BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti secara kritis dan sistematis yang meliputi identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi di mana audit dilakukan oleh orang atau badan yang memiliki komitmen, objektif dan pengalaman mengenai informasi laporan keuangan yang ada pada suatu entitas. Orang atau badan yang melakukan audit disebut dengan auditor. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut juga sebagai pemeriksa, dalam hal ini adalah Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang bekerja pada Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawas Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten atau Kota (Subhan, 2011). APIP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terkadang menemui kendala seperti adanya rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan pertimbangan manusiawi yang terlalu menonjol. Kendala lain yang dihadapi adalah terbatasnya tenaga pemeriksa dan kualitas yang memadai dalam arti APIP yang memiliki jabatan fungsional auditor sangat sedikit jumlahnya sehingga tidak sebanding dengan kegiatan atau program yang akan diaudit. Sistem pengendalian internal yang lemah sehingga dibutuhkan pula peran auditor internal. Kondisi ini mengakibatkan inspektorat dipandang belum mampu memberikan keyakinan bahwa program atau kegiatan yang dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
(SKPD) telah berjalan sesuai peraturan dan ketentuan serta belum mampu mencegah korupsi. Kondisi APIP yang berlatar belakang pendidikan pun masih sangat sedikit sekali (Kisnawati, 2012). Kualitas audit menurut Basuki dan Krisna (2006) merupakan suatu issue yang kompleks karena begitu banyak faktor yang mempengaruhinya, tergantung dari sudut pandang masing-masing pihak. De angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas auditor untuk menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Deis dan Giroux (1992) menambahkan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kompetensi auditor dan probabilitas untuk melaporkan pelanggaran tergantung pada komitmen auditor. Sistem pengendalian internal lemah sehingga dibutuhkan peran auditor internal. Berdasarkan pada definsi di atas, kualitas audit akan dikatakan baik jika auditor yang melakukan audit pun memiliki kualitas yang baik, dengan kata lain semakin baik kualitas auditor maka akan semakin baik pula kualitas hasil audit. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP dalam melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor, direntukan keandalan, kecermatan, ketepatan waktu dan mutu jasa serta pelayanan yang diberikan oleh profesi auditor. Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Pimpinan APIP harus memiliki keyakinan bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi tehnis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
auditor memadai untuk melakukan audit, oleh karena itu pimpinan APIP wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang latar belakang pendidikan, pengalaman kerja dan kompetensi dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP. Mengenai latar belakang pendidikan, APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal strata satu (S-1) atau yang setara. Demikian juga halnya dengan kompetensi teknis yang harus dimiliki APIP selain tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit, APIP harus memiliki keahlian di bidang auditing, akuntansi sektor publik dan ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas publik. APIP juga harus mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif terutama dengan auditi dan APIP harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional serta mengikuti pendidikan profesional dan pelatihan berkelanjutan. Lamatenggo dkk (2009) yang melakukan pengujian pada inspektorat kabupaten Gorontalo dengan variabel latar belakang pendidikan dengan hasil berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit inspektorat. Sukriah (2009) melakukan pengujian pada kualitas hasil pemeriksaan dengan variabel pengalaman kerja dan hasilnya menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap hasil kualitas audit. Kisnawati (2012) melakukan pengujian pada inspektorat kabupaten dan se-pulau Lombok dengan variabel kompetensi dan hasilnya menunjukkan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Komitmen sama pentingnya dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh APIP. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Tahun 2008 menyatakan bahwa auditor APIP harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yang dapat mempengaruhi komitmennya. Apabila satu atau lebih gangguan komitmen tersebut mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya, maka penugasan tersebut harus ditolak. Standar Audit APIP menyatakan bahwa APIP harus memiliki komitmen dan auditornya harus objektif dan memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugasnya. Komitmen serta objektifitas auditor diperlukan agar kredibilitas dan hasil pekerjaan APIP meningkat. Penilaian komitmen dan objektifitas mencakup dua komponen, yaitu: a. Status APIP dalam organisasi b. Kebijakan untuk menjaga objektifitas auditor terhadap objek audit Selain komitmen dan kompetensi, APIP harus memiliki pengalaman kerja dalam melakukan pekerjaan audit. Pengalaman kerja yang dimiliki oleh auditor bukan jaminan bahwa auditor dapat meningkatkan kualitas audit internal. Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik bahwa auditor harus memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam kasus yang mereka audit. Pengalaman juga memberikan dampak pada setiap keputusan yang diambil dalam pelaksanaan audit sehingga diharapkan setiap keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Hal tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja yang dimiliki auditor maka auditor akan semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan. Dari beberapa studi empiris di atas, masih ditemukan adanya perbedaan pada hasil penelitian terdahulu terkait dengan pengaruh latar belakang pendidikan, komitmen dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit internal. Berdasarkan latar belakang tersebut akan dilakukan penelitian untuk mengkaji ulang pengaruh dari kompetensi, komitmen dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit internal. Penelitian ini akan dilakukan di inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat dengan populasi yaitu seluruh pegawai yang bekerja di inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka akan dilakukan penelitian yang berjudul: “PENGARUH KOMPETENSI, KOMITMEN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS AUDIT INTERNAL (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT)”
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit internal inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat? 2. Apakah komitmen berpengaruh terhadap kualitas audit internal inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
3. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kualitas audit internal inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan sebelumnya maka tujuan yang ingin dicapai pada penulisan ini adalah sebagai berikut : a. Untuk menguji secara empiris pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit internal inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. b. Untuk menguji secara empiris pengaruh komitmen terhadap kualitas audit internal inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat. c. Untuk menguji secara empiris pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit internal inspektorat provinsi Nusa Tenggara Barat.
2. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada : a. Kontribusi Praktik Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu akuntansi, khususnya pada bidang akuntansi sektor publik yang telah diperoleh dan dipelajari selama masa perkuliahan. Serta memberikan wawasan mengenai pemahaman tentang Kompetensi, komitmen dan pengalaman kerja terhadap kualitas audit internal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
b. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Inspektorat Nusa Tenggara Barat dalam mengembangkan sistem pengendalian intern pemerintah yang lebih baik dan dapat berguna sebagai bahan masukan bagi Inspektorat Nusa Tenggara Barat dalam meningkatkan kinerjanya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/