BAB I PENDAHULUAN
1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio) yang berarti pemberitahuan, pemberi bagian (dalam sesuatu), pertukaran, dimana komunikator mengharapkan pertimbangan atau jawaban dari komunikan. Kata sifat dari komunikasi berupa communis yang artinya umum atau bersama-sama (Arifin, 1995: 19). Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.Menurut Carl I. Hovland (dalam Mulyana, 2008: 46-68), komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) meyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. Akan tetapi, seseorang akan dapat mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang lain apabila komunikasi itu memang komunikatif. Sedangkan menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Mulyana, 2008: 69), menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses pembentukan makna diantara dua orang atau lebih. Komunikasi digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan, baik yang bersifat verbal ataupun non verbal. Salah satu bentuk komunikasi yang menjadi pokok pembahasan peneliti adalah komunikasi antarpribadi. Suatu cara untuk memandang komunikasi adalah komunikasi tersebut sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan lambanglambang antarpribadi dengan makna-makna yang dikaitkan dengan lambanglambang tersebut. Oleh karena itu komunikasi diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di antara orang-orang. Jadi ukuran komunikasi antarpribadi yang efektif adalah bahwa informasi telah disampaikan dan adanya hubungan yang dibangun. Pada kehidupan, hampir sebagian besar komunikasi yang kita gunakan adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi sebagai pembentuk Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera utara
makna melalui pesan verbal dan non verbal melalui pertukaran oleh setiap individu dalam suatu hubungan. Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang terlibatdi dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Devito Joseph A, komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang bersifat langsung. Seseorang memerlukan komunikasi antarpribadi terutama untuk dua hal, yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency). Seperti mencari kedekatan, membutuhkan bantuan, serta kebutuhan berteman dengan orang lain, yang juga dibutuhkan untuk kepentingan mempertahankan hidup (dalam Liliweri, 1991: 13). Klasifikasi komunikasi antarpribadi yang terjadi dapat berupa komunikasi intim, percakapan sosial, interogasi dan wawancara. Seperti yang disebutkan diatas, suatu carauntuk memandang komunikasi adalah sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan lambang-lambang antarpribadi dengan makna-makna yang dikaitkan dengan lambang-lambang tersebut. Oleh karena itu komunikasi diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di antara orang-orang. Jadi ukuran manajemen komunikasi antarpribadi yang efektif adalah bahwa informasi disampaikan dan hubungan dibangun (Ron Ludlow & Fergus Panton, 1996: 6). Keefektifan kita dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan atau mempengaruhi oranglain sesuai kehendak kita (Supraktiknya 1995:24). Anak merupakan anugerah yang tak ternilai dari Sang Pencipta di dalam sebuah keluarga. Setiap anak pada dasarnya dilengkapi oleh potensi didalam dirinya masing-masing. Ketika potensi itu dibuat untuk bisa lebih meningkat, potensi tersebut akan berubah menjadi sebuah bakat. Bakat yang dimiliki oleh seorang anak akan tampak, muncul, berkembang dan menjadi keahlian secara alami dengan dorongan dan pembelajaran (Heri, 1999: 61). Mereka juga bisa menjadi bintang yang bersinar dengan cara yang unik dan indah. Sebagian akan menerangi dunia dengan prestasi seni, akademis ataupun atletik. Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera utara
Begitu pentingnya arti seorang anak di dalam sebuah keluarga sehingga tanggung jawab dalam mendidiknya untuk menjadi manusia yang berkualitas nantinya pada saat mereka menjadi suatu hal yang sangat penting pula (Sears, 2004: 7). Pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk diberikan kepada anak yang dikemudian hari pendidikan itu dapat membawanya menjadi seseorang yang berkualitas. Pendidikan yang diberikan kepada anak dapat melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal mereka dapatkan melalui sekolah. Sedangkan pendidikan informal dapat mereka peroleh dari lingkungan tempat tinggal dan juga melalui interaksi dengan orang-orang disekeliling mereka setiap harinya. Dan diantara dua macam tersebut, yang menjadi salah satu tempat pendidikan untuk dilakukannya penelitian adalah tempat pendidikan informal seperti tempat-tempat untuk mengasah berbagai potensi untuk anak. Seperti misalkan salah satunya tempat pelatihan tari tradisional yang menjadi tempat dilakukannya penelitian. Banyak anak-anak yang mempunyai potensi dalam menari dan memilih untuk mendalaminya ke tempat sanggar-sanggar tari. Maka dari itu, peneliti ingin melihat bagaimana peran komunikasi antarpribadi seorang pengajar tari terhadap masing-masing anak didiknya didalam tempat pelatihan tari tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan potensi diri anak. Potensi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang masih terpendam didalam diri seseorang yang kemudian menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu kekuatan nyata pada dirinya (Wiyono, 2006: 37). Dengan demikian potensi diri adalah suatu bakat yang masih terpendam didalam diri seseorang yang kemudian bisa dikembangkan lagi menjadi suatu kekuatan dari dirinya. Bagi seorang pengajar tari merupakan kewajibannya dalam mengajar dan melatih anak didik tarinya untuk bisa menjadi seorang penari yang berbakat dan berkualitas. Tetapi dalam mewujudkan itu semua dibutuhkannya pendekatan yang sangat mendalam terhadap masing-masing anak didik tari yang bertujuan agar mereka bisa meningkatkan potensi yang sudah ada sebelumnya pada diri mereka. Untuk melakukan pendekatan ini, seorang pengajar tari bisa menggunakan komunikasi antarpribadi secara efektif. Selain itu juga seorang pengajar tari sangat berpengaruh dalam menumbuhkan semangat anak didiknya dalam berlatih. Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera utara
Pengajar tari ini harus mampu berinteraksi dengan baik dengan anak didiknya dan menerapkan komunikasi yang efektif ketika menemukan akar masalah, seperti mencari jalan keluar dan memberi solusi terbaik bagi anak didik yang mengalami permasalahan dalam proses belajar tari. Salah satu tempat pelatihan tari tradisional yang menjadi tempat dilakukannya penelitian adalah sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. Peneliti memilih tempat sanggar tari tradisional ini karena sanggar ini mempunyai salah satu anggota yang dididik sejak berumur ±10 tahun hingga sekarang menjadi seorang penari yang sangat berbakat hingga menjadi pimpinan di salah satu sanggar lainnya. Dibalik keberhasilan salah satu anak didiknya ini adalah adanya peran komunikasi antarpribadi seorang pengajar pada sanggar tari ini yang awalnya membuat potensi yang ada pada diri anak didiknya menjadi meningkat. Sanggar SIR saat ini mempunyai banyak anak didik yang rata-rata berusia dibawah 12 tahun yang berjumlah ±70 orang junior dan ±30 orang berusia diatas 12 tahun yang disebut sebagai senior. Keseluruhan anak didik pada sanggar ini adalah anak perempuan. Anak-anak yang berusia dibawah 12 tahun pada dasarnya sangat membutuhkan pelatihan khusus untuk bisa menggali lebih dalam potensi yang ada didalam diri mereka masing-masing untuk kemudian bisa mereka tingkatkan sesuai dengan yang diinginkan. Sanggar ini juga sudah banyak mencapai prestasi yang sangat membanggakan. Banyak berbagai penghargaan yang mereka dapatkan. Ini membuktikan bahwa sanggar tari SIR ini telah berhasil dalam mengembangkan bakat-bakat anak didik dan bahkan bisa meningkatkannya menjadi bakat yang luar biasa. Sanggar tari SIR (Sri Indera Ratu) Istana Maimun merupakan suatu tempat pelatihan tari tradisional dan sudah berdiri dari 46 tahun yang lalu sebagai Duta Kesenian Sumatea Utara. Sanggar SIR ini dibentuk dan dipimpinnya oleh Alm. Dra. T. Sita Syaritsa pada tanggal 31 Agustus 1968 yang awalnya beranggotakan hanya enam orang. Anggota tersebut terdiri dari keluarga dekat T. Sita, seperti adik, kemanakan dan tetangganya. Saat ini anggota dari SIR berjumlah ±100 orang (termasuk senior & junior). Sanggar ini didirikan sebagai wadah pengembangan kesenian dan kebudayaan yang saat ini telah diperluas menjadi Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera utara
wadah dalam mengembangkan kesenian dan kebudayaan Nasional pada umumnya serta kesenian dan kebudayaan khususnya di daerah Sumatera. T. Sita awalnya menderita sakit pada bagian pinggang belakang dan dokter menganjurkan untuk berolahraga ringan yang bisa memulihkan kembali kesehatannya. Semasa remajanya, karena beliau sangat aktif dan hobi dalam bidang seni tari dan lagu, maka untuk memulihkan kembali kesehatannya, beliau langsung memilih untuk mengajar tari dan membentuk sebuah grup kesenian yang bernama Sanggar SIR (Sri Indera Ratu). Tanggal 23 Februari 2003, T. Sita meninggal dunia dan kemudian grup kesenian yang dipimpin selama 35 tahun tersebut dilanjutkan oleh anak sulungnya yaitu T. Lisa Nelita dengan beberapa pemusiknya yang merupakan anak-anak dan cucu dari T. Sita. Selain menjalankan tugas sebagai ketua himpunan,T. Lisa juga merupakan seorang pengajar di sanggar tarinya sendiri dan sudah ±12 tahun ia menjalaninya hingga sekarang. Banyak berbagai macam tarian yang sudah diajarkan kepada anak didik tarinya. Dalam mengajarkan berbagai macam tarian, pastinya T. Lisa mempunyai cara tersendiri sebagai seorang pengajar yang sekaligus pimpinan dari sanggar SIR ini. Pada studi ini, penelitian dilakukan karena peneliti merasa tertarik terhadap dunia tari tradisional. Dimana didalam dunia tari, peran seorang pengajar sangat penting sekali untuk meningkatkan potensi yang ada didalam diri masingmasing anak didiknya sehingga anak didikpun bisa berprestasi dibidang seni tari ini. Kesuksesan sebuah sanggar juga bisa dilatarbelakangi oleh kinerja para pengajar tarinya sendiri. Seperti yang sudah terbukti di sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. Sanggar ini merupakan sanggar terlama di Sumatera Utara yang sudah melakukan pertunjukkan di dalam dan luar negeri. Hal tersebut telah menunjukkan bahwa sanggar SIR Istana Maimun Medan
mempunyai sistem
pengajaran yang baik. Sebagian besar anak didik di sanggar tersebut sudah dikatakan berhasil. Mereka mempunyai prestasi yang membanggakan. Prestasi tersebut dapat ditunjukkan dengan menjadi seorang penari yang handal sampai sudah ada yang membuka sanggar tari sendiri. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat bagaimana peran komunikasi antarpribadi seorang pengajar tari dalam Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera utara
meningkatkan potensi diri anak didiknya. Subjek penelitian ini adalah pengajar tari pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan yang berjumlah 3 orang.
1.2 Fokus Masalah Melalui konteks masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan yang menjadi fokus masalah adalah “Bagaimana peran komunikasi antarpribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yaitu: 1. Untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi pengajar tari dalam meningkatkan potensi diri anak pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan. 2. Untuk mengetahui intensitas komunikasi efektif yang dilakukan pengajar tari pada sanggar tari SIR Istana Maimun Medan.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi peneliti dan memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi. 2. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian. 3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera utara