BAB I PENDAHULUAN A.
Latar belakang penelitian Pada
umumnya,
investor
menanamkan
modalnya
ke
dalam
perusahaan melalui pasar saham karena ingin berinvestasi secara aman untuk memperoleh pendapatan dari tingkat pengembalian investasinya (return). Abnormal return disebabkan karena penilaian investor yang terlalu tinggi terhadap laporan keuangan perusahaan (over estimate) sehingga harga sahamnya tidak sesuai dengan yang sebenarnya (miss pricing). Di sisi lain perusahaan membutuhkan dana untuk mempertahankan hidupnya dan menjalankan aktivitasnya yang diperoleh dari investor. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan kepercayaan dari investor melalui penilaian kinerja (Pahala, Jaya dan Meillisa, 2012). Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya, misalnya return on investment atau earning per share (Prastowo, 2011:11). Salah satu alasan utama mengapa mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang akan bermanfaat bagi para pemegang saham (Prastowo, 2011:92). Pada umumnya, laporan keuangan menurut akuntansi bertujuan memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.
Sedangkan laporan keuangan fiskal 1
2
menunjukkan perhitungan besarnya kewajiban pajak perusahaan. Kebijakan pajak cenderung mempersempit pergerakan perusahaan untuk keperluan perhitungan pajak pendapatan.
Oleh karena itu, manajemen cenderung
untuk memperkecil perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal sehingga investor dapat lebih yakin untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut yang pada akhirnya harga saham perusahaan dapat meningkat (Pahala, Jaya, Meilisa, 2012).
Pada laporan keuangan PT. Astra
International Tbk jumlah perbedaan temporer dan permanen pada tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar Rp 5.156 dan Rp 5.226 (dalam milyaran rupiah) sedangkan return saham yang diperoleh dari www.sahamok.com dari Rp 7.600,- ke 6.800,-. Sehingga peneliti ingin meneliti apakah perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal akan berpengaruh terhadap return yang diperoleh oleh investor pada perusahaan lainnya. Adanya tax gap antara jumlah pajak yang dibayar dengan yang seharusnya dibayar merupakan permasalahan yang harus diatasi dengan berbagai langkah strategis (www.pajak.go.id). Penelitian ini mereplikasi penelitian Lev dan Nissim (2004) yang menyimpulkan bahwa book-tax differences berpengaruh positif terhadap return saham baik sebelum dan sesudah implementasi Statement of Financial Accounting Standards (SFAS). Penelitian serupa telah dilakukan oleh Pahala, Jaya dan Meillisa (2012) yang menyimpulkan bahwa perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh signifikan terhadap nilai CAR sedangkan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap CAR pada
3
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009. Prayugo (2010) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa profitabilitas yang diukur dengan rasio ROA, ROE, NPM dan TATO tidak signifikan, artinya tingkat perubahan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap abnormal return perusahaan non manufaktur untuk masing-masing sektor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Pahala, Jaya dan Meillisa adalah pada penggunaan periode penelitian, dengan tujuan untuk meneliti dengan periode penelitian yang lebih dari satu tahun yang memiliki kondisi ekonomi yang berbeda, serta mengganti indikator profitabilitas Return on Investment ROA menjadi ROE karena ukuran keberhasilan adalah angka return on common stockholders’equity yang berhasil dicapai (Prastowo, 2011;92). Sehingga dengan ROE maka dapat dilihat tingkat investasi yang berasal dari dana pemilik perusahaan saja. Hal ini karena dalam analisis saham, investor bertindak sebagai pemilik saham, dan sebagai pemilik saham maka lebih terkait dengan ekuitas pemilik (modal) dibandingkan dengan aset perusahaan (Walsh, 2012:49). Pada penelitian Prayugo sampel yang digunakan merupakan perusahaan non manufaktur oleh karena itu peneliti ingin meneliti pada perusahaan manufaktur pada sektor aneka industri karena perusahaanperusahaan aneka industri yang berada di Indonesia memiliki pertumbuhan yang terus meningkat dan terbukti bahwa IHSG sektor aneka industri merupakan IHSG yang paling tinggi pertumbuhannya dibandingkan sektorsektor lain pada tahun 2013. Selain itu sampai dengan tanggal 03 Januari
4
2014 sektor aneka industri menempati urutan pertama diantara perusahaan industri dalam jumlah emiten. Perusahaan sektor aneka industri terdiri dari sub sektor otomotif dan komponen, sub sektor mesin dan alat berat, sub sektor tekstil dan garment, sub sektor alas kaki, sub sektor kabel dan sub sektor elektronika. Berdasarkan hasil empiris penelitian sebelumnya , maka penulis akan meneliti pembuktian secara empiris yaitu: Pengaruh Book-Tax Differences serta Return On Investment terhadap Cumulative Abnormal Return (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI). B.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut, maka masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh Book-Tax Differences terhadap Cummulative Abnormal Return? 2. Bagaimana pengaruh Return On Investment terhadap Cummulative Abnormal Return?
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a.
Menguji dan mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh BookTax Differences terhadap Cummulative Abnormal Return.
b.
Mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh Return On Investment terhadap Cummulative Abnormal Return.
5
2.
Kontribusi Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu mengenai pengaruh Book-Tax Differences dan Return On Investment terhadap Cumulative Abnormal Return.
2. Manfaat Praktis a. Bagi calon investor Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi dan dapat memberikan gambaran kepada investor tentang informasi apa saja yang dapat merubah harga saham serta untuk mengetahui seberapa besar manipulasi pelaporan laba kena pajak. b. Bagi Perusahaan Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam
melakukan
manajemen
laba.
Laba
fiskal
dapat
mengevaluasi laba akuntansi untuk menilai kebijakan manajemen dalam
proses
akrual.
Sehingga
dapat
digunakan
untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang.