BAB II DATA & ANALISA
2.1
Sumber Data Data-data yang digunakan Penulis saat mencari sumber yang dapat memperkuat teori cerita ataupun acuan referensi dan inspirasi Penulis diambil dari beberapa media sumber, yakni: 2.1.1 Buku Buku-buku yang digunakan Penulis sebagai acuan referensi dalam proses pembuatan adalah Chicken Soup for the Soul: Kasih Sayang Keluarga (Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Amy Newmark, Susan M. Heim) dan The Geography of Bliss (Eric Weiner). Sedangkan buku teori yang digunakan Penulis adalah e-book The Illusion of Life: Disney Animation oleh Ollie Johnston dan Frank Thomas. 2.1.2 Internet Penulis menemukan beberapa website yang cukup akurat untuk
dijadikan
panduan
www.experienceproject.com,
yaitu
www.childrenssociety.org.uk,
www.kompas.com,
www.imdb.com,
www.okezone.com sebagai tempat Penulis mengumpulkan data untuk cerita
sejenis
atau
kasus
serupa
di
dunia
nyata,
serta
www.psychology.about.com dan www.empower-yourself-with-color-
psychology.com, serta www.moosepeterson.com sebagai acuan untuk teori warna. Lalu www.mahanani.web.id untuk teori pembuatan film. 2.1.3 Video
Penulis menggunakan beberapa short animation sebagai acuan referensi baik itu bentuk, mood, teknik kamera, maupun desain karakter, seperti Despicable Me, Hotel Transylvania, The Passengers, Origins, Engel Zu Fuzz, Sang D’ Encre, dan Un Tour de Manege sebagai referensi visual style utama.
2.3
Data Umum Keluarga 2.3.3.1 Tentang Keluarga Jerry Seinfeld (2012: 195), seorang komedian, menulis kalimat yang dikutip dalam buku Chicken Soup for the Soul: Kasih Sayang Keluarga : “Tidak ada yang bisa menyamai kegembiraan bersama seluruh keluarga.” Sedangkan Eric Weiner (2011: 57), seorang jurnalis terkenal, dalam bukunya The Geography of Bliss, berpendapat: “Some places are like family. They annoy us to no end, especially during the holidays, but we keep coming back for more because we know, deep in our hearts, that our destinies are intertwined,” juga, “Our happiness is completely and utterly intertwined with other people: family and friends and neighbors and the woman you hardly notice who cleans your office. Happiness is not a
noun or verb. It's a conjunction. Connective tissue.” (Eric Weiner 2012: 125). Dari ketiga kalimat di atas, jelas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah salah satu patokan dasar tingkat kebahagiaan seseorang. Berada dalam sebuah keluarga yang baik adalah salah satu hal terindah dalam hidup. Bahkan terkadang sesekali keluarga membuat kita kesal, kita selalu kembali lagi pada mereka, merindukan mereka lagi, karena itulah hakikat dasar manusia. Tulisan Eric Weiner tentang kebahagiaan dan keluarga pula lah salah satu hal yang paling menginspirasi Penulis dalam membuat cerita “Almost”. Berangkat dari teori bahwa kebahagiaan tak dapat dibeli dan bahwa kebahagiaan seorang anak biasanya hanya seputar bersama-sama dengan orang tua maupun keluarga, Penulis ingin mengangkat tema bahwa kebahagiaan sederhana dalam keluarga kini mulai dilupakan oleh orang tua yang mulai menghadapi banyak masalah rumah tangga. Ide terus berkembang dan berkembang sehingga tersusunlah cerita “Almost”. 2.3.3.2 Data Tentang Keluarga Menurut World Database of Happiness (hasil penelitian tentang ukuran kebahagiaan yang dilakukan oleh Ruut Veenhoven) orang yang memiliki pasangan hidup lebih berbahagia dari yang masih sendiri. Sayangnya, pasangan yang
mulai berkeluarga (memiliki anak) tidak lebih bahagia daripada yang tidak memiliki anak. Masalah ini disebabkan karena anak biasanya membuat orang tua dua kali lebih repot dengan keperluan ini itu ditambah dengan finansial yang menjadi lebih ketat, atau ketengangan di antara kedua orang tua yang makin memuncak karena ditambah masalah anak. Pun begitu, sebenarnya pasangan yang memiliki anak pun bisa bahagia bersama dengan anak-anak mereka apabila mereka semua saling menyayangi dan menjaga hubungan yang harmonis dan jujur tanpa beban hati. 2.3.3.3 Data Kasus Keluarga
Menurut sumber yang dilansir oleh kompas.com, sekitar 17 persen anak yang lari dari rumah mengatakan bahwa ketika mereka hilang, mereka terus dicari oleh orang tua mereka. Sedangkan 13 persen anak yang lain tidak yakin apakah orangtua mereka berusaha menemukan mereka. Sebuah laporan dari Children’s Society menyatakan, setiap 5 menit ada kasus satu anak lari dari tempat tinggal mereka. Sebagian besar dari mereka ternyata berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Anak-anak dengan keluarga yang tidak harmonis memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk melarikan diri.
Kurang harmonisnya hubungan orang tua dan anak ini lebih banyak disebabkan latar belakang ekonomi, dan status
pernikahan orang tua mereka. Anak-anak yang memiliki orang tua yang utuh dan harmonis pasti akan merasakan kasih sayang yang penuh sehingga anak akan merasa bahagia, sehat, dan berhasil di sekolah, dibandingkan anak-anak dari keluarga yang tak harmonis. Laporan oleh kompas.com ini didasarkan pada wawancara dengan 7.300 remaja dengan usia antara 14 sampai 16 tahun di sekolah-sekolah di Inggris, dan sekitar 84.000 anak-anak lari dari rumah setiap tahunnya.
Ditemukan juga bahwa pada situs yang digunakan untuk berbagi cerita yakni experienceproject.com, anak atau remaja yang menceritakan tentang keluhan (benci, tidak suka) pada orang tua berjumlah 2,5 kali lipat lebih banyak daripada cinta pada orang tua.
Psikolog Reza Indragiri Amriel mengatakan bahwa kaburnya anak dari rumah seringkali disebabkan oleh kondisi rumah tangga. Pertama, kondisi rumah tangga sangat dingin sehingga anak keluar dan mencari sendiri kehangatan. Kedua, rumah tangga yang selalu diwarnai konflik juga menjadi penyebab anak selalu berusaha mengurangi waktunya di rumah. Ketiga, anak menginginkan fantasi atau imajinasi kebahagiaan yang bisa didapat di luar rumah. Padahal di luar, kehidupan yang dialami tidak mudah. Menurut Reza, orang tua cenderung menutup mata dengan permasalahan yang dihadapi anak dan baru menyadari setelah sang anak hilang.
Seseorang anak yang besar di keluarga yang sering bertengkar dan tidak memiliki relasi harmonis antar anggota keluarganya kemungkinan besar akan menjadi remaja yang kurang bahagia, bahkan ia akan punya tendensi untuk melarikan diri dari orang tuanya karena tidak merasa nyaman dan betah.
2.4
Data Pendukung
Beberapa cerita, film, dan lagu tentang keluarga yang turut menginspirasi Penulis dalam proses pembuatan cerita dan animasi “Almost”:
2.4.1 The Incredibles
Pada film animasi buatan Studio Animasi Pixar yang disutradarai oleh Brad Bird ini, Penulis mengambil inspirasi dari beberapa adegan ketika Mr. Incredible dan istrinya bertengkar dan sibuk sendiri dengan masalah mereka hingga ketiga anak mereka sempat merasa ikut sedih dan bingung bagaimana harus bersikap.
Gambar 2.1 Adegan dalam The Incredibles Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0317705/?ref_=sr_2
2.4.2 Hotel Transylvania
Film animasi Hotel Transylvania yang diproduksi oleh Sony Pictures
Animation
dan
disutradarai
oleh
Genndy
Tartakovsky
menginspirasi Penulis dalam membentuk karakter orang tua, terutama sang ayah. Sesungguhnya ayah sangat menyayangi anaknya, hanya terkadang sulit mengungkapkannya secara eksplisit, terlebih bila ada masalah lain mengganggu kehidupan keluarga.
Gambar 2.2 Adegan dalam Hotel Transylvania Sumber: http://www.imdb.com/title/tt0837562/?ref_=sr_1
2.4.3 The Little Match Girl
The Little Match Girl adalah film animasi 2D pendek buatan Disney berdurasi sekitar 6 menit yang ceritanya diangkat dari cerita anak terkenal berjudul sama oleh Hans Christian Andersen. Penulis mengambil inspirasi dari kondisi malang seorang anak perempuan kecil yang berada di jalan seorang diri tanpa kawan. Kedinginan dan mengibakan hingga mulai mencoba menghibur diri sendiri dengan hal-hal atau kenangan yang menyenangkan. Sangat tepat menggambarkan keadaan tokoh utama “Almost” saat meninggalkan rumah.
Gambar 2.3 Adegan dalam The Little Match Girl http://www.youtube.com/watch?v=uTE7CVCuMz0
2.4.3 Brave
Film animasi yang telah memenangkan penghargaan Oscar sebagai Best Animated Film ini dibuat oleh Pixar Animation Studio dan disutradarai oleh Mark Andrews serta Brenda Chapman. Menceritakan tentang seorang anak perempuan yang tidak suka dengan tradisi putri kerajaan dan ingin menjadi gadis remaja yang bebas, padahal ibunya ingin sekali melihat putrinya terlihat sebagai seorang putri yang selayaknya.
Penulis mengambil ibu Merida, yakni Ratu Elinor, sebagai panduan dalam membuat karakter sang ibu dalam “Almost” karena tipikal seorang ibu yang menyayangi anaknya, hanya di beberapa keadaan sulit menunjukkannya.
Gambar 2.4 Adegan dalam Brave http://www.imdb.com/title/tt1217209/?ref_=sr_1
2.4.4 Ordinary People
Ordinary People adalah judul lagu barat R&B yang dinyanyikan oleh John Legend dan diciptakan oleh will.i.am bersama John Legend. Keseluruhan lagu ini bercerita bahwa setiap orang pasti melakukan kesalahan, orang berubah, cinta berubah, dan kadang masalah di antara pasangan menjadi lebih sulit diselesaikan. Namun lagu ini menganjurkan bahwa dalam situasi seperti itu pun orang harus mencoba tenang menghadapinya, karena semua orang sesungguhnya sama saja. Dan bahwa setiap pasangan pasti akan mengalami fase-fase sulit dan saling berselisih, namun dengan cara yang tepat dan tenang, masalah apapun pasti akan dapat diselesaikan dan cinta pun akan mengakar lebih kuat.
Penulis mengambil inspirasi dari music video Ordinary People yang banyak memperlihatkan percekcokan di antara pasangan dan keluarga.
Gambar 2.5 Adegan dalam Music Video Ordinary People https://www.youtube.com/watch?v=PIh07c_P4hc
2.6 Target Pasar
2.6.1 Target Primer
a. Demografi: Laki-laki dan perempuan, 15-25 tahun, remaja sampai dewasa, status ekonomi sosial B-A+
b. Geografi: Wilayah Indonesia, domisili kota dan pinggiran kota
c. Psikografi: Ingin mempunyai keluarga, sudah berkeluarga, terbuka untuk kritikan dan masukan, tertarik pada film animasi.
2.6.2 Target Sekunder
a. Demografi: Laki-laki dan perempuan, 25-30 tahun, orang tua dan dewasa, status ekonomi sosial B-A+
b. Geografi: Selain di kota besar
c. Psikografi: Sudah berkeluarga, terbuka untuk kritikan dan masukan.
2.7 Analisa
2.7.1 Pertimbangan Pengambilan Cerita
Penulis mengambil cerita bertemakan keluarga ini karena melihat dewasa ini sangat banyak keluarga yang hubungan antar orang tua dan anak kurang harmonis sehingga menyebabkan anak-anak tumbuh dengan ketidakbahagiaan. Bahkan telah banyak terjadi kasus di mana anak-anak melarikan diri dari rumah karena tidak betah dan nyaman tinggal di rumah. Penulis ingin membawa masalah ini ke dalam sebuah short animation yang diharapkan dapat menggerakkan para orang tua, calon orang tua, ataupun orang dewasa yang menontonnya agar dapat mempererat hubungan antar anggota keluarga.
2.7.2 Faktor Pendukung
a. Film animasi sedang diminati di masyarakat
b. Cerita kekeluargaan yang memiliki pesan moral akan mudah diingat oleh masyarakat
c. Visual style yang berbeda dari film animasi kebanyakan akan dilirik
2.7.3 Faktor Penghambat
a. Waktu pembuatan yang sedikit
b. Belum tentu akan diminati karena suasana dan alurnya yang cukup sedih, terlebih dengan ending yang menyakitkan.
2.7.4 Analisa SWOT
2.7.4.1 Strength
- Cerita dengan pesan moral tentang keluarga akan diminati masyarakat
- Film animasi dengan visual menarik dan mood kalem cukup banyak disukai
- Desain karakter dan environment yang tidak terlalu rumit namun enak dilihat akan membuat penonton mudah untuk menyukainya
2.7.4.2 Weakness
- Keterbatasan waktu pembuatan sehingga beberapa detil yang diinginkan sulit dicapai
- Teknik animasi, modelling, dan lighting yang harus benar-benar diulik agar mendapat suasana yang tepat untuk mendukung cerita
2.7.4.3 Opportunities
- Masih jarang film animasi yang mengangkat tema cerita kekeluargaan sehingga Almost punya kesempatan untuk dikenal dan diingat karena pesan moralnya yang mendalam
- Animasi di Indonesia mulai banyak diminati masyarakat
2.7.4.4 Threat
- Alur cerita yang sedih dan sendu mungkin akan membuat beberapa orang tidak begitu tertarik menontonnya
- Ada juga beberapa orang yang tidak begitu menyukai tema kekeluargaan