BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota budaya dan juga pariwisata. Salah satu sektor yang berperan penting dalam pendapatan daerah yaitu dari segi pariwisata dimana Yogyakarta memiliki banyak potensi wisata antara lain wisata belanja, wisata kuliner, serta wisata budaya. Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta menjadi kawasan wisata yang mengandung unsur sejarah dan arsitektur yang unik. Beberapa bangunan dengan arsitektur yang unik berada dalam kawasan ini antara lain Gedung Kantor Pos Besar, Gedung Bank BNI, Gedung Bank Indonesia, Benteng Vredeburg, dan Gedung Agung. Selain itu, di kawasan ini terdapat juga Monumen Serangan Umum Satu Maret yang menjadi monumen pengingat salah satu perjuangan bangsa Indonesia di masa lalu. Benteng Vredeburg merupakan bangunan dengan arsitektur kolonial bercorak Eropa kuno, yang saat ini mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, perawatan, pengawetan, penelitian, penyajian, penerbitan hasil penelitian dan memberikan bimbingan edukatif kultural mengenai benda dan sejarah perjuangan bangsa Indonesia di wilayah Yogyakarta. Benteng Vredeburg saat ini 1
menjadi objek wisata yang berbasis pendidikan serta sejarah, yang sekarang telah menjadi Museum Benteng Vredeburg. Museum Benteng Vredeburg merupakan tempat wisata sekaligus tempat pembelajaran yang tepat bagi masyarakat dan wisatawan, karena memuat unsur pendidikan dan sejarah dimana wisatawan dapat belajar melalui informasi yang terdapat di museum baik
secara tulisan maupun informasi langsung dari
petugas. Selain itu Museum Benteng Vredeburg memiliki potensi serta daya tarik yang dapat menarik wisatawan antara lain sering digunakan untuk berbagai kegiatan atau event, adanya atraksi wisata, fasilitas yang cukup memadai serta aksesbilitas yang mudah dijangkau. Dari situasi yang telah dijabarkan diatas penulis tertarik dalam menganalisis pengembangan wisata Museum Benteng Vredeburg. Dalam tulisan yang berjudul “Penggunaan Metode Analisis SWOT Dalam Pengembangan Potensi dan Daya Tarik Wisata Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa saja yang menjadi potensi dan daya tarik bagi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta ?
2
2. Faktor-faktor apa saja yang merupakan kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang
pengembangan
(opportunities),
sektor
pariwisata
di
dan
ancaman
Museum
(threat)
Benteng
dalam
Vredeburg
Yogyakarta? 3. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan dalam meningkatkan jumlah pengunjung objek wisata Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta? C. Tujuan Tujuan penulisan adalah 1. Mengetahui apa saja yang menjadi potensi dan daya tarik bagi Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang merupakan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threat) dalam pengembangan sektor pariwisata di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 3. Mengetahui strategi pengembangan yang tepat untuk diterapkan dalam meningkatkan jumlah pengunjung objek wisata Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
3
D. Manfaat 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dalam proses analisis potensi dan daya tarik untuk menarik wisatawan serta melestarikan bangunan bersejarah. 2. Praktis Penelitian ini diharapkan dapat membantu mengetahui potensi dan daya tarik wisata khususnya Benteng Vredeburg Yogyakarta. 3. Bagi pengelola Dapat menjadi masukan yang berguna untuk pengembangan di masa yang akan datang . E. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan judul di antaranya sebagai berikut: Pertama, Budhita (2004) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengelolaan Objek Wisata Museum Le Mayeur Sanur menyimpulkan bahwa dengan pendekatan análisis SWOT yang mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap keberadaan Museum Le Mayeur, dapat diketahui bahwa strategi pengelolaan yang dapat diterapkan adalah strategi
diversifikasi
yaitu
menggunakan
kekuatan
internal
untuk
4
memanfaatkan peluang jangka panjang, dimana penjabaran program operasionalnya juga dijelaskan dalam penelitian tersebut. Kedua, Buda (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengembangan Museum Bali Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kota Denpasar menyimpulkan bahwa Museum Bali memiliki potensi yang besar untuk menarik wisatawan, namun potensi besar tersebut belum mampu diwujudkan secara optimal, untuk itu diperlukan adanya pendekatan análisis SWOT untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara eksternal maupun internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan Museum Bali, sedangkan faktor eksternal mencakup peluang dan ancaman yang dihadapi. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa resultante faktor eksternal mengarah pada peluang dan resultante faktor internal mengarah pada kekuatan. F. Landasan Teori 1. Potensi dan Daya Tarik Wisata Ada beberapa pengertian potensi wisata menurut para ahli, antara lain : a. Menurut Mariotti dalam Yoeti (1983: 160-162) potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut.
5
b. Menurut Sukardi (1998:67) potensi wisata adalah sebagai segala yang dimiliki
oleh
suatu
daya
tarik
wisata
dan
berguna
untuk
mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut. Jadi yang dimaksud dengan potensi wisata adalah sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik sebuah obyek wisata. Dalam penelitian ini potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, yaitu: potensi alam, potensi kebudayaan dan potensi manusia. a. Potensi Alam Yang dimaksud dengan potensi alam adalah keadaan dan jenis flora dan fauna suatu daerah, bentang alam suatu daerah, misalnya pantai, hutan, dll (keadaan fisik suatu daerah). Kelebihan dan keunikan yang dimiliki oleh alam jika dikembangkan dengan memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya niscaya akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke obyek tersebut. b. Potensi Kebudayaan Yang dimaksud dengan potensi budaya adalah semua hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik berupa adat istiadat, kerajinan tangan, kesenian, peninggalan bersejarah nenek moyang berupa bangunan, monument.
6
c. Potensi Manusia Manusia juga memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai daya tarik wisata, lewat pementasan tarian atau pertunjukan dan pementasan seni budaya suatu daerah. Daya tarik wisata merupakan kata lain dari obyek wisata, namun tahun 2009 sesuai peraturan pemerintah Indonesia kata obyek wisata tidak lagi digunakan maka diganti dengan kata Daya Tarik Wisata. Menurut para ahli definisi daya tarik wisata yaitu : a. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki
keunikan,
kemudahan,
dan
nilai
yang
berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. b. Menurut A. Yoeti dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata tahun 1985 menyatakan bahwa daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu c. Menurut Nyoman S. Pendit dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pariwisata tahun 1994 mendefiniskan daya tarik wisata sebagai
7
segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. 2. Definisi Pariwisata Ada berbagai macam definisi pariwisata menurut para ahli, diantaranya adalah : a. Menurut James J. Spillane (1982:20), pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuantujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu. b. Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.), Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri atau diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. c. Menurut H.Kodhyat (1983:4), pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau
8
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. d. Menurut
Undang
Undang
Nomor
10
Tahun
2009
tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 3. Jenis jenis Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu kebutuhan manusia, dimana wisatawan terdorong untuk melakukan aktivitas pariwisata dengan berbagai alasan atau tujuan, seperti refreshing atau hanya sekedar berjalan jalan. Menurut Spillane (1987) jenis-jenis pariwisata dibedakan sebagai berikut: a. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota.
9
b. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang
yang
menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan kelelahannya. c. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan karena adanya keinginan untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup rakyat daerah lain, selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater, tarian rakyat. d. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism) Jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori : 1. Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan lain-lain.
10
2. Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, dan lain-lain. e. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism) Perjalanan usaha ini adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan waktu perjalanan. f. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism) Konvensi sering dihadiri oleh ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara penyelenggara. 4. Teknik Analisis SWOT SWOT adalah sebuah singkatan dari Strenghths (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisa SWOT sendiri memiliki tujuan untuk memisahkan masalah pokok dan memudahkan pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau organisasi. Banyak para ahli mendefinisikan arti analisis SWOT. Stephen Pelayanan Mary dan Robbins Coulter (1999, 229) mendefinisikan analisis SWOT adalah suatu analisis organisasi dengan menggunakan kekuatan,
11
kelemahan, kesempatan serta ancaman dari lingkungan. Menurut Rangkuti, Freddy (2000 : 18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. 5. Tujuan Pengembangan Pariwisata Industri pariwisata mulai dikenal di Indonesia setelah dikeluarkan instruksi Presiden RI No. 9 tahun 1969, di mana dalam Bab II pasal 3 disebutkan : Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara. Sesuai dengan instruksi Presiden tersebut dikatakan bahwa tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia adalah: a. Meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara pada umumnya, perluasan kesempatan serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri sampingan lainnya. b. Memperkenalkan
dan
mendayagunakan
keindahan
alam
dan
nasional
dan
kebudayaan Indonesia. c. Meningkatkan
persaudaraan
atau
persahabatan
internasional. 6. Konsep Pengembangan Wisata Konsep Pengembangan Pariwisata Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam
12
penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak
langsung
(Swarbrooke
akan
1996;99
kelangsungan ).
Pendekatan
pengembangan Perencanaan
pariwisata.
Pengembangan
meliputi: a. Pendekatan Participatory Planning, di mana seluruh unsur yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan kawasan wisata budaya diikutsertakan baik secara teoritis maupun praktis. b. Pendekatan potensi dan karakteristik ketersediaan produk budaya yang dapat mendukung keberlanjutan pengelolaan kawasan wisata budaya. c. Pendekatan kesempatan
pemberdayaan kepada
masyarakat,
masyarakat
adalah
untuk
memberikan
mengembangkan
kemampuannya agar tercapai kemampuan baik yang bersifat pribadi maupun kelompok. d. Pendekatan kewilayahan, faktor keterkaitan antara wilayah merupakan kegiatan penting yang dapat memberikan potensinya sebagai bagian yang harus dimiliki dan diseimbangkan secara berencana. e. Pendekatan optimalisasi potensi, dalam optimalisasi potensi yang berada di wilayah kecamatan atau di desa-desa perkembangan potensi kebudayaan masih jarang disentuh atau digunakan sebagai indikator 13
keberhasilan pembangunan. Oleh karena itu optimalisasi kebudayaan dan kepariwisataan harus menjadi bagian yang integral dalam proses pembangunan wilayah. 7. Strategi Pengembangan Kepariwisataan Nasional Strategi pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk mengembangkan produk dan layanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Langkah pokok: a. Dalam jangka pendek dititikberatkan pada optimasi, terutama untuk: 1) Mempertajam dan memantapkan citra kepariwisataan 2) Meningkatkan mutu tenaga kerja 3) Meningkatkan kemampuan pengelolaan 4) Memenfaatkan produk yang ada 5) Memperbesar saham dari pariwisata yang telah ada b. Dalam jangka menengah dititikberatkan pada konsolidasi, terutama dalam : 1) Memantapkan citra kepariwisataan Indonesia 2) Mengkonsolidasikan kemampuan pengelolaan 3) Mengembangkan dan diversivikasi produk
14
4) Mengembangkan dan menambah mutu tenaga kerja c. Dalam jangka panjang dititikberatkan pada pengambangan dan penyebaran dalam: 1) Pengembangan kemampuan pengelolaan 2) Pengembangan dan penyebaran produk dan pelayanan 3) Pengembangan pasar pariwisata baru 4) Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja. G. Metode Penelitian Metode yang penulis lakukan untuk melakukan penyusunan laporan ini adalah metode deskriptif yaitu dengan cara melakukan survey langsung ke lapangan yang didasari dengan pengumpulan data untuk bahan pertimbangan sebagai salah satu usaha dalam penyusunan laporan ini. 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Waktu pelaksanaan Penulis melakukan praktek kerja lapangan selama 3 bulan terhitung mulai tanggal 5 Februari sampai 5 Mei 2013 di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. b. Tempat Pelaksanaan Adapun praktek kerja lapangan penulis laksanakan pada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Jl. Jend. A. Yani No 6, Yogyakarta 55224. Telepon
: (0274) 586934, 510996
15
E-mail
:
[email protected]
2. Metode Pengumpulan Data Penulis mengumpulkan data-data yang tersedia di Museum Benteng Vredeburg untuk melengkapi laporan ini yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : a. Observasi (Pengamatan) Pengamatan
ini
dimaksudkan
untuk
melihat
langsung
pengelolaan, situasi, faktor internal dan eksternal, pengembangan. Hal-hal yang diamati meliputi : 1) Mengamati fasilitas yang ada 2) SDM 3) Potensi daya tarik 4) Pengunjung 5) Lokasi b. Wawancara Wawancara dilakukan kepada pemandu, pengunjung , dan pengelola untuk memperoleh informasi secara lengkap sehubungan dengan pengembangan Museum Benteng Vredeburg . c. Dokumentasi
16
Kegiatan dokumentasi di maksudkan untuk memperoleh berbagai dokumen atau data tertulis, serta gambar yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. 3. Metode Analisis Laporan Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang diperoleh dengan menggunakan
metode observasi, dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung aktivitas dikawasan atau disekitar kawasan yang berhubungan dengan praktik ini serta metode wawancara. Setelah data mengenai faktor internal dan eksternal terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis SWOT, kemudian dari faktor internal dan eksternal perumusan kedua faktor tersebut dapat digambarkan dalam bentuk matriks SWOT dan strategi yang diperoleh adalah SO, ST, WO dan WT.
17
Matriks SWOT Tabel 1.1 Matriks SWOT
H. Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 4 bab yang meliputi : Bab I: Pendahuluan Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II: Gambaran Umum Berisi sejarah singkat, lokasi, visi misi, fasilitas, serta koleksi.
18
Bab II : Pembahasan Berisi potensi dan daya tarik wisata, analisis SWOT, matriks SWOT, pengembangan potensi dan daya tarik. Bab IV: Penutup Bab ini merupakan akhir dari tulisan ini yang berisikan kesimpulan dan saran.
19