1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan wirausaha di Indonesia memberikan harapan baru pada bertambahnya jumlah pengusaha putra daerah. Khususnya daerah istimewa Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar turut menyumbang pengusahapengusaha muda yang kreatif. Kreativitas masyarakatnya yang beragam merupakan cerminan dari keungggulan kompetensi sumber daya manusianya. Kompetensi yang unggul dan ditunjang oleh kultur yang religious menjadikan kota Yogyakarta mencetak pengusaha-pengusaha yang berjiwa spiritual. Jiwa spiritual merupakan wujud dari kecerdasan spiritual manusia. Kecerdasan spiritual yang dimiliki para pengusaha teraplikasikan dalam setiap proses kerja. Proses kerja yang berjalan dengan baik tidak luput dari kemampuan manajerial para pengusaha dalam mengelola aktivitas usahanya. Pengusaha adalah orang yang mengusahakan perdagangan, industri dan sebagainya (Anwar, 2006). Pengertian tersebut mengartikan bahwa untuk dapat mengusahakan (perdagangan) maka seorang pengusaha harus memiliki keterampilan dan pengetahuan. Perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak disebut kompetensi (Mulyasa, 2004). Secara lebih rinci ada lima karakteristik kompetensi (Palan, 2007), yaitu: 1. Knowledge (Pengetahuan)
1
2
2. Skill (Keterampilan/keahlian) 3. Motive (motif) 4. Traits (Watak) 5. Self-concept (konsep diri) Kompetensi merupakan kombinasi pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dengan pekerjaan (Ainsworth, 2007). Pendapat serupa (Suparno, 2005) kompetensi mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan (keahlian) dan kemampuan ataupun karakteristik kepribadian yang mempengaruhi kinerja. Teori tersebut menegaskan bahwa kompetensi dapat mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja. Pemaparan di atas merumuskan silogisme berfikir bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki seorang pengusaha, maka akan semakin tinggi pula kinerjanya. Hal demikian sesuai dengan penelitian (Darya, 2012) yang menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja usaha mikro dan kecil di kota Balikpapan. Variabel kompetensi inilah variabel pertama yang akan digunakan oleh peneliti untuk menguji pengaruhnya terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta. Yogyakarta dengan masyarakatnya yang religious sanggup melahirkan pengusaha-pengusaha dengan tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi. Kecerdasan spiritual didefinisikan sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding yang lain (Zohar dan Marshall, 2007). Spiritual yang hadir
3
dalam proses kerja dapat membantu seseorang memaknai terhadap pekerjaanya. Hadirnya nilai-nilai spiritual dalam sumber daya manusia perusahaan akan menjadikan mereka berfikir lebih jernih dan positif. Pikiran yang positif akan melahirkan ide-ide dan gagasan serta semangat untuk bekerja lebih baik. Hal ini sesuai dengan hasil survei majalah (SWA, 2007) yang menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai spiritual dalam perusahaan mampu meningkatkan produktivitas. Jika produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kecerdasan spiritual, maka semakin tinggi kecerdasan spiritual akan semakin tinggi pula kinerjanya. Hal tersebut telah diperkuat oleh penelitian (Rahmasari, 2012) yang memperoleh hasil bahwa kecerdasan spiritual berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Menurut teori (Zohar dan Marshall, 2007) aspekaspek kecerdasan spiritual mencakup hal-hal berikut: 1. Kemampuan bersikap fleksibel. 2. Tingkat kesadaran diri yang tinggi. 3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan. 4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. 5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai- nilai. 6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. 7. Berpikir secara holistik. 8. Kecenderungan untuk bertanya (mengapa, bagaimana jika) untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar. 9. Menjadi pribadi mandiri.
4
Kecerdasan spiritual memegang peranan yang besar terhadap kesuksesan seseorang dalam bekerja (Zohar dan Marshall, 2007). Kecerdasan spiritual inilah variabel kedua yang akan digunakan oleh peneliti untuk menguji pengaruhnya terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta. Pada prinsipnya seorang pengusaha merupakan orang yang merintis atau membangun usaha. Membangun usaha dan mengelola sumber daya manusia perusahaan membutuhkan manajemen yang baik. Kemampuan untuk mengelola manajemen yang baik merupakan kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan dan penilaian (Siagian dalam Mulyanto 2007). Jadi, semakin tinggi kemampuan manajerial yang dimiliki oleh pengusaha maka akan semakin tinggi pula kinerjanya. Hal demikian diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh (Mulyanto, 2007) yang mendapatkan hasil bahwa kemampuan manajerial berpengaruh terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima. Kemampuan manajerial inilah sebagai variabel ketiga yang akan digunakan oleh peneliti untuk menguji pengaruhnya terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2004). Hasil kerja seseorang dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti menyusun sebuah penelitian yang berjudul ”Pengaruh Kompetensi,
5
Kecerdasan Spiritual dan kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Pengusaha di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan pengembangan penelitian (Ardiana dkk, 2010) yang berjudul ”Kompetensi UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya”. Bentuk pengembangan penelitian ini berupa penambahan jumlah variabel. Subjek penelitian juga lebih difokuskan pada pelaku usaha menengah. Sesuai ketentuan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kriteria usaha menengah yaitu memiliki omzet 2.500.000.000 pada setiap tahunnya.
B. Rumusan Masalah Penelitian Pemaparan di atas merupakan penjelasan yang melatarbelakangi penelitian ini muncul. Adanya dugaan kuat peneliti yang didasari oleh teori dan didukung oleh penelitian terdahulu merumuskan bahwa variabel kompetensi, kecerdasan spiritual dan kemampuan manajerial mempengaruhi kinerja pengusaha di Yogyakarta. Secara sistematis perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh variabel kompetensi, kecerdasan spiritual dan kemampuan manajerial terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta. 2. Apakah ada pengaruh variabel kompetensi terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta. 3. Apakah ada pengaruh variabel kecerdasan spiritual terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta.
6
4. Apakah ada pengaruh variabel kemampuan manajerial terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta.
C. Tujuan Penelitian Selaras dengan rumusan penelitian, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel kompetensi, kecerdasan spiritual
dan kemampuan manajerial terhadap kinerja pengusaha di
Yogyakarta. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel kompetensi terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel kecerdasan spiritual terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta 4. Menguji dan menganalisis pengaruh variabel kemampuan manajerial terhadap kinerja pengusaha di Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat dibeberapa aspek, yaitu: 1. Teoritis Memberikan referensi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen sumber daya manusia yang berkaitan dengan kompetensi,
7
kecerdasan spiritual dan kemampuan manajerial. Memaparkan secara ilmiah teori dan fakta di lapangan melalui sebuah penelitian.
2. Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pengusaha di Yogyakarta dalam upaya meningkatkan kinerja usahanya agar menjadi lebih baik.