BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan luas sebesar 1.910.931,32 yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar dan berragam. Salah satu sumber daya alam yang dimiliki Indonesia adalah perkebunan. Di Indonesia perkebunan merupakan salah satu sektor penting yang mendukung perekonomian negara. Hal ini dikarenakan hasil olahan dari perkebunan di Indonesia memiliki kualitas yang sangat tinggi sehingga menarik minat para konsumen baik domestik maupun manca negara yang mengutamakan kualitas dari suatu produk. Produkproduk perkebunan Indonesia yang mampu menarik minat konsumen manca negara diantaranya adalah kakao, tembakau, kelapa sawit, karet dan ratusan komoditas terkenal di dunia lainnya. Kakao dapat dibedakan menjadi 2 bagian dalam pengeksporannya, yaitu biji kakaodan olahan dari biji kakao. Kedua produk ini memiliki harga yang bergantung pada komoditas dunia. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat bahwa adanya peningkatan setiap tahunnya pada perkebunan besar di Indonesia.
Tabel 1. 1 Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, Indonesia (000 Ha), 1995 - 2013* Tahun
Karet 1)
Kelapa Sawit 1)
Coklat 1)
Kopi 1)
Teh 1)
Kina 1)
Tebu 2)
Tembakau
2004
514,4
3496,7
87,7
52,6
83,3
3,2
344,8
3,3
2005
512,4
3593,4
85,9
52,9
81,7
3,1
381,8
4,8
2006
513,2
3748,5
101,2
53,6
78,4
3,1
396,4
5,1
2007
514
4101,7
106,5
52,5
77,6
3
427,8
5,8
2008
515,8
4451,8
98,4
58,3
78,9
3
436,5
4,6
2009
482,7
4888
95,3
48,7
66,9
3
422,9
4,2
2010
496,7
5161,6
92,2
47,6
66,3
3
436,6
3,4
2011
524,3
5349,8
94,3
48,7
67,3
3
192,5
2,9
2012
519,2
5995,7
81,1
47,6
65,3
3
194,9
2,9
2013*
539,6
6170,7
84,7
47,8
66
3
209
2,9
Sumber: Badan Pusat Statistik
1
2)
2
Dari hasil tabel di atas terlihat bahwa tanaman cokelat merupakan salah satu tanaman yang memiliki luas tanah terbesar yang berada di Indonesia. Oleh karena itu, kakao atau cokelat masi menjadi minat para petani Indonesia. Jumlah perusahaan perkebunan kakao juga tergolong besar, seperti yang dapat kita lihat dari hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) di berbagai daerah seperti Sumatera, Irian Jaya, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan terutama di Sulawesi seperti berikut:
Tabel 1. 2 Jumlah Perusahaan Perkebunan Besar Menurut Jenis Tanaman, 20002013 Tahun
Aceh
Kelapa Sawit 1)
Kelapa
1)
Karet 1)
Kopi 1)
Kakao 1)
Tebu 2)
Tembakau
Teh 1)
2)
393,8
107,7
124,0
122,2
107,4
-
-
1,5
Sumatera Utara
1 276,3
113,6
481,8
81,8
83,8
9,5
4,3
2,9
Sumatera Barat
373,7
92,1
136,0
40,6
143,1
-
5,0
1,3
2 226,6
522,2
405,1
4,9
8,4
-
-
-
19,3
35,4
32,5
0,0
0,0
-
-
-
Jambi Sumatera Selatan Kepulauan Bangka Belitung
721,4
119,0
456,9
25,9
2,1
-
2,6
0,7
941,1
66,9
685,6
253,4
12,2
22,6
1,4
0,0
192,8
11,3
30,7
0,0
0,8
-
-
-
Bengkulu
309,1
9,7
77,0
91,6
14,3
-
1,0
-
Lampung
170,9
126,6
88,0
161,4
68,5
115,2
-
0,9
-
-
-
-
-
-
-
-
Jawa Barat
11,7
182,6
55,4
30,7
11,9
23,5
95,7
10,3
Banten
21,0
100,5
23,6
6,9
9,6
-
0,0
-
Jawa Tengah
-
236,4
32,4
39,1
8,3
57,8
9,9
52,9
DI Yogyakarta
-
43,9
-
1,8
5,2
7,4
0,1
1,6
Jawa Timur
-
298,1
26,5
101,1
65,8
217,3
2,3
153,5
Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur
-
71,2
0,1
35,8
15,6
-
-
1,1
-
65,5
-
12,9
7,8
-
-
37,5
-
161,4
-
72,4
60,2
-
-
3,0
955,2
107,5
397,5
12,5
13,0
-
-
-
1 168,5
73,5
272,6
4,5
1,0
-
-
-
530,6
44,6
138,2
4,4
0,7
-
-
-
829,5
30,8
62,0
9,6
24,6
-
0,0
-
Sulawesi Utara
-
280,3
-
8,1
18,3
-
-
-
Gorontalo
-
71,9
-
1,8
18,2
6,8
-
-
Riau Kepulauan Riau
DKI Jakarta
3
Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan
145,0
216,3
3,2
7,6
297,6
-
-
0,0
32,9
109,2
20,2
74,1
282,1
11,9
-
2,8
Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara
96,6
52,5
1,2
13,2
180,6
-
-
-
62,3
58,0
-
9,9
265,0
-
-
-
Maluku
16,1
112,3
-
1,5
40,9
-
-
-
-
221,8
-
2,6
35,2
-
-
-
Papua
52,4
23,7
5,0
7,9
34,4
-
-
-
Papua Barat
40,0
20,7
0,0
16,5
-
-
-
10 586,5
3 787,3
3 555,8
0,5 1 240,9
1 852,9
472,0
122,4
270,2
Maluku Utara
Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik
Seiring dengan adanya perubahan yang terus menerus terhadap minat olahan kakao dan diresmikannya ASEAN Economy Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN), maka persaingan di industri ini akan semakin meningkat. Sehingga perusahaan perlu untuk mempersiapkan strategi bisnis yang tepat agar mampu bertahan dan berkembang di dalam industri ini. Strategi bisnis yang perlu dimiliki oleh perusahaan untuk beberapa kepentingan perusahaan seperti: menggunakan kekuatan perusahaan secara maksimal untuk meraih peluang, meminimalkan kelemahan perusahaan dalam menghadapi ancaman, dan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dengan kompetitor di dalam industri yang sama. Melihat pentingnya perencanaan dan perumusan strategi bisnis yang tepat agar mampu bertahan dan berkembang di dalam industri serta meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, maka dari itu penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan PT. Makassar Berkat Kakao Industri. PT. Makassar Berkat Kakao Industri adalah perusahaan yang bergerak di bidang expor olahan kakao pada skala internasional yang dikirimkan ke eropa dalam bentuk setengah jadi yaitu butter dan cake. PT. Makassar Berkat Kakao Industri memiliki visi Menjadi perusahaan modern, berkelanjutan, menguntungkan dan berkembang mengikuti jaman. PT. Makassar Berkat Kakao Industri memiliki kantor yang terletak di Jl. KIMA (Kawasan Industri Makasar) No. 8 Kav. SS-21, Makasar. Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh PT. Makassar Berkat Kakao Industri adalah adanbya pesaing yang sudah lama bergerak dalam bidang ekspor kakao sehingga menyebabkan PT. Makassar Berkat Kakao Industri kesulitan menempati posisi pemimpin pasar. Pesaing-pesaing utama dari PT. Makassar
4
Berkat Kakao Industri yaitu PT. BT Cocoa (Bumi Tangerang Cocoa) dan PT. Cargill. Begitu pula dengan munculnya ASEAN Economy Community (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang nantinya akan memunculkan peraturan baru dari pemerintah mengenai peraturan ekspor. Dilihat dari sisi internal, PT. Makassar Berkat Kakao Industri memiliki sumber daya tenaga kerja sebanyak 197 pekerja. Biji kakao yang diolah oleh PT. Makassar Berkat Kakao Industri dibeli dari para petani lokal di wilayah Sulawesi. Pemilihan wilayah ini juga dikarenakan dapat menghasilkan biji yang besar yang didalamnya terkandung lemak kakao yang tinggi. Teknologi yang digunakan untuk mengolah kakao atau biji cokelat sudah menggunakan teknologi yang modern yaitu menggunakan mesin. Mesin ini menghasilkan olahan menjadi 47% cake, 33% butter dan 20% sisanya air atau sampah. Maka dengan adanya permasalahan ini, PT. Makassar Berkat Kakao Industri harus memiliki perencanaan strategi bisnis yang tepat agar PT. Makassar Berkat Kakao Industri mampu bersaing dengan perusahaan lain di industri yang sama. Dengan dibuatnya perencanaan dan perumusan strategi bisnis, PT. Makassar Berkat Kakao Industri diharapkan mampu menggunakan kekuatan perusahaan secara maksimal untuk meraih peluang, meminimalkan kelemahan perusahaan dalam menghadapi ancaman, dan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan dengan kompetitor di dalam industri yang sama. Berdasarkan deskripsi di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan mengangkat topik strategi bisnis dengan judul “Formulasi Strategi Bisnis PT. Makassar Berkat Kakao Industri untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif”. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan kontribusi terhadap PT. Makassar Berkat Kakao Industri dalam bentuk rekomendasi strategi bisnis yang tepat untuk menghadapi kompetitor dalam industri yang sama.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dari PT. Makassar Berkat Kakao Industri? 2. Bagaimana kondisi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dari PT. Makassar Berkat Kakao Industri?
5
3. Apakah rekomendasi strategi bisnis yang tepat untuk PT. Makassar Berkat Kakao Industri dalam meningkatkan keunggulan kompetitif?
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dikhususkan pada PT. Makassar Berkat Kakao Industri yang berlokasi di Jl. KIMA (Kawasan Industri Makasar) No. 8 Kav. SS21, Makasar dengan bisnis pengolahan biji kakao. Namun ruang lingkup penelitian ini memberikan gambaran bagaimana kondisi internal dan eksternal perusahaan dan bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing perusahaan melalui proses manajemen strategi yang terdiri atas perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuisioner kepada direktur utama, direktur operasional dan manajer manufaktur di PT. Makassar Berkat Kakao Industri.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis memiliki beberapa tujuan yang bisa didapatkan dari penelitian yaitu : 1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dari PT. Makassar Berkat Kakao Industri. 2. Untuk mengetahui kondisi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dari PT. Makassar Berkat Kakao Industri. 3. Untuk memberikan rekomendasi strategi bisnis yang tepat untuk PT. Makassar Berkat Kakao Industri dalam meningkatkan keunggulan kompetitif.
1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian ini, manfaat yang diperoleh yaitu: 1. Bagi penulis •
Menerapkan ilmu yang di dapatkan selama masa kuliah dan memperluas wawasan penulis dalam menjalani penelitian.
•
Agar dapat menjadi reverensi pada saat membangun bisnis baru dan mempraktekkan ilmu kewirausahaan dalam berstrategi.
6
2. Bagi Perusahaan •
Untuk mengetahui strategi bisnis perusahaan dalam menghadapi faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap strategi bersaing yang di terapkan oleh perusahaan.
•
Perusahaan mampu untuk mengetahui dengan strategi bisnis yang baik pula terutama ketika menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompetitif.
3. Bagi pembaca •
Dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca agar dapat lebih memahami mengenai topik perumusan strategi bisnis dalam menghasilkan suatu rekomendasi strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan.
•
Dapat menjadi bahan tib=njauan literatur bagi penelitian di masa yang akan datang dalam konteks topik perumusan strategi bisnis.
1.6 State of The Art Berikut ini adalah peneliti terdahulu yang diambil dari artikel jurnal ilmiah mengenai topik strategi bisnis:
Tabel 1.3 State of The Art Judul Strategic Management Implementation Fred R. David Concept at PT Indofood Sukses Makmur, Tbk Evaluasi dan Rekomendasi Strategi Bisnis Pada Divisi LPP-TVRI
Jurnal International Journal of Science and Research (IJSR)
Pengarang Etty Afriani,Fury Ratna Dewi, Mulyati
Keterangan Berdasarkan dari penelitian ini, strategi yang direkomendasikan untuk perusahaan adalah strategi pengembangan produk.
Binus Business Review
Hartiwi Prabowo, Pona Nurhanka, Sri Budi
Berdasarkan dari penelitian ini, strategi yang direkomendasikan untuk perusahaan adalah strategi pengembangan produk.
7
An Overview of Terry Towel Industry in Bangladesh with Swot Analysis
International Journal of Business and Economics Science
Utami Nur Hasanah Mohammad Abu Bakar Siddiquee, Abul Kashem Mohammad Ayatullah Hosne Asif, Mahbubur Rahman
Berdasarkan dari penelitian ini, strategi yang direkomendasikan untuk perusahaan adalah mengembangkan sektor ini sebagai sektor ekspor produktif lebar untuk berkontribusi bagi perekonomian nasional dengan melibatkan atau menghasilkan ahli Tekstil di sektor ini. Analisis Binus Engkos Berdasarkan dari Perumusan Business Avhmad penelitian ini, strategi yang Strategi Bisnis Review Kuncoro direkomendasikan untuk Pada PT. perusahaan adalah strategi Samudera pengembangan pasar, Nusantara pengembangan produk, Logistindo dan integrasi horizontal. Comparison of Open Access Fenglin Gu, Varietas, kondisi dan Cocoa Beans Foods Lehe Tan, fermentasi biji kakao yang from China, Huasong Wu, tumbuh tampaknya Indoesia and mempengaruhi berat biji Yiming Papua New Fang,Fei Xu, rata, tingkat polifenol dan Guinea Zhong Chu, asam amino. Dengan dan demikian, data kami Qinghuag memberikan pengetahuan Wang tambahan untuk dipertimbangkan dalam promosi perkebunan kakao di Cina. Sumber: IJSR, International Journal of Business and Economics Science, Binus Business Review, Open Access Foods.
8