BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Kota Bandung merupakan kota metropolitan yang merupakan pusat bisnis, wisata dan perekonomian khususnya di Jawa Barat. Julukan sebagai “Kota Kembang” juga dimiliki oleh kota yang indah ini, disebut demikian karena Bandung merupakan kota yang sejuk, hijau dan asri. Kota Bandung disebut pula sebagai kota belanja, kota wisata kuliner bahkan sebagai kota kreatif dengan anakanak muda atau remaja sebagai volunteer dari berbagai komunitas dibidang seni hingga bidang pendidikan. Pertumbuhan penduduk di Kota Bandung cukup pesat yaitu sekitar 14.950 ribu jiwa pertahun. Hal ini dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut : Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Kota Bandung Tahun 2007-2012 Tahun Jumlah Penduduk
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2.372.234 2.400.340 2.394.697 2.394.873 2.437.874 2.461.931
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat 2014 Melalui tabel 1.1 diatas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Kota Bandung pada tahun 2007 terdapat sebanyak 2.372.234 juta jiwa, sedangkan tahun 2012 tercatat sebanyak 2.461.931 juta jiwa telah memadati Kota Bandung. Pertumbuhan penduduk selama 6 tahun terakhir dihitung dari tahun 2007 sampai 2012 yaitu sebesar 89.697 ribu jiwa. Berdasarkan jumlah penduduk diatas, Kota Bandung memiliki populasi khususnya remaja berusia 10-24 tahun adalah 28,55% dari total populasi yaitu sekitar 665.252 jiwa (BPS, 2011). Sehubungan dengan tuntutan waktu dan Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala aktivitas dan keperluan, seperti cukup tersedianya ruang rekreasi gratis, maka sebuah kota pasti memerlukan sebuah ruang terbuka hijau (Purnomohadi, 2006: 55). Ruang rekreasi gratis merupakan suatu alternatif bagi masyarakat khususnya remaja untuk menghabiskan waktu luang. Waktu luang akan lebih bermanfaat apabila diisi dengan kegiatan positif. Taman kotasalah satunya dapat menjadi tempat rekreasi gratis. Disamping berfungsi sebagai paru-paru kota, taman kota juga cocok menjadi tempat bersosialisasi dengan sesama, tempat alternatif untuk berwisata atau tempat untuk sekedar bersantai melepaskan kepenatan di akhir pekan dan tempat masyarakat bebas mengaktualisasikan diri.Suntoro Wongso (2007: 3) mengungkapkan bahwa ”taman dapat digunakan juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif”. Namun belum banyak remaja yang tertarik dan termotivasi untuk berwisata ke taman kota dibandingkan dengan berwisata ke mall atau tempat lainnya. Monks et.al (2006: 284) mengungkapkan bahwa pada remaja terjadi krisis yang nampak paling jelas pada penggunaan waktu luang yang sering disebut sebagai waktu pribadi orang itu sendiri.Mengisi waktu luang yang baik sesuai dengan
umur
remaja
masih
merupakan
masalah
bagi
kebanyakan
remaja.“Kebosanan, segan untuk melakukan apa saja merupakan fenomena yang sering kita jumpai” (Knoer dan Oerter dalam Monks et.al, 2006: 284). Seperti kita lihat bahwa remaja saat ini lebih banyak menghabiskan waktu luangnya untuk kegiatan yang kurang bermanfaat seperti menghabiskan uang untuk berjalan-jalan dan berbelanja di mall, menonton bioskop, bermain game online atau sibuk dengan smart phoneyang canggih dengan fitur-fitur lengkap didalamnya.Aktualisasi diri seperti ini memang dibutuhkan oleh remaja, namun apabila hal ini terus menerus dilakukan dan menjadi suatu rutinitas maka akan terjadi pemborosan, rasa malas dan kehilangan semangat untuk bersosialisasi akan timbul apabila remaja terus tenggelam dalam perkembangan teknologi.Remaja Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
yang seperti ini bisa dikatakan generasi remaja autis atau asik dengan diri sendiri dan tidak peduli terhadap lingkungan disekitarnya baik lingkungan masyarakat maupun lingkungan hidup. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang akan menentukan keberhasilan dan keberlangsungan bangsa di masa yang akan datang. Remaja yang sehat baik mental maupun fisik, mampu bersosialisasi dengan baik akan melahirkan suatu generasi yang berkompeten. Maka sebaiknya remaja melakukan suatu kegiatan positif baik bersosialisasi dengan sesama maupun menggali ilmu, bukan hanya melalui cara formal tapi juga melalui cara informal. Mengisi waktu luang bukan hanya digunakan untuk bermain game, tidur atau menonton televisi dan hal-hal yang telah disebutkan diatas, namun waktu luang sedapat mungkin digunakan untuk kegiatan yang positif untuk mengembangkan hobi dan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kreativitas bahkan bisa menjadi sebuah prestasi apabila terdapat wadah dan kegiatan yang tepat untuk menuangkannya. Menurut Margaret E. Mulac dalam bukunya yang berjudul Hobbies: The Creative Use of Leisure (1959), (The Liang Gie , 1996: 99-100) dalam Septiyani (2012: 18) terdapat 4 macam hobi, yaitu : 1. Making Hobbies (Membuat), meliputi berbagai seni kerajinan seperti misalnya kegiatanpahat, ukir, kerajinan emas-perak, keramik, tenun, dan fotografi. 2. Learning Hobbies (Belajar)meliputi segala macam bentuk belajar seperti misalnyamempelajari sejarah, karang-mengarang, atau bahasa asing. 3. Doing Hobbies (Melakukan), meliputi segala macam bentuk melakukan sesuatu hal, misalnyamenyanyi, menari, memainkan alat musik, berkebun, dan anekahobi alam (misalnya mengamati burung atau memelihara ikanhias). 4. Collectting Hobbies (Mengumpulkan), meliputi kegiatan mengumpulkan bermacam-macam benda seperti perangko, mata uang, buku antik, dan batu-batuan. Kegiatan informal seperti ini dilakukan diluar kegiatan belajar mengajar disekolah maupun tempat les.Suatu kegiatan positif salah satunya dapat diciptakan Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
oleh adanya suatu komunitas.Berkembanganya kemajuan teknologi seperti adanya jejaring sosial dan akun pribadi lainnya, menjadi salah satu ajang aktualisasi diri yang paling sering dilakukan oleh remaja. Sisi positif dari jejaring sosial yang tersedia saat ini juga dapat dirasakan bagi para remaja untuk mengubah mindset aktualisasi diri dengan berekreasi ke taman kota. Bukan hanya akun pribadi dari seseorang atau tempat wisata kuliner saja yang diakses oleh remaja, kini terdapat akun taman kota tematik yang dapat berinteraksi dengan para pengguna jejaring sosial untuk memberikan informasi kegiatan yang dilakukan untuk menarik pengunjung khususnya remaja untuk datang dan memanfaatkan sarana taman kota sebagai sarana rekreasi bahkan kreativitas. Kini mulai banyak remaja yang terlihat aktif memanfaatkan taman kota sebagai ajang aktualisasi diri, tempat berkumpul dan bersosialisasi juga tempat untuk menuntut ilmu yang berkaitan dengan hobi. Ketika perubahan sikap hidup yang cenderung mementingkan sisi ekonomi dan keuntungan materi, maka taman menjadi korban pertama perubahan fungsi lahan sosial. Namun kemudian muncul kembali kesadaran bahwa kehidupan tak hanya diukur dari keuntungan saja melainkan ada sisi manfaat yang bisa di peroleh dari keberadaan sebuah tamanyaitu memberi ketenangan jiwa dan kenyamanan hidup bagi masyarakat. Dalam rangka menjadikan Bandung sebagai kota berbasis lingkungan, Ridwan Kamil Walikota Bandung saat ini (2013-2018),menjalankan program untuk membangun berbagai taman tematik. Gagasan taman tematik yang dikelola oleh warga merupakan upaya menjadikan taman sebagai ruang kehidupan sosial bagi masyarakat. Sebagai bagian dalam kegiatan sosial masyarakat yang memberi manfaat sebagai ruang terbuka tempat silaturahmi antar warga.Tema-tema yang diusung
merupakan
hasil
pemikiran
pemerintah
maupun
aspirasi
masyarakat.Revitalisasi taman tematik tersebut selain bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan, juga berfungsi sebagai objek wisata alternatif. Ia menyebutkan, kehadiran taman tidak sekadar ada tanaman rindang, Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
bunga dan fasilitas lainnya, namun yang penting adalah ada orang yang mengunjunginya sehingga dengan adanya taman tematik, taman-taman di Kota Bandung akan hidup dan produktif. Pariwisata alternatif (Suwantoro, 2004: 75) adalah sebagai kepariwisataan yang berbeda (yang merupakan alternatif) dari pariwisata konvensional untuk menunjang kelestarian lingkungan.Pariwisata alternatif timbul karena adanya suatu asumsi bahwa pariwisata memerlukan lingkungan yang baik dan kesadaran bahwa pariwisata dapat digunakan sebagai instrumen untuk menunjang upaya pelestarian lingkungan. Para pemerhati lingkungan mulai menyadari bahwa berbagai upaya untuk menjaga lingkungan tidak akan efektif jika tidak didukung masyarakat, dan masyarakat akan mendukungnya jika mereka memperoleh manfaat dari lingkungan yang lestari itu berupa peningkatan kesejahteraan hidup. (Suwantoro, 2004: 79) Berlatar belakang kota Bandung yang terkenal dengan remaja dan komunitas kreatif, terdapat beberapa tema taman yang sesuai dengan minat, hobi bahkan kekhasan komunitas di kota Bandung. Sehingga taman-taman kota ini dapat berperan sebagai agen pembangunan komunitas bahkan dapat menjadi daya tarik wisata. Menurut Ridwan Kamil bahwa “tugas pemerintah kota Bandung adalah mewadahi indeks kebahagiaan warga kota, warga akan bahagia apabila bisa berinteraksi dan saling sapa di ruang publik, tidak hanya di kafe maupun mall, maka salah satu tugas pemerintah adalah dengan mengadakan program revitalisasi dan menambah taman kota tersebut” (sumber: Tribunnews.com). Saat ini taman kota yang banyak dimanfaatkan oleh remaja untuk berekreasi dan mengaktualisasikan diri adalah taman yang memiliki tema hobi. Kesadaran remaja untuk memanfaatkan waktu luang dengan cara berkumpul dan bertukar pikiran mengenai hobi tersebut merupakan suatu kegiatan yang sangat positif. Tahun 2014 ditargetkan sebanyak 10 taman akan selesai, taman tersebut diantaranya adalah Taman Lampion, Taman Film, Taman Buku, Taman Batu (Stone Garden), Taman Dinosaurus dan Taman Anjing. Berikut adalah daftar Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
taman tematik yang telah selesai direalisasikan oleh pemerintah kota Bandung adalah : Tabel 1.2 Daftar Taman Tematik di Kota Bandung No
Nama Taman
Tanggal Peresmian
1
Taman Fotografi
21 Desember 2013
2
Taman Pustaka Bunga
30 Desember 2013
3
Taman Jomblo / Taman Pasupati
1 Januari 2014
4
Taman Musik
1 Maret 2014
Sumber:Pengolahan berbagai sumber melalui website
Selain taman tematik diatas, terdapat pula taman yang direnovasi, diantaranyaTaman Balai Kota, Taman Vanda, Taman Flexi, Taman Lansia, Taman Cibeunying, Taman Maluku, Taman Sukajadi, Taman Nutrisi, Taman Baca Panatayuda dan taman lainnya yang tidak secara simbolis diresmikan oleh pemerintah.Beberapa tema taman lainnya yang sudah maupun akan dibuat oleh pemerintah kota Bandung yaitu Taman Persib, Taman Jurnalistik, Taman Lansia Gaul,Taman Futsal, Taman Qur’an, Taman Jurnalistik, Taman Sejarah, Taman Soekarno Banceuy, Taman Patung, dan Taman Beladiri. Sebuah taman kota sebisa mungkin dapat menjamin produktivitas kota, mewadahi kepentingan sosial dan aktivitas masyarakat
agar menjamin
keberlanjutan taman kota itu sendiri. Dengan demikian diperlukan suatu penelitian mengenai motivasi berkunjung masyarakat kota sebagai wisatawan di taman kota. Penelitian tersebut dilakukan di salah satu taman kota yang cukup diminati oleh remaja Kota Bandung, yaitu Taman Fotografi Bandung. Taman Fotografi Bandung terletak di jalan Cempaka dan diresmikan pada tahun 2013 lalu.Taman fotografi merupakan taman yang memiliki keunikan dan ciri khas yaitu dengan patung berbentuk huruf C, yang dapat diartikan sebagai Camera atau Cempaka.Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa salah satu Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
hobi
yang
positif
adalah
making
hobbies
yang
diantaranya
adalah
fotografi.Kreativitas yang dimiliki para remaja yang terjalin dalam komunitas maupun yang tidak bergabung dalam komunitas dapat dituangkan di taman ini dan satu sama lain dapat berkumpul dan bertukar pikiran bahkan saling memberikan pelajaran atau teknik-teknik mengenai ilmu fotografi. Maka dari itu penelitian ini difokuskan untuk menganalisisfaktor apa saja yang menjadi daya tarik khususnya bagi kalangan remaja kota Bandung, untuk meluangkan waktu atau leisure time di taman kota sebagai alternatif wisata. Judul yang angkat adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI REMAJA DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG DI TAMAN KOTA SEBAGAI SARANA REKREASI (Studi Kasus Taman Fotografi Bandung)”.
B. RUMUSAN MASALAH 1. Faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi remaja dalammemanfaatkan waktu luang untukberkunjung ke Taman Fotografi Bandung? 2. Faktor dominanapa yang terbentuk dan mempengaruhi motivasi remaja dalam meluangkan waktu dan berekreasi di Taman Fotografi Bandung? 3. Upaya apa yang dapat dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan partisipasi remaja untuk berkunjung ke Taman Kota di Bandung?
C. TUJUAN PENELITIAN 1. Menganalisis
faktor-faktor
yang
menjadi
motivasi remaja
untuk
memanfaatkan waktu luangdi Taman FotografiBandung 2. Menganalisis faktor dominan yang terbentuk diantara faktor-faktor yang menjadi motivasi berkunjung remaja dalam memanfaatkan waktu luang di Taman Fotografi Bandung. Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
3. Menganalisis upaya-upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Kota Bandung untuk meningkatkan partisipasi remaja untuk berkunjung ke Taman Kota di Bandung.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan kajian ilmu salah satunya dalam ruang lingkup pariwisata khususnya dalam bidang pengelolaan sarana rekreasi taman di kota Bandung. 2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah ataupun swasta sebagai pengelola taman kota dalam upaya monitor dan evaluasi mengenai taman kota sebagai sarana rekreasi. 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan skripsi terdiri dari 5 (lima) bab. Uraian yang akan disajikan dalam setiap bab adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan gambaran keseluruhan proses penelitian, memuat dasar penelitian yang akan dilakukan berkaitan dengan masalah maupun fenomena, tujuan dan manfaat penelitian. Bab ini mencakup Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika Penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan teori-teori dan referensi dari hasil penelitian kepustakaan yang berhubungan dengan variabel-variabel dalam kajian penelitian yang dijadikan sebagai landasan teori dan kerangka pemikiran. Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu lokasi penelitian, sampel dan populasi, jenis penelitian, operasional variabel penelitian, teknik analisis data, dan teknik pengumpulan data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan secara rinci terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI Bab ini berisi mengenai kesimpulan, saran dan rekomendasi berdasarkan semua hasil penelitian yang telah diperoleh. DAFTAR PUSTAKA Berisi semua sumber bacaan atau literatur yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan skripsi. LAMPIRAN Berisi data-data tambahan, tabel data hasil penelitian, teks maupun gambar.
Kirana Hayyu Hananingtyas, 2014 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Remaja Dalam Memanfaatkan Waktu Luang di Taman Kota Sebagai Sarana Rekreasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu