SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XII
SENSUS TANAMAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017
BAB XII. SENSUS TANAMAN 1.1 Kompetensi Inti: Memahami,
menerapkan,
dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan kognitif berdasarkan rasa ingin tahunya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kerja agribisnis tanaman perkebunan 1.2 Kompetensi Dasar: Melaksanakan sensus tanaman perkebunan 1.3 Uraian Materi A. Sensus Tanaman Perkebunan Pada umumnya luas areal tanaman perkebunan dapat mencapai puluhan hektar sampai dengan ribuan hektar. Komoditas tanaman perkebunan tahunan, memiliki tajuk mahkota daun yang rimbun sehingga untuk mengetahui tanaman siap panen diperlukan pendataan atau sensus yang lebih kompleks dibandingkan komoditas tanaman perkebunan semusim. Tujuan sensus adalah untuk mengumpulkan data setiap blok yang meliputi jumlah titik tanam yang tanamannya mati, hilang, abnormal atau tidak berproduksi dan menentukan kerapatan tanaman dan kondisi areal yang tidak dapat ditanami. Selain itu tujuan sensus juga untuk melakukan penyisipan. Untuk memastikan jumlah tanaman yang harus disisip harus dilakukan sensus terlebih dahulu terhadap tanaman normal dan abnormal. Sensus dilaksanakan 1 dan 2 tahun setelah tanam. Pada saat sensus dicatat setiap titik yang kosong, tanaman yang mengalami transplanting shock yang parah, tanaman kerdil dan abnormal. Sensus dilaksanakan blok per blok. Sensus dapat dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan peta tanaman.
Dimulai dari sudut blok; petugas
pemetaan berjalan di tengah gawangan. Petakan dan beri tanda pada formulir dengan tanda 0 = tanaman ada; x = tidak ada tanaman/tanaman abnormal.
Data perincian jumlah tanaman yang disisip harus
disimpan. Peta diperiksa kembali 1 kali/tahun untuk inventarisasi tanaman.
1
Sensus pohon untuk mengetahui potensi produksi dimulai pada TM1 (paling lambat umur 36 bulan untuk tanaman kelapa sawit dan diulangi setiap 5 tahun. Dalam perkebunan kelapa sawit dikenal sensus rutin dan sensus periodik. Sensus rutin dilakukan pada seluruh areal kebun untuk mengetahui satu atau beberapa data antara lain keadaan tanaman, tanaman produktif, tanaman mati, areal kosong. Hasil sensus periodik dilakukan untuk memperoleh data khusus seperti jumlah tanaman abnormal, tanaman yang terserang hama dan penyakit serta tanaman yang mati atau kosong. Hasil sensus rutin maupun periodik
diresume oleh manager untuk
menentukan langkah dan tindakan berkenaan dengan proses produksi. Data sensus pohon juga digunakan untuk menentukan tingkat produktivitas tanaman yang digunakan sebagai dasar untuk penetapan kebutuhan tenaga kerja dan kebijakan manajemen produksi yang lain. B. Sensus Pokok Kelapa Sawit Sensus pokok kelapa sawit adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan tanaman yang sebenarnya dalam areal atau dalam perkebunan sering di sebut dengan istilah blok. Adapun tujuan hasil sensus pokok adalah kemudahan mengelola kebun, antara lain: 1. Mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan yang masih diperlukan 2. Mengetahui jumlah pokok sakit/abnormal 3. Mengetahui jumlah pokok mati/kosong 4. Mengetahui data parit baik ukuran panjang dan lebarnya 5. Mengetahui jumlah kebutuhan sarana fisik (jalan, jembatan, titi panen, dll.) 6. Mengetahui jumlah pupuk yang akan di butuhkan. Cara melakukan sensus pokok kelapa sawit adalah : 1. Petugas sensus berjalan di pasar rintis dan arah berjalan menurut arah barisan kelapa sawit. 2. Pada saat berjalan petugas melakukan pengamatan sensus terhadap : a. 4 (empat) barisan pokok untuk TBM tahun I dan TM. b. 2 (dua) barisan pokok untuk TBM tahun II dan III.
2
3. Satu tim sensus terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu 1 (satu) petugas pencatat dan 1 (satu) petugas pengecat/penghitung. 4. Cara kerja petugas pencatat (A) dan petugas pengecat (B) : 1
------------------------------------
2 B --> ------------------------------------ <-- A 3
------------------------------------
4
------------------------------------
5. Petugas A mensensus 4 barisan pokok I (baris 1,2,3,4) dan langsung menuliskan hasil perhitungan pokok di pelepah dengan pensil. Penomoran hasil perhitungan seperti contoh di bawah ini: 2 ---> nomor barisan 32 ---> n jumlah pokok hidup 1 ---> n jumlah pokok mati/kosong 6. Petugas B langsung mengecat hasil sensus pada 4 pokok terluar pada 4 baris I tadi sesuai dengan tulisan yang dibuat oleh petugas A. Demikian seterusnya sampai semua baris dalam blok yang akan di sensus selesai di sensus pokok kelapa sawit yang ada. biasanya satu tim dapat mengerjakan 20-30 ha/Hari. C. Sensus Matang Sadap Karet Sebelum dilakukan penyadapan harus diketahui kesiapan atau kematangan pohon karet yang akan disadap. Cara menentukan kesiapan atau kematangannya adalah dengan melihat umur dan mengukur lilit batangnya. Kebun karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap pada umur lima tahun dengan masa produksi selama 25 - 35 tahun. Namun, hal ini dianggap tidak tepat karena adanya faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tetapi tidak tampak dan tidak bisa dikontrol oleh manusia. Seandainya memungkinkan, pohon karet yang masih berumur di bawah lima tahun pun sudah bisa disadap. Akan tetapi, hampir semua tanaman rata-rata bisa disadap di atas umur lima tahun. Melihat kekurangan seperti yang diuraikan di atas maka sensus matang sadap dengan memperhatikan umur
tanaman
hanya
dijadikan
sebagai
dasar,
bukan
sebagai patokan mutlak. Artinya, umur menjadi dasar untuk melihat kematangan pohon 3
dengan cara lainnya, yaitu mengukur lilit batang. Sensus pengukuran lilit batang merupakan cara yang dianggap paling tepat untuk menentukan matang sadap. Pohon karet siap sadap adalah pohon yang sudah memiliki tinggi satu meter dari batas pertautan okulasi atau dari permukaan tanah untuk tanaman asal biji dan memiliki lingkar batang atau lilit batang 45 cm. Kebun karet mulai disadap bila 55% pohonnya sudah menunjukkan matang sadap. Jika belum mencapai 55% maka sebaiknya penyadapan ditunda. Penyadapan yang dilakukan sebelum mencapai persentase tersebut akan mengurangi produksi lateks dan akan mempengaruhi pertumbuhan pohon karet. Kebun yang dipelihara dengan baik biasanya memiliki 60 - 70% jumlah tanaman berumur 5 - 6 tahun yang berlilit batang 45 cm.
4