PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON INVESTMENT, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia)
Oleh: RURIANA ULFA NIM: 107082003607
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, ECONOMIC VALUE ADDED, RETURN ON INVESTMENT, DAN EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA PEMEGANG SAHAM” (Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Ruriana Ulfa NIM: 107082003607
Di bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Si
Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak
NIP: 195706171985031002
NIP: 19800416 200901 200 6
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
Hari ini Senin Tanggal empat belas Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Ruriana Ulfa NIM: 107082003607 dengan judul Skripsi “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, ECONOMIC
VALUE
ADDED,
RETURN
ON
INVESTMENT,
DAN
EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA PEMEGANG SAHAM (Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia)”. Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 14 Maret 2011
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Reskino, SE., Ak., M.Si Penguji II
Erika Amelia, SE., M.Si Penguji III
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji I
Hari ini Rabu Tanggal dua puluh tiga Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Sidang Skripsi atas nama Ruriana Ulfa NIM: 107082003607 dengan judul Skripsi “PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, ECONOMIC
VALUE
ADDED,
RETURN
ON
INVESTMENT,
DAN
EARNING PER SHARE TERHADAP RETURN YANG DITERIMA PEMEGANG SAHAM” (Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan penampilan mahasiswi tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 23 Maret 2011 Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Ketua
Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak Pembimbing II
Yessi Fitri, SE, Ak., M.Si Sekretaris
Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA Penguji Ahli
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswi
: Ruriana Ulfa
NIM
: 107082003607
Jurusan
: Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat, maka skripsi ini dainggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Maret 2011
Ruriana Ulfa
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap
: Ruriana Ulfa
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 28 Maret 1989
3. Alamat
: Jl. Swadaya No. 8, Rt 11/Rw 11, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, 12330
II.
III.
4. No. Telepon
: 021-98567179/08567303160
5. E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD
: SDN 04 Pagi Jakarta
2. SMP
: SMPN 178 Jakarta
3. SMA
: SMAN 86 Jakarta
4. S1
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota ROHIS Periode 2003/2004, ROHIS SMPN 178 Jakarta 2. Sekretaris ROHIS Periode 2006/2007, ROHIS SMAN 86 Jakarta 3. Ketua Karang Taruna Periode 2008/2009, Karang Taruna Remaja Rt 11
Effect of Company Size, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, and Earning Per Share of Shareholder Return Received (Empirical Studies in Food and Beverage Industries in Indonesia Stock Exchange)
By: Ruriana Ulfa
ABSTRACT This study aims to analyze the effect of company size, leverage, Economic Value Added, Return On Investment, and Earning Per Share of Return received shareholders. The data used secondary data in the form of financial statements of the food and beverage industries that have been audited from the years 2007-2009 on the Indonesia Stock Exchange (IDX). From 17 companies listed on the Sock Exchange only 13 companies that used as a sample of this study. Samples were selected by using the technique of selection non probabilistic sampling with judgment sampling. To analyze the data, this study used regression and then test significance level of 0.05. The result of this study indicate that partial company size, leverage, and EVA significantly effect stock returns. In other hand ROI and EPS partially have no effect on stock return. Simultaneously, company size, leverage, EVA, ROI, and EPS significantly influence stock returns. Keyword: Company Size, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, Earning Per Share, and Return Stock.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap Return yang Diterima Pemegang Saham (Studi Empiris pada Industri Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia) Oleh: Ruriana Ulfa
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap Return yang diterima pemegang saham. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan pada industri makanan dan minuman yang telah diaudit dari tahun 2007-2009 pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari 17 perusahaan yang terdaftar di BEI hanya berjumlah 13 perusahaan yang digunakan sebagai sampel penelitian ini. Sampel dipilih dengan menggunakan nonprobabilistic sampling dengan teknik judgement sampling. Untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan regresi linier berganda kemudian dilakukan uji hipotesis dengan uji t (secara parsial) dan uji F (secara simultan) dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara parsial bahwa ukuran perusahaan, leverage, dan EVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan ROI dan EPS secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Kata kunci: Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On Investement, Earning Per Share, dan Return saham
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat, pertolongan, dan kasih sayang-Nya yang tak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Tak lupa juga shalawat serta salam senantiasa teriring kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, yang selalu memberikan syafaat pada umatnya, semoga beliau beserta keluarga dan sahabatnya selalu berada dalam rahmat Allah SWT. Semoga kita selalu berada di dalam keridhaan-Nya. Terselesaikannya skripsi ini adalah merupakan nikmat yang telah Allah berikan kepada penulis. Penulis menyadari, bahwa selama penyusunan skripsi ini hingga selesai tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan secara moriil dan materiil, serta segala doa yang telah mereka panjatkan untuk penulis. Terima kasih atas kasih sayang yang tiada batasnya yang telah dicurahkan kepada penulis, yang tidak dapat penulis balas walau dengan apapun. Tak lupa juga kepada adik-adikku (Ebi dan Ikang) serta keluarga yang telah memberikan dukungan, semoga Allah SWT memberikan yang terbaik. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan ilmu, pengarahan, dan bimbingannya selama ini. 3. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE, M.Ak, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, masukan, dan bimbingannya kepada penulis dengan sabar, terima kasih ibu. 4. Ibu Rahmawati SE, MM. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah. 5. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
6. Para penguji ujian komprehansif, Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS., Ibu Reskino, SE, Ak, M.Si, dan Ibu Erika Amelia, SE, M.Si. 7. Para penguji ujian skripsi, Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA., Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, dan Ibu Yessi Fitri SE, Ak, M.Si. 8. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MSi yang telah memberikan masukan dan pengarahan dalam membuat proposal, serta atas ilmu dan nasihat yang telah beliau berikan selama penulis proses kuliah. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis. Serta Pak Ismet, Bu Ani, Bu Siska dan staf jurusan akuntansi lainnya. 9. Teman-teman seperjuangan dan sahabat tercinta penulis khususnya, Firda, Karina, Vikha, Ocha, Kabul, dan Silvy. Setiap moment yang telah kita lewati bersama ketika senang maupun sedih tidak akan pernah penulis lupakan. Semoga kita bisa tetap menjalin silaturrahmi dan menjadi sahabat selamanya, amin. Sukses selalu ya. 10. Hadi yang selalu memberikan support, semangat, dan masukan pada penulis setiap saat dengan sabar. Tak lupa juga Kak Beber dan Kak Yusar yang telah memberikan masukan pada penulis serta teman-teman Akuntansi C dan Akuntansi Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungannya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena itu diharapkan penelitian selanjutnya dapat menyempurnakannya. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkannya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, Februari 2011
Ruriana Ulfa
DAFTAR ISI Keterangan
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ..................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iii SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v ABSTRACT ............................................................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8 D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 9
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 11 A. Landasan Teori .................................................................................... 11 1. Perusahaan ...................................................................................... 11 2. Karakteristik Perusahaan ................................................................. 12
3. Ukuran Perusahaan ......................................................................... 13 4. Leverage .......................................................................................... 15 5. Economic Value Added (EVA) ........................................................ 20 a. Definisi Economic Value Added (EVA) ...................................... 20 b. Rumus Menghitung EVA ............................................................ 22 c. Kelemahan dan Keunggulan EVA .............................................. 23 6. Return On Investment (ROI) ........................................................... 25 a. Definisi ROI ................................................................................ 25 b. Keunggulan dan Kelemahan ROI ............................................... 27 7. Earning Per Share (EPS) ................................................................ 28 8. Return Saham .................................................................................... 30 a. Definisi Return Saham ................................................................. 30 b. Komponen Return ......................................................................... 30 c. Jenis-Jenis Return ........................................................................ 31 d. Rumus Return Saham .................................................................. 32 B. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 33 C. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 37 D. Keterkaitan Antar Variabel ................................................................. 38 1. Ukuran perusahaan dengan Return Saham ..................................... 38 2. Leverage dengan Return Saham ...................................................... 39 3. EVA dengan Return Saham ............................................................ 40 4. ROI dengan Return saham .............................................................. 41 5. EPS dengan Return saham .............................................................. 42
E. Hipotesis .............................................................................................. 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 45 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 45 B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 45 C. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 46 D. Metode Analisis Data .......................................................................... 47 1. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 47 a. Uji Multikolinearitas ................................................................... 47 b. Uji Autokorelasi .......................................................................... 48 c. Uji Normalitas ............................................................................. 48 d. Uji Heterokedastis ....................................................................... 49 2. Uji Hipotesis ................................................................................... 50 a. Koefisien Determinasi (Uji R2) ................................................... 51 b. Uji Statistik t ............................................................................... 51 c. Uji Statistik F .............................................................................. 52 E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ............................. 52 1. Variabel Independen (X) .................................................................. 52 a. Ukuran Perusahaan (X1) ............................................................... 52 b. Leverage (X2) ............................................................................... 53 c. EVA (X3) ...................................................................................... 54 d. ROI (X4) ....................................................................................... 55 e. EPS (X5) ....................................................................................... 56 2. Variabel Dependen (Y) .................................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58 A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................... 58 1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 59 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 70 1. Pengujian Asumsi Klasik ................................................................. 70 a. Hasil Uji Multikolinearitas .......................................................... 70 b. Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 71 c. Hasil Uji Normalitas .................................................................... 72 d. Hasil Uji Heterokedastis ............................................................. 73 2. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 74 a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) ................ 74 b. Hasil Uji Statistik t ...................................................................... 75 c. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................ 82 d. Hasil Uji Statistik F ..................................................................... 83 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 86 A. Kesimpulan ......................................................................................... 86 B. Implikasi .............................................................................................. 87 C. Saran .................................................................................................... 88 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 90 LAMPIRAN ........................................................................................................... 94
DAFTAR TABEL
No
Keterangan
Halaman
2.1
Tabel Perbedaan Penelitian Terdahulu ............................................... 35
4.1
Kriteria Sampel Penelitian ................................................................. 58
4.2
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................. 70
4.3
Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 71
4.6
Hasil Uji Adjusted Square .................................................................. 74
4.7
Hasil Uji Statistik t ............................................................................. 76
4.8
Hasil Uji Statistik F ............................................................................ 84
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Halaman
2.1
Gambar Kerangka Penelitian ............................................................. 37
4.4
Hasil Uji Normalitas Data .................................................................. 72
4.5
Grafik Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas ................................... 73
DAFTAR LAMPIRAN
No
Keterangan
Halaman
1
Surat Izin Penelitian di Bursa Efek Indonesia .................................... 95
2
Daftar Sampel Perusahaan ................................................................. 96
3
Ukuran Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 ........ 97
4
Rasio Leverage Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 .......................................................................................... 98
5
Economic Value Added Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 ............................................................................... 99
6
Return On Investment Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 ................................................................................. 100
7
Earning Per Share Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 ........................................................................................... 101
8
Return Saham Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 .......................................................................................... 102
9
Hasil Uji Regresi ............................................................................... 103
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yang memungkinkan para investor untuk melakukan penempatan dananya pada suatu asset sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Soleman (2008:411) mengungkapkan pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang mempunyai dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Terjadinya krisis global pada tahun 2008 lalu, menyebabkan gangguan dalam pasar modal Indonesia karena harga saham menjadi tidak stabil. Kondisi ini mempengaruhi keputusan para investor yang menanamkan sahamnya di BEI. Kondisi yang mungkin terjadi adalah investor dengan cepat menarik dananya dari produk-produk perbankan disaat harga masih tinggi sehingga hal ini memacetkan perputaran uang. Untuk menarik pembeli dan penjual agar berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat. Jika pasar modal sifatnya efisien, harga dari surat berharga juga mencerminkan penilaian dari investor
terhadap prospek laba di masa yang akan datang serta kualitas dari manajemennya. Kegiatan investasi yang dilakukan investor adalah kegiatan untuk menempatkan dana pada suatu atau lebih suatu asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang (Indra, 2006:239). Dari keuntungan tersebut, investor akan mendapatkan pengembalian (return) dari dana yang diinvestasikannya. Jika perusahaan dapat memberikan return yang cukup besar, tentunya investor akan semakin menambah investasinya, dan hal ini tentunya dapat memberikan dampak positif bagi nilai perusahaan di pasar. Return menurut Wirama (2009:2) adalah imbalan yang diperoleh investor yang menginvestasikan dananya dengan cara membeli saham. Return setidaknya terdiri atas dua komponen, yaitu komponen peningkatan harga (capital gain) dan dividen. Tingkat keuntungan (return) merupakan hasil pendapatan investasi selama beberapa periode dari jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan risiko kerugian yang kecil, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Akan tetapi, terdapat hubungan positif antara tingkat return yang diharapkan dengan risiko. Indra (2006:243) mengungkapkan, semakin besar risiko suatu sekuritas, maka tigkat return yang diharapkan juga semakin besar, ataupun sebaliknya.
Dalam menilai kinerja perusahaan, investor biasanya berpedoman pada prospektus dan laporan keuangan perusahaan. Salah satu informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan adalah informasi mengenai laba perusahaan. Bagi pemilik saham, laba berarti peningkatan nilai ekonomis yang akan diterima, melalui pembagian dividen. Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan selama periode tertentu yang pada umumnya menjadi perhatian pihak-pihak tertentu terutama dalam menaksir kinerja pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya serta dapat dipergunakan untuk memperkirakan prospeknya di masa depan. Kualitas laba menurut Boediono (2005:176) dapat diindikasikan sebagai kemampuan informasi laba memberikan respon kepada pasar. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya earnings response coefficients (ERC) yang menunjukkan laba yang dilaporkan berkualitas. Ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja sangat beragam, tetapi yang biasanya digunakan adalah rasio keuangan seperti rasio likuiditas (quick ratio, current ratio, cash ratio), rasio profitabilitas (Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE)), rasio pasar (Price Earning Ratio), rasio aktivitas, serta rasio solvabilitas. Salah satu rasio yang biasa digunakan dalam mengukur kinerja adalah Return On Investment (ROI). Menurut Ulupui (2007:6) ROI berkaitan dengan profit dan investasi atau asset yang digunakan untuk menghasilkannya. Jadi ROI adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net operation income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Rasio pasar dapat diukur melalui Price Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER), dan Earning Per Share (EPS). Dalam penelitian ini, rasio pasar yang digunakan adalah EPS karena dapat menggambarkan tingkat laba yang diperoleh para pemegang saham, dimana tingkat laba menunjukkan kinerja perusahaan terutama dari kemampuan laba yang dikaitkan dengan pasar. Menurut Djazuli (2006:53) salah satu kriteria bagi calon investor untuk mengambil keputusan dalam membeli saham suatu perusahaan tercermin dalam EPS. Jadi semakin meningkatnya EPS akan meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan dana ke dalam perusahaan, sehingga harga saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham tentunya akan berpengaruh terhadap meningkatnya total return yang diperoleh investor. Meskipun rasio-rasio tersebut telah digunakan secara luas oleh investor sebagai salah astu dasar dalam pengambilan keputusan investasi, namun penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur akuntansi tradisional itu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi
beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. Siddharta Uatama (1997:10) dalam Rizal dan Sari (2008:4) mengungkapkan, Economic Value Added (EVA) dipopulerkan pertama kali oleh Stern Steward Management, analisis keuangan dari Stern Steward & Co. of New York City. Stern Steward menghitung EVA sebagai laba operasi setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal. Total biaya modal dihitung dengan cara mengalikan total biaya dengan total modal yang diinvestasikan. EVA memfokuskan pada efektivitas manajerial dalam satu tahun tertentu (Kartini dan Hermawan, 2008:356). Dalam hubungannya dengan penilaian kinerja keuangan perusahaan, tingkat kesehatan perusahaan bagi para pemegang saham sangatlah penting untuk mengetahui kondisi sebenarnya suatu perusahaan, agar modal yang diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang menguntungkan dari investasi yang ditanamkannya. Menurut Kartini dan Hermawan (2008:356) EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan value karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. Bagi pihak manajemen perusahaan, penilaian kinerja ini akan sangat mempengaruhi dalam penyusunan rencana usaha perusahaan yang akan diambil untuk masa yang akan datang demi kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mengukur kinerja perusahaan, harus mempertimbangkan berbagai
aspek
antara
lain
yaitu
harapan
dari
pihak-pihak
yang
menginvestasikan uangnya, dan karyawannya. Para penyedia dana tentunya akan mengharapkan tingkat pengembalian yang besar untuk investasi yang ditanamkannya, sedangkan pihak karyawan menginginkan kelangsungan hidup dari perusahaan dapat terjamin sehingga kesejahteraan mereka juga akan ikut terjamin. Penerapan konsep EVA dalam suatu perusahaan akan membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada penciptaan nilai perusahaan. Akan tetapi, tidak hanya rasio-rasio tersebut saja yang harus diperhatikan dalam penerimaan return saham tetapi juga harus melihat rasio utang (leverage) perusahaan. Jika perusahaan tersebut memiliki rasio leverage yang cukup tinggi tentunya investor akan mengharapkan return yang besar karena perusahaan itu dinilai memiliki risiko yang cukup tinggi. Menurut Pribawati (2007:6), semakin tinggi leverage ratio (Debt to Asset (DTA) dan Debt to Equity Ratio (DER)) berdampak buruk karena tingkat hutang yang semakin tinggi berarti beban bunga akan semakin besar yang berarti mengurangi keuntungan. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam penerimaan return saham adalah ukuran perusahaan. Soleman (2008:414) menyatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan akan mencerminkan pula semakin besar kemampuan perusahaan untuk dapat membiayai kebutuhan dananya (kesempatan investasi) pada masa yang akan datang. Jadi, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan dapat memberikan pengaruh positif bagi investasi. Karena jika ukuran perusahaan besar, tentunya akan semakin besar pendapatan yang dihasilkan,
maka laba perusahaan pun akan besar dan ini tentu akan memberikan return yang cukup besar pula bagi pemegang saham. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) pada 13 perusahaan makanan dan minuman, menemukan bahwa return saham dipengaruhi oleh rasio likuiditas, leverage, dan profitabilitas. Sedangkan menurut penelitian Kartini dan Hermawan (2008), EVA dan MVA secara bersama-sama mempengaruhi harga saham, akan tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham. Dari beberapa penelitian tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap return yang diterima pemegang saham. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian I G. K. A. Ulupui (2007). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Penelitian ini ingin mengetahui adanya return yang diterima pemegang saham dengan menambahkan variabel independen yang berbeda yaitu ukuran perusahaan, EVA, dan EPS. Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan current ratio dan total asset turn over. 2. Tahun pengamatan penelitian ini adalah 2007-2009 sedangkan penelitian sebelumnya pada tahun 1999-2005. Berdasarkan pada pertimbangan dan hasil penelitian tersebut peneliti tertarik untuk mengambil judul, “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share Terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham”.
B. Rumusan Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham? 2. Apakah leverage memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham? 3. Apakah EVA memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham? 4. Apakah ROI memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham? 5. Apakah EPS memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham? 6. Apakah ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS secara simultan memiliki pengaruh terhadap return yang diterima oleh pemegang saham?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atas hal-hal berikut: 1. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap return yang diterima pemegang saham. 2. Menganalisis pengaruh leverage terhadap return yang diterima pemegang saham.
3. Menganalisis pengaruh EVA terhadap return yang diterima pemegang saham. 4. Menganalisis pengaruh ROI terhadap return yang diterima pemegang saham. 5. Menganalisis pengaruh EPS terhadap return yang diterima pemegang saham. 6. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS secara simultan terhadap return yang diterima pemegang saham.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dalam melakukan investasi, serta sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan yang diinginkan. 2. Perusahaan Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk dapat menilai sendiri kinerja manajemennya dengan menggunakan rasio keuangan, serta sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan perusahaan sehingga dapat menguntungkan perusahaan serta pemegang saham. 3. Dunia penelitian dan akademis Yaitu untuk menambah literatur mengenai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi penerimaan return pemegang saham.
4. Peneliti Yaitu untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai saham serta mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return dengan menggunakan rasio keuangan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Perusahaan Definisi perusahaan menurut Griffin dan Ebert (2006:110) adalah bisnis yang secara hukum dianggap sebagai satu entitas yang terpisah dari pemilik-pemiliknya dan bertanggung jawab atas hutang-hutangnya sendiri (tanggung jawab pemilik terbatas pada besarnya investasi mereka). Menurut Mangkuprawira (2009), suatu perusahaan atau organisasi yang baik dan bertanggung jawab serta ingin memelihara kesinambungan bisnis dalam jangka panjang, harus sudah memikirkan kepeduliannya pada saat awal pendirian perusahaan, yaitu dengan cara menetapkan visi, misi dan tujuan perusahaan. Visi merupakan suatu pernyataan tentang cita-cita organisasi yang berisikan arahan yang jelas dan apa yang akan diperbuat oleh perusahaan di masa yang akan datang. Untuk mewujudkan visi tersebut maka perusahaan melakukan pengembangan misi yang akan dijalani dalam tiap aktivitas. Misi merupakan penetapan tujuan dan sasaran perusahaan yang mencakup kegiatan jangka panjang tertentu dan jangka pendek yang akan dilakukan, dalam upaya mencapai visi yang telah ditetapkan (Mangkuprawira, 2009). Tujuan perusahaan menurut Kartini dan Hermawan (2008:355) adalah untuk memaksimalkan nilai suatu perusahaan. Penetapan tujuan yang
benar akan sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan dan pengukuran kinerja nantinya. Karena kesalahan menentukan tujuan akan berakibat pada kesalahan strategi yang diambil. Menurut Sulaiman dan Handi (2008:111) menyatakan tujuan pokok perusahaan adalah memperoleh laba semaksimal mungkin serta meningkatkan nilai pasar perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan lainnya menurut Anthony dan Govindarajan (2005:61) dalam mencari laba adalah memaksimalkan nilai pemegang saham.
2. Karakteristik Perusahaan Karakteristik perusahaan menurut Soleman (2008:413) adalah sifat khas atau spesifikasi suatu perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain, yang terdiri dari seperti pertumbuhan asset, volatilitas pendapatan, ukuran perusahaan, dan profitabilitas perusahaan. Wald (1999) dalam Soleman (2008:143) mengemukakan bahwa adanya perbedaan karakteristik perusahaan, akan menyebabkan perbedaan pada komposisi stuktur modalnya, dan keputusan pemenuhan sumber dana perusahaan. Karakteristik yang digunakan adalah pertumbuhan asset, ukuran perusahaan, volatilitas pendapatan perusahaan, dan inventaris. Jadi dapat disimpulkan bahwa karakteristik perusahaan adalah ciri khas suatu perusahaan yang membedakannya dengan perusahaan lain dalam hal ukuran perusahaan, jumlah asset, pendapatan, dan profitabilitas perusahaan.
3. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menurut Ibrahim (2008:19) merupakan suatu skala pengklasifikasian besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lainlain. Adapun menurut Hartono (2000) dalam Maberya dan Suaryana (2009:4), besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva. Jadi, berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah skala besar kecilnya perusahaan yang dapat diukur melalui total asset, total penjualan, dan kapitalisasi pasar. Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi menjadi tiga yaitu, perusahaan besar, perusahaan sedang, dan perusahaan kecil. Pengukuran ini didasarkan pada total asset perusahaan. Karena biasanya perusahaan yang besar memiliki aktiva yang besar pula dan ini akan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu juga dapat memberikan kepastian untuk prospek masa depan perusahaan bagi investor dalam memprediksi risiko yang akan terjadi jika berinvestasi. Ukuran perusahaan dari segi total saham dilihat dari kapitalisasi market yang berasal dari total saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pengelompokkan perusahaan menurut Ang (1997) dalam Rahmawati, Mutmainah dan Haryanto (2007:91), dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Kapitalisasi besar (big cap) Yaitu saham-saham yang dinilai kapitalisasi pasarnya lebih besar sampai dengan Rp 5 trilyun. Saham berkapitalisasi besar ini disebut saham lapis pertama. b. Kapitalisasi sedang (middle cap) Merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya berkisar antara Rp 1 trilyun sampai dengan Rp 5 trilyun. Saham berkapitalisasi sedang ini disebut juga saham lapis kedua. c. Kapitalisasi kecil (small cap) Merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya kurang dari Rp 1 trilyun. Saham berkapitalisasi kecil ini disebut juga saham lapis ketiga. Perusahaan yang berukuran besar tentunya dapat menarik investor untuk menanamkan investasi karena dianggap dapat mengelola saham dengan baik sehingga mampu memberikan return yang diharapkan oleh investor. Menurut Marberya dan Suaryana (2009:4), ukuran perusahaaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Sebagaimana dikemukakan oleh Lauterbach dan Vaninsky (1999) dalam Soleman (2008:414), bahwa perusahaan yang mempunyai ukuran besar (size) secara khas mempunyai net income yang lebih besar daripada perusahaan dengan ukuran kecil. Kemampuan net income yang lebih besar
diharapkan memberikan laba yang superior bagi pemilik perusahaan. Jadi, dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan yang besar akan dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.
4. Leverage Sumber pendanaan bagi perusahaan terbagi menjadi dua yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Pendanaan internal dapat diperoleh dari laba ditahan dan modal pemilik, sedangkan pendanaan eksternal diperoleh dari pinjaman kreditur (utang). Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:209), leverage merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Leverage digunakan untuk mengukur tingkat utang yang digunakan untuk
membiayai
kegiatan
operasi
perusahaan.
Menurut
Soleman
(2008:414) rasio leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar asset perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau kreditor. Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Soleman (2008:414) rasio leverage merupakan ukuran yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan dalam membiayai aktivanya menggunakan pembiayaan utang (total utang) dalam struktur modal perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa leverage merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar perusahaan membiayai kegiatan usahanya dengan utang.
Menurut Sudana dan Intan (2008:230), pembiayaan dengan menggunakan utang, memiliki beberapa implikasi yaitu: 1) Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas sebesar modal disetor. 2) Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan margin pengaman, apabila pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. 3) Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar atau ”leveraged”. Jenis leverage terbagi menjadi dua yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage): 1) Leverage Operasi (Operating Leverage) merupakan ukuran bagi risiko operasi (operating risk) yang dapat diketahui dari biaya tetap untuk kegiatan operasi (fix operating cost) dan dapat dilihat melalui laporan laba rugi. Menurut Handojo (2007:5), operating leverage timbul karena adanya biaya operasi tetap (Fixed Operating Cost) yang digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya operasi tetap tidak berubah dengan adanya perubahan penjualan, maka operating leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan di dalam
menggunakan biaya operasi tetap untuk memperbesar pengaruh dari perubahan penjualan terhadap laba sebelum bunga dan pajak. 2) Leverage Keuangan (Financial Leverage) merupakan ukuran bagi risiko keuangan dan dapat diketahui dari biaya tetap dari dana utang yang digunakan. Jika financial leverage tinggi maka akan menyebabkan financial risk yang tinggi juga sehingga biaya modal juga tinggi. Menurut Handojo (2007:4), financial leverage merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Jika perusahaan menggunakan hutang semakin banyak, maka semakin besar beban tetap berupa bunga dan angsuran pokok pinjaman yang harus dibayar. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur leverage perusahaan yaitu dengan menggunakan debt to total equity ratio. Rasio utang terhadap total ekuitas (debt to total equity ratio) diperoleh dari membagi total hutang perusahaan dengan total ekuitasnya. Rasio ini menggambarkan mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. Jika rasio ini semakin besar, menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Rasio leverage dapat dihitung dengan cara (Ulupui, 2007:9):
Leverage = Total Debt Total Equity Keterangan: Total Debt
= Total kewajiban
Total Equity
= Total ekuitas
Leverage
dapat
membantu
investor
dan
perusahaan
untuk
berinvestasi atau beroperasi namun dengan risiko yang lebih besar yaitu risiko bagi pemberi pinjaman. Jika ukuran utang terhadap kapitalisasi total semakin tinggi rasionya, maka makin mengindikasikan utang yang berlebihan yang menandakan kemungkinan suatu perusahaan jadi tidak mampu menghasilkan pendapatan yang memadai untuk memenuhi kewajiban utang-utangnya. Hal ini tentu dapat menimbulkan pengaruh negatif bagi investor yang akan menanamkan investasinya. Karena, perusahaan yang memiliki rasio leverage yang besar, tentunya harus membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban. Menurut Ulupui (2007:5), semakin tinggi proporsi debt terhadap ekuitas akan semakin meningkatkan risiko perusahaan. Sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel). Misalnya
industri
dengan
modal
yang
intensif
cenderung
untuk
menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk mendanai property, plant, and
equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiatan semacam itu harus bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh. Tingkat risiko dan return saham perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan calon investor sebelum mengambil keputusan investasi saham. Return saham dan risiko sangat berhubungan dengan leverage yang akan digunakan oleh perusahaan. Apabila risiko tinggi maka para pemegang saham akan meminta return saham yang tinggi pula, disamping itu penggunaan leverage juga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Indra (2006:90) Debt to Equity Ratio (DER) yang semakin besar akan mengakibatkan risiko financial perusahaan yang semakin tinggi. Penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang. Investor biasanya selalu menghindari risiko, maka semakin tinggi DER akan mengakibatkan saham perusahaan tersebut semakin dihindari investor, sehingga harga saham akan semakin rendah. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hubungan DER dengan beta saham adalah positif artinya semakin tinggi tingkat DER akan mengakibatkan semakin tinggi risiko pasar dan sebaliknya tingkat DER yang rendah akan mengakibatkan risiko sahamnya rendah.
5. Economic Value Added (EVA) a. Definisi EVA Definisi dari EVA menurut Hansen dan Mowen (2009:585) adalah laba bersih (laba operasi setelah pajak) dikurangi total biaya modal tahunan. EVA merupakan ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. Menurut Kaur dan Narang (2009:17), definisi EVA adalah: “EVA is a measure of value created/destroyed that compares the returns from operations with the cost of financing those operations. It is the only performance measure that links directly with the intrinsic value of the business”. Sedangkan menurut Rizal dan Sari (2008:4) EVA dapat didefinisikan sebagai keuntungan operasional setelah pajak dikurangi dengan biaya modal. Konsep EVA dilandasi oleh pemikiran bahwa pengukuran laba suatu perusahaan harus riil dan adil mampu mempertimbangkan
harapan-harapan
para
pemegang
saham.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa EVA adalah pengukuran laba operasional setelah dikurangi pajak dengan biaya modal yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. Rizal
dan
Sari
(2008:5)
mengungkapkan,
EVA
dapat
memberikan manfaat sebagai berikut: 1) EVA sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja perusahaan dengan fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation).
2) EVA
akan
menyebabkan
perusahaan
lebih
memperhatikan
kebijaksanaan struktur modalnya. 3) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modalnya. Jika EVA positif, maka perusahaan telah menciptakan kekayaan. Tetapi jika EVA negatif, maka perusahaan telah merusak modalnya. EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang dipakai. Intinya, EVA menekankan pada laba operasi setelah pajak dan biaya aktual dari modal. EVA sebagai alat penilaian kinerja berdasarkan value based pada dasarnya berfungsi sebagai indikator tentang adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi dan sebagai indikator kinerja sebuah perusahaan dalam setiap kegiatan operasionalnya ekonomisnya. Kartini dan Hermawan (2008:358) menyatakan EVA adalah suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan dalam tahun berjalan. EVA menunjukkan sisa laba setelah semua biaya modal termasuk modal ekuitas dikurangkan. Prinsip EVA adalah memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar suatu perusahaan. Para investor menyukai EVA karena hal ini menghubungkan laba dengan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. EVA
yang semakin tinggi menandakan semakin baik kinerja perusahaan, karena meningkatnya kemampuan dalam menciptakan laba setelah dikurangi dengan risiko perusahaan yang berupa biaya modal. Hal ini tentu dapat meningkatkan tingkat pengembalian saham pada investor. Indikator EVA menurut Kartini dan Hermawan (2008:359) yaitu: 1) Bila EVA < 0 menujukkan nilai perusahaan berkurang sebagai akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang diharapkan penyedia dana atau dengan kata lain tidak ada nilai tambah pada perusahaan tersebut karena laba yang tersedia tidak memenuhi harapan-harapan para penyedia dana terutama pemegang saham. 2) Bila EVA = 0 artinya bahwa perusahaan secara ekonomis berada dalam keadaan impas karena semua laba yang tersedia telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyedia dana, baik kreditur maupun pemegang saham. 3) Bila EVA > 0 memiliki arti bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal/tingkat yang diminta investor atas investasi yang dilakukannya. Keadaaan seperti ini yang menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena telah memaksimalkan nilai perusahaan. b. Rumus Menghitung EVA EVA ditentukan oleh dua hal yaitu keuntungan bersih setelah pajak
dan
tingkat
biaya
modal.
Laba
operasi
setelah
pajak
menggambarkan hasil penciptaan nilai di perusahaan, sedangkan biaya modal
merupakan
pengorbanan
yang
harus
dikeluarkan
untuk
mendapatkan nilai tersebut. EVA dapat dihitung dengan cara berikut (Kartini dan Hermawan, 2008:362): EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital) Keterangan: NOPAT
= Net Operating Profit After Tax = EBIT - Tax Expense
WACC
= Weighted Average Cost of Capital = (Biaya Ekuitas x Presentase Ekuitas) x (Biaya Utang x Presentase Utang)
Invested Capital
= Modal yang diinvestasikan
c. Kelemahan dan Keunggulan EVA Keunggulan EVA sebagai penilai kinerja perusahaan adalah dapat digunakan sebagai penciptaan nilai (value creation). Keunggulan EVA sebagai alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Anthony dan Govindarajan (2005:350) meliputi: 1) Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. 2) Meningkatnya EVA maka investasi-investasi yang menghasilkan laba diatas biaya modal akan meningkatkan EVA sehingga akan lebih menarik para manajer.
3) Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis aktiva yang berbeda pula. 4) EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat tehadap perubahanperubahan dalam nilai pasar perusahaan. Selain berbagai keunggulan tersebut, konsep EVA juga memiliki kelemahan-kelemahan menurut Mirza (1999) dalam Rizal dan Sari (2008:5) EVA memiliki kelemahan sebagai berikut: 1) EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu, sedangkan nilai suatu perusahaan adalah akumulasi EVA selama umur perusahaan. 2) Prosedur perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi untuk perusahaan yang belum go public sulit dilakukan dengan tepat. 3) EVA kurang valid karena perhitungan EVA sesungguhnya cukup rumit dan mengandung unsur ketidakpastian, artinya bahwa tinggi rendahnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak yang terjadi di pasar modal. 4) EVA bukanlah tolak ukur kinerja yang baik, karena hanya mengukur kinerja keuangan perusahaan saja, sehingga tidak komprehensif. 5) EVA hanya mengukur hasil akhir (outcome) dan tidak mengukur aktivitas-aktivitas (driver).
6. Return On Investement (ROI) a. Definisi ROI Return On Investment (ROI) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Definisi ROI menurut Hansen dan Mowen (2009:592) adalah rasio laba operasi terhadap aktiva operasi rata-rata. Menurut Djazuli (2006:54) ROI merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang akan dikeluarkan. Sedangkan menurut Suharli dan Oktorina (2005:290) ROI merupakan tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ROI adalah rasio keuntungan bersih sebelum pajak dengan aktiva untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari investasi yang dimiliki oleh perusahaan. ROI dapat dibagi ke dalam dua komponen yaitu, margin (rasio laba operasi terhadap penjualan) dan perputaran (rasio penjualan terhadap aktiva operasi rata-rata). Margin adalah rasio laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah laba operasi yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan. Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata. Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang diinvestasikan dalam
aktiva operasi. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang digunakan untuk menghasilkan penjualan. Soleman (2008:414) menyatakan bahwa ROI menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Jadi, ROI yang semakin tinggi
menandakan
semakin
baik
kinerja
perusahaan,
karena
meningkatnya kemampuan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang telah dikeluarkan. Hal ini tentu dapat meningkatkan tingkat pengembalian saham pada investor. Sedangkan ROI yang negatif menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba. Cara menghitung ROI adalah sebagai berikut (Hansen dan Mowen, 2009:576): ROI =
Operating Income Average Operating Assets
Keterangan: Operating Income
= laba sebelum bunga dan pajak
Average Operating Assets = Aktiva operasi rata-rata = Nilai buku bersih awal + nilai buku bersih akhir ÷ 2
b. Keunggulan dan Kelemahan ROI Keunggulan yang dimiliki ROI menurut Hansen dan Mowen (2009:579) adalah: 1) ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi. 2) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya. 3) ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi. Sedangkan keunggulan ROI menurut Anthony dan Govindarajan (2005:249) adalah: 1) ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua mempengaruhi laporan keuangan tercermin di rasio ini. 2) ROI mudah dihitung, mudah dipahami dan sangat berarti dalam arti absolut. 3) ROI merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap laba (profitabilitas), di luar besar dan jenis usaha . Akan tetapi selain keunggulan yang dimilikinya, ROI juga memiliki kelemahan menurut Hansen dan Mowen (2009:581) yaitu: 1) ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan profitabilitas keseluruhan perusahaan. 2) ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan mengorbankan kepentingan jangka panjang.
7. Earning Per Share (EPS) Salah satu ukuran profitabilitas yang sering dikutip dari laporan keuangan adalah laba per lembar saham (earning per share). Menurut Indra (2006:248) EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. EPS adalah rasio profitabilitas dari laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham terhadap jumlah saham yang beredar. EPS menurut Weygant, et. all. (2010:200) berguna untuk menunjukkan laba bersih yang dihasilkan oleh setiap lembar saham biasa yang beredar di pasar. Sedangkan menurut Suardana (2009:16), EPS adalah perbandingan antara laba setelah pajak dan saham yang beredar (outstanding share). Jadi dapat disimpulkan EPS adalah laba bersih yang akan diterima oleh pemegang saham dari setiap jumlah saham yang beredar. EPS merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terhadap korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan pertumbuhan harga saham. Laba merupakan alat ukur utama kinerja keuangan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada besarnya EPS dalam melakukan analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
akan menyejahterakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Semakin meningkatnya jumlah EPS akan meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan dana ke dalam perusahaan, sehingga harga saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan berpengaruh terhadap meningkatnya total return yang diperoleh investor. EPS yang besar menunjukkan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan kemakmuran para investor dan dari hal tersebut akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Menurut Suardana (2009:11) jika laba yang diperoleh meningkat, kemungkinan dividen yang dibagikan akan meningkat, sehingga permintaan akan saham pun naik. Hal inilah yang menimbulkan peningkatan pada harga saham yang selanjutnya akan meningkatkan return saham. EPS dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Suardana, 2009:16): EPS =
Earning After Tax Outstanding Share
Keterangan: Earning After Tax
= Laba setelah pajak
Outstanding Share
= Saham yang beredar
8. Return Saham a. Definisi Return Saham Return saham menurut Wirama (2009:3) adalah imbalan investasi yang dilakukan dengan cara membeli saham di pasar modal, baik pasar primer maupun sekunder. Return adalah tingkat pengembalian yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai return baik langsung maupun tidak langsung. Menurut Bodie (1998) dalam Handojo (2007:7), pengertian tingkat pengembalian investasi adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan. Sedangkan menurut Sulaiman dan Handi (2008:114) return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya yang terdiri atas dividen dan capital gain/loss. Jadi, dapat disimpulkan bahwa return saham adalah tingkat pengembalian yang diperoleh dari investasi saham yang ditanam oleh pemegang saham. b. Komponen Return Menurut Handojo (2007:7), komponen return terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Current Income (pendapatan lancar) adalah keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, obligasi, dividen, dan sebagainya. 2) Capital Gain (keuntungan selisih harga) yaitu keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan beli suatu instrument investasi harus diperdagangkan di pasar. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return historis yang terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat pengembalian yang diinginkan. c. Jenis-Jenis Return Handojo (2007:7) mengungkapkan, return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). 1) Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan dipergunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang. 2) Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang yang dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlahkannya.
d. Rumus Return Saham Konsep return saham dapat digunakan berbagai konsep antara lain return realisasi yang merupakan capital gain (loss). Menurut Indra (2006:245) capital gain (loss) adalah selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Return dari investasi pada saham di pasar modal akan diperoleh dari selisih kurs sewaktu membeli dengan sewaktu menjual (capital gain) ditambah dengan besarnya dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan. Dalam penelitian ini hanya memperhitungkan return saham yang berasal dari capital gain tanpa memperhitungkan adanya deviden yield. Karena pada dasarnya dividen yang dibagikan nilainya kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh jika tidak ikut diperhitungkan Selain itu tidak selamanya perusahaan membagikan dividen secara periodik pemegang sahamnya. Return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi. Return realisasi merupakan return yang terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return dapat dihitung dengan cara berikut (Indra, 2006:245):
Return = Pt - Pt-1 Pt-1 Keterangan: Pt
= Harga saham sekarang (periode t)
Pt-1 = Harga saham periode lalu (periode t-1)
B. Penelitian Terdahulu Ketut Alit Suardana (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio CAMEL terhadap return saham pada 13 perbankan yang terdaftar di BEI. Variabel idependen yang digunakannya adalah CAR, RORA, BOPO, EPS, dan LDR, sedangkan variabel dependennya adalah return saham. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio CAMEL secara simultan berpengaruh positif terhadap return saham dan hanya rasio CAR yang berpengaruh positif terhadap return saham, sedangkan rasio lainnya tidak berpengaruh. A. Zubaidi Indra (2006) meneliti faktor-faktor fundamental keuangan yang mempengaruhi risiko saham. Variabel independen yang ditelitinya adalah DER, ROE, EPS, PER, dan OPM, dengan variabel dependennya adalah risiko sistematis beta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor-faktor fundamental seperti DER, ROE, EPS, PER, dan OPM mempunyai pengaruh terhadap risiko sistematis beta. I G. K. A. Ulupui (2007) yang meneliti mengenai pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap return saham pada 13 perusahaan makanan dan minuman di BEI. Variabel independen yang diteliti
yaitu current ratio, ROA, DER, dan total asset turnover. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa current ratio dan ROA menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan pada variabel DER menunjukkan hasil yang positif tetapi tidak signifikan terhadap return saham. Tetapi variabel total asset turnover menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Asep Suherman (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh EVA, MVA, dan Residual Income terhadap return saham pada 9 perusahaan yang terdaftar di JII dari tahun 2005-2008. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa EVA dan MVA berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, sedangkan Residual Income tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian uji simultan menunjukkan bahwa EVA, MVA, dan Residual Income berpengaruh signifikan dan simultan terhadap return saham. Dyah Kumala Trisnaeni (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan yang terdiri dari rasio EPS, PER, DER, ROI, dan ROE terhadap return saham pada 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2003-2005. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EPS, DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return saham, hanya variabel PER yang berpengaruh terhadap return saham.
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu No. 1.
Nama Peneliti dan Tahun Ketut Alit Suardana (2009)
Metodologi
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
- Variabel independen yang digunakan adalah EPS
- Menggunakan Rasio CAMEL yaitu CAR, RORA, BOPO, dan LDR
- Tahun penelitian - Variabel 2003-2005 dependen yang digunakan return saham
Hasil Rasio-rasio keuangan CAMEL secara simultan berpengaruh terhadap return saham dan secara parsial hanya CAR yang berpengaruh terhadap return saham.
- Metode analisis dan hipotesis regresi berganda, uji F, dan uji t 2.
3.
A. Zubaidi Indra (2006)
I G. K. A. Ulupui (2007)
- Variabel independen yang digunakan adalah EPS dan DER
-Variabel independen yang digunakannya adalah ROI, dan Leverage -Variabel dependen yang digunakannya return saham - Metode analisis dan hipotesis R2, uji F dan uji t
Bersambung pada halaman berikutnya
- Menguji analisis dengan Beta - Variabel dependen yang digunakan adalah risiko sistematis beta - Tahun penelitian 1999-2005 - Rasio leverage yang digunakan debt to equity ratio - Variabel independennya current ratio, dan total asset turn over
Faktor-faktor fundamental seperti DER, ROE, EPS, PER dan OPM mempunyai pengaruh terhadap risiko sistematis beta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio, ROI, dan DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan total asset turn over berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Lanjutan Tabel 2.1 No. 4.
Nama Peneliti dan Tahun Asep Suherman. (2010)
Metodologi
Penelitian
Persamaan
Perbedaan
- Tahun penelitian -Variabel 2004-2006 dependen yang digunakan dalam penelitian adalah - variabel independen yang EVA digunakan adalah MVA - Variabel dan RI dependen yang digunakan adalah return saham -Metode analisis dan hipotesis yang digunakan multikolinearitas , autokorelasi, normalitas, heterokedastis, koefisien determinasi, uji t dan uji F
5.
Dyah Kumala Trisnaeni (2007)
-Variabel independen yang digunakannya EPS, DER, dan ROI
- Menggunakan variabel independen lainnya adalah PER, ROE
-Variabel dependennya return saham
-Tahun penelitian 2003-2005
- Metode analisis yang digunakan uji asumsi klasik dan regresi berganda
Sumber: Diperoleh dari berbagai sumber
Hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EVA dan MVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan RI tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya variabel PER yang memiliki pengaruh signifian terhadap return saham, sedangkan variabel EPS, DER, ROI, dan ROE tidak berpengaruh terhadap return.
C. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. Berdasarkan kerangka teori yang dikemukakan, dapat digambarkan dalam bentuk model penelitian seperti gambar di bawah ini: Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Judul Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap Return yang Diterima Pemegang Saham
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Industri Makanan dan Minuman di BEI
Variabel Independen
Ukuran Perusahaan (X1)
Leverage (X2)
EVA (X3)
Variabel Dependen
ROI (X4)
EPS (X5)
Return Saham (Y)
Metode Analisis : Model Regresi Berganda
Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji Statistik t
Uji Statistik F
D. Keterkaitan Antar Variabel 1. Ukuran Perusahaan dengan Return Saham Berdasarkan hasil penelitian Daniati dan Suhairi (2006:15), size perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return saham. Hasil ini sesuai dengan penelitian Miswanto (1999) dalam Daniati dan Suhairi (2006:8), dalam penelitiannya mengenai pengaruh ukuran perusahaan pada risiko bisnis menemukan bahwa besar kecilnya perusahaan mempengaruhi risiko bisnis. Dari penelitiannya diperoleh bukti empiris bahwa perusahaan besar memiliki risiko dan return yang lebih tinggi dibanding perusahaan besar. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan return saham. Apabila perusahaan itu berskala besar, maka perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang cukup besar, sehingga mampu memberikan return yang besar pula bagi pemegang saham. Hal ini karena perusahaan yang berskala besar atau memiliki total saham yang besar memiliki nilai perusahaan dan dapat menarik investor. Selain itu perusahaan yang besar memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total saham yang kecil.
2. Leverage dengan Return Saham Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007:14), variabel leverage yaitu debt to equity rasio (DER), menunjukkan hasil yang positif, tetapi tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Meskipun hasilnya tidak signifikan, bukan berarti bahwa investor dapat mengabaikan rasio debt suatu perusahaan. Sering kali kondisi keuangan yang dihadapi perusahaan buruk disebabkan oleh kegagalan dalam membayar utang. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Nugroho
(2009:115)
menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan menurut hasil penelitian Suharli dan Oktorina (2006:7) menunjukkan bahwa semakin tinggi leverage (hutang) maka semakin rendah tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen. Struktur permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh hutang menyebabkan pihak manajemen akan memprioritaskan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni (2007:53) menunjukkan bahwa DER tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Perusahaan yang memiliki rasio hutang lebih besar seharusnya membagikan dividen lebih kecil karena laba yang diperoleh digunakan untuk
melunasi
kewajiban.
Dengan
demikian
investor
dapat
mempelajari kewajiban perusahaan untuk memperkirakan pendapatan dari investasi berupa dividen, di masa yang akan datang. Oleh karena itu, tingkat hutang memiliki hubungan tidak searah (negatif) dengan tingkat pengembalian investasi berupa dividen. Tingkat leverage perusahaan investee berhubungan negatif dengan tingkat pengembalian investasi berupa dividen bagi investor karena tingkat leverage menunjukkan bahwa investee melunasi kewajibannya dari laba yang ada sehingga dividen yang dibagikan ke investor menjadi kecil. Sehingga dapat diduga bahwa leverage memiliki pengaruh negatif terhadap return saham. 3. EVA dengan Return Saham Menurut penelitian yang dilakukan ole Mardiah, Sugiarto, dan Siagian (2006:103) mengenai pengaruh EVA dan MVA terhadap return saham, menunjukkan hasil bahwa EVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian harga saham. Penelitian Suherman (2010:60) pun menunjukkan bahwa EVA berpengaruh signifikan terhadap return saham disebabkan karena perusahaanperusahaan memperhatikan aspek fundamental terhadap laporan keuangan. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Hermawan (2008:365) mengenai pengaruh EVA dan MVA terhadap return saham menunjukkan hasil sebaliknya, yaitu EVA dan MVA
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tetapi, EVA memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Dari beberapa hasil penelitian di atas diduga EVA mempunyai pengaruh dengan return saham. Analisis penilaian kinerja dengan EVA jika dihubungkan dengan return saham yaitu, jika EVA semakin tinggi menandakan kinerja perusahaan itu semakin baik maka akan meningkatkan laba yang diperoleh. Meningkatnya laba tentunya akan berpengaruh terhadap return yang diterima pemegang saham, yaitu return yang dihasilkan perusahaan itu semakin tinggi. 4. ROI dengan Return Saham Suharli
dan
Oktorina
(2005:8)
mengadakan
penelitian
mengenai tingkat pengembalian melalui rasio keuangan. Hasilnya menunjukkan, tingkat profitabilitas yang diukur melalui ROI memiliki hubungan yang searah/positif dengan kebijakan dividen, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin besar dividen yang dibagikan oleh investee kepada investor, begitupula sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian Ulupui (2007:13), variabel return on Investment (ROI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang dalam hal ini return saham satu tahun ke depan. Penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho (2009:116) juga menunjukkan hasil yang sama dalam penelitiannya, yaitu ROI berpengaruh terhadap return saham. Akan tetapi hasil penelitian Wira (2009:9) menunjukkan hasil bahwa ROI tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni (2007:53) menunjukkan hasil bahwa ROI tidak berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan beberapa penelitian tersebut, maka dapat diduga bahwa ROI memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Semakin besar ROI menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Karena dengan semakin besarnya ROI akan meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham meningkat dan return yang akan diterima pun meningkat.. 5. EPS dengan Return Saham Penelitian Pribawati (2007:88) menunjukkan hasil bahwa EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham. Semakin tinggi nilai EPS berarti semakin baik karena perusahaan mempunyai laba yang tinggi. Perusahaan dengan nilai EPS yang semakin tinggi akan menarik investor karena EPS menandakan laba yang berhak didapatkan pemegang saham atas satu lembar saham yang dimilikinya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Indra (2006:254) juga, menunjukkan bahwa EPS mempunyai pengaruh terhadap return saham. Karena perusahaan yang memiliki tingkat EPS yang rendah
karena kemampuan menghasilkan laba yang rendah, jadi jika labanya tinggi tentunya tingkat EPS juga tinggi. Akan tetapi menurut penelitian Suardana (2009:21) mengenai pengaruh rasio CAMEL terhadap return saham, hasilnya menunjukkan bahwa EPS tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Trisnaeni (2007:53) pun menunjukkan bahwa EPS tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham karena return saham itu dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, sosial, dan politik. EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Semakin meningkatnya EPS tentu akan meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan dana ke dalam perusahaan, sehingga harga saham akan meningkat. Meningkatnya harga saham akan berpengaruh terhadap meningkatnya total return yang diperoleh investor. Jadi, berdasarka beberapa penelitian tersebut dapat diduga bahwa EPS memiliki pengaruh dengan return saham.
E. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan pengujian. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS
terhadap return yang diterima penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut: H :
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap return
yang diterima oleh pemegang saham. H2: Leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. H3: EVA memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. H4: ROI memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. H5: EPS memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham. H6:Ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap return yang diterima pemegang saham. Tipe hubungan antara variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe kausalitas. Yaitu penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen. Unit analisis yang digunakan adalah saham perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang telah terdaftar di BEI. Penelitian ini mengambil sampel selama tiga tahun yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.
B. Metode Penentuan Sampel Objek penelitian yang dijadikan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur kategori makanan dan minuman di BEI, dan dipilih dengan menggunakan non probabilistic sampling, yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak acak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgement sampling karena dalam memilih sampel, peneliti
memberikan kriteria tertentu sehingga lebih praktis dan waktunya lebih cepat. Objek penelitian yang akan digunakan dengan kriteria sebagai berikut: 1) Perusahaan yang telah terdaftar di BEI sampai dengan 31 Desember 2009, menerbitkan laporan keuangan audited per 31 Desember untuk periode 2007-2009, serta memiliki data laporan keuangan lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam variabel penelitian. 2) Selama periode peristiwa, perusahaan melaporkan adanya laba mulai dari tahun 2007-2009, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat praktik alat ukur kinerja keuangan perusahaan. 3) Sampel perusahaan yang digunakan hanya perusahaan yang berasal dari satu kategori saja yaitu industri makanan dan minuman.
C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang akan digunakan adalah data sekunder yang berupa, jurnal, artikel, buku-buku, dan laporan keuangan historis yang telah disusun dalam arsip baik yang telah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan. Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti langsung ke BEI dengan mendatangi Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) untuk memperoleh laporan tahunan (annual report) perusahaan makanan dan minuman tahun 2007-2009 yang telah diaudit. Selain itu peneliti juga mengumpulkan data melalui website www.idx.co.id karena referensi yang ada di perpustakaan PRPM telah tertinggal beberapa waktu (out of date).
D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Dalam menganalisis data, menggunakan perhitungan statistik, yaitu SPSS (Statistical Product and Services Solutions) for windows 17.0 dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). 1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji multikolinearitas,
uji
autokorelasi,
uji
normalitas,
dan
uji
heterokedastisitas. a. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi dinamakan problem multikolinieritas (multiko). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal (Ghozali, 2009:95). Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Dimana regresi yang baik memiliki VIF di bawah angka 10 (sepuluh) (Ghozali, 2009:96). Sedangkan bagi TOL adalah mempunyai angka TOL mendekati 1 (satu) (Santoso, 2010:206).
b. Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan penganggu dengan periode t dengan kesalahan pengganggu pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dikatakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan antara satu dengan lainnya dan model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2009:100). Hipotesis yang diuji melalui Durbin-Watson adalah: Ho : tidak terdapat autokorelasi (r=0) HA : terdapat autokorelasi (r≠0) Pengambilan keputusan mengenai ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut (Santoso,2010:215): 1) Bila angka DW terletak di bawah -2 berarti terdapat autukorelasi positif. 2) Bila angka DW terletak di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. 3) Bila angka DW di atas +2 berarti terdapat autokorelasi negatif. c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
yang distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2009:147). Cara mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Santoso, 2010:213). d. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terjadi varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda maka disebut heterokedastis. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastis. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastis adalah dengan melihat garis plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2009:125). Dasar dalam pengambilan keputusan adalah:
1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heterokedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier. Variabel independen terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS sedangkan variabel dependennya adalah return yang diterima pemegang saham. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + e Keterangan: Y
= Return yang diterima pemegang saham
α
= Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5
= Koefisien Regresi
X1
= Ukuran Perusahaan
X2
= Leverage
X3
= EVA
X4
= ROI
X5
= EPS
e
= Error Item
Dalam melakukan pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui: a. Uji Kofisien Determinasi (Uji R2) Koefisien determinasi (Adjusted R-Square) digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi. Nilai adjusted R-Square antara 0 sampai dengan 1. Jika nilai adjusted R-Square berkisar 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen. Dan jika nilai adjusted R-Square semakin mendekati angka 0, berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan fluktuasi variabel dependen semakin lemah (Ghozali, 2009:163). b. Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui arah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t ini untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Yaitu dengan membandingkan statistik t hitung dengan t tabel. Jika t hitung
(probabilitas signifikansi) di bawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya, jika t hitung di atas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2009:164). c. Uji Statistik F Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabelvariabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (Gozali, 2009:163). Jika probabilitas F lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai probabilitas F lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 1. Variabel Independen (X) a. Ukuran Perusahaan (X1) Ukuran
perusahaan
adalah
suatu
skala
dimana
dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara
lain, total aktiva, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada kapitalisasi total saham pasar perusahaan, dan pengukurannya dengan skala nominal. Pengukurannya yaitu (Ang (1997) dalam Rahmawati, Mutmainah, dan Haryanto, 2007:91): 1) Kapitalisasi besar (big cap) yaitu memiliki nilai saham pasar ≥ Rp 5 trilyun. 2) Kapitalisasi sedang (middle cap) yaitu memiliki nilai saham pasar antara Rp 1 trilyun – 5 trilyun. 3) Kapitalisasi kecil (small cap) yaitu memiliki nilai saham pasar ≤ Rp 1 trilyun. b. Leverage (X2) Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan membiayai kegiatan usahanya dengan utang. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur variabel leverage yaitu dengan menggunakan debt to total equity ratio. Rasio ini menggambarkan mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari utang jangka panjang dan modal yang berasal dari ekuitas. Jika rasio ini semakin besar, menunjukkan bahwa struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Leverage dapat dihitung dengan cara (Ulupui, 2008:9):
Leverage = Total Debt Total Equity Keterangan: Total Debt
= Total Kewajiban
Total Equity
= Total Ekuitas
c. EVA (X3) EVA (Economic Value Added) adalah nilai tambah ekonomis yang dimiliki perusahaan setelah laba bersih sesudah dikurangi pajak dan total biaya modal yang dapat menciptakan nilai bagi perusahaan. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Sehingga dapat meningkatkan tingkat pengembalian saham pada investor. Sebaliknya, EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat penghasilan lebih rendah daripada biaya modalnya. Tentunya, return yang akan diterima pemegang saham pun akan menurun. Variabel EVA diukur dengan cara (Kartini dan Gatot Hermawan, 2008:362): EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital) Keterangan: NOPAT
= Net Operating Profit After Tax = EBIT - Tax Expense
WACC
= Weighted Average Cost of Capital = (Biaya Ekuitas x Presentase Ekuitas) x (Biaya Utang x Presentase Utang)
Invested Capital
= Modal yang diinvestasikan
d. ROI (X4) ROI adalah rasio keuntungan bersih sebelum pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari investasi yang dimiliki oleh perusahaan. ROI yang semakin tinggi menandakan semakin baik kinerja perusahaan, karena meningkatnya kemampuan dalam menghasilkan keuntungan yang digunakan untuk menutup investasi yang telah dikeluarkan. Hal ini tentu dapat meningkatkan tingkat pengembalian saham pada investor. Sedangkan ROI yang negatif menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba, sehingga return yang diterima pemegang saham pun akan menurun. ROI menggunakan ukuran rasio dalam pengukurannya, ROI dapat di ukur sebagai berikut (Hansen dan Mowen, 2009:576):
ROI =
Operating Income Average Operating Assets
Keterangan: Operating Income
= Laba sebelum bunga dan pajak
Average Operating Assets = Aktiva operasi rata-rata = Nilai buku bersih awal + nilai buku bersih akhir ÷ 2 e. EPS (X5) EPS adalah adalah rasio profitabilitas dari laba bersih yang akan diterima oleh pemegang saham dari setiap jumlah saham yang beredar. Semakin meningkatnya EPS akan meningkatkan daya tarik investor dalam menanamkan dananya ke perusahaan, sehingga harga saham pun akan meningkat. Meningkatnya harga saham ini tentunya akan berpengaruh terhadap meningkatnya return yang diterima pemegang saham. EPS dapat dihitung dengan cara (Suardana, 2009:16): EPS =
Earning After Tax Outstanding Share
Keterangan: Earning After Tax
= Laba setelah pajak
Outstanding Share
= Saham yang beredar
2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu return yang diterima pemegang saham (Y). Dimana return yang diterima pemegang saham merupakan
jumlah
ketidakpastian
yang
tidak
dapat
dalam memperoleh
laba
ditentukan bagi
karena
adanya
perusahaan. Return
merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. Termasuk dalam return saham ini adalah dividen kas dan selisih perubahan harga saham (capital gain/loss). Dalam penelitian ini, return yang diperhitungkan hanya return saham yang berasal dari capital gain tanpa memperhitungkan adanya deviden yield. Return yang digunakan ini adalah return realisasi atau sering disebut dengan actual return. Return realisasi ini berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Cara pengukuran return adalah (Indra, 2006:245): Return
=
Pt - Pt-1 Keterangan: Pt
= Harga saham sekarang (periode t)
Pt-1
= Harga saham periode lalu (periode t-1)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah industri makanan dan minuman yang laporan keuangannya dipublikasikan pada Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara judgment sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2007-2009. Berdasarkan pemilihan sampel yang dilakukan diperoleh sebanyak 13 perusahaan yang memenuhi kriteria, sehingga diperoleh data sebanyak 39 sampel. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisa variabel-variabel independen, yaitu ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap variabel dependen, yaitu Return Saham. Berikut ini adalah perusahaan yang masuk ke dalam kriteria sampel yaitu:
No.
Tabel 4.1 Kriteria Sampel Penelitian Kriteria Sampel
Jumlah
1
Total Populasi (industri makanan dan minuman)
17
2
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir 31 Desember dari tahun 2007-2009 Perusahaan yang tidak melaporkan labanya mulai dari tahun 2007-2009
(4)
Sampel yang terpilih
13
3 4
(0)
1. Sejarah Singkat Perusahaan a. PT Ades Water Indonesia Tbk PT Ades Waters Indonesia Tbk didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama Perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir pada tahun 2004. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta tanggal 18 Juli 2008 untuk memenuhi Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40/2007. Sesuai pasal 2 Anggaran Dasarnya, Perseroan dapat bergerak di beberapa bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan. Produksi secara komersial dimulai pada tahun 1986. Sampai dengan bulan Mei 2008, Water Partners Bottling S.A., pemegang saham Perseroan, merupakan perusahaan
joint venture antara The
Coca Cola Company dan Nestle S.A. Perseroan dalam bisnis normal melakukan transaksi-transaksi dengan afiliasi dari The Coca Cola Company dan anak perusahaan/afiliasi dari Nestle S.A. Baik The Coca Cola Company maupun Nestle S.A. memiliki anak perusahaan dan afiliasi di seluruh dunia. b. PT Aqua Golden Missisippi Tbk PT Aqua Golden Mississippi Tbk didirikan berdasarkan akta notaris Tan Thong Kie, SH No. 24 tanggal 23 Februari 1973. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/213/22 tanggal 19 Juni 1973 serta diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara No. 84 tanggal 19 Oktober 1973. Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir dengan akta notaris No. 13 tanggal 17 Oktober 2008 dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perusahaan
bergerak
dalam
industri
pengolahan
dan
pembotolan air minum dalam kemasan. Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Induk Perusahaan adalah PT Tirta Investama dan induk utama Perusahaan adalah Groupe Danone, sebuah Perusahaan yang berkedudukan di Perancis. Perusahaan mempunyai kepemilikan secara langsung pada anak perusahaan IBIC Sendirian Berhad yang berdomisili di Brunei Darussalam. Pada tanggal 31 Desember 2008 memiliki jumlah aset masing-masing sebesar Rp 59 miliar. Kepemilikan pemegang saham minoritas atas IBIC Sendirian Berhad sebesar 20% dipegang oleh PT Tirta Investama, pemegang saham utama Perusahaan. c. PT Cahaya Kalbar Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk dahulu bernama CV Tjahaja Kalbar, didirikan di Pontianak berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Februari 1968. Badan hukum Perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan tanggal 9 Desember 1980 No. 49. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan dan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-
1390.HT.01.01.TH.88. Anggaran Dasar Perusahaan beberapa kali mengalami perubahan. Sesuai dengan Surat Persetujuan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) tanggal 10 Juni 1996 No. S-942/PM/1996. Ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang industri makanan berupa industri minyak nabati dan minyak nabati spesialitas,
perdagangan
umum
termasuk
impor
dan
ekspor.
Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1971. Perusahaan memiliki anak perusahaan yaitu PT Inticocoa Abadi Industri (IAI), yang dulu bergerak dalam bidang pengolahan biji kakao menjadi minyak coklat (cocoa butter) dan bubuk cokelat (cocoa
powder).
Sejak April 2005, PT IAI berhenti beroperasi secara komersial karena biaya produksi yang tinggi dan mengalami kerugian. d. PT. Delta Djakarta Tbk Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. PT Delta Djakarta Tbk didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan akta No. 35 tanggal 15 Juni 1970. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. J.A.5/75/9 tanggal 26 April 1971.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 56 tanggal 15 Agustus 2008, dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia masih dalam proses. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan yaitu terutama untuk memproduksi dan menjual bir pilsener dan bir hitam, perusahaan juga memproduksi dan menjual produk minuman non alkohol. e. PT Fast Food Indonesia PT Fast Food Indonesia didirikan berdasarkan Akta No. 20 tanggal 19 Juni 1978. Akta tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/245/12 tanggal 22 Mei 1979. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 32 tanggal 8 Agustus 2008, perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-76847.AH.01.02 tanggal 23 Oktober 2008. Perusahaan bergerak di bidang makanan dan restoran. Perusahaan memulai usaha komersialnya sejak tahun 1979. Pada tanggal 31 Maret 1993 Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat sebanyak 4.462.500 saham dengan jumlah nilai nominal sebesar Rp4.462.500. f. PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir dalam Akta Notaris No. 2 pada tanggal 1 Juli 2008 mengenai perubahan Direksi dan Dewan Komisaris dan untuk memenuhi ketentuan dalam Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008 mengenai Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik, telah diterima dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-66708.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 22 September 2008. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari, antara lain, produksi mie, penggilingan gandum, kemasan, jasa manajemen, serta penelitian dan pengembangan. Saat ini, perusahaan terutama bergerak di bidang pembuatan mie dan penggilingan gandum menjadi tepung terigu.
g. PT Mayora Indah Tbk PT Mayora Indah Tbk atau Mayora Group adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 Juli 1990. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen. Saat ini perusahaan menjalankan usaha di bidang industri makanan, kembang gula, dan biskuit. Perusahaan menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Saat ini mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT Unita Branindo sebanyak 32,93%. Grup Mayora memproduksi beberapa lini produk, yakni biskuit, permen, wafer, coklat, sereal, kopi, bubur instan, mi instan, minuman. h. PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1973. Perusahaan ini menghasilkan minuman seperti Bir Bintang. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1931 di bawah nama NV Nederlandcsh Indische Bierbrouwerijen. Sajak tahun 1936, perusahaan ini berada di bawah pengawasan perusahaan Belanda yaitu Heineken International Beheer BV. Produk yang dihasilkan adalah bir dengan merk Bir Bintang dan Guiness. Bir Bintang menguasai lebih dari 60%
bagian dari pasar bir. Perusahaan sudah berkerjasama dengan Heikenen Technische Beheer dan Guinness Overseas Ltd. Diakhir tahun 1994 perusahaan ini menaikan kapasitas produksi dari 300.000 menjadi 800.000 hekto liter. Dengan total produksi 60 Juta liter per tahun akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 150.000.000.000 pada tanggal 13 Oktober, perusahaan mulai mengekspor bir ke Jepang dan Australia Utara. i. PT Prashida Niaga Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk didirikan dengan nama PT Aneka Bumi Asih berdasarkan akta Notaris No. 7 tanggal 16 April 1974. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik
Indonesia
dalam
Surat
Keputusan
No.
Y.A.5/358/23 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Tambahan No. 2488 dari Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1994. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dengan akta Notaris No. 10 tanggal 20 Oktober 2008 mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU97905.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008. Perusahaan saat ini bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi.
j. PT Sekar Laut Tbk PT Sekar Laut Tbk didirikan berdasarkan akte notaris No.120 tanggal 19 Juli 1976. Akte pendirian Perusahaan ini telah disetujui oleh
Menteri
Kehakiman
Republik
Indonesia
dalam
surat
keputusannya No.Y.A.5/56/1 tanggal 1 Maret 1978 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 87, tambahan No. 984 tanggal 30 Oktober 1987. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, anggaran dasar perusahaan mengalami perubahan terakhir dengan akte No. 96 tanggal 17 Juni 2008 mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007. Perusahaan bergerak dalam bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Perusahaan dikontrol oleh Sekar Group. Pada tanggal 8 September 1993, Perusahaan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya dan Jakarta sesuai dengan surat persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal No. S-1322/PM/1993 untuk penawaran umum atas 6.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham kepada masyarakat. k. PT Siantar Top Tbk PT Siantar Top Tbk didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 12 Mei 1987 dan akta perubahannya No. 64 tanggal 24 Maret 1988.
Akta pendirian dan perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C25873.HT.01.01.Th.88 tanggal 11 Juli 1988 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 104 tanggal 28 Desember 1993, Tambahan No. 6226. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 48 tanggal 25 Juli 2008, mengenai Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Siantar Top Tbk untuk menyesuaikan dengan ketentuan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak
Asasi
Manusia
Republik
Indonesia
dengan
Surat
Keputusannya No. AHU-11279.AH.01.02 tahun 2009 tanggal 6 April 2009. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie (snack noodle), kerupuk (crackers) dan kembang gula (candy). Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, khususnya Asia. l. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 berdasarkan akta No. 143 dengan nama PT Asia Intiselera. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia
dalam
Surat
Keputusannya
No.
C2-
1827.HT.01.01.Th.91 tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65, Tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui akta No. 56 tanggal 31 Januari
2008
mengenai
peningkatan
modal
dasar
dari
Rp
400.000.000.000 menjadi Rp 998.000.000.000. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam
Surat
Keputusannya
No
AHU-12476.
AH.
01.02.Tahun 2008 tanggal 13 Maret 2008. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Pada saat ini produk Perusahaan terutama adalah usaha industri mie, perdagangan mie, khususnya mie kering dan mie instan. Sedangkan perusahaan anak bergerak dalam bidang industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit dan pembangkit tenaga listrik. m. PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. selanjutnya disebut "Induk Perusahaan", didirikan dengan Akta No. 8 tanggal 2 November 1971 juncto Akta Perubahan No. 71 tanggal 29 Desember 1971. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/34/21 tanggal 20 Januari 1973, dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 27 April 1973. Anggaran Dasar Induk Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, termasuk perubahan terakhir yang dilakukan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. AHU-
56037.AH.01.02. Tujuan Induk Perusahaan adalah untuk berusaha dalam bidang perindustrian, perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan darat/laut, serta perdagangan. Kegiatan Induk Perusahaan Induk Perusahaan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman, khususnya minuman aseptik yang dikemas dalam kemasan karton yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) seperti minuman susu, minuman sari buah, minuman tradisional dan minuman kesehatan. Induk Perusahaan juga memproduksi rupa-rupa mentega, teh celup, konsentrat buah-buahan tropis, susu bubuk dan susu kental manis. Induk Perusahaan melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan multinasional seperti dengan Morinaga dan lain-lain.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Pengujian Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolinearitas Pengujian multikolineritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Berdasarkan hasil dari masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
-.176
.179
1.276E-13
.000
.232
EVA
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-.979
.335
.758
4.709
.000
.461
2.170
.093
.319
2.483
.018
.720
1.388
-9.454E-13
.000
-.778
-5.050
.000
.502
1.990
ROI
.569
.822
.097
.693
.493
.613
1.632
EPS
.002
.001
.208
1.499
.143
.617
1.620
UKUR LVRGE
a. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah) Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai VIF dibawah 10. Dimana ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS memiliki nilai tolerance 0,461, 0,720, 0,502, 0,613, 0,617 dan nilai VIF 2,170,
1,388, 1,990, 1,632, 1,620. Artinya kelima variabel independen tersebut tidak terdapat hubungan multikolinearitas dan dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem multiko. b. Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). Hasil regresi dengan nilai signifikansi 0.05 (α=0.05) dengan jumlah variabel independen adalah 5 (k=5), dan banyaknya data (n=39). Berdasarkan output SPSS 17.00, maka hasil uji autokorelasi pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb
Model 1
R .779a
R Square .606
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .547
.7001221
Durbin-Watson 1.670
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR b. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah) Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi berdasarkan tabel autokorelasi yang menyebutkan bahwa nilai Uji Dw = 1,670. Nilai tersebut berada di daerah tidak ada autokorelasi yaitu diantara -2 sampai +2, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada persamaan regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.
c. Hasil Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Data
Sumber : (Data yang Diolah) Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan grafik normal plot tersebut menunjukkan bahwa model regresi yang dipakai di penelitian ini layak karena memenuhi asumsi normalitas.
Maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas. d. Hasil Uji Heterokedastisitas Pengujian
heteroskedastisitas
dilakukan
untuk
uji
heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain.
Untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat grafik scatterplot. Gambar 4.5 Grafik Scatterplot
(Sumber: Data yang Diolah) Pada gambar 4.5 menunjukkan titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan
dibawah angka nol (0) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari gejala heterokedastisitas.
2. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Metode regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model. Adapun untuk menguji signifikan tidaknya hipotesis tersebut digunakan uji t dan uji F. a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Uji koefisien determinasi (Adjusted R-Square) digunakan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Tabel 4.6 Hasil Uji Adjusted Square Model Summaryb
Model 1
R .779a
R Square .606
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .547
.7001221
Durbin-Watson 1.670
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR b. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah) Tabel 4.6 menunjukkan besarnya nilai pengaruh variabel 2
independen ditunjukkan oleh nilai (Adj R ) = 0,547 yaitu persentase pengaruh variabel ukuran perusahaan, leverage, Economic Value
Added, Return On Investment, dan Earning Per Share berpengaruh terhadap return saham sebesar 54,7% dan sisanya sebesar 45,3% dipengaruhi faktor-faktor atau variabel lain yang tidak termasuk dalam analisis model regresi penelitian ini seperti current ratio, Market Value Added (MVA), dan Net Profit Margin (NPM). Dalam penelitian Ulupui (2007:13) current ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham karena dapat mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Sedangkan Market Value Added digunakan dalam penelitian Asep Suherman (2010:61) yang menunjukkan bahwa MVA memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. b. Hasil Uji Statistik t Uji
t
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, Economic Value Added, Return On Investment, dan Earning Per Share terhadap variabel dependen yaitu return saham secara parsial. Uji t memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika t hitung di bawah 0,05 maka variabel independen secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std. Model 1
B (Constant)
Error -.176
.179
1.276E-13
.000
.232
EVA
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-.979
.335
.758
4.709
.000
.461
2.170
.093
.319
2.483
.018
.720
1.388
-9.454E-13
.000
-.778
-5.050
.000
.502
1.990
ROI
.569
.822
.097
.693
.493
.613
1.632
EPS
.002
.001
.208
1.499
.143
.617
1.620
UKUR LVRGE
a. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah) Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas maka dapat disimpulkan mengenai pengujian hipotesis secara parsial yang telah dibuat sebelumnya sebagai berikut: Hipotesis 1: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham Berdasarkan hasil uji hipotesis 1 pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti H1 diterima karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Ini sesuai dengan hipotesis yang menunjukkan
bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka return saham akan meningkat (semakin besar). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dimana nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Dengan demikian semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin besar pula return yang diterima pemegang saham. Hal ini disebabkan karena ukuran perusahaan yang besar berdasarkan saham yang dimilikinya, dapat memberikan prospek yang baik bagi investor serta mampu memberikan laba yang lebih besar sehingga menghasilkan return yang lebih besar bagi pemegang saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) dan Miswanto (1999) yang menyatakan bahwa size perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, semakin besar perusahaan maka akan semakin besar return perusahaan tersebut. Hipotesis 2: Leverage berpengaruh signifikan terhadap return saham Berdasarkan hasil uji hipotesis 2 pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel leverage memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,018. Hal ini berarti H2 diterima karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel leverage lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap return saham. Semakin besar
tingkat leverage akan maka return yang diterima pemegang saham akan semakin kecil. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa leverage berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dengan demikian semakin tinggi leverage maka akan semakin kecil return yang diterima pemegang saham, hal ini disebabkan karena perusahaan harus memprioritaskan pelunasan hutangnya dahulu sebelum membagikan return pada pemegang saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dengan pihak luar sehingga mengurangi
minat
investor
dalam
menanamkan
dananya
ke
perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham perusahaan sehingga return semakin menurun. Seperti yang dinyatakan oleh Indra (2006) bahwa leverage yang semakin besar mengakibatkan risiko financial perusahaan yang semakin tinggi. Dengan penggunaan hutang yang semakin besar akan mengakibatkan semakin tingginya risiko untuk tidak mampu membayar hutang. Leverage memiliki hubungan negatif dengan return, jadi jika perusahaan memiliki tingkat leverage yang tinggi maka return yang akan diterima pemegang saham semakin rendah, sebaliknya jika
tingkat leverage rendah maka return yang diterima pemegang saham akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009), Suharli dan Oktorina (2006), dan Ulupui (2007) yang menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hipotesis 3: EVA berpengaruh signifikan terhadap return saham Berdasarkan hasil uji hipotesis 3 pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel EVA memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti H3 diterima karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel EVA lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa EVA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Akan tetapi pada penelitian ini EVA menunjukkan hasil yang negatif terhadap return saham sehingga semakin tinggi nilai EVA maka akan semakin rendah return saham. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa EVA berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu semakin tinggi EVA maka akan semakin rendah return yang diterima pemegang saham. Hal ini disebabkan karena perusahaan belum mampu menghasilkan pengembalian (return) modal yang sepadan untuk menutup risiko dan biaya investasi yang ditanamkan oleh pemegang saham. EVA negatif ini menyiratkan adanya penurunan nilai kekayaan perusahaan. Faktor lain yang menyebabkan EVA negatif adalah karena adanya tingkat suku bunga bank yang tinggi akibat krisis global.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suherman (2010) dan Mardiah, Sugiarto, dan Siagian (2006) yang menyatakan bahwa EVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Akan tetapi tidak konsisten dengan penelitian Kartini dan Hermawan (2008) yang menyatakan bahwa EVA tidak berpengaruh terhadap return saham. Hipotesis 4: ROI berpengaruh signifikan terhadap return saham Berdasarkan hasil uji hipotesis 4 pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel ROI memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,493. Hal ini berarti H4 ditolak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel ROI lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ROI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para investor kemungkinan sudah tidak menggunakan ROI sebagai ukuran kinerja perusahaan untuk memprediksi return yang akan diterimanya. Hal ini disebabkan karena investasi yang ditempatkan pada asset akan menghasilkan return yang lebih kecil jika dibandingkan dengan investasi yang ditempatkan pada saham
(ekuitas).
Sehingga
menyebabkan
ROI
menjadi
tidak
berpengaruh terhadap return saham karena saat ini investasi lebih ditanamkan pada saham. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi ekonomi dan data keuangan lainnya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wira (2009) dan Trisnaeni (2007) yang menyatakan bahwa ROI tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli dan Oktorina (2005), Ulupui (2007), dan Nugroho (2009) yang menyatakan bahwa ROI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hipotesis 5: EPS berpengaruh signifikan terhadap return saham Berdasarkan hasil uji hipotesis 5 pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel EPS memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,143. Hal ini berarti H5 ditolak karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel EPS lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa EPS tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini mengindikasikan arti dari EPS ini sebenarnya menjadi tidak penting jika tidak dibandingkan dengan harga saham perusahaan tersebut. Karena investor melihat dari harga saham perusahaan pada market dalam menentukan investasinya, tentunya perusahaan yang memiliki harga saham yang besar akan memberikan laba yang besar pula bagi investor. Hal itu yang mungkin membuat investor kurang mempertimbangkan EPS untuk membeli saham suatu perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian dari Suardana (2009), Trisnaeni (2007), dan Wira (2009) yang menyatakan bahwa EPS tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) dan Miswanto (1999) yang menyatakan bahwa EPS memiliki pengaruh terhadap return saham. c. Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan tabel 4.7, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = -176 + 1,276X1 + 0,232X2 -9,454X3 + 0,569X4 + Keterangan: Y = Return Saham X1 = Ukuran Perusahaan X1 = Leverage X1 = Economic Value Added (EVA) X1 = Return On Investment (ROI) X1 = Earning Per Share (EPS) e
= Error item Berdasarkan Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa
koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,176 menunjukkan bahwa jika variabel ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS bernilai nol maka nilai return saham akan konstan sebesar -17,6%.
Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan sebesar 1,276, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel ukuran perusahaan bertambah 1 satuan maka variabel return saham akan bertambah sebesar 1,276. Koefisien regresi pada variabel leverage sebesar 0,232, hal ini menunjukkan bahwa jika variabel leverage bertambah 1 satuan maka variabel return saham akan bertambah sebesar 0,232. Sedangkan variabel EVA memiliki koefisien regresi sebesar 9,454, hal ini menunjukkan bahwa variabel Economic Value Added memiliki hubungan yang negatif dengan return saham. Hal ini berarti bahwa setiap EVA meningkat 1 satuan maka akan menurunkan return saham sebesar 9,454. Pada variabel ROI koefisien regresi sebesar 0,569 menunjukkan bahwa jika variabel ROI meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,569. Variabel EPS memiliki koefisien regresi sebesar 0,002, menunjukkan bahwa jika variabel EPS meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return saham sebesar 0,002. d. Hasil Uji Statistik F Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap variabel dependen yaitu return saham secara simultan atau serentak. Pada uji F memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,05, jika nilai F lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik F ANOVAb Sum of Model 1
Squares
Df
Mean Square
Regression
24.925
5
4.985
Residual
16.176
33
.490
Total
41.101
38
F
Sig.
10.170
.000a
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR b. Dependent Variable: RTRN
(Sumber: Data yang Diolah) Hipotesis 6: Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS terhadap return saham. Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat nilai F hitung sebesar 10,170 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,05), maka dapat diambil kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh signifikan dan secara simultan terhadap return saham. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap return saham. Dengan demikian semakin tinggi ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi pula return yang diterima pemegang saham. Begitu pula dengan EVA, ROI dan EPS, jika nilainya tinggi tentunya return yang diterima pemegang saham akan lebih tinggi. Bagi tingkat leverage, jika semakin tinggi nilainya
maka nilai return akan semakin rendah, hal ini menunjukkan bahwa leverage juga memiliki pengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006), Ulupui (2007), Nugroho (2009), Suharli dan Oktorina (2006), Suherman (2010), dan Artatik (2007).
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
ukuran
perusahaan, leverage, EVA ROI, dan EPS tehadap return saham pada perusahaan makanan dan minuman. Berdasarkan hasil dari penelitian yang yang telah dilakukan pada sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006). 2. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2009) dan Ulupui (2007). 3. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa EVA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suherman (2010) dan Mardiah, Sugiarto, dan Siagian (2006). 4. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wira (2009) dan Trisnaeni (2007).
5. Hasil pengujian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suardana (2009), Trisnaeni (2007), dan Wira (2009). 6. Hasil pengujian secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007), Nugroho (2009), Daniati dan Suhairi (2006), dan Suherman (2010).
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, EVA, ROI, dan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini dapat berimplikasi terhadap pihakpihak yang terkait antara lain: 1. Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor serta pengambilan keputusan yang tepat sehubungan dengan investasinya. Selain itu, investor juga harus mempertimbangkan faktor di luar kebijakan perusahaan seperti kondisi pasar yang terjadi serta faktor-faktor eksternal yang lain karena hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi keuntungan yang diperolehnya dalam melakukan investasi.
2. Emiten, harus memperhatikan keuntungan yang akan diperoleh oleh investor dan pemegang saham dalam melakukan penawaran sehingga dapat tercipta hubungan yang saling menguntungkan bagi berbagai pihak. 3. Kalangan akademisi, hasil penelitian ini dapat mendorong penelitian berikutnya mengenai analisis faktor-faktor fundamental terhadap return saham dengan menambahkan teori-teori yang ada. 4. Pembaca dan masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai investasi di pasar modal.
C. Saran Penelitian ini di masa yang akan datang diharapkan dapat menyajikan hasil yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya yaitu: 1. Periode penelitian ini hanya 3 tahun dan sampel yang digunakan hanya dari satu industri saja, diharapkan
untuk
penelitian
mendatang
menggunakan periode penelitian yang lebih panjang dan sampel yang digunakan dari beberapa industri yang berbeda agar hasil penelitiannya memiliki implikasi yang lebih luas. 2. Penelitian ini menggunakan 5 variabel keuangan dan tidak ada variabel non keuangan, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel keuangan lainnya dan juga variabel non keuangan.
3. Bagi investor yang akan menanamkan sahamnya sebaiknya dalam mempertimbangkan keuangan.
keputusan
investasinya
memperhatikan
kinerja
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan, “Management Control System”, Buku 1 Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Artatik, Sri, “Pengaruh Earning Per Share dan Price Earning Ratio terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Universitas Semarang, Semarang, 2007. Boediono, Gideon SB, “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005. Daniati, Nina dan Suhairi, “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang, 2006. Djazuli, Abid, “Pengaruh EPS, ROI, dan ROE terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Sektor Manufacturing pada Bursa Efek Jakarta”, Vol.6 No. 1, Fordema, 2006. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert, “Bisnis”, Edisi 8, Erlangga, Jakarta, 2006. Hamid, Abdul, ”Buku Pedoman Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Handojo, Irwanto, “Pengaruh Efek Persistensi Earning dalam Analisis Fundamental Guna Memprediksi Return Saham”, The 1st Accounting Conference, Universitas Indonesia, Jakarta, 2007. Hansen, Don R dan Maryanne M. Mowen, “Managerial Accounting”, Buku 1 Edisi 8, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Ibrahim, Hadiasman, “Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan, dan DER terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2006”, Tesis Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. Indra, A. Zubaidi, ” Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Resiko Saham”, Vol 2 No. 3, Jurnal Bisnis dan Manajemen, 2006.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen”, Cetakan Kedua, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, 2002. Kartini dan Gatot Hermawan, “Economic Value Added dan Market Value Added terhadap Return Saham”, Vol. 12 No. 3, Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2008. Kaur, Mandeep dan Sweety Narang, “Shareholder Value Creation in India’s Most Valuable Companies: An Empirical Study”, Vol. VII, No. 8, The UIP Journal of Mangement Research, 2009. Maberya, Ni Putu Ena dan Agung Suaryana, “Pengaruh Pemoderasi Pertumbuhan Laba terhadap Hubungan antara Ukuran Perusahaan, Debt to Equity Ratio dengan Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Ekonomi, Universitas Udayana, Bali, 2009. Mangkuprawira, Sjafri, “Visi, Misi, Tujuan, dan SDM Perusahaan”, Artikel diakses melalui http://mangkuprawira.wordpress.com, pada tanggal 29 Oktober 2010. Mardiah, Siti, Bambang Sugiarto, dan Degribson Siagian, “Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Swasta dengan Metode EVA dan MVA terhadap Return Saham”, Vol. 6 No. 1, Akuntabilitas, 2006. Nugroho, Inung Adi, “Analisis Pengaruh Informasi Fundamental terhadap Return Saham”, Tesis Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Pribawati, Tika Maya,”Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Total Return Saham pada Perusahaan Industri Manufaktur yang Membagikan Dividen di BEI”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007. Rahmawati, Ita Nur, Siti Mutmainah, dan Haryanto, “Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Profitabilitas terhadap Mandatory Disclosure”, Vol. 7 No. 1 Januari, Jurnal MAKSI, 2007. Rizal, Sefcho dan MM. Ratna Sari, “Analisis Economic Value Added (EVA) dalam Hubungannya dengan Harga Saham pada Perusahaan Jasa Transportasi yang Listing di Bursa Efek Jakarta Periode 2003-2005”, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali, 2008. Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2010.
Soleman, Rusman, “Karakteristik Perusahaan terhadap Tingkat Leverage”, Vol. 12 No.3, Jurnal Keuangan dan Perbankan, 2008. Suardana, Ketut Alit, “Pengaruh Rasio CAMEL terhadap Return Saham”, Volume 4, Jurnal Universitas Udayana, 2009. Sudana, I Made dan Nurul Intan, “Leverage Keuangan dan Likuiditas Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, 2008. Suharli, Michell dan Megawati Oktorina, “Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Sequrities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2007. Suherman, Asep, “Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added, dan Residual Income terhadap Return Saham Perusahaan yang Tercatat di JII”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Sulaiman dan Ana Handi, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, Vol. 2, Akuntabilitas, 2008. Trisnaeni, Dyah Kumala, “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007. Ulupui, I G. K. A.,”Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)”, Vol. 2 Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali, 2007. Van Horne, James C dan John M. Wachowic2, JR. “Fundamentals of Financial Management”, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Weygant, Jerry J, Donald Kieso, dan Paul D. Kimmel, “Pengantar Akuntansi”, Salemba Empat, Jakarta, 2010. Wira, Variyetmi, “Analisa Karakteristik Perusahaan terhadap Return dan Beta Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Universitas Andalas, Padang, 2009. Jurnal diakses tanggal 26 Januari 2011, dari http://fekon.unad.ac.id/icbe/imagesPaper.
Wirama, Dewa Gede, “Signifikansi dan Implikasi Perbedaan Spesifikasi Return dalam Penelitian Pasar Modal”, Volume 2 No.2, Jurnal Universitas Udayana, Bali, 2009.
Lampiran 1: Surat Izin Penelitian di Bursa Efek Indonesia
Lampiran 2 : Daftar Sampel Perusahaan NO.
EMITEN
TANGGAL LISTED
1
Akasha Wira International Tbk
ADES
13 Juni 1994
2
Aqua Golden Mississippi Tbk
AQUA
1Maret 1990
3
Cahaya Kalbar Tbk
CEKA
9 Juli 1996
4
Delta Djakarta Tbk
DLTA
12 Februari 1984
5
Fast Food Indonesia Tbk
FAST
11 Mei 1993
6
Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF
14 Juli 1994
7
Mayora Indah Tbk
MYOR
4 Juli 1990
8
Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI
17 Januari 1994
9
Prasidha Aneka Niaga Tbk
PSDN
18 Oktober 1994
10
Sekar Laut Tbk
SKLT
8 September 1993
11
Siantar Top Tbk
STTP
16 Desember 1996
12
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
AISA
11 Juni 1997
ULTJ
2 Juli 1990
13 Ultra Jaya Milk Industry Tbk Sumber: www.idx.co.id
KODE
Lampiran 3 : Ukuran Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 NO.
EMITEN
2007
2008
1
ADES
431,000,000,000
133,000,000,000
378,000,000,000
2
AQUA
1,705,000,000,000
1,672,000,000,000
3,222,000,000,000
3
CEKA
238,000,000,000
208,000,000,000
443,000,000,000
4
DLTA
256,000,000,000
320,000,000,000
993,000,000,000
5
FAST
1,093,000,000,000
1,383,000,000,000
1,093,000,000,000
6
INDF
24,319,000,000,000
8,166,000,000,000
31,171,000,000,000
7
MYOR
1,342,000,000,000
874,000,000,000
3,450,000,000,000
8
MLBI
1,159,000,000,000
1,043,000,000,000
3,729,000,000,000
9
PSDN
73,000,000,000
144,000,000,000
158,000,000,000
10
SKLT
52,000,000,000
52,000,000,000
104,000,000,000
11
STTP
485,000,000,000
197,000,000,000
328,000,000,000
12
AISA
784,000,000,000
711,000,000,000
602,000,000,000
13 ULTJ 1,877,000,000,000 Sumber: Data yang Diolah
2,311,000,000,000
1,675,000,000,000
2009
Lampiran 4 : Rasio Leverage Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 NO.
EMITEN
2007
2008
2009
1
ADES
1.7235
2.565
1.6135
2
AQUA
0.7443
0.7092
0.7287
3
CEKA
1.8017
1.5765
0.8851
4
DLTA
0.2869
0.3354
0.2725
5
FAST
0.6682
0.6263
0.6295
6
INDF
2.6133
3.0837
2.4506
7
MYOR
0.7257
1.3222
1.0261
8
MLBI
2.1446
1.7349
8.4413
9
PSDN
2.1199
1.6219
1.4340
10
SKLT
0.8953
0.9967
0.7290
11
STTP
0.4429
0.7245
0.3565
12
AISA
3.9848
1.6022
2.1430
0.6383
0.5129
0.4516
13 ULTJ Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 5 : Economic Value Added Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 NO.
EMITEN
2007
2008
2009
1
ADES
21,444,632,567.86
262,023,241,907.40
-1,200,192,533,148.09
2
AQUA
122,440,696,040.64
152,443,218,081.37
161,431,028,981.10
3
CEKA
-31,638,610,322.76
38,158,396,712.01
-134,503,931,589.33
4
DLTA
53,111,664,000
37,537,068,910.38
53,265,546,676.87
5
FAST
86,762,994,336.28
113,098,941,234.51
151,322,154,470.92
6
INDF
1,875,128,203,703.70
3,810,789,031,138.43
2,685,766,889,025.19
7
MYOR
85,594,457,023.85
291,271,565,948.74
-821,724,595,739.18
8
MLBI
175,380,719,308.28
407,677,000,000
55,013,378,878.79
9
PSDN
345,421,604,369.85
-647,666,241,567.74
-34,843,280,796.80
10
SKLT
50,137,934,331.41
-6,197,388,274.12
-37,083,453,935.05
11
STTP
-85,165,855,713.44
72,956,406,650.59
-56,792,295,787.81
12
AISA
-816,696,515,538.70
159,879,385,907.31
47,765,675,695.00
13 ULTJ -287,645,041,690.54 Sumber: Data yang Diolah
68,991,165,734.86
152,209,909,173.13
Lampiran 6 : Return On Investment Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 NO.
EMITEN
2007
2008
2009
1
ADES
-0.6388
0.1017
0.4597
2
AQUA
0.1133
0.1083
0.1274
3
CEKA
0.1166
0.2187
0.2291
4
DLTA
0.1129
0.1666
0.2365
5
FAST
0.1665
0.3069
0.3632
6
INDF
0.1656
0.1773
0.1879
7
MYOR
0.1356
0.1563
0.2183
8
MLBI
0.2329
0.3838
0.5477
9
PSDN
0.0980
0.2221
0.1429
10
SKLT
-0.0070
0.0392
0.0091
11
STTP
0.0588
0.0547
0.0725
12
AISA
0.1005
0.1288
0.1013
0.0614
-0.0471
0.0790
13 ULTJ Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 7 : Earning Per Share Industri Makanan dan Minuman Tahun 20072009 NO.
EMITEN
1
ADES
-262.5700
-25.7800
27.6700
2
AQUA
5.0080
6.2550
7.2870
3
CEKA
82.9500
93.6700
166.3600
4
DLTA
2.9560
5.2300
7.9000
5
FAST
230.0000
281.0000
408.0000
6
INDF
115.0000
120.0000
236.4200
7
MYOR
185.7000
256.0000
485.4800
8
MLBI
4.0050
10.5510
16.1580
9
PSDN
-6.0000
6.7600
23.5300
10
SKLT
-8.3100
6.1800
18.5300
11
STTP
11.9000
3.6800
31.3500
12
AISA
15.0800
17.1600
23.4800
10.0000
105.1500
21.1700
13 ULTJ Sumber: Data yang Diolah
2007
2008
2009
Lampiran 8 : Return Saham Industri Makanan dan Minuman Tahun 2007-2009 NO.
EMITEN
2007
2008
2009
1
ADES
-0.3423
-0.6918
1.8444
2
AQUA
0.1773
-0.0193
0.9276
3
CEKA
0.3559
-0.1250
1.1286
4
DLTA
-0.2982
0.2500
2.1000
5
FAST
0.3462
0.2653
0.6774
6
INDF
0.9074
-0.6388
2.8172
7
MYOR
0.0802
-0.3486
2.9474
8
MLBI
0.0000
-0.1000
2.5758
9
PSDN
-0.4900
0.9608
0.1000
10
SKLT
-0.7368
0.2000
0.6667
11
STTP
0.7619
-0.5946
0.6667
12
AISA
3.2857
-0.4333
-0.1529
0.4943
0.2308
-0.1077
13 ULTJ Sumber: Data yang Diolah
Lampiran 9 : Hasil Uji Regresi
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
EPS, LVRGE,
Method . Enter
EVA, ROI, UKURa a. All requested variables entered.
b
Model Summary
Std. Error of the Model
R
R Square .779a
1
Adjusted R Square
.606
.547
Estimate
Durbin-Watson
.7001221
1.670
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR b. Dependent Variable: RTRN
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
24.925
5
4.985
Residual
16.176
33
.490
Total
41.101
38
a. Predictors: (Constant), EPS, LVRGE, EVA, ROI, UKUR b. Dependent Variable: RTRN
F 10.170
Sig. .000a
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error -.176
.179
1.276E-13
.000
.232
EVA
Beta
Collinearity Statistics T
Sig.
Tolerance
VIF
-.979
.335
.758
4.709
.000
.461
2.170
.093
.319
2.483
.018
.720
1.388
-9.454E-13
.000
-.778
-5.050
.000
.502
1.990
ROI
.569
.822
.097
.693
.493
.613
1.632
EPS
.002
.001
.208
1.499
.143
.617
1.620
UKUR LVRGE
a. Dependent Variable: RTRN
Coefficient Correlationsa Model 1
EPS Correlations
Covariances
EPS
LVRGE
EVA
ROI
UKUR
1.000
.389
.014
-.557
-.263
LVRGE
.389
1.000
-.067
-.453
-.200
EVA
.014
-.067
1.000
.089
-.667
ROI
-.557
-.453
.089
1.000
.071
UKUR
-.263
-.200
-.667
.071
1.000
EPS
1.215E-6
4.001E-5
2.887E-18
.000
-7.858E-18
LVRGE
4.001E-5
.009
-1.171E-15
-.035
-5.063E-16
EVA
2.887E-18
-1.171E-15
3.505E-26
1.367E-14
-3.386E-27
ROI
.000
-.035
1.367E-14
.675
1.591E-15
-7.858E-18
-5.063E-16
-3.386E-27
1.591E-15
7.345E-28
UKUR a. Dependent Variable: RTRN
Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions
Condition Model Dimension Eigenvalue 1
Index
(Constant)
UKUR
LVRGE
EVA
ROI
EPS
1
3.184
1.000
.03
.02
.02
.01
.02
.02
2
1.277
1.579
.02
.08
.01
.18
.04
.01
3
.772
2.031
.04
.00
.15
.00
.01
.35
4
.329
3.112
.56
.01
.04
.03
.47
.06
5
.259
3.509
.08
.76
.03
.78
.01
.00
6
.179
4.215
.27
.13
.75
.01
.44
.55
a. Dependent Variable: RTRN
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
-1.722939
2.541600
.504818
.8098873
39
-2.751
2.515
.000
1.000
39
.126
.602
.237
.140
39
-4.794260
2.738584
.392538
1.1012105
39
-1.1372662
1.9884088
.0000000
.6524376
39
Std. Residual
-1.624
2.840
.000
.932
39
Stud. Residual
-2.061
3.032
.057
1.103
39
-1.8311763
4.1554246
.1122800
1.0251618
39
-2.175
3.515
.085
1.193
39
Mahal. Distance
.261
27.112
4.872
7.539
39
Cook's Distance
.000
4.340
.154
.695
39
Centered Leverage Value
.007
.713
.128
.198
39
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: RTRN