BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Teknik Cawan Ikan a. Deskripsi singkat dan tujuan penggunaan teknik Menurut (Sudjana, 2010:144-145) Teknik cawan ikan (fish bowl technique) adalah kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi yang diamati. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelompok yang jumlah pesertanya tidak terlalu besar. Peserta didik dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri atas kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar. Pada lingkaran dalam, para peserta didik mendiskusikan suatu masalah dan program serta lain sebagainya. Pada lingkaran luar peserta didik menyaksikan dan mendengarkan diskusi yang dilakukan oleh anggota-anggota kelompok lingkaran dalam. Apabila terdapat peserta dari lingkaran luar yang ingin berbicara dalam diskusi di lingkaran dalam maka yang bersangkutan harus bertukar tempat dengan peserta didik yang berada di lingkaran dalam. Untuk itu yang bersangkutan dapat memberi isyarat dengan menyentuh bahu temamya. Kemudian peserta didik dari lingkaran luar pindah ke lingkaran dalam dan menempati tempat duduk teman yang disentuhnya, dan peserta didik dari lingkaran dalam pindah ke lingkaran luar dan menempati tempat duduk.
7
Teknik pembelajaran ini dapat menumbuhkan kegiatan pembelajaran yang aktif, gembira dan memotivasi semua peserta didik terlibat baik dalam diskusi dan mendengarkan maupun dalam menyaksikan diskusi. b. Keunggulan Teknik Cawan Ikan (Fish Bowl Techique) 1) Kegiatan belajar dilakukan dalam suasana gembira dan pengajuan pendapat dikemukakan secara terbuka. 2) Pertanyaan-pertanyaan
akan
terarah
pada
bahan
yang
dievaluasi karena telah disiapkan terlebih dahulu. 3) Pendapat akan bervariasai dan lebih lengkap karena peserta pada kedua lingkaran dapat bertukar tempat dan saling berganti peran. 4) Isi pembicaraan dicatat oleh pencatat. 5) Dapat dilengkapi dengan alat rekaman c. Kelemahan Teknik Cawan Ikan (Fish Bowl Tehcnique) 1) Jawaban atau pendapat mungkin ada yang melantur atau menyimpang dari pokok yang dibicarakan. 2) Peserta yang senang berbicara dapat mendominasi pembicaraan dalam diskusi. 3) Membutuhkan keterampilan dalam mengemukakan pendapat secara singkat dan tepat. 4) Waktu penyelenggaraan mungkin bertambah dari yang telah ditetapkan.
8
5) Peserta didik yang kurang berani, yang menjadi pengamat, mungkin enggan menukar peranan (Sudjana, 2010:14). 2. IPS Sejarah Menurut
(Depdiknas, 2007:100) IPS adalah studi tentang
manusia makhluk sosial yang tersusun dalam masyarakat, interaksi antara satu dengan lainnya, serta dengan lingkungan mereka pada suatu tempat dan waktu tertentu. Dengan belajar IPS diharapkan dapat membantu generasi muda mengembangkan kemampuannya menjadi orang yang cerdas dalam mengambil keputusan untuk kehidupan dimasyarakat. Di dalam IPS terdapat sejumlah mata pelajaran salah satunya yang dibahas dalam skripsi ini adalah mata pelajaran sejarah. Mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan atau peristiwa-peristiwa penting dimasa lampau dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya. Menurut (Moh. Ali, 1963:323) pengajaran sejarah perlu disempurnakan agar dapat berfungsi secara lebih efektif, yaitu penyadaran warga negara dalam melaksanakan tugas kewajibannya dalam rangka pembangunan nasional. Fungsi pelajaran sejarah adalah dengan mempelajari sejarah pendidikan nasional dengan benar-benar, akan menuju kearah pembaharuan integral”. Sebagaimana Gottschalk (terjemahan Notosusanto, 1986:1) mengemukakan pendapatnya mengenai alasan mempelajarai sejarah.
9
“Salah satu alasan mempelajarai sejarah adalah dengan mengerti perkembangan masa lampau, kita dapat lebih mengerti implikasinya di masa kini. Suatu pencarian untuk menemukan pelajaran sejarah yang akan membantu manusia zaman sekarang untuk memecahkan masalahnya yang sekarang”. Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberi pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah saja, tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran sejarahnya. 3.
Prestasi Belajar. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang saling berkaitan dimana prestasi belajar ini menunjukkan suatu keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Istilah ”Prestasi Belajar” berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Kata „Prestasi” dalam kamus Besar Bahasa Indonesia artinya hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya); secara akademis hasil pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya melalui pengukuran dan penilaian (TPKBB). Menurut Suharsimi Arikunto (2002:144) prestasi adalah nilai pencapian yang mencerminkan tingkatan-tingkatan siswa sejauh mana telah dapat mencapai tujuan yang telah diterapkan setiap bidang studi. Prestasi bisa dilihat dari hasil belajar siswa dalam penilaian guru
10
melalui alat penilaian yang telah ditentukan biasanya berupa: angka, simbol maupun kalimat sebagai perwujudan dari potensi diri siswa. Jadi prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang anak dalam kegiatan belajar. B. Penelitian yang Relevan Upaya Meningkatkan Pembelajaran Matematika Yang Aktif Dan Kreatif Dengan Menggunakan Metode Three Stage Fish Bowl Pada Siswa SMP Muhammadiyah 01 Medan Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian dilakukan dalam 3 siklus masing-masing terdiri dari 3 pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I presentase peningkatan kreativitas siswa 60,26%, siklus II 70,5% dan siklus III 91,9%. Dari hasil setiap siklus mengalami peningkatan. Peneliti Eka Sri diambil dari (wwws.srib.com/doc/88850554/Abs-Trak) update: 28 Januari 2013, at 14.50. Dari tinjauan pustaka yang diuraikan, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya dalam hal mata pelajaran dan ruang lingkup penelitian, dimana pada penelitian ini mata pelajaran yang dijadikan objek penelitian adalah mata pelajaran IPS Sejarah dan ruang lingkup penelitiannya di SMA Kristen 1 Salatiga Semester II Tahun Ajaran 2012/2013.
11
C. Kerangka Berfikir
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Pelaksanaan proses dan hasil pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain guru, peserta didik, alat, materi pembelajaran, metode, dan lingkungan sekolah yang ada. Agar peserta didik dapat belajar secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan 12
salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah teknik pembelajaran dan materi pelajaran. Dilihat dari kerangka berfikir diatas menujukkan pada kondisi awal siswa masih kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran sejarah. Awal tingkat prestasi siswa masih rendah dalam pelajaran sejarah. Kemudian diadakan tindakan yaitu melalui penerapan teknik pembelajaran fish bowl dalam
pelaksanaan.
Setelah
guru
melakukan
tindakan
dengan
menggunakan teknik fish bowl, siswa mengalami peningkatan prestasi belajar optimal, sehingga siswa memperoleh nilai KKM (75). D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Pengunaan teknik pembelajaran fish bowl diduga dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran sejarah khususnya materi masa berburu dan meramu, masa peralihan, masa bercocok tanam dan masa perundagian pada peserta didik kelas X-3 SMA Kristen 1 Salatiga Semester II tahun 2012/2013.
13