BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Kelapa sawit di daerah Riau merupakan tanaman primadona yang mendorong banyak masyarakat mulai dari masyarakat kalangan bawah sampai masyarakat kalangan atas tertarik untuk menanam kelapa sawit secara swadaya. Akibatnya perkebunan kelapa sawit berkembang begitu cepat di daerah Riau. Untuk lebih jelasnya perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit di daerah Riau disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Luas Areal perkebunan Kelapa Sawit di Propinsi Riau Tahun 2000-2007 (dalam Ha) Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 _________________________ 2005 2006 2007 Sumber: Dinas perkebunan Provinsi Riau, 2008.
Luas 1.022.318 1.119.798 1.313.467 1.397.264 1.4.55.132 1.499.455 1.527.122 1.676.982
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang penting clan strategic di daeah Riau karena peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat, terutama bagi petani perkebunan. Hal 1111 cukup beralasan karena daerah Riau memang cocok dan potensial untuk penihangunan pertanian perkebunan. Dengan lugs mencapai 1.676.982 hektar pada tahun 2007 maka pada saat ini daerah Riau mempunyai perkebunan kelapa sawn terluas di Indonesia (Dinas perkebunan Provinsi Riau, 2008). Untuk masa-masa akan datang luas areal kelapa sawn akan terns berkembang, karena tingginya minas masvarakat terhadap
perkebunan kelapa sawit. Perkembangan lu g s areal perkebunan tersebut tentu akan diikuti oleh peningkatan produksi tandan buah segar (TBS). Saat krisis keuangan global terjadi di Amerika pada akhir tahun 2008, petani kelapa sawit di Provinsi Riau mengalami dampak langsung yaitu berupa penurunan harga tandan buah segar (TBS) dari Rp 1.250 m en"adi Rp 400 per kilogram. Hal ini bisa diniak -11,11111 karena produksi kelapa sawit Indonesia khususnya kelapa sawit dari Daerah Riau merupakan bahan bake ekspor CPO ke beberapa negara yang mengalami krisis keungan global. Uses dari penuruanan harga tersebut berdampak kepada semua aspek kehidupan petani dan pengusaha agribisnis kelapa sawit terutama menurunnya pendapatan, 111ellUl -Linya daya belil, dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. :D
Strate
or
i
pengembangan Agribisnis kelapa sawit salah satunya mem ball- Ll
11
kele mb agaa n p er keb una n \a n , , ko ko h clan ma nd iri melal ui revitalisasi c lan mengembangkan organisasi pelakLl usaha pada agribisnis kelapa sawit (kelompok tam. asosiasi petani dan gabungan asosiasi petani ke lapa sawit, koperasi petani kelapa sawit dan dewan minyak sawit, Berta organisasi lain) melalui inovasi kelembagaan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005). Melaui tl
zn
ino vasi kelemb agaan ini d iharap kan dap at melakukan p ro gram d ifersivikasi prodUk turunan dan peningkatan daya saing. Pendekatan yang bisa dilakukan peningkatan yang d ala m me la k u k a n d i f es i vi k a si p ro d u k d a n p e ni n g ka ta n d a ya s ai n g me la l ui pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pendekatan ini sangat tepat pengembangan karena UKM bisa, dilakukan secara masal berdasarkan potensi yang yang dimiliki para pelaku agribisnis kelapa sawit setempat. P en ge mb a n g ka n UK M y an g d ia n g g ap b er ha s il s ala h sa t u n ya ad al a h melalui pendekatan kelompok. Dalam pendekatan kelompok, clUkLingan (b alk teknis maupun keuangan) disalurkan kepada kelompok UKM bukan per individu UKM. Pendekatan kelompok diyakini lebih balk karena (1) UKM secara individual biasanya tidak sanggup menangkap pelUan c , pasar dan (2) Jarinaan hisnis yanc, terbentuk terbukti efektif meningkatkan daya saill(I usaha karena dapat c~
2
Baling bersinergi. Bagi pemberi dukungan, pendekatan kelompok juga lebih balk karena proses identifikasi dan pemberdayaan UKM menjadi lebih fokus dan efisien. Dari kasus berhasil (success story) yang ditCMU1, pengembangan UKM d a l am k e lom pok be r ha s i l m en in gk at k an k a pa s i t as d ay a s ai ng us a ha UKM , mengoptimalkan potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam seternpat. memperluas kesempatan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan nilai tambah UKM. Program pengembangan UKM berbasis kelompok yang pernah dilakukan oleh pemerintah di antaranya melalui: (1) extension workers, (2) penyediaan motivator kepada kelompok usaha, (3) pemberian dukungan teknis melalu i unit pelayanan teknis, (4) pelaksanaan trade fairs untuk mengembangkan jejaring pemasaran UKM, (5) pembuatan trading house, dan lain-lain. Beberapa istilah telah dikaitkan dengan model pendekatan kelompok ini misalnya: Sentra UKM. Klaster, Perkampungan Industri Kecil (PIK). Lingkungan Industri Kecil (LIK), EncIcive, Agropolitan dan lain sebagainya. Sementara Lembaga/Instansi van', melaksanakan upaya ini pun beragam, mulai dari Pemerintah melalui Depar temen-Depar temen dalam pemer intahan hingga kelompok - kel ompok masyarakat melalui lembaga swadaya masyarakat.
Di berbagai negara yang pernah mengembangkan UKM berbasis kelompok ternyata Klaster bisnis telah menjadi mekanisme yang ampuh LIMA mengatasi keterbatasan UKM dalam hal ukuran usaha dan u ntuk mencapai sukses dalam lingkungan pasar dengan persaingan yang senantiasa meningkat. Langkah kolaboratif yang melibatkan UKM dan perusahaan besar, lembaga pendukung publik dan swasta serta pemerintah lokal dan regional, semuanya akan memberikan peluang untuk mengembangkan keunggulan lokal yang spesifik dan daya saing perusahaan yang tergabung dalam klaster. Pembentukan klaster menjadi sesuatu yang penting karena secara i n d i v i d u a l U K M s e r ing k a l i t i d a k s a n g g u p m e n a n g k a p p e l u a n g p a s a r y a n g membutuhkan jumlah volume produksi yang besar, standar yang homogen dan 3
penyerahan yang teratur. UKM seringkali mengalami kesulitan mencapai skala ekonomis dalam pembelian input (seperti peralatan dan bahan bake) dan akses jasa-jasa keuangan dan konsultasi. Ukuran kecil juga menjadi suatu hambatan yang signifikan untuk internalisasi beberapa fungsi pendukung penting seperti pelatilian, penelitian pasar. logistik dan inovasi teknologi; demikian Pula dapat menghambat pembagian kerja antar perusahaan yang khusus dan efektif secara keseluruhan fungsi-fungsi tersebut merupakan inti dinamika perusahaan. Usaha Kecil dan M enengah yang melakukan s ebuah kerjasania dalam bentuk klaster akan mendapatkan berbagai manfaat yaitu:
Dengan kejasama horisontal. nusaIrlya bersama UKM lain menempati posisi yang sama dalam mata rantai nilai (value chain) secara kolektif perusahaanperusahaan dapat mencapai skala ekonomis melampaui jangkauan perusahaan kecil s e car a indi vidual , dan dapat m emper ol eh input pembeli an cu r ate. mencapai Skala optimal dalmii P e l 1 0
O
LIMUM
peralatan dan mengabungkan
kapasitas produksi untuk MCIIICIILIIII order skala besar.
Dengan integrasi vertikal (dengan UKM lainnya maupun d engan perusahaan besar dalam mata rantai pasokan), perusahaan-perusahaan dapat memfokuskan diri ke bisnis intinya dan memberi peluang pembagian tenaga kerja eksternal.
Dengan Kejasama antar perusahaan juga memberikan kesempatan tumbulinya ruang belajar secara kolektif untuk meningkatkan kualitas produk dan pindah ke segmen pasar yang lebih menguntungkan.
Dengan jaringan bisnis di antara perusahaan, penyedia jasa layanan, Usaha ( m i s a l in s t it u s i p e l a t i ha n , s e n tr a t e k n o lo g i , d a n l a i n t a i n ) d a n p e r um u s kebijakan lokal, dapat mendukung pembentukan suatu visi pengembangan lokal bersama dan memperkuat tindakan kolektif untuk meningkatkan daya saing UKM. Dengan memperhatikan berbagai manfa at dari kerjasama dalam bentuk
klaster bisnis maka pengembangan UKM dalam bentuk Klaster.bispis akail,d,apat menjadi alai yang baik untuk mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi UKM 4
dalam mengatasi persaingan dalam suatu lingkung an pasar yang semakin kompetitif.
1.2. Perumusan Masalah
Menurut
Surat
Keputusan
Menteri
Negara
Koperasi
dan
UKM
No:
32/Kep/M.KUKM/IV/2002, tanggal 17 April 2002 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra UKM, Sentra, didefinisikan sebagai pusat kegiatan di k a w as an /lo k as i t er t e ntu d i m an a te r d ap at UKM y ang m en g gu na k an b ah an baku/sarana yang sama, menghasilkan produk van() sama/sejenis
memiliki
jenis Berta i n
I
prospek untuk dikembangkan menjadi klaster. Sedangkan Klaster didetloisikall sebagai pusat kegiatan UKM pada sentra yang telah berkembang. clitandal oleh munculnya pengusaha-pengusaha yang lebih maju, .
terjadi spesialisasi proses
produksi pada masing-masing UKM dan kegiatan ekonomMya Baling terkait clan Baling mendukung. Kedua istilah ini dalam pembahasan mengenai UKM kerap digunakan dal am ar ti y ang B alin g ber g antian, namun k las ter s es ung guhnya memiliki cakupan yang lebih lugs dan kompleks dibandingkan sentra. Sas ar an dar i pelaks anaan pr ogr am s entr a UKM s alah s atunya adalah terciptanya mekanisme yang terstruktur untuk mentransformasikan sentra -sentra UKM menjadi klaster -klaster bisnis UKM yang dinamis dan berdaya s aing. Klaster bisnis yang diharapkan terbentuk ini dapat berkembang dari sebuah sentra atau dari gabungan beberapa sentra yang memiliki prod Uk/k ompeten s i Yang sallhg m en du ku ng . U pa y a p en in gk a ta n d ar i s en tr a k e kl as t er ini di das ar ka n p a da kenyataan bahwa klaster memberikan ruang , turnbuh yang lebih lu g s dibandingkan sentra. S a mp ai de ng a n t ah un 2 0 05 , K em en te r i an Ko pe r as i d a n UKM te lah memfasilitasi 1.111 sentra UKM di seluruh Indonesia, memberikan dukungan keuangan kepada sentra sebesar lebih dari Rp 200 milyar, dan menugaskan/mengembangkan 920 konsultan lokal untuk membantu memberikan. 5
dukungan non keuangan kepada sentra -sentra tersebut (Laporan Kementrian Koperasi clan UKM tahun 2007). Dengan memfasilitasi penumbuhan sentra ke klaster diharapkan sebagian sentra telah mulai mengembangkan dirinya dengan melakukan kerjasama clan interaksi yang lebih terarah untuk mengembangkan daya saing produknya clan menumbuhkan ciri -ciri klaster. enumbuhan sentra ke p
klaster ini dibuat dengan ke yakinan bahwa dalam klaster unit usaha cenderung lebih efisien sehingga memn,,katkan daya saing produk sentra. t )
Z:~
Penelitian ini lebih diarahkan pada dinamika transformasi sentra ke Master di sektor agribisnis kelapa sawit. Hal ini dilakukan dengan per timbangan: (1) Dengan luasnya area perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau diharapkan bisa memberikan manfaat ekonomi bagi pencluclUk di sekitarnya; (2) inenurut basil kajian sebelumnya sentra-sentra yang bergerak di sektor agribisnis ini menliliki kesiapan clan peluang yang bestir wittik dikembangkan inen . jacli klaster bisnis; clan (3) dengan pengembangan sentra ke Master merupakan salah sate`
,
Al
allana LIIIIUk
memperluas basis clan kesempatan berusaha Berta menUmbUlIkan wiraUsalla bare berkeunggulan untuk mendorong penumbuhan ekspor clan penciptaiii lapangan keKja. Berdasarkan permasalahan di atas maka identifikasi masalahnya adalah: 1. Bagaimana efektifitas penumbuhan klaster bisnis Usaha Kecil clan M.enengah pada sentra-sentra UKM yang bergerak di sektor agribisnis kelapa sawit ? 2. Faktor-faktor dominan apa yang mempengaruhi penumbuhan klaster bisnis UKM berbasis agribisnis kelapa sawit ? 3. B a g a i m a n a r u m us a n mo d e l p e n u m b uh a n k l a s t e r b i s n i s U KM b er b a s i s agribisnis kelapa sawit ?
1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan efektifitas sentra UKM dalam menumbulikan klaster bisnis UKM berbasis agribisnis kelapa sawit; 6
2. Untuk mendeskripsikan faktor -faktor dominan yang mempengaruhi penumbuhan dan pengembangan klaster bisnis UKM yang bergerak di bidang agribisnis kelapa sawit; 3 . Untuk merumuskan rekomendasi model yang efektif untuk menumbuhkan klaster bisnis UKM yang berbasis agribisnis kelapa sawit.
1.4. Kontribusi/Kegunaan penelitian 1. Guna Laksana: 1 . H as il p en el it i an
MI
d ih ar a pk an d ap at me mbe r i k an mas u ka n k e pa da
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah baik Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di Provinsi Riau untuk merumuskan kebijakan dalam mellUmbLihkan klaster bisnis UKM berbasis agribisnis kelapa sawit. 2 . Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada' pelakLI usaha agr ibisnis kelapa sawit dalam pembentukan klaster bisnis yang dapat meningkatkan efisiensi sehingga meningkatkan daya saing produk kelapa sawit. 2. Guna Pengembangan 11mu: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan teori dan model pembentukan klaster bisnis UKM berbasis agribisnis kelapa sawit yan g dapat meningkatkan efisiensi sehingga meningkatkan daya saing produk kelapa sawit.
7