide. Pikiran atau ide itu di kenal dengan tema. Tema itulah yang dikembangkan sebagai satu konsep sentral dalam cerita itu. Dapat juga dikatakan bahwa tema itu berupa gagasan yang ingin dikemukakan pengarang, yang menjadi alasan dasar mengembangan semua unsur dalam karya fiksi. Tema adalah masalah hakiki manusia, seperti cinta kasih, ketakutan, kebahagiaan, kesengsaraan, keterbatasan, dan sebagainya. Tema menurut Stanton dan Kenny, (dalam Nurgiyantoro, 2010:67), tema adalah makna yang dikandung dan ditawarkan oleh cerita (Novel) itu, maka masalahnya adalah: makna khusus yang mana yang dapat dinyatakan sebagai tema itu. Kemudian istilah tema menurut Scarbach, (dalam Aminuddin 2010:91) berasal dari bahasa latin yang berarti meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Dengan demikian tema adalah suatu makna yang terkandung di dalam sebuah cerita atau dalam hal ini novel.
5
6
2. Plot/alur Menurut Foster, (dalam Ginarsa dkk, 1985:5) menyatakan alur adalah rentetan peristiwa yang dijalin berdasarkan hubungan sebab dan akibat. Kemudian plot/alur yang dikemukakan Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2010:113) bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Menurut Tuloli, (2000:20) terdapat tiga susunan plot yaitu sebagai berikut: 1). Peristiwa pertama (awal) meliputi: a. Eksposisi (paparan): perkenalan tempat kejadian, waktu, topik, dan tokohtokoh. b. Inciting moment (ransangan): pengembangan problema-problema dalam peristiwa. c. Rising action (gawatan): problema itu mulai meningkat sehingga terjadi konflik. 2). Peristiwa kedua (tengah) meliputi: a. Complication (rumitan): konflik semakin ruwet dan makin tinggi. b. Klimaks: kerumitan mencapai puncak. 3). Peristiwa ketiga (akhir) meliputi: a. Falling action (leraian): konflik menurun, emosi yang memuncak berkurang. b. Denouement (penyelesaian): penyelesaian problema, ada yang berakhir dengan perceraian dan ada yang berakhir dengan kebahagiaan.
6
7
Dengan demikian plot atau alur cerita adalah sebuah rangkaian cerita yang di dalamnya mengandung peristiwa-peristiwa yang menjadikan suatu cerita lebih indah dan bermakna. 3. Latar/setting Menurut Grimes, (dalam Ginarsa, dkk, 1985:5) latar adalah informasi yang berhubungan dengan tempat. Latar atau setting dikemukakan oleh Nurgiyantoro, (2010:217) yaitu disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Jadi dari definisi di atas penulis dapat mengartikan latar yaitu merujuk pada tempat, waktu, dan suasana dalam karya sastra. 4. Tokoh Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering digunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya sebagai pelaku cerita. Tokoh cerita menurut Abrams, (dalam Nurgiyantoro, 2010:165), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Selanjutnya istilah tokoh menurut Aminuddin, (2010:79) yaitu pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin
7
8
suatu cerita disebut tokoh. Jadi tokoh merupakan pelaku yang akan memainkan peran dalam suatu cerita. 5. Penokohan Menurut Waluyo (dalam Tuloli, 2000:30) penokohan ialah cara pengarang menampilkan tokohnya, jenis-jenis tokoh, hubungan tokoh dengan unsur cerita yang lain, watak tokoh-tokoh, dan bagaimana ia menggambarkan watak tokohtokoh itu. Istilah penokohan menurut Aminuddin, (2010:79) bahwa cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan. Jadi Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan atau yang biasa disebut perwatakan adalah watak atau sifat dari seorang tokoh atau pelaku dalam cerita. 6. Sudut Pandang Menurut Aminuddin, (2010:90) sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Pengertian sudut pandang juga dikemukakan Nurgiyantoro, (2010:249) merupakan teknik yang dipergunakan pengarang untuk menemukan dan menyampaikan makna karya artistiknya, untuk dapat sampai dan berhubungan dengan pembaca. Sudut pandang juga dikemukakan oleh Tuloli, (2000:36) yaitu cara bagaimana pengarang melukiskan toko, peristiwa, tindakan, dan latar sehingga menjadi cerita fiksi disebut sudut pandang. Menurut Marjorie Boulton, (dalam Tuloli, 2000:37) mengemukakan empat teknik sudut pandang, yaitu: (1) sudut pandang orang pertama menggunakan gaya
8
9
akuan, (2) sudut pandang orang ketiga dengan gaya diaan, (3) pencerita serba tahu (diaan serbah tahu), (4) sudut pandang objektif yaitu tanpa komentar pencerita. Dari uraian pengertian di atas maka sudut pandang diartikan sebagai bagaimana cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku dalam sebuah cerita. 7. Gaya Bahasa Menurut Daiches, (dalam Ginarsa, 1985:17) gaya bahasa adalah susunan kata yang merupakan ciri khas seorang penulis. Susunan kata ini ada yang (1) kolokial(sehari-hari), (2) resmi, (3) singkat, (4) panjang lebar, (5) berwarna, (6) lancar, (7) sopan, (8) kedaerahan. Pengertian gaya bahasa juga dikemukakan oleh Aminuddin, (2010:72) yaitu cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca. Dengan demikian gaya bahasa merupakan pilihan-pilihan bahasa yang digunakan pengarang untuk menampilkan karyanya. 8. Amanat. Menurut Hutagalung, (dalam Ginarsa, dkk, 1985:5) amanat adalah segala ide ataupun persoalan yang ditemui pengarang di dalam kehidupan yang hendak disampaikan kepada pembaca atau pendengar. Dari definisi tersebut dapat dilihat jelas bahwa karya sastra memberikan pesan yang baik untuk pembaca atau penikmat sastra, amanat tersebut ada yang tersurat dan yang tersirat. Amanat tersirat yaitu amanat yang tidak disampaikan secara tertulis. Jadi dalam amanat tersirat ini pengarang tidak menulis secara langsung amanat atau pesan yang
9
10
terdapat dalam cerita, tetapi seorang pembacalah yang akan menemukan sendiri amanat tersebut, apakah itu bermanfaat dan menjadi pelajaran untuk menjalankan dalam kehidupanya atau tidak. Kemudian amanat yang tersurat yaitu amanat yang secara langsung ditulis pengarang dalam cerita. Berdasarkan uraian di atas, maka yang akan diteliti yaitu karya sastra berbentuk novel dengan menggunakan kajian struktural, yang dikaji dalam penelitian ini yaitu struktur pembangun karya sastra yang terdiri atas unsurunsurnya untuk mendapatkan gambaran keadaan masyarakat Rusia dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy merupakan novel pembangun jiwa. Novel ini juga banyak menceritakan tentang masyarakat Rusia, maka dari itu novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dapat memberikan gambaran keadaan masyarakat Rusia yang sebenarnya, karena novel merupakan suatu pelukisan dari sebuah kenyataan dalam kehidupan di muka Bumi ini. 2.2.2 Hakikat Masyarakat Rusia Masyarakat menurut Comte, (dalam Faruk, 2012:24) organisasi sosial suatu masyarakat, menurutnya, berkembang sesuai dengan perkembangan intelektual manusia-manusia pendukungnya. Kemudian hakikat masyarakat yang dikemukakan oleh Mintargo (1993:118) masyarakat merupakan tanah persemaian kebudayaan, dari masyarakat kita belajar keahlian dan memperoleh pengetahuan tentang pandangan hidup. Jadi masyarakat tidak terlepas dari kebudayaan atau kebiasaan hidup sesuai tempat dimana masyarakat itu tinggal. Begitupun pada
10
11
masyarakat Rusia yang tidak terlepas dari kebudayaan dan kebiasaan hidup bermasyarakat seperti masyarakat di negara-negara lain. Masyarakat Rusia merupakan sekelompok manusia yang tinggal dan bermukim di negara Rusia, yang diatur dengan berbagai macam aturan hidup bermasyarakat sesuai dengan aturan yang diterapkan dan harus ditaati oleh masyarakat yang tinggal di Rusia. Masyarakat yang menjadi obyek penelitian ini yaitu masyarakat Rusia khususnya yang bertempat tinggal di kota Moskwa sesuai yang diceritakan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian ini dilakukan dengan melihat gambaran keadaan masyarakat Rusia yang ada dalam novel Bumi Cinta karya Haabiburrahman El Shirazy. 2.2.3 Teori Struktural Begitu banyak pakar yang mendefinisikan tentang teori struktural, selain teori struktural dalam hal ini akan dijelaskan pula teori struktur dan strukturalisme. Hubungan ketiga teori tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Istilah struktur menurut Susanto, (2012:90) adalah satu konstruksi yang abstrak yang tidak bisa berdiri sendiri sebagai satu sistem tanpa struktur atau unsur pendukung yang lain. Istilah struktur juga dinyatakan oleh Jean Piaget, (dalam Faruk, 2012:173) struktur adalah tatanan entitas-entitas secara mendasar mewujudkan tiga gagasan yang fundamental, yaitu (a) gagasan mengenai keseluruhan, (b) gagasan mengenai trasformasi, (c) gagasan mengenai regulasi diri. Selanjutnya Pradopo (2009:118) mengemukakan tentang struktur merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi
11
12
hubungan yang timbal balik, saling menentukan. Selain struktur maka dijelaskan struktural menurut Nurgiyantoro (2010:38) Analisis struktural dapat berupa kajian yang menyangkut relasi unsur-unsur dalam mikroteks, satu keseluruhan wacana, dan relasi intertekstual. Analisis unsur-unsur mikrotes itu misalnya berupa analisis kata-kata dalam kalimat, atau kalimat-kalimat dalam alinea atau konteks wacana yang lebih besar. Namun, ia dapat juga berupa analisis fungsi dan hubungan antar unsur latar waktu, tempat, dan sosial budaya dalam analisis latar. Analisis satu keseluruhan wacana dapat berupa analisis bab per bab, atau bagian secara keseluruhan seperti dibicarakan di atas. Analisis relasi intertekstual berupa kajian antarteks. Analisis
struktural
Menurut
Tuloli,
(2004:43)
bertujuan
untuk
membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendeteil, dan mendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna kseluruhan. Teori struktural juga dijelaskan oleh Abrams, (dalam Tuloli, 2000:41) mengemukakan struktural dimasukan pada pendekatan yang objektif, yang menitikberatkan pada karya sastra. Yang dikaji adalah struktur karya sastra yang terdiri atas unsur-unsurnya. Menurut Hawkes, (dalam Jabrohim, 2012:69) mengatakan bahwa strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia yang dikaitkan dengan persepsi dan deskripsi struktur. Strukturalisme dijelaskan oleh Susanto (2012:89) strukturalisme dapat diartikan sebagai satu cabang atau model pemikiran dalam bidang filsafat atau aliran pemikiran yang mengungkapkan struktur terdalam dalam suatu realitas yang tampak kacau dan tak beraturan yang beraneka ragam
12
13
secara ilmiah, yakni menekankan pada metode yang soebjektif mungkin, mengikuti formula atau hukum-hukum sehingga bersifat ketat, dan menjaga jarak antara yang diamati dan yang mengamati. Dari ketiga teori di atas yang pertama adalah struktur. Struktur merupakan sebuah susunan atau bangunan karya sastra yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa unsur lain. Struktural merupakan kajian mengenai bentuk susunan atau bangunan dari karya sastra tersebut, misalnya unsur yang membangun karya sastra seperti unsur intrinsik. Dari penjelasan struktur dan struktural, kemudian dijelaskan pula strukturalisme merupakan suatu paham yang menuju ke filsafat, lingkup kajiannya lebih mendalam dibandingkan kajian struktural yang hanya melihat struktur karya sastra yang terdiri atas unsur-unsur pembangunnya. Dari hakikat teori struktur, struktural, dan strukturalisme di atas, maka penelitian ini berfokus pada teori struktural yang dikemukakan oleh Abrams yakni struktural dimasukan pada pendekatan yang objektif, yang menitikberatkan pada karya sastra. Yang dikaji adalah struktur karya sastra yang terdiri atas unsurunsurnya. Dengan teori struktural oleh Abrams sangat tepat dengan maksud peneliti yaitu mengkaji karya sastra berbentuk novel yang berjudul Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy, dengan mengkaji unsur intrinsik yang terdiri dari tema, latar, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat maka akan didapatkan gambaran masyarakat Rusia dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy.
13
14
Gambar. Kerangka Berpikir
Bumi Cinta
Struktural
Alur Tema
Tokoh Latar
Sudut Pandang Penokohan
Gambaran keadaan masyarakat Rusia
14
Amanat
Gaya Bahasa