BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mempunyai minimal dua identitas kota yang bertaraf internasional, yaitu Gedung Sate dan Kawasan Braga. Kawasan ini sudah dikenal para wisatawan asing sejak masa Hindia Belanda dan merupakan salah satu unsur yang menjadikan kota Bandung mendapat julukan Paris van Java. Seiring dengan berjalannya waktu, kota Bandung terus berkembang menjadi lebih baik dan pemerintah pun memiliki andil yang cukup besar untuk menjadikan kotanya yang lebih unggul dibandingkan dengan yang lainnya. Kota Bandung telah ditetapkan sebagai kota wisata dunia oleh UNESCO pada tanggal 25 September 2013 di Beijing. Berdasarkan survey yang dilakukan di facebook oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Survey yang dihitung berdasarkan banyaknya likers di facebook terhadap kota kota di dunia. Tabel 1.1 Survey di facebook oleh Disbudpar Kota bandung
No
Negara
Jumlah Likers
1.
New York
15.363.714
2.
Paris
9.144.939
3.
London
8.546.175
11.
Seoul
3.457.233
16.
Mumbai
2.567.888
19.
Thailand
2.098.446
21.
Bandung
1.237.728 www.life.viva.co.id (2013)
1
Kota Bandung berada di posisi ke 21 dunia yang bersaing secara global dengan negara negara di benua Amerika dan Eropa. Sedangkan kota Bandung menduduki posisi ke 4 di benua Asia setelah kota Seoul, Bangkok dan Mumbay. Persaingan kota antar negara tersebut membuat kota Bandung menjadi kota yang unggul di Indonesia. Sebagai kota wisata dunia, kota Bandung harus memberikan fasilitas publik yang layak dan memadai bagi masyarakatnya. Salah satu sarana fasilitas publik yang harus diperhatikan adalah sarana transportasi publik, dimana fasilitas tersebut menyangkut kepentingan masyarakat luas dalam menunjang rutinitas yang dilakukan sehari-hari. Upaya pemerintah untuk memberikan sarana transportasi publik yang layak dalam bidang pariwisata adalah dengan hadirnya Bus Bandros (Bandung tour on the bus) yang bertujuan untuk mengantarkan para wisatawan berkeliling kota Bandung menuju tempat tempat bersejarah yang menjadi ciri khas sebuah kota.
Selain kota Bandung, terdapat kota lainnya di Indonesia yang memiliki kendaraan umum dan konsep city tour yang unik dan menjadi ciri khas. Kota-kota tersebut yaitu Solo, Jakarta, Semarang dan Malang. Kelima kota di Indonesia tersebut termasuk kota Bandung, memiliki transportasi publik yang baru yaitu bus tingkat untuk para wisatawan domestik maupun mancanegara yang dipandu oleh seorang tourguide. Namun setiap bis tingkat tersebut memiliki ciri khas tersendiri mulai dari penamaan nya. Bandros untuk Bandung, Werkudara untuk Solo, Mpok Siti untuk Jakarta, Semarjawi untuk semarang dan Macyto untuk Malang. Secara keseluruhan konsep bus tingkat yang ada pada kelima kota tersebut hampir sama, yaitu city tour mengantar wisatawan domestik / mancanegara berkeliling kota dengan edukasi sejarah yang diceritakan oleh tourguide. Namun ada yang berbayar dan ada pula yang gratis. (www.kaskus.co.id diakses pada tanggal 7 Okt-2015 4:38) Banyaknya tour bus di kota-kota besar di Indonesia secara tidak langsung muncul persaingan antar kota, sehingga sebuah kota harus memiliki potensi yang
2
unggul agar menjadi pilihan masyarakat atau wisatawan untuk meningkatkan perekonomian dan pariwisata kota Bandung. Kota Bandung banyak belajar mengenai transportasi publik dari Kota London di Negara Inggris. Sama halnya dengan Bus Bandros, di belahan Eropa yaitu Kota London terdapat Tour Bus tingkat 2 yang serupa dan memiliki rute tersendiri untuk mengantar para wisatawan yang akan melakukan perjalanan atau liburan di London. Bus tersebut bernama double decker yang berarti bus dua tingkat dengan ciri khas berwarna merah yang berlalu lalang di sepanjang kota. Seperti yang dilansir pada sebuah artikel di website :bandungjuara.com (18 November 2014): “Yang membedakan bus Bandros di Bandung dan bus double decker di Inggris adalah masalah pemanfaatannya. Jika Bandung bus Bandros digunakan untuk wisata, di Inggris justru digunakan untuk transportasi.Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengatakan, ke depan bus Bandros bakal ditambah menjadi 30 unit. Pria yang akrab disapa Emil ini mengajak Moazzam (Duta Besar Inggris untuk Indonesia) untuk bekerjasama dengan cara memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan Inggris untuk berpromosi di Bandros.” Walapun terdapat kemiripan antara Bandung (Bus Bandros) dan London (Double Decker), tapi ini merupakan upaya pemerintah agar warga Bandung bisa berbangga atas fasilitas baru yang dimilikinya dengan konsep heritage dan unik. Sehingga diharapkan agar Bus Bandros ini dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota besar lainnya dalam membangun sebuah transportasi publik atau ikon kota. “Bandros memiliki payung hukum yaitu pemerintah Kota Bandung, BP2KB (Badan Promosi Pariwisata Kota bandung) membutuhkan guide dan selalu di supply oleh HPI (Himpunan Pariwisata Indonesia) yang bertugas hanya untuk memandu perjalanan wisata di bus bandros tanpa ikut campur dalam reservasi bus,pembayaran tiket, dll. Tourguide Bus Bandros setiap harinya berganti orang dan masing-masing dari mereka memiliki profesi yang berbeda.Jadwal disesuaikan dengan kesediaan 3
setiap tourguide. 1 hari maksimal jalan 4 rit oleh 1 guiding biasanya mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul12.00 cara penyampaian setiap tourguide berbeda beda namun didalamnya terdapat product knowledge yang intinya mengenai sejarah kota Bandung”. (Hasil wawancara dengan Bu Silvi salah satu tourguide Bus Bandros pada tanggal 13-Oktober-2015 pukul 10.15 di Taman Cibeunying Bandung) Namun keberadaan Bus Bandros ini belum sesuai prosedur dalam pengelolaannya. Tidak semua bus bandros memiliki surat izin beroperasi, hal itu merupakan kelalaian dalam pengelolaan sarana transportasi publik yang baru berjalan hampir 2 tahun. Sempat terjadi insiden yang tidak menyenangkan pada November 2015, diketahui seorang mahasiswa UNPAR meninggal dunia pada saat mengabadikan moment. Mahasiswa tersebut berfoto diatas Bus Bandros yang sedang beroperasi melewati jl.wastukencana dimana jarak lokasi tersebut berdekatan dengan kantor walikota. Bus Bandros yang sedang beroperasi pada saat itu adalah bus bandros warna kuning, dimana surat izin operasinya belum lengkap. Dalam rangka hari sumpah pemuda, sejumlah mahasiswa UNPAR tersebut telah melakukan reservasi untuk berkeliling kota Bandung dengan menggunakan Bus Bandros berwarna kuning. Peristiwa tersebut terjadi karena pada saat mengelilingi kota Bandung, melewati rute yang terdiri dari banyak kabel telepon yang landai sehingga jaraknya sangat dekat dengan penumpang Bus Bandros yang berada di lantai dua. Berdasarkan peristiwa ini, Bus Bandros tidak diizinkan beroperasi oleh Walikota Bandung yaitu Ridwan Kamil namun belum ditentukan kepastian waktu tersebut. Karena pemerintah akan memperbaiki kabel yang terlalu landai terutama yang merupakan jalur tour Bus Bandros. Sehingga pemerintah akan bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Bandung untuk melakukan proses ducting yaitu pemindahan kabel-kabel di udara menjadi dibawah tanah selama kurang lebih dua bulan.
4
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “City Branding Kota Bandung melalui Bus Bandros (Studi Kasus : Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung) 1.2 Rumusan Masalah Kota Bandung memiliki transportasi publik yang baru yaitu Bus Bandros, hal ini dapat menarik perhatian masyarakat, baik itu masyarakat asli Bandung, investor, maupun para wisatawan domestik dan mancanegara. Melalui Bus Bandros ini, kota Bandung dapat menambah daya tarik yang baru setelah diketahui bahwa banyak keunikan di kota Bandung ini. Melalui pemaparan diatas, penulis akan meneliti mengenai: 1. Bagaimana pengelolaan kinerja bus bandros dalam membangun city branding kota Bandung? 2. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan pihak BP2KB dalam menggunakan media yang dimiliki bus bandros? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan dilakukan nya penelitian ini, penulis memiliki tujuan yaitu: 1. Untuk menjelaskan bagaimana pengelolaan kinerja Bus Bandros dalam membangun city branding kota Bandung. 2. Untuk mengetahui Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan pihak BP2KB dalam menggunakan media yang dimiliki bus bandros. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Aspek Teoritis Diharapkan penelitian ini, dapat menambah sumber informasi
khususnya dalam ilmu pengetahuan city branding dalam Ilmu Komunikasi. Sehingga dapat digunakan menjadi penelitian lanjutan sebagai bahan pertimbangan penelitian lainnya yang akan memilih dengan tema yang sejenis.
1.4.2
Aspek Praktis
5
1. Bagi Peneliti Manfaat bagi penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai kota Bandung sendiri serta pengaplikasian teori-teori yang telah di pelajari selama perkuliahan. 2. Bagi Akademik Dapat dijadikan sebagai literatur atau referensi mengenai pembahasan strategi komunikasi yang dilakukan, branding kota, pengelolaan fasilitas umum mengenai tour bus kota Bandung. 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau gambaran bagi masyarakat, pemerintah kota Bandung dalam membangun citra kota melalui tour bus. Selain itu juga memberi masukan dengan adanya perbandingan tour bus di kota Bandung dengan kota / tempat yang lainnya.
1.5 Lingkup Penelitian Didalam penelitian ini, terdapat beberapa lingkup penelitian. Agar penulis terfokus terhadap masalah apa yang akan di teliti. Seperti: 1. Bagaimana
strategi komunikasi yang dilakukan pihak BP2KB dalam
membangun city branding kota Bandung melalui Bus Bandros. 2. Data yang akan diperoleh dari penelitian ini berupa wawancara dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung, masyarakat yang ada di dalam public transportation Bus Bandros (wisatawan, tour guide). 3. Subjek penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandung, dan objek dari penelitian ini adalah Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh BP2KB dalam membangun city branding kota Bandung melalui Bus Bandros. 1.6 Sistematika Penulisan
6
Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, tinjauan teori, dan metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, penutup Bab I Pendahuluan Pada Bab ini, penulis akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teori Penulis akan membahas mengai teori yang berhubungan dengan branding, place branding, citybranding,.Dalam Bab II ini juga, penulis akan memasukan beberapa referensi jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan penelitian yang serupa. Selain itu juga dilengkapi dengan kerangka pemikiran yang dibuat oleh penulis. Bab III Metode Penelitian Menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan dalampenelitian ini.Bab ini berisi tentang paradigma peneilitan, jenis dan pendekatan penelitian, metodologi peneitian, definisi konsep, unit analisis, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji keabsahan data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini, peneliti membahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara wawancara kepada informan, observasi non partisipan dan dibahas sesuai dengan teori yang telah ditetapkan berkaitan dengan penelitian. BAB V Penutup Berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, serta saran yang diajukan penulis kepada pihak yang bersangkutan.
7
1.7 Waktu Penelitian Waktu September 2015 – Februari 2016
Tabel 1.2 Waktu Penelitian
Kegiatan
Tahun 2015-2016 Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Pengajuan Judul Proposal Penyusunan Proposal Pendaftaran Sidang Proposal Sidang Proposal Penelitian Pendaftaran Sidang Akhir Sidang Akhir Sumber : Olahan Penulis 2016
8