1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah sindrom fokal neurologi yang terjadi mendadak dengan tipe spesifik akibat penyakit pada pembuluh darah otak. Terminologi penyakit pembuluh darah otak adalah semua abnormalitas otak akibat proses patologik pada pembuluh darah otak. Stroke adalah salah satu sindroma neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar Depkes RI, di Indonesia data nasional stroke menunjukkan angka kematian tertinggi 15,4% sebagai penyebab kematian penyakit tidak menular (Depkes, 2009). Stroke adalah penyebab kematian ketiga di negara berkembang setelah penyakit jantung koroner dan kanker (Scherbakov & Doehner, 2011). Berdasarkan suatu penelitian epidemiologi yang dilakukan di Dijon Perancis dilaporkan bahwa insidensi stroke pada laki-laki adalah 107,5 kasus tiap 100.000 penduduk tiap tahun dibandingkan dengan perempuan sebesar 68,9 kasus tiap 100.000 penduduk tiap tahun (Zhang et al., 2011). Mortalitas selama 30 hari dan tahun pertama adalah 20% dan 30% (Scherbakov & Doehner, 2011). Status nutrisi normal menggambarkan keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi (Klein, 2004). Pola makan penduduk di Indonesia pada tahun 2003 mayoritas mengkonsumsi sereal (20%) dan ikan (11%), sedangkan konsumsi daging, buah dan sayuran masih rendah sehingga rentan dengan kondisi malnutrisi mikronutrien (Atmarita, 2005).
1
2
Malnutrisi sering ditemui pada kasus stroke akut dan periode rehabilitasi. Malnutrisi dihubungkan dengan presentasi klinis yang buruk pada pasien stroke akut (Loose et al., 2011). Berdasarkan laporan penelitian, pasien pascastroke dengan undernutrition memiliki risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan pasien pascastroke dengan nutrisi yang baik (Martineau et al., 2005). Malnutrisi energi dan protein saat masuk rumah sakit mempengaruhi mekanisme iskemik dan perbaikan pada otak yaitu menunda proses ekspresi plastisitas gen saat fase penyembuhan setelah iskemik global. Selain itu sejumlah mikronutrien juga berperan penting dalam tubuh sehingga apabila terjadi defisiensi akan terjadi gangguan serebrovaskuler, mikronutrien tersebut adalah asam folat, vitamin B6 dan B12, vitamin D, vitamin A, C, dan E serta zink (Bouziana & Tziomalos, 2011). Zink merupakan salah satu mikronutrien komponen metaloenzim yang dibutuhkan dalam fungsi sistem saraf pusat. Konsentrasi zink yang rendah dalam darah ditemukan pada kasus multipel sklerosis, alkoholik kronik dan penyakit liver (Koksaldi et al., 2010). Zink adalah mineral yang paling penting setelah besi, zat ini menjadi perantara beberapa fungsi fisiologis yang vital dan penting untuk sistem imunitas dan metabolisme. Sistem imunitas sangat dipengaruhi oleh zink karena unsur ini sangat berperan dalam proliferasi organ (Rink & Kirchner, 2000). Pada penelitian preklinik menunjukkan adanya peran zink pada stroke iskemik namun belum jelas apakah zink merupakan neurotoksik, neuroprotektif atau keduanya. Selain itu didapatkan bahwa kadar zink serum turun pada kasus pneumonia, kanker, penyakit vaskuler dan stroke. Pada kasus stroke infark akut
3
kadar zink serum lebih rendah dibandingkan pada Trancient Ischemic Attack (TIA) (Bhatt et al., 2010). Zink terdapat pada nukleolus, kromosom dan menstabilkan struktur DNA dan RNA. Pada studi eksperimental menunjukkan bahwa sintesis protein dapat menekan pembentukan penumbra pada stroke iskemik (Ruth & MacDonald, 2000). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas terdapat beberapa hal yang menjadi pokok masalah: 1)
Morbiditas stroke yang tinggi perlu penanganan optimal terhadap faktor risiko maupun faktor penyulit untuk mencegah terjadinya perburukan.
2)
Malnutrisi pada pasien stroke iskemik akut berhubungan dengan perburukan defisit neurologis.
3)
Defisiensi mikronutrien dapat menyebabkan gangguan serebrovaskuler.
4)
Penelitian tentang nutrisi dan mikronutrien yang berhubungan dengan defisit neurologis pada stroke iskemik masih sedikit.
5)
Penelitian tentang hubungan penurunan kadar zink dalam serum dengan defisit neurologis pada stroke iskemik akut belum ada di Indonesia. C. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas timbul pertanyaan apakah kadar zink
serum yang rendah berhubungan dengan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik akut.
4
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar zink serum dengan defisit neurologis pasien stroke iskemik akut yang diukur dengan The National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS). E. Manfaat Penelitian 1)
Mengetahui pengaruh malnutrisi terhadap keluaran fungsional stroke iskemik akut.
2)
Mengetahui adanya hubungan antara zink serum dengan defisit neurologis pada stroke iskemik akut.
3)
Memberikan data bagi institusi pendidikan dan penelitian mengenai hubungan antara kadar zink serum dengan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik sehingga dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut dan memberi kontribusi kemajuan ilmu kedokteran, khususnya ilmu penyakit saraf. F. Keaslian Penelitian Berdasarkan dari hasil pencarian sumber pustaka, didapatkan tiga
penelitian mengenai kadar zink pada pasien stroke iskemik akut yang tertera pada tabel 1.
5
Tabel 1. Keaslian Penelitian No 1
Peneliti/Judul Koksaldi et al., 2008; The level of trace elements and electrolites in serum and CSF of patients with acute stroke Bhatt et al., 2010; Clinical Significance of Serum Zink Levels in Cerebral Ischemia
Disain Cross sectional
Basis Hospital based
Alat Ukur Kadar Zn, Cu, Fe, Na, K, Mg
Hasil Mg serum signifikan lebih rendah dalam CSF pada stroke iskemik dibandingkan kontrol
retrospecti ve study
Hospital based
Konsentrasi Zn serum, NIHSS, MRS
3
Munshi et al., 2010: Depletion of serum Zink in ischemic stroke patients
Cross sectional
Hospital based
Konsentrasi Ca, Cu, Fe, Zn
4
Proposal Penelitian Hubungan kadar zink (Zn) dalam serum dengan defisit neurologis pada stroke iskemik akut
Cross sectional
Hospital based
Kadar Zn serum, NIHSS
Zink serum lebih rendah pada stroke iskemik dibandingkan dengan TIA, zink serum merupakan faktor risiko keluaran fungsional stroke iskemik Zink serum signifikan lebih rendah pada stroke iskemik dibandingkan dengan kelompok kontrol -
2
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional untuk menilai hubungan antara kadar zink dalam serum dengan defisit neurologis pada pasien stroke iskemik akut yang diukur dengan NIHSS.