BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Hakikat Bolabasket a. Pengertian Bolabasket Menurut Imam Sodikun (1992:8) bolabasket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar ke teman), dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan bola ke basket lawan. Permainan dilakukan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 5 pemain, setiap regu berusaha memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri kemasukan sedikit mungkin. Sedangkan menurut (PERBASI, 2004:1) setiap regu berusaha mencetak angka ke basket lawan dan mencegah regu lain mencetak angka. Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 1), permainan bolabasket mempunyai tujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke kerangjang lawan, serta menahan lawan agar tidak memasukkan bola ke keranjang sendiri dengan cara lempar tangkap, menggiring, dan menembak. Bolabasket adalah permainan olahraga beregu yang memiliki daya tarik yang lebih dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Bola dimasukkan ke keranjang lawan dengan strategi dan teknik yang benar kemudian mecegah lawan untuk memasukkan bola ke keranjang kita dengan dibatasi oleh waktu.
6
Berdasarkan pendapat ahli di atas, pengertian bolabasket dapat diartikan sebagai olahraga yang berupa permainan, dilakukan oleh dua tim yang masing-masing tim terdiri dari 5 orang pemain, menggunakan bola besar yang terbuat dari karet dan lapangan yang tidak terlalu besar, bola dipantulkan ke dasar lantai dan dimasukkan ke keranjang lawan, yang bertujuan untuk mencetak point sebanyak-banyaknya. b. Tujuan Bolabasket Tujuan dari permainan bolabasket adalah mencetak point dengan cara memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya (Perbasi, 1990: 83). Dengan perolehan point terbanyak, dengan dibatasi waktu yang ada, maka poin terbanyak adalah pemenang dari permainan basket. Oleh karena itu, dengan tujuan mencetak point seorang pemain bolabasket diharapkan dapat memiliki kondisi fisik yang baik, agar dapat mengembangkan teknik-teknik yang dimiliki dengan tujuan utama untuk mencetak point. c. Cara Bermain Bolabasket Menurut Dedy Sumiyarsono (2002: 1), cara bermain bolabasket adalah memegang bola basket dengan cara sikap tangan terbuka lebar, seperti jari-jari merangkul bola. Bola berada di antara kedua telapak tangan. Telapak tangan melekat di samping bola agak ke belakang dan jari-jari terentang melekat pada bola. Ibu jari terletak dekat dengan dan tubuh di bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan.
7
Tubuh sedikit condong ke depan dan lutut rileks. Dalam menangkap bola sebaiknya diperhatikan agar bola berada dalam teknik penguasaan. Bola diterima telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan rileks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola. Dan yang paling utama dalam menangkap bola adalah terletak pada kunci menerima passing yaitu pada ibu jari, dorongan bola yang begitu cepat akan tertahan oleh ibu jari, sehingga bola dapat terkendali dengan baik dan tepat. Menangkap bola (catching ball) terdiri dari dua macam cara yaitu menangkap bola di atas kepala dan menangkap bola di depan dada. Melempar bola terdiri atas tiga gerak yaitu melempar bola dari atas kepala (over head pass), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke lantai (bounce pass). Menggiring bola (dribbling ball) adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk
8
melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan. Pivot atau memoros adalah suatu usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat. Teknik ini biasanya digunakan karena sangat berguna. Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia (1999: 52) menyatakan bahwa shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring basket lawan untuk meraih point. Dalam melakukan shooting ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan shooting dengan dua tangan serta shooting dengan satu tangan. Shooting juga dibagi menjadi 3 yaitu short shoot adalah cara melempar bola dengan jarak yang pendek, long shoot yaitu cara melemparkan bola jarak jauh atau di garis three point dan ada juga medium shoot yang dilakukan dengan menembak pada jarak pendek yaitu pada garis dalam atau medium line. Lay-up adalah usaha memasukkan bola ke ring basket dengan dua langkah dan meloncat agar dapat meraih point. Lay-up disebut juga dengan tembakan melayang.Selain daripada lay up, ada juga tembakan melayang seperti jump shoot dan runner. Jump shoot adalah usaha memasukkan bola dengan menembak saat melompat dan masih berada di atas. Kemudian runner adalah usaha memasukkan bola ke ring basket dengan dua langkah dan meloncat agar semakin dekat dengan ring namun dengan jarak yang lebih jauh dari pada melakukan gerak lay up.
9
2. Teknik Bolabasket Menurut Nuril Ahmadi (2007: 13-21), teknik dasar dalam bermain bolabasket yaitu mengoper bola (passing), menerima bola, menggiring bola (dribbling), menembak (shooting), latihan olah kaki (foodwork) dan pivot. Sedangkan menurut Sukintaka (1979: 22) teknik dasar permainan bolabasket meliputi: dribbling, passing, shooting, blocking out and rebound, screening and defense. Selain pada fisik dan mental yang digunakan dalam bermain bolabasket, menurut pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa teknik bermain bolabasket merupakan suatu kemampuan teknik yang ada dalam permainan bolabasket yang harus dimiliki seorang pemain bolabasket. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam bermain bolabasket adalah mengoper bolabasket, menerima bola, menggirirng bola, menembak, tembakan melayang, dan memoros. Adapun penjelasanpenjelasan dalam teknik-teknik permainan bolabasket adalah: a. Mengoper Bola (passing) Mengoper bolaadalah mengumpan bola kepada teman dengan tiga cara passing dalam permainan bolabasket yang terdiri atas, chees pas (lemparan dada), bounce pass (lemparan pantulan), dan over head (lemparan dengan bola di atas kepala) dengan tujuan agar bola sampai pada teman satu tim. b. Menerima Bola(Treeipple Threat) Menerima bola adalah seseorang yang menerima bola dari
10
lemparan teman, dengan cara posisi yang baik seperti telapak tangan terbuka lebar, posisi tubuh condong lurus ke depan, dan kaki membentuk kuda-kuda yang sering disebut dengan treeipple threat. c. Menggiring Bola (dribbling) Menggiring bola adalah seseorang yang menguasai bola dengan cara memantulkan bola ke lantai dan menjaga bola dari lawan agar bola tetap pada penguasaan seseorang. d. Menembak (shooting) Menembak adalah seseorang melakukan lemparan tembakan ke arah keranjang lawan dengan prinsip BEEF yaitu balance, eyes, elbow, dan follow trough. Balance merupakan keseimbangan tubuh pada saat kita melakukan shooting. Sedangkan elbow adalah bentuk siku sebesar 90 derajat ketika akan melakukan shooting. Dan untuk pengertian follow through adalah merupakan gerakan lanjutan setelah melakukan shooting. e. Tembakan Melayang (Lay Up) Tembakan melayang adalah teknik menembak dengan awalan dua langkah dan pantulan pada papan keranjang basket, yang bertujuan mengecoh lawan untuk mencetak point. f. Memoros (pivot) Pivot adalah orang yang melindungi bola dengan kaki terbuka selebar bahu, dan menggunakan salah satu kakinya sebagai poros untuk memutar tubuhnya yang bertujuan untuk melindungi bola dari lawan.
11
3. Hakikat Kemampuan Biomotor a. Pengertian Kemampuan Biomotor Menurut Yunyun Yudiana (FPOK-UPI 2010: 2) yang dimaksud biomotor adalah kemampuan gerak manusia yang dipengaruhi oleh kondisi system organ dalam. Sistem organ dalam yang dimaksud yaitu sistem neuromuskular, pernafasan, peredaran darah, sistem energi, tulang dan persendian. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam
melakukan suatu
tindakan. Kecakapan ini
mempengaruhi
potensi. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian kemampuan biomotor adalah kecakapan gerak yang dimiliki seorang atlet yang dipengaruhi oleh system organ dalam. Sistem organ dalam yang dimaksudkan seperti neuromuskular, pernafasn, peredaran darah, sistem energi, tulang dan persendian. Toho Cholik dan Maksum (2007:51) menjelaskan bahwa kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelahan yang berarti. Hal ini hampir sama dengan pengertian kebugaran jasmani yang dikemukakan oleh Sudarno (1992: 9) bahwa kebugaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki cadangan tenaga baik untuk mengatasi cadangan mendadak maupun yang darurat.
12
Pengertian kebugaran jasmani menurut Sutarman adalah suatu aspek, yang meliputi aspek fisik dan kebugaran yang menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak. Sedangkan Soedjatmo Soemowardoyo menyatakan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat tubuhnya dalam batas fisologi terhadap lingkungan (ketinggian, kelembapan suhu, dan sebagainya) dan atau kerja fisik dengan yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk menjalankan pekerjaan sehari hari dengan ringan dan mudah tanpa merasakan kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan kegiatan yang lain. Kemampuan ini merupakan dasar dan merespon dengan baik untuk pelatihan. Karena kemampuan ini mempengaruhi bagaimana tubuh bergerak mereka diberi nama "kemampuan biomotor". Kemampuan biomotor adalah komponen kebugaran fisik secara keseluruhan dan pemahaman tentang hubungan antar-komponen yang memungkinkan pelatih untuk merencanakan pelatihan lebih efektif.
13
b. Fungsi Kemampuan Biomotor Fungsi kondisi fisik menurut Cureton yang dikutip oleh Toho dan Gusril (2004: 51), menyatakan fungsi utama kemampuan motorik adalah untuk mengembangkan kesanggupan dan kemampuan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan mempunyai kemampuan gerak motorik yang baik, setiap individu mempunyai landasan untuk menguasai tugas ketrampilan motorik yang khusus. Keterampilan gerak fisik yang diperoleh melalui latihan bukan hanyauntuk menguasai cabang olahraga tertentu atau menjadi atlet berprestasi saja, selain itu sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Gerakan keterampilan merupakan salah satu kategori gerakan yang ketika melakukannya
diperlukan
koordinasi
dan
kontrol
tubuh
secara
keseluruhan atau sebagian. Koordinasi dan kontrol tubuh yang baik akan meningkatkan keterampilan gerak. Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki kemampuan gerak motorik yang tinggi akan lebih mudah melakukan tugas geraknya, baik secara kualitas maupun kuantitas, serta mampu bertahan lebih lama dalam aktivitas yang intensif dan efektif jika dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kemampuan motoriknya rendah. Keterampilan psikomotor berhubungan dengan gerak yang benar, kecepatan gerakan sesuai tujuan yang akan dicapai, serta penggunaan tenaga yang minimal dengan pencapaian hasil yang maksimal. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa kemampuan motorik
14
dan kondisi fisik yang baik memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam proses peningkatan prestasi puncak dalam olahraga, khususnya bolabasket. 4. Komponen Kemampuan Biomotor Menurut Bompa(melalui oleh Joko Pekik, 2002: 66), ada lima kemampuan biomotor dasar dan ini adalah kekuatan, ketahanan, kecepatan, fleksibilitas dan koordinasi. a. Kekuatan Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan ketegangan terhadap suatu ketahanan. Kekuatan otot merupakan kemampuan yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan dapat dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut: 1) Kekuatan maksimum (maximum strength) Kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang hanya mampu mengangkat sekali saja beban yang diberikan dan tidak mampu mengangkat lagi tanpa beristirahat terlebih dahulu, atau dalam istilah kebugaran biasa disebut sebagai 1 RM (1 repetition maximum). Pengetahuan mengenai 1 RM ini akan sangat membantu untuk dapat mengembangkan tipe kekuatan yang lainnya (kekuatan yang cepat (elastic/speed strength) dan daya tahan kekuatan (strength endurance)
15
2) Kekuatan yang cepat (elastic/speed strength) Tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat beban dalam jumlah yang besar dengan segera (dalam satuan waktu yang kecil). Dalam istilah yang lebih umum kecepatan ini dapat juga disebut daya ledak (explosive power) 3) Daya tahan kekuatan (strength endurance) Tipe kekuatan ini memiliki ciri jika seseorang mampu mengangkat beban dalam jumlah yang besar berulang-ulang dalam waktu yang lama. b. Daya tahan (cardiorespiratory and muscle endurance) Kemampuan jantung untuk memompa darah dan paru-paru untuk melakukan respirasi (exhale dan inhale) dan kerja kontraksi otot dalam waktu yang lama secara terus menerus tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan segara pulih dalam waktu yang singkat. Klasifikasi daya tahan sebagai berikut: 1) Daya tahan aerobik (aerobic endurance) adalah sistem pengerahan energi (menghirup, menyalurkan, dan menggunakan untuk kontraksi otot) dengan menggunakan oksigen. Kebugaran aerobik dibutuhkan oleh siapapun yang melakukan aktivitas dalam waktu yang lama dan terus menerus, terutama bagi peserta didik yang diarahkan untuk mengambil spesialisi cabang olahraga bolabasket, atletik, dan sepakbola. Tingkat kebugaran aerobik dipengaruhi
16
oleh faktor-faktor keturunan, jenis kelamin, usia, lemak tubuh, tingkat aktivitas. 2) Daya tahan anaerobik (anaerobicendurance) merupakan istilah cara kerja otot dalam waktu yang relatif singkat tanpa menggunakan oksigen. Kerja otot atau kontraksi otot timbul dari pemecahan ATP (adenosine triphosphate) di dalam otot yang bersumber dari gula darah dan gula otot. Pemecahan ATP ini menimbulkan energi dan ADP
(adenosine
diposphate).
ADP
yang
ditambah
PC
(posphocreatine) di dalam otot akan menjadi ATP yang baru. Pembakaran dalam sistem energi yang tidak sempurna akan menyisakan asam laktat, jika asam laktat ini menumpuk terlalu banyak di dalam otot, dapat mengakibatkan kelelahan yang sangat dan rasa pegal, bahkan dapat menyebabkan kram otot. Asam laktat tidak selalu merugikan, sebab jika menyatu dengan oksigen, asam laktat akan kembali menjadi sumber energi hingga terurai secara tuntas
serta
keluar
menjadi carbondiokside melalui
proses
pengeluaran nafas, dan ion-ion hidrogen melalui pengeluaran keringat. Untuk mempercepat proses peleburan asam laktat ini diperlukan pengguncangan (shaking), dan dapat dilakukan dengan cara lari-lari kecil (joging) dalam waktu 15 sampai 20 menit sesuai dengan tingkat penumpukan.
17
c.
Kelentukan (flexibility) Kemampuan tubuh untuk menggunakan otot dan persendian
dengan rentang yang luas.kelentukan dinamis, kelentukan statis. d. Kelincahan Kemampuan tubuh untuk merubah-ubah posisi tubuh dan mengatasi rintangan dalam jangka waktu yang singkat.Kelincahan ini merupakan perpaduan dari unsur kelentukan dan kecepatan, bahkan kekuatan. e.
Keseimbangan Kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi dalam satu titik
yang diinginkan.Keseimbangan secara biomekanis sangat dipengaruhi oleh luasnya bidang tumpu, ketinggian pusat masa tubuh, serta koefisien gesek antara tubuh dengan bidang tubuh. Namun di sisi lain juga dipengaruhi oleh kinerja system syaraf dan panca indera. Keseimbangan terdiri dari dua tipe yaitu statis dan dinamis. f.
Koordinasi (coordination) Kemampuan otot dalam mengontrol gerak dengan tepat agar dapat
mencapai suatu fungsi khusus (Grana dan Kalenak, 1991:253). Menurut Schmidt(1988:265), dalam Sukadiyanto koordinasi adalah perpaduan gerak dari dua atau lebih persendian, yang satu sama lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan satu keterampilan gerak. Koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dari kualitas otot, tulang, dan persendian dalam menghasilkan satu gerak yang efektif dan efesien.
18
Dalam pelatihancenderung untuk mengembangkan kemampuan biomotor tertentu. Contohnyaaa, ketika beban latihan maksimal itu adalah latihan kekuatan. Kecepatan dan frekuensi gerakan akan memberikan latihan kecepatan. Jika jarak atau durasi maksimal latihan menjadi daya tahan berbasis. Latihan yang memiliki gerakan relatif kompleks disebut latihan koordinasi, ini merupakan pandangan yang disederhanakan dan dalam latihan praktek biasanya berkembang dua atau lebih kemampuan biomotor.Peristiwa yang berbeda memiliki tuntutan yang berbeda pada kebugaran. 5. Manfaat Kemampuan Biomotor Penampilan seorang atlet bolabasket, kondisi fisik atau komponen biomotor yang dimiliki sangat mempengaruhi bahkan menentukan gerak penampilannya. Menurut Harsono (1988: 153), dengan kondisi fisik yang baik akan berpengaruh terhadap fungsi dan sistem organisme tubuh. Diantaranya system dan organisme dalam tubuh yaitu sebagai berikut: a. Ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina dan komponen kondisi fisik lainnya. b. Ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. c. Ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. d. Ada respon yang cepat dari organisme tubuh apabila sewaktu-waktu respon kita diperlukan.
19
e. Ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung.Jika bagian tersebut tidak tercapai, dan diberi latihan kondisi fisik
tertentu, maka hal itu dapat dikatakan bahwa sistematika,
perencanaan, metode, serta pelaksanaannya kurang tepat. Disimpulkan dari pendapat ahli diatas bahwa, dengan keadaan fisik yang baik akan berpengaruh terhadap system dan fungsi organisme tubuh, misalnya respon yang tinggi dari tubuh kita apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, dapat diambilkan contoh dalam bermain bolabasket dibutuhkan respon dari tubuh yang baik pada saat bertahan (defense), reaksi untuk bertahan dan mendekati lawan untuk menjaga daerah pertahanan dan bola yang masuk ke dalam ring. Akanada ekonomi gerak yang lebih pada saat latihan, jadi kondisi fisik yang baik dapat dipelihara dan ditingkatkan pada saat latihan.Memberikan respon-respon gerak yang baik pada saat latihan. 6. Komponen Biomotor bagi Pemain Bolabasket Sistem dan pola yang ada pada permainan bolabasket tersebut tentu memerlukan persyaratan fisik agar dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya.Keadaan atau fisik juga sangat penting serta dibutuhkan dalam permainan bolabasket. Hasil teknik dan taktik pun akan lebih baik apabila di dukung dari kemampuan fisik yang bagus. Dalam setiap latihan fisik selalu bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik yang dasar secara umum dan menyeluruh.Kualitas fisik ditentukan oleh energi dan kebugaran otot.Kebugaran energi yang
20
meliputi
sistem
aerobik
dan
anaerobik
yang
laktik
maupun
alaktik,sedangkan yang dimaksud kebugaran otot adalah keadaan dimana seluruh
komponen
biomotoryang
meliputi
ketahanan,
kekuatan,
kecepatan, power, fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi, termasuk juga kelincahan. Latihan untuk peningkatan kondisi fisik dalam setiap cabang olahraga pasti berbeda. Hal ini seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan gerak, predominan sistem energi, dan lama pertandingan yang digunakan, sehingga latihan fisik akan mendukung penampilan atlet yang berpotensi pada saat pertandingan. Unsur fisik yang mendukung teknik dalam permainan bolabasket menurut Mochammad Sajoto (1988: 58-59) adalah: a. Kekuatan merupakan komponen biomotor yang mempengaruhi seorang atlet pada saat menggunakan otot-ototnya, menerima beban tertentu dalam bekerja dan waktu tertentu. b. Daya tahan yang dibagi menjadi dua yaitu daya tahan otot setempat adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan suatu kelompok ototnya, untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu relatif cukup lama, dengan beban tertentu dan daya tahan umum adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, pernapasan, dan peredaran darahnya, secara efektif dan efisien dalam menjalankan kerja terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot besar dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. c. Kecepatan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan
21
gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. d. Muscular power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya, e. Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan yang berbeda ke dalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif. Berdasarkan
pendapat
ahli
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa,komponen kondisi fisik yang ada antara lainkecepatan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, dan daya tahan memiliki pengaruh yang sangat penting bagi pemain bolabasket.Kecepatan, koordinasi, daya tahan, kekuatan, kelentukan dan kelincahan merupakan biomotor yang sangat berperan pada permainan bolabasket. Seorang atlet bolabasket yang memiliki kecepatan bergerak yang cepat akanakan sangat mudah untuk bermain bolabasket.Kelincahan, koordinasi, dan kelentukan, dibutuhkan dalam menggirirng (dribble) bola dengan cepat serta dapat merubah arah tanpa harus kehilangan keseimbangannya pada saat melewati lawan mainnya. Selain biomotor yang sangat dibutuhkan oleh pemain basket, daya ledak juga diperlukan untuk menang atas lawan dalam gerakan memulai (start), baik untuk bertahan, menjaga lawan, gerak tipu, mengecoh lawan, atau menyerang.Daya tahan diperlukan dalam permainan basket karena
22
bentuk permainan bolabasket sangat cepat dalam mengatur pola penyerangan maupun pada saat bertahan serta selalu melakukan gerakangerakan yang tentunya menggunakan fisik dengan berbagai bentuk gerakan, seperti berlari, melompat, dan beradu dada saat mencegah lawan untuk masuk ke area bertahan (bumping). 7. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Biomotor Kondisi fisik merupakan satu kesatuan utuh dari komponen biomotor. Jadi faktor yang ada dalam biomotor akan mempengaruhi kondisi atau keadaan fisik seseorang. Dalam kondisi fisik seseorang selain faktor biomotor yang harus dimiliki seorang atlet, pada manusia biasa juga harus memiliki kesegaran jasmani yang baik. Karena untuk hidup sehat dan menjaga agar kesegaran jasmani tetap terjaga olahraga adalah solusi yang paling tepat.Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1994: 8-10), faktor yang mempengaruhi kondisi fisik seseorang adalah: a. Umur, setiap tingkatan umur pasti memiliki keuntungan yang berbeda. Kebugaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan pada semua umur. Kondisi fisik seseorang yang bugar juga dapat ditingkatkan dengan cara berolahraga secara teratur. Menurunnya kebugaran dan kondisi fisik seseorang karena pengaruh usia yang proses menua maka makin berkurang aktivitasnya. b. Jenis Kelamin, kondisi fisik yang dimiliki antara atlet pria dan wanita tentunya sangat berbeda, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
23
ukuran tubuh yang terjadi setelah masa puber. Perbedaan kondisi fisik pria dan wanita dikatakan setelah masa pubertas, karena wanita memiliki jaringan lemak yang lebih banyuak dan kadar hemoglobin yang lebih rendah disbanding dengan pria. Selain daripada itu perbedaan terletak pada pria yang memiliki otot-otot lebih besar daripada wanita. c. Genetik, faktor kondisi seseorang juga dipengaruhi oleh genetik, yaitu sifat spesifik yang ada dalam tubuh seseorang tersebut sejak lahir atau keturunan. d. Kegiatan fisik, kondisi fisik juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan fisik seperti latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan seorang atlet secara teratur akan meningkatkan daya tahan kadiovaskuler dan mengurangi lemak dalam tubuh. Dengan latihan fisik yang diberikan, maka seluruh organ tubuh juga dipacu untuk menjalan fungsinya, sehingga keadaan fisik seorang atlet akan semakin membaik. e. Kebiasaan merokok, kebiasaan merokok yang akan menjadikan dampak yang buruk bagi seseorang, karena pada asap tembakau terdapat 4% karbon monoksida (CO). Daya ikat CO pada hemoglobin sebesar 200-300 kali lebih kuat daripada oksigen. Hemoglobin dalam tubuh berfungsi untuk pengangkut oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. f. Faktor lain, dalam kondisi fisik soerang atlet selain hal di atas yang telah disebutkan, faktor lain seperti suhu tubuh, status kesehatan, dan
24
status gizi juga sangat berpengaruh terhadap keadaan atau kondisi fisik seorang atlet. Halnya suhu tubh yang tinggi maka kontraksi otot akan lebih kuat dan cepat sehingga perkenaan latihan kondisi fisikpun tepat. Selain itu, makanan seorang atlet juga perlu dijaga untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan kondisi atlet. Makanan yang seimbang adalah (60% karbohidrat, 25% lemak, 15% protein) akan mengisi gizi dalam tubuh atlet. Menurut pendapat peneliti, kondisi fisik seseorang dapat dijaga dengan baik dengan olahraga teratur, pola makan yang baik, dan pola hidup yang sehat.Namun akan ada perbedaan pemeliharaan kondisi fisik pada manusia biasa dengan atlet yang tentunya perlu tuntutan yang lebih.Dengan melihat pendapat diatas, selain menjaga pola latihan maka atlet juga harus memperhatikan makanan untuk mempertahankan kebugaran jasmani dan kondisi atlet.Latihan yang mencakup dari komponen-komponen yang ada pada biomotor fisik.Jadi dalam penelitian ini peneliti mengambil 5 bagian dari komponen biomotor yaitu kecepatan, kekuatan, kelincahan, koordinasi, dan daya tahan sebagai landasan untuk berlatih fisik. 8. Evaluasi KemampuanBiomotor Untuk menilai diperlukan tes dan pengukuran yang tidak terpisahkan dari program latihan, yang dimaksud pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi,atau kapasitas,
biasanya
terhadap
suatu
standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
25
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan. Pengukuran merupakan proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan tes adalah tes berarti ujian berupa tertulis, lisan, atau wawancara yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Menurut Arikunto (2010: 53), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Berdasarkan dari teori atau pendapat tersebut di atas dan berdasarkan penilaian para ahli dari penelitian pendahuluan maka dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran untuk kecepatan pengukuran mengggunakan lari sprint 20 meter, kekuatan otot lengan menggunakan push up, kekuatan otot jari-jari menggunakan gryp dynamometer, kekuatan otot tungkai menggunakan leg dynamometer, kelincahan menggunakan modifikasi run, koordinasi mata tangan dengan menggunakan wall pass, dan daya tahan menggunakan balke tes, sedangkan cara pelaksaan terlampir. 9. Tes dan pengukuran Tes dan Pengukuran merupakan bagian yang integral dalam proses penilaian hasil belajar mengajar dan latihan, melalui tes dan pengukuran
26
kita akan memperoleh data yang objektif. Antara tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi saling berhubungan erat dan saling berkesinambungan. Sebagai contoh apabila kita telah melaksanakan suatu tes pada cabang olahraga tertentu, maka kita akan mendapatkan data hasil tes atlet dalam cabang olahraga tersebut. Data hasil data atlet tersebut merupakan hasil pengukuran.Untuk melakukan pengukuran kita memerlukan alat ukur. Alat ukur tersebut bisa berupa tes atau non-tes. Jika kita melakukan beberapa kali tes tertentu maka kita akan mempunyai kumpulan data hasil tes atlet pada kumpulan tes cabang olahraga tersebut. Kumpulan data tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang perkembangan data satlet tersebut.Setelah itu kita dapat menilai apakah hasil data atlet meningkat ataupun menurun. Dari situ akandiadakan evaluasi untuk memperbaiki kualitas maupun produktivitas suatu
universitas
atau
unit
kegiatan
atlet
untuk
melaksanakan
programnya.Oleh karena itu evaluasi dilakukan atau dilaksanakan setelah dilakukannya kegiatan pengukuran dan penilaian. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
memberikan
pemahaman,
pengalaman, serta keterampilan dalam melaksanakan pengukuran di lapangan. Dalam penelitian ini berupa pengukuran kemampuan kondisi fisik, maupun keterampilan cabang olahraga bolabasket serta penyusunan tes keterampian bolabasket. 10.Tujuan Evaluasi Penilaian Tujuan dari evaluasi merupakan tahapan memberikan penilaian
27
tentang informasi yang terkumpul. Adapun tujuan evaluasi adalah: a.
Mempunyai tujuan yang jelas untuk semua proses penilaian dan evaluasi yang digunakan.
b.
Mengumpulkan informasi berkelanjutan berbagai konteks autentik.
c.
Menggunakan berbagai alat dan metode untuk mengumpulkan informasi.
d.
Menciptakan sistem untuk mencatat dan mengolah data.Mempunyai waktu untuk menganalisis dan mengevaluasi dan mengambil keputusan mengenai pembelajaran yang akan datang. Penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian
untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil data tes atlet atau ketercapaian kompetisi (rangkaian kemampuan) atlet. Penilaian atau tujuan evaluasi menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil tes seorang atlet. Hasil penelitian dapat berupa kualitatif (berupa naratif dalam katakata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Adapun pengukuran unsur-unsur gerak dalam olahraga menurut Andi Suntoda (2007: 14) adalah sebagai berikut: 1) Kekuatan (strength) Untuk kekuatan instrumen pengukurannya adalah sebagai berikut: back and leg dynamometeruntuk mengukur kekuatan punggung
dan
tungkai,hand
dynamometeruntuk
mengukur
kekuatan lengan dalam mendorong dan menarik, dan grip
28
dynamometeruntuk mengukur kekuatan meremas dari jari-jari tangan. 2) Daya Tahan (endurance) Daya tahan dapat dilatih dengan Interval training, Circuit training, dan Mobility training. a) Daya
tahan
Umum
(cardio
respiratory
endurance).
Pengukurannya dengan Step Test, Ergo cycle, Tread mill, lari 2,4 km, Balke test, dan lari multi tahap. b)Daya tahan lokal atau otot (muscle endurance). Pengukurannya dengan Flexed arm hang (mengukur daya tahan lengan dan gelang bahu dalam posisi kedua lengan flexi, menggantung pada palang tunggal), Sit upsmengukur daya tahan otot perut, Squat jumpsmengukur daya tahan otot tungkai, push up mengukur daya tahan otot lengan dan gelang bahu, back upmengukur daya tahan otot punggung, pull upmengukur daya tahan otot lengan dan gelang bahu. c) Kecepatan (speed). Pengukuran kecepatan adalah lari lurus minimal 30 yard, maksimal 100 yard. d)Powerpengukurannya denganbroad jump, vertical jump, dan medicine ball put. e) Kelentukan (flexibility)pengukurannya dapat menggunakan Sit and Reach Test, Bridge up, Side split, Trunk ekstention.
29
f) Kelincahan (Agility) pengukurannya denganShutle run, Dodging run, Zigzag run, dan Right Boomerang run. g) Keseimbangan (Balance)di bagi menjadi dua jenis yaitu keseimbangan statis seperti Stork Stand, Head Stand, Hand Stand, dan keseimbangan dinamis seperti Dynamic Test of Positional Balance. h) Reaksipengukurannya menggunakan The Nelson Hand Reaction Test, The Nelson Foot Reaction Test. Berdasarkan penjelasan beserta pendapat-pendapat para judgment maka untuk mengetahui tingkat biomotor tim putri bolabasket UNY penulis melakukan penelitian dengan mengambil beberapa unsur dalam gerak olahraga dan pendapat para ahli, antara lain: a.
Kemampuan biomotor kecepatan dengan tes lari sprint 20 meter yang dihitung dengan satuan detik.
b. Kemampuan biomotor kekuatan dengan tes push up untuk kekuatan otot lengan, gryp dynamometer untuk kekuatan jari-jari (remas), dan leg dynamomter untuk kekuatan otot tungkai. c. Kemampuan biomotor kelincahan dengan tes modifikasi run yang dihitung dengan satuan detik. d. Kemampuan biomotor koordinasi mata tangan dengan tes wall pass, yang tes ini dihitung dengan menggunakan satuan detik dan diambil hasil lemparan. e. Kemampuan biomotor daya tahan dengan tes balke, yang dihitung
30
dengan satuan menit. 11.Tim Putri Bolabasket Universitas Negeri Yogyakarta Dalam kegiatan mahasiswa atas dasar kegemaran dan minat yang berkembang khusus di lingkungan UNY adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Olahraga dalam cabang Bolabasket. Unit Kegiatan Mahasiswa ini melaksanakan kegiatan latihan rutin dalam satu minggu sebanyak dua kali yaitu pada hari selasa dan jumat yang bertempat di lapangan bolabasket FIK UNY dan dimulai dari jam 16.00-18.00 WIB. Keanggotaan yang menjalankan tugas-tugas UKM adalah mahasiswa UNY dan alumni UKM bolabasket UNY yang masih terdaftar dan aktif dalam kegiatan atau latihan Bolabasket di UNY. Didalam UKM tersebut dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu tim UKM UNY bolabasket putra yang terdiri dari 50 orang, tim putra bolabasket UNY terdiri dari 12 atlet, tim UKM UNY bolabasket putri yang terdiri dari 12 orang, dan tim bolabasket putri UNY yang terdiri dari 12 atlet B. Penelitian Yang Relevan Dalam penelitian yang dilakukan oleh Anisa A. Maritasari (2005) yang berjudul “Profil Kondisi Fisik Pemain Sepakbola Wanita PSW Putri Mataram Sleman Yogyakarta”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pemain PSW Putri Mataram Sleman Yogyakarta.Metode yang digunakan adalah survey dengan pengambilan data melalui tes dan pengukuran.Populasinya adalah pemain sepakbola putri PSW putri mantan sleman yang berjumlah 25 orang.Penelitian ini dihasilkan dalam bentuk
31
frekuensi dan presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil kondisi fisik pemain sepakbola putri PSW Putri Mataram Sleman Yogyakarta sebagian besar termasuk dalam katagori sedang. Secara rinci hasil penelitian tersebut adalah: yang termasuk kategori Baik Sekali 0% (0orang), Baik 16% (4orang), Sedang 80% (20orang), Kurang 4% (1orang), dan Kurang Sekali 0% (0orang). C. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teoritikdan studi pendahuluan oleh pendapat expert judgmentmaka untuk mengetahui tingkat biomotor menggunakan tes lari sprint 20 meter untuk kecepatan, push up untuk kekuatan otot lengan, gryp dynamometer untuk kekuatan jari-jari (remas), leg dynamometer untuk kekuatan otot tungkai, modifikasi run untuk kelincahan, basketball passing untuk koordinasi mata tangan, dan balke tes untuk daya tahan aerobic. Selain itu untuk menganalisis tingkat kemampuan biomotor tim putri bolabasket UNYuntuk mengetahui tingkat kemampuan biomotor, berdasarkan para ahli. Setelah mengamati penjelasan yang telah dijabarkan pada latar belakang dan tinjauan pustaka, maka disusun oleh peneliti kerangka berfikir yang berpendapat bahwa banyak komponen biomotor dalam basket yang harus dimilik seorang atlet.Komponen biomotor tersebut memiliki hubungan yang sangat erat antara komponen biomotor yang satu dengan yang lainnya, baik yang harus dimiliki seorang atlet ataupun diluar atlet. Selain daripada mempengaruhi pada kebugaran jasmani seorang atlet bimotor juga sangat
32
berpengaruh pada prestasi yang akan dicapai apabila tidak dapat dipenuh oleh seorang atlet. Selain atlet itu sendiri untuk memperhatikan dan menjaga kebugaran jasmaninya, hendaknya seorang pelatih juga perlu mengetahui kondisi atletnya yaitu agar pelatih dapat merencakan program latihan fisik berikutnya.Sedangkan, seorang atlet harus mengetahui seberapa kemampuan fisik yang dimilikinya.Latihan pembentukan fisik seorang atlet sangat penting karena dapat berpengaruh pada saat pertandingan.Fisik dapat dilihat dari kecepatan, kelincahan, koordinasi, kelentukan, dan kelincahan yang dimiliki seorang atlet.Dan seorang pelatih dapat bervariasi dalam melatih fisik, untuk menghindari kejenuhan atlet dalam latihan. Seorang pemain basket sebaiknya memiliki fisik yang baik, untuk mencapai prestasi yang optimal.Latihan yang tepat dan terpogram merupakan syarat untuk mendapatkan fisik yang baik.Untuk dapat selalu menampilkan yang terbaik dalam setiap pertandingan, seorang atlet basket tidak hanyak menjaga teknik dan taktik serta mentalnya saja, namun fisik juga perlu untuk dipertahankan agar tidak mengalami penurunan. Selain itu fisik yang baik, seorang atlet akan mampu menyelesaikan program latihan yang diberikan oleh pelatih tanpa mengalami kesulitan yang berarti, serta atlet tidak mudah lelah pada saat latihan maupun pertandingan.
33